Putri duyung menjadi penasaran dan terlihat
senang. Ia terus menoleh dan berpindah tempat duduk dari sisi kanan ke sisi
kiri. Mobil mengerem mendadak, Putri duyung terhempas ke depan dan mengeluarkan
suara “ngik…ngik….”, seperti suara lumba-lumba.
Beberapa menit kemudian, Putri duyung sudah berada di kantor polisi. Ketika hendak masuk, ia tampak
kebingungan dan takut melihat pintu otomatis yang bisa membuka dan menutup
sendiri. Putri duyung maju dan mundur yang membuat pintu itu terus membuka dan
menutup. Polisi yang melihatnya langsung mendorong Putri duyung masuk ke dalam
begitu pintu terbuka.
Perhatian Putri duyunglalu beralih
pada aquarium yang ada di sana. Ia melihat ikan-ikan yang berenang di dalamnya
dan mengeram seperti hewan yang hendak memakan mangsanya. Sontak saja ikan-ikan
langsung ketakutan mendengar suara Putri duyung
Sembari bicara Joon Jae mengambil sebuah
kalung dari dalam tas dan menyimpannya di saku jas. Nam Doo tanya bagaimana
dengan pemilik gelang giok itu. Joon Jae menjawab sembari tersenyum, berkata
kalau pemilik gelang itu terlihat aneh dan tidak normal.
Ia menyuruh Putri duyung untuk
fokus, saking kesalnya ia sampai memukul meja. Polisi tanya kenapa Putri duyung
menerobos masuk ke ruangan Joon Jae? Apa yang sebenarnya dia cari disana?. Ia
juga menuduh Putri duyung sudah masuk ke hotel lain untuk mencuri.
Polisi lain yang juga duduk bersama Putri duyung mengambil tisu yang ada di atas meja. Putri duyung memperhatikannya dan merasa penasaran. Dengan ragu-ragu ia mencoba menarik selembar tisu dari dalam kotaknya lalu membuangnya.
Dan ternyata hal itu membuat Putri duyungmerasa senang. Sembari tertawa, ia menarik tisu lagi dan lagi dengan gerakan lebih cepat dari sebelumnya.
Polisi marah, “Kenapa kau
tertawa?. Kau tidak mau menjawab pertanyaanku, tapi kau punya nyali untuk tertawa?.
Kau pikir ini lelucon”, bentaknya membating buku ke meja. Putri duyungkaget, secara spontan
dia meninju polisi hingga melayang jauh beberapa meter menabrak tembok. Polisi
yang lain menghampiri pria itu, dan memeriksa keadaannya.
Putri duyung berdiri dan dengan polosnya dia memungut pistol polisi yang terjatuh di lantai. Sontak saja para
polisi khawatir dan mencoba menenangkan Shum Chung. Yang terjadi Putri duyung malah
menodongkan pistol itu kearah mereka dan
membuat para polisi langsung tiarap ketakutan…hahaha.
Tapi tisu lebih menarik perhatian Putri duyung di banding pistol itu. Ia membuang pistol dan kembali duduk. Dengan riang, Putri duyung menariki tisu dari dalam kotaknya berulang-ulang sembari tertawa kegiarangan. Kali ini polisi diam saja meski ruangan mereka tampak seperti hujan tisu.
Rupanya, Joon Jae mempunyai janji
kencan dengan Min Ji, pramugari cantik yang ia kenal di atas pesawat. Min Ji
mempunyai prinsip, “Hubungan yang dijalin di pesawat berakhir juga di pesawat.
Tidak ada pertemuan pribadi di daratan”.
Tapi pertemuan dengan Joon Jae membuat Min Ji melanggar prinsipnya sendiri. Joon Jae tertawa dan berlagak malu berkata kalau ia juga tertarik pada Min Ji. Min Ji tersenyum senang mendengar pengakuan Joon Jae.
Tapi pertemuan dengan Joon Jae membuat Min Ji melanggar prinsipnya sendiri. Joon Jae tertawa dan berlagak malu berkata kalau ia juga tertarik pada Min Ji. Min Ji tersenyum senang mendengar pengakuan Joon Jae.
Joon Jae mulai merayu Min Ji. Ia bertanya kenapa tangan Min Ji begitu mungil. Joon Jae menyentuh
tangan Min Ji mencoba membandingkan tangannya dengan tangan gadis itu. Lalu tiba-tiba,
Joon Jae melakukan aksi sulap dengan mengeluarkan kalung dari balik jemarinya.
Tentu saja hal itu membuat Min Ji
terkesan dan merasa heran bagaimana cara Joon Jae melakukannya. Joon Jae lalu
berdiri hendak memakaikan kalung itu ke leher Min Ji. Tapi sebelum itu
terjadi, ponsel Joon Jae bergetar menerima pesan dari Nam Doo. Nam Doo telah
memeriksa gelang giok itu dan dari sumber yang dapat di percaya, setidaknya
gelang giok itu berusia 400 tahun. Kalau itu gelang asli maka harganya bisa
mencapai 62 juta Won.
Joon Jae terbatuk saking
terkejutnya mengetahui nilai dari gelang itu. Ia malah bengong dan tidak
memperdulikan Min Ji yang masih menunggunya memasangkan kalung. Di sms itu juga
Nam Doo bertanya siapa pemilik gelang itu?. Apa sekarang Joon Jae bersama
dengan pemilik gelang?.
“Kalung ini sangat cantik, apa
kau akan memberikannya padaku?”, tanya Min Ji menyadarkan Joon Jae.
“Tidak”, jawab Joon Jae.
Min Ji kaget, apa?. Joon Jae
beralasan ia hanya ingin menunjukan kalung itu pada Min Ji, dan tanya
pendapatnya mengenai kalung ini. Sebenarnya kalung ini untuk ibunya yang menyukai emas putih. Buru-buru Joon Jae
pamit pergi meninggalkan Min Ji yang kecewa dan tak percaya.
Joon Jae berada di depan kantor polisi ketika dia berbicara dengan Nam Doo di telepon. Nam Doo memberi tahu ada tulisan aksara cina pada gelang giok itu. Tertulis nama seseorang “Dam Ryung”. Joon Jae kaget dan merasa tak asing dengan nama itu.
Nam Doo menyebut Joon Jae
beruntung karena bisa menemukan barang selangka itu. Memang benar perkataan
orang tua bahwa barang siapa yang takdirnya sukses pada akhirnya tetap
sukses walaupun banyak kegagalan yang dia sebabkan. Nam Doo menawarkan diri
untuk menemui Joon Jae. Tapi Joon Jae tak menjawab dan melangkah masuk ke dalam
kantor polisi.
Di dalam sel, Joon Jae melihat Putri duyung tidur beralaskan tisu sambil memeluk kotak tisu. Wah…Putri duyung
benar-benar terobsesi pada kotak
tisu..hehehe. Joon Jae melihat kaki Putri duyung yang lecet dan tampak kasihan.
Polisi yang di tonjok Putri duyung menghampiri Joon Jae bertanya untuk apa Joon
Jae kesini. Ia merasa tidak memerlukan kesaksian Joon Jae.
Joon Jae minta polisi melepaskan Putri duyung karena tidak mencuri apapun. Polisi itu tersinggung, beraninya Joon Jae memerintahnya. Tak ingin berdebat lebih panjang, Joon Jae mengalisa polisi itu dengan ilmu sains otak yang ia kuasai.
Dari sorot mata, detak jantung,
postur tubuh dan gaya bicara. Joon Jae menarik kesimpulan kalau emosi polisi
itu cepat berubah dan keras kepala. Namun kewaspadaanya lemah dan mudah di
hipnotis. Joon Jae juga melihat cincin di jari polisi, cincin yang dipakai
tampak baru dan menandakan kalau polisi tersebut baru saja menikah.
“Dia bukan orang asing”, ucap
Joon Jae mengeluarkan pematik lalu memutar-mutar seperti biasa yang ia lakukan
untuk menghipnotis target.
“Lalu, apa yang dia lakukan
disana?”, tanya polisi memperhatikan gerakan jari Joon Jae. Api pematik
menyala, mata polisi terbelalak melotot dan masuk dalam hipnotis
“Dia sebenarnya adalah istriku”,
jawab Joon Jae, “Kami baru saja menikah. Lihatlah dia menggunakan gaun
pengantin”, dengan menggunakan pematik, Joon Jae menggiring arah pandang polisi
kedalam sel.
Kebetulan saat itu Putri duyung
sudah bangun dan berdiri menatap polisi dengan pandangan kosong. Namun dalam
pengaruh hipnotis, polisi melihat Putri duyung berpose menggunakan baju pengantin
lengkap dengan mahkota bunga di kepala dan karangan bunga di tangannya. Putri duyung tampak begitu cantik dan alami.
Joon Jae mendekati polisi dan
menjentikan jarinya membuat imajinasi polisi semakin menjadi. Dalam pandangannya suasana kantor polisi
berubah menjadi pekarangan. Ia geleng-geleng melihat Putri duyung terkurung di
balik pagar besi.
“Kami harusnya bulan madu
sekarang, tapi tidak bisa. Karena dia terjebak di sini”, protes Joon Jae.
Dengan penuh penyesalan, polisi
tersebut meminta maaf dan janji akan segera melepaskan Putri duyung. Segera
polisi membuka gembok masih dalam pengaruh hipnotis, ia melihat Joon Jae berjalan masuk menjemput Putri duyung. Putri duyung yang tampak agak genit langsung menggandeng tangan Joon
Jae.
Sebagai tanda terima kasih, Joon Jae memberikan karangan bunga sebagai hadiah untuk polisi. Polisi merasa terharu dan mengucapkan terima kasih. Joon Jae dan Putri duyung saling pandang lalu pergi dari sana. Orang-orang di belakang mereka bertepuk tangan memberi selamat.
Sebagai tanda terima kasih, Joon Jae memberikan karangan bunga sebagai hadiah untuk polisi. Polisi merasa terharu dan mengucapkan terima kasih. Joon Jae dan Putri duyung saling pandang lalu pergi dari sana. Orang-orang di belakang mereka bertepuk tangan memberi selamat.
Tapi pada kenyataannya, orang-orang yang bertepuk tangan itu adalah narapidana yang juga minta di bebaskan. Polisi yang masih terhipnotis tersenyum melepas kepergian Joon Jae dan Putri duyung.
Diluar kantor polisi, Joon Jae meminta maaf atas sikap kasarnya tadi pagi. Ia mengulurkan tangan mengajak Putri duyung berjabat tangan. Putri duyung tidak membalas uluran tangan Joon Jae, dan terlihat heran menatap tangan Joon Jae. Setengah canggung, Joon Jae mengerti jika Putri duyungbelum mau memaafkannya. Tidak apa lebih baik mereka saling mengenal lebih dulu.
To the point, Joon Jae menanyakan
gelang Putri duyung dan hendak menyetuhnya. Spontan Putri duyung langsung memasang
kuda-kuda siap berkelahi. Kapok di pukul Putri duyung, Joon Jae mengatakan kalau
gelang itu cantik. “Yeopo”. Mendengar kata cantik, Putri duyung menurunkan
tangannya tidak jadi memukul Joon Jae dan sempat mengucapkan kata cantik secara
lirih.
Sebagai permintaan maaf Joon Jae
mengajak Putri duyungpergi membeli hadiah. Ia hendak mengandeng tangan Putri duyung namun ragu dan juga takut jika Putri duyung memukul jika ia menyentuh
gadis itu. Joon Jae akhirnya hanya menarik baju Putri duyung member isyarat agar
wanita itu mengikutinya.
Putri duyung memang mengikuti
kemana Joon Jae pergi. Joon Jae berhenti di zebra cross saat lampu merah. Putri duyung yang tidak mengerti terus berjalan, beruntung Joon Jae lebih dulu
menghentikan dengan menarik hooddie baju Putri duyung. Jika terlambat sedikit
saja, Putri duyung bisa tertabrak mobil yang saat itu lewat.
Joon Jae memberitahu sekarang ini
lampu merah, dan harus berhenti. Putri duyungmemperhatikan gambar “stop”
di lampu merah. Gambar orang yang merentangkan tangan dan kakinya. Dengan wajah
serius Putri duyung langsung berpose sama dengan merentangkan kedua tangan dan
kakinya. Hahaha….
Joon Jae tertawa dan bertanya-tanya sebenarnya siapa wanita yang ada di depannya ini. Lampu berubah hijau. Joon Jae menyebrang, tapi Putri duyung tak bergeming dan tetap berpose sama. Joon Jae harus menarik bajunya agar Putri duyung ikut menyebrang.
Mereka masuk ke mall. Joon Jae naik eskalator. Putri duyung mengikutinya tapi ia langsung mundur ketakutan ketika melihat tangga yang ia injak bergerak naik. Mengetahui Putri duyungmengalami kesulitan, Joon Jae berbalik menghampiri putri duyung itu. Dan tanpa berkata-kata, Joon Jae langsung menggendong Putri duyung untuk naik ke eskalator.
Orang-orang yang melihat mereka bertepuk tangan dan bersorak, mengira mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Saat menggendong Putri duyung, Joon Jae secara jelas melihat luka-luka di kaki wanita itu. Berpikir kaki Putri duyung terluka karena tidak memakai sepatu.
Sampai di toko sepatu barulah
Joon Jae menurunkan Putri duyung di sofa. Ia menyuruh Putri duyung untuk menunggu
sementara ia mencari sepatu yang dirasa cocok untuk wanita itu. Putri duyung
memperhatikan Joon Jae saat memilih beberapa sepatu.
Joon Jae menghampiri Putri duyung
dengan membawa 2 sepatu. High heels hitam dan sepatu flat berwarna hijau. Joon
Jae meletakan sepatu itu di lantai dan menyuruh Putri duyung untuk mencobanya. Putri duyung bengong dan menatap Joon Jae. Joon Jae mengulangi ucapannya,
“Pakialah”.
Bukannya memakai di kaki, Putri duyung malah memasukan tangannya ke dalam sepatu flat hijau itu dan meletakannya di
dada. Lalu tertawa dan menaruh sepatu itu di telinga. Dikiranya apa itu
sepatu???.
Joon Jae mengambil sepatu itu,
dengan lembut ia memakaikan sepatu ke kaki Putri duyung. Putri duyung menatap Joon
Jae heran, tapi sepertinya ia mulai bisa merasakan kebaikan hati Joon Jae.
Joon Jae berkata mulai sekarang Putri duyung harus memakai sepatu, jangan pergi kemana-mana tanpa menggunakan alas kaki. Kaki wanita tidak boleh lecet begini. Putri duyung menatap Joon Jae dan kakinya bergantian.
Joon Jae berkata mulai sekarang Putri duyung harus memakai sepatu, jangan pergi kemana-mana tanpa menggunakan alas kaki. Kaki wanita tidak boleh lecet begini. Putri duyung menatap Joon Jae dan kakinya bergantian.
Selanjutnya Joon Jae membawa Putri duyung ke toko pakaian. Ia duduk melihat majalah sembari menunggu Putri duyung
keluar dari kamar ganti. Namun apa yang terjadi, Putri duyung malah keluar dengan
posisi pakaian menutupi kepalanya. Hahaha… pegawai toko saja sampai tak bisa
menahan tawanya.
Kalau sudah begitu, mau tak mau Joon Jae harus turun tangan. Ia menarik Putri duyung masuk kembali keruang ganti lalu menutup pintu. Bertepatan dengan itu ponsel Joon Jae bordering. Telepon dari Nam Doo. Joon Jae memilih keluar dari toko, takut jika Putri duyungmendengar pembicaraan mereka.
Putri duyung telah berganti pakaian. (Hm...siapa yang mengajari???). Ia tampak takjub memandangi dirinya di depan cermin yang tentu saja tampak berbeda dari sebelumnya. Kemudian, dia beberapa kali berpose di depan cermin.
Puas berpose, Putri duyung keluar
dari kamar ganti. Ia melihat para pegawai toko sibuk melayani pembeli. Namun,
kemanapun Putri duyung memandan, ia tidak melihat sosok Joon Jae. Putri duyung
berjalan keluar dari toko. Ia berhenti saat melihat 2 badut yang sedang
berakrobat di depan anak-anak. Putri duyung terpesona dan tanpa sadar mengikuti
mereka.
Joon Jae kembali ke toko pakaian dan bertanya pada pegawai dimana Putri duyung. Pegawai toko mengira Putri duyung masih berada di dalam kamar ganti. Joon Jae kesana untuk memeriksa dan terkejut ketika melihat ruang ganti sudah kosong. Joon Jae panic dan mencari kesana kemari. Setengah frutasi ia berguman kemana uang “6 milyar-Nya” pergi.
Joon Jae
lalu melihat petunjuk ruang anak hilang. Ia mencoba memeriksa kesana dan baru
bisa tersenyum lega setelah melihat Putri duyung duduk disana, sedang asyik menikmati
lollipop yang sangat besar.
Joon Jae menghampiri Putri duyung
dan berlagak memarahinya, "Kenapa kau orang dewasa ada di sini?. Hei, aku sudah menyuruhmu menunggu. Apa kau tidak tahu apa arti
kata menunggu?. Jika kau pergi tanpa sepatah kata pun, aku akan benar-benar
terkejut"
Putri duyung diam. Joon Jae
menyentuh pundak Putri duyung dan bertanya, “Kau baik-baik saja?. Tidak ada yang
luka, 'kan?”. Tampaknya Joon Jae benar-benar mengkhawatirkan Putri duyung.
Kemudian, dia melirik gelang giok yang masih melingkar di tangan Putri duyung.
Joon Jae lega, “Ya, kau tidak terluka sedikitpun.”. (maksudnya gelang giok
gitu… Joon Jae jahat… L)
Putri duyung menatap Joon Jae dan
tersenyum untuk pertama kalinya. Joon Jae terpana, “Apa ini?. Kau tahu
bagaimana cara tersenyum?”.
Senyum Putri duyung semakin
mengambang lebar dan terlihat cantilk. Untuk sesaat, Joon Jae menatap Putri duyung
dengan pandangan lembut. Joon Jae lalu mengajak Putri duyung makan, ia tahu
pastilah putri duyung itu suka makan.
Joon Jae dibuat keheranan melihat
cara makan Putri duyung yang ajaib..hahaha. Putri duyung itu makan terburu-buru dengan memasukan semua makanan ke dalam mulutnya. Persis seperti tidak pernah makan selama
satu tahun. Tak hanya
Joon Jae, orang-orang yang berada di sana juga heran melihat cara makan Putri duyung. Joon Jae bahkan harus menutup wajah ketika waitress menuangkan air
minum.
Joon Jae pindah tempat duduk di
samping Putri duyung. Ia menyibak rambut Putri duyungyang menutupi wajah, “Apa kau
dari hutan?. Apa kau seorang gadis manusia serigala?. Kenapa kau rakus
sekali?”.
Joon Jae membersihkan sisa makanan
yang belepotan di bibir Putri duyung. Kemudian mengajari Putri duyung bagaimana cara
makan spaghetti dengan benar, yaitu dengan menggunakan garfu bukan tangan.
Joon Jae memegang garfu yang telah berisi spaghetti dan hendak menyuapi Putri duyung. Dengan malu-malu, Putri duyung memakan spaghetti yang disuapkan Joon Jae.
Joon Jae memegang garfu yang telah berisi spaghetti dan hendak menyuapi Putri duyung. Dengan malu-malu, Putri duyung memakan spaghetti yang disuapkan Joon Jae.
Joon Jae lalu menyuruh Putri duyung
untuk mencoba untuk mempratekan apa yang baru saja ia ajarkan. Putri duyung
mencoba menyedok spaghetti dengan garfu dan memasukan ke dalam mulutnya. Joon
Jae tersenyum seraya mengacungkan jempol, “Ya, begitu. Bagus”.
Putri duyung terlihat senang, dan
menoleh kearah Joon Jae tiap kali ia berhasil menyedok spaghetti kedalam
mulutnya.
Entah berapa banyak makanan yang Putri duyung makan, liat saja tumpukan piring di meja. Kali ini Putri duyung makan kue coklat di kedua tangannya. Joon Jae termenung melihat Putri duyung yang makan dengan lahap, “Sepertinya kita sudah mulai dekat sekarang, 'kan?”, ucapnya kemudian.
Joon Jae mulai menjalankan rencananya. Ia menyentuh bagian belakang kepala Putri duyung, beralasan ada sesuatu yang tersangkut di sana. Sementara tangan kanannya menyalakan pematik di depan wajah Putri duyung. Putri duyung terkejut melihat api yang tiba-tiba menyala di depan wajahnya.
“Apa ini pertama kalinya kau
lihat api? Kenapa kau kaget begitu?”, komentar Joon Jae
Joon Jae mengeluarkan seutas tali dari balik rambut Putri duyung. Lalu membakarnya dengan api pematik yang kemudian berubah menjadi sebuah kalung, lengkap dengan liontin. Kalung sama yang hendak ia berikan pada pramugari.
Putri duyung yang kebingungan hanya
diam saja. Joon Jae memuji kalung itu terlihat cantik di leher Putri duyung. Putri duyungmenatap Joon Jae dengan bingung. Joon Jae tersenyum dan menyuruh Putri duyung melanjutkan makan.
Putri duyung tersenyum dan kembali
berkosentrasi pada makanan di kedua tangannya. Senyum Joon Jae memudar dan
ekspresi wajahnya berubah. Ia terlihat tidak enak hati. Tangannya yang bersembunyi di bawah meja, menggenggam
gelang giok milik Putri duyung. Kapan Joon Jae mengambilnya???
Joon Jae menggandeng tangan Putri duyung membawanya kembali ke mall. (Putri duyungbelum sadar gelangnya lenyap. Joon Jae mendudukan putri duyung itu di sofa dekat lift. Joon Jae sedikit mengacak rambutnya dan bilang akan pergi ke suatu tempat, untuk itu ia meyuruh Putri duyung untuk menunggu disini.
Joon Jae berdiri menunggu lift .
Selama itu pula Putri duyungterus memandangnya. Joon Jae balas menatap Putri duyung dengan perasaan tidak enak. Lift datang, Joon Jae masuk ke dalam dan
pergi meninggalkan Putri duyung.
Huwa…jangan bilang Joon Jae
berencana meninggalkan Putri duyung begitu saja setelah mendapatkan apa yang dia
inginkan…. :(
Putri duyung duduk diam memandangi
sepatu pemberian Joon Jae. Ah… kasian Putri duyung.
Joon Jae kembali ke hotel untuk
mengemasi barang-barangnya. Nam Doo menelpon menanyakan gelang giok. Ia
mengajak ketemuan , haruskah ia pergi ketempat Joon Jae, atau Joon Jae yang
datang menemuinya. Tapi Joon Jae mempunyai rencana lain dan ingin pergi ke
suatu tempat. Nam Doo mendesak, hendak kemana apa Joon Jae hingga meninggalkan barang berharga
begitu saja. (Yah...belum tahu dia kalau Joon Jae sudah mendapatkan gelang itu)
“Ke ujung dunia”, jawab Joon Jae
menatap foto mercusuar Hercules di map. Menara itu terletak di barat laut
Spanyol.
Nam Doo memarahi Joon Jae dan
berusaha membujuk. Joon Jae memasukan map ke dalam koper. Ia tidak
memperdulikan omelan Nam Doo dan meminta rekannya itu untuk menunggu selama
seminggu dan mengakhiri pembicaraan.
Joon Jae menutup kopernya bersiap pergi. Sebelum benar-benar pergi, ia
sempat menoleh melihat cerry di lantai. Joon
Jae tampak tak peduli dan melangkah pergi.
Hujan turun lebat. Joon Jae
menyetir sendirian. Ketika berhenti di lampu merah, ia teringat Putri duyung yang
berpose tanpa rasa malu. Joon Jae termenung dan tampak berpikir.
Rupanya pergi ke ruang anak
hilang, menunggu Joon Jae datang. Pintu terbuka, Putri duyunglangsung berdiri
mengira Joon Jae datang. Tapi orang itu bukan Joon Jae melainkan petugas
kebersihan.
Kedua pegawai itu menganggap Putri duyung gila karena tidak merespon, lalu meninggalkan Putri duyung di emperan mal. Putri duyung terlihat sedih ketika berbalik dan meringkuk berjongkok di depan mal. Dan ternyata, tak jauh dari sana Joon Jae melihat itu semua.
Joon Jae berjalan mendekat menghampiri Putri duyung dan
memayunginya. Putri duyung mengangkat wajahnya dan tersenyum melihat Joon Jae.
Putri duyung mengulurkan tangan kepada Joon Jae. Joon Jae menyambut uluran tangan Putri duyung, mengenggam tangan putri duyung itu. Sama seperti 400 tahun lalu.
Putri duyung mengulurkan tangan kepada Joon Jae. Joon Jae menyambut uluran tangan Putri duyung, mengenggam tangan putri duyung itu. Sama seperti 400 tahun lalu.
Epilog :
Di ruang anak hilang, Putri duyung
memperhatikan gadis kecil yang sedang asyik makan permen lollipop. Mungkin
warna mencolok lollipop membuat Putri duyung tertarik. Gadis kecil itu bergeser
menghindari Putri duyung, tapi Putri duyung terus mendesaknya hingga ke ujung
bangku.
“Yeopo (cantik)’, ucap Putri duyung
tak lepas memandang permen lollipop.
Putri duyung langsung merampas
permen itu dan menjilatinya. Gadis kecil itu protes, mengatakan kalau permen
itu miliknya dan minta di kembalikan.
“Kidaryo (tunggu)”, jawab Putri duyung cuek
tidak memperdulikan gadis kecil itu yang mulai menangis.
Narasi Putri duyung : Tunggu adalah sebuah kata yang berarti suatu
hal yang baik akan terjadi. Suatu kata yang bahkan ketika aku pergi ke suatu
tempat jauh hanya untuk sesaat, temanku akan menemukanku. Suatu kata yang
bahkan ketika ada hal yang menakutkan seperti ikan hiu kau tidak perlu takut
atau mencari pertolongan.
Ibu gadis kecil itu datang dan
membawa anaknya pergi.
Joon Jae datang dan mengomeli Putri duyung karena pergi tiba-tiba. Putri duyung mengamati wajah Joon Jae yang
benar-benar mengkhawatirkannya. Sepertinya Putri duyung bisa melihat ketulusan
hati Joon Jae. Terlebih saat Joon Jae menanyakan apakah Putri duyung baik – baik
saja?.
“Suatu kata yang bermakna temanku berharap aku tidak terluka. Suatu kata
yang menghangatkan hati. Suatu kata yang bermakna hal yang baik akan terjadi”.
END
Makin kagum dengan Jun Ji Hyun,
onnie satu ini benar-benar total dalam beraking. Episode satu sukses membuat
saya tertawa melihat kepolosan Putri duyung. Jun Ji Hyun tampak cantik dan tetap
langsing meski telah melahirkan. Dan seperti biasa Min Ho oppa selalu terlihat
tampan.
Saya penasaran, apakah Putri duyung
adalah duyung yang sama yang dilepas Dam Ryung ke lautan. Karena Shim Shung
seperti tidak mengenali Joon Jae yang merupakan reinkarnasi Dam Ryung. Sempat
terbesit di pikiran saya, kalau Putri duyung menghapus ingatannya sendiri karena
tidak ingin mengingat kisah sedih antara dirinya dan Dam Ryung. Sebenarnya, takdir seperti apa yang terjalin setelah Dam Ryung menyambut uluran tangan putri duyung?
Sebagai penonton kita bebas
berspekulasi dan menebak jalan cerita. Tapi hanya penulis naskah dan pemain
yang mengetahui dengan pasti bagaimana drama ini akan mengalir. Nikmati saja
drama ini, dan tidak perlu pusing memikirkan ending dari kisah cinta beda
dunia. Bisa melihat oppa comeback ke layar kaca sudah membuat saya bersyukur. Dan
kabar baiknya, episode pertama Legend Of The Blue Sea meraih rating 16%. Wah
keren….
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)