Keesokan paginya, Gun bangun lebih dulu. Gun telah berpakaian rapi dan siap berangkat kerja. Ia menghampiri Mi Young yang masih tertidur. Gun mengecek plester yang ia tempel semalam dan menekan-nekan pleser itu agar tetap merekat dengan kuat.
Iseng-iseng, Gun mengambil ponselnya lalu berselfia ria bersama Mi Young yang masih tidur. Gun tersenyum, jelas sekali kalau dia menyukai apa yang dia lakukan saat ini.
Hal yang sama juga di lakukan oleh Ny. Lee. Bedanya hanya tempat, Ny. Lee berselfi ria menggunakan kamera ponselnya dengan latar belakang dapur. Tak lama, Gun masuk ke dapur sambil tersenyum menatap layar ponsel. Apa sich yang dilihat Gun?. Tentu saja fotonya bersama Mi Young.
Ahjuma keluarga Lee yang melihat kedatangan Gun segera menyenggol Ny. Lee. Ny. Lee menoleh dan melihat Gun, dia langsung menyembunyikan ponselnya dan berpura-pura sedang memilih ikan kering bersama ahjuma, biar di lihat bekerja. Senyum Gun langsung hilang begitu melihat wajah Ny. Lee.
Ny. Lee menyindir memangnya ini jam berapa, kenapa Mi Young belum bangun. Padahal hari sudah siang. Ny. Lee menuduh Mi Young menggunakan wajah lugunya untuk mendapatkan simpati orang lain, "Menantu di jamanku tidak akan bisa bermimpi seperti itu".
Wajah Gun berubah masam mendengar istrinya di sindir seperti itu. Terlebih lagi sindiran itu keluar dari mulut ibu tirinya, wanita yang tidak dia sukai. Gun yang kesal menghampiri Ny. Lee. Ia menyuruh ahjuma untuk pergi. Ahjuma menurut dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Ny. Lee tampak salah tingkah. Gun membalas sindiran Ny. Lee, jika memang ada yang ingin Ny. Lee katakan pada Mi Young, katakan saja langsung di depan orangnya jangan mengunjing di belakang.
Tanpa merasa bersalah, Ny. Lee menjawab memangnya apa yang ia katakan tadi salah?. Ny. Lee berdiri dan bertanya apa semasa hidup ibu Gun mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya. Gun menatap tajam. Ny. Lee sedikit takut dengan tatapan Gun, ia menduga pasti Gun tidak bisa mengingat dengan baik karena ibu Gun meninggal saat Gun masih duduk di bangku sekolah dasar.
Gun marah, tapi masih bisa tersenyum datar lalu berkata, "Tentu, aku tidak ingat. Yang selalu aku lihat hanyalah punggungnya, karena dia tak ingin aku melihatnya sedang menangis".
Ny. Lee diam seribu bahasa disindir seperti itu (ibu Gun menangis pasti karena tahu ayah Gun mempunyai wanita simpanan).
Gun pergi. Di ruang tamu dia berpapasan dengan Yong yang juga siap berangkat kerja. Yong menyapa Gun dengan ramah dan penuh hormat. Tapi Gun yang sedang marah berlalu begitu saja tanpa menghiraukan sapaan Yong.
Tampakanya Yong juga tak tulus menyapa Gun. Karena begitu Gun pergi, Yong mengangkat sandalnya seolah ingin melempar kakak tirinya dengan sandal itu. Yong merasa kesal dengan sikap Gun yang selalu jutek padanya.
Setelah itu, Yong pergi ke dapur dan melihat wajah ibunya yang menahan kesal. Yong tahu kalau Gun baru saja menindas ibunya. Ny. Lee mengatai Gun bocah tengik yang bicara seenaknya saja. Ia juga tak pernah bisa tersenyum lepas. Air matanya sudah kering karena terlalu banyak menangis. (Yach, salah sendiri dia sendiri karena mau menjadi wanita simpanan. Status gak jelas, belum lagi cibiran dari orang-orang).
Pada Yong, Ny. Lee merengek bisa mati lebih cepat karena stres jika terus hidup seperti ini. Yong meminta ibunya jangan bicara seperti itu, jika ibunya meninggal lalu bagaimana dengan dirinya. Yong meminta Ny. Lee untuk bertahan sebentar lagi, instingnya mengatakan ada yang aneh dengan perusahaan. Dan ia akan memamfaatkan kesempatan itu untuk menjatuhkan Gun.
Mi Young terbangun dari tidur dan heran sendiri karena mendapati dirinya ada di atas ranjang. Mi Young lalu bergegas turun dari rangjang begitu menyadari dirinya bangun kesiangan. Ia pergi ke kamar mandi untuk mengosok gigi. Saat mengosok gigi Mi Young melihat plester di lengannya sudah berganti dengan warna lain. Lagi-lagi Mi Young merasa heran.
Mi Young mencoba berpikir dan mengingat-ingat, tapi tetap saja tidak pernah merasa mengganti plester di lengannya. Perhatian Mi Young teralih saat mendengar bunyi alarm dari ponsel. Alarm itu mengingatkan kalau hari ini ibu akan datang ke Seoul untuk menghadiri pernikahan kerabat.
Gun pergi kerumah sakit untuk melalukan check up rutin dengan dokter dr. Moon (dr. Octopus). Kedua pria berbeda usia itu tampak serius mengamati hasil CT Scan dari kepala Gun. dr. Moon mengomeli Gun yang tidak check up rutin sesuai jadwal. Berkali-kali ia mengingatkan Gun untuk tetap melakukan pemeriksaan meski Gun sangat sibuk. Kenapa susah sekali bagi Gun untuk mendengarkan sarannya.
Gun tak suka di omeli, ia memang selalu sibuk dan yang penting sekarang sudah ada disini. Kenapa dokter Moon mengomel terus?. Gun jadi panik dan tanya apa ada masalah dengan hasil pemeriksaannya, apa terjadi sesuatu?. Gun menunjuk monitor yang menampilkan hasil testnya, "Apa itu hitam-hitam?. Apakah itu menandakan sesuatu yang buruk?".
dr. Moon tersenyum tipis melihat Gun yang panik tapi tetap terlihat gokil. dr. Moon menjelaskan tidak terjadi apa-apa. Tidak ada masalah dan tidak ada yang serius, semuanya normal. Gun sehat wal alfiat.
Gun teriak kesal, "Kau baru saja menakutiku, dr. Gurita!".
Meski begitu, dr. Moon tetap minta Gun untuk berhati-hati pada penyakit keturunan keluarga Lee (masih ingat kan, dengan fakta kalau pria dari keluarga Lee meninggal di usia 30'an). Jika menyerang tiba-tiba bisa berakibat serius. Tapi dr. Moon juga minta pada Gun untuk jangan terlalu khawatir.
Gun tak mengerti, barusan dr. Moon menakutinya tapi sekarang malah menyuruhnya untuk tidak usah khawatir, "Katakan dengan jelas memangnya aku harus bagaimana?. Bagaimana?", tanya Gun kesal bukan main.
Gun tak mengerti, barusan dr. Moon menakutinya tapi sekarang malah menyuruhnya untuk tidak usah khawatir, "Katakan dengan jelas memangnya aku harus bagaimana?. Bagaimana?", tanya Gun kesal bukan main.
"Ah, orang tua ini", ujar Gun kesal, "Mengomel dan mengomel terus. Aku akan mati stres karena omelanmu. Aku akan mati saat berteriak marah-marah".
Gantian dr. Moon memarahi Gun, "Kua pikir penyakit genetika menakutkan tanpa alasan. Aku menyuruhmu untuk berhati-hati karena penyakit itu bisa muncul kapan saja".
"Baiklah. Aku paham. Aku paham", ucap dengan suara lebih rendah tapi tetap menahan kesal. Gun tertawa syukurlah jika tidak ada hal yang perlu di khawatirkan.
Gun mengangkat ponselnya yang berdering. Gun tampak kaget mendengar suara orang yang menelponnya.
Mi Young pergi ke tempat pernikahan putri dari teman ibu. Tapi Mi Young hanya berdiri di luar sana, tidak berani masuk. Mi Young bingung alasan apa yang harus ia katakan pada ibu. Kenapa ia datang sendiri tidak bersama Gun. Mi Young benar-benar bingung, bagaimana ini?.
Disaat Mi Young masih bingung mencari alasan, salah satu dari teman ibu keluar dan langsung menarik tangannya masuk ke dalam. Mi Young berusaha menolak tapi teman ibu tetap menarik tangannya. Mi Young akhirnya pasrah di giring masuk ke dalam.
Setibanya di dalam, Mi Young melihat teman-teman ibunya sedang asyik berjoget. Semuanya tampak senang mengikuti alunan musik. Diantara kerumunan para ahjuma, Mi Young seperti melihat sosok Gun yang sedang bernyanyi.
Mi Young melebarkan mata, tampak tak percaya dengan penglihatannya. Pria itu benar-benar Gun, suaminya. Mi Young terpaku terkejut. Tanpa merasa malu atau canggung, Gun bernyanyi dan berjoget menikmati acara ini. Rasa terkejut Mi Young berganti senyum saat melihat Gun dan ibu yang terlihat akrab. Ibu tidak mengetahui kehadiran Mi Young.
Gun selesai bernyanyi. Salah satu teman ibu memberitahu kalau istri Gun sudah datang. Mi Young bergabung bersama mereka. Ibu memarahi Mi Young yang datang terlambat. Gun tanya kenapa Mi Young baru datang sekarang?. Mi Young balik tanya bagaimana Gun tahu tempat ini.
"Apa kau sengaja tidak memberitahuku agar kau bisa melihatku di pukuli lagi?", ujar Gun.
"Maaf, aku takut membebanimu", jawab Mi Young.
Ibu memotong pembicaraan mereka. Ia minta Gun dan Mi Young bernyanyi bersama. Teman-teman ibu setuju, mereka mau mendengar pengantin baru menyanyi. Mi Young menolak, ia minta pada Gun tidak perlu melakukan hal ini lagi.
Tapi Gun berkeinginan lain, ia tertawa dan minta pada ibu untuk di putarkan lagu nomor 1063. Semua bersorak senang. Lagu yang di pilih Gun adalah lagu duet, tapi kok Gun bernyanyi ala rapper, yach?. Mi Young yang ada di sampingnya mengikuti gerakan Gun dan ikut bernyanyi.
Mereka benar-benar menikmati acara ini. Larut dalam suasana. Dan gaya menyanyi mereka benar-benar gokil.
Layar proyektor menampilkan video klip si penyanyi asli yang ternyata adalah Jang Hyuk saat masih menjadi rapper. wkwwk...LOL..
Disaat Gun dan Mi Young masih asyik bernyanyi, ibu menerima banyak pujian tentang Gun yang sangat hebat. Mulanya mereka berpikir Gun adalah pria yang menyebalkan karena dia berasal dari keluarga kaya. Mereka berkata pasti di kehidupan sebelumnya, Mi Young adalah seorang pahlawan karena itu dia mempunyai suami yang hebat di kehidupan sekarang.
(Orang korea mempercayai adanya reinkarnasi. Jika di kehidupan sebelumnya mereka adalah orang baik seperti pahlawan, dsb. Maka di kehidupan reinkarnasi selanjutnya mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik).
Ibu yang tampak bangga mempunyai menantu seperti Gun, berkata saat pertama kali melihat Gun, ia sudah tahu kalau menantunya itu adalah lelaki yang hebat.
Acara senang-senang selesai. Semua teman-teman ibu keluar dari tempat acara. Satu persatu ahjuma naik ke atas bis yang akan membawa mereka kembali kepulau Yeo Wool. Tak lupa para ahjuma memuji Gun yang berwajah tampan dan betapa beruntungnya Mi Young memiliki suami seperti Gun. Gun menanggapi pujian itu dengan tertawa.
Setelah semua teman ibu naik bis, ibu memuji Gun yang sudah berusaha keras menghibur mereka semua. Pastinya menghibur wanita desa sangat melelahkan. Gun tidak merasa lelah, justru sebaliknya terasa sangat menyenangkan. Ibu benar-benar berterima kasih, jujur saja pada awalnya ibu mengira Gun tidak memperlakukan Mi Young dengan baik. Tapi ternyata tidak begitu. Ibu minta maaf atas kecurigaannya tersebut.
Gun jadi tidak enak hati karena pernah membuat Mi Young sedih. Gun bisa mengerti, begitulah hati seorang ibu. Seorang ibu pasti mempunyai naluri yang tajam pada anak-anaknya.
Ibu menggengam tangan Gun, "Mulai sekarang anggap aku sebagai ibumu sendiri. Kau pasti kesepian tanpa ibumu. Mulai sekarang, aku adalah ibumu".
Gun tersentuh, "Eomma (ibu)?".
"Ya. Eomma", jawab ibu Mi Young tulus.
Ibu berpesan agar Mi Young mengurus suaminya dengan baik. Masaklah makanan yang lezat karena sekarang Gun terlihat lebih kurus dari terakhir kali mereka bertemu.
"Putraku harus sehat, mengerti?", ibu menyentuh wajah Gun. Gun sedikit bergidik geli. Tapi ia senang dengan sentuhan itu. Ibu tertawa dan mereka bertiga tertawa bersama.
Ibu berpamitan pergi. Ia memeluk Gun dan menepuk-nepuk pundak Gun sembari menyebut Gun sebagai putranya. Gun tampak canggung, tapi ia menyukai pelukan ibu. Pelukan hangat seorang ibu yang sudah lama tidak ia rasakan.
"Eomma", ucap Gun terharu (bukan Eomeonim/ibu mertua).
"Ya, putraku. Benar sekali putraku".
Gun menoleh pada Mi Young yang tersenyum melihat keakraban mereka. Ibu melepas pelukannya. Tersenyum melambaikan tangan pada mereka. Gun juga berpesan pada ibu agar selamat sampai tujuan. Berkali-kali, Gun mengulang kata ibu dengan senyum lebar. Bis mulai bergerak. Mi Young dan Gun melambaikan tangan pada semua orang di dalam bis. Bahkan Gun memberikan ciuman jauhnya.
Kini tinggalah Mi Young dan Gun. Mi Young benar-benar senang, ia sangat berterima kasih pada Gun yang mau datang. Mi Young bahkan tidak membayangkan sama sekali Gun akan datang. Gun melihat senyum merekah di wajah Mi Young. Entah mengapa senyuman itu bisa membuatnya ikut tersenyum.
Gun menggunakan pribahasa kalau menantu tetaplah seorang anak juga. Sudah sepantasnya ia menyenangkan hati orang tua. Gun juga memuji ternyata suara Mi Young bagus juga, "Kau bisa jadi penyanyi".
Mi Young tersipu dan balik memuji Gun, "Rap-mu juga luar biasa. Kau seperti eminem". Mi Young memberikan 2 jempolnya pada Gun.
Gun berkata pernah mengerjakan proyek rap sebelumnya. Ia lalu tanya apa Mi Young sudah makan?. Mi Young menggeleng menandakan kalau ia belum makan. Gun mengandeng tangan Mi Young, "Ayo kita makan".
Malam harinya, Gun menelpon direktur Tak dengan sembunyi-sembunyi. Berkali-kali ia melihat keadaan sekitar untuk memastikan tidak ada Mi Young di dekatnya. Dengan suara sangat pelan, Gun bertanya apa direktur Tak sudah tahu apa yang akan di bangun Dudu Industries di pulau Yeo Wool.
Saat ini direktur Tak masih berada di kantor, ia lembur bersama pengacara Yong untuk mencari informasi yang Gun minta. Direktur Tak sudah tahu tujuan dari Dudu Industries, tapi ia minta Gun jangan terkejut. Ternyata Dudu Industries akan membangun tempat pembuangan limbah di pulau Yeo Wool.
Gun kaget mendengar penjelasan dari direktur Tak. Pengacara Yong menambahkan Dudu Industries mengumpulkan sampah industri dan sampah elektronik hingga menggunung dan membuangnya kelaut. Perusahaan itu telah di tuntut secara berkali-kali. Gun kesal sekali. Direktur Tak tanya bagaimana ini, jika Mi Young tahu pasti istri Gun itu akan marah sekali.
Tepat pada saat itu, Mi Young datang dengan membawa bantal. Bermaksud ingin tidur di kamar tamu. Gun tidak menyadari karena ia berdiri membelakangi Mi Young. Saat berbalik, Gun terperanjat kaget meliha Mi Young yang sudah ada di belakangnya. Saking kagetnya, Gun sampai menjatuhkan ponselnya.
Mi Young ikut kaget dengan suara teriakan Gun. Gun memarahi Mi Young yang membuatnya kaget. Mi Young heran kenapa Gun bisa kaget begitu?.
"Kau tiba-tiba saja muncul. Siapa yang tidak kaget", kilah Gun membela diri.
Mi Young meminta maaf karena membuat Gun kaget. Ia mendengar suara direktur Tak dari ponsel Gun yang terjatuh di lantai. Sambungan telepon itu belum terputus, dan direktur Tak terus memanggil karena tidak mendengar Gun.
Mi Young berniat mengambilkan ponsel milik Gun. Gun yang tak ingin Mi Young mengetahui kabar buruk ini secara spontan menghalangi Mi Young. Tanpa disadari ia memeluk Mi Young. Mi Young jadi canggung. Kok tiba-tiba Gun memeluknya.
Soundtrack Titanic "My Heart Will Go on by Celine Dion" mengalun mengiringi adegan romantis ini.. :).
"Aku kenapa?", tanya Gun belum sadar.
Ketika sadar Gun langsung melepaskan pelukannya. Suara direktur Tak kembali terdengar. Gun melihat ponselnya dan menginjak benda itu dengan kakinya. Gun bertanya kenapa malam-malam begini Mi Young masih keluyuran, bukannya pergi tidur.
Mi Young menjawab ruang tamu ini adalah tempat tidurnya. Mulanya ia ingin tidur, tapi jika Gun masih ingin di ruangan ini, ia bisa kembali lagi nanti. Gun baru sadar kalau Mi Young memang tidur di sofa. Kalau begitu, ia yang harus pergi.
Mi Young jadi bingung. Benarkah tadi ia yang memeluk Gun. Sebenarnya siapa yang memeluk siapa sich. Kebingungan Mi Young ini digunakan Gun untuk mengalihkan perhatian. Kaki Gun bergerak, menyeret ponselnya menjauh dari Mi Young. Gun bergerak menuju kamar tidur sembari terus menuduh Mi Young yang telah memeluknya tadi.
Sesampainya di kamar tidur. Gun melompat, mengampit ponselnya dengan menggunakan kaki seperti bola lalu menendangnya ke dalam kolong ranjang. Semua ia lakukan dengan cepat hingga Mi Young tidak sempat menyadari itu. Lalu Gun bersembunyi di balik pintu.
Mi Young berkata tadi yang memeluk bukan dia melainkan Gun. Mi Young tersipu malu setelah mengatakan itu. Sebenarnya, Gun memang sadar kalau ia yang memeluk Mi Young. Ia pun merasa tak percaya pada apa yang telah di lakukannya tadi. Apa ia sudah gila hingga memeluk Mi Young.
Se Ra tampak bersemangat mengemasi barang-barangnya. Pertunjukan balet sudah selesai dan ia berencana pulang ke Korea yang berarti kembali ke sisi Gun. Teman Se Ra heran kenapa Se Ra berkemas sekarang. Bukannya keberangkatan Se Ra masih beberapa hari lagi.
Se Ra menyahut pasti temannya itu akan memahami perasaannya jika berada di posisinya sekarang. Se Ra mengeluarkan hadiah untuk Gun, satu set kancing manset untuk jas. Se Ra merasa telah banyak melakukan kesalahan, dan ia ingin berbaikan dengan Gun saat memberikan hadiah ini.
Se Ra tertawa geli membayangkan Gun memakai kancing pemberiannya. Jika Gun memakai kancing ini dan menandatangani kontrak, dia pasti terlihat sangat keren. Teman Se Ra bertanya, kenapa Se Ra tidak memberitahu Gun tentang jadwal kepulangannya.
Se Ra berkata saat bicara di telepon dengan Gun, suara Gun tidak terdengar baik. Se Ra mengira mungkin ada masalah pekerjaan. Ia juga tidak ingin menganggu pekerjaan Gun.
"Saat bertemu dengannya aku akan memeluknya erat dan mengatakan semua yang tidak bisa kukatakan sebelumnya", Se Ra tersenyum senang, lalu kembali mengemasi pakaiannya.
(Poor Se Ra, andai kau tahu Gun sudah menjadi suami wanita lain).
Gun dan direktur Tak bersiap pergi ke suatu tempat. Dir. Tak mengingatkan Gun harus tiba di acara pameran satu jam sebelum acara di mulai. Gun mengerti dan memberi perintah agar direktur Tak untuk tetap waspada.
Beberapa saat kemudian, Yong pergi menemui ibunya di sebuah café. Ny. Lee bertanya memangnya ada urusan apa hingga Yong memintanya untuk datang kemari. Yong mengeluarkan ponsel dan menunjukan sebuah foto pada Ny. Lee. Itu adalah kejutan, dan Yong sangat yakin ibunya akan menyukai apa yang akan ia perlihatkan.
Mi Young menerima undangan pameran dari Daniel dengan pesan, “Mi Young, kau tahu kan aku selalu tulus padamu?. Ada yang ingin kukatakan. Temui aku di tempat ini jam 1 siang. Aku akan menunggumu sampai kau datang”.
Daniel menghadiri pameran di dampingi oleh Pihak panitia. Panitia merasa sangat bangga bisa memajang karya seni Daniel. Pameran ini di bedakan menjadi 2 bagian. Karya No. 1 dan No. 2. Karya seni milik Daniel berada di barisan karya nomor 1. Daniel mempersilahkan panitia untuk melanjutkan pekerjaan mereka, ia akan berkeliling untuk melihat-lihat. Panitia mengerti dan meninggalkan Daniel sendiri.
Wajah Mi Young tampak serius saat membaca pesan itu. Pastinya itu adalah pesan yang mengejutkan hingga membuat Mi Young menjatuhkan brosur yang dia pegang. Ternyata pesan yang Mi Young baca adalah berita tentang kontrak penjualan pabrik sabun pulau Yeo Wool Jang In Chemical dengan Dudu Industries.
Gun dan direktur Tak bersiap pergi ke suatu tempat. Dir. Tak mengingatkan Gun harus tiba di acara pameran satu jam sebelum acara di mulai. Gun mengerti dan memberi perintah agar direktur Tak untuk tetap waspada.
Yong
datang dengan wajah cerah. Ada laporan yang ingin ia tunjukan pada Gun. Tapi
Gun malah memarahi Yong dan menganggap adik tirinya itu tidak sopan, “Kau tidak
lihat kalau aku akan pergi?. Nanti saja”, Gun melangkah pergi sambil menunjuk
wajah Yong.
Yong
mengangguk pasrah. Bahkan ia menunjukan sedikit perhatiannya dengan
mengingatkan Gun kalau hari ini sangat panas, jangan sampai kulit Gun hitam
karena terbakar sinar matahari. Tapi perhatian itu hanya di depan Gun saja. Di
belakang Gun, Yong melayangkan tendangannya karena saking kesalnya.
Yong
merasa penasaran kemana Gun dan direktur Tak akan pergi. Kenapa buru-buru
sekali. Ia menanyakan perihal kepergian Gun pada sekertaris. Yong bertanya
dengan gaya manja. Sekertaris jadi gemas dengan gaya manja Yong, sebenarnya ia
juga tidak tahu banyak kemana Gun akan pergi, tapi yang ia tahu mereka akan pergi ke Dudu
Industries untuk membahas masalah pulau Yeo Wool.
Yong
berpikir sejenak memangnya apa hubungannya Dudu Industries dan pulau Yeo Wool.
Yong lalu tersenyum merasa telah menemukan ide untuk menjatuhkan Gun.
Beberapa saat kemudian, Yong pergi menemui ibunya di sebuah café. Ny. Lee bertanya memangnya ada urusan apa hingga Yong memintanya untuk datang kemari. Yong mengeluarkan ponsel dan menunjukan sebuah foto pada Ny. Lee. Itu adalah kejutan, dan Yong sangat yakin ibunya akan menyukai apa yang akan ia perlihatkan.
Ternyata
itu adalah foto kontrak penjualan pabrik sabun pulau Yeo Wool Jang In Chemical
dengan Dudu Industries. Entah dari mana Yong mendapatkan dokumen kontrak jual
beli itu. Mungkin Yong masuk diam-diam ke ruang kerja Gun.
Ny.
Lee ingat pulau Yeo Wool adalah kampung halaman istri Gun. Yong membenarkan dan
Gun telah menjual pabrik sabun itu pada Dudu Industries. Ny. Lee heran
memangnya apa yang salah dengan kotrak jual beli tersebut. Yong berkata tidak akan menyenangkan jika hanya
berakhir di situ.
“Apa
ibu tahu apa yang akan di bangun Dudu Industies di sana?”, Yong pindah tempat
duduk lebih dekat dengan ibunya lalu membisikan sesuatu yang ia ketahui.
Ny.
Lee terbelalak terkejut, “Astaga!. Jadi dia tetap menjualnya meski tahu mereka
akan membangun itu di kampung halaman istrinya?”.
Yong
membenarkan, bayangkan apa yang akan terjadi jika sampai Mi Young mengetahui
hal itu. Ny. Lee menyahut memangnya apa lagi yang akan terjadi?. Ny. Lee sangat yakin, hubungan Gun dan Mi Young akan berakhir. The End.
Mi Young menerima undangan pameran dari Daniel dengan pesan, “Mi Young, kau tahu kan aku selalu tulus padamu?. Ada yang ingin kukatakan. Temui aku di tempat ini jam 1 siang. Aku akan menunggumu sampai kau datang”.
Gun
bersama timnya, direktur Tak dan pengacara Yong menemui presdir Cha, presdir
Dudu Industries. Gun melemaskan jari-jari tangannya seperti siap untuk
bertempur. Begitu pula dengan presdir Cha melemaskan urat lehernya siap
menghadapi Gun.
Bodyguard
presdir Cha menyelipkan tangannya ke balik jas seperti ingin mengambil senjata.
Direktur Tak tidak mau kalah, mengikuti apa yang di lakukan oleh bodyguard presdir Cha.
Tapi..tiba-tiba..Plak..
Gun menampar wajah direktur Tak. Ia memarahi direktur Tak jangan bertindak
gegabah. Bersikaplah yang benar. Gun kembali duduk di kursi dan meminta kontrak
jual beli yang di ada di tangan pengacara Yong. Pada presdir Cha, Gun berkata
akan membatalkan penjualan pabrik sabun pulau Yeo Wool.
Presdir
Cha marah, “Kau pikir kontrak ini lelucon!. Kau anggap aku badut?”, teriaknya
marah sembari membanting kontrak tersebut.
Direktur
Tak dan pengacara Yong terlihat takut. Tapi tidak dengan Gun, orang satu ini
malah tertawa dengan lebarnya. Membuat pengacara Yong dan direktur Tak ikut
tertawa untuk menutupi rasa takut.
Gun
berkata tidak takut sedikit pun karena hati dan pikirannya sudah berubah. Gun
berjanji akan memberikan kompensasi yang besar yang bahkan tidak bisa di
bayangkan oleh presdir Cha.
“Dengar
presdir Lee Gun. Kau yang ingin buru-buru menjual pabrik tersebut. Apa
alasannya tiba-tiba kau ingin membayar kompensasi karena melanggar kontrak?”,
tanya presdir Cha ingin tahu.
Gun
mencondongkan tubuhnya lebih dekat. Menatap tajam presdir Cha, “Kau harus tahu.
Pulau itu bukan pulau yang payah dan tidak berharga sehingga kau bisa menggunakannya
untuk tempat pembuangan limbah industri”.
Gun
teringat pada wajah Mi Young saat menggambarkan keindahan pulau Yeo Wool. Meski
pulau itu kecil, tapi Mi Young merasa sangat bangga berasal dari sana.
Presdir
Cha tertawa geli, memangnya berapa kompensasi yang akan Gun berikan?. Presdir
Cha berkata jika masalahnya uang, maka ia bersedia akan membayar lebih. Katakan
berapa jumlah yang Gun minta agar pabrik sabun itu bisa menjadi miliknya.
Gun
tertawa dan bertepuk tangan. Pengacara Yong dan direktur Tak mengikuti. Gun
berdiri tepat di depan presdir Cha.
“Dengan,
presdir Cha. Jika sekali aku mengatakan tidak akan menjualnya, artinya aku
tidak akan pernah menjualnya. Lagipula pulau itu adalah kampung halaman
istriku. Sampai aku mati, keputusanku tidak akan berubah. Kau paham?”.
Gun
berbalik pergi yang di ikuti direktur Tak. Tapi Gun menahan direktur Tak dan
lari pergi sendiri. Loh, mau kemana?.
Daniel menghadiri pameran di dampingi oleh Pihak panitia. Panitia merasa sangat bangga bisa memajang karya seni Daniel. Pameran ini di bedakan menjadi 2 bagian. Karya No. 1 dan No. 2. Karya seni milik Daniel berada di barisan karya nomor 1. Daniel mempersilahkan panitia untuk melanjutkan pekerjaan mereka, ia akan berkeliling untuk melihat-lihat. Panitia mengerti dan meninggalkan Daniel sendiri.
Gun
dalam perjalanan menuju suatu tempat. Gun melihat jam tangan, lalu melihat jari
tangannya yang tidak memakai cincin pernikahan. Gun mengambil cincin dari balik saku
jasnya. Gun jadi ingat waktu di kelas ibu hamil, ia melihat jari Mi Young yang mengenakan
cincin pernikahan.
Akhirnya
Gun memasang cincin itu ke jari manisnya. Gun tersenyum, tampak senang memakai
cincin itu.
Mi
Young sampai di tempat pameran. Ia berkeliling melihat-lihat dan tampak kagum
pada semua hasil karya yang terpajang disana.
Ternyata
Gun juga pergi ke pameran. Berkali-kali ia memandangi cincin di jarinya. Dan
senyumnya kembali mengembang.
Daniel
tersenyum melihat Mi Young, tapi Mi Young belum melihat Daniel. Daniel memakai
kacamata untuk menyamarkan penampilannya. Mungkin agar tidak di kenali orang.
Tiba-tiba
ponsel Mi Young berdenting menerima pesan masuk. Mi Young berhenti untuk
melihat pesan. Daniel juga ikut berhenti dan tetap berdiri di belakang Mi Young.
Wajah Mi Young tampak serius saat membaca pesan itu. Pastinya itu adalah pesan yang mengejutkan hingga membuat Mi Young menjatuhkan brosur yang dia pegang. Ternyata pesan yang Mi Young baca adalah berita tentang kontrak penjualan pabrik sabun pulau Yeo Wool Jang In Chemical dengan Dudu Industries.
Daniel
mendekat dan memanggil Mi Young. Mi Young berbalik. Melihat wajah Mi Young yang
sedih, Daniel bertanya apa terjadi sesuatu.
“Pastur,
aku harus bagaimana?”, tanya Mi Young sedih.
Daniel
bingung, memangnya ada apa. Mi Young berkata mulanya ia kira Gun adalah orang yang sangat baik. Mi Young bisa
menerima jika Gun mengabaikan dirinya dan juga bayi yang ada di dalam
kandungannya. Tapi Gun juga membantu penduduk pulau Yeo Wool. Semua kebaikan
Gun, membuat Mi Young berpikir bahwa Gun adalah orang yang lebih di butuhkan
oleh bayi ini.
Air
mata Mi Young menetes, “Tapi sekarang, aku sudah tidak tahu lagi orang seperti
apa dia?. Aku harus bagaimana?. Bagaimana?”.
Daniel
diam menatap Mi Young prihatin. Tidak tahu apa yang harus ia katakan pada saat
ini. Tepat pada saat itu, Daniel melihat ke suatu tempat. Ia melihat Gun yang
berjalan tak jauh darinya. Daniel jelas kesal pada Gun. Pria itulah yang
membuat Mi Young sedih.
Gun
terus berjalan dan melihat Daniel bersama Mi Young. Ia tampak tak suka melihat
pemandangan itu. Gun bergegas mempercepat langkahnya.
Mi
Young terisak. Ia meminta maaf dan permisi pergi. Tapi Daniel menahan tangan Mi
Young.
“Perlu
kita periksa orang macam apa dia?”, tanya Daniel
Seketika
itu juga, Daniel menarik Mi Young ke dalam pelukannya. Sangat erat. Sengaja ia lakukan untuk
menunjukannya pada Gun.
Pandangan Daniel tak lepas memandang Gun, seakan menantang dan ingin melihat reaksi pria itu. Gun terkejut dan juga marah melihat istrinya berada dalam pelukan pria lain.
Pandangan Daniel tak lepas memandang Gun, seakan menantang dan ingin melihat reaksi pria itu. Gun terkejut dan juga marah melihat istrinya berada dalam pelukan pria lain.
END
tahu judul lagu yang dinyanyiin gun?
ReplyDelete