"Dengan melepaskan topeng ini, kita bertemu lagi seperti ini. Sudah lama sekali. Se Kwang hyung", Cha Don tersenyum dingin membuka identitas aslinya di depan Se Kwang.
Meski Se Kwang sudah menduganya, tapi tetap saja pengakuan Cha Don ini membuatnya terkejut. Cha Don memanggilnya dengan sebutan "Hyung", sebutan khas yang digunakan Lee Kang Seok dulu untuk memanggil dirinya.
Detektif Choi masuk keruangan tempat Se Kwang berada. "Wakil kepala Jaksa Jo Seung Deuk mencari anda". Se Kwang tanya apa jaksa Jo tahu kalau Lee Cha Don ditangkap?. Detektif Choi membenarkan, "Tapi, kudengar dia menempati posisi sebagai pengganti jaksa Kwon". (Yes).
Hyuk berjalan lemas tanpa semangat, di depannya ada Jae In yang membelakangi dirinya tengah bicara di telepon dengan Gu Shik. Jae In terkejut, "Siapa katamu?. Maksudmu Kepala Ji Se Kwang dan Jaksa Kwon Jae Kyu yang merencanakan semua ini?. Katakan lebih rinci, Manajer'.
Gu Shik menyahut tidak bisa menjelaskan semuanya di telepon, tapi mereka berdua itu benar-benar jahat. Jae In tak mengerti bagaimana bisa orang kejaksaaan melakukan hal seperti itu. Jae In berbalik ke belakang dan bertatap mata dengan Hyuk, "Aku mengerti. Aku tutup sekarang", Jae In menutup telepon memandang Hyuk marah.
Hyuk jalan mendekati Jae In. "Apa ada yang ingin kau katakan padaku?", tanya Jae In. Hyuk menunduk diam. "Kurasa, meskipun kau punya 10 mulut, mungkin tak ada yang ingin kau katakan", Jae In jalan pergi. Hyuk mematung di tempatnya. Sungguh dia berada di persimpangan jalan yang sulit.
Se Kwang masuk keruangan jaksa Jo. Dia dibuat terkejut dengan kehadiran Jae In yang lebih dulu berada di dalam. Jae In mengalihkan padangannya, tak ingin melihat wajah menyebalkan Se Kwang.
"Apa anda memanggilku?", tanya Se Kwang ke jaksa Jo. "Duduklah", jawab jaksa Jo.
Jaksa Jo bertanya apa alasan Se Kwang menangkap Lee Cha Don tanpa surat perintah (menyalahi prosedur). Se Kwang menjawab Manager Yoo Jae Gook mengatakan Lee Cha Don adalah orang di balik semua kasus penggelapan ini.
Se Kwang berlagak tidak mengerti, "Menjebak?. Apa maksud anda, Yoo Jae Gook itu berbohong?".
Jaksa Jo berkata Yoo Jae Gook juga tersangka, tidak seharusnya Se Kwang percaya pada kata-katanya. "Segera bebaskan Lee Cha Don. Lakukan prosedur yang tepat dan selidiki dia tanpa menahannya". Jae In tersenyum tipis.
Tentu saja Se Kwang tidak mau dan tidak ingin melepaskan Cha Don. Jaksa Jo menegskan, "Tidak bisa?. Aku memberimu perintah sebagai Direktur Pengganti. Bebaskan Lee Cha Don". Perintah kali ini membuat Se Kwang diam tak berkutik...
Cha Don dan Jae In bersamaan keluar dari ruang jaksa Jo. Jae In jalan mendahului Se Kwang, langkahnya terhenti saat Se Kwang melontarkan pertanyaan, "Apa kau berani atau bodoh?. Kau menerobos masuk Kantor Kejaksaan tanpa rasa takut dan seenaknya saja menyuruh membebaskan tersangka!".
Jae In berbalik, menatap tajam Se Kwang, "Kau pikir aku bodoh?. Kaulah yang menjebak Cha Don atas kasus penggelapan".
Se Kwang : Aku peringatkan kau. Lebih baik kau menjauh darinya mulai sekarang. Selain itu, kau akan berakhir sambil menggertakkan gigi dan meratapi dia.
Jae In tak gentar, "Kuperingatkan juga. Kau tak akan bisa membuat Cha Don menderita lagi. Karena aku akan melindungi dia".
Jae In jalan pergi, ponselnya berdering menerima panggilan dari Pal Do, "Jae In. Nyonya pingsan". Jae In kaget, "Apa?. Kenapa ibu pingsan?. Paman dimana?. Baiklah, aku segera kesana!". Jae In bergegas lari. Sek. Seo mengintai Jae In dari jauh dan mengikutinya.
Se Kwang masuk keruang interogasi dan duduk di depan Cha Don. Cha Don menunduk diam, perlahan mengangkat wajahnya dengan tatapan dingin. Untuk pertama kalinya, mereka duduk berhadapan dengan melepaskan topeng masing-masing. Cha Don bicara, "Ramyun yang kau buat untukku dulu, sangat enak sekali. Aku tak pernah tahu kalau itu akan menjadi makam malam terakhir kita" .
"Seharusnya kau hidup dengan tenang. Muncul sebelum aku mencoba untuk membalas dendam akan menyebabkan bukan hanya kau tapi juga orang-orang disekitarmu akan hancur", ucap Se Kwang penuh kesombongan.
Cha Don tersenyum, menopangkan tangannya di meja, "Aku tak tahan mendengarkannya lagi. Apa ini keadilan yang kau bicarakan selama ini?".
(Wah...suka banget sama ekspresi Kang Ji Hwan yang ini...cool..)
(Wah...suka banget sama ekspresi Kang Ji Hwan yang ini...cool..)
Se Kwang : Sebagai seorang jaksa, aku menjalani hidupku tanpa rasa malu sedikit pun. Tindakanku ini berdasar pada keadilan yang kupercaya, apa kau tahu berapa banyak orang yang gila dan senang karena hal itu?. Aku butuh dunia yang lebih luas. Agar aku bisa menciptakan keadilan yang lebih besar. Tapi beberapa orang sepertimu berusaha menghalangi jalanku, itulah yang membuatku tidak tahan. Justru kejahatan terbesar sudah kau lakukan, Lee Cha Don!. Dunia yang sudah kuimpikan beraninya kau mengganggu. Itulah kejahatan.
Cha Don : Sekali lagi, terima kasih. Aku bisa fokus membalas dendam kedua orang tuaku, aku hampir kehilangan hal yang sangat penting. Betapa berbahayanya keadilan itu tanpa adanya hati nurani. Betapa kejamnya kekuatan itu tanpa kebenaran. Kau sudah menyadarkanku. Karena sudah terlanjur begini, aku juga akan bergabung dengan dunia ini. Ji Se Kwang. Tak ada dunia yang bisa kau kacaukan lagi. Aku akan menghalanginya meskipun aku harus mempertaruhkan nyawaku sendiri!.
Cha Don berdiri. Se Kwang mendongakkan kepala menatap Cha Don. Sebelum pergi Cha Don meninggalkan pesan, "Saat kita bertemu lagi posisi kita akan berbeda. Kau, penjahatnya. Aku, hakimnya!". Cha Don tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan Se Kwang yang mengepalkan tangan dengan gemetar karena menahan marah.
Mangaer Yoo yang frustasi pergi ke warnet bermain poker online. Dia mengacak rambutnya karena berkali-kali kalah.
Se Kwang menelpon detektif Choi menanyakan keberadaan manager Yoo. Detektif Choi meminta maaf, manager Yoo tiba-tiba pergi tanpa bicara sedikit pun. Perginya manager Yoo semakin membuat Se Kwang marah, "Apa?. Hei, Detektif Choi!. Lacak lokasi ponsel Yoo Jae Gook secepatnya".
Cha Don mengajukan permintaan yang sama pada jaksa Jo untuk melacak ponsel manager Yoo, orang yang telah menuduhnya melakukan penggelapan. Jaksa Jo tampak keberatan bukan karena masalah melacak lokasinya, tapi sekarang Cha Don adalah pengacara bukan jaksa. "Jangan membuat masalah tak berguna dan membuatku dalam masalah".
Cha Don tak peduli, "Pokoknya, temukan dia secepatnya". ucap Cha Don lalu jalan pergi. Jaksa Jo ngomel "Ah. Brengsek sekali dia. Seperti dia itu pimpinanku saja!. Aish, keterlaluan!".
Dalam waktu bersamaan Cha Don dan Se Kwang menerima info di mana manager Yoo berada saat ini. Mereka berdua memaju mobilnya menuju kesana melalui jalur yang berbeda. Cha Don menelpon Gu Shik memintanya untuk bergerak cepat.
Jae In pergi ke rumah sakit, saat keluar dari mobil, dia melihat pantulan Sek. Seo di kaca yang sedang mengikutinya dengan jalan mengendap-endap. Jae In tetap bersikap biasa seolah-olah tidak menyadari kehadiran Sek. Seo di sekitarnya.
"Paman", panggil Jae In yang melihat Pal Do keluar dari kamar rawat Ny. Bok. Pal Do mengatakan Ny. Bok memintanya untuk merahasiakan penyakit yang dideritanya dari Jae In. Jae In berbisik pelan, "Ada yang membuntutiku".
Pal Do melihat ke belakang Jae In, tapi tidak ada siapa-siapa disana, "Siapa?", tanya Pal Do. Jae In menjawab sekertaris Kwon Jae Kyu. Pal Do kesal, "Mereka gigih sekali". Jae In minta Pal Do berjaga diluar, sementara ia masuk ke dalam menemui ibunya.
Serangan sakit kepala mendadak itu membuat kondisi Ny. Bok memburuk. Dia bertingkah seperti anak kecil ketika Jae In memanggilnya dengan sebutan "Ibu". Ny. Bok meringsut di tepi ranjang, menangis dan merengek.
"Aku mau pulang. Aku tak suka tempat ini. Bawa aku pulang. Ibu, aku mau pulang. Ibu, kau dimana? Ibu. Ibu, bawa aku pulang".
"Aku mau pulang. Aku tak suka tempat ini. Bawa aku pulang. Ibu, aku mau pulang. Ibu, kau dimana? Ibu. Ibu, bawa aku pulang".
Jae In sedih dan bingung karena Ny. Bok tidak mengenalinya, "Kenapa tingkah ibu seperti ini?. Ibu, apa yang ibu lakukan?. Ini aku, Jae In. Putrimu, Jae In!!!".
Jae In bicara dengan nada tinggi membuat Ny. Bok semakin ketakutan, "Oh, maafkan aku. Oh, putriku Jae In sakit. Jadi aku harus mencuri untuk membayar biaya rumah sakitnya. Tolong maafkan aku kali ini, Ajussi. Aku tak akan melakukannya lagi. Kumohon, aku akan melunasinya bagaimanapun caranya".
"Ibu, sadarlah!. Ibu!", tangis Jae In semakin deras memeluk erat ibunya. Ny. Bok menangis tersedu, "Oh, putriku yang malang Jae In sakit. Putriku yang malang, Jae In".
Jae In : Aku tak sakit, Bu. Aku... akan lebih kuat. Aku akan melindungi Ibu. Dan aku akan melindungi Cha Don. Aku bisa melakukannya, Bu. Tidak apa-apa, Bu.
Isak tangis mengisi kamar rawat yang kecil itu. Jae In menangis sedih menyadari penyakit yang di derita ibunya. Sementara Ny. Bok menangis mengingat masa-masa sulit ketika membesarkan Jae In.
Pal Do berjaga di depan pintu, sementara Jae In mendadani Ny. Bok agar terlihat seperti biasa. Jae In tak ingin orang-orang mengetahui kondisi ibunya, selain itu masalahnya akan semakin mengerikan. Pal Do mengangguk mengerti.
Jae In memasangkan kacamata untuk menyempurnakan penampilan ibunya. Dengan gaya anak kecil Ny. Bok tanya kemana kita akan pergi. Jae In menjawab kita akan piknik ibu. Ny. Bok tidak mau, piknik membuatku lelah. Tak kehilangan akal, Jae In merayu Ny. Bok dengan memberikan permen lolipop. Ny. Bok senang dan minta Jae In untuk membuka pembungkusnya.
"Apa rasanya enak?", tanya Jae In memperlakukan ibunya sendiri seperti adik kecil. Ny. Bok menjawab, "Ya. Enak sekali".
Jae In berkata, "Baiklah. Sekarang, kita akan piknik".
Ny. Bok bersorak girang, "Ya. Ya, ayo".
Jae In berkata, "Baiklah. Sekarang, kita akan piknik".
Ny. Bok bersorak girang, "Ya. Ya, ayo".
Jae In dan Pal Do buru-buru membawa Ny. Bok keluar dari rumah sakit. Sek. Seo beredar di sekitar mereka. Di depan pintu masuk, Ny. Bok melihat anak kecil membawa balon. Ia pun mengikuti anak itu, dan merengek minta di belikan. Jae In cepat bertindak, "Doorr", dengan kukunya yang panjang, Jae In memecahkan balon itu. Tak hanya Ny. Bok yang menangis, anak pemilik balon itu juga menangis keras karena balonnya meledak.
Mereka segera membawa Ny. Bok pergi dari sana. Sek. Seo menyadari ada yang tidak beres pada prilaku Ny. Bok.
Gu Shik dan Cha Don menemukan manager Yoo di warnet. Manager Yoo mundur ketakutan melihat wajah Cha Don. Dia berusaha lari, Cha Don yang sudah mengetahui gelagat manager Yoo, segera menjegal kakinya hingga dia jatuh mencium lantai.
"Apa yang kau lakukan?!. Aku akan panggil polisi. Polisi!" , ancam manager Yoo.
"Maafkan aku", ucap Cha Don santai. "Kebiasaan lamaku sebagai jaksa muncul". Cha Don mengulurkan tangan. Manager Yoo bangun dengan berpegang pada tangan Cha Don. Secepat kilat Cha Don memeteng tangan manager Yoo. Tanpa di komado, Gu Shik merogoh saku jas manager Yoo dan mengambil ponselnya. Tepat pada saat itu Se Kwang menelpon.
Gu Shik memberikannya pada Cha Don, dan mengambil alih memegangi manager Yoo. Cha Don tidak bicara, hanya diam mendengarkan suara musuhnya itu. Se Kwang berkata saat ini, ia berada di depan warnet dan menyuruh manager Yoo keluar.
Cha Don dan Gu Shik menyeret manager Yoo keluar dari gedung warnet dengan menggunakan tangga darurat. Manager Yoo minta di lepaskan sehingga mereka bisa bicara baik-baik. Tentu saja Cha Don dan Gu Shik tidak peduli dan balik menyuruhnya untuk diam.
Se Kwang yang tak sabar menunggu diluar, masuk kegedung menggunakan lift. Setibanya di warnet, dia tidak menemukan manager Yoo. Detektif Choi mencoba menghubungi ponselnya, tersambung nada tidak aktif.
Se Kwang marah, "Yoo Jae Gook, brengsek. Apa yang dia lakukan sekarang?".
Cha Don menyembunyikan manager Yoo di hotel. Sek. Hong memotong kabel telepon. Lucunya, Gu Shik menggunakan Hanger baju sebagai senjata untuk menakuti manager Yoo. (Haha..ada saja kelucuan dalam drama ini).
Manager Yoo menggertak mereka tidak akan selamat karena menyekapnya dengan cara ilegal seperti ini. Cha Don emosi, "Ilegal?".
"Seakan-akan kau itu berhak mengatakan hal seperti!", ucap Gu Shik menganyunkan hanger pura-pura ingin memukul manager Yoo.
"Kau benar-benar tak tahu malu!", sambung Sek. Hong.
Cha Don minta manager Yoo mengatakan yang sejujurnya, orang yang menyuruhmu, Ji Se Kwang, kan?. Manager Yoo bersikap keras kepala, aku hanya akan mengatakannya di hadapan jaksa. Selain itu tak ada yang ingin ku katakan.
Cha Don tanya imbalan apa yang akan diterima manager Yoo dari Se Kwang, apa dia akan mengurangi masa tahanan atau dia akan memberimu uang. Ji Se Kwang dikenal sebagai jaksa yang paling benar, tapi lihat seperti apa dia sebenarnya. Mungkin dia orang yang paling busuk di korea. Cha Don tidak tahu bagaimana manager Yoo bisa sangat yakin, tapi yang jelas manager Yoo telah dimamfaatkan dan akhirnya akan dibuang.
"Ah, benar-benar!. Aku tak tahu apa maksudmu", ucap manager Yoo berlagak pilon.
"Manajer, apa kau sudah menyelesaikan pengaduannya?", tanya Cha Don pada Gu Shik.
Cha Don berkata jika kebohongan manager Yoo terungkap saat sidang, dia bukan hanya dituduh karena kasus penggelapan tapi juga karena pernyataan palsu. Manager Yoo menyahut jaksa yang membuktikan siapa yang berbohog.
Gu Shik yang kehilangan kesabaran benar-benar ingin memukul manager Yoo menggunakan hanger. Cha Don melarang, "Tinggalkan dia sendirian".
Cha Don dan Gu Shik berjaga di depan pintu. Cha Don lemas dan tidak berpikir dengan jernih. Gu Shik merasa manager Yoo tak akan mengatakannya dengan mudah. Karena identitas mu sudah ketahuan, kenapa kita tidak ungkap saja foto dari chat antara Kwon Jae Kyu dan Ji Se Kwang. Cha Don berpikir itu tidak akan ada gunanya jika mereka menyangkalnya. Foto itu tak ada kekuatan hukum. Gu Shik pusing, ah ini benar-benar membuatku gila.
Sek. Hong datang, memberikan solusi, yakni menyadap ponsel manager Yoo. Cha Don berkata ini adalah cara terakhir, kita bebaskan dia. Sek. Hong ragu jika manager Yoo di bebaskan, mungkinkah dia akan mememui Ji Se Kwang. Cha Don yakin. Kalau begitu, Gu Shik menyuruh Cha Don segera ke tempat parkir, biar aku yang membebaskan dan mengembalikan ponsel manager Yoo.
Setelah dibebaskan, manager Yoo segera menyetop taksi menuju ke suatu tempat. Ia sempat menengok kebelakang, memastikan tidak ada yang sedang mengikutinya. Padahal sebenarnya, mobil Cha Don meluncur mengikuti arah kemana manager Yoo pergi. Jarak maksimun penyadapannya ber-radius 200 meter. Sehingga mereka bisa menjaga jarak dan memantau dari jauh.
Ji Hoo bersama Se Kwang dan Prof. Jeon makan bersama. Mungkin inilah keberuntungan Se Kwang berpacaran dengan Ji Hoo. Prof. Jeon menyarankan Se Kwang untuk mengikuti pemilihan khusus wali kota Seoul, partai penguasa sedang mencari kandidat terbaik. Jadi, Prof. Jeon mencalonkan nama Se Kwang, dan mereka menyambutnya dengan baik. Selama Perkumpulan Sastra Chungrok memberikan dukungan, Se Kwang pasti bisa jadi calon untuk partai penguasa.
Se Kwang terkejut dan juga senang, "Aku akan melakukan yang terbaik", ucapnya menundukkan kepala hormat. Ji Hoo ikut bahagia, "Selamat, Se Kwang -ssi". (Wah panggilannya sudah berubah..bukan lagi kepala Ji).
Tapi ngomong-ngomong, Prof. Jeon tanya kapan Se Kwang akan melamar putrinya. Se Kwang terkejut menerima pertanyaan semacam ini. Ji Hoo malu, "Ayah". Prof. Jeon berkata putrinya ini agak pemalu, jadi dia tidak pandai menunjukkan perasaan yang sebenarnya. Seorang pria harus cukup berani bertanggung jawab. Itu sudah seharusnya.
Se Kwang berdalih agak sibuk akhir-akhir ini sehingga kurang memperhatikan Ji Hoo. Se Kwang permisi keluar begitu menerima panggilan telepon dari manager Yoo.
Se Kwang mengangkat telponnya dan bertanya kau dimana. Manager Yoo mengaku disekap oleh pengacara Lee Cha Don. Tapi manager Yoo menjamin tidak akan membuka mulut meski Cha Don mengancamnya. Se Kwang curiga dan menyuruh manager Yoo mencari alat penyadapanya, Sepatu, baju, dan tas, cari di semua tempat. (Oke...Se Kwang jaksa senior yang pasti mengetahui taktik seperti ini).
Manager Yoo bingung, "Alat penyadap?. Mereka tak punya kesempatan untuk memasang alat penyadap apapun". Lalu ingat sesuatu, "Oh, benar. Mereka mengambil ponselku lalu mengembalikannya".
Se Kwang memerintah untuk membuang ponsel itu segera. Manager Yoo menurut, tapi dimana kita akan bertemu. Se Kwang menyebutkan nama sebuah tempat. Manager Yoo mengerti. Se Kwang tanya apa mereka mengikutimu. Manager Yoo celingukan menoleh kebelakang, memastikan tidak ada mobil yang mencurigakan. Se Kwang memberi peringatan, "Dengar baik-baik. Lee Cha Don, bajin*** itu...",
Sebuah teguran menghentikan ucapan Se Kwang, "Kenapa lama sekali", Ji Hoo datang menyusul Se Kwang yang sejak tadi pergi meninggalkan meja makan dan belum juga kembali. Se Kwang tersenyum pada Ji Hoo, lalu buru-buru mematikan ponselnya. "Ya, aku mengerti. Aku akan menemuimu nanti".
Ji Hoo tanya apa Se Kwang ada janji malam ini. Se Kwang bersikap manis dan meminta maaf ada hal penting yang harus segera ditangani. Ji Hoo ingin tahu ada apa. Se Kwang berkata kita bicarakan nanti, ayahmu sedang menunggu. Se Kwang merangkul Ji Hoo menuntunya kembali kemeja makan.
Cha Don kehilangan jejak manager Yoo. Mereka menelusuri titik kordinat terakhir lokasi ponsel manager Yoo. Sek. Hong menyisiri jalanan sekitar dan menemukan ponsel manager Yoo tergeletak di rerumputan.
Gu Shik mengumpat kesal, "Astaga, bajin*** itu!. Dia sudah tahu dan membuang ponselnya. Cha Don memeriksa daftar panggilan terakhir ponsel manager Yoo, nama Se Kwang berada di urutan paling atas. "Bukan dia, tapi Ji Se Kwang yang tahu".
Manager Yoo dan Se Kwang bertemu di pelabuhan. Manager Yoo mengadu pengacara Lee Cha Don mengatakan akan menuntutnya dengan tuduhan palsu. Se Kwang menanggapinya dengan dingin, "Lalu?'.
"Apa maksudmu, "Lalu?", manager Yoo terlihat frustasi dan putus asa, "Selain penggelapan, jika aku dituduh dengan pernyataan palsu, maka...".
Se Kwang memotong, "Apa bedanya dengan seseorang yang tenggelam ingin mendapatkan sedikit hujan?. Saat dia menuntutmu dan sidangnya diadakan, Hwanghae Bank sudah bangkrut. 30 juta won sesuai dengan perjanjian diberikan saat itu juga".
Se Kwang memberikan alamat hotel yang telah ia pesan. Aku akan menangkap Cha Don lebih dulu, sampai saat itu diamlah disana. Lalu, manager Yoo tanya bagaimana caranya aku bisa menghubungmu.
Se Kwang memberikan telepon burner dan menyuruh manager Yoo pergi. Manager Yoo minta uang pada Se Kwang, "Aku tak menyisakan uang sedikitpun di rekeningku. Jadi aku benar-benar bangkrut". Se Kwang memberikan beberapa lembar uang, "Ini. Naiklah taksi". Setelah mengucapkan terima kasih manager Yoo pergi.
Selanjutnya Se Kwang menelpon detektif Choi, memberi perintah memulai operasi mereka untuk menghancurkan Hwanghae Bank. Detektif Choi mengerti tanpa banyak bertanya. "Lee Cha Don Mulai sekarang, aku akan memotong napas terakhirmu", batin Se Kwang yakin.
Terjadi kesibukan di Hwanghae Bank. Para tentara bayaran Se Kwang menarik uang mereka dalam waktu bersamaan. Para nasabah itu panik dan tidak sabaran. Beberapa di antara mereka marah-marah membuat suasana semakin kacau.
Jae In tiba di bank setelah mendapatkan kabar. Dia yang bingung dan tidak mengerti tanya pada Pal Do apa yang sebenarnya terjadi. Pal Do tidak tahu sebabnya, tapi semua orang-orang itu menarik kembali semua uang mereka. Jae In tanya berapa jumlah penarikannya. Pal Do berkata jumlah mereka kecil, tapi tetap saja ni bukan pertanda yang tidak baik.
"Paman, periksa kantor cabang lainnya. Cepat!", ujar Jae In.
"Baik, aku mengerti, Jae In", jawab Pal Do pergi meninggalkan Jae In.
Hyuk datang ke bank dan melihat sendiri kekacauaan yang tengah terjadi. Jae In menghampirinya, "Situasi yang sedang terjadi tepat didepan kita, apa mungkin kau sudah tahu, Hyuk?". Hyuk diam, menunduk dengan wajah bersalah tidak bisa berkata apa-apa.
"Kau, juga, tak berbeda jauh dengan ayahmu atau Kepala Ji Se Kwang. Kalian semua sama saja!", vonis Jae In.
"Jae In ssi"
"Jangan pernah muncul di depan ku lagi. Aku tak sudi melihat wajahmu lagi", Jae In pergi dengan marah.
Hyuk memandang kepergian wanita yang disukainya itu, "Maafkan aku. Maafkan aku, Jae In", batin Hyuk sedih. Hyuk kemudian keluar dari bank dengan langkah lemas.
Detektif Choi berada di luar Hwanghae Bank dan melapor pada Se Kwang. Orang-orang suruhan mereka sudah menarik uangnya. Dia yang melihat Hyuk keluar dari bank pun mengadukan hal ini pada Se Kwang. "Tapi... Jaksa Kwon Hyuk di sini.
"Benarkah?", tanya Se Kwang. Saat ini dia berada di penjara menjenguk jaksa Kwon yang telah resmi menjadi tahanan. "Hubungi orang-orang yang belum menarik kembali uangnya dan beritahu mereka agar segera menarik semua uang mereka", ucapnya lalu mematikan telepon.
Se Kwang menerka mungkinkah Hyuk benar-benar tulus menyukai Bok Jae In. Jaksa Kwon tanya kenapa, apa dia membuat masalah. Se Kwang menggeleng, "Tidak". Jaksa Kwon menilai bukankah hukuman yang di berikan Se Kwang pada Ny. Bok terlalu ringan, dibelakang dia ada perkumpulan sastra Chungrok.
Se Kwang mengetahui sebagian besar anggota perkumpulan itu punya rekening di Hwanghae Bank. Kesalahan itu akan ditujukan pada Bok Hwa Sool dan putrinya. Jaksa Kwon tertawa, akhirnya anggota dari perkumpulan itu yang akan menyalahkan Bok Hwa Sool. Se Kwang berharap jaksa Kwon segera bebas, "Kursi yang dulu dipakai Bok Hwa Sool adalah hadiahku untukmu".
Jaksa Kwon benar-benar minta maaf karena telah meragukan Se Kwang sebelumnya. Dan ia yakin Se Kwang bisa mengurus 40 milyar won yang Se Kwang ambil dari Hwanghae Bank. Se Kwang memberitahu uang itu sudah disimpan di rekenging Bank swiss dengan aman.
Hyuk melarikan rasa kecewa dan frustasinya dengan duduk merenung ditepi sungai Han sembari minum soju (kenapa selalu sungai Han????). Hyuk mengingat percakapannya saat mengujungi ayahnya di penjara.
Jaksa Kwon minta Hyuk menyampaikan pada ibu Hyuk jangan mencemaskan dirinya. Jika dugaannya benar, ia akan diminta untuk mengundurkan diri dari posisinya sekarang. "Ada apa denganmu?. Apa ada masalah yang ingin kau bicarakan dengan ayah?", tanya jaksa Kwon melihat sikap Hyuk yang sedari diam dan menatapnya dengan tajam.
Hyuk : Sampai saat ini, aku sudah mematuhi ayah, mempercayai semua ucapan ayah. Bahkan tak sekalipun aku pernah tak menghormati ayah. Setidaknya, jujurlah padaku saat ini.
"Jujur?. Kejujuran apa?", tanya jaksa Kwon. "Kebenaran soal orang-orang yang menuduhku karena buku korupsi itu?. Atau apa maksudmu kami sudah menjebak Lee Cha Don atas kasus penggelapan itu?".
Hyuk diam. Jaksa Kwon melanjutkan, " Hyuk, kebenaran itu sesuatu yang ingin diketahui orang yang suka mengeluh. Karena orang-orang seperti itu tak punya kekuatan untuk menciptakan kebenaran. Itulah sebabnya banyak orang yang ingin punya kekuatan. Apa yang kau lihat sekarang bukanlah yang sebenarnya dari ayahmu. Apa yang kau lihat di masa mendatang kau harus mempercayainya. Ayahmu ini masih punya kekuatan. Kau mengerti?".
Menjadi keahlian Jaksa Kwon berkelit dan memainkan kata-kata menghindari pertanyaan Hyuk. Tapi Hyuk bukanlah orang bodoh yang tidak bisa menilai siapa yang salah dan siapa yang benar. Mata Hyuk berkilat marah, berdiri membuang botol soju-nya dengan sekuat tenaga.
Hyuk teriak meluapkan rasa kecewanya, "Apa?. Aku bukan lagi anakmu!. Aku akan kembali menjadi Jaksa Korea. Kebenaran yang selama ini sudah kau pendam, akan kuungkapkan semuanya. Aku akan mengungkapkan semuanya!".
Cha Don dan Gu Shik duduk dicafe. Sek. Hong datang menunjukkan berita di smartphone-nya. Hwanghae Bank dalam masalah besar. Dan seperti biasa wartawan Go yang membawakan berita itu. Wartawan Go melaporkan terjadi keributan besar, karena banyak orang yang menarik kembali uang mereka. Karena kasus penggelapan, nasabah mereka tak aman.
Gu Shik tak menyangka dampak dari kasus penggelapan ini besar juga, "Se Gwang, bajin*** itu...!!!", teriaknya penuh emosi. "benar-benar pria jahat", sambungnya dengan suara pelan setelah menyadari para pengungjung menatap kearahnya.
Cha Don yang bermata jeli melihat hal yang aneh pada wajah para nasabah itu. Sek. Hong tanya apa yang aneh. Cha Don berkata mereka menarik kembali uang mereka karena mereka takut bank akan bangkrut. Tapi mereka semua tertawa.
Gu Shik ikut memperhatikan, "Benar. Situasi mereka tak mungkin membuat mereka tertawa". Cha Don yakin besok juga akan ada banyak orang yang menarik uang mereka kembali. Pergilah ke bank dan cari tahu siapa saja nasabah yang menarik uangnya. Gu Shik mengerti.
Jae In mengambil alih tugas Ny. Bok dan baru menyadari bagaimana beratnya pekerjaan yang diemban ibunya selama ini, menjalankan bisnis dan menjadi Presdir perkumpulan sastra.
Jae In iseng membuka laptop ibunya dan mendengarkan salah satu suara rekaman yang Ny. Bok simpan. Rekaman ini menggiring kita Flashback ke waktu sebelum Bi Ryung di penjara karena pembunuhan.
Bi Ryung datang ke Bolyasung Ny. Bok dengan tujuan menyuruh Ny. Bok untuk mundur dari kursi Presdir. Ny. Bok tentu saja tidak mau, "Kau pikir menjadi presdir perkumpulan sastra itu lelucon?. Maju dan mundur seenaknya saja". Bi Ryung merasa tidak bisa bicara dengan Ny. Bok lagi dan mengeluarkan daftar anggota yang setuju Ny. Bok turun dari kursinya sebagai presdir.
Ny. Bok tanya apa semua orang ini yang melawanku?. "Apa kau mau aku membacakannya satu per satu?", tanya Bi Ryung ketus. Ny. Bok tanya lagi berapa orang yang setuju. Dengan gayanya yang menyebalkan Bi Ryung menjawab, "Tak kurang dari 57 orang!. 57 orang!".
"Pal Do, berapa anggota perkumpulan sastra sekarang?". tanya Ny. Bok. Pal Do menjawab sekitar 118 orang nyonya. Ny. Bok tanya berapa sisanya jika 118 dikurangi 57?. Pal Do tersenyum, "61 0rang", jawabnya.
"Besok, temuilah ke-61 anggota perkumpulan sastra dan minta tanda tangan mereka agar mengusir pelacur ini keluar", ucap Ny. Bok membuat mata Bi Ryung melotot terkejut.
"Kau tahu sistem penjumlahan dan pengurangan, kan?. 61 lebih banyak dari 57, kan?, ucap Ny. Bok menyindir.
"Oh Shit", teriak Bi Ryung kalah.
Ny. Bok membalas, "Apa? Shit?. Bagaimana bisa perempuan sialan ini mengatakan hal buruk seperti itu?". Bi Ryung berubah jelek menahan dongkol. Flashback end.
Dalam rekaman itu, Ny. Bok berkata, "Dalam hidupmu, kadang secara tak terduga kau mungkin dipermalukan. Dalam situasi seperti itu, serangan frontal adalah jawabannya. Mata balas mata, gigi balas gigi".
Jae In menangkap pembelajaran dari rekaman ibunya, "Mata balas mata, gigi balas gigi". Pal Do masuk dan tanya apa rencana mereka besok. Karena beritanya sudah disiarkan hari ini, akan ada banyak orang yang datang untuk menarik uang mereka. Jae In tanya berapa banyak uang tunai yang bisa kita kumpulkan besok. Pal Do binggung, "Tunai. Kenapa tiba-tiba begini".
Jae In menyahut "Mata balas mata, gigi balas gigi. Aku akan membuat serangan frontal". Pal Do semakin tak mengerti, "Serangan formal?".
Keesokan harinya terjadi keributan yang lebih besar di Hwanghae Bank. Nasabah berebut ingin menarik uang mereka tanpa mau mengantri terlebih dahulu. Para pegawai mencoba meredam dan minta mereka untuk tenang.
Jae In datang dan bicara melalui microphone, "Tolong perhatiannya sebentar .Aku Presdir Hwanghae Bank menjamin uang kalian aman".
Beberapa pegawai bank membawa beberapa b0x kontainer penuh berisi uang dan menghamburkannya ke atas meja. Para nasabah terbelalak terkejut melihat uang dalam jumlah besar itu.
Jae In kembali bicara, "Aset tunai bank kami ada pada peringkat atas diantara semua bank. Rahasianya adalah keterbukaan sistem manajemen kami. Jika mau, kami akan mengeluarkan semua uangnya dalam brankas dan menunjukkannya pada kalian. Jika salah satu dari kalian tak percaya pada kami, silakan tarik uang kalian sekarang".
Ucapan Jae In yang tenang dan penuh wibwa itu berhasil merubah keinginan nasabah yang semula ingin menarik uang mereka.
Kemudian Jae In menerima wawancara dari CNN Asian Network. Reporter berkata hari ini anda menghentikan situasi bank yang kacau. Jae In menyahut hal itu karena nasabah tahu keunggulan Hwanghae Bank.
Reporter tanya bagaimana tanggapan Jae In mengenai kasus penggelapan yang menimpa A Lee. Jae In sedikit marah karena reporter salah menyebutkan nama Cha Don, "Maaf. Bukan A Lee, tapi Pengacara Lee Cha Don. Orang itu benar-benar bersih dari dugaan kasus penggelapan", Jae In menatap lurus ke kamera.
Lalu reporter tanya 41, 7 milyar won yang hilang menurut anda bisa di temukan. Jae In kembali menatap lurus ke kamera, "Saat kami menangkap pelaku yang sebenarnya, yang menjebak Pengacara Lee Cha Don, semuanya akan terungkap jelas".
Reporter mengerti dan ingin menutup sesi wawancara. Jae In menyela minta waktu untuk mengatakan satu hal lagi. Reporter membolehkan.
Jae In dengan lantang berkata, "Cerita lengkap mengenai kasus ini, Kepala Ji Se Kwang dari DPO Seoul, adalah jaksa yang bertanggung jawab atas kasus ini, pastinya dia tahu yang terbaik. Kudengar Kepala Ji Se Gwang disebut "Robin Hood di lingkungan hukum". Kuharap penyelidikannya akan berjalan mulus dan adil. Itu saja yang ingin kukatakan". Sesi wawancara pun berakhir.
Se Kwang menyadari ucapan Jae In itu ditujukan untuk menyerang dirinya. Wajahnya semakin bengis mengingat peringatan Jae In "Kau tak bisa mengganggu Cha Don lagi. Karena aku akan melindungi dia" dan ucapan Jae In itu kini terbukti. Se Kwang sangat marah hingga menghancurkan kacang almond dalam genggamannya.
Bravo Jae In...
Lanjut ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 21 Part 2
Ditunggu part 2 nya mbak...liat mukanya si se kwang ini pengen banget dimakan...biar cepat2x musnah Ǻzª.....gomawo mbak
ReplyDeleteWaah jaen in keren bngt, thx mb nuri sinopsisny
ReplyDeleteTq soo must
ReplyDelete