Pages - Menu

Sunday, November 27, 2016

Sinopsis Legend Of The Blue Sea Episode 3 Part 2


Putri duyung kembali melihat siswa SMA yang membully siswa SMP.  Masih orang yang sama, siswa SMA meminta uang lagi pada siswi SMP karena uang sebelumnya yang diberikan tidak cukup.



“Anak-anak jangan ganggu dia. Itu tidak baik”, ujar putri duyung menasehati.


Salah satu dari siswa SMA itu maju, dialah sang ketua genk. Putri duyung tanya apa mereka tidak punya “mom-ca” (mother card), itu mirip dengan uang. Siswa-siswa SMA tertawa meremehkan dan bergaya menantang.





Putri duyung meletakkan dompet kerangnya lalu menggulung kertas selebaran yang sedari tadi ia pegang. Saat salah satu dari mereka menyerang, putri duyung langsung menggunakan gulungan kertas itu sebagai alat pemukul. Siswa yang di pukul mengaduh kesakitan memegangi keningnya. Bukan karena kertas itu yang jadi sekeras kayu, tapi karena tenaga putri duyung.



Ketua genk tak terima, “Beraninya kau dengan pakaian pengemis seperti  itu.



Ia hendak menyerang putri duyung. Putri duyung menepis yang membuat ketua genk melayang jauh dan jatuh di rerumputan dengan keras. 

Putri duyung lalu mencengkram mulut salah satu siswa yang menyerangnya. “Berjanjilah. Kalau kau tidak akan menggangu pelajar lainnya”, kata putri duyung memberi peringatan.



“Aku tidak…aku tidak akan mengganggu dia. Aku…aku akan berteman dengannya”.



Putri duyung kaget, salah mendengar kata berteman menjadi makan (kedua kata itu mempunyai pengucapan yang hampir sama).



“Teman-temanmu?. Kau memakan mereka?”, tanya putri duyung syok



Putri melepaskan gadis itu. Ketiga siswa SMA langsung lari terbirit-birit. Putri duyung berteriak, “Anak-anak. Kalian tidak seharusnya memakan teman kalian seperti itu. Kalian tidak boleh melakukan itu!”.



Putri duyung lalu mendekati siswa SMP yang di bully, pada gadis itu putri duyung bertanya dengan wajah khawatir, “Apa kau juga makan teman?”. Siswa SMP langsung lari ketakutan tanpa menjawab.



“Jangan makan itu. Serius aku. Makanlah yang lain saja’, teriak putri duyung khawatir.



Setelah merasa cukup jauh, siswa SMA berhenti lari. Mereka bertanya apa ketua genk baik-baik saja. Ketua genk siswa SMA mendapat luka di kening dan hidungnya beradarah akibat nyungsep di rerumputan.



Ketua genk siswa SMA itu mendapat telepon dari ibunya. Pada ibunya, gadis itu berbohong dnegan mengaku sedang berada di tempat kursus belajar kilat. Ibu gadis itu ternyata adalah Ny. Jang Jin Ok.



Ny. Jang Jin Ok keluar dari mobil dan masuk ke gedung perusahaan. Melalui telepon, ia memperingatkan putrinya untuk tidak bermain dengan anak-anak nakal,



“Lihat kakakmu. Kakakmu yang baik hati di jebak dan sangat menderita. Apa pentingnya ada anak gila yang bunuh diri. Nanti ibu hubungi kembali”.



Ny. Jang mematikan teleponnya dan masuk ke dalam lift bertepatan saat menerima pesan spam undangan lotre. Ny. Jang ngedumel, sms tidak berguna lalu menekan tombol lantai 20. 


Saat pintu lift hampir tertutup, sebuah tangan terulur yang membuat pintu lift terbuka kembali. Masuklah pria tampan berkacamata dan berpakaian pilot. Pria itu berdiri tepat di belakang Ny. Jang.



Di atas atap, Tae Oh menjalankan tugasnya dengan membajak system lift dan membat lift tersebut berhenti. Tae Oh langsung memberi tahu Joon Jae begitu berhasil menylesaikan tugasnya.



Tiba-tiba lift bergoyang dan berhenti di lantai 17. Ny. Jang ngomel, ya ampun ada apa ini?. Joon Jae yang menyamar dengan berpakaian pilot mulai mendekati Ny. Jang. Ny. Jang langsung mengenali Joon Jae, begitu dia membuka kacamata hitamnya.



“Kau si brengsek yang menipuku!. Padahal aku dengar kabar kalau kau sudah mati”



“Maaf. Sepertinya aku ini cukup tidak terkalahkan”



Ny. Jang kesal beraninya Joon Jae datang ke sini. Tiba-tiba lampu padam, Ny. Jang terkejut. Joon Jae mulai memainkan pematik, memutar-mutarnya seperti biasa.



“Gelap sekali di sini. Apa aku perlu menerangkan ruangan?”.



Api pematik menyala, Ny. Jang memperhatikan api itu yang membuatnya masuk ke dalam hipnotis. Joon Jae berkata pintu lift di belakang Ny. Jang telah terbuka. Ny. Jang menoleh mengikuti perkataan Joon Jae dan melihat cahaya dari pintu yang terbuka.  Ny. Jang ingin keluar, Joon Jae menahannya dengan berkata,



“Tapi di luar pintu itu, ada jurang tak berdasar”.



Ny. Jang terkejut menyadari dirinya berdiri di jendela gedung yang tinggi. Sekali saja melangkah, maka ia bisa terjatuh kebawah.



“Oh, perhatikan langkahmu. Kau nanti bisa melangkah kesana. Ada tangan seseorang disana. Bukankah itu anakmu?”.


Ny. Jang melihat kebawah, ada sebuah tangan bergelantungan. Ia melihat lebih dekat ternyata itu adalah tangan anaknya. Ny. Jang berusaha menolong anaknya yang berpegangan disisi jendela dan meminta tolong.



“Min Jae… pegang tangan ibu. Min Jae. Kau harus pegang tangan ibu dan berusaha naik”.



Ny. Jang berusaha sekuat tenaga menolong putranya, tapi apa dikata pegangan anak itu terlepas. Ny. Jang shock melihat tubuh anaknya meluncur ke bawah.



“Ingatlah rasa sakitmu mulai sekarang. Anak yang dibunuh oleh anakmu. Anak yang mati di lantai atas, lantai 17. Ibu dari anak itu sama sengsaranya sepertimu sekarang, dan selamanya mereka akan menderita”.



Ny. Jang menangis sejadi-jadinya. Joon Jae duduk di dekatnya dan memegang pundaknya dengan lembut.



“Mulai sekarang mereka yang telah bersalah padamu, kau akan melupakan kesalahan mereka semua. Bagi mereka yang menderita karenamu, ingatlah perasaan sedihmu”.



Joon Jae menjetikan jarinya. Pintu lift terbuka, Ny. Jang keluar dengan langkai gontai dan masih menangis. Han Sung Taen yang menunggu di luar mengkhawatirkan Ny. Jang karena liftnya tiba-tiba rusak. Ny. Jang memerintahkan Han Sung Taen untuk menghubungi pengacara Seo dan membatalkan tuntutan (tuntutan yang di tujukan untuk Joon Jae, cs).


Han Sung Taen kaget. Tak hanya itu saja, Ny. Jang tanya apa Hang Sung Tean mengetahui informasi kontak ibu dari anak yang bunuh diri itu. Ia ingin bertemu dengan ibu anak itu.



“Apa yang akan Nyonya lakukan saat Anda bertemu dengannya nanti?”, tanya Han Sung Tae



“Aku akan minta maaf”, jawab Ny. Jang tangisnya pecah kembali.



Han Sung Taen mengira Ny. Jang sedang tidak sehat. Ny. Jang berjalan sambil menangis terisak. Han Sung Taen dan anak buah lainnya mengira kalau nyonya mereka sudah gila.


Joon Jae, cs berjalan sembari membahas keberhasilan mereka. Nam Doo mengaku takjub dengan kemampuan Joon Jae menghipnotis target mereka. Ia mengira Joon Jae mengikuti aliran sesat ilmu saraf, padahalJoon Jae tidak belajar dari manapun dan mengetahui hal itu dengan sendirinya. 


Meski begitu, Nam Doo tetap memuji bakat Joon Jae yang luar biasa. Tapi Nam Doo menyayangkan bakat Nam Doo tidak bisa di ketahui dunia luar karena profesi mereka sebagai penipu yang tidak boleh di ketahui orang.



Joon Jae hanya tersenyum menerima pujian. Tiba-tiba Tae Oh bertanya bagaimana cara Joon Jae melakukan hipnotis. Nam Doo dan Joon Jae bengong saking terkejutnya, wah Tae Oh yang biasanya diam saja kini bersuara.



Nam Doo kegirangan menyuruh Joon Jae untuk segera menjawab pertanyaan Tae Oh. Pastilah Tae Oh merasa sangat penasaran sampai membuka mulut besinya.



“Kau penasaran?”, Joon Jae membuka sedikit kacamatanya…. (oppa cute).



Tae Oh mengangguk pasti. Joon Jae berdiri di depan Tae Oh menjelaskan bagaimana cara kerja hipnotis. Semua di mulai dari mata. Mata dan otak saling berhubungan. Saat nomor 17 muncul di pesan spam dan angka 17 di  lift, itulah kondisi dimana hipnotis dapat berlangsung. Selanjutnya, pola interupsi. 


(Interupsi = Menciptakan situasi yang sulit untuk diantisipasi, dan menghipnotis orang dalam keadaan setengah sadar).



Ketika Joon Jae menyalakan api pematik saat itulah sang target memasuki dunia fantasi yang ia ciptakan. Tapi secara eksternal, fantasi yang ia buat adalah seperti jurang maut bagi si target.



“Semuanya di mulai dari mata, memandang dan memulai rayuan”, Joon Jae memandang Tae Oh lurus ke dalam bola matanya.



Buru-buru Tae Oh menundukan pandangannya, takut terhipnotis. Hehehe… Joon Jae tertawa dan mengacak pelan rambut Tae Oh, 


“Penakut kau ini. Hei, tidak semua orang bisa di hipnotis seperti itu”.



Joon Jae berjalan kembali ke mobil. Nam Doo ikut mengacak rambut Tae Oh dan menyusul Joon Jae. Nam Doo sedikit berdecak merapihkan rambutnya sambil mengejar dua rekannya tersebut.



Joon Jae dan lainnya masuk ke dalam mobil, tanpa melihat di belakang mereka, ada putri duyung yang sedang sibuk memilih-milih pakaian di tempat pengumpulan pakaian bekas.



Putri duyung menemukan mantel panjang dan sepasang kaos kaki yang sudah robek. Ia bertanya pada gelandangan wanita yang berada di dekatnya,  Apa boleh ia mengambil pakaian ini.



Cameo : Hong Jin Kyung, pemeran Bok Ja sahabat Song Chun Yi dalam drama “Who You Come From The Star”



Wanita gelandangan berkata biasanya hal itu di larang. Tapi ia akan berjaga-jaga mengawasi kalau ada orang yang lihat. Jadi cepat pilih saja pakaian yang putri duyung suka.



Wanita itu berkata, wilayah ini adalah perumahan elit, orang-orang kaya yang tinggal disini banyak membuang barang-barang baru. Alasan itulah yang membuatnya tidak bisa meninggalkan Gangnam, meski teman-temannya sesama gelandangan memilih pindah ke stasiun Seoul. Karena di sana sering dibagikan makanan gratis. Ia lebih memilih kelaparan dari pada ketinggalan fashion.



Wanita itu berdiri dan memuji putri duyung tampak bagus mengenakan mantel panjang yang dipilihnya. Memang, bagi perempuan tinggi seperti mereka, pakaian apapun yang di pakai akan terlihat bagus (Ya..iyalah. secara mereka model).



“Darimana asalmu”, tanya wanita gelandangan



“Lautan”, jawab putri duyung



Wanita gelandangan mengira maksud putri duyung adalah luar negeri. Ia bercerita waktu muda sering pergi ke Milan dan Paris untuk belanja barang mewah. Kemudian ia bangkrut dan mengacaukan hidupnya sendiri dengan hidup di jalanan seperti sekarang. Tapi ia tidak merasa menyesal. Kemudian ia tanya tujuan putri duyung datang ke Seoul.



“Aku mencari Heo Joon Jae”, jelas putri duyung



“Dia kekasihmu?. Dia tinggal di mananya Seoul?. Daech-dong?. Cheongdamdong?.



“Dia cuma bilang tinggal di Seoul”.



“Kalau nomor telepon?”



Karena putri duyung bengong diam saja, wanita itu mengira pria yang di cari putri duyung lari begitu saja tanpa memberikan nomor telepon. Tapi tanpa tahu apa-apa dengan polosnya putri duyung lari kesini. Wanita itu tanya apa Joon Jae tidak pernah menyebutkan suatu tempat atau meninggalkan petunjuk lainnya. Ia menyarankan putri duyung untuk mengujungi beberapa tempat yang pernah di sebutkan Joon Jae.



Putri duyung mencoba mengingat, “Gedung 63”.



Hari sudah malam ketika putri duyung berdiri di halte menunggu bis. Untuk mengingat bis mana yang harus ia tumpangi, putri duyung mencocokan tulisan di kaca bis dengan tulisan di telapan tangannya. Akhirnya bis yang ia tunggu datang.



Putri duyung langsung naik dan  melihat orang menempelkan saku atau ponsel mereka ke alat pendeteksi tiket dan terdengar bunyi “bip”, menandakan kalau mereka telah menggunakan kartu bis. Putri duyung yang tidak mengetahui hal itu, ikut menempelkan saku kealat tersebut. Karena tidak mendengar bunyi “bip” putri duyung menempelkan kerangnnya.



Supir bis bertanya apa putri duyung tidak punya kartu bis atau uang. Putri duyung memberkan selembar uang yang ia terima dari anak kecil. Supir bis berkata uang putri duyung tidak cukup untuk membayar bis, tapi sopir berbaik hati dan memperbolehkan putri duyung duduk.



Semula putri duyung duduk di bangku deretan depan, kemudian ia pindah ke belakang. Ia membuka jendela dan melongok keluar. Melihat gedung-gedung tinggi dan menikmati hempasan angin yang menyentuh wajahnya. 

Sementara itu, pria yang dicari putri duyung saat ini berdiri di beranda rumahnya memandangi gelang giok yang ia tidak tahu dari mana asalnya.

Putri duyung mendongak ke atas melihat gedung yang paling tinggi di kawasan itu. Ia bertanya pada diri sendiri, kalau ia naik dan masuk ke atas apa ia bisa melihat Heo Joon Jae?. Tapi putri duyung malah masuk ke wahana aquarium yang berada di dalam gedung. Putri duyung menyelinap masuk tanpa di ketahui petugas yang sedang sibuk mempersiapkan pertunjukan untuk besok. Petugas lalu menutup pintu masuk karena sudah lewat dari jam kunjungan.

Putri duyung melihat aquarium besar yang dipenuhi banyak ikan. Putri duyung menelan ludah dan melihat ikan-ikan itu dengan mata berbinar. Putri duyung senang melihat makanan yang tersaji di depannya, “Ah….syukurlah. Aku pikir, aku akan mati kelaparan”.

Ikan-ikan berlarian begitu putri duyung masuk ke aquarium. Dan pemburuan pun di mulai….

Keesokan harinya. Shi Ah bertanya pada Yoo Ran yang sedang memasak sup rumput laut. Apa semuanya sudah siap?. Yoo Ran balik tanya apa ada orang yang ulang tahun hari ini. Shi Ah menjawab iya.

“Hari ini putraku juga ulang tahun”, ucap Yoo Ran lirih dengan mimik sedih

Shi Ah hanya mengiyakan tanpa terlihat peduli. Ia bertanya apa yang dimasukan Yoo Ran ke dalam sup itu. Yoo Ran berkata ia memasukan bulu babi ke sup rumput laut karena putranya juga menyukainya.

Jin Joo datang dan tanya apa rumput laut itu untuk seseorang. Tanpa Shi Ah menjawab, Jin Joo sudah tahu pasti sup rumput laut itu untuk pria tampan yang tidak kunjung jatuh cinta pada Shi Ah.

Shi Ah tak menanggapi ocehan kakak iparnya. Ia minta pada Yoo Ran untuk memasukan sup ke dalam termos dan lauk pauk yang lain masukan saja ke dalam kotak bento.

Shi Ah beranjak pergi, Jin Joo yang usil langsung mengoloknya dan mengatakan bukan begini caranya merayu seorang pria. Lebih baik Shi Ah melakukan perawatan botox dari pada membawakan makanan seperti ini. Jin Joo berkata tujuannya mengatakan hal itu agar Shi Ah lebih mencintai diri sendiri.

Shi Ah kesal dan berbohong mengatakan bahwa ia menjadi relawan di salah satu tempat belajar, dan makanan itu untuk anak yang berulang tahun disana. Memangnya siapa juga yang mau membawakan makanan untuk merayu seorang pria, kekanakan-kanakan sekali. Jin Joo diam saja meski tahu Shi Ah berhohong.

Memang Shi Ah kekanakan-kanakan, karena nyatanya makanan itu memang untuk Joon Jae. Dengan tujuan apa lagi kalau bukan untuk menarik perhatian pria yang di sukainya. Shi Ah menyuguhkan makanan yang ia bawa di depan Joon Jae. Ia mengaku memasak sendiri semua makanan itu dan bilang menambahkan bulu babi ke dalam sup rumput laut.

Walau Shi Ah bersikap manis Joon Jae terlihat tidak suka dan merasa terganggu dengan kehadiran gadis itu. Ia menyandarkan kepalanya di atas meja dengan malas.

Joon Jae tanya dari mana Shi Ah tahu alamatnya disini, padahal ia baru saja pindah rumah. Shi Ah menjawab tahu alamat rumah Joon Jae dari Nam Doo. 

Joon Jae kesal sambil mengacak rambutnya, dasar Nam Doo tidak bisa di percaya. Joon Jae memakan sup rumput laut dan terdiam sesaat merasa tidak asing dengan rasanya. Rasa familiar yang mengingatkannya pada sup rumput laut buatan ibunya.

Flashback. Joon Jae kecil berada di meja makan menikmati sup rumput laut. Ibu Joon Jae mengucapkan selamat ulang tahun dan bertepuk tangan. Joon Jae tanya pada ibunya, “Hari ini kita akan kesana, kan?”.

Tentu saja jawab ibu Joon Jae sambil melirik suaminya, ibu berkata karena ayah sangat sibuk hari ini maka mereka berdua saja yang pergi. Ayah Joon Jae tanya, mau kemana. Rahasia, jawab Joon Jae. Flashback end.

Nam Doo menghampiri mereka. Ia melihat sup rumput laut dan makanan lain di atas meja. Nam Doo tanya apa Shi Ah memasak semua makanan itu. Shi Ah mengiyakan, ini hari ulang tahun Joon Jae.

Nam Doo mulai memuji Shi Ah yang ternyata bisa memasak Shi Ah. Jika di lihat dari penampilannya orang tidak akan mengira kalau Shi Ah pandai memasak. Lihat saja makanan itu tersusun cantik menandakan kalau Shi Ah calon istri yang baik. Karena hari ini ulang tahun Joon Jae, Nam Doo menyarankan agar Joon Jae mengadakan pesta ulang tahun.

Shi Ah menimpali dan bilang ada bar anggur yang enak di Kyungridan-gil. Nam Doo mendukung usul Shi Ah, untuk segera memesan tempat karena disana juga banyak gadis cantik. 

 Joon Jae menolak, “Aku sudah punya janji?”.

“Janji apa?”, tanya Shi Ah.

“Kau selalu begini di hari ulang tahunmu. Jadi sentimental sendiri. Kau mau kemana? Siapa yang mau kautemui? Undang dia untuk bergabung dengan kita”, bujuk Nam Doo.

“Hyung, apa kau bosan?”, tanya Joon Jae balik

Nam Doo mengiyakan. Tapi….Joon Jae malah menyuruh Nam Doo untuk pergi ke bar anggur menemani Shi Ah, kalau tidak Nam Doo bisa pergi dengan Tae Oh. Joon Jae mengaku kenyang dan mengucapkan terima kasih atas makanan Shi Ah, lalu naik ke kamar meninggalkan mereka.

“Selamat ulang tahun. Semoga janji pertemuanmu menyenangkan”, ucap Shi Ah manis mencoba menarik perhatian Joon Jae. Tapi Joon Jae nya cuek aja tuh…..

Senyum manis dan sikap ramah Shi Ah langsung lenyap begitu Joon Jae pergi. Berganti sifat aslinya yang jutek. Nam Doo menilai Joon Jae kepala batu yang tidak akan goyah dengan kata-kata manis Shi Ah.

Nam Doo melemparkan beberapa lembar uang di meja dan Shi Ah mengambilnya. (apa ini, apa mereka sedang bertaruh?. Atau….). Shi Ah penasaran, Joon Jae tidak akan bertemu dengan seorang wanita, kan?. Apa dia punya pacar.

“Tidak. Sulit bagi orang berkepala batu begitu punya pacar.. Dia tidak bisa memutuskan atau tetap fokus. Dia akan membiarkan tiap wanita melewati batas itu, tapi ternyata tidak ada satu wanita pun yang pernah bisa melewati batas itu”.

Nam Doo memakan makanan yang dibawa Shi Ah. Ia tanya apa benar Shi Ah yang memasak ini semua?. Dengan jutek Shi Ah jawab mana mungkin ia mau memasak ini semua. Pelayan wanita dirumahnya yang memasak.

Yoo Ran memandang sedih sebuah foto. Foto dirinya saat muda bersama dengan putranya yang tersenyum bahagia. Anak di dalam foto itu adalah Joon Jae kecil. Wah… Yoo Ran ternyata ibu Joon Jae…

Flashback. Ibu dan Joon Jae berfoto di depan pintu masuk aquarium. Setelah foto, Joon Jae langsung masuk tanpa menunggu ibunya. Ibu Joon Jae protes, mereka harus masuk bersama. Joon Jae berkata ingin main sepuasnya di aquarium sampai tutup. Ibu Joon Jae tersenyum mengejar putranya.
 
Sama halnya dengan Yoo Ran yang sering memikirkan putranya, Joon Jae juga sering teringat kenangan indah yang ia miliki bersama ibunya. Moment indah yang justru membuatnya sedih. Dan sama seperti saat itu, di hari ulang tahunnya Joon Jae memilih untuk pergi ke aquarium. Joon Jae berdiri di depan pintu masuk aquarium dan melangkah masuk ke dalam dengan wajah sedih.


Di dalam aquarium, putri duyung baru bangun dari tidurnya. Ia mulai berenang kesana kemari. Seorang anak kecil bersama ibunya melihat putri duyung. Ibu anak itu melihat pamphlet yang ia pegang. Memang akan ada atraksi pertunjukan putri duyung, tapi pertunjukannya baru akan di mulai 30 menit lagi. Apa pertujukannya sudah di mulai sekarang?.

Anak itu jadi takut dan memberitahu ibunya kalau putri duyung memakan ikan-ikan. Ibu anak itu tidak percaya, ia berusaha menenangkan anaknya kalau mana mungkin putri duyung memakan ikan-ikan, karena putri duyung berteman dengan mereka.

Sementara itu manager pengelola aquarium memeriksa kesiapan atraksi putri duyung, Manager pengelola tanya pada salah satu bawahannya. Apa pemeran putri duyung sudah masuk ke dalam aquarium meski pertunjukannya belum di mulai. Yang di tanya pun menjawab ya.

Sedetik kemudian mereka melihat pemeran putri duyung asli baru datang dengan mengenakan pakaian putri duyung. Tentu saja pakaian itu membuatnya sulit berjalan hingga harus di bantu orang lain. Manager pengelola yang menyadari hal itu menjadi bingung. Jadi siapa yang masuk ke dalam aquarium?.

Pengujung aquarium mengagumi putri duyung yang terlihat cantik. Berkali-kali mereka mengambil foto . Putri duyung tampak terganggu dan silau dengan cahaya flash foto yang diarahkan padanya. Ia berenang menghidari kilatan kamera,

Joon Jae berjalan mengelilingi aquarium. Putri duyung melihat Joon Jae yang berdiri di aquarium seberang. Joon Jae berjalan dan Putri duyung berenang mengikuti Joon Jae meski Joon Jae tidak melihat ke arahnya.

Putri duyung mengetok dinding kaca tapi Joon Jae tidak mendengar dan terus jalan menjauh. Putri duyung terus mengikuti Joon Jae hingga sampai di sisi aquarium yang sepi pengunjung. Putri duyung kembali mengetok dinding berharap Joon Jae mendengar.

Apa yang di harapkan putri duyung terkabul, akhirnya Joon Jae berhenti dan menoleh padanya. Keduanya bertatapan beberapa saat, tapi Joon Jae tidak mengenali putri duyung dan melangkah pergi. Putri duyung langsung naik ke permukaan.

Manager pengelola memanggil pihak keamanan melaporkan ada penyusup masuk ke dalam aquarium. Manager memarahi pihak keamanan yang teledor, bagaimana hal itu bisa terjadi di hari penting seperti ini.

Pihak keamanan menunjuk putri duyung yang baru keluar dari aquarium. Pemeran putri duyung menujuk putri duyung dengan marah. Manager tanya bagaimana putri duyung bisa masuk ke dalam aquarium. Pihak keamanan mengajak putri duyung berencana menginterogasi putri duyung.

Joon Jae menerima pesan dari Nam Doo yang bertemu dengan Thomas di Itaewon. Ada foto Thomas memegang pisau dan berkata akan membunuh Joon Jae. Joon Jae tersenyum menganggap itu hanya gurauan Thomas yang masih marah karena di tipu Joon Jae.  

Tak hanya itu, Nam Doo juga mengirimkan foto bukti kalau Joon Jae bertemu dengan seorang perempuan di Spanyol. Apa Joon Jae mau menyangkal setelah melihat foto ini?.

Joon Jae terkejut melihat foto dirinya bersama Thomas di depan gereja, tak hanya berdua tapi ada perempuan di tengah-tengah mereka. Siapa lagi kalau bukan putri duyung. Joon Jae men-zoom foto itu dan melihat gelang giok di pergelangan wanita di dalam foto.

Joon Jae menyadari pastilah wanita itu pemilik gelang giok. Ia juga sadar wajah wanita di foto sama dengan wajah putri duyung yang ia lihat di aquarium. Joon Jae berbalik lari mencari putri duyung.

Sementara itu, putri duyung yang ketahuan hendak di tangkap petugas keamanan. Wanita pemeran putri duyung mencak-mencak menyuruh petugas untuk membawa pergi putri duyung dan menuduhnya sebagai mata-mata.

Tak mau ditangkap, putri duyung melawan dan membuat salah satu petugas keamanan jatuh ke dalam aquarium. Putri duyung meminta maaf tidak sengaja dan langsung kabur melarikan diri.

Joon Jae mengelilingi aquarium mencari putri duyung. Begitu pula putri duyung yang juga mencari Joon Jae, terburu-buru hingga menabrak anak kecil. Saat Putri duyung berdiri, Joon Jae ternyata ada di depan menoleh padanya.

Joon Jae menatap putri duyung sambil mengatur napasnya karena habis berlari. Perlahan Joon Jae jalan menghampirinya dan berdiri tepat di dekat putri duyung.

 Keduanya bertatapan. Putri duyung menatap wajah Joon Jae dengan mata berkaca-kaca. 

Destiny bring them back together.

Epilog.

Putri duyung membawa Joon Jae. Ia memandang Joon Jae yang masih pingsan dan meminta maaf. Putri duyung memakaikan gelang giok ke tangan Joon Jae. Ia tahu Joon Jae menyukai gelang itu. Putri duyung  menggenggam tangan Joon Jae.

“Kau mungkin tidak akan mengingatku. Walaupun begitu, aku akan menepati janjiku. Aku yang akan menemuimu. Bahkan melalui hujan badai berangin pun, meskipun matahari bisa membakar kulitku. Meskipun aku kesepian dan tak ada orang di sisiku, dan meskipun itu tempat yang belum pernah kutuju sebelumnya. Aku akan menanggung semuanya dan akan kupastikan aku menemuimu”.

Putri duyung terisak, air matanya menetes, “Aku mencintaimu…”.

Putri duyung berdiri, meninggalkan Joon Jae kembali ke lautan. Beberapa saat  kemudian Joon Jae tersadar dari pingsan oleh suara yang terniang di telinganya. Suara putri duyung.

END

Komentar :
Joon Jae dan putri duyung kembali dipertemukan oleh takdir. Ciuman putri duyung yang mampu menghilangkan ingatan manusia juga berdampak ketika putri duyung berada didarat. Mungkin saja dampak ciuman itu hanya berlaku di dalam air saja.

Yoo Ran adalah ibu Joon Jae. Bagaimana ibu dan ayah Joon Jae berpisah pasti tidak lepas dari peran Kang Seo Hee. Pastinya Seo Hee menggunakan cara jahat nan licik untuk menyingkirkan ibu Joon Jae, sampai membuat ibu dan anak terpisah puluhan tahun.

Kalau dipikir-pikir karakter Joon Jae cukup menyedihkan. Berpisah dari ibunya sejak kecil, tinggal dengan ibu tiri yang membuatnya tidak nyaman. Lalu pergi dari rumah dan mengganggap ayahnya tidak ada. Tapi bagaimana pun, hubungan orangtua dan anak tidak dapat terputus begitu saja.

Nam Doo dan Shi Ah memiliki hubungan semacam apa?. Apa mereka sedang bertaruh?. Mungkinkah mereka mengetahui latar belakang Joon Jae yang nyatanya berasal dari keluarga kaya. Bagaimana tidak kaya, kalau ayahnya Joon Jae saja adalah seorang pengusaha developer.

Jujur saja, saya tidak menyukai karaket Shi Ah sejak awal di tambah lagi sikapnya yang hanya manis pada Joon Jae tapi aslinya jutek. Semoga Nam Doo adalah teman sejati yang tidak menusuk Joon Jae di belakang. Tae Oh, si irit bicara ini manis juga ternyata. Gak capek apa ya, diam terus seperti itu sementara orang di sekitarnya sering bicara. Hm… mungkin karena itu Tae Oh sering memakai headphone untuk meredam suara-suara berisik di sekitarnya.

Oh..ya, pada tanggal 20 November, sbs menayangkan Legend of the blue sea versi director cut. Episode 1 & 2 yang di tayangkan memiliki durasi lebih panjang. Karena berisikan adegan-adegan yang di cut.  Salah satunya adegan pada episode 1, saat Joon Jae menggangu Tae Oh agar Tae Oh mau membuka mulut. Itupun hanya 3 patah kata, selebihnya diam. Tak salah jika Tae Oh mendapat julukan “Mulut besi”.