Mr. Jingogae atau Gong Jae Nam menepati janjinya dengan berada di sisi Ny. Bok. Dengan sabar ia menyuapi Ny. Bok yang tengah bermain kartu. Tentunya Ny. Bok tidak bisa mengenalinya hingga ia bisa nyaman berada di sisi istrinya.
Jae In pulang bersama Pal Do dan heran melihat Mr. Jingogae ada di rumahnya, terlebih disamping Ny. Bok. Jae In tanya kemana perawatnya. Mr. Jingogae menjawab aku perawatnya. Jae In melihat wajah Mr. Jingogae dengan teliti, "Tunggu, pria ini penguntit yang bertemu denganku sebelumnya!. Paman, dia itu penguntit, cepat usir dia.".
"Penguntit?", seru Pal Do. Lalu dengan gerak matanya ia bertanya pada Mr. Jingogae. Mr. Jingogae memberi kode kalau apa yang dikatakan Jae In itu benar, bahwa ia pernah bertemu dengan anaknya sendiri di depan pintu gerbang beberapa hari yang lalu.
Pal Do merayu Jae In dengan berkata, "Ah, Jae In Begini, kau tahu, Nyonya tak pernah mau mendengarkan perawat lainnya, tapi menakjubkannya, dia patuh pada pria ini.
Mr. Jingogae membenarkan, "Apa kau mau lihat betapa patuhnya dia padaku?". Ia pun bicara pada Ny. Bok, "Bermain kartu sendirian tak menyenangkan sama sekali, kan?. Kau mau bermain denganku?". Ny. Bok diam menatapnya marah. Mr. Jingogae agak takut, "Dia bermain denganku seharian, tapi kenapa sekarang tidak?. Ah, apa kau marah karena aku berhenti menyuapkan makanannya?"
"Plok....", tiba-tiba Ny. Bok memukul wajah Mr. Jingogae. Jae In terkejut, "Ibu!", begitu juga dengan Pal Do. Mr. Jingogae juga terkejut, tapi dia justru memberikan kepalanya yang botak untuk dipukili, "Ah, ya, ya, pukul aku sebanyak yang kau mau. Siapa tahu, dia merasa lebih baik saat memukulku dan sembuh. Dan, jika kau memukul dibagian ini, suaranya akan lebih keras, dan kau akan merasa sangat segar".
Ny. Bok bersiap mengayunkan tangannya. Jae In melonjak kaget, Mr. Jingogae sedikit takut dan reflek menghindar, tapi tetap menyodorkan kepalanya. Tangan Ny. Bok tertahan di udara, kemudian mengelus kepala Mr. Jingogae yang botak dan tertawa geli. Tingkah kekanakan ibunya ini semakin membuat Jae In heran.
Mr. Jingogae berkata, "Lihat?. Ibumu tertawa. Itu artinya dia merasa lebih baik". Ny. Bok mengelus kepala Mr. Jingogae, memukulnya dan tertawa girang. Begitu berulang-ulang. Mr. Jingogae sama sekali tidak merasa keberatan. Jae In tersenyum tipis, selama ibunya merasa senang tidak ada masalah baginya.
Se Kwang jalan melewati ruang meeting, samar-samar mendengar suara Hyuk yang menyebut "Rekening swiss". Se Kwang mendekatakan telingnya untuk mencuri dengar.
Di dalam Hyuk bertanya pada detektif Oh, apa mungkin melacak rekening bank itu. Hyuk yakin mereka pasti sudah mencuci uang hasil penggelapan itu. Detektif Oh menjawab tentu saja. "Jika kita memastikan kalau itu dana ilegal dan mengirim permintaan resmi dalam pemberian bantuan hukum pada Pemerintah Federal Swiss, bank mereka akan bekerja sama dengan kita. Ngomong-ngomong, apa anda tahu nomor rekeningnya?".
Hyuk belum menemukan nomor rekening itu. Detektif Oh berkata Hyuk harus mencari tahu nomor rekeningnya terlebih dahulu, jika tidak pelacakan akan sulit dilakukan. Hyuk mengerti, tersenyum sembari mengucapkan terima kasih.
Se Kwang yang menguping berpikir, "Kwon Hyuk, apa mungkin dia......Tidak mungkin. Dia tak mungkin menusuk ayahnya sendiri dengan pisau".
Manager Yoo mengetuk pintu mobil Se Kwang. Setelah memastikan keadaan sekitar aman, Se Kwang memberi kode agar manager Yoo masuk ke dalam mobil. Manager Yoo minta Se Kwang memberikan uang 30 juta won yang dia janjikan terlebih dahulu. Se Kwang menolak, ia akan memberikan uang itu setelah manager Yoo menyelesaikan masa hukumannya, sekarang meskipun kau mempunyai uang itu, rekeningmu akan di lacak.
Manager Yoo tidak bisa menunggu lagi, tolong buatkan rekening atas namaku di Bank Swiss, dan transfer uang itu kesana. Se Kwang tanya apa kau sudah bimbang karena ancaman Lee Cha Don?. Apa kau bisa merahasiakannya dalam kondisi seperti ini?. Manager Yoo ragu bagaimana bisa mempercayai perkataan Se Kwang.
Ponsel manager Yoo berdering, dari nomor yang tidak dia kenal. "Aktifkan speakernya dan jawab", ucap Se Kwang. Manager Yoo mengikuti, "Halo?".
Se Kwang kaget. Manager Yoo tanya ada urusan apa. Hyuk mengajak manager Yoo bertemu sekarang. Manager Yoo tidak langsung menjawab dan menoleh pada Se Kwang, setelah mendapat persetujuan, manager Yoo bersedia bertemu dengan Hyuk dan menyebutkan alamat dimana mereka akan bertemu.
Pembicaraan pun berakhir, Hyuk bergegas ke alamat pertemuan dengan membawa alat perekam.
Manager Yoo yang khawatir tanya pada Se Kwang kenapa jaksa Kwon Hyuk ingin bertemu dengannya. Se Kwang diam tak menjawab sibuk dengan pikirannya sendiri, "Hyuk, kuharap ini tak seperti yang kupikirkan sekarang". Se Kwang menyetir mobilnya, membawa manager Yoo bertemu dengan Hyuk.
Sek. Hong menyerahkan riwayat panggilan dari ponsel Ji Se Kwang. Cha Don memeriksanya satu persatu dan menemukan nomor asing yang ia yakini sebagai nomor telepon ilegal Yoo Jea Gook. Sek. Hong memastikannya dengan menelpon nomor tersebut. Tapi lupa menghidupkan speaker.
Panggilan tersambung, "Halo?", jawab manager Yoo. Sek. Hong diam. "Halo? Bicaralah", ulang manager Yoo lagi. Cha Don dan Sek. Hong saling pandang, mereka yakin itu pasti suara Yoo Jae Gook.
Sek. Hong akhirnya bicara dengan mengenalkan diri dari perusahaan asuransi Glory Life dan menawarkan asuransi. Manager Yoo menghela napas dan berkata tidak butuh. Sek. Hong sengaja mengulur waktu dengan mengajukan berbagai penawaran lainya. Manager Yoo kesal, "Sudah kubilang aku tak butuh!', lalu mematikan telepon.
Cha Don meminta bantuan jaksa Jo sekali lagi untuk melacak nomor ponsel burner manager Yoo. Jaksa Jo teriak kesal mendegar permintaan Cha Don ini, "Hei, kau pikir aku ini pegawai perusahaan telepon?".
Tapi bagaimanapun kesalnya jaksa Jo tetap saja dia akan bersedia membantu Cha Don meski menggerutu. Cha Don memberitahu Gu Shik, saat ini ia dalam perjalanan ke Incheon untuk menangkap Yoo Je Gook. "Bagaimana hasil penyelidikanmu?". Gu Shik menjawab dugaan Cha Don benar, mereka yang menarik kembali dari Hwanghae Bank rata-rata pengangguran.
Cha Don minta Gu Shik mencari tahu dari orang-orang itu siapa yang memanipulasi dibelakang mereka. Gu Shik ingin menemani Cha Don menangkap manager Yoo. Cha Don melarang, "Tidak, kau tak perlu menemaniku", ucapnya mengakhiri pembicaraan.
"Yoo Jea Gook, aku akan menangkapmu dengan tanganku sendiri".
Hari beranjak malam. Hyuk tiba di lokasi bangunan tua yang sudah tidak terpakai. Tempat ini dijadikan manager Yoo sebagai tempat pertemuan mereka. Hyuk naik ke atas bangunan dengan memanggil nama manager Yoo. Manager Yoo menunggu Hyuk di bangunan lantai paling atas. Hyuk jalan mendekat.
Manager Yoo tanya kenapa kau ingin bertemu denganku?. Hyuk beralasan ada audit internal di kejaksaan yang melacak rekening. "Sepertinya kau belum diberitahu oleh Kepala Ji Se Kwang. 40 milyar won di rekening Bank Swiss, kita harus segera memindahkan uang itu".
"Jadi, maksudmu, kau kesini karena Kepala Ji yang menyuruhmu?", tanya manager Yoo. Hyuk mengiyakan, "Kita tidak punya banyak waktu. Kau harus membantu kami, Yoo Je Gook ssi". Tapi manager Yoo ragu, bagaimana bisa aku mempercayaimu.
Hyuk : Apa aku harus mengatakan fakta yang hanya diketahui oleh kita saja?. Penggelapan di Hwanghae Bank kau pelakunya, Yoo Jae Gook. Dalam situasi seperti itu Kepala Ji akan mengurus kasusmu dengan menjebak Lee Cha Don. Uang itu, 41,7 milyar won, ada di rekening rahasia di Bank Swiss. Apa informasiku ini salah?.
Manager Yoo : Tidak, itu benar.
Hyuk : Lalu, apa kau ingin memastikannya lebih lanjut?
"Lalu, apa yang ingin kau pastikan?", sahut seseorang dibelakang Hyuk yang ternyata adalah devil Ji Se Kwang.
Hyuk menoleh ke sumber suara, terkejut melihat siapa yang kini berjalan mendekat kearahnya. "Manajer Yoo, kau bisa pergi", perintah Se Kwang.
"Ya", jawab manager Yoo meninggalkan mereka.
"Ya", jawab manager Yoo meninggalkan mereka.
Se Kwang ingin tahu apa alasan Hyuk melakukan hal ini. Hyuk berkata dalam kasus ini, akulah jaksa yang bertanggung jawab. Se Kwang bertanya, "Lalu?". Hyuk bertekad harus menangkap pelaku yang sebenarnya.
"Dengan tanganmu, apa kau akan memborgol tangan ayahmu?. Apa itu maksudmu?".
"Jangan coba-coba mengaturku. Sebagai jaksa, aku tak mau direndahkan lagi".
"Hei...Kwon Hyuk!".
"Benar?. Konyol sekali. Kalian berdua itu sampah. Penjahat yang memakai topeng jaksa", teriak Hyuk marah.
Se Kwang langsung memukul Hyuk hingga terjatuh ke tanah. Benda berwarna hitam terlontar keluar dari saku jas milik Hyuk. Se Kwang melihatnya dan menyadari benda itu adalah perekam, "Hyuk, kau....", Se Kwang mendekat ingin mengambil. Hyuk mendorong Se Kwang jauh-jauh. Lalu mengambil perekam itu.
Se Kwang : Kau sudah gila, kan?. Kau sama sekali tidak waras
Hyuk : Benar, aku sudah gila sekarang. Orang-orang yang kupercaya dan kupatuhi sepanjang hidupku berubah menjadi setan yang menjijikkan!. Bagaimana bisa aku tidak gila!
"Berikan rekaman suaranya. Berikan padaku", pinta Se Kwang.
Hyuk menertawai permintaan Se Kwang, "Ini bukan sekedar rekaman suara biasa. Ini kata hati terakhirku sebagai jaksa!", teriaknya emosi.
Se Kwang menyerang berusaha merebut rekaman. Hyuk bertahan, balas menyerang. Terjadi pertengkaran yang sengit diantara mereka. Se Kwang yang sudah kesetanan jauh lebih kuat, mendorong Hyuk ke tembok. Tapi hal itu tidak menjadikan Hyuk menyerah, sekuat tenaga ia mencoba melindungi bukti itu.
Dia pun segera turun ke bawah memeriksa kondisi Hyuk. "Hyuk. Jaksa Kwon Hyuk!. Buka matamu!. Se Kwang mengecek detak jantung Hyuk dan memegang kepalanya yang berdarah. Se Kwang benar-benar di liputi ketegangan. Seperti tampak menyesalinya.
Disaat menegangkan itu ponsel Se Kwang berdering. Detektif Choi memberi laporan bahwa tadi, Wakil Kepala Jo Sang Deuk meminta detektif Oh melacak nomor ponsel seseorang. Nomornya itu, nomor ponsel Yoo Jea Gook. Se Kwang tidak mengerti bagaimana bisa mereka tahu nomor ponsel yang tidak terdaftar. Detektif Choi memberitahu mereka memeriksa riwayat panggilan dari ponsel Se Kwang dan menduga Lee Cha Don dalam perjalanan untuk mencari Yoo Jea Gook.
Sesaat Se Kwang blank, kemudian ia melihat perekam dalam genggaman Hyuk. Se Kwang harus mengeluarkan tenaga untuk mengambilnya, karena Hyuk menggenggamnya kuat. Setelah berhasil mendapatkan, dia pun pergi dari sana meninggalkan Hyuk begitu saja.
Se Kwang masuk ke dalam mobil. Manager Yoo ketakutan melihat darah di tangan Se Kwang, ditambah lagi sikap Se Kwang yang tampak gelisah membuatnya bertanya, "Jaksa!. Apa terjadi sesuatu di sana?".
Se Kwang mencengkram kerah baju manager Yoo, "Sekarang, kau harus melakukan sesuatu".
"Kenapa kau bertingkah seperti ini?", tanya manager Yoo dengan suaranya yang bergetar ketakutan.
"Jika kau melakukan apa yang kuperintahkan, benar,...50 juta won. Aku akan memberimu 50 juta won. Tapi jika kau menolaknya, kau akan masuk penjara tanpa mendapatkan uang sepeserpun. Mengerti?".
Tak lama kemudian, Cha Don tiba di lokasi bangunan itu. Dengan menggunakan petunjuk GPS, Cha Don yakin ini pasti tempatnya sesuai kordinat terakhir lokasi manager Yoo. Seperti memang sengaja ponsel manager Yoo dibuang tak jauh dari tempat Hyuk terbaring. Cha Don pelahan mendekat dan mendapati Hyuk yang terbaring di tanah.
"Jaksa Hyuk. Jaksa Kwon Hyuk", tanpa sengaja tangan Cha Don menyentuh kepala Hyuk yang berdarah, lalu memeriksa detak jantung Hyuk dan melakukan CPR. "Hei, Jaksa Hyuk!. Buka matamu!. Sadarlah!".
Hyuk batuk-batuk dan sadar sesaat, dan bisa mengenali Cha Don. "Ada apa?. Siapa yang melakukannya?", tanya Cha Don. Dengan napas tersisa Hyuk berkata, "Ji Se...Ji Se Kwang...Swiss...Swiss...", lalu menghembuskan napas terakhirnya.
"Jaksa Hyuk. Buka matamu!", Cha Don kembali melakukan CPR, tapi sia-sia Hyuk sudah tidak bernyawa.
Terdengar suara sirine mobil polisi dari kejauhan. Cha Don semakin tegang. Dengan cepat polisi mencapai lokasi. Polisi datang bersama manager dan langsung menunjuk Cha Don sebagai, "Itu dia!. Dia pembunuhnya!. Tangkap dia".
Cha Don menghindari kejaran polisi. Dengan menggunakan balok kayu, ia berusaha menghalau mereka lalu lari kedalam hutan. Devil Se Kwang melihat dari kejauhan, tak ada lagi yang perlu ia khawatirkan. Karena bukti rekaman kini berada dalam genggamannya dan Cha Don yang akan dituduh sebagai pembunuh.
Tangan jaksa Kwon bergetar membuka kain putih penutup jenazah. Tangisnya jebol melihat wajah Hyuk yang pucat tanpa darah, "Hyuk. Ini ayah, kenapa kau berbaring di sini?. Kau harusnya menjawab kalau ayahmu ini bertanya".
"Lee Cha Don, yang membuatmu seperti ini, aku akan membunuhnya. Aku akan membalaskan dendammu. Hyuk! Hyuk!", jaksa Kwon menangis pilu memeluk putra satu-satunya yang ia banggakan kini terbujur kaku tanpa nyawa.
Sek. Seo dan detektif Choi yang juga ada disana turut merasa sedih dengan kematian Hyuk...dan devil Ji Se Kwang dengan tenangnya berada di sisi jaksa Kwon tanpa merasa bersalah sedikit pun....
Bi Ryung menyaksikan berita di telelvisi tentang status Cha Don yang kini menjadi buronan. Sudah sebulan semenjak Hyuk terbunuh, tapi polisi belum berhasil menemukan tempat persembunyian Lee Cha Don yang diyakini sebagai tersangka. Cha Don tidak menggunakan ponsel atau kartu kredit sama sekali sehingga polisi kesulitan menelusuri jejaknya.
Bi Ryung yang awalnya ingin makan, menjatuhkan sendok karena rasa terkejutnya. Ia ingat, ucapan Se Kwang yang akan kembali kesini setelah menjatuhkan Lee Cha Don. Bi Ryung syok, "Ji Se Kwang. Akhirnya kau melakukannya... Bahkan Pengacara Lee...".
"Kau membunuhnya, Ji Se Kwang. Kau pikir aku tak tahu? Kau membunuhnya dan menyalahkan Pengacara Lee!. Ji Se Kwang....Ji Se Kwang", Bi Ryung teriak menangis dan menghambur makanannya. Kebenciannya pada Se Kwang mencapai puncaknya.
Jaksa Kwon bersama Se Kwang berada di restoran. Se Kwang memancing emosi jaksa Kwon yang semula tenang dengan berkata, "Aku tak pernah membayangkan kalau Lee Cha Don akan membalas dendam dengan cara seperti ini". Jaksa Kwon menyahut ini salahku, "Aku seharusnya menabraknya sampai mati saat aku punya kesempatan. Karena aku tak membunuhnya, dia malah membunuh Hyuk".
Ponsel Se Kwang berdering, ia pun mengangkatnya. "Halo".
"Aku yakin kau sehat?", jawab seseorang dari seberang. Se Kwang bisa mengenali suaranya, "Lee Cha Don", ucapnya sembil melihat ke arah jaksa Kwon.
Cha Don menelpon dari telepon umum, "Aku tahu kau membunuh Kwon Hyuk. Sebelum dia mati, dia bilang kalau pembunuhnya Ji Se Kwang.
"Benarkah?. Lalu, kenapa kau tak mengatakannya saja di pengadilan", tantang Se Kwang.
Cha Don : Fakta ini, aku berencana memberitahu Kwon Jae Kyu. Mungkin, dia akan berusaha membunuhmu.
Se Kwang : Tak perlu terlalu rumit. Karena dia ada didepanku sekarang.
Se Kwang memberikan ponselnya ke jaksa Kwon, "Tolong jawab teleponnya. Dia akan memberitahumu kalau aku ini pembunuh Kwon Hyuk".
Jaksa Kwon tanya dimana Cha Don sekarang, temui aku sekarang. Cha Don balik tanya, "Jika aku memberitahumu bahwa Ji Se Kwang adalah pembunuhnya, kau tak akan percaya, kan?". Jaksa Kwon pura-pura percaya, "Aku percaya. Aku mempercayainya. Jadi kita bertemu".
Cha Don : Jika kau berpikir begitu, kau dan Ji Se Kwang kalian bekerja sama atas kematian Kwon Hyuk. Ambisi dan nafsu menjijikanmu pada uang membunuh anakmu. Kau mengerti?
"Lee Cha Don!!!!, jaksa Kwon teriak murka. "Lee Cha Don!!!!. Temui aku sekarang juga!. Cepat kemari sekarang!. Hei. Lee Cha Don!!!. Lee Cha Don!!!!".
Cha Don tidak menjawab dan menutup telepon. Hal itu membuat jaksa Kwon semakin murka, menghambur semua makanan yang ada di hadapannya dan memukul-mukul meja. Tunggu sampai kau mengetahui siapa pembunuh anakmu yang sebenarnya, yang tak lain adalah manusia jahat yang kini duduk tenang di depanmu
Dan beginilah ekspresi wajah devil Se Kwang menikmati kemarahan jaksa Kwon yang ditujukan pada Cha Don.
Gu Shik dan Sek. Hong pergi ke pinggiran sungi Han dan berteriak, "Apa mungkin ada yang menjual belut di hutan?. Apa ada orang yang menangkap belut?".
Sosok pria bertopi yang berdiri di pinggir pagar menoleh pada Gu Shik. Dia adalah Lee Cha Don. Teriakan Gu Shik barusan merupaka kode mereka untuk berkomunikasi.
Selanjutnya mereka bicara di dalam tenda. Sek. Hong khawatir melihat wajah Cha Don yang tampak kurus. Cha Don tanya apa ada orang yang mengikuti kalian. Gu Shik berkata para detektif selalu mengikuti kami kemana saja, tapi saat ini kau bisa tenang. Cha Don ingin tahu bagaimana keadaan Jea In.
Gu Shik memberitahu pada Jae In untuk tidak mencemaskan Cha Don, "Makannya pun juga sedikit. Meskipun kau ingin tahu bagaimana keadaannya, kau tak bisa menemuinya. Rumahnya dipenuhi detektif".
"Bagaimana dengan permintaanku padamu?", tanya Cha Don.
Gu Shik ingat, "Oh. Penjara".
"Sopir truk yang mencoba membunuhmu sekarang dihukum 2 tahun penjara karena kasus tabrak lari. Yoo Je Gook juga dihukum 3 tahun penjara karena kasus penggelapan dan dia satu penjara dengan sopir truk itu"
Sek. Hong : Ngomong-ngomong, kenapa tiba-tiba kau bertanya soal penjara?".
Gu Shik : Jangan bilang kau akan dipenjara agar bertemu dengan para bajin*** itu... kan?
Cha Don diam, sepertinya dia memang berencana menjebolskan dirinya sendiri kedalam perjara, sama seperti saat dia nekat masuk rumah sakit jiwa untuk menemukan keberadaan Park Gi Soon.
Ponsel Sek. Hong berdering, tertera nomor ponsel Jae In. Sek. Hong menjawabnya lalu memberikannya pada Cha Don.
Jae In datang menemui Cha Don, keduanya bicara di dalam mobil. Gu Shik dan Sek. Hong berjaga diluar, menahan cuaca dingin.
"Matamu bengkak. Apa kau menangis?", tanya Cha Don. Jae In minta Cha Don jangan cemas, "Aku akan mengungkapkan kalau kau tak bersalah, apapun resikonya. Mulai sekarang, lebih baik kau ke luar negeri. Sementara itu, aku akan...".
"Jae In-ah". potong Cha Don. "Aku akan menyerahkan diri".
Jae In tidak setuju, "Menyerahkan diri?. Kau tak membunuh Hyuk. Kau dengarkan saja aku dan...".
Cha Don : Dalam situasi seperti ini, kita tak punya bukti kalau aku tak bersalah. Itulah sebabnya aku akan menyerahkan diri.
Jae In : Omong kosong macam apa ini!
Cha Don : Jae In, kau percaya padaku, kan?. Kau mempercayaiku, kan?. Aku akan masuk penjara dan membuktikan kalau aku tak bersalah. Senjata yang bisa menghancurkan Ji Se Kwang dan Kwon Jae Kyu ada di sana.
"Cha Don-ah", Jae In menangis terisak.
"Jangan cemas, aku akan baik-baik saja, Jae In", ucap Cha Don memandang lembut Jae In dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
Sepasang kekasih ini melepaskan rindu sejenak, sebelum berpisah dalam batas waktu yang bahkan mereka sendiri tidak tahu kapan akan dipertemukan kembali.
Keesokan harinya. Tanpa ragu Cha Don melangkahkan kakinya memasuki kantor kejaksaan. Semua orang memandanginya, mengenalinya sebagai tersangka pembunuhan.
Cha Don dan Se Kwang bertemu di lobby. Se Kwang terlihat kaget melihat kemunculan Cha Don. Tangan Cha Don mengepal menahan marah, menatap tajam Se Kwang, "Ini, borgol aku", Cha Don menyerahkan tangannya untuk diborgol.
Ji Hoo kebetulan lewat dan melihat mereka. Dia tetap berdiri di tempatnya menyaksikan apa yang akan terjadi.
"Kau, waras, kan?", tanya Se Kwang.
"Tidak, aku gila. Orang yang membunuh orang tuaku dan Kwon Hyuk ada didepanku, jadi aku benar-benar hilang akal. Ini, cepat borgol aku".
Se Kwang diam. "Aku bilang cepat borgol aku!!!", teriak Cha Don murka.
Ditempatnya, Ji Hoo tampak bingung tak mengerti apa yang dikatakan Cha Don barusan, tapi hal itu membuatnya penasaran.
Se Kwang dan Cha Don saling menatap. Dengan percikan kemarahan dan permusuhan di mata mereka.
END
Komentar :
Se Kwang tak lebih dari seorang pengecut yang selalu melimpahkan kesalahannya pada orang lain. Dan kekesalan saya pada Se Kwang mencapai puncaknya, pengen rasanya aku cabik-cabik itu wajahnya...Ah...kenapa ada tokoh menyebalkan seperti Se Kwang,...Park Sang Min benar-benar total memerankan tokoh jahat seperti ini.
Tarik napas dalam-dalam...huffffttt....Oke...mulai saat ini baik Cha Don dan Jae In akan berjuang masing-masing dengan cara mereka sendiri.
Hahaha...lucu baca komennya mbak ♍ɑ̤̥̈̊☺ cabit2x τ̩υ̲̣h se kwang ҼŋƬɑ̤̈̊r SŲ̃đªh dicabik2x trus buang kelaut biar dimkn ma ikan れ Ģ̃ɑ̤̈̊ªª>:/ tersisa Ļǻƍȉ..hehehe...makin penasaran banget ma sambungannya..thanks mbak...gomawo
ReplyDelete,
Hahahaha.....lucu ya. Bawaannya kesel tiap kali liat wajahnya Ji Se Kwang. Untuk kelanjutannya paling lambat besok malam sudah di posting. ^-^
ReplyDeleteSipppp deh mbak....thanx....
Deletelanjut terus mba nurii.. Fighting!! ....
ReplyDeleteSeruuuuu....seruuuuuu...klo ada ji se kwang ddpn mata pengen nimpuk mukanya pake sendallll....
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya....gak sabar pengen liat se kwang jatuh nyungsepppp...hahahaha
... naik darah saya mlihat ji sekwang (dalam cerita)....
ReplyDelete