Pages - Menu

Sunday, August 03, 2014

Sinopsis Fated To Love You Episode 5 Part 2

Setelah pembicaraan itu, Mi Young duduk sendirian di taman. Wajahnya yang termangu sedih menandakan hatinya yang masih terasa sakit. Tak lama ponselnya berdering menerima panggilan masuk. Dari ibu. Mi Young tak langsung menjawab panggilan itu, ia sempat terdiam sebelum mengangkat telpon.

"Ya. ibu", jawab Mi Young dengan suara pelan.

Ibu langsung bertanya kenapa suara Mi Young terdengar lemas seperti orang yang habis menangis. Apakah terjadi sesuatu. Mi Young menjawab tidak ada. Ibu tidak percaya, ia ingin bicara langsung dengan Gun dan ingin memarahi orang-orang yang berani membuat putrinya sedih. 
Mi Young menyangkal tidak seperti yang ibu kira. Ia berkata semua orang-orang di rumah ini memperlakukannya dengan baik seperti seorang putri. Nenek Gun juga sangat baik padanya. Tanpa Mi Young tahu, Gun berdiri di belakang tak jauh darinya. Sehingga Gun bisa mendengar percakapan Mi Young dan ibu. 

Tiba-tiba Mi Ja merebut ponsel ibu sehingga ia bisa berbicara langsung dengan Mi Young. Mi Ja berkata saat Mi Young menikah, Gun berjanji akan membawa suaminya dan juga presdir Park pergi ke pabrik yang ada di Seoul. Tapi sampai saat ini tidak ada kabar, apa Mi Young mengetahui sesuatu tentang hal ini?. 

Sepertinya Mi Young tidak tahu dengan janji yang dibuat Gun. Tapi Mi Young tetap menjaga nama baik Gun dan menjawab mungkin Gun sedang mempersiapkannya dengan hati-hati sehingga memakan sedikit waktu.

Mr. Choi ikut bicara, kapan Mi Young akan mengundang mereka kesana, disini kami selalu menunggu. Terdengar suara presdir Park yang bilang kalau lehernya bertambah panjang satu meter seperti jerapah karena terlalu lama menunggu. 

Ponsel beralih ke tangan Mi Sook yang menanyakan kabar direktur Tak, apa pria idamannya itu sehat-sehat saja?. Ibu merebut kembali ponselnya, ia memarahi Mi Ja dan juga Mr. Choi. Masalah pabrik biar di atur oleh Gun, tak perlu mereka ribut-ribut menanyakan hal semacam ini.

Ibu meminta Mi Young untuk tidak memikirkan dan mengkhawatirkan hal lain. Perhatikan saja bayi yang ada di dalam kandungan Mi Young, "Jika suasana hati ibu senang anak yang berada di dalam perut baru bisa bahagia. Kau mengerti?. 

"Aku mengerti ibu", jawab Mi Young menahan tangis, "Aku senang. Sungguh merasa bahagia. Gun memperlakukanku dengan baik". 

Seharusnya ibu merasa lega dengan jawaban Mi Young, tapi ibu masih merasa khawatir. Ibu tahu Mi Young gadis yang sangat baik (tidak suka menjelekan orang lain, meski orang berbuat jahat padanya), karena itu ibu berharap Mi Young tidak menyembunyikan apapun. 

"Meski kau tidak mempunyai uang dan latar belakang keluarga yang baik. Tapi kau mempunyai seorang ibu yang akan selalu membelamu". 

"Ya. Aku merasa tenang punya Ibu", jawab Mi Young dengan air mata yang siap tumpah, "Aku akan menghubungi ibu lagi. Selamat malam". 

Mi Young menghela napas berat. Tak ingin larut dalam kesedihan, ia mencoba menyemangati dirinya sendiri, "Kim Mi Young. Kau adalah seorang ibu. Kau harus kuat. Harus kuat". 

Gun terdiam melihat punggung Mi Young dari tempatnya berdiri. Pembelaan dan perkataan Mi Young tadi cukup menohok hatinya. Dan persaaan bersalah perlahan menyusup ke sanubarinya. Gun beranjak dari tempatnya, masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, Ny. Wang memperingatkan Gun tentang kondisi perusahaan yang tidak sama seperti dulu lagi dan juga kehadiran Lee Yong dan ibunya yang tengah mencari kesempatan untuk mengambil alih posisi Gun. Namun, Ny. Wang masih merasa sedikit lega karena mempunyai seorang cucu yang bisa meneruskan garis keturunan, sehingga ia bisa menyombongkan diri dan menutup mulut orang-orang yang ingin menjatuhkan mereka. 

Tapi Ny. Wang menilai sepertinya Gun tidak menyadari situasi ini dan malah bertindak ingin menghacurkan semuanya. Dengan polosnya Gun bertanya, memangnya apa yang sudah aku lakukan?. Ny. Wang kesal dan memukul Gun, membuat Gun mengaduh kesakitan. 

Ny. Wang tahu Gun bersikap dingin pada Mi Young dan membiarkan istrinya itu tidur di sofa. Gun menjawab acuh, "Lalu aku harus bagaimana?. Hatiku sama sekali tidak tergerak olehnya. Aku harus bagaimana?". 

Ny. Wang berkata ceritanya akan menjadi lain jika Gun belum menikah. Tapi sekarang keadaannya sudah berbeda. Ny. Wang mewanti-wanti Jangan sampai Gun tidak setia pada pernikahannya. 

"Di dalam keluarga Lee cukup hanya ada ayahmu seorang saja yang tidak setia".

Gun merasa tersinggung, "Nenek. Jangan membandingkanku dengan ayahku", ucap Gun lalu pergi dengan hati dongkol. 

Keesokan paginya, Mi Young membersihkan meja dengan perasaan tak bersemangat. Mi Young berguman pada dirinya sendiri tak tahu apa yang harus ia lakukan dan harus bagaimana di saat kondisi seperti ini. 

Kemudian Mi Young melihat robotic vacum cleaner yang bergerak maju dan mundur secara otomatis. Benda itu langsung berbalik begitu menyentuh sesuatu. Mi Young tersenyum, dan merasa robotic vacum cleaner itu lebih pintar dari dirinya. Setidaknya benda itu tahu jalan mana yang harus di tempuh. 

Di kantor Gun sedang rapat dengan presdir dari perusahaan yang ingin membeli pabrik sabun pulau Yeo Wool. Di sela-sela rapat itu, Gun tampak asyik sendiri, tangannya meniru bentuk seekor siput yang berjalan diatas pahanya. Gun baru menghentikan kegiatannya itu ketika presdir dari perusahaan menyodorkan kontrak penjualan pabrik.

Presdir itu mempersilahkan Gun untuk memeriksanya terlebih dahulu, ia sendiri yang menyiapkan kontrak itu dengan sangat sempurna. Gun membaca isinya, angka yang tertera di kertas kontrak itu tidaklah sedikit. 

Direktur Tak saja sampai dibuat melongo karena melihat nominal sebanyak itu. Bayangkan 3 milyar won, jika di rupiahkan sekitar 30 milyar. Gun tak seakan percaya klien bisnisnya akan membeli pabrik sabun Yeo Wool dengan harga tinggi. Mungkin salah tulis?.

Presdir itu berkata harga yang mereka tawarkan tidaklah seberapa, ia justru bersyukur karena Gun mau menjual pabrik itu tanpa syarat yang bertele-tele. Gun tertawa, merasa puas dengan harga yang ditawarkan. Tanpa tawar menawar lagi, Gun berniat menandatangi perjanjian jual beli. Presdir memuji Gun yang terlihat sangat gentle dan keren.

Tapi, Gun ingin tahu apa yang akan presdir bangun di pulau itu. Presdir tidak menjawab tujuan sebenarnya membeli pabrik sabun, ia berencana akan merobohkan bangunan pabrik yang lama dan akan membangun gedung yang baru. Begitu gedung baru itu selesai dibangun, maka semua masalah yang membuatnya sakit kepala akan lenyap seketika. Gun manggut-manggut lalu membubuhkan tanda tangannya di kontrak penjualan. 

Gun mengantar presdir keluar perusahaan. Mereka berjabat tangan dan saling tertawa. Setelah presdir itu pergi, Gun masih penasaran sebenarnya apa yang ingin di bangun oleh presdir itu di pulau Yeo Wool?. 

Direktur Tak berlari keluar tergopoh-gopoh, dengan suara terbata dia memberitahu ada masalah besar. Gun ikut-ikutan gagap dan bertanya apa yang terjadi. Masih dengan tergagap, direktur Tak menjawab terjadi sesuatu yang buruk dengan Ny. Wang.

Gun bergegas pergi ke rumah sakit begitu mendengar neneknya jatuh pingsan. Disana sudah ada Mi Young yang tampak cemas dengan keadaan Ny. Wang. Gun menyerbu masuk, berteriak panik memanggil neneknya. Gun bertanya nenek kenapa. Dengan suara lemah, Ny. Wang berkata bahunya terasa sakit. 

Mi Young menjelaskan tadi nenek baik-baik saja saat duduk di ruang tamu, tapi tiba-tiba dia merasa mual dan jatuh pingsan. Gun bertanya pada dokter keluarga Lee, Moon Min Seok. Gun tanya bagaimana dengan keadaan neneknya. Apa serius?. Perlukah di lakukan operasi?. Gun memanggil dokter itu dengan sebutan Dr. Gurita (wkwkwwk... apa karena pengaruh kepalanya botak jadi dapat julukan dokter gurita). 

Dr. Moon alias Dr. Gurita menjelaskan yang terpenting saat ini adalah menjaga kestabilan pskikologis Ny. Wang. Stres yang berlebihan adalah penyebab utamanya. Meraka harus membuat Ny. Wang tenang dan jangan sampai stress.

Ny. Wang memanggil Gun dan juga Mi Young, lalu menyodorkan amplop pada Gun. Ia meminta mereka berdua pergi ke tempat yang tertulis di situ. Gun membuka amplop yang tenyata berisi kartu keanggotaan kelas ibu hamil. Ny. Wang menyuruh mereka untuk cepat pergi ke tempat itu. Hari ini adalah hari pertama kelas ibu hamil akan di mulai.
Gun protes tidak mau dan menunjuk perut Mi Young yang belum buncit, apa gunanya mengikuti kelas ibu hamil sekarang. Ny. Wang tak peduli dan tetap menyuruh mereka pergi ketempat itu. Perut Mi Young buncit atau belum bukanlah masalah, yang terpenting calon cicitnya yang berharga ada di dalam perut Mi Young. Masa sebagai seorang ayah, hal begitu saja Gun tidak bisa melakukannya. Malu dong!. 

Gun beralasan masih sibuk dan harus menghadari rapat dewan eksekutif. Ny. Wang kesal, rapat dewan eksekutif kan jam 5 sore, sekarang masih banyak waktu. Ny. Wang mengaduh pura - pura memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Gun dan Mi Young jadi panik. Ny. Wang melirik Gun dan bertanya, "Kau akan pergi, kan?",

Gun tahu kalau neneknya pura-pura sakit. Tapi karena ini permintaan nenek tersayangnya itu, mau tak mau Gun pergi kesana. 

Sampailah Mi Young dan Gun di kelas ibu hamil. Kelas ini di hadari beberapa pasangan suami istri. Rata-rata ibu hamil yang mengikuti kelas ini perut mereka sudah membesar. Hanya Mi Young yang perutnya masih rata. Instruktur wanita memberi pengarahan gerakan yang harus di ikuti oleh pasangan suami istri. Para istri membungkuk dan semua suami disana ikut membantu istrinya melakukan gerakan yang benar

Mi Young juga ikut membungkuk mengikuti arahan instruktur, tapi tidak dengan Gun yang duduk di belakangnya. Gun malah sibuk sendiri dengan ponselnya. Dia malah asyik main game dan sama sekali tidak menyimak pelajaran di kelas ini. 

Saat intrukstur berdiri di depan memperhatikan dengan seksama, saat itulah dia melihat ada pasangan suami istri yang duduk paling belakang tidak mengikuti gerakan dengan benar. Siapa lagi kalau bukan Mi Young dan Gun. Instruktur memanggil mereka untuk maju ke depan. Sementara yang lain tetap melanjutkan gerakan seperti tadi.

Setelah Mi Young dan Gun berdiri di depan, instruktur mengumumkan kalau pasangan ini yang akan menjadi contoh, jadi beri tepuk tangan pada mereka. Semua bertepuk tangan mengikuti perintah instruktur. 

Kemudian instruktur bertanya siapa nama kalian. Mi Young menyebutkan namanya, begitu pula dengan Gun. Instruktur lalu tanya, apa Gun dan Mi Young sudah memberi nama pada bayi mereka. Mi Young memandang Gun, "Belum", jawabnya. 

Gun merasa itu pertanyaan yang lucu, haruskah memberi nama sekarang?. Instruktur lalu bertanya pada yang lain, "Bagi yang sudah memberi nama pada calon bayi coba angkat tangan!". 

Semua peserta di sana mengangkat tangan, menandakan bahwa mereka sudah memberi nama pada calon anak mereka. Instruktur lalu bicara pada Gun dan Mi Young, lihat sendiri kan semua peserta sudah memberi nama pada calon bayinya. Instruktur menyuruh Gun dan Mi Young segera menyiapkan nama untuk bayi mereka, anggap saja sebagai pekerjaan rumah hari ini.

Mi Young mengangguk patuh. Gun tertawa geli, konyol sekali. Tawanya terhenti saat melihat wajah heran instruktur. Akhirnya Gun mengiyakan permintaan instuktur dan berkata akan menyiapkan nama untuk calon anaknya. 

Kemudian instruktur memberi pengarahan selanjutnya. Kali ini kegiatan memijat betis dan kaki ibu hamil yang mudah bengkak selama masa kehamilan. Para suami mengikuti pengarahan instruktur untuk memijat jari-jari kaki istri mereka dengan lembut. Mi Young dan Gun hanya berdiri di tempat mereka mengamati pasangan lainnya. Gun bahkan berkali-kali melirik jam di tangannya, khawatir terlambat saat rapat nanti. 

Lagi-lagi, instruktur di buat heran dengan Mi Young dan Gun yang tidak mengikuti instruksi yang dia berikan. Instruktur menyuruh mereka untuk duduk dan melakukan gerakan seperti yang lainnya. Dengan entengnya, Gun menjawab kalau kaki Mi Young belum bengkak dan terlihat tidak menyakitkan. Ia tanya pada Mi Young, "Kau merasa sakit?".

Mi Young menggeleng, "Tidak".

"Tuh kan tidak sakit", sambung Gun merasa menang. 

Instruktur berkata peserta lain sedang memperhatikan kelakuan mereka. Gun akhirnya mengalah dan melakukan apa yang instruktur suruh. Gun memijat betis dan kaki Mi Young, ia masih tak mengerti kenapa harus melakukan hal semacam ini. Kaki yang bengkak nantinya juga akan mengempes dengan sendirinya. 

Instruktur yang mendengar keluhan Gun langsung memarahinya. Apa salahnya sih memijat kaki istri. Perkataan buruk Gun bisa di dengar oleh bayi. Gun mengerti dan berhenti mengeluh. Mi Young tersenyum menikmati pijatan Gun.

Kegiatan selanjutnya adalah sang suami memijat tulang belakang punggung istri mulai dari atas perlahan turun ke bawah. Pijat dengan lembut dengan gerakan memutar. Gun lain lagi, dia malah menekan tulung punggung Mi Young dengan kepalan tangannya. Beberapa kali terdengar seperti bunyi tulang tergeser akibat dorongan yang kuat itu dan membuat Mi Young mengaduh kesakitan. 

Dan sampailah mereka pada pijatan terakhir. Instruktur menyuruh para suami untuk mengangkat kedua tangannya lalu taruh tangan mereka di bawah ketiak istri. Pelan-pelan masukan. Peserta lain melakukan apa yang disuruh instruktur tanpa ragu ataupun malu. Berbeda dengan Gun dan Mi Young yang langsung merasa canggung sendiri. 

Instruktur meminta para suami untuk memijat dada istri mereka, "Dengan penuh cinta katakan bahwa kalian mencintai istri kalian". 

Gun berkata pelan pada Mi Young akan melakukan seperti yang instruktur minta. Mi Young bertanya dimana?. Gun menjawab, "Ya disana". Ia memberi aba-aba dan meminta pada Mi Young untuk bersiap-siap. Mi Young tegang. Gun mulai menghitung. Dan hup...Gun memasukan kedua tangannya menerobos ke sisi ketiak Mi Young. 

Mi Young terkejut. Apakah Gun melakukan pijatan itu?. Tidak. Gun meletakan tangannya jauh di depan dada Mi Young, tangannya berputar-putar memijat udara. Gun bertindak seakan-akan sedang memijat sembari berguman, "Bagus sekali..bagus sekali". LOL.. padahal posisi mereka sama sekali tidak terlihat nyaman.

Instruktur langsung nyengir melihat tangan Gun yang hanya berputar-putar di udara. Sama sekali tidak memijat seperti yang dia instruksikan. Instruktur kembali memarahi Gun, apa yang kau lakukan?. Gun pura-pura terkejut karena tangannya tidak menyentuh dada Mi Young, "Astaga..kok lepas", ucapnya sambil tertawa.. wkwkw..

Gun bertanya pada Mi Young, kapan lepasnya?. Kok Mi Young gak kasi tahu. Mi Young jadi geli dan ikut tertawa. Instruktur jadi kesal, semua yang mereka lakukan ini akan membawa kebaikan pada si bayi, sebagai pasangan seharusnya Mi Young dan Gun bisa bekerja sama. 

Instruktur tak bisa berdiam diri lagi dan turun tangan memberikan contoh yang benar. Ia memukul tangan Gun tidak boleh kaku seperti ini, luruskan dan lemaskan, kemudian instruktur menutun tangan Gun menyentuh dada Mi Young. 

Tepat saat itu Mi Young langsung menjerit dan menyingkirkan tangan Gun. Gun juga ikut menjerit dan memegangi tanganya. Instruktur ikut panik karena Gun mengaduh kesakitan. Gun memandangi tangannya, seolah-olah tangannya itu habis memegang sesuatu yang terbakar. Mi Young buru-buru keluar ruangan dan mengatakan kalau ia sakit perut. 

Instruktur yang masih dibuat heran dengan tingkah mereka berdua mencoba melihat tangan Gun. Gun mengaduh kesakitan berkata kalau tangannya masih terasa panas. Panas. 

Beberapa saat kemudian, kelas hamil yang di ikuti Mi Young selesai. Satu persatu pasangan suami istri keluar ruangan sambil berangkulan. Gun keluar dengan membawa tas Mi Young yang tertinggal. Ia melihat Mi Young yang duduk sendirian di lobby. Mi Young tersenyum memandangi kemesraan pasangan yang lewat di depannya. 

Gun mendekati Mi Young, ia tanya kenapa Mi Young tidak kembali masuk ke dalam. Mi Young merasa malu untuk kembali masuk ke dalam, lagi pula ia tidak ingin menganggu yang lain. Gun heran kenapa Mi Young memikirkan pendapat orang lain, toh Gun menggunakan uangnya sendiri untuk membayar biaya kelas ibu hamil ini.

Gun mengembalikan tas Mi Young yang sedari tadi ia pegang. Mi Young menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Untuk selanjutnya Gun menyuruh Mi Young tidak perlu lagi datang ke kelas ibu hamil ini. Cukup sekali, selanjutnya tidak usah. Di depan nenek, Gun akan berpura-pura selalu datang. 

Mi Young khawatir, bagaimana jika nenek mengetahui hal itu dan pingsan lagi?. Gun berkata nenek hanya berpura-pura, masa begitu saja Mi Young tidak tahu. Segitu lugunyakah Mi Young sehingga tidak tahu kalau itu hanya trik yang dimainkan oleh neneknya. Lagipula, saat di rumah sakit tadi neneknya sudah menerima infus nutrisi yang banyak. Gun yakin neneknya akan baik-baik saja. 

"Sudah cukup sulit bagi kita harus hidup serumah. Tidak perlu datang kesini dan menderita seperti ini lagi". 

Mi Young mempunyai pendapat lain, baginya hari ini sangat menyenangkan, "Bayi dan ayah melakukan sesuatu bersama-sama untuk pertama kalinya. Ini benar-benar hebat. Bayi di dalam perut ini, pasti juga merasa senang karena datang bersama ayahnya". Mi Young tersenyum dan mengucapkan terima kasih banyak.

Gun terdiam mendengar kalimat Mi Young yang terdengar tulus. Ia bertanya dari mana Mi Young mengetahui hal semacam itu. Mi Young menjawab kalau sekarang dia adalah seorang ibu, jadi secara naluri ia bisa merasakannya. Perasaan itu benar-benar ajaib. Gun tersenyum samar mendengar kalimat terakhir Mi Young.  
 
Tiba-tiba Mi Young memegangi perutnya. Gun bertanya kenapa?. Apa kau merasa sakit?. Mi Young menggeleng, tidak, hanya saja perutku. Gun langsung panik dan menyuruh Mi Young duduk. Perut yang mana?. Dimana yang sakit?. 

"Lapar", jawab Mi Young polos. 

Gun jadi kesal, ia memarahi Mi Young yang sudah membuatnya panik, "Apa kau bercanda, hah?". Gun berhenti ngomel begitu melihat wajah memelas Mi Young. Gun berkata tak bisa menemani Mi Young makan karena ada rapat. Gun mengeluarkan dompet dan memberikan salah satu kartu kreditnya pada Mi Young. Ia menyuruh Mi Young untuk makan yang benar. 

Mi Young menolak dan berkata masih mempunyai uang. Gun memaksa, tidak apalah ambil saja. Mi Young meyakinkan kalau ia benar-benar mempunyai uang untuk beli makan, sebaiknya Gun pergi rapat saja. Mi Young beranjak pergi saat Gun masih memintanya untuk mengambil kartu kredit itu. Gun agak heran karena Mi Young selalu menolak pemberian uang darinya. 

(Mi Young, aku tahu kau gadis baik yang tidak mata duitan, tapi saat suamimu memberikan kartu kreditnya, ambil saja jangan menolak. Hehehe). 

Mi Young memenuhi tuntutan perutnya yang minta makan. Ia duduk sendirian dan tampak menikmati bihun rebus dan kimbab yang menjadi menu makannya kali ini. Rasanya ia  merasa hidup kembali setelah melahap semua makanan itu. Bahkan Mi Young menyeruput kuah bihun rebus langsung dari mangkuknya, tanpa sendok. Ah...kenyang.

(Orang jepang dan china bisa melakukan hal seperti itu, beda dengan orang indonesia. Tapi terkadang orang korea juga biasa meminum kuah langsung dari mangkuknya).  

Kebetulan Daniel lewat di sekitar cafe dan melihat Mi Young yang duduk sendirian di dekat jendela. Daniel langsung mendekati jendela tempat Mi Young duduk dan mengetuk kaca jendela. Mi Young menoleh, "Pastur?", serunya. 

Daniel bertanya apa kau makan sendirian?. Mi Young mengangguk dan meminta Daniel masuk ke restoran untuk menemaninya makan. Daniel tidak bisa, ia mengangkat 2 kaleng cat yang ia bawa, sebaliknya ia meminta Mi Young untuk membantunya. Mi Young menatap kaleng cat itu dan tersenyum.

Mi Young dan Daniel kini bekerja sama memasang papan nama cafe. Cafe Daniel itu di beri nama "Cafe Fado".  Mi Young memberi arahan dimana Daniel harus meletakan papan nama itu agar terlihat pas dan bagus. Daniel mengikuti arahan Mi Young, keduanya bertepuk tangan setelah menyelesaikan tugas pertama ini. 

Selanjutnya mereka menyusun kursi dan meja di lantai 2, tak lupa memasang payung besar yang berguna sebagai pelindung panas. 

Setelah itu mereka mengecat balok-balok pajangan dengan warna cerah. Daniel sempat memberitahu bagaimana cara mengecat yang benar. 

Beralih ke ruangan dalam. Daniel menyusun mainan robot di rak-rak lemari. Di bagian dapur, Daniel tersenyum melihat Mi Young yang tengah menikmati kegiataannya menyusun gelas-gelas. Tapi, Mi Young mengalami kesulitan ketika hendak menaruh gelas-gelas itu di bagian rak atas. Tinggi tubuhnya tak memungkinkan dia untuk mencapai tempat itu. 

Pertolongan datang, tanpa di minta Daniel menghampiri Mi Young dan membantunya meletakan gelas-gelas tersebut. Semula Mi Young kaget hingga termundur ke belakang. Daniel tersenyum melihat Mi Young yang kaget, Mi Young ikut tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Kegiatan selanjutnya adalah menggambar. Mi Young menggambar wajah anak perempuan di salah satu mug yang masih polos. Mi Young tampak menikmati aktivitasnya ini. Sampai-sampai ia tak menyadari Daniel datang dengan membawa kamera dan langsung memotret wajahnya yang sedang tersenyum. 

Danile memotret lagi, suara jepret kamera menyadarkan Mi Young. Ia menoleh dan malu saat melihat Daniel memotret dirinya. Daniel beralasan mengambil foto Mi Young sebagai kenangan-kenangan karena Mi Young adalah pelanggan pertama di cafenya. 

Mi Young kembali menggambar, wajahnya terlihat canggung. Daniel meminta Mi Young tersenyum agar hasil gambarnya bagus. Awalnya malu-malu, Mi Young lalu menatap kamera dan tersenyum manis. 
 
Daniel berpindah tempat dan terus memotret Mi Young dari segala sudut. Saat Daniel ingin mengambil gambar seluruh badan, saat itulah dia melihat luka gores di lengan Mi Young. Daniel menghampiri Mi Young dan bertanya kapan Mi Young terluka. Mi Young sendiri tidak tahu kapan dia mendapat luka itu. 

Daniel permisi masuk ke dalam dan keluar dengan membawa kotak P3K. Daniel mengoleskan obat steril pada luka Mi Young dengan hati-hati. Daniel menuip luka itu khawatir akan meninggalkan rasa perih. Mi Young merasa tidak enak dan meminta maaf karena membuat Daniel khawatir.  

Daniel tak suka mendengar Mi Young yang sering mengucapkan kata maaf. Jika terus-terusan seperti itu akan menjadi kebiasaan. Daniel berkata pada saat seperti ini seharusnya Mi Young cukup mengucapkan terima kasih dengan gaya keren "Mengerti?". Daniel sedikit menggerakan kepalanya, mencontohkan gaya keren yang dia maksud. Mi Young mengikuti arahan Daniel dan tersenyum. 

Setelah itu, Daniel menempelkan plester lucu ke luka Mi Young sebagai pelindung agar kuman-kuman tidak bisa masuk kedalam luka itu. Mi Young menyentuh plester yang di tempel Daniel sebagai tanda ia menyukai plester itu. 

Gun rapat dengan dewan eksekutif membahas produk baru yang akan di pasarkan. Salah satu staf berdiri di depan layar proyektor menjelaskan keunggulan produk terbaru mereka. Setelah melalui proses penelitian dengan menambahkan bahan baku tananam, dan uji sampel. Produk terbaru ini sangat ampuh untuk mengatasi jerawat dan di yakini akan menambal kekurangan pada produk-produk sebelumnya. 

Nama produk ini adalah, "Cream Jang In Siput". 

Muncul di layar gambar siput lengkap dengan tempurungnya. Mendengar nama siput, pikiran Gun langsung membayangkan siput pink yang sering muncul dalam imajinasinya. Siput itu bergerak perlahan, tapi siput ini berbeda dengan siput lainnya karena memakai kacamata, siapa lagi kalau bukan siput Mi Young. 

Gun tak lagi mendengarkan penjelasan staf, ia berguman sendiri, "Siputku entah sudah makan atau belum?. Siput juga harus makan".  

Direktur Tak yang berdiri di sampingnya mendengar samar perkataan Gun tadi. Direktur Tak bertanya apa yang di maksud makanan siput?. Direktur Tak lalu bertanya pada yang lainnya, mungkinkah di antara mereka ada yang mengetahui makanan siput. Staf yang memberi presentasi bingung mendengar pertanyaan aneh tersebut, ia bertanya mungkin yang dimaksud Gun adalah nasi sea food?. 

Direktur Tak memperjelas makanan siput, cepat cari apa yang biasa di makan siput. Staf yang lain bergegas membolak-balik lembar presentasi untuk mencari tahu apakah ada keterangan makanan yang sering di makan siput. Tapi ya mana ada. Direktur Tak memarahi mereka untuk segera mencari tahu.

Gun jadi kesal dan marah-marah sendiri. Peduli amat siputnya sudah makan atau tidak. Ngapain juga mikirin hal itu. Emang apa hubungannya denganku. LOL... 

Mi Young dan Daniel telah menyelesaikan tugas mereka hari ini. Mereka duduk santai di taman. Mi Young meminum air dingin, sementara Daniel memperhatikan mug yang dilukis Mi Young tadi. Gambar itu menjadi gambar yang lucu dan menarik karena diwarnai dengan warna cerah. Daniel memuji ternyata gambar Mi Young bagus juga. 

Daniel ingin tahu sebenarnya itu gambar siapa?. Mi Young menjawab itu gambar wajah anaknya, ia berharap kelak anaknya akan tumbuh secantik gambar itu. (Berarti cewek donk!).

Daniel tersenyum dan berkata akan lebih menyenangkan jika Mi Young juga mengambar kedua orang tua dari anak itu, "Apa kau ingin melukis mereka juga?".

"Tidak perlu", jawab Mi Young sedih, "Nantinya juga kami tidak akan bisa bersama-sama. Jadi mengapa harus aku lukis". 

Daniel menatap Mi Young prihatin. Mi Young tersadar kalau ia sudah keceplosan bicara, buru-buru dia meminta maaf karena membicarakan hal yang tidak perlu. Daniel memarahi Mi Young yang lagi-lagi meminta maaf. (Dikit-dikit kok minta maaf, kok minta maafnya cuma dikit...wkwkw... ).

Daniel jadi kesal, ia mengaku telah membaca dokumen aneh itu. Permohonan surat cerai yang dibuat suami Mi Young. Setelah membacanya perasaan Daniel menjadi tidak tenang. Seperti gila karena terlalu khawatir. 

"Apa itu masuk akal?. Kalian baru menikah dan dia mengajukan gugatan cerai?. Mungkinkah suamimu mempunyai masalah (pada otaknya)?. Atau dia memang suami yang buruk?". 

Mi Young membela Gun, suaminya bukanlah orang yang jahat. Mi Young bisa mengerti karena Gun mempunyai alasan kenapa sampai melakukan hal itu. Tetap saja, Daniel menilai mana ada alasan seperti itu, benar-benar tidak masuk akal. Baru saja menikah kok minta cerai. 

Suara Daniel yang agak meninggi membuat Mi Young mengira Daniel sedang marah karena ikut memikirkan masalahnya. Mi Young minta Daniel jangan marah. Mi Young mengaku pada awalnya memang merasa terkejut melihat surat cerai itu. Tapi, kini Mi Young bisa mengerti kenapa suaminya sampai melangkah sejauh itu. 

"Dia memiliki seseorang yang dia cintai. Tapi karena kehadiranku semuanya lenyap ke udara". 

"Lalu bagaimana dengan bayinya?", tanya Daniel kemudian.

"Aku masih memikirkan tentang hal itu. Aku ingin membesarkan bayi ini sendirian. Tapi, aku tidak yakin karena aku mungkin terlalu lemah untuk menjadi seorang ibu. Mungkinkah keinginanku ini hanyalah keserakahanku?. Aku juga merasa takut". 

Daniel memberi semangat kenapa Mi Young harus takut ataupun khawatir. Entah dalam mengurus anak ataupun dalam hal melukis. Daniel yakin Mi Young mampu melakukan semuanya dengan baik. Daniel menyanjung dirinya sendiri yang tak hanya pintar dalam menilai gambar tapi juga pintar dalam menilai seseorang. Dan menurutnya Mi Young adalah wanita yang baik.

Mi Young tersenyum, sekarang ia tidak mempunyai rahasia lagi yang ia sembunyikan dari Daniel. Rasanya benar-benar nyaman setelah Mi Young berbagi rahasia dengan Daniel. "Bukankah ini aneh?. Mungkinkah karena kau seorang pastur, makanya aku merasa nyaman?".
 
Daniel tersenyum memandang Mi Young dan berkata, "Aku juga menyukainya karena sepertinya aku memiliki seorang adik yang menggemaskan". 

Mi Young tersenyum sesaat kemudian wajahnya kembali sedih. Daniel yang melihatnya ikut sedih.

Hari beranjak malam ketika Daniel mengantar Mi Young pulang dengan berjalan kaki. Mi Young merasa tak enak hati merepotkan orang lain. Ia bisa pulan sendiri dan meminta Daniel untuk kembali saja. Daniel tidak mau, bisa bahaya kalau Mi Young jalan sendirian malam-malam begini, bagaimana kalau Mi Young di culik orang jahat. Mi Young tersenyum menanggapi gurauan Daniel. 
Mi Young bertanya apa tak masalah kalau Daniel pulang ke gereja larut malam. Daniel sempat bingung, lalu menjawab setelah mengantar Mi Young akan langsung pergi kesana. MI Young berhenti di depan rumah dan berkata sudah sampai. Mi Young menjelaskan kalau rumah itu adalah rumah nenek dari suaminya. 

Daniel memperhatikan gerbang rumah itu yang tak terasa asing baginya, "Oh. Kalau begitu kau adalah cucu menantu ketua...".

Sorot lampu mobil menyilaukan Mi Young dan Daniel. Otomatis ucapan Daniel terhenti saat itu juga. Gun keluar dari mobil dan melihat istrinya tengah bersama pria lain, malam-malam lagi. 

Mi Young tersenyum cerah melihat suaminya sudah pulang. Gun berjalan mendekat dan menatap Daniel penuh selidik. Dalam hatinya pasti bertanya-tanya siapa pria ini?. Daniel juga menatap Gun. Hm.. cinta segitiga di mulai. 


END


Komentar : 
Gun cemburu?. Atau mulai merasa cemburu?. Sepertinya memang perlu peran orang ketiga untuk membuat Gun cemburu. Apa lagi kalau orang ketiga itu adalah seseorang seperti Daniel Pitt. Bukan hanya wajahnya yang tampan, tapi juga memiliki hati yang baik dengan latar belakang yang mengangumkan. Pada awalanya Gun memang bersikap acuh pada Mi Young, tapi saya yakin pelan namun pasti pada akhirnya Gun akan jatuh cinta pada Mi Young. 

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)