Joo Ri berlutut dan memohon maaf pada Chae Won. Dari sudut pandanganya, ia mengatahui keberadaan Se Yoon di depan pintu. Joo Ri mengaku bersalah, "Kumohon maafkan aku. Aku membencimu berada di dekat Se Yoon. Aku sangat putus asa untuk menjauhkanmu darinya, hal itu membuatku begitu buta".
Se Yoon menutup pintu, menarik diri dan tidak mendengarkan lebih lanjut. Permintaan maaf Joo Ri ini terdengar tidak tulus, ada gurat marah terlukis jelas di mata dan wajahnya. Chae Won hanya diam tidak merespon.
Joo Ri : Hal berikutnya yang aku tahu, aku membuat kesalahan yang tidak bisa diperbaiki.
Chae Won : Kesalahan?.
Joo Ri : Aku merasa sangat malu. Aku sudah berbuat sangat salah sehingga aku bahkan tidak bisa meminta pengampunanmu. Maafkan aku.
Usai mengucapkan itu, Joo Ri buru-buru ke luar. Di depan pintu luar, dia bertemu dengan Se Yoon. Joo Ri menunduk malu, menghindari tatapan mata dengan Se Yoon. Joo Ri berkata sangat malu bertemu dengan Se Yoon saat ini. Joo Ri berlari pergi.
Chae Won berdiri mematung, seolah tak percaya Joo Ri baru saja berlutut memohon maaf. Se Yoon masuk, "Maafkan aku, aku tidak berpikiran panjang dan aku menilai berdasarka apa yang kulihat. Saat aku tahu situasimu dan mengenal kepribadianmu dengan sangat baik, aku masih salah menilaimu. Maafkan aku. Aku sudah sangat menyakitimu".
Se Yoon menundukkan kepala, "Kau mau menerima permohonan maafku!".
Chae Won berusaha menahan tangis, ia senang sekarang karena kebenarannya sudah terungkap. Se Yoon berkata Chae Won bisa saja mengklaim ketidakbersalahan. Tidak seharusnya, Chae Won hanya menerima hal ini seperti orang bodoh.
Chae Won mengatakan dirinya tidak asing lagi kemalangan seperti itu. Seperti sudah terbiasa dengan hal itu. Chae Won tak ingin membuat alasan, dan merasa lelah. Ia berharap situasi seperti ini tidak akan terulang lagi. Ia berharap jangan lagi ada kesalahpahaman tentang hubungannya dengan Se Yoon. "Pertunanganmu ada segera dilaksanakan. Rumor-rumor akan menempatkanmu dalam posisi yang sulit".
Se Yoon tanya apa maksudnya. Chae Won merasa semakin dirinya dan Se Yoon terlibat, maka hubungan mereka akan semakin di salah artikan." Mari kita jaga jarak. Aku akan lebih berhati-hati agar tidak membawa masalah padamu".
"Dengar dulu, Min Chae Won-ssi", ucap Se Yoon. Chae Won memotong, "Terima kasih sudah membersihkanku dari tuduhan palsu". Chae Won keluar.
Se Yoon menarik napas berat. Merasa amat sangat bersalah. Bukan seperti ini yang ia inginkan. Tidak berharap hubungannya dengan Chae Won menjadi renggang, karena masalah salah paham ini.
Young Ja dikejutkan dengan kedatangan Joo Ri yang menangis meraung-raung. Layaknya anak kecil Joo Ri mengadu pada ibunya atas apa yang ia alami hari ini. Young Ja tentu saja kebingungan.
Di pelukan Young Ja, Joo Ri menangis sesengukan, "Apa yang harus kulakukan sekarang?. Se Yoon melihat hal yang terburuk dalam diriku. Dia akan muak terhadapku dan mencampakkanku".
Young Ja minta Joo Ri menceritakan apa yang terjadi, sehingga ia bisa mengambil tindakan. Dengan sesengukan Joo Ri hanya mengatakan telah melakukan hal bodoh, sebuah kesalahan yang tidak bisa di perbaiki.
Tindakan yang diambil Young Ja ialah dengan membawa Joo Ri menemui Sol Joo dirumah sakit. Young Ja berkata ada yang ingin ia sampaikan, ia bertanya di mana presdir Lee. Sol Joo menjawab teman presdir Lee datang dan membawanya jalan-jalan. Sol Joo heran melihat Joo Ri menangis. Young Ja menyuruh Joo Ri mengatakan yang sebenarnya dan memohon maaf pada Sol Joo.
Joo Ri berlutut, menangis tersedu, "Kumohon maafkan aku. Aku tidak tahu kenapa aku melakukan itu". Sol Joo bingung, "Kenapa kau berlutut". Disaat Joo Ri berlutut dan memohon maaf, Young Ja memarahi Joo Ri. Hingga tampaklah keadaan Joo Ri yang menyedihkan, membuat Sol Joo bertambah simpati.
Young Ja berakting menangis, merasa sangat frustasi, "Kupikir aku membesarkan anak-anakku dengan baik, tapi ternyata aku salah". Sol Joo membantu Joo Ri berdiri. Ia minta Young Ja tenang dan menceritakan masalahnya. Young Ja berkata ini semua karena mantan menantunya Min Chae Won, "Dia sudah banyak mengganggu Joo Ri di kantor. Dan Joo Ri-ku yang lugu ini dengan bodohnya melakukan banyak masalah".
Hong Ju datang ke kantin perusahaan tempat Chae Won bekerja. Ia mendekati Chae Won yang berdiri melihat papan menu kantin. Chae Won bersikap biasa, menyapa Hong Ju dengan ramah. Chae Won berkata Hong Ju bisa memasukkan kupon makannya di kotak itu dan mendapatkan makananya. Hong Ju tanya apa ia boleh duduk disana menunggu teman. Chae Won memperbolehkan.
Chae Won melanjutkan kegiatannya, melihat daftar menu. Sesaat Chae Won sadar, kalau wanita tadi adalah istri baru Chul Goo. Ia menoleh ke tempat Hong Ju duduk untuk memastikan. Hong Ju balik menatapnya tajam, dengan senyum sinis. Chae Won mulai menjaga jarak dan bersikap waspada jika Hong Ju membuat masalah.
Hong Ju menelpon Chul Goo pandangan matanya tak lepas melihat Chae Won. Hong Ju mengajak Chul Goo makan siang. Chul Goo menolak karena sibuk. "Ayolah. Aku bersama seseorang yang kau sayangi", ajak Hong Ju. "Aku ada di kantor Joo Ri. Chul Goo tanya apa Hong Ju menemui Joo Ri. Hong Ju membenarkan, "Untuk makan siang bersamanya. Tapi dia tidak ada di kantornya. Jadi aku datang ke Cafetaria perusahaannya".
Chul Goo menyuruh Hong Ju makan sedikit. Lalu menyadari sesuatu, "Cafetaria?". Hong Ju membenarkan, "Tebak siapa yang aku temui disini. Aku bertemu mantan istrimu yang tidak terlupakan". Perkataan Hong Ju terakhir ini sukses membuat Chul Goo meninggalkan pekerjaannya. Ia langung ngacir ke tempat Hong Ju berada.
Hong Ju berdiri mendekati Chae Won, bertanya apa menunya. Chae Won menjawab sup tulang sapi pedas. Hong Ju memiringkan kepalanya, "Sayang sekali. Itu adalah makanan yang paling tidak kusukai. Kau mengingatku, iya kan?".
Hong Ju : Kau mempunyai ingatan yang bagus. Kau pastilah harus melihat lebih dekat istri Chul Goo yang baru. Bagaimana terhadap kesan pertamaku?
Chae Won : Jika kau tidak akan makan, tolong beri jalan pada mereka.
Hong Ju menoleh kebelakang, menyadari ada beberapa orang yang ingin masuk. Hong Ju menggeser, memberi mereka jalan. Setelah itu Hong Ju tanya apa Chul Goo, suaminya menyukai sup daging pedas. "Aku belum mengetahui selera makannya. Apa kau terkadang memasak sup itu untuknya?". Chae Won tersenyum kesal, "Permisi. Aku sibuk", ucap Chae masuk ke dapur.
Hong Ju kembali ke tempat duduknya. Beberapa menit kemudian, Chae Won keluar dari dapur, berdiri di depan pintu menyapa para pengunjung. Selama itu Hong Ju terus menatap Chae Won dengan tatapan permusuhan. Chae Won masuk kembali ke dapur, ketika seorang koki memanggil namanya.
Chul Goo datang. Hong Ju menyindir, "Betapa cepatnya". Oh. Kurasa kau tidak sabar untuk bertemu dengannya". Chul Goo menarik tangan Hong Ju, "Ayo keluar. Kita bicara di luar". Hong Ju menepis, "Aku belum makan".
Chul Goo menarik Hong Ju berdiri, "Makan di tempat lain. Berhentilah jadi orang yang kejam. Keluar. Aku akan membelikanmu makan siang".
Chae Won muncul di depan pintu kantin. Chul Goo meminta maaf pada Chae Won, janji hal ini tidak akan terulang lagi. Chae Won menghembuskan napas kesal. Hong Ju teriak, untuk apa meminta maaf. Aku datang kesini cuma untuk makan siang.
Chul Goo kembali menarik Hong Ju paksa, Hong Ju mengibaskan tangannya kesal. Lalu berdiri dan tersenyum sinis pada Chae Won, "Kita akan bertemu lagi". Hong Ju pergi.
"Maaf", ucap Chul Goo lalu menyusul Hong Ju.
Chul Goo menarik kasar Hong Ju hingga di depan perusahaan. Se Yoon kebetulan melewati parkiran dan melihat mereka. Se Yoon berdiri di sana, mendengarkan perkelahian sepasang suami istri itu.
Chul Goo tanya apa Hong Ju gila, beraninya datang kemari. Hong Ju balik tanya, kenapa ia tak boleh datang kesini. Chul Goo ingin tahu apa yang dikatakan Hong Ju pada Chae Won. Hong Ju bilang tidak ada yang special. Chul Goo tidak percaya, bagaimana jika Hong Ju mengancam Chae Won, "Karena aku menjauhimu, kau datang menemui Chae Won-ku dan..."
"Chae Won-ku!", seru Hong Ju marah. Benar, kau tidak memperdulikan aku, iya kan?. Yang kau pedulikan hanyalah dia, hah?. Jika kau mencintainya sebesar itu, kenapa kau menceraikannya?. Kenapa!!!', teriak Hong Ju sekuatnya.
"Hei", bentak Chul Goo tak kalah nyaring. Chul Goo merendahkan suaranya, "Dia orang yang malang. Hidupnya sudah cukup sulit, okay?".
Hong Ju tertawa mengejek, "Sungguh menyedihkan".
Chul Goo : Cukup sudah. Dan ini peringatanku yang kedua.
Hong Ju : Peringatan?.
Chul Goo : Jika kau datang kesini lagi menemuinya, kau akan menyesal. Aku mungkin bisa jadi gila!.
Chul Goo melangkah masuk ke dalam mobil. Menyalakan mesin dan membuka kaca mobil, "Aku tidak akan memberimu tumpangan". Chul Goo menjalankan mobil, benar-benar meninggalkan istrinya. "Bajin***", maki Hong Ju.
Se Yoon masih berdiri di tempatnya, ia tampak mencemaskan Chae Won.
Chae Won memijat pelipisnya, menandakan ia sangat pusing dan lelah. Begitu banyak masalah yang datang silih berganti dalam hidupnya. Baru selesai masalah dengan Joo Ri, gantian istri baru Chul Goo yang seolah ingin menjadi masalah. Meski tidak bertindak apa-apa, tapi kedatangan Hong Ju hari ini jelas mengibarkan bendera permusuhan.
Se Yoon ingin masuk keruangan Chae Won, tapi langkahnya terhenti begitu melihat Chae Won dalam keadaan seperti itu. Chae Won memejamkan mata, sehingga tak menyadari kehadiran Se Yoon. Di depan pintu Se Yoon memandangi Chae Won sedih. Ia ingat perkataan Chae Won yang akan menjaga jarak agar orang-orang tidak lagi menyalah artikan hubungan mereka.
Kakek turun dari bis luar kota, begitu turun kakek sedikit limbung hingga harus bersandar pada papan iklan. Kakek tampak lemah tidak seperti biasanya. Tepat saat itu Choon Hee pulang dari belanja, dari jauh ia melihat kakek yang tampak kurang sehat. Choon Hee mendekati kakek dan tanya apa kakek dari luar kota.
Kakek menjawab ada sedikit urusan di Seoul. Choon Hee mencemaskan kakek yang terlihat kurang sehat. Kakek bilang hanya mabuk kendaraan saja. Ia mengajak Choon Hee membeli minuman dingin, ada suatu hal yang ingin ia bicarakan pada Choon Hee.
Choon Hee dan Kakek minum mango juice di cafe terdekat. Kakek tahu pasti tidak mudah bagi Choon Hee memutuskan tinggal bersama di rumah mie, "Terima kasih sudah membuat keputusan itu".
Choon Hee : Aku anak yatim piatu, yang besar tanpa orang tua. Hyo Dong kehilangan orangtuanya saat masih muda, jadi dia seperti yatim piatu juga. Dia menganggap kalian seperti orang tuanya sendiri, dan sekarang karena aku menikah dengannya, kalian menjadi orangtuaku. Jadi aku sangat bersyukur.
Kakek : Sekarang ini, orang-orang tidak menghormati orang tua mereka. Tapi kau benar-benar peduli pada istriku dan aku. Kami beruntung dan bersyukur. Terima kasih banyak.
Choon Hee mengatakan, ia sudah menganggap kakek dan nenek seperti orang tua sendiri. Perkataan ini sungguh-sungguh dari lubuk hatinya yang terdalam. Kakek merasa Choon Hee seperti putri pertamanya yang hidup kembali. Choon Hee mengucapkan terima kasih, ia tahu banyak kekurangan, tapi ia akan berusaha melakukan yang terbaik.
Kakek berharap Choon Hee dan Hyo Dong berpartisipasi dalam kompetisi keluarga. Choon Hee pikir hal itu akan sulit, dan tidak bisa melakukannya. Sekarang saja para ipar Hyo Dong sudah berpikir bahwa ia tinggal bersama kakek dan nenek karena uang. Bagaimana tanggapan mereka nanti jika ia ikut kompetisi.
Kakek mengaku sekarang ia sedang menyelenggarakan festival, bukan perlombaan. Choon Hee tidak paham apa maksudnya. Kakek menceritakan suatu rahasia yang ia dan Choon Hee dan saja yang tahu. Rahasia itu pastilah suatu hal yang sedih. Choon Hee terkejut dan menangis setelah mendengarkan. Kakek menepuk punggung tangan Choon Hee pelan, berharap menantunya ini mau mengabulkan permintaannya. Choon Hee terisak sedih, mengelus tangan kakek seolah memberikan kekuatan. Rahasia apa yang kakek sembunyikan?.
Sesampainya dirumah, kakek mengumpulkan keluarga Uhm. Tanpa Ki Ok. Dalam kesempatan itu Choon Hee secara terbuka menyampaikan ketertarikannya berpartisipasi dalam kompetisi. Do Hee dan Kang Sook menjadi pihak yang pertama kali menentang. Ki Moon menuntut janji Hyo Dong. Hal ini tidak seperti yang dia katakan sebelumnya. Ki Choon membenarkan, mereka mendukung pernikahan Hyo Dong dengan syarat tidak akan mengikuti kompetisi. Kang Sook menilai ini sudah keterlaluan dan sebuah pelanggaran.
Hyo Dong membela diri, ia juga baru mengetahui niat Choon Hee yang ingin mengikuti kompetisi. Ia bertanya pada Choon Hee, kenapa tidak pernah membicarakan hal ini sebelumnya.
"Aku yang memintanya melakukan itu", jelas kakek. Ipar-ipar Hyo Dong terkejut tidak percaya. Bagi kakek, Hyo Dong dan Choon Hee sudah seperti anak kandung. Hal tidak masuk akal, jika mereka tidak boleh mengikuti kompetisi.
Do Hee menyindir pasti Choon Hee sudah merayu kakek. Aku seharusnya menghentikan ikut campurnya dari awal. Kang Sook menambahkan kita seharusnya tidak mendukung pernikahan mereka. Choon Hee diam saja dikata-kata'i seperti itu. Kakek berdiri, "Aku sudah selesai bicara. Semunya bubar". Lalu masuk ke kamar. Ipar-ipar Hyo Dong mengeluh dan tidak terima.
Do Hee yang sok jagoan mengajak Choon Hee bicara sebagai sesama wanita di halaman belakang. Kang Sook menarik paksa Choon Hee untuk berdiri, "Bangun". Hyo Dong menegur, "Hei. Pelan-pelan padanya". Choon Hee berkata tidak apa-apa lalu berdiri mengikuti Kang Sook.
Ki Choon menuduh Hyo Dong menusuk dari belakang. Hyo Dong kembali menekankan, berita ini baru baginya. Ki Moon mengatakan Hyo Dong curang jika baru mengikuti kompetisi sekarang, kompetisi sudah melewati bebarapa tahap putaran. Ki Choon tanya pada nenek yang sedari tadi diam, "Ibu!. Kenapa ibu tidak mengatakan apa-apa?. Ibu harus ikut campur tangan dan mencegah mereka".
"Aku tidak akan berpihak pada siapapun", ujar nenek.
"Ibu!", seru Ki Choon dan Ki Moon tidak terima.
"Kalian semua adalah anak-anakku. Aku tidak peduli siapa yang akan mewarisi 10 milyar". Nenek berdiri masuk ke kamar. Ki Moon dan Ki Choon terus memanggil, berharap nenek berpihak pada mereka. Tapi nenek terus masuk ke kamar, tanpa menghiraukan mereka.
Ki Moon berpendapat nenek berpihak pada Hyo Dong. Ki Choon merasakan hal yang sama. Hyo Dong hanya diam saja di sindir seperti itu. Bagaimanapun ia serba salah.
Beralih ke halaman belakang. Do Hee menyuruh Kang Sook mengambil gunting yang ada didapur. Kang Sook tanya untuk apa.
"Aku harus memotong ke-99 ekor rubah ini", jawab Do Hee.
"Ini akan memakan waktu semalama", tambah Kang Sook.
Choon Hee : Tolong hentikan itu. Aku terlalu sibuk untuk mendengar ocehanmu.
Do Hee : Kau berbicara seolah-olah kau sangat sibuk.
Choon Hee : Kenapa?. Ya. Aku memang sibuk. Aku harus belajar bagaimana membuat mie dari awal.
"Apa?", Do Hee mengepalkan tinjunya seolah ingin memukul Choon Hee.
Do Hee geram, "Kau lancang sekali. Kau pikir aku tidak bisa memukulmu?". Do Hee benar-benar mengayunkan kepalan tinjunya. Kang Sook menahan, "Tenanglah. Menggunakan kekerasan tidak akan membantu sama sekali".
Do Hee putus asa, "Oh. Kuharap aku bisa menghancurkan muka jeleknya".
(Hah, wajah Choon Hee yang cantiknya gitu aja dibilang jelek. Gimana cantiknya coba!!!!)...
Do Hee : Kau pikir aku akan menerimanya begitu saja?. Tidak peduli bagaimana kehidupanmu sampai dengan sekarang, kau seharusnya punya sedikit hati nurani. Beraninya kau mengincar warisan keluarga kami?
Kang Sook : Kau tidak punya hati nurani?. Mungkin kau berpikir kau bisa mengelabui seorang pria tua yang bodoh. Betapa memalukannya dirimu.
(Kang Sook kelewatan, masa ayah mertuanya sendiri dikatain bodoh).
(Kang Sook kelewatan, masa ayah mertuanya sendiri dikatain bodoh).
Do Hee : Kami tidak akan tinggal diam. Kami tidak akan membiarkanmu merebut kekayaan keluarga kami!
Kang Sook : Tepat sekali. Lebih baik kau berhenti disini jika kau tidak ingin dipermalukan. Mata dibayar dengan mata, gigi dibayar dengan gigi!.
Kang Sook : Tepat sekali. Lebih baik kau berhenti disini jika kau tidak ingin dipermalukan. Mata dibayar dengan mata, gigi dibayar dengan gigi!.
Choon Hee bersikap santai, "Jadi silahkan saja, lakukan sesuka kalian".
"Dia tidak mendengarkan. Dia benar-benar harus diberi pelajarana!", Do Hee kembali mengayunkan kepalan tinjunya. Tapi hanya gertakan, karena ia menghentikan tinjunya tepat di atas kepala Choon Hee. Kang Sook menahan.
"Ini bena-benar gila!", Do Hee mengacak-acak rambutnya sendiri. Melampiaskan kekesalan yang sudah menggungung.
Kang Sook membawa Do Hee masuk ke dalam.
Choon Hee menghembuskan napas berat beberapa kali. Sulit memang menghadapi menantu Uhm yang keras kepala itu, terutama Do Hee yang hobby ikut campur. Hyo Dong menyusul Choon Hee. Ia tak mengerti kenapa istrinya harus mengikuti kompetisi dan menyebabkan masalah ini.
"Menyingkirlah dari masalah ini", kata Choon Hee.
"Aku tidak bisa". Ini tidak seperti dirimu, untuk mengejar uang", sahut Hyo Dong.
Hyo Dong : Lalu?
Choon Hee terdiam sesaat, "Aku tidak bisa mengatakan detilnya padamu sekarang. Aku tidak melakukan ini demi uang. Tidak bisakah kau mempercayaiku?".
Choon Hee menghela napas berat. Ada rahasia besar yang hanya ia dan kakek saja yang tahu. Tampaknya rahasia itu sesuatu hal yang serius, karena Choon Hee merasa sangat terbebani. Meski ia tak berniat mengikuti kompetisi, tapi dia harus melakukannya demi kakek.
Ki Ok ada di rumah Kang Jin, ia memeriksa pakaian Kang Jin yang tampak tua dan lusuh. Banyak pakaiannya yang bolong disana sini. Ki Ok tak percaya penyanyi tenor legendaris, kondisinya bisa jadi seperti ini.
Kang Jin datang, "Apa yang kau lakukan?", heran melihat pakaiannya terhambur di lantai. Ki Ok berkata seharusnya Kang Jin memasukkan pakaian ini ke laundry sebelum matahari tenggelam. Kang Jin merasa malu, Ki Ok bahkan melihat celana dalamnya. Hahahaha.
"Jangan malu", ucap Ki Ok.
"Benar?", tanya Kang Jin kurang yakin. "Kita adalah partner. Aku tidak perlu terlalu sensitif?. Kau tidak bermaksud apa-apa, kan?".
Kang Jin bengong, "Berbelanja".
"Ya. Ibuku bilang kalau pakaian dalam lebih penting daripada pakaian luar. Kesan terakhirmu lebih penting daripada kesan pertamamu. Kau adalah penyanyi tenor legendaris. Tapi lihat dirimu. Kau terlihat lusuh sekali", Ki Ok menangis.
Ki Ok dan Kang Jin pergi berbelanja pakaian. Ki Ok bahkan ikut memilihkan langsung. Selera Kang Jin sedikit aneh, ia menolak ketika Ki Ok menyodorkan warna hitam dan biru yang biasanya menjadi warna favorit pira. Kang Jin justru memilih warna terang seperti pink. Hahaha.
Selesai belanja pakaian mereka pergi ke supermarket. Seperti pasangan yang sedang pacaran.
Kemudian Ki Ok mencari bumbu dapur. Bumbu Kang Jin yang ada di rumah semuanya sudah kadaluwarsa. Kang Jin berkata tidak perlu, karena ia jarang memasak. Ki Ok tidak mau, "Kau tinggal sendirian. Kau seharusnya makan yang benar". Kang Jin tidak protes lagi, membiarkan Ki Ok memilih-milih bumbu dapur.
"Istri?", seru Ki Ok dan Kang Jin.
"Kurasa kau sangat mampu memiliki istri yang muda seperti ini", ucap staf lagi.
Kang Jin melirik Ki Ok, yang dilirik pun malu-malu. Jadi salting dech mereka berdua.
Sol Joo datang ke perusahaan menemui Se Yoon. Se Yoon tanya kenapa ibu datang kesini. Sol Joo berkata ia sudah mendengar semuanya dari Joo Ri. Se Yoon tanya apa Joo Ri menelpon ibu. Sol Joo menjawab, "Dia datang bersama dengan Ibunya kerumah sakit dan menyesalinya sambil menangis. Ayahmu menutupi situasi ini dengan memecat koki itu" (manager Joeng).
Se Yoon kaget, "Memecat koki?. Seharusnya Joo Ri yang disalahkan...". Sol Joo memotong ahligizi Min lah akar dari semua permasalahan ini.
"Apa?", Se Yoon tak mengerti.
Sol Joo bilang hal-hal menjadi tidak beres saat Chae Won bergabung dengan perusahaan. Dia mendorong Joo Ri salah paham terhadap Se Yoon dan melakukan itu. Se Yoon tak habis pikir, bagaimana bisa ibunya hanya berpihak pada Joo Ri saja. Sol Joo menjawab karena ia memahami Joo Ri. Dia mencintaimu selama tiga tahun ini. Tapi lalu dia mengetahui bahwa mantan kakak iparnya menggodamu.
Sol Joo : Tidak semuanya. Tapi kupikir aku mengenalnya. Dia lebih memilih disakiti daripada harus menyakiti orang lain.
Sol Joo : Apa kau berbicara tentang dirinya seperti ini pada Joo Ri?. Ibu paham kenapa Joo Ri melakukan itu. Bahkan Ibu sangat kecewa. Betapa tertekannya Joo Ri.
Se Yoon bingung. Sol Joo menilai Se Yoon selalu berpihak pada wanita itu (Chae Won). "Karena kau seperti ini, dia dengan mudahnya mengambil keuntungan darimu. Jaga tingkah lakumu. Pertunanganmu ditetapkan pada hari sabtu kedua bulan depan". Se Yoon terkejut.
Sol Joo menagih janji Se Yoon akan bertunangan segera setelah kondisi presdir Lee membaik. Se Yoon keberatan itu terlalu cepat. Sol Joo berkata ayah Se Yoon terus mendesak, dan kini ia ikut mendesak juga. Se Yoon diam, bimbang tak mengiyakan ataupun menolak.
Ms. Park memapah Chul Goo masuk ke dalam rumah dalam keadaan mabuk. Young Ja kalang kabut, "Kenapa kau minum terlalu banyak?. Dimana Hong Ju? Bagaimana bisa dia
tidak turun dan menyambut kepulangan suaminya?".
"Nona Hong Ju dalam mood yang jelek. Tolong biarkan dia sendiri", ucap Ms. Park.
Young Ja : Kau pikir kau ini siapa mengatakan hal itu?. Aku yang memutuskan apakah aku membiarkannya sendirian atau tidak. Ketahuilah posisimu. Kau bekerja untukku, bukan untuk Taesan Group!".
Dikamar, Hong Ju melihat lagi semua foto yang dikirimkan mata-mata ibunya. Foto ketika Chul Goo datang menemui Chae Won di kantor. Hong Ju bicara pada foto Chul Goo, "Jadi aku mempermalukanmu di hadapannya, hah?".
Young Ja dan Ms. Park membawa Chul Goo masuk ke kamar. Membaringkannya ke ranjang. Tepat saat itu Chul Goo meracau, memanggil-manggil nama Chae Won dan memohon maaf. Young Ja panik, dan berbohong. Ia mengatakan terjadi sesuatu yang buruk di kantor. Nama yang disebuat Chul Goo barusan adalah nama sekertarisnya.
"Bagaimana kau tahu?", Young Ja gelagapan.
"Aku yang mengungkitnya", jawab Hong Ju tersenyum sinis.
Young Ja takut Hong Ju marah, atau mengadu pada Ny. Ma. Untuk meredakan kemarahan Hong Ju, Young Ja mengajaknya ke kamar. Menghadiahkan sebuah kalung mutiara dan memasang kan sendiri ke leher Hong Ju. Young Ja memuji kalung mutiara memang cocok untuk Hong Ju, cantik sekali. Lihatlah. Bagaimana menurutmu?. Apa kau suka?".
Hong Ju tanya kenapa ibu memberikan ini padaku. Young Ja bersikap manis dan berkata menyayangi putranya, berarti juga menyayangi istrinya. Apa yang bisa menahan diri ibu terhadapmu, saat kau berbuat baik terhadap ibu?. Hong Ju merasa belum berbuat baik pada Young Ja. Young Ja mencibir, "Paling tidak kau tahu".
Hong Ju melirik sinis. Young Ja meralat ucapannya, "Bercanda", cengar cengir tidak jelas. Young Ja bilang lagi kalung ini hanyalah bukti kecil kasih sayangnya. Young Ja memegang tangan Hong Ju, bicara dengan lemah lembut, "Jangan pedulikan apa yang dikatakan Chul Goo. Dia menikah dengannya selama 3 tahun, jadi dia terbiasa dengan nama itu. Jangan pikirkan itu".
Jika kau kebetulan bertemu dengannya suatu hari nanti...Yah..kau tidak punya alasan bertemu dengannya. Bagaimanapun, dia wanita kelas rendah, tidak cocok denganmu. Abaikan saja dia. Dia tidak pantas mendapatkan perhatianmu sama sekali.
"Apa?. Kau bertemu dengannya?".
Hong Ju menganguk, "Aku pergi ke kantor Joo Ri untuk makan siang dengan Joo Ri, dan aku berpapasan dengan mantan istrinya di cafeteria".
"Apa Chul Goo mengetahui hal itu!".
Hong Ju membenarkan, "Aku menelponya untuk makan siang. Dia datang dan balik keluar".
Young Ja tahu sekarang, itu sebabnya Chul Goo minum-minum sampai mabuk. Diantara semua tempat kenapa kau harus pergi kesana dan makan siang di sana.
"Ini menyenangkan", sahut Hong Ju.
"Apa? Menyenangkan?. Apa-apaan kau...?", Young Ja mulai meninggikan suaranya dan nerocos seperti biasa. Tatapan tajam Hong Ju menghentikan mulut bawelnya itu.
Young Ja berdehem, mengecilkan nada bicaranya, "Kupikir kau sedikit gegabah hari ini. Kau tidak perlu pergi kesana. Seperti yang Ibu bilang, dia kelas rendah dan tidak sebanding denganmu. Jadi jangan pernah memikirkan dia. Okay?".
"Baiklah", jawab Hong Ju malas.
Dan Young Ja minta Hong Ju jangan katakan hal ini pada Ny. Ma yang hanya akan membuat semuanya semakin buruk. Rahasiakan ini hanya diantara kita, okay!. Hong Ju mengerti.
Young Ja : Aigo. Kau sangat penurut hari ini. Itulah menantu kesayanganku. Ngomong-ngomong, tidak ada kabar dari keluargamu?. Maksud Ibu, tentang Taesan Home Shopping.
"Tidak. Aku belum mendengar apapun", jawab Hong Ju. Young Ja terlihat kecewa.
"Ibu ingin aku menelpon dan bertanya?', tanya Hong Ju.
Young Ja pura-pura menolak, "Tidak..tidak. Aku bukanlah Ibu mertua yang penuntut".
Young Ja tersenyum terpaksa. Ia berusaha selalu bersikap manis jika menghadapi Hong Ju, meski terpaksa. Jauh berbeda dengan sifat aslinya.
Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 29 Part 2
yaaayy ep 29 dah keluar..makacih sinopnya mb..
ReplyDeletehoreee.... yg ditunggu - tunggu akhirnya muncul. t.ksh ya mb> Nuri ^_^
ReplyDeleteThx unnie buat sinopsisnya..ditungu part 2&episode selanjutny... :))
ReplyDelete