Pages - Menu

Saturday, November 19, 2016

Sinopsis Legend Of The Blue Sea Episode 1 Part 2

Di dalam mobil Putri duyung tampak kebingungan melihat keadaan sekitar. Jalanan tampak ramai di lalui para pelancong. Banyak mall dan toko di sepanjang jalan. Tentu hal itu menjadi pengalaman baru bagi putri duyung seperti dirinya.

Putri duyung menjadi penasaran dan terlihat senang. Ia terus menoleh dan berpindah tempat duduk dari sisi kanan ke sisi kiri. Mobil mengerem mendadak, Putri duyung terhempas ke depan dan mengeluarkan suara “ngik…ngik….”, seperti suara lumba-lumba.

Beberapa menit kemudian, Putri duyung sudah berada di kantor polisi. Ketika hendak masuk, ia tampak kebingungan dan takut melihat pintu otomatis yang bisa membuka dan menutup sendiri. Putri duyung maju dan mundur yang membuat pintu itu terus membuka dan menutup. Polisi yang melihatnya langsung mendorong Putri duyung masuk ke dalam begitu pintu terbuka.

Perhatian Putri duyunglalu beralih pada aquarium yang ada di sana. Ia melihat ikan-ikan yang berenang di dalamnya dan mengeram seperti hewan yang hendak memakan mangsanya. Sontak saja ikan-ikan langsung ketakutan mendengar suara Putri duyung

Joon Jae terlihat tampan dan rapih dengan setelan jas yang ia kenakan. Sepertinya dia akan pergi ke suatu tempat. Joon Jae menelpon Nam Doo dan mengirim foto gelang giok pada rekannya itu untuk di periksa. Menurutnya gelang itu mirip dengan “Jadeite” yang pernah ia lihat sebelumnya.

Sembari bicara Joon Jae mengambil sebuah kalung dari dalam tas dan menyimpannya di saku jas. Nam Doo tanya bagaimana dengan pemilik gelang giok itu. Joon Jae menjawab sembari tersenyum, berkata kalau pemilik gelang itu terlihat aneh dan tidak normal.

Orang aneh yang dibicarakan Joon Jae kini tengah di interogasi polisi. Putri duyung sibuk menoleh kesana kemari, merasa bingung dengan suasana baru yang ia lihat. Polisi yang menginterogasi tampak kesal karena Putri duyung tidak mendengarkan pertanyaanya.

Ia menyuruh Putri duyung untuk fokus, saking kesalnya ia sampai memukul meja. Polisi tanya kenapa Putri duyung menerobos masuk ke ruangan Joon Jae? Apa yang sebenarnya dia cari disana?. Ia juga menuduh Putri duyung sudah masuk ke hotel lain untuk mencuri.

Polisi lain yang juga duduk bersama Putri duyung mengambil tisu yang ada di atas meja. Putri duyung memperhatikannya dan merasa penasaran. Dengan ragu-ragu ia mencoba menarik selembar tisu dari dalam kotaknya lalu membuangnya. 

Dan ternyata hal itu membuat Putri duyungmerasa senang. Sembari tertawa, ia menarik tisu lagi dan lagi dengan gerakan lebih cepat dari sebelumnya.

Polisi marah, “Kenapa kau tertawa?. Kau tidak mau menjawab pertanyaanku, tapi kau punya nyali untuk tertawa?. Kau pikir ini lelucon”, bentaknya membating buku ke meja. Putri duyungkaget, secara spontan dia meninju polisi hingga melayang jauh beberapa meter menabrak tembok. Polisi yang lain menghampiri pria itu, dan memeriksa keadaannya.

Putri duyung berdiri dan dengan polosnya dia memungut pistol polisi yang terjatuh di lantai. Sontak saja para polisi khawatir dan mencoba menenangkan Shum Chung. Yang terjadi Putri duyung malah menodongkan pistol itu kearah mereka  dan membuat para polisi langsung tiarap ketakutan…hahaha.

Tapi tisu lebih menarik perhatian Putri duyung di banding pistol itu. Ia membuang pistol dan kembali duduk. Dengan riang, Putri duyung menariki tisu dari dalam kotaknya berulang-ulang sembari tertawa kegiarangan. Kali ini polisi diam saja meski ruangan mereka tampak seperti hujan tisu.

Rupanya, Joon Jae mempunyai janji kencan dengan Min Ji, pramugari cantik yang ia kenal di atas pesawat. Min Ji mempunyai prinsip, “Hubungan yang dijalin di pesawat berakhir juga di pesawat. Tidak ada pertemuan pribadi di daratan”.

Tapi pertemuan dengan Joon Jae membuat Min Ji melanggar prinsipnya sendiri. Joon Jae tertawa dan berlagak malu berkata kalau ia juga tertarik pada Min Ji. Min Ji tersenyum senang mendengar pengakuan Joon Jae.

Joon Jae mulai merayu Min Ji. Ia bertanya kenapa tangan Min Ji begitu mungil. Joon Jae menyentuh tangan Min Ji mencoba membandingkan tangannya dengan tangan gadis itu. Lalu tiba-tiba, Joon Jae melakukan aksi sulap dengan mengeluarkan kalung dari balik jemarinya.

Tentu saja hal itu membuat Min Ji terkesan dan merasa heran bagaimana cara Joon Jae melakukannya. Joon Jae lalu berdiri hendak memakaikan kalung itu ke leher Min Ji. Tapi sebelum itu terjadi, ponsel Joon Jae bergetar menerima pesan dari Nam Doo. Nam Doo telah memeriksa gelang giok itu dan dari sumber yang dapat di percaya, setidaknya gelang giok itu berusia 400 tahun. Kalau itu gelang asli maka harganya bisa mencapai 62 juta Won.
Joon Jae terbatuk saking terkejutnya mengetahui nilai dari gelang itu. Ia malah bengong dan tidak memperdulikan Min Ji yang masih menunggunya memasangkan kalung. Di sms itu juga Nam Doo bertanya siapa pemilik gelang itu?. Apa sekarang Joon Jae bersama dengan pemilik gelang?.

“Kalung ini sangat cantik, apa kau akan memberikannya padaku?”, tanya Min Ji menyadarkan Joon Jae.

“Tidak”, jawab Joon Jae.

Min Ji kaget, apa?. Joon Jae beralasan ia hanya ingin menunjukan kalung itu pada Min Ji, dan tanya pendapatnya mengenai kalung ini. Sebenarnya kalung ini untuk ibunya  yang menyukai emas putih. Buru-buru Joon Jae pamit pergi meninggalkan Min Ji yang kecewa dan tak percaya.

Joon Jae berada di depan kantor polisi ketika dia berbicara dengan Nam Doo di telepon. Nam Doo memberi tahu ada tulisan aksara cina pada gelang giok itu. Tertulis nama seseorang “Dam Ryung”. Joon Jae kaget dan merasa tak asing dengan nama itu.

Nam Doo menyebut Joon Jae beruntung karena bisa menemukan barang selangka itu. Memang benar perkataan orang tua bahwa barang siapa yang takdirnya sukses pada akhirnya tetap sukses walaupun banyak kegagalan yang dia sebabkan. Nam Doo menawarkan diri untuk menemui Joon Jae. Tapi Joon Jae tak menjawab dan melangkah masuk ke dalam kantor polisi.

Di dalam sel, Joon Jae melihat Putri duyung tidur beralaskan tisu sambil memeluk kotak tisu. Wah…Putri duyung benar-benar terobsesi pada  kotak tisu..hehehe. Joon Jae melihat kaki Putri duyung yang lecet dan tampak kasihan. Polisi yang di tonjok Putri duyung menghampiri Joon Jae bertanya untuk apa Joon Jae kesini. Ia merasa tidak memerlukan kesaksian Joon Jae.

Joon Jae minta polisi melepaskan Putri duyung karena tidak mencuri apapun. Polisi itu tersinggung, beraninya Joon Jae memerintahnya. Tak ingin berdebat lebih panjang, Joon Jae mengalisa polisi itu dengan ilmu sains otak yang ia kuasai.

Dari sorot mata, detak jantung, postur tubuh dan gaya bicara. Joon Jae menarik kesimpulan kalau emosi polisi itu cepat berubah dan keras kepala. Namun kewaspadaanya lemah dan mudah di hipnotis. Joon Jae juga melihat cincin di jari polisi, cincin yang dipakai tampak baru dan menandakan kalau polisi tersebut baru saja menikah.

“Dia bukan orang asing”, ucap Joon Jae mengeluarkan pematik lalu memutar-mutar seperti biasa yang ia lakukan untuk menghipnotis target.

“Lalu, apa yang dia lakukan disana?”, tanya polisi memperhatikan gerakan jari Joon Jae. Api pematik menyala, mata polisi terbelalak melotot dan masuk dalam hipnotis

“Dia sebenarnya adalah istriku”, jawab Joon Jae, “Kami baru saja menikah. Lihatlah dia menggunakan gaun pengantin”, dengan menggunakan pematik, Joon Jae menggiring arah pandang polisi kedalam sel.

Kebetulan saat itu Putri duyung sudah bangun dan berdiri menatap polisi dengan pandangan kosong. Namun dalam pengaruh hipnotis, polisi melihat Putri duyung berpose menggunakan baju pengantin lengkap dengan mahkota bunga di kepala dan karangan bunga di tangannya. Putri duyung tampak begitu cantik dan alami.

Joon Jae mendekati polisi dan menjentikan jarinya membuat imajinasi polisi semakin menjadi.  Dalam pandangannya suasana kantor polisi berubah menjadi pekarangan. Ia geleng-geleng melihat Putri duyung terkurung di balik pagar besi.

“Kami harusnya bulan madu sekarang, tapi tidak bisa. Karena dia terjebak di sini”, protes Joon Jae.

Dengan penuh penyesalan, polisi tersebut meminta maaf dan janji akan segera melepaskan Putri duyung. Segera polisi membuka gembok masih dalam pengaruh hipnotis, ia  melihat Joon Jae berjalan masuk menjemput Putri duyung. Putri duyung yang tampak agak genit langsung menggandeng tangan Joon Jae.

Sebagai tanda terima kasih, Joon Jae memberikan karangan bunga sebagai hadiah untuk polisi. Polisi merasa terharu dan mengucapkan terima kasih. Joon Jae dan Putri duyung saling pandang lalu pergi dari sana. Orang-orang di belakang mereka bertepuk tangan memberi selamat. 

Tapi pada kenyataannya, orang-orang yang bertepuk tangan itu adalah narapidana yang juga minta di bebaskan. Polisi yang masih terhipnotis tersenyum melepas kepergian Joon Jae dan Putri duyung.

Diluar kantor polisi, Joon Jae meminta maaf atas sikap kasarnya tadi pagi. Ia mengulurkan tangan mengajak Putri duyung berjabat tangan. Putri duyung tidak membalas uluran tangan Joon Jae, dan terlihat heran menatap tangan Joon Jae. Setengah canggung, Joon Jae mengerti  jika Putri duyungbelum mau memaafkannya. Tidak apa lebih baik mereka saling mengenal lebih dulu.

To the point, Joon Jae menanyakan gelang Putri duyung dan hendak menyetuhnya. Spontan Putri duyung langsung memasang kuda-kuda siap berkelahi. Kapok di pukul Putri duyung, Joon Jae mengatakan kalau gelang itu cantik. “Yeopo”. Mendengar kata cantik, Putri duyung menurunkan tangannya tidak jadi memukul Joon Jae dan sempat mengucapkan kata cantik secara lirih.

Sebagai permintaan maaf Joon Jae mengajak Putri duyungpergi membeli hadiah. Ia hendak mengandeng tangan Putri duyung namun ragu dan juga takut jika Putri duyung memukul jika ia menyentuh gadis itu. Joon Jae akhirnya hanya menarik baju Putri duyung member isyarat agar wanita itu mengikutinya.

Putri duyung memang mengikuti kemana Joon Jae pergi. Joon Jae berhenti di zebra cross saat lampu merah. Putri duyung yang tidak mengerti terus berjalan, beruntung Joon Jae lebih dulu menghentikan dengan menarik hooddie baju Putri duyung. Jika terlambat sedikit saja, Putri duyung bisa tertabrak mobil yang saat itu lewat.

Joon Jae memberitahu sekarang ini lampu merah, dan harus berhenti. Putri duyungmemperhatikan gambar “stop” di lampu merah. Gambar orang yang merentangkan tangan dan kakinya. Dengan wajah serius Putri duyung langsung berpose sama dengan merentangkan kedua tangan dan kakinya. Hahaha….

Joon Jae tertawa dan bertanya-tanya sebenarnya siapa wanita yang ada di depannya ini. Lampu berubah hijau. Joon Jae menyebrang, tapi Putri duyung tak bergeming dan tetap berpose sama. Joon Jae harus menarik bajunya agar Putri duyung ikut menyebrang.

 Mereka masuk ke mall. Joon Jae naik eskalator. Putri duyung mengikutinya tapi ia langsung mundur ketakutan ketika melihat tangga yang ia injak bergerak naik. Mengetahui Putri duyungmengalami kesulitan, Joon Jae berbalik menghampiri putri duyung itu. Dan tanpa berkata-kata, Joon Jae langsung menggendong Putri duyung untuk naik ke eskalator.

Orang-orang yang melihat mereka bertepuk tangan dan bersorak, mengira mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Saat menggendong Putri duyung, Joon Jae secara jelas melihat luka-luka di kaki wanita itu. Berpikir kaki Putri duyung terluka karena tidak memakai sepatu.

Sampai di toko sepatu barulah Joon Jae menurunkan Putri duyung di sofa. Ia menyuruh Putri duyung untuk menunggu sementara ia mencari sepatu yang dirasa cocok untuk wanita itu. Putri duyung memperhatikan Joon Jae saat memilih beberapa sepatu. 

Joon Jae menghampiri Putri duyung dengan membawa 2 sepatu. High heels hitam dan sepatu flat berwarna hijau. Joon Jae meletakan sepatu itu di lantai dan menyuruh Putri duyung untuk mencobanya. Putri duyung bengong dan menatap Joon Jae. Joon Jae mengulangi ucapannya, “Pakialah”.

Bukannya memakai di kaki, Putri duyung malah memasukan tangannya ke dalam sepatu flat hijau itu dan meletakannya di dada. Lalu tertawa dan menaruh sepatu itu di telinga. Dikiranya apa itu sepatu???.

Joon Jae mengambil sepatu itu, dengan lembut ia memakaikan sepatu ke kaki Putri duyung. Putri duyung menatap Joon Jae heran, tapi sepertinya ia mulai bisa merasakan kebaikan hati Joon Jae.

Joon Jae berkata mulai sekarang Putri duyung harus memakai sepatu, jangan pergi kemana-mana tanpa menggunakan alas kaki. Kaki wanita tidak boleh lecet begini. Putri duyung menatap Joon Jae dan kakinya bergantian.

Selanjutnya Joon Jae membawa Putri duyung ke toko pakaian. Ia duduk melihat majalah sembari menunggu Putri duyung keluar dari kamar ganti. Namun apa yang terjadi, Putri duyung malah keluar dengan posisi pakaian menutupi kepalanya. Hahaha… pegawai toko saja sampai tak bisa menahan tawanya.

Kalau sudah begitu, mau tak mau Joon Jae harus turun tangan. Ia menarik Putri duyung masuk kembali keruang ganti lalu menutup pintu. Bertepatan dengan itu ponsel Joon Jae bordering. Telepon dari Nam Doo. Joon Jae memilih keluar dari toko, takut jika Putri duyungmendengar pembicaraan mereka. 

Putri duyung telah berganti pakaian. (Hm...siapa yang mengajari???). Ia tampak takjub memandangi dirinya di depan cermin yang tentu saja tampak berbeda dari sebelumnya. Kemudian, dia beberapa kali  berpose di depan cermin. 
 
Tuing....

Tuing...

Tuing... semua posenya lucu…

Puas berpose, Putri duyung keluar dari kamar ganti. Ia melihat para pegawai toko sibuk melayani pembeli. Namun, kemanapun Putri duyung memandan, ia tidak melihat sosok Joon Jae. Putri duyung berjalan keluar dari toko. Ia berhenti saat melihat 2 badut yang sedang berakrobat di depan anak-anak. Putri duyung terpesona dan tanpa sadar mengikuti mereka.

Joon Jae kembali ke toko pakaian dan bertanya pada pegawai dimana Putri duyung. Pegawai toko mengira Putri duyung masih berada di dalam kamar ganti. Joon Jae kesana untuk memeriksa dan terkejut ketika melihat ruang ganti sudah kosong. Joon Jae panic dan mencari kesana kemari. Setengah frutasi ia berguman kemana uang “6 milyar-Nya” pergi.

Joon Jae lalu melihat petunjuk ruang anak hilang. Ia mencoba memeriksa kesana dan baru bisa tersenyum lega setelah melihat Putri duyung duduk disana, sedang asyik menikmati lollipop yang sangat besar.

Joon Jae menghampiri Putri duyung dan berlagak memarahinya, "Kenapa kau orang dewasa ada di sini?. Hei, aku sudah menyuruhmu menunggu. Apa kau tidak tahu apa arti kata menunggu?. Jika kau pergi tanpa sepatah kata pun, aku akan benar-benar terkejut"

Putri duyung diam. Joon Jae menyentuh pundak Putri duyung dan bertanya, “Kau baik-baik saja?. Tidak ada yang luka, 'kan?”. Tampaknya Joon Jae benar-benar mengkhawatirkan Putri duyung. Kemudian, dia melirik gelang giok yang masih melingkar di tangan Putri duyung. Joon Jae lega, “Ya, kau tidak terluka sedikitpun.”. (maksudnya gelang giok gitu… Joon Jae jahat… L)

Putri duyung menatap Joon Jae dan tersenyum untuk pertama kalinya. Joon Jae terpana, “Apa ini?. Kau tahu bagaimana cara tersenyum?”.

Senyum Putri duyung semakin mengambang lebar dan terlihat cantilk. Untuk sesaat, Joon Jae menatap Putri duyung dengan pandangan lembut. Joon Jae lalu mengajak Putri duyung makan, ia tahu pastilah putri duyung itu suka makan.

Joon Jae dibuat keheranan melihat cara makan Putri duyung yang ajaib..hahaha. Putri duyung itu makan terburu-buru dengan memasukan semua makanan ke dalam mulutnya. Persis seperti tidak pernah makan selama satu tahun. Tak hanya Joon Jae, orang-orang yang berada di sana juga heran melihat cara makan Putri duyung. Joon Jae bahkan harus menutup wajah ketika waitress menuangkan air minum.

Joon Jae pindah tempat duduk di samping Putri duyung. Ia menyibak rambut Putri duyungyang menutupi wajah, “Apa kau dari hutan?. Apa kau seorang gadis manusia serigala?. Kenapa kau rakus sekali?”.

Joon Jae membersihkan sisa makanan yang belepotan di bibir Putri duyung. Kemudian mengajari Putri duyung bagaimana cara makan spaghetti dengan benar, yaitu dengan menggunakan garfu bukan tangan.

Joon Jae memegang garfu yang telah berisi spaghetti dan hendak menyuapi Putri duyung. Dengan malu-malu, Putri duyung memakan spaghetti yang disuapkan Joon Jae.

Joon Jae lalu menyuruh Putri duyung untuk mencoba untuk mempratekan apa yang baru saja ia ajarkan. Putri duyung mencoba menyedok spaghetti dengan garfu dan memasukan ke dalam mulutnya. Joon Jae tersenyum seraya mengacungkan jempol, “Ya, begitu. Bagus”.

Putri duyung terlihat senang, dan menoleh kearah Joon Jae tiap kali ia berhasil menyedok spaghetti kedalam mulutnya.

Entah berapa banyak makanan yang Putri duyung makan, liat saja tumpukan piring di meja.  Kali ini Putri duyung makan kue coklat di kedua tangannya. Joon Jae termenung melihat Putri duyung yang makan dengan lahap, “Sepertinya kita sudah mulai dekat sekarang, 'kan?”, ucapnya kemudian.

Joon Jae mulai menjalankan rencananya. Ia menyentuh bagian belakang kepala Putri duyung, beralasan ada sesuatu yang tersangkut di sana. Sementara tangan kanannya menyalakan pematik di depan wajah Putri duyung. Putri duyung terkejut melihat api yang tiba-tiba menyala di depan wajahnya.

“Apa ini pertama kalinya kau lihat api? Kenapa kau kaget begitu?”, komentar Joon Jae

Joon Jae mengeluarkan seutas tali dari balik rambut Putri duyung. Lalu membakarnya dengan api pematik  yang kemudian berubah menjadi sebuah kalung, lengkap dengan liontin. Kalung sama yang hendak ia berikan pada pramugari.

“Kau suka?”, tanya Joon Jae lalu memakaikan kalung itu ke leher Putri duyung.

Putri duyung yang kebingungan hanya diam saja. Joon Jae memuji kalung itu terlihat cantik di leher Putri duyung. Putri duyungmenatap Joon Jae dengan bingung. Joon Jae tersenyum dan menyuruh Putri duyung melanjutkan makan.

Putri duyung tersenyum dan kembali berkosentrasi pada makanan di kedua tangannya. Senyum Joon Jae memudar dan ekspresi wajahnya berubah. Ia terlihat tidak enak hati. Tangannya yang bersembunyi di bawah meja, menggenggam gelang giok milik Putri duyung. Kapan Joon Jae mengambilnya???

Joon Jae menggandeng  tangan Putri duyung membawanya kembali ke mall. (Putri duyungbelum sadar gelangnya lenyap. Joon Jae mendudukan putri duyung itu di sofa dekat lift. Joon Jae sedikit mengacak rambutnya dan bilang akan pergi ke suatu tempat, untuk itu ia meyuruh Putri duyung untuk menunggu disini. 
Joon Jae berdiri menunggu lift . Selama itu pula Putri duyungterus memandangnya. Joon Jae balas menatap Putri duyung dengan perasaan tidak enak. Lift datang, Joon Jae masuk ke dalam dan pergi meninggalkan Putri duyung.

Huwa…jangan bilang Joon Jae berencana meninggalkan Putri duyung begitu saja setelah mendapatkan apa yang dia inginkan….  :(

Putri duyung duduk diam memandangi sepatu pemberian Joon Jae. Ah… kasian Putri duyung.

Joon Jae kembali ke hotel untuk mengemasi barang-barangnya. Nam Doo menelpon menanyakan gelang giok. Ia mengajak ketemuan , haruskah ia pergi ketempat Joon Jae, atau Joon Jae yang datang menemuinya. Tapi Joon Jae mempunyai rencana lain dan ingin pergi ke suatu tempat. Nam Doo mendesak, hendak kemana apa Joon Jae hingga meninggalkan barang berharga begitu saja. (Yah...belum tahu dia kalau Joon Jae sudah mendapatkan gelang itu)

“Ke ujung dunia”, jawab Joon Jae menatap foto mercusuar Hercules di map. Menara itu terletak di barat laut Spanyol.

Nam Doo memarahi Joon Jae dan berusaha membujuk. Joon Jae memasukan map ke dalam koper. Ia tidak memperdulikan omelan Nam Doo dan meminta rekannya itu untuk menunggu selama seminggu dan mengakhiri pembicaraan.

Joon Jae menutup kopernya  bersiap pergi. Sebelum benar-benar pergi, ia sempat menoleh melihat cerry di lantai.  Joon Jae tampak tak peduli dan melangkah pergi.

Putri duyung dengan setia menunggu Joon Jae. Ia menoleh setiap kali ada orang yang keluar dari lift, berharap Joon Jae datang menjemput. Mendekati jam tutup, seorang pegawai mendekati Putri duyung memberi tahu mall akan segera tutup. Putri duyung bangkit meninggalkan tempat itu.

Hujan turun lebat. Joon Jae menyetir sendirian. Ketika berhenti di lampu merah, ia teringat Putri duyung yang berpose tanpa rasa malu. Joon Jae termenung dan tampak berpikir.

Rupanya pergi ke ruang anak hilang, menunggu Joon Jae datang. Pintu terbuka, Putri duyunglangsung berdiri mengira Joon Jae datang. Tapi orang itu bukan Joon Jae melainkan petugas kebersihan.

2 pegawai menarik Putri duyung keluar dari Mal.  Mal sudah tutup jam kerja mereka sudah habis. Kedua pegawai itu mengomel karena Putri duyung membuat mereka pulang lebih malam. Melihat Putri duyung diam saja, pegawai bertanya apa Putri duyung mengerti bahasa inggris. Putri duyung malah menatap keduanya dengan tatapan binggung.

Kedua pegawai itu menganggap Putri duyung gila karena tidak merespon, lalu meninggalkan Putri duyung di emperan mal. Putri duyung terlihat sedih ketika berbalik dan meringkuk berjongkok di depan mal. Dan ternyata, tak jauh dari sana Joon Jae melihat itu semua.

Joon Jae berjalan mendekat menghampiri Putri duyung dan memayunginya. Putri duyung mengangkat wajahnya dan tersenyum melihat Joon Jae.

Putri duyung mengulurkan tangan kepada Joon Jae. Joon Jae menyambut uluran tangan Putri duyung, mengenggam tangan putri duyung itu. Sama seperti 400 tahun lalu.

Epilog :

Di ruang anak hilang, Putri duyung memperhatikan gadis kecil yang sedang asyik makan permen lollipop. Mungkin warna mencolok lollipop membuat Putri duyung tertarik. Gadis kecil itu bergeser menghindari Putri duyung, tapi Putri duyung terus mendesaknya hingga ke ujung bangku.

“Yeopo (cantik)’, ucap Putri duyung tak lepas memandang permen lollipop.

Putri duyung langsung merampas permen itu dan menjilatinya. Gadis kecil itu protes, mengatakan kalau permen itu miliknya dan minta di kembalikan.

“Kidaryo (tunggu)”, jawab Putri duyung cuek tidak memperdulikan gadis kecil itu yang mulai menangis.

Narasi Putri duyung : Tunggu adalah sebuah kata yang berarti suatu hal yang baik akan terjadi. Suatu kata yang bahkan ketika aku pergi ke suatu tempat jauh hanya untuk sesaat, temanku akan menemukanku. Suatu kata yang bahkan ketika ada hal yang menakutkan seperti ikan hiu kau tidak perlu takut atau mencari pertolongan.

Ibu gadis kecil itu datang dan membawa anaknya pergi.

Joon Jae datang dan mengomeli Putri duyung karena pergi tiba-tiba. Putri duyung mengamati wajah Joon Jae yang benar-benar mengkhawatirkannya. Sepertinya Putri duyung bisa melihat ketulusan hati Joon Jae. Terlebih saat Joon Jae menanyakan apakah Putri duyung baik – baik saja?.

Suatu kata yang bermakna temanku berharap aku tidak terluka. Suatu kata yang menghangatkan hati. Suatu kata yang bermakna hal yang baik akan terjadi”.

END

Makin kagum dengan Jun Ji Hyun, onnie satu ini benar-benar total dalam beraking. Episode satu sukses membuat saya tertawa melihat kepolosan Putri duyung. Jun Ji Hyun tampak cantik dan tetap langsing meski telah melahirkan. Dan seperti biasa Min Ho oppa selalu terlihat tampan.

Saya penasaran, apakah Putri duyung adalah duyung yang sama yang dilepas Dam Ryung ke lautan. Karena Shim Shung seperti tidak mengenali Joon Jae yang merupakan reinkarnasi Dam Ryung. Sempat terbesit di pikiran saya, kalau Putri duyung menghapus ingatannya sendiri karena tidak ingin mengingat kisah sedih antara dirinya dan Dam Ryung. Sebenarnya, takdir seperti apa yang terjalin setelah Dam Ryung menyambut uluran tangan putri duyung?

Sebagai penonton kita bebas berspekulasi dan menebak jalan cerita. Tapi hanya penulis naskah dan pemain yang mengetahui dengan pasti bagaimana drama ini akan mengalir. Nikmati saja drama ini, dan tidak perlu pusing memikirkan ending dari kisah cinta beda dunia. Bisa melihat oppa comeback ke layar kaca sudah membuat saya bersyukur. Dan kabar baiknya, episode pertama Legend Of The Blue Sea meraih rating 16%. Wah keren….

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)