Pages - Menu

Monday, September 30, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 23 Part 2

 3 penjahat berkumpul direstoran membahas gerakan mereka. Wartawan Go menegur Kwon Jae Kyu yang sedari tadi terus minum tanpa henti. "Pelan-pelan. Atau kau akan segera mabuk.

"Biarkan aku sendiri. Aku perlu minum hari ini", ucap jaksa Kwon. Tampaknya ia stress setelah bertemu dengan Cha Don.

Se Kwang mendengar Jae Kyu pergi ke kantor kejaksaan, "Apa kau bertemu dengan Lee Cha Don?".

Jae Kyu berkata sebuah penyesalan baginya jika tidak bisa membunuh Cha Don dengan tangannya sendiri. Se Kwang tanya apa yang dikatakan Cha Don. Jaksa Kwon menjawab tidak ada yang khusus.

"Mungkin, apakah dia mengatakan lagi  kalau aku yang membunuh Hyuk?', tebak Se Kwang dengan senyum sinisnya. "Bajin*** itu. Ini cara yang biasa ia lakukan,  kau tahu itu dengan baik. Jangan dibutakan karena itu".

Jaksa Kwon menatap tajam Se Kwang, "Apa maksudmu, dibutakan?. Tidak mungkin aku terpedaya dengan perkataanya". Lalu kembali menuang minum ke dalam gelasnya.

Se Kwang kemudian bertanya pada wartawan Go bagaimana dengan Eun Bi Ryung. Wartawan Go telah memeriksa setiap kemungkinan tempat yang mungkin Bi Ryung tinggali, tapi  belum menemukan petunjuk. 

Jae Kyu berkata 2 masalah muncul menjelang pemilihan umun. Bi Ryung menghilang, dan Cha Don kembali menjadi jaksa. Wartawan Go menyarankan untuk sekarang ini lebih baik kita fokus pada pemilu besok. Setelah Se Kwang menjadi walikota Seoul dan Jae Kyu menjadi presdir perkumpulan sastra, maka masalah seperti ini tidak berarti sama sekali. "Bukankah kau juga berpikir demikian?", tanyaya pada Se Kwang. 

Se Kwang tak menjawab, melihat Jae Kyu yang sedang minum. Pastinya dia takut jika pria yang ada di hapannya itu mulai goyah karena perkataan Cha Don. 

Hari pemilihan umun tiba. Se Kwang datang ke TPS memberikan suaranya. Para wartawan sibuk jeprat jepret saat Se Kwang memasukkan surat suara ke dalam kotak suara. Setelah itu wartawan Go maju memberikan pertanyaan, "Hari ini, sebagai pemilih kau datang ke tempat pemungutan suara. Berikan kami komentarmu  bagaimana yang kau rasakan".

Se Kwang mengaku telah berusaha sebaiknya yang ia bisa dan akan menerima apa yang menjadi keputusan dari warga Seoul. Wartawan Go menanyakan status Se Kwang yang masih lajang, "Banyak wanita lajang tertarik padamu, kau tahu itu?". 

Se Kwang tertawa basa basi dan berkata sebaiknya ia tidak menerima jenis ketertarikan itu. "Aku berharap kau akan menilai aku hanya pada kompetisiku dan kualifikasi untuk walikota Seoul". 

Se Kwang membungkuk ke arah kamera. Kemudian menoleh pada Prof. Jeon dan Ji Hoo yang berdiri tak jauh darinya. Prof. Jeon tersenyum. Ji Hoo tersipu malu.

Sebagian besar televisi nasional menayangkan berita pemilu hari ini. Pemungutan suara berjalan lancar di setiap TPS Seoul. Setelah pemungutan suara selesai di hitung. 3 statiun penyiaran utama akan mengumumkan hasilnya. 

Cha Don dan jaksa Jo berada dalam satu ruangan menyaksikan acara ini. Jaksa Jo mematikan televisi ketika telepon kantornya berdering, lalu menjawabnya, "Halo? Oh, baiklah, Bagaimana?. Aku mengerti", jaksa Jo menutup telepon dengan wajah tegang. 

Cha Don ikut tegang, menunggu jaksa Jo bicara. Senyum Cha Don mengembang ketika jaksa Jo memberitahu surat perintah pengangkapan Se Kwang telah di setujui.

Sek. Hong datang ke kantor kejaksaaan, berpapasan dengan Cha Don dan timnya yang jalan keluar dari lobby. Dalam rombongan itu ada Gu SHik. Sek. Hong menarik Gu Shik. Ia tanya bagaimana bisa surat penangkapan Se Kwang disetujui, itu hal yang sangat sulit bahkan hampir mustahil.

Gu Shik hanya berkata surat penangkapan telah dikirim. Ia hendak jalan pergi menyusul Cha Don. Tapi Sek. Hong tetap menahan lengannya, "Kenapa kau mengikuti mereka?. Ini waktunya kita membuka restoran". 

"Pergi dariku", Gu Shik menepis tangan Sek. Hong dan menujukkan kartu pengenal, "Permintaan khusus direktur. Aku dipekerjakan kembali. Untuk sementara, aku punya 2 pekerjaan". Gu Shik pergi. 

Sek. Hong bingung, "Apa?. Dua pekerjaan?". 

Ji Hoo jalan menelusuri koridor sembari bicara dengan ayahnya di telepon. Ia terlihat gembira dengan berkata akan ke markas kampanye dan mengucapkan selamat secara langsung pada Ji Se Kwang. Ji Hoo mengakhiri pembicaraan setelah berkata akan bertemu dengan ayahnya di markas kampanye. 

Kepala hakim dan Ji Hoo berpapasan. Ji Hoo menunduk hormat, "Apakah kau pulang ke rumah sekarang, Kepala hakim?". Kepala hakim tanya apa Ji Hoo sudah mendengar berita. Ji Hoo tanya berita apa.

Kepala hakim berkata baru saja dikeluarkan surat penangkapan kandidat Ji Se Kwang. Ji Hoo tak mengerti kesalahan apa yang dilakukan calon suaminya itu. Kepala hakim menjawab penggelapan uang dan pembunuhan, "Jaksa yang meminta surat perintah itu. Lee Cha Don dari tim penyidik khusus dari DPO Seoul".

"Lee Cha Don?", tanya Ji Hoo terkejut. Kepala hakim membenarkan, apakah itu benar atau tidak dampaknya akan sangat besar. Kepala hakim dan rombongannya pergi. 

Ji Hoo terpaku di tempatnya, syok dan  bingung. "Pembunuhan dan penggelapan?. Itu tidak mungkin terjadi... Kenapa harus Lee Cha Don...?".

Siaran langsung dari stasiun SBC wartawan Go menmbacakan hasil akhir dari pemilihan umum walikota Seoul. Tim sukses Se Kwang berkumpul di markas kampanye menonton televisi. Dari perolehan suara yang terkumpul, Se Kwang unggul meraih suara total sebanyak 61.2% suara.

Tepuk tangan menggema di penjuru ruangan di iringi dengan tawa kemenangan. Secara resmi Se Kwang terpilih menjadi walikota Seoul yang baru. Se Kwang tentu saja senang, mengepalkan tangan melakukan gerakan "Yes". Prof. Jeon mejadi orang yang pertama kali memberi ucapan selamat. Kemudian Kwon Jae Kyu disusul tim sukses lain-nya.

Se Kwang mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, membanggakan kemenangannya. Tim sukses mengelu-elukan nama Ji Se Kwang. Tapi kemenangan, kesenangan dan kebanggan Se Kwang itu hanya bertahan sebentar saja.

Cha Don bersama timnya memasuki markas kampanye, "Perhatian!. Silahkan menyingkir!!", ucap Gu Shik nyaring menunjukkan tanda pengenalnya membuka jalan untuk Cha Don. (Kyaa....Cha Don keren banget dah...).

Cha Don dengan langkah mantap jalan mendekati Se Kwang, berdiri tepat di depan kedua mata Se Kwang, "Aku jaksa Lee Cha Don, dari penyidik khusus di DPO Seoul", ucap Cha Don memperkenalkan diri dengan rasa percaya diri tinggi.

"Apa yang membawamu kesini", tanya Se Kwang. Para wartawan yang sejak tadi ada di markas kampanye mengarahkan kamera, fokus menyorot Cha Dan dan Se Kwang.

Cha Don : Pertama-tama, selamat atas terpilihnya. Tapi, sangat di sayagkan, kau harus ikut dengan kami sekarang.

"Apa yang kau bicarakan sekarang?", bentak Kwon Jae Kyu. 

Cha Don menunjukkan surat penangkapan, "Kau ditangkap atas tindakan pembunuhan dan penggelapan". Gu Shik maju memasang borgol ke tangan Se Kwang. 

Cha Don bicara, "Kau diperbolehkan diam dan menghubungi pengacaramu. Apapun yang bisa kau katakan dan akan digunakan untuk perlawanan di pengadilan".

Prof. Jeon dan Kwon Jae Kyu tercengang, sama halnya dengan para pendukung Se Kwang lainya. Tapi tidak untuk Se Kwang, pria licik ini selalu punya berbagai macam cara untuk terlihat baik di hadapan publik.

Se Kwang : Sekarang, semua warga menonton ini.
Cha Don : Ya, Ini adalah momen dimana semua kebenaran jelek mu terungkap ke dunia.
Se Kwang : Dengan mengatakan ini sebuah kesalahan, kau membuatnya menjadi masalah besar. 
Cha Don : Baiklah, kau lah orang yang melakukan kesalahan, bukan aku. Karena kau memanjat pohon yang tidak seharusnya kau panjat.

Se Kwang tersenyum licik, dengan bangga memperlihatkan tangannya yang terborgol kepada seluruh wartawan (Aish.....kelakuannya setali tiga uang dengan Kwon Jae Kyu). "Realitas dari politik korea. Ingatlah jaksa ini, Lee Cha Don, yang mengalami degenerasi menjadi hamba dari kekuasaan. Kebenarannya akan terungkap olehku. Bagaimanapun, kalian semua,  warga korea, harus memutuskan sendiri". (Nada ngomongnya udah kaya orang pidato).

Cha Don menanggapinya dengan dingin, "Jika kau sudah selesai bicara. Ayo jalan".

Gu Shik menarik Se Kwang. Se Kwang menampilkan wajah meremehkan di depan Cha Don. Cha Don membalasnya dengan senyum dingin dan tatapan menusuk. Jika saja tatapan bisa membunuh, Se Kwang udah mati saat itu juga..hehehe. 

Se Kwang dibawa pergi, wartawan dan para pendukungnya berlari keluar mengejar terutama pengikut setia Se Kwang, detektif Choi. Cha Don pergi dengan langkah mantap sama seperti saat ia datang. 

Prof. Jeon bingung dan tanya apa yang terjadi sekarang. Kwon Jae Kyu mengusulkan menelpon seluruh anggota perkumpulan sastra untuk rapat sekarang. "Ini semua adalah penipuan Lee Cha Don. Walaupun memerlukan semua kekuasaan kita. Kita harus membebaskan kandidat Ji Se Kwang". Prof. Jeon setuju, "Mari kita lakukan. Aku akan memanggil mereka untuk rapat sekarang". 

Berita penangkapan Se Kwang muncul di televisi. Lagi-lagi wartawan Go yang membawakan update news terbaru ini dengan menambahkan bumbu-bumbu penyedap, "Sekitar pukul 8 malam hari ini, Walikota seoul yang terpilih ditangkap oleh pejabat kejaksaan. Banyak warga menyaksikan penangkapan ini, mencurigai konspirasi politik dibalik penangkapan ini, dan mengecam keras DPO tersebut". 

"Suasananya berjalan agak aneh", komentar Ny. Bok menyaksikan berita yang dibawakan wartawan Go. Pal Do sependapat, yang ditakutkan bagaimana jika ini menjadi bumerang bagi kita. Jae In berkata jaksa menangkap pembunuh, apa yang aneh dengan itu.

Pal Do menyahut tetap saja hal itu tidak bisa dianggap sepele, Ji Se Kwang dipilih dengan suara lebih dari 60%.  Jae In menjawab, "Jangan khawatir. Cha Don pasti akan memasukan dia ke penjara!". 

Ponsel Ny. Bok berdering. Orang yang menelpon memberitahu rapat darurat perkumpulan sastra akan diadakan sekarang. Ny. Bok mewanti-wanti jangan sampai ada yang muncul dalam rapat. Jika sampai ada anggota yang datang, maka Ny. Bok tidak akan melepaskan orang itu. 

Usai mematikan telepon Ny. Bok tanya pada Pal Do, "Kau mendapatkan tanda tangan untuk mencegah Kwon Jae Kyu menjadi presdir, kan?. Pal Don menjawab ya. Ny. Bok merasa mual dan tidak enak badan sekarang, sebagai gantinya ia mengirim Jae In untuk pergi ke rapat itu.

Di dalam ruang meeting yang besar itu hanya ada Prof. Jeon, Kwon Jae Kyu dan Sek. Seo. Hingga jam yang ditentukan, para anggota perkumpulan sastra tidak ada yang datang. Kwon Jae Kyu menduga para anggota aka datang terlambat. Prof. Jeon tidak tahu, "Tidak satupun orang menjawab teleponku".

Satu pikiran yang menganjal di benak Prof. Jeon kenapa jaksa Lee Cha Don mengatakan pembunuhan dan penggelapan. Jae Kyu berharap Prof. Jeon tidak mempercayai kata-kata Cha Don. Prof. Jeon mencoba mengerti, tapi tidak peduli masalahnya apa jika percaya. Tapi curiga yang membabi buta juga...

"Prof. Jeon", ucap Jae Kyu memotong, memintanya untuk tidak terpengaruh dengan perkataan Cha Don.

Pintu terbuka, Pal Do dan Jae In melangkah masuk kedalam. Prof. Jeon heran apa yang dilakukan Jae In disini. Jae In menjawab hari ini tidak akan ada anggota yang datang kemari.

"Jadi, Semua ini yang kau lakukan. Bok Hwa Sool dan Lee Cha Don", ucap Jae Kyu. 

Jae In menunjukkan folder plastik yang ia pegang, berisi tanda tangan para anggota yang menolak pengangkatan Jae Kyu sebagai presdir. Kwon Jae Kyu berkata walaupun kalian semua melakukan semua ini tidak akan ada yang berubah.

Bagi Jae In juga, "Kematian Hyuk sangat mengejutkan. Tapi, apakah kau tahu apa yang lebih mengejutkan?. Kalau ayahnya membantu pembunuh yang membunuh anaknya. Memikirkan Hyuk, yang akan menyaksikan itu. Hatiku lebih sakit lagi".

"Apa?"

Jae In : Pernahkah kau menyadari itu?. Hyuk, Ji Se Kwang yang membunuhnya.

Prof. Jeon yang terkejut menoleh ke Jae Kyu. Kwon Jae Kyu tak kalah terkejut, memandang Jae In dengan tatapan nanar. Jae In jalan keluar bersama Pal Do.

Prof. Jeon yang tidak bisa lagi mentolerir pergi keluar meninggalkan Kwon Jae Kyu. 

Jae Kyu terduduk lemas di kursi, "Tidak mungkin. Ji Se Kwang membunuh anakku?. Dari semua orang. Tidak mungkin Ji Se Kwang...?".

Tepat disaat itu, jaksa Jo menelpon Jae Kyu mengajaknya bertemu. 

Sebelum memulai interogasi Cha Don makan terlebih dahulu di hadapan Se Kwang dengan lahap. Dengan gaya gokilnya Cha Don menawari Se Kwang makan, "Kau pasti lapar. Apakah kau yakin tidak ingin makan?". Cha Don menyeruput habis kuah makanannya dan bersandar ke kursi dengan perut kenyang. 

Se Kwang memicingkan mata melihat tingkah Cha Don lalu bertanya, "Kenapa kau tidak menanyaiku?". 

"Untuk apa?", tanya Cha Don balik. "Aku tahu apa yang akan kau katakan. Aku tidak membunuh, aku tidak menghasut atas penggelapan. Bawakan saksiku, perlihatkan padaku penggelapan 41.7 juta dollar. Benarkan?". 

"Jadi, kau menangkapku tanpa bukti?".

"Kau bisa memikirkan apa yang kau mau. Tapi Kau adalah penjahat. Aku adalah Hakim".

Se Kwang memuji Cha Dong mengalami banyak peningkatan. Teknik mental yang bagus. Cha Don mengatakan hal itu hanya bisa dijangkau oleh orang yang bisa melihat kebenaran. 

Se Kwang : Dari kursi yang kau duduki sekarang. Berapa banyak tersangka yang kau pikir telah ku intrograsi?. Pembunuh, pemerkosa, pencuri, penipu, preman. Semakin aku berurusan dengan mereka, semakin mengeras hatiku. Lee Cha Don, kau bukan lawan untukku. Karena aku memiliki hati yang kuat.

Cha Don : Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah melakukan pengakuan padamu. Orang-orang disekitarmu akan merobekmu menjadi potongan-potongan. Hati yang kuat?, hati penjahat dari iblis, lebih baik kau mengawasinya. Jadi tidak akan tergigit.

Kwon Jae Kyu dan Jaksa Jo berada di ruangan yang bersebelahan dengan ruang interogasi. Tujuan jaksa Jo memanggil Kwon Jae Kyu kemari,  agar dia bisa melihat sendiri bagaimana proses interogasi berlangsung. Karena ini berhubungan dengan pembunuh Hyuk. Jaksa Jo mempersilahkan Kwon Jae Kyu pergi jika tidak merasa nyaman. Jae Kyu diam tak merespon. Menatap lurus kaca di depannya yang mengubungkan dengan ruang interogasi.

Selang beberapa menit kemudian Cha Don membawa Se Kwang keluar dari ruang interogasi. Di lorong koridor mereka bertemu dengan Gu Shik yang membawa manager Yoo. Manager Yoo terkejut melihat tangan Se Kwang yang terborgor. Lalu menatap Se Kwang, seolah bertanya, "Apa yang terjadi?". Se Kwang hanya memberikan kode dengan gerakan matanya.

Cha Don mengatakan ini agar manager Yoo tidak bingung, "Sekarang dia (Se Kwang) adalah terdakwa, dan aku adalah jaksa.  Se Kwang tanya apakah hanya manager Yoo, saksi yang Cha Don punya. Cha Don tak menjawab dan minta Gu Shik segera membawa manager Yoo keruangan interogasi.

Gu Shik mengerti dan menarik manager Yoo masuk keruang interogasi. Sebelum masuk, manager Yoo menoleh untuk melihat Se Kwang. Begitu pula dengan Se Kwang. Kemudian Cha Don membawa Se Kwang masuk keruang sebelah dimana ada Kwon Jae Kyu di dalamnya.

Se Kwang kaget melihat Jae Kyu dan bertanya apa yang dia lakukan disini. Kwon Jae Kyu berkata ia khawatir dengan Se Kwang dan jaksa Jo menerima permintaanya untuk melihat proses interogasi (Kwon Jae Kyu mungkin sudah mulai curiga pada Se Kwang, karena itu dia berbohong).

Jaksa Jo berkata Se Kwang harus terbiasa dengan pengaturan ini, lalu melirik Cha Don. Se Kwang tanya apa yang Cha Don coba keluarkan kali ini. Lalu melihat kearah monitor, di mana ada Gu Shik yang membawa masuk dan mendudukkan manager Yoo di kursi. 

"Silahkan, berharap. Lihat apa yang akan dia katakan", ucap Cha Don membuat Se Kwang gelisah.

Setelah membungkuk hormat pada jaksa Jo, Cha Don keluar, kembali ke ruang interogasi.

Wajah manager Yoo menunjukkan rasa takut ketika melihat Cha Don masuk keruang dimana ia berada di dalamnya. Cha Don membanting dokumen dan membuat manager Yoo semakin takut. Cha Don duduk, dan bertanya, "Apakah kau tahu kenapa Ji Se Kwang ditangkap?. Beritahu aku dengan lidahmu sendiri".

Manager Yoo mencoba berdalih, Hal itu tidak berpengaruh padanya, karena dirinya tidak mengetahui apapun.

Cha Don : Lihatlah lebih dekat. Aku bukalah 2458 yang kau kenal di penjara. Aku jaksa khusus Korea. Kau sudah memberitahuku semuanya di dalam penjara. Apakah kau sekarang menyadarinya?. Kau telah mengakuinya kepada jaksa. Kau tidak harus mengatakan apapun disini.

Manager Yoo berkata pengakuannya di persidangan banding berbeda, karena ia tidak tahu Cha Don akan menjadi jaksa. 

Cha Don menghela napas, "Tentu saja. Tidak ada pengaruhnya bagi ku apakah kau berbohong atau diam saja di pengadilan. Tapi hanya ada satu masalah. Saksi pertama adalah kau!. Karena kau tahu kematian Kwon Hyuk pertama kalinya, dan kau yang menghubungi polisi. 

Selain itu, Kau menunjuk dengan jarimu pada orang orang tidak bersalah, dari semua orang, (Cha Don menujuk dirinya) "Seorang jaksa korea" .

Meskipun jaksa bodoh sekalipun melihat ini, dalam kasus seperti ini, 100 dari 100. Kau akan dituduh melakukan pembunuhan. Karena bukti secara tidak langsung akan cukup dengan sendirinya.

Manager Yoo takut dan hampir menangis, "Aku tidak membunuh....Aku tidak membunuh".

"Jadi, siapa yang membunuh?", tanya Cha Don dengan wajah serius.

"Aku sudah mengatakannya padamu.
"Katakan lagi. Disini".

"Aku tidak melihat pembunuh yang sebenarnya", ungkap manager Yoo.

Cha Don marah dan mengebrak meja, "Lalu kenapa kau memberitahu semua orang kalau aku yang melakukan pembunuhan?", teriaknya membuat manager Yoo semakin ketakutan. 

Se Kwang mulai gelisah, memperhatikan reaksi Kwon Jae Kyu yang terlihat serius menyaksikan proses interogasi tersebut.

Manager Yoo menitikkan air mata takut. Mengingat kembali kejadian malam itu, "Ji Se Kwang datang dengan darah pada tangannya. Dia dalam keadaan sangat gelisah, dan memberitahuku untuk melakukan apa yang dia katakan. Dia mengancamku".

Kwon Jae Kyu tercengang dan reflek menoleh ke Se Kwang dengan tatapan tajam. Cha Don tersenyum tipis, lalu berdiri menghadap kaca, "Orang yang membunuh Kwon Hyuk adalah Ji Se Kwang!". 

Kwon Jae Kyu melotot marah. Se Kwang minta Jae Kyu jangan terguncang karena ini.

"Ji Se Kwang..kau", Jae Kyu berang

"Dia memalsukan bukti sekarang". 

"Kau...."

"Kukatakan jangan terkecoh!"

"Ke sini, kau membunuh anakku!. Aku akan membunuhmu!", Jae Kyu yang berang ingin menyerang Se Kwang. Jaksa Jo yang berdiri di tengah mereka dengan sigap menahan Kyu Jae. Gu Shik masuk, ia bersama jaksa Jo menarik Jae Kyu keluar.

"Ji Se Kwang, aku akan... Ji Se Kwang!. Ji Se Kwang!", teriak Jae Kyu murka di seret keluar.

Se Kwang menyalakan interkom, "Yoo Jae Gook, dengarkan aku baik-baik!. Kau membuat pengakuan palsu karena interogasi paksaan!. Hal seperti ini bisa benar-benar terbalik di pengadilan!". 

Manager Yoo gelisah dan semakin takut mendengar suara Se Kwang yang menggaung keluar dari speaker.

"Apakah tidak ada orang lain disana?", teriak Cha Don yang khawatir jika manager Yoo akan kembali mengubah kesaksiaanya karena terpengaruh perkataan Se Kwang.

Se Kwang : Ingat baik-baik. Jika kau tidak menjaga kepalamu tetap lurus, kau tidak akan mendapatkan sepeserpun!. Simpan di hatimu apa  yang aku katakan, Yoo Jae Gook!.

Cha Don kembali teriak memanggil orang. Gu Shik dan petugas keamanan menyeret Se Kwang keluar. Se Kwang masih teriak, "Yoo Jae Gook!. Tunggu!. Tunggulah sampai akhir!. Tunggulah, Yoo Jae Gook!. Kita akan menang!". 

Cha Don menoleh ke belakang melihat manager Yoo dengan raut wajah tegang. Manager Yoo yang semula gelisah dan takut kini tampak tenang. Kata-kata Se Kwang barusan berhasil mempengaruhi pendirian manager Yoo. 

Presdir Hong mengenalkan Jae In pada PD dan penulis yang bertanggung jawab atas program acara "Ingin tahu kebenaran". PD Kim mengajak Jae In ke ruang meeting untuk membicarakan dengan lebih detail.

Wartawan Go sekilas melihat Jae In dan Pal Do yang jalan masuk keruang meeting. Terkejut?, sudah pasti, bahkan ia penasaran dan bertanya-tanya kenapa Bok Jae In ada disini, di perusahaan tempatnya bekerja.

PD Kim mengaku tertarik dengan materi yang Jae In kirimkan. Jae In minta PD Kim wajib menjaga kerahasiannya. PD Kim sudah mendengar hal itu dari Presdir Hong dan berjanji akan menjaga kerahasiannya sampai previewnya mengudara. Presdir Hong minta mereka untuk mulai berdiskusi, ia berpesan pada PD Kim untuk membuat program yang tidak bisa dibantah. PD Kim dan penulis mengerti. Presdir Hong pamit keluar.

Wartawan Go menguping di luar, mencoba mencuri dengar pembicaraan mereka. Tentu saja tidak kedengaran. Ketika handle pintu bergerak, ia buru-buru menjauh dan pura-pura sibuk membaca script yang ia pegang.

"Direktur Go. Apa yang kau lakukan disini?", tanya presdir Hong ketika melihat wartawan Go berdiri tak jauh dari ruang meeting. Wartawan Go berkata ia hanya kebetulan lewat dan melihat Bok Jae In masuk kedalam.

Presdir Hong berkata Jae In mengalami kesulitan keuangan semenjak ibunya sakit, "Jadi aku memberinya beberapa pekerjaan. Kerja paruh waktu".

"Ah...aku mengerti", ucap wartawan Go dengan mulut membulat lebar. "Hidupnya benar-benar berubah tragis".

Presdir Hong mengajak wartawan Go makan, wartawan Go tak kuasa menolak meski ia masih penasaran apa yang dilakukan Jae In didalam.

PD Kim terkejut tidak menyangka mendengar cerita Jae In. Jadi semua materi yang ia terima dari Jae In itu adalah benar. Jae In menambahkan fakta lebih mengejutkan lagi, orang-orang yang melakukan semua hal itu berada di posisi tertinggi. PD Kim membenarkan, "Politikus terkenal, mantan aktris, mantan jaksa pengadilan tinggi". 

Penulis merasa penaaran siapa reporter terkenal yang ikut terlibat dalam kasus ini. PD Kim menyarankan kenapa Jae In tidak mengungkapkan siapa saja orang-orang itu. Sebelumnya, Jae In ingin tahu, apakah akan baik-baik saja jika ia menyebuktan nama asli mereka dalam siaran ini.

PD Kim berpikir, akan sulit jika menyebutkan nama asli mereka, bisa-bisa statsiun televisi akan dituntut atas pencemaran nama baik. Jae In mengerti, "Untuk sekarang, silahkan membuat program berdasarkan bahan yang aku sampaikan. Aku akan mengungkapkan nama asli mereka nanti".

Kecemasan Cha Don terbukti, manager Yoo mengubah kesaksiannya lagi. Jaksa Jo menanyakan hal ini pada Cha Don. Cha Don membenarkan, "Aku percaya, dia memilih untuk mengambil menerima uang Ji Se Kwang dah mengubah kesaksiannya".

 Jaksa Jo khawatir, "Saat ini, sentimen publik tidak baik. Publik pikir Ji Se Kwang sedang dianiaya secara politisi. Kita harus menanganinya segera". Cha Don berpikir tak ada cara lain, selain menemukan rekening rahasia bank swiss. Jadi manager Yoo akan menyerah untuk mendapatkan uang itu.

Jaksa Jo tanya bagaimana dengan surat izin pengeledahan rumah Ji Se Kwang. Cha Don menjawabnya izin-nya belum dikeluarkan. Jaksa Jo pusing, Cha Don lebih pusing. 

Cha Don keluar dari ruangan jaksa Jo. Diluar ruangan ada Ji Hoo yang sudah menunggunya sejak tadi. Cha Don menyapa Ji Hoo dengan sopan. Ji Hoo menatap tajam. 

Mereka lalu bicara di tempat yang lebih sepi. "Apa yang kau lakukan disini?. Apakah karena Ji Se Gwang menebasmu menjadi jaksa?', Ji Hoo bertanya, bahkan menuduh itu lah alasan Cha Don menangkap Se Kwang.

"Sunbae. Aku mengerti kau menghormati Ji Se Kwang, tapi..."

"Itu tidak masuk akal", potong Ji Hoo emosi. "Kenapa Ji Se Kwang harus membunuh jaksa Kwon Hyuk?. Perasaan Yoo Jae Gook terhadap Ji Se Kwang menjadi buruk karena Ji Se gwang menyelidiki kasus penggelapan. Tapi, hanya berdasarkan kata-kata...

Cha Don memotong cepat dengan suara nyaring, "41.7 miliar won dicuri dari Hwanghae Bank. Ji Se Kwang mempunyainya, di rekening rahasia di bank Swiss. Ketika melacak rekening rahasia itu, Kwon Hyuk terbunuh oleh Ji Se Kwang".

Ji Hoo tercengang. Pikirannya mengingat saat ia menemukan selembar kwintasi di rumah Se Kwang, "Tidak mungkin", sangkal Ji Hoo. "Tidak mungkin benar. Jika ada hal seperti rekening rahasia, aku akan tahu pertama kali!', Ji Hoo berkata dengan nada tinggi. 

Cha Don tak mengerti, "Apa yang kau bilang?. Bagaimana bisa kau tahu itu?".

Ji Hoo : Karena Ji Se Kwang adalah orang yang akan ku nikahi. Jangan mengganggu Ji Se Kwang dengan pemikiran balas dendam. Aku tidak akan tinggal diam". 

Ji Hoo pergi. Cha Don kaget dengan pengakuan Ji Hoo. Sunbae yang sangat ia hormati itu, ternyata jatuh dengan mudah dalam pelukan Ji Se Kwang.

Ji Hoo tergesa-gesa pergi ke rumah Se Kwang. Pikirannya yang kalut membuatnya tidak sabaran. Ia membongkar laci dan menumpahkan semua isinya ke atas meja. Benda yang ia cari akhirnya terlihat. Dengan gemetar tangannya meraih kertas itu. 

"Tidak. Tidak mungkin", hanya kalimat itu bisa Ji Hoo ucapkan ketika membaca tulisan yang tercetak rapi diatas kwintansi. Ji Hoo menggelengkan kepala, menyangkal dan seakan tidak percaya pada apa yang ia lihat. Se Kwang yang dikenalnya tidak mungkin melakukan hal semacam ini. Tidak mungkin Se Kwang yang mengirim uang ini. 

Ji Hoo mengunjungi Se Kwang di penjara, untuk bertanya dan mendengar penjelasan langsung dari mulut pria yang ia cintai. Ketika petugas membawa Se Kwang masuk, Ji Hoo berdiri menghadap jendela, membelakangi Se Kwang.

Se Kwang tanya kenapa Ji Hoo datang. Ia tidak ingin Ji Hoo melihatnya dalam keadaan seperti ini. Ji Hoo menekan perasaanya dan berkata, "bukan sebagai orang dalam profesi hukum. Tetapi sebagai wanita aku menanyakan ini. Apa yang bisa aku bantu?".

Se Kwang tanya apa maksdunya. Ji Hoo membalikkan badan menghadap Se Kwang. "Kau punya sesuatu yang ingin ku tanyakan". Perlahan Ji Hoo meletakkan kwintasi rekening bank swiss ke meja. Mata Se Kwang terbelalak terkejut, "Ji Hoo-ah".

Ji Hoo : Ini adalah kwitansi transfer dengan nomor rekening rahasia diatasnya. Aku menemukannya di rumahmu.

Se Kwang tak langsung menjawab. Ji Hoo menatap sedih, "Beritahu padaku ini bukan punyamu. Kumohon", batin Ji Hoo.

"Kwitansi itu, kau dapat dari Lee Cha Don, bukan?", tanya Se Kwang.

Melihat Ji Hoo diam, Se Kwang menganti pertanyaanya, "Apakah Lee Cha Don tahu tentang rekening ini?". bentak Se Kwang menunjuk kwitansi di meja.

"Belum", jawab Ji Hoo pendek dengan mata berkaca-kaca.

Se Kwang berkata selama Cha Don tidak menemukan kwintasi ini, maka Cha Don tidak akan bisa membuktikan bahwa ia bersalah. "Maafkan aku. Aku benar-benar ingin menyimpanya jauh-jauh darimu".

Ji Hoo hanya bisa menangis dalam diam setelah mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. 

Di mobil, Ji Hoo memegang kwitansi itu di tangan kirinya dan pematik di tangan kanannya. Api keluar dari pematik, Ji Hoo mengarahkannya mendekati kwitansi bersiap membakar. Tapi rasa keadilan yang tertanam dalam hati Ji Hoo seakan menolak hal itu. Ia pun mengurungkan niatnya, tak kuasa melakukan hal picik semacam itu. 

Ji Hoo menangis, menenggelamkan dirinya dalam kesedihan yang tak mampu lagi ia tahan. Sedih, kecewa dan tidak percaya. Pria yang sangat ia kagumi dan cintai memiliki topeng yang bahkan tidak pernah ia bayangkan sama sekali. 

Cha Don segera mengeledah rumah Se Kwang setelah surat izin dikeluarkan. Ia memerintahkan pada timnya untuk menyita semua yang tampak mencurigakan. Periksa dengan seksama di tempat yang tidak terjangkau sekalipun.

Malam harinya, Cha Don sengaja duduk ditaman yang sering dilewati Ji Hoo. Dari jauh Cha Don melihat Ji Hoo yang jalan menunduk tanpa semangat. Ji Hoo mengangkat wajahnya melihat Cha Don dengan pandangan tidak bersahabat.

Meski canggung keduanya masih bisa duduk bersama. Cha Don berpikir Ji Hoo merasa terpukul, karena ia tahu sunbae-nya terlihat kuat di luar tapi lembut di dalam. Yang pada akhirnya berubah menjadi kemarah pada Ji Se Kwang. Ji Hoo tidak ingin Cha Don menyebut nama Ji Se Kwang di depannya. 

Cha Don mengatakan hari ini, ia bersama timnya menggeledah rumah Ji Se Kwang tapi tidak menemukan apapun terkait dengan rekening bank Swiss. "Tapi, saat kami memeriksa rekaman CCTV, kami melihat bahwa kau datang lebih dulu sebelum kami datang. Berikan apa yang kau punya". 

Ji Hoo yang sedari tadi menunduk perlahan mengangkat wajahnya. Cha Don melanjutkan, "Rekening rahasia bank Swiss, berikan padaku".

Permintaan Cha Don itu ditanggapi dengan tatapan tajam Ji Hoo. Cha Don pun sama, menatap Ji Hoo dengan wajah serius.


END