Pages - Menu

Saturday, May 14, 2011

Nenek Pemungut Daun



Dahulu di sebuah kota, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Dia menjual bunganya di pasar. Jarak antara pasar dan rumahnya cukup jauh dan jarak itu ditempuhya hanya dengan berjalan kaki. Setiap harinya usai berjualan nenek itu pergi ke sebuah masjid besar yang ada di kota itu. Nenek itu berwudhu dan melaksanakan shalat Dzuhur. Menjadi kebiasaanya setelah shalat dan berdzikir, ia pun keluar masjid dan berjalan membungkuk-bungkuk dihalaman masjid. Rupanya Ia mengumpulkan daun yang berserakan di halaman masjid. Selembar demi selembar diambilnya. Tidak ada satu lembar daun pun yang ia lewatkan.

Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman dengan cara itu. Padahal matahari di siang hari itu sangat terik bersinar dan keringat terlihat membasahi tubuhnya. Banyak pengunjung yang merasa simpatik dan iba kepadanya. Hingga suatu hari pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan daun2 yang berserakan di sekitar halaman masjid sebelum nenek itu datang. 

Pada hari itu, Nenek itu datang dan langsung masuk ke masjid. Usai shalat ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinya, dia terkejut. Ia heran kenapa tak ada satu daun pun yang berserakan di situ. Dia kembali lagi masuk ke dalam masjid dan menangis dengan keras. Ia menanyakan kenapa daun-daun itu telah dibersihkan sebelum kedatanganya. Pengurus masjid pun menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.
Lalu nenek itu berkata " jika kalian merasa kasihan kepadaku, beri aku kesempatan untuk membersihkanya ". Tentu saja orang-orang merasa heran akan perkataanya, tapi tanpa banyak bicara akhirnya mereka mengabulkan permintaan nenek itu. 

Hari-hari selanjutnya nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu. Seorang Kiai terpandang di kota itu menanyakan kepada nenek itu, kenapa ia rela bersusah payah mengumpulkan dedaunan yang berserakan di sekitar halaman masjid. Nenek itu pun akan menjelaskan alasannya tapi dengan 2 syarat, pertama hanya Pak Kiai saja yang mengetahui rahasianya, dan yang kedua, rahasianya tak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Kini nenek itu telah meninggal dunia, dan inilah perkataan nenek pemungut daun kepada Pak Kiai.
" Saya ini hanya perempuan bodoh pak kiai, saya tahu amal-amal saya yang kecil itu juga mungkin tidak benar saya jalankan. Saya mungkin tidak selamat pada hari kiamat kelak tanpa syafaat dari Rasulullah. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan shalawat kepada Rasulullah. Ketika saya meninggal nanti, saya ingin Rasulullah menjemput saya. Biarlah semua daun-daun itu menjadi saksi bahwa saya membacakan shalawat kepada Rasulullah. 

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)