Pages - Menu

Friday, August 01, 2014

Sinopsis Fated To Love You Episode 5 Part 1

Mi Young sudah sampai dirumah keluarga Lee yang tak hanya besar tapi juga megah. Mi Young tampak kagum melihat rumah Gun yang luas. Direktur Tak mempersilahkan Mi Young masuk, bertepatan saat itu Ny. Lee keluar rumah. 

Mi Young membungkuk hormat menyapa Ny. Lee. Belum sempat Mi Young memperkenalkan diri, Ny. Lee lebih dulu menyela dan mengira Mi Young adalah pembantu baru. 

Direktur berusaha menjelaskan kalau Mi Young bukanlah pembantu tapi nyonya. Dengan pedenya, Ny. Lee membenarkan perkataan direktur Tak. Ny. Lee berkata memang ia nyonya di rumah ini. Pernyataan itu membut direktur Tak bengong. Lalu dengan sombongnya, Ny. Lee menyuruh Mi Young mengikutinya masuk ke dalam rumah. Mi Young menurut saja. 

Begitu Mi Young masuk rumah, kedatangannya disambut hangat oleh Ny. Wang yang memanggilnya dengan panggilan sayang. Ny. Wang merentangkan kedua tangannya ingin memeluk Mi Young. Ny. Lee yang mengira dirinya yang dipanggil sayang oleh nenek,  ikut merentangkan tangan menyambut pelukan Ny. Wang. 

Tapi, Ny. Wang melewati Ny. Lee begitu saja. Ny. Lee bengong ketika melihat Ny. Wang malah mendekati wanita yang ia sangka pembantu baru. Ny. Wang memegang kedua tangan Mi Young. Ia sangat senang melihat cucu menantunya sudah datang, dan mengaku merasa kangen pada Mi Young dan juga calon cicit yang ada di perut Mi Young. 

Mi Young tersenyum senang menerima sambutan hangat. Mi Young berkata juga merindukan Ny. Wang. Mata Ny. Lee terbelalak syok, mengetahui wanita yang ia sangka pembantu baru ternyata istri resmi Lee Gun. Nyonya rumah ini.

Kemudian Ny. Wang mengajak Mi Young ke tempat dimana foto para leluhur Lee di pajang. Mi Young heran melihat sederatan foto-foto itu, karena dari generasi pertama hingga generasi terakhir semua wajahnya mirip dengan Gun.

Ny. Wang menyuruh Mi Young untuk memberi hormat pada mendiang ayah Gun, tanpa memberitahu yang mana foto ayah Gun. Mi Young memberi salam pada foto urutan 2 terakhir. Ny. Wang berkata salah bukan yang itu, itu foto suami Ny. Wang. 

Pandangan Mi Young berpindah pada foto di sebelahnya, lalu memberi salam pada foto itu. Ny. Wang kembali berkata salah, itu foto ayah mertua Ny. Wang. 2 kali salah, Mi Young lalu memberi salam pada foto yang berada di deretan paling ujung. Kali ini dia benar. 

Ny. Wang tersenyum pada foto putranya dan memperkenalkan pada semua leluhur kalau Mi Young adalah cucu menantu dan berkah dalam keluarga Lee. Mi Young merasa tidak enak, ia minta Ny. Wang tidak berkata seperti itu. Ia bertemu dengan Gun secara tidak sengaja. 

Ny. Wang tidak setuju, tidak peduli bagaimana cara Mi Young dan Gun bertemu, pokoknya mereka adalah pasangan yang sudah di takdirkan. Dan Mi Young merupakan berkah bagi Gun dan juga keluarga Lee. Walaupun meneruskan garis keturuan adalah hal yang tak kalah penting, Ny. Wang tidak akan menerima Mi Young jika dia bukanlah gadis yang baik hati dan penurut. 

Mi Young tersenyum, "Terima kasih nenek. Aku akan berusaha menjadi istri yang terhormat". 

"Aigo. Tentu saja", Ny. Wang tersenyum senang sembari menepuk keras pundak Mi Young, "Justru orang seperti kau ini yang pantas jadi cucu menantu keluargaku".


Direktur Tak membuka pintu ruangan Gun sembari berkata telah menjemput Mi Young. Tapi, begitu masuk keruangan direktur Tak heran karena tidak menemukan Gun di ruangan itu. Direktur Tak menengok ke kanan dan ke kiri mencari Gun, "Presdir dimana Anda?".  

Tiba-tiba kursi yang bisa di duduki Gun berputar, dan tampaklah Gun dengan tampilan menyeramkan. Gun duduk di kursi dalam keadaan tangan terikat sambil memegang sendok dan garpu plastik. Lingkar hitam di matanya terlihat jelas membuat penampilannya semakin berantakan. Direktur Tak mundur ketakutan sembari bertanya, "Siapa kau?". 

Direktur Tak memicingkan matanya, melihat lebih jelas siapa pria di depannya itu. Akhirnya ia bisa mengenali pria yang duduk di kursi adalah Lee Gun setelah Gun menyebut namanya. Direktur yang heran dengan penampilan Gun bertanya kenapa ada lingkar hitam di mata Gun, dan mengapa Gun mengikat tangannya sendiri. 

Gun menjawab ia sengaja mengikat tangannya sendiri agar tidak menimbulkan masalah. Gun balik tanya memangnya ada apa?. Direktur Tak memberitahu sudah mengantar Mi Young sampai rumah dengan selamat. 

Mendengar nama Mi Young membuat Gun langsung kesal. Ia membuang sendok dan garpu yang sedari tadi ia pegang. Akhirnya, siput itu datang juga. Gun yang teringat sesuatu bertanya pada direktur Tak. Apakah direktur Tak masih ingat dengan perusahaan yang menjadi pesaing mereka dalam lelang pembelian pabrik sabun di pulau Yeo Wool.

Direktur Tak masih mengingatnya. Gun menyuruh direktur Tak untuk bertanya pada orang di perusahaan itu, apa mereka masih tertarik dengan pabrik sabun di pulau Yeo Wool. Direktur Tak yang bisa membaca pikiran Gun, tampak tidak setuju dengan ide tersebut. Ia tahu Gun berniat menjual pabrik sabun pada mereka. Gun tanya, kenapa?. Memangnya tidak boleh?. 

"Tidak", jawab direktur Tak nyaring, "Isti Anda baru saja datang. Jika pabrik itu Anda jual, dia pasti sedih sekali". 

Ny. Wang menujukan kamar yang sudah ia persiapkan untuk Mi Young, kamar pengantin baru yang akan Mi Young tempati bersama Gun. Kamar itu luas sekali, mempunyai ruang tamu, ruang ganti dan juga ruang tidur. Mi Young senang dan mengagumi kamar yang besarnya sama dengan satu rumah itu. 

Di dinding ruang tamu terpajang foto pernikahan Gun dan Mi Young dalam ukuran besar. Mi Young tersenyum tipis dan teringat pesan ibunya sebelum meninggalkan pulau Yeo Wool.

Flashback. 

Ibu memberi Mi Young sepasang pajangan bebek yang terbuat dari kayu. Ibu menyuruh Mi Young menaruh pajangan bebek itu di tempat yang mudah terlihat dan jangan sampai kedua bebek itu terpisah. Ibu berharap Mi Young dan Gun menjalani hidup bahagia dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Jika suamimu atau orang lain mengganggumu, segera beritahu ibu, mengerti?". 

Tidak peduli apapun ibu akan langsung pergi membela Mi Young. Sekalipun saat itu tidak ada kapal yang jalan, mengapung di atas selembar papan pun ibu akan langsung kesana menghajar orang yang membully putrinya. 

Mi Young terharu, "Ibu. Dia pria yang sangat baik penampilannya tidak terlihat seperti itu. Dia membantuku dan memberiku semangat ketika aku mengalami masa-masa sulit". 

"Benarkah?", tanya ibu yang dijawab anggukan oleh Mi Young. Ibu tampak lega, baguslah kalau Gun memang baik seperti yang Mi Young katakan. 

Flashback end.

Mi Young meletakan pajangan bebek yang diberikan ibu di bawah foto pernikahannya. Disitulah tempat yang mudah terlihat seperti pesan ibu. Mi Young tersenyum dan menatap lama foto pernikahan. Kegiatan Mi Young itu terganggu dengan kemunculan Ny. Lee beserta putranya. 

Mi Young menyilahkan mereka masuk. Kedua orang itu berkeliling mengamati seisi kamar Gun. Kemudian, Ny. Lee menyuruh putranya untuk memperkenalkan diri pada Mi Young. Tapi, sebelumnya lebih dulu Ny. Lee memperkenalkan Lee Yong sebagai putra kebanggaannya. 

Lee Yong membungkuk memperkenalkan diri lalu bertanya bolehkah ia memanggil Mi Young dengan sebutan kakak ipar. Mi Young menyahut dengan senang hati tentu saja boleh. Seakan mengadu, Lee Yong berkata selama ini Gun tidak pernah menganggapnya sebagai saudara, karena dia hanya adik tiri. 
Ny. Lee ikut-ikut'an mengeluh itulah sulitnya menjadi istri simpanan. Mi Young terlihat kaget mengetahui wanita yang didepannya itu adalah wanita simpanan ayah Gun. Ny. Lee melihat ekspresi terkejut di wajah Mi Young dan berkata pasti Mi Young kaget mendengar kata wanita simpanan. Tapi apa boleh ia memanggil Mi Young sebagai menantu. 

"Terserah Anda saja, ibu mertua", jawab Mi Young tidak keberatan. 



Tiba-tiba terdengar suara berat Gun, "Siapa yang kau panggil ibu mertua?". 


Sontak mereka berbalik ke arah suara. Gun berjalan kearah mereka, berdiri di depan Mi Young dan menatap istrinya tajam, "Beraninya kau memanggilnya ibu mertua?". 

Mi Young tersenyum cerah menyambut kepulangan Gun, "Kapan kau sampai?". 

Lee Yong : Hyung, kau pulang malam sekali. 

Gun bersikap acuh dan menyindir apa Ny. Lee dan Lee Yong akan terus berdiri di kamarnya. Ny. Lee beralasan, Mi Young terlihat kesepian di kamar karena itu ia datang untuk menemani, 

"Kalau begitu, nikmatilah waktu kalian berdua". Setelah mengucapkan itu, Ny. Lee mengajak Lee Yong pergi. 

Kini tinggal mereka berdua, Mi Young tersenyum dan menebak pasti Gun lapar. Dengan dingin dan terkesan jutek Gun menyahut kalau ia sudah makan, tidak perlu mengkhawatirkannya. Gun yakin Mi Young sudah mengetahui hal itu, tapi ia akan mengulanginya sekali lagi agar Mi Young mengerti. 

"Kita menikah bukan untuk menjadi pasangan suami istri, tapi demi bayi yang kau kandung. Jadi kita tidak perlu saling mengkhawatirkan seperti pasangan suami istri lainnya. Tentu saja, kita tidak akan tidur di ranjang yang sama". 

Gun menambahkan neneknya tidak boleh sampai tahu hal ini, karena neneknya akan menjadi sedih. Mi Young syok dengan perubahan sikap Gun, tapi demi kebaikan Ny. Wang, Mi Young tidak akan membuat nenek Gun khawatir, karena apa yang baru saja di katakan Gun sudah mereka sepakati sebelum keduanya memutuskan untuk menikah. 

Gun lalu memberitahu, wanita yang baru saja di panggil Mi Young ibu mertua bukanlah ibu kandungnya. 

"Aku hanya punya satu ibu. Sama halnya seperti wanita yang paling kucintai di dunia ini, hanyalah Se Ra seorang". 

Gun sengaja menekankan kata-katanya agar Mi Young sadar, wanita yang Gun cintai adalah Se Ra. Gun pergi meningglkan Mi Young yang menunduk sedih. 

Lee Yong dan ibunya tengah menikmati se cup eskrim bersama. Mereka membahas tentang Mi Young dan Gun. Lee Yong menilai sikap Mi Young dan Gun terlihat aneh. Seharusnya pengantin baru terlihat mesra, tapi kok malah terkesan dingin. Ny. Lee juga merasakan hal yang sama, pasti ada percikan aneh di antara mereka. 

Lee Yong menjadi tidak yakin jika mereka saling jatuh cinta dan menghabiskan malam bersama. Ny. Lee berkata tapi mereka akan segera punya anak. Atau jangan-jangan kehamilan itu hanya sebuah kebohongan.

Mi Young ingin memasukan baju-bajunya ke dalam lemari. Saat membuka lemari ia terkejut melihat lemari yang sudah terisi dengan beberapa pasang baju, tas dan juga sepatu. Semuanya pastilah mahal dan barang bermerek. 

Mi Young mengambil sepucuk surat yang terletak diatas baju tidur. Ia membacanya yang ternyata adalah kejutan dari Ny. Wang. 

"Surprise. Selamat datang cucu menantuku. Nenek membeli beberapa potong pakaian untukmu, nenek harap kau menyukainya. Dan ini adalah baju tidurmu. Semoga kau tidur nyenyak". 

Mi Young tersenyum, tanda ia menyukai baju tidur pemberian Ny. Wang. 

Kini Mi Young telah memakai baju tidur yang di belikan oleh Ny. Wang. Ia berpapasan dengan Gun yang ternyata juga memakai baju tidur dengan motif yang sama. Mi Young baru sadar kalau baju tidur yang ia pakai adalah baju tidur pasangan. Perbedaannya hanya terletak pada warna. Milik Mi Young warna pink sementara Gun warna biru. 

Gun yang menyadari memakai baju pasangan dengan Mi Young langsung kesal sendiri. Dia mengumpat kata sial berkali-kali. Gun tahu pasti neneknya sengaja melakukan hal ini. Tanpa membuang waktu lagi, Gun langsung melepas bajunya di depan Mi Young, lalu melemparnya ke lantai dengan kesal. Menandakan betapa tak sukanya dia jika harus memakai benda yang sama dengan Mi Young. 

Ketika tangan Gun bergerak ingin membuka celana, Mi Young langsung menahan, "Tunggu!. Apa yang kau lakukan?". 

Gun baru sadar, hampir saja ia telanjang bulat di depan Mi Young. Eh, tapi Gun malah memarahi Mi Young. Apa yang sedang Mi Young bayangkan, cepat balik badan.  Mi Young yang gugup segera balik badan mematuhi perintah Gun. Gun memungut baju yang tadi ia lempar dan memakainya lagi.

Saat membelakangi Gun, Mi Young bertanya haruskah ia tidur di sofa saja?. Gun menjawab jangan. Mi Young kembali tanya, jika tidak boleh tidur disofa lalu dimana ia harus tidur, apa di lantai saja?.  



Gun menyahut Mi Young bisa tidur di ranjang. Mi Young tidak mau karena ruang tidur adalah tempat pribadi Gun, lagi pula ia merasa nyaman jika harus tidur di sofa ruang tamu. Gun tidak memaksa, ya sudah jika itu yang Mi Young inginkan. 



Gun beranjak masuk ke ruang tidur. Mi Young tampak canggung ketika beradu pandang dengan Gun yang berdiri di depan pintu ruang tidur. Lalu dengan cueknya, Gun menutup pintu itu yang memisahkan ruang tidur dengan ruang tamu.


Beranjak malam, Gun tampak gelisah di dalam tidurnya. Sementara Mi Young tidak bisa tidur, entah sedang memikirkan apa. Tiba-tiba perutnya bunyi tanda minta makan. Mi Young berguman kenapa harus sekarang perutnya minta di isi. 


Rasa lapar yang tidak bisa ditahan menuntun Mi Young pergi ke dapur. Ia membuka salah satu lemari es yang ada disana, dan memandang takjub melihat banyaknya makanan yang tersedia di dalam lemari es.



Di dalam gelap, Mi Young memakan nasi campur dengan lahap. Maklum ibu hamil, jadi cepat lapar. Saat sedang asyik-asiyknya mengunyah, Mi Young dikejutkan dengan suara langkah kaki yang berjalan menuju dapur dan juga seorang pria yang menyebut "Siput..siput satu ini". 


Mungkin karena takut ketahuan, Mi Young memilih untuk bersembunyi. Munculah Gun yang berjalan terhuyung karena pengaruh rasa kantuknya. Tapi masih bisa-bisanya dia berguman tentang siput. Sesampainya di dapur, Gun menyalakan lampu. Baru saja lampu menyala sedetik kemudian lampu mati dengan sendirinya. 



Gun kaget, "Apa ini?". Lalu kembali menghidupkan lampu.



Dari arah berlawanan, tangan Mi Young  menekan saklar lampu sehingga lampu kembali mati. Tapi Gun tidak melihat itu dan sama sekali tidak tahu Mi Young yang tengah bersembunyi. 


Rasa kantuk Gun hilang berganti rasa horor. Gun kembali menghidupkan lampu. Dan kejadian yang ia alami barusan terulang lagi. Gun jadi bingung sendiri, ada apa di dapur ini?.


Gun berusaha bersikap tenang dan tidak memperdulikan keanehan tersebut. Ia membuka lemari es yang tadi juga di buka Mi Young. Peluang ini digunakan Mi Young keluar dari tempat persembunyiannya yang pertama, kemudian bersembunyi di bawah meja makan dengan posisi berbaring.



Kuping Gun yang tajam mendengar suara, buru-buru ia menutup pintu lemari es setelah mengambil sebotol air mineral. Gun berbalik untuk mengecek, tapi tidak ada siapa-siapa ataupun sesuatu di belakangnya. 


Gun berjalan mendekati meja makan sembari berguman rumah ini jadi kacau balau semenjak siput itu datang. Tanpa sadar kaki Gun menginjak rambut Mi Young. Mi Young bergerak perlahan mencoba menarik rambutnya dari injakan kaki Gun. Tapi Gun menginjak rambutnya dengan kuat dan membuat Mi Young kesakitan.



Gun meminum pil, mungkin obat tidur. Gun bergerak pindah tempat dan rasa sakit yang dirasakan Mi Young akibat rambutnya terinjak hilang perlahan. Gun berjalan menuju lemari es, pengaruh ruangan gelap membuat Gun menyandung kursi. Gun membenarkan letak kursi yang bergeser. 



Mi Young ikut bergeser turun menghindari benturan dengan kaki kursi. Tapi Mi Young tidak sadar kalau pergantian posisinya itu membuat kakinya yang tengah berselonjor tidak terlindungi meja makan. 



Akibatnya, saat Gun membuka lemari es untuk mengambalikan botol air mineral. Gun teriak ketakutan, karena melihat sepasang kaki dibawah meja. Hanya sepasang kaki tanpa badan. Gun yang ketakutan bersembunyi di balik pintu lemari es. Teriakan kaget Gun membuat Mi Young menarik kaki kirinya, jadi yang terlihat sekarang hanya kaki kanannya saja.


Dengan takut-takut Gun mencoba mengintip apakah yang tadi ia lihat benar sepasang kaki hantu atau hanya halusinasinya saja. Gun kembali teriak, teriakan kali ini lebih histeris dari teriakan yang pertama. Bagaimana tidak, jika sepasang kaki yang ia lihat barusan kini hanya tinggal satu kaki saja. Kalau bukan kaki hantu memangnya kaki siapa?.


Diantara rasa takutnya, Gun mengambil telfon sebagai senjata untuk memukul si hantu. Gun memberanikan diri mendekati meja makan. Gun mendorong meja makan untuk melihat apakah ada sesuatu di bawah sana. 



Meja bergeser dan terlihat lah sesuatu disana. Saat itulah Mi Young tiba-tiba menoleh padanya dengan gaya menyeramkan seperti di film-film horor. Gun yang kaget sontak teriak ketakutan setengah mati dan menjatuhkan telfon yang ia pegang. Wkwkw.. konyol. 


Gun megap-megap seperti ikan tanpa air. Setelah itu Gun sadar kalau wajah yang barusan ia lihat itu bukan hantu, tapi manusia dan ia merasa mengenal wajah itu. Gun kembali menengok kebawah meja. Ia bisa melihat jelas wajah Mi Young dan dengan santainya Mi Young menyapa Gun, "Halo". 



Gun menarik napas lega, "Apa yang kau lakukan disana?. Ayo cepat keluar. Cepat. Cepat". 



Gun berusaha mengatur napas saat Mi Young menyeret tubuhnya ke luar dari meja makan. Gun menyalakan lampu. Mi Young duduk dengan memegang mangkuk besar berisi nasi campur yang tadi ia makan.



Mi Young tersenyum, lalu berdiri mendekati Gun. Gun yang masih syok hanya bisa mengelus-elus dadanya, hampir saja jantungnya copot. Mi Young tampak malu dan berkata pasti Gun menganggapnya konyol karena bertingkah seperti tadi. Tapi Mi Young mempunyai alasan. Kehamilannya membuatnya cepat lapar, dan rasa lapar itu membuatnya merasa mual dan tidak bisa tidur. Jika Gun juga lapar, mereka bisa makan bersama. 


Gun tidak merasa lapar, kau nikmati saja sendiri. Makanlah yang banyak. Gun berbalik melangkah menuju kamar. Panggilan Mi Young menghentikan langkahnya. Gun berbalik menatap Mi Young, "Apa?", tanyanya.



Mi Young : Karena ini hari pertamaku di rumah ini, aku tidak tahu jika membuat kesalahan. Jika nanti aku berbuat salah lagi atau ada hal yang menganggu tolong beritahu aku. Karena kedepannya kita akan tinggal bersama-sama, jadi tidak ada salahnya jika kita saling memperhatikan. 



Gun : Aku tidak berpikir untuk memperhatikanmu. Jadi tolong berhenti mengkhawatirkanku juga, oke!. Aku juga tidak peduli apa yang kau lakukan disini. Selama kau tidak mengganggku dan bersikap seolah-olah kau tidak ada disini itu sudah cukup. Kau mengerti?. 

Mi Young kembali dibuat syok untuk kedua kalinya. Gun bahkan sama sekali tidak menganggapnya ada. Tapi Mi Young menerima semua ini dengan lapang dada. Mi Young mengerti dan akan mengikuti kemauan Gun. 



Gun berbalik menuju kamarnya. Ia berguman sendiri lebih baik jika Mi Young juga ikut marah padanya. Tapi Mi Young malah menerima semua itu dengan lapang dada, membuat Gun semakin merasa bersalah dan tidak nyaman. 



Mi Young menunduk, matanya tampak berair. Mi Young berusaha tersenyum seakan semuanya baik-baik saja. Memang Mi Young selalu menerima perlakuan orang lain dengan lapang dada. Tapi, hatinya tetaplah terbuat dari segumpal daging yang tentu merasa sakit dengan sikap Gun tadi. 


Di hari lain, Lee Yong dan ibunya bertemu dengan tetua pimpinan keluarga Lee. Ny. Lee mengadukan hubungan Mi Young dan Gun yang terkesan aneh. Setelah memperhatikan dengan seksama, ia mengambil kesimpulan kalau pernikahan Gun dan Mi Young adalah pernikahan palsu.  


Lee Yong ikut mengompori, coba di ingat-ingat setahun belakangan ini Gun terus membual akan menikah. Tapi kekasihnya yang telah dia pacari selama 6 tahun malah balik ke Amerika demi mengejar karir balet. Lee Yong menilai Gun merasa takut posisi presdir akan jatuh ke tangannya. Karena itu Gun menciptakan kebohongan ini. 

"Lalu, berita kehamilan itu juga bohong", tanya tetua mulai terprovokasi. 

Ny. Lee menyahut terlalu banyak kebohongan dan kepalsuan di dunia ini. Salah satunya berita kehamilan istri Gun. Ny. Lee kemudian memberikan amplop putih tebal kepada tetua Lee yang tentunya berisi banyak uang. Ny. Lee beralasan cuaca sekarang sedang panas, uang itu bisa tetua gunakan untuk membeli minuman segar.

Tetua merasa tidak enak karena Ny. Lee selalu memberinya uang. Ny. Lee berkata tetua harus menjaga kesehatannya dan berumur panjang sehingga bisa memilih Lee Yong sebagai pewaris tunggal keluarga Lee. Jika anaknya berhasil mengambil alih perusahaan, Ny. Lee berjanji akan memberi sedikit saham pada tetua. 

Tetua langsung setuju karena mereka berada di perahu yang sama. Tangannya bergerak memasukan uang pemberian Ny. Lee kebalik saku jasnya. Ia meminta Ny. Lee dan Lee Yong mengamankan bukti atas kecurigaan mereka. Sehingga ia bisa membantu dan mendukung mereka dari balik layar. Lee Yong dan ibunya tersenyum senang mendengar jawaban tetua. 

Gun menelpon pengacara Yong menanyakan dokumen yang ia minta sebelumnya. Pengacara Yong menjawab dokumen itu sudah siap. Tapi, pengacara Yong bertanya apa Gun tidak akan berubah pikiran?. Tidak bisakah Gun memikirkannya sekali lagi?. 

"Tidak", jawab Gun tanpa berpikir, "Lakukan sesuai seperti yang aku minta. Dan berikan dokumen itu padanya?". 

Gun menutup telepon. Direktur Tak masuk. Melihat wajah suram Gun, direktur Tak bertanya apa ada masalah?. Tidak, jawab Gun yang kemudian bertanya bagaimana perkembangan perusahaan yang dulu tertarik membeli pabrik sabun di pulau Yeo Wool. Gun minta direktur Tak mengatur pertemuan dengan presdir dari perusahaan tersebut. Gun ingin bernegosiasi dengan mereka.  

Mi Young datang ke kantornya dengan tujuan mengajukan surat pengunduran diri sekaligus membereskan barang-barangnya. Ia bertemu dengan Ji Yun yang langsung memarahinya dan menyebut Mi Young, "onnie jahat". Bilangnya tidak mengenal pria, tapi malah menikah diam-diam.

Mi Young tersenyum dan meminta maaf, semuanya terjadi secara mendadak. Mulanya Ji Yun tidak mau melepaskan Mi Young karena merasa di khianati. Tapi begitu melihat wajah Mi Young, Ji Yun menarik kembali ucapannya. Ji Yun menatap wajah Mi Young dan mengodanya. 

Pastinya suami Mi Young tidak mengijinkan Mi Young tidur dan membuat Mi Young bergadang semalaman. Lihat saja, raut wajah Mi Young di penuhi oleh rasa kebahagiaan dan kelelahan. Ji Yun ikut senang, Itu bagus. Mi Young hanya tersenyum menanggapi godaan Ji Yun.  

Mi Young menemui pengacara Yong untuk berpamitan. Pengacara Yong menyodorkan amplop coklat berisi dokumen kesisi Mi Young. Pengacara Yong berkata itu dokumen yang Gun minta. Pengacara Yong meminta maaf, dulu ia sering menyuruh Mi Young mengerjakan hal di luar pekerjaan kantor. Pengacara Yong berharap Mi Young tidak mengambil hati atas perlakuannya waktu itu. 

Mi Young tersenyum sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut. Justru ia merasa tidak enak hati dan meminta pengacara Yong untuk tetap bersikap biasa saja seperti dulu. Justru bingung harus bersikap bagaimana. Pengacara Yong yang sangat mengenal Mi Young merasa yakin sifat Mi Young tidak akan berubah meski sekarang dia berstatus istri presdir. 

Mi Young mengaku sengaja datang untuk bertemu dengan pengacara Yong. Ia berterima kasih karena pengacara Yong memberinya kesempatan untuk berlibur ke Macau. Pengacara Yong menyambung perkataan Mi Young dengan berkata berkat liburan itu, Mi Young bertemu dengan Gun dan akhirnya menikah. Mi Young menunduk malu membenarkan dugaan tersebut. 

Pengacara Yong tidak tahu jika apa yang telah ia lakukan itu adalah sesuatu yang pantas untuk mendapat ucapan terima kasih dari Mi Young. Tapi jika Mi Young kebetulan mendapat masalah yang menyulitkan dan butuh bantuan, Mi Young boleh mencarinya kapan saja. Pengacara Yong berjanji akan membatu Mi Young dengan segenap kemampuannya. Mi Young tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Lalu pamit pulang dengan membawa serta dokumen tersebut. Hm.. kira-kira apa isinya?. 

Ji Yun mengantar Mi Young hingga di perhentian bis. Mi Young berterima kasih pada Ji Yun karena sering membantunya menyelesaikan pekerjaan. Ji Yun sedih dan merasa tidak betah berkerja tanpa Mi Young. Rasanya malas melihat wajah teman-teman sekantornya itu. 

Ji Yun merasa heran, bukankah seharusnya suami Mi Young datang menjemput dan tidak membiarkan istrinya naik bis sendirian. Ji Yun jadi ragu, apa benar suami Mi Young memperlakukannya dengan baik.

Mi Young tersenyum, tentu saja. Ji Yun kembali menggoda, kalau begitu apa suami Mi Young juga memperlakukan Mi Young dengan baik di malam hari?. Mi Young jadi malu. Ji Yun menjawab sendiri pertanyaanya. Pastinya begitu, karena wajah Mi Young terlihat seperti orang yang kurang tidur. Mi Young menyentuh wajahnya, benarkah terlihat seperti itu?. 

Bis datang. Mi Young mengambil kardus berisi barang-barangnya yang sedari tadi di pegang Ji Yun. Mi Young tersenyum berpamitan dengan sahabatnya itu. 

Mi Young berjalan kaki menuju kediaman keluarga Lee dengan menenteng kardusnya. Disekitar komplek perumahan, Mi Young melewati sebuah bangunan yang baru di bangun. Tampak beberapa pekerja sedang mengecat pagar dan memindahkan beberapa barang. Mi Young yang merasa tertarik melangkah masuk untuk sekedar melihat-lihat. 

Saat berbalik pergi, Mi Young di kejutkan oleh gongongan anjing besar. Mi Young sontak terjatuh saking kagetnya. Anjing putih besar itu mendekati Mi Young dan mengendus-endus tubuh Mi Young. Si pemilik anjing datang, dia adalah Daniel Pitt.

Daniel memerahi anjingnya yang bernama Soon Dol karena nakal telah mengagetkan orang. Daniel menunduk membantu membereskan barang-barang Mi Young yang terhambur sembari bertanya apa kau baik-baik saja. Daniel belum tahu kalau wanita di depannya adalah Mi Young. 

Mi Young menyahut tidak apa-apa. Ia menatap wajah Daniel dan mengenalinya sebagai pastur yang memberinya semangat. Mi Young memanggil Daniel dengan sopan. 

Daniel mengangkat wajahnya dan tersenyum mengenali wanita yang ada didepannya itu. Daniel tak mengira akan bertemu lagi dengan Mi Young disini, ia tanya apa yang Mi Young lakukan disini. 

Mi Young menunjuk ke arah kiri dan berkata kalau ia tinggal disekitar perumahan sini. Mi Young tersenyum cerah menunjukan cincin yang melingkar di jari manisnya, "Aku sudah menikah?".

Daniel terkejut, "Menikah?. Benarkah?". 

Daniel turut senang mendengarnya. Baguslah, apa itu berarti bayinya juga baik-baik saja?. Mi Young mengiyakan dan berkata semua ini berkat bantuan Daniel. Daniel tersenyum canggung, "Sepertinya doa kita terkabul". 

Daniel menyuruh Soon Dol meminta maaf pada Mi Young karena sudah membuat Mi Young kaget. Mi Young menyahut tidak apa-apa, sebaliknya mungkin Soon Dol yang lebih terkejut mendengar ia teriak kaget seperti tadi. 

"Dia tidak menggigit, kan?", tanya Mi Young sembari mengelus-elus bulu Soon Dol yang lembut.  

Daniel melihat dokumen Mi Young yang jatuh ke dalam rumah. Daniel memungutnya dan berniat mengembalikan dokumen itu pada Mi Young. Ia merasa penasaran melihat kertas dokumen yang sedikit menyebul keluar. Daniel menarik kertas tersebut dan membaca tulisan yang tertera disana.

Daniel heran mengetahui dokumen itu adalah surat permohonan cerai. Daniel mengambalikan dokumen itu pada Mi Young dan tanya amplop ini milik siapa?. Mi Young menjawab amplop yang berisi dokumen itu adalah milik suaminya, "Dia memintaku untuk membawanya?". 

"Apa kau sudah melihatnya?", tanya Daniel terlihat khawatir. 

Mi Young menggeleng, tidak. Amplop berisi dokumen itu bukan miliknya, jadi mana berani ia melihat apa isi di dalamnya. Wajah Daniel terlihat semakin khawatir. Dengan hati-hati Daniel bertanya, "Apa suamimu memperlakukanmu dengan baik?". 

"Ya. Tentu saja", jawab Mi Young.

"Jika dia berlaku kasar, kau jangan menerimanya begitu saja. Jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja dengan lantang. Mengerti?", pesan Daniel. 

Mi Young mengangguk dan berkata Daniel selalu memberinya kata-kata penyemangat setiap kali mereka bertemu. Daniel menjadi malu dan berdalih, itu karena dirinya seorang pastur. Mi Young mengucapkan terima kasih dan pamit pergi. Daniel menawarkan diri membawakan barang Mi Young. Tapi Mi Young yang tidak suka merepotkan orang lain menolak dan berkata ini tidak berat kok. 
Daniel menatap punggung Mi Young yang menjauh. Rasa khawatir membuat Daniel mengejar Mi Young. Ia memanggil Mi Young dan menuliskan nomor ponselnya di selembar post it. Biasanya Daniel tidak suka memberikan nomor ponselnya pada wanita, karena nantinya pasti akan merepotkan. Tapi untuk kali ini pengecualian. Ia berpesan jika Mi Young menghadapi masalah, jangan Mi Young hadapi sendiri. Telpon saja aku.

"Ini", Daniel menempelkan post it yang tertulis nomor ponsel beserta namanya di atas kardus yang Mi Young bawa. 

Mi Young tersenyum dan berkata selama ini ia selalu menerima post it yang berisi permintaan tolong. Tapi kali ini berbeda. Daniel mengatakan setelah cafenya resmi di buka ia akan tinggal disini. Datanglah kapan saja, kedatangan Mi Young akan selalu di nanti. Mi Young menjawab, "Tentu saja aku akan datang, pastur Daniel". 

Tapi Mi Young heran, kenapa seorang pastur tidak tinggal di gereja malah tinggal di cafe?. Daniel bingung ingin menjawab apa. Sejenak ia berpikir jawaban apa yang harus ia berikan. Akhirnya Daniel berkata meski ia tinggal di cafe bukan berarti dialah pemiliknya. Keberadaaanya di cafe hanya membantu saja.

"Seperti yang kau ketahui aku adalah pastur yang special". 

Mi Young tersenyum, pastur special memang julukan yang tepat untuk Daniel. Daniel yang belum tahu nama Mi Young bertanya siapa namamu. Mi Young menjawab namaku Kim Mi Young. Daniel terkejut mendengar nama wanita yang ada di depannya ini sama dengan nama adiknya yang hilang.

"Kim Mi Young?. Benarkah?", tanya Daniel seakan tak percaya. 

Mi Young membenarkan, memang nama itu sangat pasaran. Mi Young pamit pergi dan janji akan berkujung di lain waktu. Daniel tetap berdiri di tempatnya menatap punggung Mi Young hingga menghilang di tingkungan. Daniel berguman, "Benar-benar sebuah takdir yang menakjubkan". 

Ny. Wang khawatir melihat Mi Young yang membawa kardus seberat itu. Apa lagi saat Mi Young menolak bantuannya yang ingin mengangkatkan kardus itu. Mi Young berkata tidak apa-apa. Kehamilannya masih muda dan ia merasa lebih kuat dari yang Ny. Wang kira. 

Ny. Wang tersenyum, benar juga. Mulai sekarang Ny. Wang minta Mi Young untuk membiasakan diri dipanggil dan diperlakukan seperti nyonya besar. Ny. Wang tahu selama ini Mi Young sudah cukup menderita berkerja di perusahaan. Sekarang lah wakutnya bagi Mi Young untuk menikmati hidup seperti yang Mi Young inginkan. Mi Young berterima kasih dan membungkuk hormat ketika Ny. Wang keluar kamar. 


Mi Young menganti pakaiannya dengan baju santai. Ketika berjalan menuju ruang tamu, dia melihat pintu yang sedikit terbuka. Merasa penasaran, Mi Young melangkahkan kaki masuk ke dalam. 

Langkah kaki Mi Young menuntunya menuju ruangan pribadi Gun. Mi Young menuruni tangga dan sampailah dia di lantai dasar. Pada mulanya Mi Young berniat membersihkan botol bekas minuman dan remahan makanan ringan yang berserakandi atas meja. Kemudian perhatiannya teralih pada layar monitor yang masih menyala. Mi Young mengambil remote yang juga berada di atas meja itu, mungkin maksud hati ingin mematikan monitor.

Mi Young menekan tombol play dan video yang sempat terhenti itu kembali berputar. Terdengar suara Gun, Mi Young sempat menoleh kebelakang mengira Gun ada didalam ruangan itu, tapi ternyata suara Gun berasal dari video yang tengah dia tonton.  

Video yang tengah Mi Young tonton saat ini adalah video kebersamaan Gun dengan Se Ra, saat mereka berada ruangan ini. Gun memuji Se Ra yang terlihat cantik seperti seorang dewi. Di puji seperti itu, Se Ra menjadi malu dan menutup wajahnya. Gun juga memuji body Se Ra yang seksi. Gun berkata pastinya pacar Se Ra adalah pria yang beruntung.

Se Ra menyahut pasti pacarnya juga berpendapat seperti itu kan?. Kamera lalu beralih pada Gun yang menginterview dirinya sendiri. Gun berkata Se Ra adalah wanita tercantik di dunia. Se Ra mengambil alih kamera dan meminta Gun untuk bergaya imut. Gun tidak mau karena dia sudah merasa imut. Mau bergaya imut seperti apa, nantinya malah membuat Se Ra tercengang karena terpesona melihat keimutannya.

Se Ra meminta dengan nada manja. Akhirnya Gun bersedia bergaya imut karena Se Ra yang memintanya, tapi jangan sampai menyesal. Gun bertingkah konyol dengan membentuk kacamata batman dengan kedua tangannya dan menempelkan itu dimatanya, kemudian berkata, “Aku adalah batman. Penyelamat dunia. Aku datang”.

Layar menjadi kabur karena tiba-tiba Gun memeluk Se Ra sehingga membuat kamera bergoyang. Terdengar jelas tawa bahagia Se Ra dan juga Gun. Mi Young terpaku melihat kemesraan 2 sejoli itu. Jelas sekali kalau mereka saling mencintai.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang mengagetkan Mi Young, “Apa yang kau lakukan?”,. Itu adalah suara Gun yang baru saja datang dan marah karena Mi Young masuk ke ruangan pribadinya tanpa ijin.


Mi Young tersentak, buru-buru ia menekan tombol pause. Gun menghampiri Mi Young dan merebuat remote dari tangannya lalu mematikan layar monitor. Gun memarahi Mi Young yang lancang menyentuh barang-barangnya. Mi Young menjawab tak sengaja menonton video itu. Dengan nada tajam, Gun berkata ini bukanlah ruangan dimana Mi Young bisa keluar masuk sesuka hati.

“Dengan baik-baik. Jika kau ingin tetap berada di rumah ini dan mempertahankan hubungan kita, ada 3 hal yang harus kau taati. Pertama kau sama sekali tidak di ijinkan masuk ke kamar ini. Kedua berhubung pernikahan kita hanya di atas kertas, jadi tidak ada kewajiban ataupun tanggung-jawab diantara kita”.

Ucapan Gun terhenti. Mi Young tanya apa aturan yang ketiga. Gun meletakan amlop dokumen yang ia bawa keatas meja, lalu melepas cincin kawin yang melingkar di jarinya dan menaruhnya diatas meja berdekatan dengan dokumen itu.

“Aturan ketiga”, Gun menujuk amplop dokumen, lalu tanya apa Mi Young sudah melihat isinya.

Mi Young menggeleng. Belum. Gun menyuruh Mi Young melihat isinya dan kemudian tanda tangani. Gun mengambil kembali dokumen itu dan menyodorkannya pada Mi Young yang menerimanya dengan patuh dan melihat apa isinya.

Mi Young kaget ketika mengetahui yang tengah ia pegang adalah surat permohon cerai, berikut syarat-syarat yang diajukan Gun. Ketika Mi Young membaca semua isi surat cerai itu. Gun menjelaskan mengapa ia mau menjalani pernikahan ini. Kasarnya pernikahan yang ia jalaninya bersama Mi Young hanya demi bayi yang saat ini ada di dalam perut Mi Young.

Setelah bayi itu lahir maka tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk mempertahankan pernikahan. Otomatis mereka akan segera berpisah dan proses perceraian akan berlangsung.  Kira-kira sekitar 10 bulan terhitung dari sekarang, dan kompensasi yang akan Mi Young terima sebesar 1 milyar Won/1 juta dolar (10 milyar rupiah).

“Bagaimana?. Kau setuju?”, tanya Gun.

Mi Young tak menjawab, tangannya bergetar dan air matanya hampir tumpah membaca persyaratan-persyaratan yang diajukan Gun. Sakit pasti. Karena Mi Young tak juga menjawab, Gun mengulangi pertanyaanya, “Kutanya kau setuju atau tidak??”.

Mi Young mengangkat wajahnya. Air mata yang terbendung di pelupuk matanya siap tumpah membasahi pipi. Mi Young terbata, “Aku…aku… Alasan aku ingin menikah adalah demi melindungi bayi ini dan juga pulau Yeo Wool. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku aku dibutuhkan oleh banyak orang dan diberi selamat oleh banyak orang, Dan aku sangat berterima kasih padamu”.

Mi Young terdiam sesaat mengingat semua kebaikan Gun padanya saat di Macau dan juga di Seoul. Mi Young juga ingat Gun menerobos masuk keruang operasi dan mengagalkan dia yang berniat melalukan aborsi.
 
Mi Young melanjutkan kalimatnya berterima kasih karena Gun selalu muncul dan menolongnya ketika ia sedang mengalami masalah.

“Aku sangat bersyukur karena kukira kau melakukannya dengan tulus. Kenyataan bahwa kau adalah ayah anak ini, membuat hatiku lega”.

Air mata Mi Young mengalir saat Mi Young berkata bahwa semua kebaikan Gun membuatnya bersungguh-sungguh ingin menikah dan mendampingi Gun. Gun terdiam mendengar kata-kata Mi Young yang terdengar sedih. Tapi kata-kata itu sama sekali tidak berpengaruh pada dirinya.
 
Mi Young mengambil pulpen di atas meja dan menulis sesuatu di atas kertas itu. Setelah selesai Mi Young mengembalikan dokumen itu pada Gun dan berkata ia juga mempunyai persyaratan.

Gun menerima dokumen itu dan melihat pada point tiga ada bagian tulisan yang Mi Young coret. Mi Young berkata tidak menginginkan uang, “Yang kuinginkan darimu bukanlah uangmu”.

Gun mendesis tak percaya, “Lalu apa yang kau inginkan?”.

“Aku akan menuruti syarat-syarat lainnya. Tapi,  begitu anak ini lahir, aku yang akan merawatnya”. Air mata Mi Young kembali menetes.

“Apa?. Apa katamu?. Mengapa aku setuju untuk menikah?. Apa kau tahu betapa sulitnya bagiku untuk menikah”, ujar Gun dengan nada tinggi.

Mi Young diam, air matanya kembali mengalir menandakan betapa sakit hatinya saat ini. Tapi, sepertinya Mi Young memang serius dengan ucapannya.  

Kasihan Mi Young, pasti berat baginya untuk menjalani pernikahan ini. Rasanya hati saya ikut sakit mendengar perkataan Gun tadi.



Lanjut ke Sinopsis Fated To Love You Episode 5 Part 2


No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)