Pages - Menu

Saturday, July 11, 2015

Sinopsis Oh My Ghost Episode 2 Part 1

Sun Woo mengadahkan tangan minta kunci. Bong Ae yang tak paham maksudnya malah menjabat tangan Sun Woo yang langsung di tepis oleh pria itu. Sun Woo yang kesal menyuruh Bong Ae berhenti main-main dan serahkan kunci itu sekarang juga. Bong Ae tentu saja bingung, kunci apa?.

Karena Bong Ae diam saja, Sun Woo meraba-raba badan Bong Ae untuk mencari kunci. Bong Ae tidak terima, ia memelintir tangan Sun Woo dan mendorongnya hingga jatuh. Membuat semua orang yang melihat melongo terkejut.

Sun Woo mencoba bangkit dengan gerakan salto, maksud hati mungkin agar terlihat keren, tapi tidak berhasil. Hahaha. Dong Chul dan Min Soo mendekati Sun Woo untuk membantunya berdiri.

Sun Woo sedikit merapihkan pakaiannya dan menatap Bong Ae dengan tatapan heran. Masih syok sepertinya. Bong Ae tak mau kalah balas menatap Sun Woo dan mendelik marah. Dengan terbata Min Soo membentak Bong Ae.

"Hei!. Kau sudah gila!. Memang kau sudah keluar, tapi tidak bisa bertindak seperti ini!".

"Ada apa ini?. Apa aku salah?", batin Bong Ae.

"Apa dia mabuk?", Ji Woong mendekat mencium aroma gadis  itu, tapi tidak tercium bau alkohol.

Min Soo menyuruh Bong Ae untuk segera meminta maaf pada Sun Woo. Bong Ae semakin bingung. Dia mengamati Sun Woo dan bertanya dalam hati, "Chef?. Namanya Chef?. Tapi dia bukan orang asing". 

Sun Woo yang tadi diam saja akhirnya bicara, ia menyuruh yang lainnya tenang dan meminta Bong Ae segera menyerahkan kuncinya. Bong Ae yang memang tidak mengerti apa-apa berguman heran, "Kunci apa yang kau bicarakan dari tadi?", lalu merogoh kantong celananya dan menemukan sesuatu disana. Mengeluarkan benda itu dari kantong lalu bertanya dengan wajah polos, "Oh...ini?". 

Sun Woo langsung merampas kunci itu dan pergi dengan kesal. Sun Hee yang khawatir bertanya apa Bong Ae baik-baik saja?. Apa kau sakit?.  Dong Chul tampak kagum dan memuji Bong Ae luar biasa. Ia penasaran bagaimana bisa Bong Ae melakukan hal tadi (memelintir tangan Sun Woo).

"Oh, tidak bisa begini. Sebaiknya aku keluar", batin Soon Ae mencoba keluar dari raga Bong Sun.

Bong Ae memejamkan mata mencoba keluar, tapi tidak bisa. Soon Ae terkejut kenapa bisa begini, ia mencoba lagi tapi tetap tidak bisa. Soon Ae teringat perkataan Suhbingo, yang mengatakan jika kebetulan Soon Ae merasuki tubuh yang memiliki gelombang yang cocok, maka roh Soon Ae akan terperangkap dan tidak bisa keluar.

Bong Ae yang menyadari hal itu mengumpat kesal. Seo Joon, Ji Woong, Min Soo dan Dong Chul sampai terkejut di buatnya. Soon Ae yang berada di dalam tubuh Bong Sun berusaha untuk keluar. Ia tidak mau selamanya terperangkap dalam raga Bong Sun.

"Tidak....Aku harus keluar dari tubuh ini", teriak Soon Ae dalam hati sembari berjuang keras sampai membuat tubuh Bong Sun gemetaran.

Yang terjadi selanjutnya, Bong Ae malah pingsan tidak sadarkan diri. Semua jadi panik termaksud Sun Woo. Dia yang semula berada di dapur langsung berlari menghampiri Bong Ae. Sun Woo bertanya apa yang terjadi. Min Soo menjawab Bong Ae pingsan begitu saja. 

Episode 2

Bong Ae yang pingsan kini terbaring di atas meja. Min Soo, Ji Woong, Dong Chul dan Seo Joon berusaha membangunkan Bong Ae, sampai rela memijat kaki gadis itu. Min Soo tidak tahu apakah Bong Ae pingsan beneran atau hanya pura-pura. Seo Joon mengusulkan apa sebaiknya mereka menghubungi 911.

Dong Chul berkata sepertinya Bong Ae baik-baik saja, nafasnya normal, dan rona wajahnya juga tidak sepucat tadi. Ji Woong mengaku sangat terkejut hingga hampir jantungan. Dia bertanya-tanya, apa Bong Ae mempunyai semacam penyakit.

Kelopak mata Bong Ae bergerak-gerak menandakan mulai sadar. Tapi dia berpura-pura tetap pingsan. Bong Ae tidak tahu apakah situasi ini buruk?. Haruskah dia membuka mata atau tidak. 

Min Soo ingat bukannya dulu Bong Sun mengaku tidur, tapi kenapa bisa pingsan begitu lama, apa karena pengaruh obat?. Ji Woong membenarkan, mungkin saja jika tidak bagaimana mungkin Bong Ae bisa tidur lama seperti ini. 

"Ah. Aku dalam kesulitan sekarang. Sepertinya aku tidak bisa keluar dalam waktu dekat", batin Bong Ae.

Bong Ae membuka sedikit matanya dan pandangannya tertuju pada bagian bawah teman-teman prianya. Bong Ae berguman senang melihat "Harta Karun" para lelaki itu. Ia menjilat bibir penuh nafsu di suguhi pemandangan yang hanya bisa dia lihat di tempat pemandian umum pria. Bong Ae berpikir sepertinya terperangkap dalam tubuh ini tidaklah buruk-buruk amat.

Dong Chul yang melihat bibir Bong Ae bergerak mengira Bong Ae sedang mimpi. Tapi Min Soo yang tahu Bong Ae sedang pura-pura, bergerak mendekat dan berbisik di telinga Bong Ae. 

"Hei...Bangun!. Aku lihat matamu sedikit terbuka. Sudah hentikan".

Mendengar itu Bong Ae langsung bangun, "Ah...ketahuan, ya?".. Hahaha..

Beralih ke ruang ganti dimana Sun Hee sedang mengobati luka dilengan Sun Woo akibat di dorong Bung Ae. Sun Woo menenangkan adiknya dengan berkata ia baik-baik saja, hanya sedikit malu. Sun Hee memberitahu luka lecet ini akan perih saat terkena air. Lalu dia bertanya apa yang akan Sun Woo lakukan pada Bong Sun?. 

Sun Woo akan menyuruh Bong Sun pergi setelah dia sadar, lagi pula Bong Sun sendiri yang menulis surat dan memilih pergi. Sun Hee merasa sepertinya Bong Sun tidak ingin pergi. Dia melakukan itu karena terpaksa.

"Apapun itu. Inilah yang terbaik untuk hidupnya", ucap Sun Woo.

"Tidak. Aku masih tidak percaya. Jika oppa memaksa seseorang sebelum dia siap, wanita lemah seperti Bong Sun dan aku tidak akan bisa bertahan", jelas Sun Hee. 

Sun Woo terdiam mendengar penjelasan adiknya. Tepat saat itu Bong Ae di dorong masuk teman-temannya. Sun Hee yang perhatian menanyakan keadaan Bong Ae, apa baik-baik saja? Apa tidak perlu kerumah sakit?. Sun Hee lalu pergi, memberikan waktu agar mereka berdua bisa bicara.

Sesaat mereka berdua saling terdiam dan canggung. Sun Woo lebih dulu membuka suara dan protes, apa Bong Ae itu atlet atau apa?, hingga bisa menggunakan jurus hapkindo seperti tadi. Tapi sudahlah lupakan saja. Dengan nada lebih lembut Sun Woo tanya, "Apa kau baik-baik saja?".

*Hapkindo : Salah satu olahraga bela diri yang berasal dari Korea di samping Taekwondo

Bong Ae meminta maaf untuk sebelumnya, sepertinya ia melakukan kesalahan. Sun Woo tak percaya, "Apa?. 'Sepertinya melakukan kesalahan?". Bong Ae menyadari kesalahannya dan kembali meminta maaf dengan lebih sopan. Ia beralasan bahwa kondisinya saat ini sedang tidak baik dan pikirannya sedang tidak waras. Jadi Bong Ae berharap Sun Woo bisa mengabaikan kesalahannya kali ini.

Sun Woo menyuruh Bong Ae duduk, Bong Ae menurut dan duduk di hadapan Sun Woo dengan kikuk. Sun Woo mengerti pasti tidak mudah bisa Bong Sun membuat keputusan untuk pergi.

"Saat kau bilang untuk mengabaikan ini...maksudmu kau belum siap pergi?. Kau masih mau disini?", 

"Hm... yah, bolehkan?", tanya Bong Ae dengan gaya imut.

"Lalu kenapa kau pergi. Karena kata-kataku sebelumnya?", tanya Sun Woo kemudian. 

"Iya...iya...karena itu", jawab Bong Ae. Meski Soon Ae tidak tahu permasalahan sebenarnya, tapi ia mengiyakan semua perkataan Sun Woo.

"Baiklah...begini saja. Kuberi waktu satu bulan. Buatlah keputusan setelah itu. Apa kau mampu mencurahkan waktumu di dapur atau tidak".

Mendengar itu, Bong Ae langsung meloncat bangun dan berseru, "Oke. Setuju sekali". Lalu menjabat tangan Sun Woo penuh semangat, "Kalau begitu kita sudah berbaikan, dong". 

Sun Woo yang heran dengan perubahan sikap Bong Ae menarik tangannya. Sun Woo berlalu pergi dan menjadi yakin kalau pikiran Bong Ae saat ini sedang terganggu. 

Bong Ae menggerutu, "Ya ampun pria itu kasar sekali. Meskipun lumayan tampan". Bong Ae lalu melihat tubuh Bong Sun, "Ada apa dengan wanita ini?. Apa yang harus aku lakukan dengannya?".

Bong Ae yang kini memakai seragam kokinya melihat-lihat dapur. Ia merasa tidak asing berada di dapur. Bong Ae membuka laci dan tampak antusias melihat peralatan dapur. Ia bahkan tampak kagum melihat pisau bermagnet yang dapat menempel pada tembok.

Bong Ae menemukan Torch gas dan mencoba menyalakan kompor dari api obor itu. Sudah lama ia ingin mencobanya. Bong Ae berseru kagum, "Wow". 

Tak lama Min Soo datang dan tak suka melihat Bong Ae macam-macam di postnya. Ia mematikan kompor dan menyuruh Bong Ae pergi ke tempatnya sendiri. Bong Ae bergeser mengira tempatnya berada di samping Min Soo. 

Min Soo mengatai Bong Ae tidak waras dan menunjuk kalau tempat Bong Ae berada di tempat cuci piring. Bong Ae pergi sembari bersungut-sungut kesal begitu mengetahui bahwa tempatnya berada di tempat cuci piring.

Sun Woo bertanya dimana Dong Chul meletakkan daftar tugas. Di gudang jawab Dong Chul. Sun Woo berdecak kesal, "Sudah kubilang letakkan semua benda pada tempatnya. Tidak pernah dengar, ya?".

Sebelum pergi ke gudang, Sun Woo menyuruh Min Soo untuk mempersiapkan perlengkapan dan bahan makanan mulai dari sekarang, agar tidak repot pada jam sibuk nanti. Min Soo mengiyakan dengan sikap hormat, tapi begitu Sun Woo pergi Min Soo mengatai Sun Woo si tukang perintah. Ia lalu menyuruh Bong Sun untuk menghitung berapa banyak seafood segar yang ada di lemari es.

Bong Ae protes, "Kenapa menyuruhku?. Chef menyuruhmu, kan?".

Semua orang menoleh pada Bong Ae dengan heran. Min Soo apa lagi, "Chef menyuruhmu, kan?', ucap Min Soo mengulangi perkataan Bong Ae, "Wanita ini sudah gila. Hei, Na Bong Sun!", teriak Min Soo kesal. 

Bong Ae kaget, "Ya..ampun kenapa teriak padaku!", ucapnya tak kalah nyaring.

"Ada apa denganmu. Kau benar-benar sudah gila?", Min Soo jingkrak-jingkrak saking kesalnya.

Dong Chul menenangkan Min Soo dan bertanya heran ada apa dengan Bong Sun. Saat itulah Bong Ae menyadari kalau dia melakukan kesalahan. Bong Ae beralasan kalau dia belum sadar benar saat ini lalu ngibrit pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka.

Keluar dari kamar mandi, Bong Ae bertanya-tanya seperti apa sifat wanita yang dirasukinya saat ini. Paling tidak ia harus bersikap sama dengan pemilik tubuh ini. Dari jauh, Bong Ae melihat Sun Woo dengan telatennya mengikat tali sepatu Eun Hee.

Bong Ae kagum melihat sikap manis Sun Woo pada Eun Hee, "Kupikir dia jahat, tapi dia baik pada adiknya. Sepertinya memang tidak sejahat itu".

Sun Woo berdiri setelah selesai mengikat tali sepatu Eun Hee dan melihat Bong Ae. Sun Woo langsung meneriaki Bong Ae menyuruhnya kembali bekerja. Teriakan Sun Woo membuat Bong Ae menarik kembali ucapannya, "Dia bukan pria yang baik. Aku harus menjaga pertahananku", batinnya kesal.

Restoran buka dan para pelanggan mulai berdatangan satu persatu. Semua sibuk dengan tugas masing-masing. Bong Ae tampak kewalahan dengan tugasnya, ia mengeluh kesal melihat tumpukan piring kotor di depannya, "Ya ampun, tempat ini pasti sangat populer. Tidak peduli berapa banyak ku cuci, tidak ada akhirnya. Kenapa aku menderita seperti ini?".

Sembari memasak Sun Woo menegur Bong Ae dengan tumpukan piring kotornya. Bong Ae menyahut kalau ia sedang berusaha membersihkannya. 

Seo Joon yang merasa kepanasan membuka sedikit bajunya dan mengibas-ngibaskannya hingga membuat perutnya kelihatan. Bong Ae tertawa lebar melihat perut bidang Seo Joon.

Seo Joon menyuruh Bong Ae untuk minggir. Tapi Bong Ae yang tengah terpesona dengan perut Seo Joon tidak mau minggir sedikitpun. Seo Joon menggerutu mengira Bong Ae benar-benar tidak waras. Ia maju untuk mengambil lap yang membuat perutnya menempel ke badan Bong Ae. Membuat Bong Ae serasa tebang ke awan.

Apa lagi saat Bong Ae melihat Seo Joon menyeka keringatnya yang meleleh di leher. Bong Ae benar-benar di buat klepek-klepek. Semua gerakan Seo Joon terasa seksi dimata Bong Ae.
Keasyikan Bong Ae buyar ketika Sun Woo memerintahkanya mengepel lantai. Bong Ae langsung melaksanakan tugasnya. Mengepel seperlunya lalu pergi. Tapi Bong Ae mengepel dengan menggunakan kain basah, Sun Woo yang hampir terpeleset langsung memarahi Bong Ae. 

"Hei!. Na Bong Sun", teriaknya

Song Ae balas teriak mendatangi Sun Woo, "Tidak bisakah menyuruhku melakukan pekerjaan satu demi satu. Apa?. Apa lagi?". 

"Kau tidak tahu kalau kau harus mengepel dengan kain kering?".

Bong Ae langsung terdiam menyadari kesalahannya. Sun Woo menuduh Bong Ae berencana melakukan balas dendam dengan sengaja membuatnya terjatuh. Bong Ae menyangkal mana mungkin ia balas dendam dengan menggunakan cara seperti ini. Jika ia memang berniat balas dendam pada Sun Woo, maka ia pasti akan mematahkan tulang rusuk Sun Woo.

Sun Woo menatap Bong Ae heran yang bahkan kini berani membantah perkataannya. Ia bertanya apa otak Bong Ae mengalami kerusakan. Perubahan Bong Ae benar-benar membuatnya terkejut. Bong Ae menghindar dengan alasan masih banyak pekerjaan.

Sun Woo masih ingin bicara pada Bong Ae, tapi dering telpon membuat ia urung melakukannya. Sun Woo menjawab telpon yang ternyata dari kantor polisi.

Di kantor polisi Sun Woo menerima penjelasan tentang blogger wanita yang mengadukannya atas tindakan penyerangan. Tentu saja Sun Woo menyangkal tuduhan itu, penyerangan apanya wanita itulah yang mengacau di restorannya. Ia hanya mendorong sedikit untuk mengusir wanita itu dari tempatnya. Sun Woo mencontohkan dan bertanya apakah mendorong itu disebut penyerangan.

Pak Polisi mengatakan blogger wanita itu melakukan pemeriksaan dan harus di rawat selama 3 minggu di rumah sakit. Sun Woo heran tak percaya tiga minggu apanya. Tidak masuk akal. Tak lama Sung Jae datang. Ia mengetahui hal ini dari Eun Hee di telepon dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Para koki berkumpul di ruang tengah dimana Eun Hee sedang menerima telpon dari Sung Jae. Eun Hee ingin bicara dengan Sun Woo dan mempersilahkan para koki itu untuk pulang. Serentak mereka langsung bergerak menuju dapur.

Min Soo mulai menjelek-jelekan Sun Woo dengan mengatai Sun Woo sombong dan sok hebat. Ia sudah menduga cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi. Seo Joon berpendapat Seo Joon memang hebat. Min Soo kesal mendengar Seo Joon membela Sun Woo. Dong Chul khawatir tuduhan penyerang bukanlah masalah sepele.

"Wow... orang Seoul memang menyeramkan. Hal seperti ini saja sudah di tuntut", ujar Ji Woong ngeri.

"Apa dia benar-benar memukul wanita?. Chef atau siapalah itu?", tanya Bong Ae kepo.

Refleks semua menoleh heran pada Bong Ae. Min Soo menjawab, "Kau yang menyebabkan semua ini. Kau berpura-pura tidak tahu, hah?".

Bong Ae pura-pura lupa dan beralasan kalau kesehatannya sedang tidak baik akhir-akhir ini. Tanpa sadar Bong Ae bicara sambil mengelus jari Seo Joon. Dong Chul yang melihatnya bertanya keheranan,

"Hei...Bong...Bong...Bong...Bong... apa kau yang kau pegang itu?".

Bong Ae yang sadar langsung melepaskan genggamannya. Sembari tersenyum malu Bong Ae beralasan kalau ia merasa sangat menderita jadi ingin memegang tangan seseorang. Semua menatap Bong Ae dengan tatapan aneh tanpa bisa berkata apa-apa.






Ditatap seperti itu membuat Bong Ae merasa tidak nyaman. Ia mengalihkan pembicaraan dengan mengambil salah satu timer yang menempel di dinding

"Aku penasaran sekali dengan ini. Kenapa banyak sekali?. Untuk apa ini?. Apa kalian lari bersama?".

Pertanyaan Bong Ae itu semakin membuat mereka speechless. Min Soo menyentuh kepalanya  sembari berguman aneh...aneh.

Keempat pria itu keluar. Min Soo menyuruh Ji Woong memijat pundaknya dan bertanya pada yang lain bukankah Bong Sun bersikap aneh. Dong Chul mengiyakan. Dia seperti Bong Sun tapi seperti bukan Bong Sun.

"Yang paling aneh adalah cara bicaranya. Dia seperti bukan Bong Sun", tambah Seo Joon

Mereka penasaran apa yang terjadi pada Bong Sun. Apa dia mengalami trauma karena kejadian kemarin atau hal lainnya. Dong Chul sering melihat hal itu di drama, orang yang memiliki kepribadian ganda. Apa jangan-jangan Bong Sun memiliki kepribadian ganda dan mereka baru menyadarinya sekarang.

Ji Woong lebih parah lagi mengira Bong Sun seorang psikopat. Hahaha. Ji Woong sering melihatnya di TV, jika seseorang mempunyai penyakit jiwa semacam itu, maka dia akan gampang emosi dan membunuh orang tanpa alasan. Ji Woong mengatakan hal itu sambil menepuk keras punggug Min Soo, Min Soo yang kesakitan balas memukul wajah Ji Woong.

Dong Chul ingat ada kasus pembunuhan dimana seseorang membunuh tetangganya sendiri karena si tetangga itu sangat berisik. Semakin tinggi tingkat stresnya maka akan semakin gampang menjadi psikopat.

"Semakin mereka teraniaya...teraniaya... Duar...mereka meledak, menusuk, memotong dan menikam", Dong Chul memengang tongkat besi dan mengarahkannya pada Min Soo yang menjadi ketakutan di buatnya.

Dong Chul berkata selama ini Bong Sun banyak menderita, jika Bong Sun tidak melupakan perlakukan buruk mereka maka bisa jadi Bong Sun akan membunuh mereka semua. Min Soo bergidik ngeri, "Tidak mungkin, kan?", tanyanya pada Ji Woong. Ji Woong membenarkan tidak mungkin Bong Sun akan melakukan hal semacam itu.

Sementara itu Bong Ae yang berada di dapur tengah mengagumi aneka pisau yang tersedia Ia mengambil satu pisau yang paling besar. Pisau itu seperti samurai, dan ada setiap pisau ada ukiran insial yang menandakan pemilik dari pisau itu. Bong Ae ingin mencoba pisau itu dan mengambil timun. Bong Ae dibuat kagum dengan ketajaman pisau besar itu.

Saat para pria datang, Bong Ae langsung mengayun-ayunkan pisau itu di depan mereka. Bong Ae bertanya pisau siapa ini, sangat tajam dan bisa memotong dengan mudah.

Mereka yang baru saja memiliki pikiran buruk tentang Bong Sun meloncat mundur ketakutan. Terlebih saat Bong Ae bertanya, "Bisakah pisau ini membunuh seseorang?". Sontak keempat pria itu langsung lari terbirit-birit meninggalkan Bong Ae yang kebingungan.

Sun Woo keluar dari kantor polisi. Ia ngedumel kesal bagaimana kalau ia menuntut balik blogger itu. Tapi ia berubah pikiran untuk apa hanya membuang-buang waktu. Sung Jae menyusul dan memberi Sun Woo sebotol minuman.

Sung Jae berusaha membujuk Sun Woo untuk meminta maaf pada si blogger, dia bukan wanita biasa, dia punya kekuatan mempengaruhi orang lain melalui blognya. Sepertinya wanita itu tidak akan pernah puas pada apapun yang terjadi. Anggap saja kalau saat ini Sun Woo tengah di gigit anjing rabies.

Sun Woo tidak mau minta maaf apa. Di gigit anjing rabies saja sudah menjengkelkan kenapa harus meminta maaf. Tapi Sung Jae khawatir pada image Sun Woo sebagai public figure.

"Lalu kenapa kalau aku public figure?. Itu membuatku menjadi kriminal?. Kenapa hal itu di jadikan kelemahanku", semprot Sun Woo kesal.

Sun Woo yang sedang di kuasai emosi memutuskan untuk meladeni wanita itu di pengadilan. Dengan sabar Sung Jae berusaha membujuk agar Sun Woo tidak membuat keputusan saat emosi. Sun Woo bersikeras, emosi adalah sifat dasar manusia.

Sun Woo brerjalan menjauh dari kantor polisi, disaat sama seorang pria yang seperti roperter melihat Sun Woo dan mengenalinya.

Keempat koki sedang mandi sembari membahas masalah yang di hadapi Sun Woo. Dong Chul merasa tidak enak jika mereka pulang begitu saja tanpa sepengetahuan Sun Woo. Ji Woong menyahut bukankah Eun Hee yang menyuruh mereka pulang. Lagi pula apa yang bisa mereka lakukan jika terus menunggu disini.

Min Soo kembali menjelekan Sun Woo, mengatai atasannya itu terlalu memaksakan diri dan berpikir bisa melakukan segalanya. Seo Joon menyahut memang benar Chef mereka bisa melakukan segalanya. Min Soo yang kesal menendang pant*t Seo Joon..Hahaha.

Tapi saat Min Soo berbalik dia langsung berteriak histeris melihat Bong Ae yang dengan terang-terangan mengintip mereka mandi. Hahaha..dasar hantu mesum. Bong Ae tersenyum nakal dan meminta maaf tapi tidak juga mau pergi dari sini. Sembari memelototi tubuh telanjang pria-pira itu, Bong Ae memasang wajah polos dan bertanya, "Lalu dimana aku harus mandi?".

Keempat pria itu berusaha menutupi barang berharga mereka sembari meneriaki Bong Ae gila dan menyuruhnya keluar. Bong Ae kembali meminta maaf, ia menutup pintu pelan-pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari mereka.

Bong Ae duduk menunggu di luar kamar mandi sambil tersenyum-senyum senang baru saja melihat pemandangan langka yang jarang dia lihat.

Tak lama para koki itu keluar. Min Soo mengomeli Bong Sun yang seperti tidak pernah mandi di sini saja. Bong Ae beralasan hari ini agak panas, jadi ingin cepat-cepat mandi. Pandangan Bong Ae lalu tertuju pada tubuh bagian bawah Min Soo. Ia geleng-geleng sembari berdecak kasihan.

"Apa yang kau lihat?", protes Min Soo

Bong Ae berdiri menepuk pundak Min Soo dan berkata, "Bergembiralah. Tidak apa-apa. Tidak semua orang memperdulikan hal itu, iya kan?. Fighting!".

Bong Ae memandangi tubuh bagian bawah Min Soo sekali lagi, lalu masuk ke dalam kamar mandi.  Min Soo yang mengetahui maksud ucapan Bong Ae, berteriak membela diri, "Itu karena kau hanya sekilas melihatnya. Wah harga diriku terluka.....benar-benar terluka".

Saat pulang Bong Ae mengejar Seo Joon dengan maksud ingin pulang bersama. Seo Joon mengingatkan arah rumah mereka berbeda. Tapi Bong Ae malah membicarakan sesuatu yang membuat Seo Joo bingung.
 
Seo Joon heran, "Kau sangat aneh hari ini. Apakah, karena kau keluar dan kembali lagi? Kau memikirkan banyak hal?. Kau memutuskan untuk mengubah dirimu agar tidak menjadi korban?.

Meski bingung Bong Ae mengiyakan saja. Bisa dikatakan perubahan sikapanya lebih kepada penderitaaan hidup pada umumnya. Bong Ae berpikir obrolan semacam ini tidak tepat di bicarakan di tempat seperti ini. Bong Ae bertanya haruskah mereka pergi ke tempat lain sambil minum-minum.

Seo Joon berpikir sejenak lalu mengiyakan. Bong Ae tersenyum sumringah. Ia menggerai rambutnya agar terlihat lebih menawan. 

Selesai minum-minum, Bong Ae memaksa Seo Joon yang sudah mabuk untuk beristirahat sebentar di Hotel. Meski mabuk Seo Joon masih bisa menjaga diri dan menolak ajakan terselubung itu. Bong Ae membujuk hanya satu jam saja dan berjanji tidak akan menyentuh Seo Joon.

Seo Joon tidak mau dan bersikeras tidur di rumah saja. Ia memanggil taksi dan langsung pergi menyelamatkan diri. Bong Ae mengerutu kesal, "Haish.. Ada ada dengannya. Aku baru saja bergairah. Dia benar-benar mabuk atau tidak menganggapku sebagai wanita?".

Bong Ae melihat bayangan wajah Bong Sun di kaca mobil dan langsung mendesah frustasi, "Hah...Gembel.... Tak heran aku tidak bisa merayu laki-laki. Kenapa aku merasuki seseorang yang..... Ah, lupakan saja tidak ada gunanya. Dan dimana sih wanita ini tinggal. Aish".

Pertanyaan itu terjawab dengan dering ponsel Bong Sun. Bong Ae menjawabnya yang ternyata dari ahjushi pemilik kos yang bertanya kapan Bong Sun akan pindah.

Sesampainya di kamar kos Bong Sun, Bong Ae mengeluh heran apa bisa manusia tinggal di kamar  sesempit ini. Hidup seperti ini tidak lebih baik dari pada hidup sebagai hantu.

Bong Ae melihat ke bawah ranjang dan berseru kesal, "Hah..apa ini. Lihat apa kau?", ucapnya seraya mengepalkan tinju.

Rupanya ada hantu di pojok kamar Bong Sun. Hantu anak kecil itu langsung pergi menembus tembok saat Bong Ae memarahinya. Bong Ae akhirnya sadar kalau banyak hantu yang tertarik pada gadis yang dirasukinya saat ini.

Bong Ae melihat-lihat kamar Bong Sun dan menemukan benda dan jimat-jimat pengusir roh jahat. Ada dupa dan juga ada tombak besar. Bong Ae mengangkat benda itu dan berguman takjub, "Bukankah ini punya panglima Yi Sun Shin".

Sun Woo pulang dengan perasaan sangat kesal (Sun Woo tinggal di restoran). Ia menggerutu tidak pernah bertemu dengan wanita menyebalkan seperti itu. Sun Woo bersiap perang dan mengunjungi blog milik wanita itu.

Sun Woo membaca postingan terbaru yang menjelekan nama restorannya lengkap dengan fotonya terpampang disana. Blogger wanita itu menyebut Sun Restoran milik Sun Woo memiliki pelayanan yang buruk dan makanannya tidak sehat. Selain itu pemiliknya juga menyalahkangunakan ketenaran dan berbuat kasar.

Sun Woo kesal, wanita itu benar-benar gila. Ia menduga si blogger pastilah seorang pengarang novel (mengarang cerita). Sun Woo tidak terima nama baiknya di cemarkan. Ia membuat beberapa ID/nama samaran untuk menuliskan komentar membela restorannya.

Dalam salah satu komentarnya, Sun Woo mengaku sebagai pelanggan yang sering pergi ke Sun Restoran dan memuji pelayanan disana sangat baik. Dia menyebut apa yang dikatakan di postingan hanyalah upaya pemfitnahan atas alasan pribadi. Ujung-ujungnya, Sun Woo memuji diirinya sendiri sebagai ahli memasak dan berwajah tampan. Weleh...weleh...

Esoknya PD Lee So Hyung yang baru masuk kantor di ingatkan oleh temannya untuk tidak menjadikan Sun Woo sebagai bintang tamu di program acara masak terbaru. Karena hanya akan mendatangkan banyak masalah. So Hyung bertanya kenapa. Teman So Hyung menyuruhnya untuk mencari tahu.

"Dia orang yang paling dicari sekarang. Penyerangan. Kau harus tahu. Cari tahulah".

Kabar penyerangan yang di lakukan Sun Woo telah menyebar cepat di internet dan membuat namanya baiknya tercoreng. Para koki juga sudah melihat berita itu dan menjadi cemas. Berbeda dengan Sun Woo yang tampak santai menanggapi masalah yang tengah membelitnya.

Bahkan saat ada reporter menelponnya untuk menanyai kasus itu, dengan tenang menyangkal kalau apa yang di katakan artikel itu tidaklah benar. Karena tidak benar Sun Woo tidak peduli dan merasa tidak perlu bertanggung jawab. Ia juga tidak bersedia menerima interview untuk menanggapi kasus itu.

Sun Hee yang khawatir memberitahu kakaknya, kalau ibu mereka sudah melihat artikel itu. Sebelum semuanya menjadi buruk, Eun Hee membujuk tidak bisakah kakaknya membuat perjanjian perdamiaan?.

"Lupakan", ujar Sun Woo keras kelapa, "Kalau mau, sudah aku lakukan".

"Tapi, Oppa".

"Jangan angkat telpon ibu, kalau ibu menelpon matikan saja".

Di ruang loker, Min Soo ngedumel melihat situasi yang semakin buruk. Sekarang jamannya internet. Kalau keadaan semakin buruk, mereka khawatir akan ikut terseret di dalamnya. Ji Woong menduga Sun Woo tidak akan mau mengklarifikasi apapun. Min Soo mengeluh, jika Sun Woo tetap diam seperti itu, maka ia bisa mati.

"Kenapa kau tidak kerumah sakit. Kau kelihatan sekarat", celetuk Seo Joon.

Min Soo marah dan ingin memukul Seo Joon dengan sepatu. Ji Woong menghalangi sebelum hal itu terjadi. Bong Ae yang baru datang langsung menyapa mereka dengan ceria. Keempat pria itu malah bengong melihat keceriaan Bong Ae yang seperti tidak memiliki beban sedikit pun.

Bong Ae bertanya memangnya kenapa. Apa yang terjadi?. Kenapa semuanya terlihat serius. Ji Woong balik tanya lalu kenapa Bong Ae sangat ceria. Bong Ae balik tanya kenapa ia tidak boleh ceria. Bong Ae berkata akan ganti baju dan bertanya apa mereka tidak mau pergi. Atau haruskah ia ganti baju di hadapan mereka saja. Hahaha...

Sedikit banyak kasus penyerang itu berpengaruh pada restoran. Sun Restoran yang biasanya selalu ramai kini menjadi sepi. Hanya ada beberapa pelanggan yang makan disana. Diantara ada sepasang kekasih yang sedang menggosipkan Sun Woo. Mereka menyebut Sun Woo sebagai Chef preman.

Min Soo mengeluh pada Dong Chul apa pernah restoran mereka sesepi seperti sekarang ini. Dong Chul menyahut tidak pernah. Media massa benar-benar hebat menggerakan hati masyarakat. Ji Woong khawatir restoran ini tidak akan bangkrut, kan?.

"Siapa yang tahu. Pepatah bilang kau akan tetap basah meski hanya gerimis. Aish, kalau aku tahu akan begini, aku akan menyimpan semua uangku", gerutu Min Soo, "Betapa hebatnya jika aku punya restoran sendiri dan menjadi kepala koki. Lihatlah Chef kita, dengan pakaian serba hitam terlihat sangat keren".

Min Soo bergerak-gerak mengikuti gerakan kungfu. Sun Woo muncul dan menendang bokong Min Soo. Hahaha... Sun Woo menegur Min Soo, tingkahnya anehnya tadi bisa di lihat para pengunjung. Sun Woo lalu memarahi mereka semua dari pada melakukan hal yang tidak jelas lebih baik merapihkan gudang penyimpanan.

Mereka semua meminta maaf dan bergerak pergi melaksanakan perintah. Sun Woo bersungut-sungut kesal para koki itu selalu saja membuatnya mengomel. Bong Ae membalikan badan mengikuti mereka, tapi Sun Woo memanggilnya

"Hei. Na Bong Sun!. Bersihkan minyak di pembuangan. Jangan sampai menyumbat dan bersihkan ini. Haish.. Apa aku harus mendikte semuanya", gerutu Sun Woo berlalu pergi.

Saat Bong Ae hendak membersihkan penggorengan ketika seorang pelanggan memanggilnya. Bong Ae menghampiri mereka dan menanyakan keperluaanya. Pelanggan pria mengeluhkan saus pasta yang terlalu encer, dan meminta Bong Ae untuk mengentalkannya.

"Ah, pasta ini memang seharusnya seperti ini", jelas Bong Ae

Pelanggan pria itu bicara pada kekasihnya kalau saus pasta itu memang sudah seharusnya seperti itu. Kekasih wanita itu mengerek manja, tidak mau saus encer. Pelanggan pria membela kekasihanya dengan berkata setiap orang memiliki selera yang berbeda, ia juga mengeluh kenapa kerangnya cuma sedikit.

"Saya pikir ini tidak sedikit", Bong Ae menghitung kerang yang ada di piring jumlahnya lebih dari 5.

"Kenapa kau ini pelit sekali. Apa kami harus memaksa. Apakah jadi pelanggan yang kasar adalah tema dari restoran ini?", sindirnya, "Apa kau tertular Chef itu?. Sehingga semua hal di sini menjadi berantakan?'.

Bong Ae berusaha menjaga sikap untuk tetap sopan, tersenyum dan menuruti permintaan pelanggan bawel itu.

Bong Ae membawa pasta untuk di panaskan. Ia menggerutu dengan sikap pelanggan pria berlagak sok hebat di hadapan pacarnya. Bong Ae bergumah rela melakukan hal ini karena pemilik restoran ini sedang menghadapi masalah. Kalau tidak maka mau ia melakukannya.

Bong Ae memasak ulang pasti itu dan menambah saus. Tak tanggung-tanggung sampai 2 sendok besar saus yang dia tambahkan. Sun Woo melihat hal itu dan bertanya apa yang sedang Bong Ae lakukan. Bong Ae menjelaskan seorang pelanggan ingin pastanya di hangatkan agar sausnya tidak encer.

"Makanya aku tanya apa yang kau lakukan?", bentak Sun Woo nyaring dan di dengar para pelanggan.

"Kenapa kau marah?. Bukannya aku bilang?. Seorang pelanggan ingin pastnya di panaskan. Kau tidak lihat ini pasta pedas!. Aku menambahkan ini dan menghangatkannya".

Sun Woo marah dan membuang pasta itu ke tempat sampah. Ia tak peduli meski sikap kasarnya itu dilihat para pengunjung.

"Kenapa kau membuangnya?. Sayang sekali".

"Kalau kau menambahkan pasta pedas, maka sausnya akan mengental dan hambar. Siapa kau berani menyentuh makananku?. Apa kau Chef?. Apa kau pemilik restoran?".

Bong Ae menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Bong Ae beralasan kalau pelanggan itu sengaja mengungkit hal buruk tentang Sun Woo yang suka menghajar orang, "Aku memikirkanmu saat melakukannya"

"Siapa kau?. Siapa kau, siapa kau memikirkan aku segala?", semprot Sun Woo.

"Memangnya kenapa kalau aku memikirkanmu", teriak Bong Ae kesal, "Dan kenapa kau keras kepala sekali?. Jika seseorang mempunyai niat yang baik tidak bisakah kau menerimanya?".


Sun Woo menegur Bong Ae yang bicara menggunakan bahasa banmal padanya. Sun Woo benar-benar pusing menghadapi sikap Bong Sun yang aneh, kemarin dan juga hari ini. Sun Woo menilai Bong Ae salah mengartikan ucapannya kemarin. Mulai sekarang Sun Woo melarang Bong Ae masuk ke area dapur dan hanya boleh berada di aula restoran. Ia juga melarang Bong Ae mengambil keputusan sendiri dan berpikir atau melakukan sesuatu semaunya sendiri.

Sun Woo pergi seraya mengatai Bong Ae gila. Bong Ae benar-benar kesal, ia bergerak-gerak pura-pura ingin memukul dan menendang Sun Woo. Ia berharap bisa memukul Sun Woo meski sekali saja.

"Ah....dia benar-benar menjengkelkan" gerutu Bong Ae frustasi.

Pelanggan pria dan kekasihnya pergi dari restoran sambil mencemooh Sun Woo. Sun Woo yang saat itu berada di meja resepsionis mendengar cemooh'an itu, tapi ia sama sekali tidak peduli. Eun Hee mencoba menenangkan kakaknya, seharusnya Sun Woo mengikuti saja permintaan mereka.

"Tidak perlu khawatir. Jika kau merasa sakit saat berlari, itu karena efek dari berlari. Sekarang pengunjung lebih sedikit, itu artinya kita punya lebih banyak waktu luang", ucap Sun Woo santai.

Telpon Sun Woo berdering. Sun Woo mengangkatnya dari kantor polisi yang memberitahu kalau Sun Woo dan blogger wanita itu telah berbaikan. Sun Woo terkejut apa maksudnya. Petugas menjelaskan, Ny. Cho Hae Ryong, yang tak lain ibu Sun Woo telah menemui pelapor dan meminta maaf serta memberikan sejumlah uang kompensasi.

Sun Woo langsung ngebut pergi kekantor ibunya. Ny. Cho terkejut dengan kedatangan Sun Woo yang tiba-tiba dan bersikap pura-pura tidak mengerti apa maksud kedatangan putranya. Langsung pada intinya, Sun Woo bertanya apa yang ibu lakukan. Siapa yang meminta ibunya untuk berdamai dengan wanita blogger itu.

Ny. Cho balik tanya lalu apa yang harus ia lakukan. Jika ia mengatakan hal itu, pasti Sun Woo akan menolaknya. Ny. Cho khawatir banyak komentar negatif negatif. Blogger wanita itu juga bertemu dengan banyak wartawan.

"Jika di biarkan terus menerus kau bisa bangkrut. Sebagai ibu, mana mungkin ibu diam saja".

"Woah...Karena ibu adalah 'ibuku'. Wah rasanya sampai ingin menangis (karena terharu), sindir Sun Woo, "Ibu bahkan tidak pernah membuatkan makanan. Ibu tidak akan pulang sebelum fajar dan meninggalkanku sendirian dan menangis. Aku sudah 33 tahun, bu. Aku tidak membutuhkan (perhatian) ibu lagi. Seharusnya ibu memperhatikan aku disaat aku masih membutuhkan seorang ibu".

Hati Ny. Cho terluka, ia membenarkan tidak pernah memperhatikan Sun Woo disaat Sun Woo membutuhkannya. Saat itu ia masih muda, ia sibuk belajar, makan dan bertahan hidup. Ny. Cho menyesal menjadi seorang ibu yang buruk, karena itu ia berusaha memperbaikinya. Apa Sun Woo harus bersikap dan menyudutkannya seperti ini.

"Aku pasti salah didik", ujar Sun Woo kembali menyalahkan ibunya

"Benar sekali, anak nakal. Hidupmu hidupmu dan hidupku hidupku, begitu saja", ucap Ny. Cho emosi.

"Silahkan saja kalau begitu", ucap Sun Woo ngeloyor pergi.

Ny. Cho berusaha cuek, tapi rasa kesalnya membuat ia mengejar putranya itu dan memukuli Sun Woo seperti anak kecil, "Pria kejam. Pria jahat. Seperti apapun kesalahanku, Ibu tetaplah ibumu. Karena inilah orang-orang mengataimu orang kasar, tahu tidak!".

Sun Woo mengaduh kesakitan. Ny. Cho berhenti memukuli Sun Woo dan menjaga sikap ketika para mahasiswa menyapa dirinya. Agar tidak salah paham, Ny. Cho menjelaskan kalau Sun Woo adalah anaknya, bukan pacar gelapnya.

Ny. Cho mengatakan keberuntungan Sun Woo tahun ini sangat buruk. Bukankah ia sudah menyuruh Sun Woo untuk terus membawa jimat kemanapun Sun Woo pergi, "Hal buruk ini terjadi karena kau tidak mau mendengarkan ibu. Kau tahu itu, anak nakal?".

"Kenapa mengungkit itu lagi", keluh Sun Woo.

"Diam!. Biaya damai 5 juta Won. Kirimkan (ganti) uangnya".

Sun Woo kaget, 5 juta?. Ny. Cho membenarkan, "Itu pun sudah di potong diskon karena dia penggemar ibu. Kau tidak tahu apa-apa".

"Apa-apaan ini. Baiklah kirimkan nomor rekening ibu".

Begitu Sun Woo melangkah keluar dari gedung, ia langsung menerima sms nomor rekening ibunya. Sun Woo berguman tak percaya cepat sekali ibunya mengirim sms, "Oke, ku kirim uangnya sekarang", guman Sun Woo.

Sun Woo mengecek saldo tabungannya dan menyadari uang tunainya tidak cukup. Apa lagi hari ini ia harus memberi gaji para karyawan. Sun Woo menelpon ibunya dan minta diskon 800.000 Won dan bersedia barang-barangnya di sita oleh ibunya.

Usai menelpon ibunya, Sun Woo mengeluh meminta diskon seperti ini membuatnya tidak terlihat keren.

So Young menelpon Sun Woo mengajaknya pergi ke suatu tempat. Dalam perjalanan, Sun Woo berkata ingin menelpon So Young lebih dulu, tapi banyak hal yang terjadi hari ini dan juga kemarin sehingga membuatnya lupa.

So Youn mengerti, awalnya ia ingin pergi sendiri tapi ia pikir lebih baik mengajak Sun Woo. Sun Woo memuji apa yang di lakukan So Young sudah benar. Sekarang ini pengunjung restorannya tidak sebanyak dulu sehingga ia mempunyai banyak waktu luang.

"Kau baik-baik saja atau pura-pura baik?", tanya So Young.

"Tentu saja aku baik-baik saja, "ucap Sun Woo menenangkan dirinya sendiri, "Begini malah bagus. Aku terlalu sibuk hingga tidak mempunyai waktu luang. Kau tahu sendiri, aku terlalu berhasil".

So Young setuju anggap saja sekarang ini Sun Woo benar-benar baik saja. Ia kembali menawari Sun Woo untuk menjadi bintang tamu di program masak terbaru, rekamannya akan dilaksanakan minggu depan.

Ternyata Sun Woo dan So Young datang kerumah abu. Sun Woo merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuknya muncul di TV. So Young malah berpikir sebaliknya, justru saat seperti ini yang paling tepat.

"Kau tahu strategi yang tepat?. Total menyerang. Datang dan percaya dirilah. Kau juga bisa menjelaskannya jika mau. Jika kau bersembunyi terus seperti ini, orang akan berpikir kau melakukan kesalahan. Karena konsep acaranya pertandingan, kau juga bisa menunjukkan kemampuanmu. Acara ini juga punya konsep bebas, jadi bagus untuk image-mu. Kau juga pandai bicara", rayu So Young panjang lebar.

Sun Woo membenarkan, ia memang pandai bicara dan pandai menghibur orang. Sun Woo lalu tanya siapa Chef kandidat yang So Young pilih. Chef Yoon Se Shin, jawab So Young. Sun Woo menilai Cher Yoon Se Shin tidak bagus dan berada di level bawah.

So Young setuju, karena itulah tingkatannya tidak pas. Ia bisa membatalakan keikutsertaan Chef Yoon jika Sun Woo setuju untuk bergabung. Sun Woo masih bimbang memutuskan. So Young akan memberi waktu Sun Woo berpikir satu hari, tidak lebih.

Mereka kini berdiri di salah satu kotak abu, "Apa kabarmu, Chang Kyu-shi", ucap So Young tersenyum, "Aku mengajak Sun Woo, karena kau bilang kau merindukannya".

Entah kenapa Sun Woo tampak canggung, ia memuji Chang Kyu sangat baik meski begitu ia mengaku sangat membenci Chang Kyu. So Young heran, "Apa apa denganmu?".

So Young mengutip sebuah lirik lagu yang berbunyi, "Bersikap baiklah saat dia masih bersamamu". Menurut So Young itu bukanlah hanya sekedar kata-kata.

"Aku benar-benar harus baik padanya. Selama dia masih berada disini", ucap So Young sedih.

Sun Woo terdiam memandangi So Young dengan tatapan berbeda. So Young menatap fotonya bersama Chang kyu semasa hidup. Disana juga ada cincin pasangan, sepertinya cincin pasangan itu milik So Young dan Chang Kyu.


Komentar :
Dari awal saya sudah menduga kalau Sun Woo menyukai So Young. Hanya saja Sun Woo tidak berani atau tidak mempunyai kesempatan mengungkapkan perasaaannya. Lalu siapa Chang Kyu, pasti dia kekasih So Young sekaligus teman Sun Woo. Tapi kenapa Sun Woo membenci Chang Kyu?.

Saya menyukai perubahan sikap Bong Sun ketika di rasuki roh Soon Ae. Bong Sun yang pendiam dan pemalu tiba-tiba berubah 360 derajat. Gadis yang semula sedikit bicara berubah menjadi ceplas ceplos, doyan berdebat, tidak tahu malu dan sedikit mesum...Hahaha... menonton drama ini benar-benar menghibur.