Pages - Menu

Monday, March 31, 2014

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 44 Part 2

Kakek pergi ke Apotek sendirian untuk menebus obat. Tapi pada saat akan pulang, tiba-tiba kakek merasakan sakit di perutnya. Ia pun jatuh terduduk, bersandar di dinding sembari memegangi perutnya yang sakit. 

Bertepatan saat itu Kang Jin melintas di depan apotek. Ia yang melihat kakek tampak kesakitan segera berlari menghampiri, "Ayah Mertua. Ada apa?. Ayah baik-baik saja!".

"Bawa aku pulang", kata kakek di antara menahan rasa kesakitan 

"Ayah terlihat tidak sehat. Haruskah kita kerumah sakit?". 

Kakek menolak pergi kerumah sakit. Ia minta Kang Jin membawanya pulang kerumah saja. Kang Jin segera mengendong kakek, berlari membawanya pulang kerumah. 


Sesampainya dirumah, Kang Jin membawa kakek ke kamarnya di bantu Choon Hee. Choon Hee bertanya apa yang terjadi. Kang Jin menjelaskan tadi melihat kakek duduk di pojok apotek sembari memegangi pertunya yang sakit. Choon Hee berkata seharusnya Kang Jin membawa kakek ke rumah sakit, bukan ke rumah. 


Kakek membela Kang Jin dengan berkata kalau ia baik-baik saja dan menolak di bawa kerumah sakit. Choon Hee cemas, "Tapi, kau tidak baik-baik saja ayah. Ini bisa menjadi masalah besar". 

Kakek kembali menegaskan kalau ia baik-baik saja, "Aku melakukannya untuk menguji menantu Kang".

"Ayah mertua....aku adalah menantu...Benarkah itu?", Kang Jin terharu kakek memanggilnya dengan sebutan menantu Kang. 

Kakek berkata di lihat dari cara Kang Jin belari sambil menggendongnya, kakek merasa Kang Jin bisa hidup 50 tahun lagi. Dengan begitu tidak ada yang perlu ia cemaskan tentang Ki Ok. 

"Jadi...ayah mengakuiku sebagai menantu?. Bolehkah aku menganggapnya seperti itu", tanya Kang Jin terharu bahagia. 

Kang Jin berlutut hormat seraya mengucapkan terima kasih ketika melihat senyum di wajah kakek, pertanda dirinya telah diakui sebagai menantu. Setelah itu Kang Jin berkata sebenarnya hari ini album perdananya baru keluar. Dan kebahagian itu bertambah dengan diakuinya ia sebagai menantu, "Bahkan jika aku mati sekarang, aku tidak akan menyesal". 

Kakek menegur Kang Jin, "Hei...Bagaimana bisa kau meninggalkan putriku sendirian". Kang Jin berkata ucapannya tadi perumpamaan saja. 

Nenek masuk ke kamar, langsung marah melihat Kang Jin ada di sana, "Oppa rumah atap, apa yang kau lakukan disini?". Kang Jin menjelaskan baru saja kakek memanggilnya dengan sebutan menantu Kang. Jadi mulai sekarang sebaiknya nenek memanggilanya panggilan itu juga, bukan lagi oppa rumah atap. 

Nenek tidak terima dan mengomeli kakek, "Omong kosong macam apa ini?. Bagaimana bisa kau memanggilnya menantu?. Apa kau sudah pikun?". 

"Tolong hentikan, ibu", pinta Choon Hee.

Nenek diam, menatap judes pada Kang Jin yang menaruh sikap hormat padanya. Choon Hee mengangkat ponselnya yang berdering menerima panggilan masuk. Dari Sol Joo. 

Sol Joo dan Choon Hee bicara ditempat terbuka. Choon Hee menyuruh Sol Joo cepat mengatakan apa yang dia ingin sampaikan. Sol Joo berkata mungkin seharusnya tidak mengatakan ini, "Tapi...hatiku merasa damai". 

"Bertahun-tahun ini, tidak sehari pun aku bisa tidur tanpa merasa cemas. Aku selalu menderita karena mimpi buruk. Aku cemas dan khawatir Dari saat pertama aku mengambil putramu, aku terkurung oleh penjara hati nurani. Selama 30 tahun, aku tidak bisa bernapas dengan bebas. Kupikir ini memang adalah hutang hukuman". 

"Sudah seharusnya kau merasakan hal itu. Lalu apa kau benar-benar manusia jika bisa tidur dengan tenang setelah menghancurkan hidup seseorang", timpal Choon Hee. 
Sol Joo bertanya apa yang bisa ia lakukan untuk memperbaiki kesalahannya pada Choon Hee, "Meskipun aku tidak bisa menghapus rasa sakit hatimu. Bagaimana aku bisa menebusnya, paling tidak sedikit saja. Bahkan sekarang, jika aku diadili untuk menerima hukuman, apa sakit hatimu akan berkurang?. Jika tidak, haruskah aku menghilang dari pandanganmu?. Untuk menjauh, apa aku harus pergi ke luar negeri?".

Jika itu tidak bisa juga. Akankah perasaan Choon Hee akan terasa lebih nyaman jika tinggal bersama dengan Se Yoon dan dan memasukan nama Se Yoon ke dalam kartu keluarga Choon Hee. Sol Joo menangis seperti menyesali perbuatannya, ia bersungguh-sungguh bersedia melakukan semua yang Choon Hee katakan.

"Aku akan memikirkannya", jawab Choon Hee pendek lalu berbalik pergi. 


"Aku", seru Sol Joo menghentikan langkah Choon Hee, "Sangat merindukanmu. Meskipun aku memaksamu untuk pergi ke Amerika, saat aku melihatmu setelah 30 tahun. Jauh di dalam hati, aku merasa senang. Aku ingin mengatakan semuanya padamu. Aku berpikir haruskah aku meminta pengampunan"

"Aku terus memiliki pikiran lemah itu. Karena aku tidak ingin goyah lagi. Aku menjadi lebih keras terhadapmu, dan memperlakukanmu dengan buruk. Kita, apa mungkin kita bisa kembali seperti dulu, Choon Hee-ah. Seperti 30 tahun yang lalu". 

Choon Hee menahan tangis. Ia menarik napas menguatkan hatinya lalu berbalik menatap Sol Joo marah, "Bagaimana bisa kau, dengan situasi sekarang ingin kembali seperti kita 30 tahun lalu?. Aku,...tidak bisa memaafkanmu sampai aku mati. Tidak. Bahkan saat aku mati dan menjadi hantu, aku tidak bisa memaafkanmu!". 

Choon Hee pergi meninggalkan Sol Joo yang terdiam membeku ditempatnya. 


Young Ja mengabulkan permintaan Chul Goo dengan datang kerumah mie. Young Ja kesal karena Chul Goo terus saja menelponnya, mengingat pada ibunya untuk bersikap baik. Young Ja janji akan mendapatkan yang baik saat pulang, jadi ia minta pada putranya untuk berhenti khawatir dan tenang saja. 

Kebetulan di depan pintu gerbang, ia bertemu dengan Choon Hee. Senyum ramah dan sapaan hangat meluncur dari bibir Young Ja yang biasanya jutek, "Halo besan", sapanya bermanis-manis sembari membungkukan badan. Young Ja berkata pastilah kabar Choon Hee tidak baik. Banyak menderita karena pencuri itu (Sol Joo). 

"Kenapa kau kesini?", tanya Choon Hee tidak suka. 

Young Ja mengatakan mendengar berita dari Chul Goo, dan itu membuat ia memikirkan Choon Hee, "Kau pasti sakit hati. Jadi aku kesini secepat mungkin untuk menghiburmu" (Bohong banget, emangnya Young Ja dan Choon Hee teman akrab.. >,<).


Tak lama kemudian, Sol Joo datang (Sol Joo memarkir mobilnya di depan pintu gerbang rumah mie). Cibiran dan sindiran mengalir lancar dari mulut Young Ja, "Aigo...bagaimana bisa dia muncul setelah kita membicarakanya?. Bagaimana bisa kau sebut dirimu sebagai manusia?. Di depan orang kau bersikap berbudaya dan anggun, tapi kenyataannya kau berbohong. Bagaimana bisa kau mencuri anak orang lain yang berharga?". 

Masih dengan gaya marah dan menghakimi Young Ja berkata selama hidupnya, ia sudah sering bertemu dengan banyak pencuri, tapi baru kali ini ia bertemu dengan pencuri bayi. Tak cukup sampai disitu, Young Ja menambahkan seharusnya orang semacam Sol Joo ini kejahatannya di umumkan di papan iklan yang besar. Agar semua orang tahu kalau dia adalah manusia sampah. 

Sol Joo terdiam tanpa bisa membela diri. Choon Hee yang memang tak ingin membela Sol Joo, lama-lama merasa risih juga mendengar omelan Young Ja yang berlebihan (biasa emak-emak lebay). Choon Hee minta Young Ja untuk berhenti. 


Young Ja memuji Choon Hee sangat baik hati. Jika ia yang berada dalam posisi Choon Hee, ia tak akan memberi maaf. Bahkan bila sang pencuri itu masuk penjara sekalipun tidak akan membuat hatinya puas (iya..iya. percaya, Evil Mother in law, gitu loh).

Setelah puas mendengar caci maki yang ditujukan untuk dirinya. Sol Joo beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Young Ja mencibir, Sol Joo masih saja bersikap anggkuh hingga akhir, sungguh menjijikan dan memuakkan. 

"Jika kau sudah selesai, silahkan pergi", ucap Choon Hee pada Young Ja. 

"Apa maksudmu selesai. Aku baru saja mulai".

Choon Hee tidak ingin lagi meladeni Young Ja. Ia berjalan pergi masuk ke halaman. Choon Hee tidak tahu jika Young Ja mengikutinya di belakang.


Sesampainya di dalam rumah. Young Ja menyerahkan bingkisan yang ia bawa. Choon Hee kesal karena Young Ja mengikutinya masuk ke dalam rumah. Young Ja memasang muka tebal dan tidak mau pergi. Sebagai tuan rumah, seharusnya Choon Hee menawarinya minum. 

Kang Sook dan Do Hee yang baru turun dari lantai 2 melongo terkejut melihat kedatangan Young Ja. Kang Sook menunjukan sikap tak bersahabat, pertama - tama Chul Goo yang datang dan sekarang ibunya. Do Hee menunjukan sikap panik, "Kenapa kau kesini lagi?". 

"Apa maksudmu?. Kita berjanji untuk bersekutu, mengingkarinya sekarang akan menjadi sebuah penghinaan", ujar Young Ja. 

Do Hee tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya berani melihat Kang Sook dan Choon Hee bergantian, yang menatapnya dengan tajam. Jelas sudah kalau Do Hee adalah mata-mata. 


"Siapa itu?", tanya nenek keluar kamar. 

Young Ja kembali menunjukan sikap ramah. Nenek marah, apa yang Young Ja lakukan disini. Young Ja berkata ada yang ingin ia bicarakan, untuk itu ia datang. 

Di hadapan semua anggota keluarga Uhm (kecuali Chae Won dan Hyo Dong), Young Ja menyampaikan niatnya untuk menyatukan kembali anak-anak mereka, Chae Won dan Chul Goo, "Karena Cheae Won tidak bisa menikah dengan Se Yoon. Ayo kita kembali ke titik awal dan membuat Chae Won dan Chul Goo kembali menikah lagi. Itu yang kumaksudkan". 

"Kau pikir pernikahan adalah lelucon?. Bagaimana bisa kau mengatakan hal semacam itu", ujar Ki Moon

Ki Choon : Itu tidak masuk akal. Bagaimana kami mempercayaimu dan mengirim Chae Won kembali kerumah itu?.

"Rumah itu?", seru Young Ja dengan nada tinggi. Lalu menurunkan suaranya, kembali mengatur sikapnya agar terliaht santun. Young Ja menilai kata-kata Ki Choon terlalu kasar.

"Apa maksudmu kasar?", semprot Kang Sook, "Memikirkan seberapa banyak penderitaan Chae Won, masih membuatku gemetar marah". 

Young Ja menyenggol Do Hee meminta dukungan, "Kenapa kau diam saja dari tadi?. Kau harus mengatakan sesuatu untuk membantuku dalam situasi seperti ini?". 


Do Hee gelagapan, "Apa yang harus kukatakan?. Kenapa kau bicara seperti itu?". 


Young Ja membujuk kakek dengan berkata telah mengirimkan video pada Chae Won sebelumnya. Jika Chae Won menikah lagi dengan Chul Goo, maka mulai dari hari itu ia akan mengijinkan mereka untuk pindah rumah. Berjanji akan menemui mereka hanya sebulan sekali. 

"Setelah waktu berlalu, sejujurnya di dunia ini tidak ada menantu lain yang lebih baik dari Chae Won. Aku sudah menyadarinya. Itu sebabnya aku datang kesini meski harus menahan rasa malu. Ijinkan Chul Goo dan Chae Won kembali bersama". 

Kakek menolak, tidak pernah mempunyai pikiran untuk melakukan hal yang diminta Young Ja, "Aku tidak pernah memikirkan siapa pun kecuali Se Yoon yang akan menjadi cucu menantuku".  

Choon Hee menatap kakek. Young Ja bertanya apa maksud perkataan kakek. Ibu kandung Se Yoon adalah ibu tiri Chae Won. Apakah kakek tetap akan menyetujui pernikahan mereka dengan status saudara tiri. 

"Hanya itu saja yang ingin ku katakan", putus kakek lalu masuk ke kamar. 

Young Ja kesal bukan main ditolak secara terang-terang'an. Diam-diam ia memaki keluarga Uhm dengan suara pelan, "Dasar keluarga tidak tahu adat". 

Hari ini Se Yoon benar-benar tidak mempunyai semangat bekerja. Ia terus melamun menatap keluar jendela. Ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Tak seperti biasa, Hyo Dong menemui Se Yoon di perusahaan. Se Yoon tentu saja heran, apa gerangan yang membawa Hyo Dong kemari. 

Kedatangan Hyo Dong tak lain ingin melihat kondisi Se Yoon. Ia tahu kenyataan ini pasti sulit untuk Se Yoon terima. Ia berharap Se Yoon bisa memahami kedua ibunya (Choon Hee dan Sol Joo). Hyo Dong berkata selama 30 tahun Choon Hee mengira putranya sudah meninggal dan selama 30 tahun Sol Joo telah membesarkan Se Yoon.

"Kedua-duanya adalah ibumu. Siapa yang kau pilih dan siapa yang tidak?. Ibu kandungmu atau Ibu yang membesarkanmu. Mereka berdua sudah membawamu hingga ke titik ini. Meski mungkin ini sulit, kuharap kau akan memahami keduanya. Dan juga, tentang pernikahanmu dengan Chae Won luangkanlah waktu dan pikirkan lagi". 

"Ayah, aku tidak bisa berpisan dengan Chae Won". 


Sama dengan Chae Won, Hyo Dong menjawab masalah itu sebaiknya mereka bicarakan nanti. 

Young Ja kembali ke perusahaan dengan eluhan dan eluhan. Berbeda dengan Chul Goo yang loncat-loncat kegirangan melihat ibunya kembali. Chul Goo bertanya apa yang keluarga Chae Won katakan. 

"Aku tidak bisa percaya ini. Kakeknya Chae Won memutuskan, yang akan menjadi cucu menantunya hanya Se Yoon seorang. Sepertinya dia sudah pikun", jawab Young Ja 

"Itu tidak mungkin. Kakek Chae Won sangat menyukaiku", sangkal Chul Goo 

Young Ja menyuruh Chul Goo untuk sadar. Tidak ada seorang pun yang berada di rumah itu memihak pada Chul Goo.

"Lalu apa maksud ibu aku harus menyerah?. Aku tidak bisa melakukan itu!", ucap Chul Goo keras kepala.

Young Ja lelah, tidak peduli apakah Chul Goo akan menyerah untuk mendapatkan Chae Won atau tidak. Ia sudah melakukan segalanya untuk membantu Chul Goo. Terserah pada Chul Goo bagaimana nantinya. 

Salah satu asisten Young Ja menyerbu masuk keruangan sambil bekrata ada masalah besar. Baru saja ia menerima kabar di kantor wilayah, telah dilakukan 2 kali pengujian standar produk dan logam berat dalam kandungan mie. 

Chul Goo terbelalak terkejut, "Kau bilang apa?. Bagaimana bisa mereka menemukan logam berat dari kualitas mie yang bagus?". 

Sang asisiten yakin, hal itu pasti di karenakan bahan utama yang mereka pakai, yakni Mugwort. Young Ja kaget, "Saat kau memeriksa kiriman mugwort bukankah kau sudah memeriksa sertifkat jaminan kualitas?". Asisten membenarkan, tapi masalahnya sekarang mereka menggunakan mugwort dengan harga yang lebih murah. Hingga timbulah masalah semacam ini. 

Young Ja berang, "Cepat direktur Kim Joo Ri kembali ke kantor, cepat!". 

Ki Ok berbaring di lantai ketika Kang Jin pulang membawa belanjaan. Ia bertanya apa kau sakit. Ki Ok menggeleng, "Aku mengatuk, jadi aku berbaring". Kang Jin menunjukan album perdananya yang baru saja keluar. Ki Ok memuji Kang Jin terlihat tampan dicover album dan kecupan manis mendarat di pipi Kang Jin. 

Kang Jin mengeluarkan belanjaan yang ia bawa. Ia membeli kaki babi dan makeolli untuk merayakan keluarnya album barunya. Tiba-tiba Ki Ok merasa mual mencium aroma masakan kaki babi dan juga makeolli. Ia mengira makanan dan minuman itu basi, hingga tercium aneh. Kang Jin mencicipi dan berkata makanan dan minuman ini masih bagus, dan tidak basi. Tetap saja Ki Ok merasa mual dan tidak bisa memakannya. Hm..jangan-jangan Ki Ok hamil...

Young Ja memarahi Joo Ri habis-habis'an, "Apa kau berencana untuk menghancurkan perusahaan ini juga, hah?. Bagaimana bisa logam berat ditemukan dalam mei?".

"Pasti ada yang salah. Tidak mungkin!", ucap Joo Ri tak kalah nyaring. 

Chul Goo dan asisten kembali ke ruangan Young Ja setelah memeriksa keaadaan. Chul Goo berkata sepertinya kita harus menarik semua mie yang ada di pasaran. Young Ja syok, "Apa?. Bagaimana bisa kita melakukan itu setelah begitu banyak uang di keluarkan untuk mendistrbusikannya". 

Chul Goo berkata masalah ini sudah tersebar di internet. Asisten menambahkan kita harus mempersiapkan tindakan penghentian produksi atau penghentian operasi, dan mungkin juga tindakan administasi (pembayaran denda).

Mata Joo Ri melebar terkejut mendengar kemungkinan buruk yang akan menimpa perusahaan mereka. 

Young Ja melonjak berdiri tak percaya, "Apa?". Lalu jatuh terduduk seraya merintih memegangi kepalanya yang terasa pusing, penyakit darah tingginya kambuh tuch. Chul Goo menghambur cemas kesisi ibunya, "Apa ibu baik-baik saja?". Rasa terkejut membuat Joo Ri hanya diam di tempat melihat ibunya yang merintih kesakitan. 


Choon Hee memberitahu Chae Won, tadi siang ibu Chul Goo datang kemari, "Dia meminta apakah aku bisa kembali pada Chul Goo".

"Apa kau masih punya perasaan terhadapanya?. Bagaimanapun juga Se Yoon...", ucapan Hyo Dong terhenti ketika Choon Hee menoleh padanya. 

Chae Won berkata itu tidak mungkin, "Bahkan jika aku tidak menikah dengan Se Yoon, tidak mungkin aku akan kembali lagi pada Chul Goo. Selamat malam", Chae Won pamit pergi ke kemarnya. 

Setelah Chae Won pergi, Hyo Dong mengaku menemui Se Yoon di perusahaan untuk melihat keadaannya. Chae Won mengucapkan terima kasih atas perhatian Hyo Dong pada putranya. Hyo Dong mengerti pasti Se Yoon mengalami masa-masa sulit. Jika Choon Hee mau, Hyo Dong menginjinkan Se Yoo tinggal bersama mereka. 

"Jangan pikirkan apa yang dikatakan orang lain. Lakukan saja apa yang terbaik menurutmu. Aku akan mengikuti keputusanmu". 


Se Yoon pulang dalam keadaan mabuk. Sol Joo yang menunggu kepulangannya bertanya kenapa Se Yoon minum banyak. Se Yoon menjawab ia harus minum supaya bisa tidur. 

"Kupikir dulunya, ibuku adalah orang terbaik dan terhangat sedunia. Dulu kupikir begitu, tapi sekarang yang kulihat ibu adalah orang yang benar-benar menakutkan. Bagaimana bisa ibu melakukan hal semacam itu?. 

"Dan selama 30 tahun bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Saat aku memikirkannya aku jadi merinding dan merasa ketakutan sehingga, aku tidak sanggup melihat wajah ibu. Maafkan aku", Se Yoon membungkuk (seperti yang biasa orang korea lakukan saat meminta maaf).

Ketika hendak melangkah naik ke atas tangga, langkah Se Yoon goyah. Sol Joo dengan sigap menangkap Se Yoon yang hampir roboh. Se Yoon berkelit, menepis tangan Sol Joo, "Aku baik-baik saja. Aku bisa naik sendiri", lalu pergi dengan sempoyongan. 

Sol Joo termanggu sedih. Tidak ada kata ataupun tindakan yang bisa membenarkan tindakannya kini. Air mata Sol Joo jatuh dengan sendirinya tanpa diminta. Dari balik pintu, presdir Lee menatap istrinya yang sedang bersedih. 

Sesampainya di kamar, Se Yoon menelpon Chae Won. Ia menegaskan tidak ada yang berubah antara dirinya dan Chae Won, "Kita akan menikah bulan depan seperti yang direncanakan". 

Chae Won diam tak menjawab. Se Yoon berkata tidak perduli siapa ibu kandungnya yang terpenting, "Aku mencintaimu...dan kau mencintaiku". 

"Kau mabuk. Tidurlah dan kita bicara besok", ucap Chae Won.

"Chae Won, kau milik ku. Dari ujung kepala hingga ujung kakimu, kau milik Lee Se Yoon. Aku tidak akan pernah membiarkan orang lain mengambilmu dariku. Berpisah?. Bahkan jika aku mati, aku tidak akan mau melakukannya. Tidak", ucap Se Yoon lalu jatuh tertidur.

"Se Yoon-shi...Se Yoon-shi. Kau sudah tidur?", panggil Chae Won di seberang telepon. Ia menutup telepon karena tak juga mendengar suara Se Yoon.

Se Yoon menangis dalam tidurnya dan Chae Won menangis melihat kembali foto-foto yang mereka ambil saat mencoba gaun pengantin. Cinta mereka kembali di uji. 

 
Pagi hari. Kediaman keluarga Lee. Presdir Lee minta Sol Joo duduk di ruang tengah, mendengarkan apa yang ingin ia sampaikan. Presdir Lee berkata telah memikirkan hal ini masak-masak. Presdir Lee memutuskan untuk menghentikan pernikahan Se Yoon dan Chae Won. Anggap saja mereka tak pernah merencakan hal ini sebelumnya. 

Se Yoon terkejut bukan kepalang, "Ayah!". 

"Setelah mengetahui kebenarannya, tidak ada jalan kau bisa menikah dengannya. Jika kau memutuskan untuk menikahinya, aku tidak akan menjadi ayahmu lagi". 

Sol Joo : Yobo, bagaimana bisa kau mengatakan hal itu?

"Jangan ikut campur", ucap presdir Lee dengan nada di tekan.

Presdir Lee tidak peduli siapa ibu kandung Se Yoon. Baginya Se Yoon tetap putranya, tidak ada yang berubah, "Tapi, jika kau memaksa untuk menikahinya. Aku akan menerimanya sebagai keputusanmu untuk memutuskan hubungan ayah dan anak, begitulah aku akan menganggapnya". 

"Ayah!". 

"Dan juga..karena orang yang bertanggung jawab adalah ibumu. Kami akan berpisah". 

Se Yoon terkejut tak percaya. Sol Joo sungguh terkejut tanpa mampu berucap apa-apa. Presdir Lee tidak menerima bantahan. Dia pergi ke kamar setelah selesai menyampaikan hal yang menjadi keputusannya. 

Chae Won berserta paman dan bibinya mengemasi mie yang akan dijual. Bersamaan dengan itu, siaran di radio memberitakan tentang ditemukannya logam berat seperti timah dan kadmium dalam produksi mie hijau Golden Dragon Foods. Mie yang masih beredar sekarang ini ditarik dari pasaran secara total. 

"Golden Dragon Foods, bukankah itu perusahaan Chul Goo?", tanya Do Hee pada Chae Won. 

"Sepertinya begitu", sahut Kang Sook. 

Young Ja mengadakan meeting dadakan dengan Chul Goo, Joo Ri beserta para management yang bertanggung jawab atas produksi mie. Young Ja mengatakan seluruh anggaran perusahaan mereka investasikan semuanya ke peluncuran mie pertengah tahun ini. Dan disamping, perusahaan masih harus meminjam uang pada bank. 

Young Ja menuntut pertanggung jawaban dari Joo Ri, "Apa yang akan kau lakukan untuk mengatasi masalah ini!!!". 

Joo Ri meminta maaf, waktu itu ia berusaha untuk mengurasi biaya operasi, jadi ia memutuskan mengambil pemasok mugwort dengan harga yang lebih murah. 

"Kau simpan uang sedikit hanya untuk kehilangan yang lebih besar karena kebodohan sendiri. Bagaimana bisa kau tidak mengerti?", bentak Chul Goo seraya membanting catatan pengeluaran. 

Ditengah meeting itu, tiba-tiba 2 jaksa menerobos masuk. Young Ja dan Chul Goo terkejut, "Siapa kalian?. Apa-apa'an ini?". 

Salah satu jaksa menunjukan surat penangkapan, "Golden Dragaon Foods, dituduh atas produksi, distribusi, dan penjualan mie mengandung logam berat ke pasaran. Maka pengadilan mengeluarkan surat perintah penggeledahan dan penyitaan. Mulai saat ini, kami akan menggeledah dan menyita". 

Young Ja mencak-mencak, tidak terima barang-barangnya disentuh orang asing. Jaksa yang satunya lagi ternyata membawa surat penangkapan nyonya Bang Young Ja. Young Ja berusaha berkelit saat jaksa ingin memasang borgol ke tangannya. 

"Aigo...apa maksudmu?. Apa salahku, sehingga aku harus..... Apa maksudnya ini?", teriak Young Ja tidak terima. 

Chul Hoo dan Joo Ri panik. Joo Ri berkata ibunya tidak melakukan kesalah apa-apa, kami korban penipuan. Chul Goo menyerahkan tangan, ia bersedia di borgol untuk mengantikan ibunya. 

"Hei..Hei..cepat telepon pengacara", Young Ja memberi perintah di tengah rasa paniknya. 

Jaksa berkata akan membawa Young Ja pergi ke kantor polisi. Di depan perusahaan, sudah banyak wartawan yang menanti. Kilatan lampu kamera tak henti-hentinya menyambut Young Ja yang tengah di giring polisi. 

"Oh...ibuku tidak melakukan kesalahan. Ibu...ibu...", Chul Goo berusaha mati-matian agar ibunya tidak di bawa pergi. Tak peduli meski saat itu banyak wartawan di sekelilingnya.

Disaat seperti itu, ditenah rasa paniknya Young Ja masih bisa meneriaki para wartawan agar berhenti memotret. Sementara Joo Ri memilih bersembunyi di balik punggung Young Ja. Menutupi wajahnya dari kilatan lampu kamera. 



END

Komentar :  
Satu nilai plus buat Chul Goo, mama boy ini sangat menyayangi ibunya. Berbeda dengan Joo Ri, yang membuat masalah malah berusaha sembunyi agar wajahnya tidak tertangkap kamera. Menggunakan cara yang lucas dan tanya bekal ilmu serta pengalaman yang cukup. Joo Ri hanya membuat perusahaan ibunya mengalami masalah. Dari awal niatnya sudah gak baik ya, kan. Balas dendam ingin menghancurkan perusahaan Se Yoon. Tapi akhirnya, malah mendorong perusahaan ibunya berada di ujung tebing.