Pages - Menu

Sunday, August 31, 2014

Sinopsis Fated To Love You Episode 8 Part 1

Mi Young terjatuh dalam pelukan Gun. Gun mendekatkan wajahnya seperti ingin mencium Mi Young. Tapi, Gun urung melakukannya, ia hanya memeluk Mi Young. Pelukan itu saja sudah membuat Mi Young terkejut. Gun berusaha mengendalikan dirinya. 

"Ini melanggar kontrak. Kau jangan hiraukan aku, kita tidur saja", ucap Gun lalu melepaskan pelukannya.

Mi Young yang kikuk berbalik badan membelakangi Gun sambil menarik selimutnya. Sementara Gun menutupi wajahnya dengan bantal karena malu. 
Episode 8

Malam semakin larut. Mi Young sudah terlelap dalam tidurnya. Tapi tidak demikian dengan Gun. Situasi yang canggung ini membuatnya sulit untuk memejamkan mata. Gun menatap wajah Mi Young yang tertidur pulas. Gun heran bagaimana Mi Young bisa tidur dalam situasi canggung seperti ini, "Dasar siput".

Gun tersenyum lalu merebahkan dirinya di dekat Mi Young sembari menepuk pelan pundak Mi Young, seperti seorang ibu yang menidurkan anak kecilnya. 

Pagi hari. Gun siap jogging. Sebelum berlari, Gun tersenyum senang melihat cincin pernikahan yang kini kembali melingkar di jari manisnya. Yey.. Gun memakai cincin pernikahannya.

Gun berlari keliling lapangan. Suatu kebetulan disana ia bertemu dengan Oppa tetangga, Daniel yang juga lari pagi. Daniel menyapa Gun singkat lalu berlari mendahului Gun. Tak mau kalah, Gun mempercepat larinya menyusul Daniel.

Gun bertanya kenapa Daniel ada di sekitar taman ini. Daniel menyahut ia juga tinggal di lingkungan sini, jadi taman ini juga termaksud daerahnya. Gun mengumpat, "Sial". Seperti sebuah perlombaan. 

Kedua pria itu balapan lari untuk menunjukan siapa yang lebih hebat. Tak hanya berlari mereka juga melompati berbagai rintangan. Keduanya sama-sama kuat dan tidak ada yang mau mengalah.

Sampai akhirnya mereka berjalan terseok-seok karena kelalahan. Tapi keduanya tak ada yang mau berhenti atau mengaku kalah. Gun bahkan memijat otot lengan Daniel agar Daniel jatuh. Tapi tak berhasil, karena Daniel menepis tangan Gun.

Gagal membuat lawannya jatuh, maka Gun menyuruh Daniel untuk menyerah. Daniel tidak mau, di dalam kamusnya tidak ada kata menyerah. Gun menyahut ia akan membelikan Daniel kamus baru, jadi menyerah saja.

Untuk kedua kalinya, Gun memijat otot lengan Daniel dan kali ini dia berhasil membuat Daniel jatuh. (Haha..culas itu namanya). Gun tertawa senang berhasil mengalahkan rivalnya, tapi tak lama kemudian... Tuing.. Gun pun jatuh tak jauh dari tempat Daniel berada. 

Gun dan Daniel beristirahat di tempat teduh. Daniel memijat kakinya yang terasa pegal dan kram. Gun memuji desain Daniel yang menurutnya lumayan juga. Daniel tahu kalau ia adalah orang yang cukup berguna untuk diajak kerja sama. Mengenai perjanjian kontrak, Gun akan menyuruh karyawannya untuk menghubungi Daniel. 

Daniel meminta maaf telah berbohong menjadi pastur, meski ia melakukannya tanpa sengaja. Gun menyahut Daniel tak perlu meminta maaf sekarang, karena mulai saat ini ia akan terus mengawasi Daniel. 
Dengan susah payah Gun berusaha untuk berdiri. Setelah berhasil berdiri, Gun tersenyum seraya mengulurkan tangannya untuk membantu Daniel berdiri. Daniel semula haran kemudian dia menyambut uluran tangan itu. Ia mengangkat tubuhnya seraya berpegangan pada tangan Gun. Tapi ternyata Gun tidak benar-benar ingin membantu Daniel, karena tiba-tiba Gun menarik tangannya yang membuat tubuh Daniel terhempas ke tanah. 

"Aku hanya menganggap kita sedang berjabat tangan", ucap Gun tertawa mengejek lalu pergi meninggalkan Daniel. 

Daniel hanya tersenyum menanggapi tingkah konyol Gun. 

Mi Young pergi ke pameran. Disana dia bertemu dengan Daniel yang menemaninya berkeliling melihat barang-barang pameran. Mi Young tidak bisa menyembunyikan kekagumnya saat melihat hasil karya Daniel yang terpajang di setiap sudut. 

"Ini semua hasil karyamu, Daniel", tanya Mi Young takjub.

Daniel berencana mengaku saat menunjukan pamerannya di hari pertama pada Mi Young. Ia pikir dengan cara itu pasti akan terlihat hebat. Eh, tidak tahunya malah gagal. 

Mi Young tersenyum, "Aku sudah menganggapmu hebat". 

Sekelompok wartawan menaiki tangga yang menuju ke lantai atas tempat Daniel berada. Mereka antusias saat melihat Daniel. Tapi mereka tidak bisa melihat Mi Young karena terhalang tembok. Para wartawan ingin mendekati Daniel, untungnya ada beberapa petugas keamanan yang menahan mereka. 

Daniel menoleh dan terkejut melihat wartawan, tanpa pikir panjang lagi, dia menarik Mi Young ke dalam pelukannya. Daniel lakukan itu dengan tujuan agar keberadaan Mi Young tidak lihat oleh wartawan. Untuk menghindari timbulnya gosip. 

Postur tubuh Mi Young yang kecil dan pendek terlindungi oleh tubuh Daniel yang tinggi. Daniel minta Mi Young jangan melihat ke arah wartawan. Rasanya sulit untuk kabur saat ini. Daniel menyuruh Mi Young untuk berjalan bersama dengan gaya menyamping seperti kepiting. 

Mi Young mengerti. Mereka berjalan beriringan. Daniel tetap menutupi Mi Young, sehingga yang dilihat wartawan hanya punggung Daniel saja. Mereka jalan menyamping menuju kursi besar.

Begitu sampai, Daniel menyuruh Mi Young untuk duduk dan bersembunyi di balik kursi itu. Daniel memberitahu arah menuju Emergency Exit, sehingga Mi Young bisa keluar dari gedung ini dengan aman. 

"Aku harus berhadapan dengan mereka (wartawan) sekarang", ucap Daniel

"Kau tidak apa-apa sendirian?", tanya Mi Young sedikit khawatir

Daniel tersenyum, "Aku harus bisa menangani ini demi melindungi adikku. Kita bersaudara sekarang. Sampai jumpa". 

Daniel pergi menemui wartawan. Mi Young sempat mengintip saat Daniel menjawab pertanyaan dari para awak media itu. Melihat banyaknya wartawan yang bergerombol, Mi Young berpikir pastilah Daniel seorang desainer terkenal.
Ny. Lee bersama Yong menemui tetua Lee. Dalam pertemuan pemegang saham selanjutnya, tetua Lee berencana menghabisi Gun. Yong setuju, mosi untuk memberhentikan Gun sebagi presdir pasti akan disetujui. Ny. Lee tertawa, membayangkannya saja sudah membuatnya bersemangat. 

Tetua Lee memarahi Ny. Lee yang sudah membuat kekacauan tentang penjulan pabrik pulau Yeo Wool. Tetua Lee menilai Ny. Lee gagal mengembangkan berita itu untuk menguntungkan pihak mereka, pada akhirnya ia yang harus menyelesaikan kekacauan yang ditimbulkan oleh Ny. Lee. Tetua Lee masih merasa kesal dan semakin kesal karena melihat Ny. Lee bisa tertawa tanpa beban sekarang ini.

"Apa kau anggap ini hanya sebuah lelucon?. Apa kalian tidak tahu berapa banyak orang diluar sana yang ingin memiliki Jang In Chemical melebihi kalian?". 

Ny. Lee bertanya apa maksudnya, kenapa tetua Lee bicara seperti itu?. Tetua Lee berkata usianya yang semakin menua membuatnya bertambah bijaksana dalam bersikap, apa Ny. Lee tidak paham hal itu, "Kau akan di habisi seperti ini jika terus bertindak gegabah", Tetua Lee membuat gerakan potong kepala. 

Wajah Yong dan Ny. Lee tegang. Peringatan itu berhasil membuat mereka takut. 

Gun dan Mi Young dan pasangan suami istri lainya keluar dari ruangan kelas. Mereka baru saja selesai menghadiri kelas ibu hamil. Seperti biasa, Mi Young selalu senang mengikuti kelas ibu hamil. Pelajaran yang ia dapatkan hari ini adalah membuat makakan untuk bayi. Mi Young merasa harus berterima kasih pada Ny. Wang. Karena berkat nenek Gun itu, ia jadi tau bagaimana cara membuat makanan untuk bayi. 

"Bagaimana denganku?. Kau tidak berterima kasih padaku juga?", tanya Gun iri. 

"Terima kasih, sudah datang ke sini bersamaku", ucap Mi Young tertawa geli. 
Senyum Mi Young memudar saat mendengar perutnya yang mengeluarkan suara keroncongan. Ibu hamil lagi lapar. Gun berkata ia sudah menantikan itu. Gun mengajak Mi Young makan. Mi Young bertanya apa Gun tidak kembali ke kantor. Gun berkata ia juga manusia yang butuh makan siang, memangnya robot yang bisa terus bekerja tanpa makan. Gun tanya apa ada yang ingin Mi Young makan?. Mi Young menjawab ada, hanya saja...

Mi Young membawa Gun ke sebuah restoran yang menjaul "Daging Ikan Pari Mentah Iris". Itulah jenis makanan yang ingin Mi Young makan saat ini. Alih-alih ikut makan, Gun malah menutup hidung dengan tangannya, tanda ia tak menyukai aroma dari ikan pari tersebut. Jadinya hanya Mi Young yang makan sendirian dengan lahapnya. 

Gun berkomentar selera Mi Young memang unik. Mi Young melihat jari Gun dan tersenyum saat melihat cincin pernikahan melingkar manis di jari Gun. Mi Young berkata ikan pari ini sangat enak, apa Gun ingin mencobanya. Gun langsung menolak saat Mi Young ingin menyuapinya dengan sepotong ikan pari, "Tidak. Terima kasih. Buatmu saja. Habiskan saja semuanya". 

Mi Young bertanya apa Gun sudah memikirkan nama untuk bayi mereka. Bagaimana kalau di putuskan sekarang. Gun bertanya apa Mi Young sudah mempersiapkan sebuah nama. Mi Young menyarankan bagaimana kalau bayi mereka di beri nama "Gae Ddong" (artinya kotoran anjing).

Gun tertawa terbahak. Ia menyingkirkan tangannya yang semula ia gunakan untuk menutupi hidungnya. Dan tampaklah 2 buah kapas di lubang hidung Gun yang dia gunakan untuk menghambat bau ikan pari. Salah satu dari kapas itu jatuh saat Gun tertawa terbahak...hahaha...

Selesai tertawa, Gun lalu bertanya apa Mi Young benar-benar serius ingin menamai anak mereka "Gae Ddong". Gun tidak setuju, pertama-tama ia tak menyukai anjing. Masa anaknya mau diberi nama kotoran anjing.

Mi Young menjelaskan jika menamai anak yang mengandung kata propinsi maka bisa berumur panjang. Tentu saja nama itu tidak bisa menjadi nama sebenarnya saat anak mereka lahir nanti, "Jadi kupikir kita gunakan nama itu untuk memanggil janin kita". 

Gun kembali menutupi hidungnya. Ia tetap tidak mau. Beri nama apa saja kecuali Gae Ddong. Salah satu karyawannya ada juga yang bernama Gae Ddong. Mi Young berkata nama Gae Ddong juga di berikan ibunya saat ia masih menjadi janin di dalam kandungan. Itulah sebabnya kenapa ia menjadi sangat cepat berlari. Bukankah Gun pernah melihat secepat apa ia berlari. Mi Young ingin memiliki anak yang kuat. 

Gun ingat saat mereka lari di kejar anjing besar. Itu merupakan awal pertemuan mereka. Akhirnya Gun setuju, setelah di dengar beberapa kali nama Gae Ddong terdengar unik dan tidak buruk juga. Lagipula kotoran anjing lebih baik dari pada kotoran sapi. (Mending kotoran sapi buat buat pupuk kandang). 

"jadi...kita panggil saja Gae Ddong", ucap Gun kemudian.

Mi Young tersenyum senang, "Ya. Gae Ddong". 

Supir keluarga Lee membawa Gun kembali ke perusahaan. Pada Mi Young yang juga berada di dalam mobil bersamanya, Gun mengucapkan sampai bertemu nanti di rumah. Gun juga pamitan pada bayi di dalam perut Mi Young, "Ayah pergi kerja dulu, ya". 

Mi Young tersenyum geli, "Sampai nanti", ucapnya dengan wajah tersenyum. Gun keluar dari mobil melambaikan tangannya pada Mi Young yang tersenyum cerah. 

Para karyawan membungkukan badan hormat begitu melihat Gun memasuki lobby perusahaan. Gun terdiam dan tampak berpikir. 


Mi Young melihat 2 jari yang bergerak-gerak di kaca mobil membentuk gerakan siput yang sedang berjalan. 


Mi Young menurunkan kaca mobil dan tersenyum geli melihat kepala Gun yang menyembul dari arah bawah. Gun kembali menemui Mi Young. Karena Mi Young sudah disini, Gun ingin untuk mengajak Mi Young melihat-lihat kantornya.


Para karyawan kembali membungkukan badan ketika melihat Gun memasuki lobby. Kali ini dia tidak sendirian, ada Mi Young yang berjalan agak jauh di belakangnya. Mi Young sedikit malu dan sengaja mengatur jarak agak tidak terlalu dekat dengan Gun. 

Melihat sikap Mi Young itu Gun bertanya kenapa, apa ada yang salah. Mi Young merasa canggung karena semua karyawan memperhatikan mereka, "Kau masuklah dulu. Aku akan mengikutimu diam-diam". 

Gun melihat sekeliling. Memang benar saat ini mereka menjadi pusat perhatian. Tapi sedikit pun Gun tak merasa malu. Gun malah meraih tangan Mi Young dan berkata, "Kim Mi Young. Kau bukan gadis post-it lagi. Jangan bersembunyi di belakangku. Berjalan disampingku dengan penuh percaya diri. Mengerti?". 

Mi Young tersenyum saat Gun mengenggam erat tangannya. Gun menuntun Mi Young berjalan menuju lift. Petugas keamanan memantau Gun dan Mi Young yang saat ini berada di dalam lift. Memastikan pasangan suami istri itu selamat sampai di lantai yang di tuju. 


Gun mempersilahkan Mi Young masuk keruangannya. Rupanya di ruangan itu ada seseorang yang sudah menunggu. Gun terkejut saat melihat seseorang duduk di kursinya, dengan posisi membelakanginya. 

Kursi berputar dan tampaklah Se Ra yang tersenyum riang seraya berkata, "Surprise". Senyum yang semula menghiasi wajah Mi Young lenyap seketika. 

Se Ra yang tak menyadari kehadiran Mi Young langsung berlari menghambur ke dalam pelukan kekasihnya, "Aku merindukanmu, Gun". 

Gun terpaku, terlalu syok dengan kemunculan Se Ra yang tiba-tiba. Sementara Mi Young hanya mampu menatap dari tempatnya berdiri dengan macam perasaan berkecambuk di dadanya. 

Se Ra menoleh ke Mi Young. Gadis itu baru sadar kalau ada orang lain diruangan ini selain dirinya dan Gun. Se Ra melepaskan pelukannya. Mi Young diam-diam beranjak pergi pergi. Tapi langkahnya terhenti ketika Gun meminta untuk jangan pergi. 

"Siapa dia?", tanya Se Ra ingin tahu

Gun memandang Se Ra. Dari gelagatnya seperti Gun ingin mengatakan status Mi Young yang sebenarnya, "Se Ra-ah. Dia....". 

Mi Young tahu apa yang ingin Gun katakan. Sebelum Gun bicara lebih banyak, buru-buru Mi Young menyela dengan menyapa Se Ra dan memperkenalkan dirinya sebagai sekertaris dari Ny. Wang. Gun menatap miris. Se Ra tersenyum pada Mi Young, "Senang bertemu denganmu. Aku Kang Se Ra".

Mi Young memanggil Gun dengan panggilan presdir. Ia berkata ada yang ingin ia bicarakan. Bisa minta waktu sebentar. Tanpa menunggu jawaban, Mi Young berbalik pergi. Se Ra mengijinkan Gun untuk mengikuti Mi Young. Se Ra berkata akan menunggu Gun disini.

Gun dan Mi Young bicara di depan lift. Gun marah dengan sikap Mi Young tadi, "Apa yang kau lakukan?". Mi Young bertanya apa tadi Gun berniat memberitahu status mereka pada Se Ra?. Gun terdiam. Mi Young berkata jika Se Ra mengetahui kebenarannya sekarang, Se Ra pasti tidak akan bisa menerimanya. Mi Young mengkhawatirkan Se Ra yang belum siap menerima  kenyataan. 

"Lalu bagaimana denganmu?", tanya Gun sedih.

Mi Young juga belum tahu bagaimana perasaannya sendiri, tapi ia tetap tidak ingin Se Ra mengetahuinya untuk saat ini. Mi Young bisa mengerti, pasti sekarang ini Se Ra merasa sangat senang bisa bertemu dengan Gun. Mi Young meminta agar Gun mempertimbangkan lagi keputusannya. 


Setelah Mi Young pergi Gun kembali ke ruangannya. Ia berdiri di depan pintu. Sebelum masuk, Gun menguatkan hatinya untuk menemui Se Ra yang sedang menunggunya di dalam. Gun menampakan sikap cerianya di depan Se Ra. Gun masuk dan tertawa terbahak-bahak. 

Se Ra yang melihat Gun langsung memeteng Gun dengan lengannya, seperti yang biasa Se Ra lakukan. Gun merintih kesakitan. Se Ra berkata inilah cara mereka melepas rindu, ia lalu bertanya sekertaris Ny. Wang tadi terlihat agak bodoh, bukan?. Gun hanya menjawab kalau kuncian Se Ra semakin kuat saja. 

Kemudian Se Ra menjadikan tanganya sebagai mic seperti wartawan yang sedang mewawancarai nara sumber. Se Ra bertanya seberapa bahagianya Gun bertemu dengannya, "Kau bahagia aku sudah kembali kan?".

"Tentu saja. Kau tidak bisa membayangkannya". 

"Kau sangat bahagia?".

"Ya. Aku sangat bahagia setengah mati". 



Gun tertawa dan Se Ra pun tertawa senang mendengar pengakuan Gun. Se Ra melepas rangkulannya dan pura-pura marah. Sebenarnya ia merasa kecewa karena Gun menutup telpon lebih dulu. Tak itu saja, Gun bahkan tidak menelpon sampai pertunjukan baletnya usai. Mulanya Se Ra berpikir akan menyalahkan Gun dan mengomel panjang begitu mereka bertemu, tapi setelah bertemu Gun perasaan Se Ra menjadi baik-baik saja. 

Dengan nada riang Se Ra memberitahu kali ini ia mengambil libur panjang. 4 malam 5 hari. Se Ra meminta Gun bolos bekerja dan mengahabiskan waktu bersama selama ia berada di Seoul. Gun memandang Se Ra dan bertanya Se Ra ingin pergi liburan kemana. Se Ra menarik ucapannya, permintaanya tadi hanya lelucon saja. Gun menggoda pokoknya mereka harus pergi berlibur. 




Se Ra gemas melihat wajah Gun yang lucu, "Kau manis sekali"..cup.. Se Ra mengecup pipi Gun. Gun tampak terkejut. Se Ra berkata kecupan itu ia berikan sebagai hadiah karena Gun telah bersikap baik.

Mi Young keluar dari lobby berjalan dengan setengah melamun. Dia yang biasanya selalu bersikap sopan pada siapapun sampai tidak menghiraukan sapaan beberapa karyawan yang menyapanya. Tentunya kepulangan Se Ra mempengaruhi perasaan Mi Young saat ini.



Gun kini berada di tempat Se Ra. Gun melihat koper Se Ra yang belum dibuka. Rupanya setelah mendarat dari pesawat, Se Ra langsung menemui Gun tanpa sempat membongkar barangnya. 


Se Re memeluk Gun dari belakang, "Leganya...Akhirnya aku merasa hidup". 

Mata Gun berkaca-kaca, "Apakah...seburuk itu?". 

Selama berada di Amerika, Se Ra merasa kesepian. Rasa sepi itu semakin bertambah saat Se Ra memikirkan betapa kesepiannya Gun karena dirinya. Gun melepaskan pelukan Se Ra dan memegang tangan gadis yang dia cintai itu. Gun ingin mengatakan sesuatu, tapi Se Ra lebih dulu menyela. Se Ra tidak memberikan kesempatan untuk Gun bicara.

Se Ra berkata mulai sekarang hanya ada Gun di hatinya. Se Ra menyadari tidak bisa hidup tanpa Gun. Itulah yang ia sadari selama sebulan belakangan ini. Gun hanya tersenyum tidak tahu harus berkata apa. 

Malam itu Mi Young kembali membacakan dongeng untuk bayinya. Mi Young membacakan cerita dan sesekali bicara pada Gae Ddong, bayi di dalam perutnya. Saat membacakan dongeng, Mi Young teringat pada Gun yang sampai larut malam begini belum juga pulang. Mi Young mengecek ponselnya berharap ada pesan ataupun telepon dari Gun.

Sayangnya harapan Mi Young tinggalah harapan. Pesan atau telepon yang ia harapkan tak kunjung tiba. Mi Young mencoba tersenyum. Meski tersirat jelas rasa kecewa di wajah manisnya. Mi Young terpaku sejenak lalu kembali membacakan cerita untuk Gae Ddong.

Pria yang sedang di tunggu Mi Young saat ini masih berada di rumah Se Ra. Gun membaringkan Se Ra yang tertidur ke kasur. Se Ra memegang tangan Gun dan mengigau, "Kau tahu kan hanya kau tempatku bersandar?. Ayo kita menikah. Aku ingin menikah denganmu Gun". 

Gun menatap Se Ra dengan pandangan sedih. Ia membelai lembut rambut Se Ra. Menikah adahal hal yang paling ingin Gun lakukan bersama Se Ra. Tapi keinginan itu tinggalah keinginan karena sekarang situasinya sudah berbeda.

Gun pergi dengan meninggalkan catatan di samping tempat tidur, "Semoga wawancaramu besok sukses. Kita bicara lagi nanti. Ada yang ingin ku katakan". 

Paginya Mi Young menyibukan diri di dapur. Ia mengiris banyak bawang bombay. Ny. Lee datang dan bertanya apa yang Mi Young kerjakan pagi-pagi begini?. Mi Young ingin membuat acar bawang. Ia menyukai acar bawang dan akan membuatnya dalam jumlah yang banyak. 

Ny. Lee mengerjapkan mata. Aroma dari bawang bombay itu membuat matanya perih. Ny. Lee heran, apa mata Mi Young tidak merasa perih mengiris bawang sebanyak itu. Mata Mi Young merasa pedas, tapi sejauh ini masih tidak apa-apa. 

Ny. Lee duduk di depan Mi Young. Ibu pengosip ini bertanya apa semalam Gun tidak pulang kerumah?. Apa Gun berselingkuh?. Ny. Lee berkata akhirnya Gun mulai bersikap seperti ayah Gun. Tukang selingkuh.

Mi Young terdiam. Namun, Mi Young masih bisa menjaga kehormatan suaminya meski dia harus berbohong dengan bilang kalau semalam Gun menelponnya. Gun memberitahu tidak bisa pulang karena banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. 

Ny. Lee memberi nasihat pada Mi Young, karena ia merasa situasi dirinya dan Mi Young sama (what?. Yang istri simpanan kan Ny. Lee. Mana bisa di bilang sama, lah Mi Young istri sah). 

"Kau seperti wanita simpanan karena mencuri Gun dari kekasihnya. Kesedihan wanita simpanan tidak ada yang tahu. Kapanpun dia bisa kehilangan cintanya. Jadi jangan hanya mengandalkan Gun seperti orang bodoh. Kau sebaiknya menyiapakan masa depanmu. Tak ada yang bisa disalahkan saat mereka mencampakan wanita simpanan". 

Ny. Lee langsung pergi setelah mengucapkan kalimat itu. Mi Young terdiam merenungi perkataan Ny. Lee. Mi Young sadar kalau saat ini wanita yang dicintai Gun hanyalah Se Ra seorang. 

Ny. Lee melihat pesan baru masuk di ponselnya. Sebuah judul artikel gosip tentang, "CEO A berpisah dengan kekasihnya, nona C. Penyebab pisahnya mereka karena CEO A bermalam dengan nona B. Nona B sengaja mendekati CEO A. Nona B hamil dan akhirnya menjadi istri CEO A". 

Pastinya kita tahu, artikel itu membicarakan siapa. Ny. Lee yang sedang mengincar posisi Gun,  pasti akan memamfaatkan artikel ini untuk menjatuhkan Gun.

Mi Young keluar rumah dan berjalan-jalan disekitar komplek. Mi Young mengusap pertunya dan mengajak bayinya berinteraksi. Mi Young yakin pasti Gae Ddong akhir-akhir ini merasa bosan. Karena sebagai ibu, Mi Young merasa belum bisa menjaga anaknya dengan baik dan hanya memikirkan diri sendiri. 

Tiba-tiba datang 2 wartawan dan bertanya apakah benar Mi Young istri dari Presdir Jang In Chemical, Lee Gun. Mi Young mengiyakan, tapi ada apa ini?. Mi Young melihat satu wartawan lainya bersembunyi di belakang mobil dengan kamera mengarah pada diriya. Mi Young mencium gelagat yang tidak baik. 

Kedua wartawan yang menanyai Mi Young ingin mengkonfirmasi apakah benar Mi Young sengaja mendekati Gun dan hamil duluan agar bisa menikah dengannya. Wartawan itu bertanya dengan gamblang tanpa memikirkan perasaan Mi Young. Pertanyaan itu membuat Mi Young merasa tidak nyaman dan jengah. Berkali-kali ia berpaling untuk menghindari sorotan kamera yang memotret wajahnya. 

Mi Young hanya meminta maaf karena tidak ingin menjawab lalu kabur menghidari mereka. Tapi yach namanya pencari berita mana mau menyerah begitu saja. Mereka terus mengejar Mi Young. Padahal Mi Young dengan jelas menolak wawancara. 

Untungnya ada oppa tetangga yang menjadi penyelamat Mi Young. Daniel membentak marah ke-3 wartawan bandel yang membuat Mi Young terpojok, "Apa yang kalian lakukan?". 



Daniel mendekati Mi Young dan mengajak Mi Young pergi. Tapi para wartawan yang tidak mau melepaskan kesempatan ini begitu saja menghalangi Daniel. Memangnya siapa Daniel menganggu wawancara mereka (loh masa para wartawan itu gak tahu kenal sama desainer ganteng bernama Daniel Pitt. Ngerti dech, wartawan gosip taunya cuma gosip doank. Hehehe). 

Wartawan pria malah bertanya apa hubungan Mi Young dengan Daniel, "Apa kau mengenalnya". Daniel berdiri tepat di depan Mi Young. Melindungi wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Daniel menjawab, "Aku oppa tetangganya". 

"Oppa tetangga?", tanya wartawan mencibir. 





"Apa kalian bodoh?. Apa perlu ku jelaskan. "Oppa" plus "tetangga". Aku Oppa tetangganya". 

Daniel mengingatkan wartawan untuk berhenti saja sampai disini. Karena ia orang yang sangat kuat (bisa melawan mereka). Daniel mengandeng tangan Mi Young menuju halaman cafenya. Daniel ngedumel, "Dasar tidak sopan". 

Wartawan tidak suka dengan sikap Daniel. Wartawan pria berniat menyusul Daniel dan mengertak kalau tadi dia mendengar jelas semua yang Daniel katakan. Daniel tidak takut dengan ancaman itu. Ia memang mengatakan semua itu agar para wartawan bisa mendengarnya. Daniel menunjuk salah satu kaki wartawan yang menginjak garis pembatas. 

Daniel menegaskan kepada wartawan kalau cafe ini adalah properti miliknya. Jadi jangan berani-berani melewati garis itu, "Cafeku bukan tempat untuk siapapun yang tidak manusiawi seperti kalian". 

Ketiga wartawan itu langsung mengkeret tak berkutik. Wah... Daniel keren... Mau dong punya oppa tetangga seperti Daniel. ^^.

Hari ini Se Ra menerima wawancara terkait karrinya sebagai balerina. Se Ra di kenal sebagai balerina utama pertama di sebuah perusahaan balet New York. Reporter bertanya apa ada kesulitan yang Se Ra hadapi selama menjadi balerina. 

Se Ra menjawab tentu saja ada, banyak sekali kesulitan yang dia hadapi. Pada awalya sebutan balerina utama pertama Korea cukup membuatnya merasa terbebani. Namun Se Ra berhasil mengatasinya jadi tidak ada masalah lagi sekarang. 

Gun memandang Se Ra dari kejauhan. Reporter menanyakan pertanyaan berikutnya. Se Ra tersenyum melihat Gun. Se Ra memberi kode agar Gun menunggu sebentar hingga ia selesai wawancara. Gun mengerti dan memberi tanda akan menunggu Se Ra di lantai bawah. 

Saat menuruni tangga yang menuju lantai bawah. Ia melihat post-it berbentuk hati jatuh di bawah anak tangga. Gun memungutnya dan melihat tulisan diatasnya, "Apa kau suka padaku?. Aku suka padamu?". 

Gun jadi teringat pada ucapan Mi Young, "Saat semua orang memanggilku gadis Post-it. Hanya kau seorang yang menyuruh ku untuk menjadi lem super dan jangan berkecil hati". 

Ucapan itu mempunyai arti tersendiri bagi Gun dan juga Mi Young. Kemudian Gun menempelkan Post-it berbentuk hati itu ke dinding dimana terdapat berbagai macam Post-it lainya tertempel. 

Gun merasakan getaran pada ponselnya. Ia menjawab panggilan yang ternyata dari dr. Moon. Gun kaget saat mendengar kabar tentang ibu Mi Young yang kini berada di rumah sakit.

Se Ra sedang menerima pertanyaan terakhir saat mendapat sms dari Gun yang berbunyi, "Aku ada urusan mendadak yang harus kutangani. Maaf. Kta bicara lagi nanti malam". 

Daniel menuangkan air putih untuk Mi Young. Mi Young meminta maaf. Daniel jadi terlibat masalah karena dirinya. Daniel berkata sama sekali tidak seperti itu, bahkan menurutnya tadi itu lumayan menyenangkan. Mi Young bisa mengandalkannya kapan saja.

Daniel akan selalu siap sedia 24 jam, 7 hari dalam seminggu untuk melindungi Mi Young. Ia masih bebas karena belum punya pacar. Mi Young tersenyum. Daniel ikut tersenyum. Mi Young berkata sebelum wartawan datang mengganggu, ia sedang menikmati kegiatannya berjalan-jalan dan berbicara dengan Gae Ddong. 

"Gae Ddong?", tanya Daniel merasa aneh dengan nama itu. 

"Janin anakku bernama Gae Ddong", jelas Mi Young.

Daniel tertawa, "Ah..jadi nama janinnya Gae Ddong. Nama yang lucu". 

Mi Young lalu memberi nama pada mug bergambar wajah bayi yang ia lukis. Ia beri nama mug itu "Gae Ddong". Mi Young merasa sikapanya terlalu lembek saat berhadapan dengan para wartawan. Mi Young sadar tidak bisa mengandalkan orang lain selamanya, "Setidaknya demi Gae Ddong. Aku tidak akan melarikan diri lagi". 

Daniel tersenyum dan memberi Mi Young semangat. Kalau begitu mulai sekarang Mi Young jangan melarikan diri lagi. Daniel bisa melihat sepertinya Gun memperlakukan Mi Young dengan baik. Mi Young tersenyum samar untuk sesaat. Wajahnya sedikit murung mengingat Gun yang tidak pulang semalam. 

Mi Young tahu dengan siapa Gun semalam. Tapi ia tak mempunyai kuasa untuk marah ataupun menunjukan sikap cemburunya. Mi Young hanya bisa memendamnya kegundahannya dalam hati. Bahkan pada Daniel yang sering menjadi tempat curhatnya, Mi Young tidak berniat memberitahu apa yang ia rasakan saat ini. 

Gun bergegas menjenguk ibu di rumah sakit. Gun benar-benar khawatir kenapa ibu mertuanya bisa sakit. Ibu tersenyum senang melihat Gun, "Putraku sudah datang". Gun bertanya pada dr. Moon, apa yang terjadi pada ibu. dr. Moon menemukan batu empedu saat memerika ibu. Selain itu tidak ada masalah yang besar.

"Batu empedu?. Itu pasti sakit sekali,kan?", tanya Gun terkejut campur panik. 

dr. Moon menjelaskan batu empedu mudah di hilangkan dengan operasi. Ia memastikan Ibu mertua Gun akan baik-baik saja. Gun tetap khawatir terjadi hal yang buruk pada ibu mertuanya. 

Ibu menenangkan Gun, "Jangan khawatir. Meski ada sesuatu yang terjadi padaku. Aku mempunyai putra yang bisa diandalkan seperti dirimu. Jadi tidak ada yang perlu aku khawatirkan".

Tak lama Mi Young datang. Ia yang sangat cemas segera memeluk ibu, "Apa ibu baik-baik saja?". Ibu melepaskan pelukan Mi Young, tidak perlu cemas seperti ini. Ibu bertanya apa Gun yang memberitahu Mi Young. Gun menggeleng. Mi Sook menyahut kalau ia yang memberitahu Mi Young bahwa ibu mereka masuk rumah sakit. 

Ibu memarahi Mi Sook yang memberitahu Mi Young. Putri bungsunya itu kan sedang hamil jadi tidak boleh stres. Ibu meyakinkan Mi Young kalau dirinya baik-baik saja. Sungguh tidak ada apa-apa. Jangan khawatir. 

Tetap saja Mi Young merasa cemas, "Ibu jangan sampai sakit, ya. Ibu tahu kan, aku tidak bisa hidup tanpa ibu?". Mi Young hampir menangis.

Melihat kecemasan Mi Young. Gun mencoba menenangkan istrinya. Gun meyakinkan kalau ibu baik-baik saja. Tidak akan terjadi apa-apa. Jangan khawatir.  

Lanjut ke Sinopsis Fated To Love You Episode 8 Part 2