Pages - Menu

Friday, October 31, 2014

Sinopsis Reset Episode 5 Part 1



Episode 5 

= Fakta Sebuah Kasus =


Woo Jin mengendarai mobil menuju ke suatu tempat. Pikirannya terus di penuhi ingatan 7 tahun yang lalu. Ketika dirinya menembak seseorang di taman, tepatnya di bawah pohon besar.  Untuk mencari tahu kebenarannya, Woo Jin pergi ke tempat itu. Tempat itu juga yang menjadi tempat pertemuannya dengan Yoon Hee 7 tahun lalu.


Woo Jin mengingat sms dari X, jelas orang tersebut ingin dirinya mengingat tempat ini. Tiba-tiba ponsel Woo Jin berdenting menerima sms dari X. “Bingo”. Woo Jin jelas terkejut karena X bisa tahu dimana ia berada saat ini. Ia menoleh ke sekitar mungkin saja ada orang lain di taman ini, tapi tidak ada siapa-siapa disana.



“Seorang pria….pembunuh” balas Woo Jin


Terlalu mudah, tidak akan berarti. Ingin bersenang bersama-sama?”.


Woo Jin mengenggam ponselnya menahan amarah. Jelas X hanya ingin mempermainkannya.  Dari balik semak-semak terlihat seseorang yang membidikan kameranya ke arah Woo Jin. Pria paruh baya ini adalah Kabag Lee yang merupakan bawahan Dong Soo.  



Usai mengambil foto Woo Jin, kabag Lee kembali ke mobil dan mendapati rekan kerjanya yang enak-enak’an tidur, “Dasar pemalas!”, omelnya tidak suka. Pria muda itu membela diri hanya tidur sebentar. Kabag Lee menyuruh pria itu untuk menggantikan tugasnya mengambil foto Woo Jin, sementara ia akan beistirahat . Mau tak mau pria itu pun menurut.



Sedetik kemudian ia  melihat Woo Jin yang berjalan menuju parkiran. Langsung saja ia memotret Woo Jin dengan menyalakan lampu flash. Kabag Lee yang semula menyandarakan tubuhnya langsung duduk tegak. Ia memarahi pria muda itu karena menggunakan lampu flash.



Woo Jin yang menyadari dirinya sedang di mata-matai hanya tersenyum datar. Bersikap acuh dan pura-pura tidak tahu lalu masuk ke dalam mobil.. Mobil Woo Jin bergerak pergi meninggalkan tempat parkir. Kabag Lee yang melihatnya langsung mengikuti di belakang.


Pagi hari. Woo Jin berada di dalam mobilnya, Sepertinya ia sengaja tidak masuk ke dalam rumah. Woo Jin teringat perkataan Yoon Hee kemarin malam, “Aku pikir kau sudah berubah, Oppa. Kalau aku seperti Seung Hee Onnie saat itu, kau akan menyelamatkanku?.  Kalau kau seperti itu, aku juga akan ada di dalam hati oppa selamanya”.



(Entah Yoon Hee merasa kecewa karena Woo Jin datang terlambat atau karena Woo Jin tidak bisa membalas perasaannya).



Yoon Hee keluar dari rumah Woo Jin. Ia berpapasan dengan Eun Bi yang baru kembali dari membeli susu. Mereka hanya saling menatap tanpa berkata apapun. Eun Bi menunduk dan buru-buru melangkah pergi. Sapaan Yoon Hee menghentikan langkahnya.



Eun Bi berbalik dan tanya ada apa. Yoon Hee memandang wajah Eun Bi dan berkata, “Apa mungkin…..” tapi ucapannya hanya berhenti di situ saja. Ia tak jadi bertanya apapun pada Eun Bi. Yoon Hee pergi dengan raut wajah sedih.



Kini Yoon Hee berjalan menuju tempat kerjanya. Ia mendapat telepon dari Woo Jin.  Tapi Yoon Hee enggan untuk  menjawab panggilan tersebut. Yoon Hee menarik napas menguatkan dirinya, “Sadarlah Choi Yoon Hee. Semuanya sudah berakhir”.  Yoon Hee  memutuskan untuk menghapus nama Woo Jin dari dalam hatinya.



Kabag Han menemui nona Park yang merupakan sekertaris Dong Soo.  Basi basi ia bertanya dimana jaksa Kim Dong Soo. Nona Park menjawab jaksa Kim ada di dalam ruangannya. Dong Soo yang melihat kedatangan Kabag Han langusng menguping pembicaraan mereka. Kabag Han mengutarakan maksud kedatangannya yang ingin mengajak nona Park untuk minum kopi bersama. 



Nona Park mempersilahkan kabag Han untuk duduk dan menuangkan kopi ke cangkir yang dibawa kabag Han. Lalu  bertanya apa jaksa Cha Woo Jin baik-baik saja. Kabag Han yakin Woo Jin akan baik-baik saja. Pria itu memiliki harga diri yang kuat. Semua kasus Woo Jin  di ambil alih oleh jaksa lain dan ia merasa kasihan pada Woo Jin.



Nona Park turut prihatin, jaksa Cha Woo Jin yang ia kenal tidak akan berdiam diri begitu saja, “Dia pasti akan melakukan sesuatu, kan?”.  Kabag Han memuji nona Park seperti dewa yang mengetahui apa yang akan terjadi. Kabag Han berkata kalau Woo Jin akan pergi ke rutan Seobu untuk menginterogasi Lee Tae Won (teman satu sel Yoon Chang Seon). Kabag Han sengaja mengatakan itu supaya Dong Soo bisa mendengarnya.



Kesempatan itu tidak disia-sia kan oleh Dong Sook. Segera saja ia menghubungi kabag Lee yang saat ini sedang berjaga di depan rumah Woo Jin. Dong Sook memerintahkannya untuk segera pergi ke Rutan Seobu dan bawa Lee Tae Won padanya sebelum di dahului Woo Jin.



Kabag Lee yang mendapat perintah langsung meluncur ke sesuai yang di perintahkan Dong Soo. Woo Jin keluar dari rumah, setelah ia melihat mobil kabag Lee pergi ia pun mulai bergerak menjalankan rencananya.



Seorang petugas membawa Lee Tae Won untuk menemui Dong Soo di kantor kejaksaan. Seperti yang sudah di rencanakan penyidik Go menghentikan petugas itu dan ternyata petugas merupakan teman lama penyidik Go. Sesaat mereka saling menanyakan kabar masing-masing.



Kemudian perhatian penyidik Go tertuju pada Lee Tae Won. Ia memerintahkan petugas yang ada di belakangnya yang tak lain adalah Woo Jin yang sedang menyamar untuk membawa Lee Tae Won kepada Dong Soo. Petugas protes tapi penyidik Go berdalih ingin mengajak petugas untuk minum bersama dan berbincang lebih banyak karena mereka sudah lama tidak bertemu.



Saat ini  Kabag Han berada di ruang pengawas CCTV. Ia melihat Woo Jin masuk ke dalam lift bersama Dong Soo. Ia mengalihkan perhatian salah seorang petugas CCTV untuk memeriksa area parkir. Kabag Han yakin ada yang mencurigakan disana.



Di dalam lift, Woo Jin menekan-nekan pulpennya seperti biasa. Lee Tae Won yang merasa terganggu dengan suara pulpen berbalik menghadap Woo Jin, “Bisakah kau diam?”. Woo Jin menekan sebuah tombol yang membuat lift berhenti. Dalam hitungan detik, Tae Won masuk ke dalam pengaruh hipnotis Woo Jin. Sehingga membuat Woo Jin seperti bisa melihat apa yang terjadi sebelumnya.



Saat itu Tae Won , Chang Seon dan narapidana lainnya sedang menikmati waktu istirahat mereka. Tae Won melihat Chang Seon yang sedang menghapal tulisan di tangannya. Berisi kombinasi angka dan huruf. Tae Won yang merasa penasaran ikut melihat catatan itu dan menghapalnya.



Beralih ke waktu lain. Tae Won bertemu dengan seorang pria  di ruang interogasi. Ia memberikan sebuah catatan pada pria itu. Catatan kombinasi  angka yang di hapalnya. Pria itu melihat sebentar lalu menunjukan bukti transfer dari ponselnya pada Tae Won. Ia menyuruh Tae Won untuk memberikan catatan itu pada jaksa Cha Woo Jin secara diam-diam.


Dong Soo yang tidak sabaran merasa kesal karena Tae Won belum juga datang. Ia memerintahkan kabag Lee untuk menghubunginya. Baru saja Dong Soo selesai bicara, Tae Won langsung muncul di hadapannya diantar Woo Jin yang sedang menyamar.  Woo Jin menuutupi wajahnya dengan topi agar wajahnya tidak terlihat. Ia bersikap layaknya petugas dengan memberi hormat pada Dong Soo lalu pergi tanpa  ada seorangpun yang curiga. 



Woo Jin hampir ketahuan oleh kabag Lee yang ikut masuk ke dalam lift. Kabag Lee ikut masuk ke dalam litf dimana ada Woo Jin di dalamnya. Kabag Lee mengomel atas sikap Dong Soo yang suka seenaknya.  Kemudian ia mengamati Woo Jin dan tampak curiga. Hampir saja Woo Jin ketahuan, untung saja lift berhenti disaat yang tepat dan beberapa orang masuk ke dalam lift sehingga mengalihkan perhatian kabag Lee.



Woo Jin menemui kabag Han dan penyidik Go yang sudah menunggunya di dalam mobil. Begitu Woo Jin masuk penyidik langsung bertanya, “Bagaimana?”.  Berjalan lancar, jawab Woo Jin. Kabag Han menghela napas panjang karena sudah bisa lega sekarang, “Aku benar-benar ketakutan setengah mati”.



Woo Jin ingin mentraktir mereka berdua karena sudah bekerja keras. Penyidik Go dan kabag Han menyambutnya dengan suka cita.  Penyidik Go mengajak mereka untuk makan sushi di restoran depan kantor.


Dong Soo semakin kesal saat menerima laporan kalau Woo Jin sedang piknik. Ia merasa di permainkan dan yakin pasti Woo Jin merencanakan sesuatu hal lagi. Untuk itu ia memerintahkan kabag Lee mengamati orang-orang di sekitar Woo Jin dan ambil gambar mereka.


Penyidik Go dan Kabag Han menatap cemberut makanan yang ada di hadapan mereka.  Bukan sushi yang Woo Jin pesan melainkan Jajangmyung, mie saus kacang kedelai hitam. Dengan entengnya Woo Jin menyuruh mereka makan, nanti mienya jadi lembek.  Haha.. kasian.



“Di depan. Arah jam 2”, ucap Woo Jin sembari menyiram saus ke dalam mienya.



Semula Penyidik Go bingung, rasa bingungnya berubah menjadi terkejut ketika melihat kabag Lee yang bersembunyi di balik tanaman tengah mengawasi mereka lengakap dengan kamera di tangannya. Kabag Han heran kenapa kabag Lee ada disini, “Jangan bilang…dia mengikutimu?”, tanyanya pada Woo Jin.



Woo Jin berkata Dong Soo jadi bingung dan putus asa karena tidak bisa menangkapnya. Penyidik Go bertanya jadi Woo Jin tahu sedang di ikuti tapi pura-pura bersikap tidak tahu dan sengaja melakukan ini. Woo Jin berpikir akan berguna jika mengambil foto kabag Lee sebagai barang bukti. Siapa tahu akan suatu hari nanti.



Woo Jin dan kabag Han berpose senatural mungkin, penyidik Go yang memotret. Tapi tujuan sebenarnya adalah mengambil foto kabag Lee yang ada di belakang mereka. Sementara kabag Lee yang tidak tahu mengetahui taktik Woo Jin terus memotret mereka bertiga yang nantinya akan ia laporkan pada Dong Soo.



Sementara itu, Dong Soo yang merasa sangat kesal bertekad akan menangkap Woo Jin dengan tangannya sendiri.



Woo Jin memberikan secarik kertas pada kabag Han. Itu adalah catatan yang di berikan Tae Won padanya dan meminta pada kabag Han untuk menyelidiki nomor apa yang ada disana. Sementara penyidik Go bertugas untuk mencari semua informasi mengenai Han Mi Seon termaksud teman dan keluarganya. Gali semua selama itu bisa menemukan petunjuk.



Woo Jin berkata orang itu (X) memberikan pesan padanya melalui Han Mi Seon. Dan ia ingin tahu apa pesan itu. Ia juga meminta kabag Han untuk pergi ke taman Mirae dan bawa semua rekaman CCTV yang ada disana.



“Kalau asumsiku benar, dia akan memancingku dengan orang-orang di sekitarku sampai tujuan mereka berhasil. Jadi, kalian berdua harus berhati-hati. Kalian berdua sudah bersamaku sejak 7 tahun lalu”. 

Seperti yang di perintahkan kabag Han memeriksa rekaman CCTV yang terpasang di sekitar taman Mirae. 

Sedangkan penyidik Go mencari informasi tentang Han Mi Seon. Disana ia berkumpul dengan para lanjut usia yang sedang asyik bermain kartu. Semula para kakek-kakek ini menaruh curiga, setelah penyidik Go menunjukan kartu identitasnya barulah mereka menerima penyidik Go. 

Salah satu dari mereka bergeser memberikan tempat duduk dan tampaklah tanda silang (X) diatas dipan yang menjadi tempat duduk para kakek-kakek itu. Penyidik Go terkejut dan memilih untuk duduk di kursi plastik. Tampaknya penyidik Go sudah trauma dengan segala macam bentuk huruf X..hehehe...

Eun Bi pulang sekolah dan mendapat telepon dari temannya dan mengajak Eun Bi untuk bertemu. Tanpa ia sadari ada seseorang mengawasinya dari jauh. 

Penyidik Go pulang kerumah Woo Jin, disana sudah ada kabag Han yang datang lebih dulu. Woo Jin menanyakan bagaimana dengan informasi mengenai Han Mi Seon. Penyidik Go menjawab tidak banyak informasi yang bisa di peroleh.

Selain sejarah tentang Han Mi Seon dan keluarganya tidak ada yang special. Menurut tetangga yang tinggal di sekitar rumah, Han Mi Seon berasal dari keluarga biasa. Ayahnya menghilang. Benar-benar hilang. Han Mi Seon berusaha untuk mencari ayahnya yang hilang dan semua harta benda habis. Sedangkan anggota keluarga yang lain meninggal karena sakit atau kecelakaan. Hanya tinggal Han Mi Seon seorang. 

Kabag Han seakan bisa merasakan kesedihan Han Mi Seon di tambah lagi anaknya juga  meninggal. Woo Jin menduga-duga apa mungkin ayah Han Mi Seon menghilang sejak 7 tahun yang lalu. Semula menjawab penyidik Go membuka buku catatannya dan menjawab, "Ya. Benar". 

Kabag Han ingat beberapa tahun lalu ayah Eun Bi juga tiba-tiba tidak ada kabarnya. Penyidik Go menganggap kabag Han terlalu sensitif, Eun Bi sudah seperti keluarga mereka tidak mungkin jika ayah Eun Bi menghilang selama itu.

Tanpa sadar kabag Han berkata bahwa pacar penyidik Go 7 tahun lalu juga menghilang. Penyidik Go mendelik kesal. Kabag Han segera menutup mulutnya rapat-rapat dan minta maaf. 

Eun Bi berada di stasiun bawah tanah. Ia merasa menyesal datang ke tempat ini. Kalau tahu akan jadi begini ia tak akan mau datang. Eun Bi mempercepat langkahnya bergegas pulang, tapi langkahnya di cegat oleh 3 gadis muda yang memakai seragam sekolah yang sama seperti dirinya. 

Eun Bi yang sedang terburu-buru berusaha menghindar dan tidak ingin meladeni mereka. Salah satu dari mereka bertanya, "Kau Jo Eun Bi?". 

"Ya. Benar, aku Jo Eun Bi. Puas?", jawab Eun Bi.

Ketiga gadis itu tidak percaya dan mengatai Eun Bi sebagai pembohong. Mereka mendorong Eun Bi dan menjabak rambutnya. Lalu membawa Eun Bi ke tempat yang lebih sepi. 

Woo Jin berpikir sejenak dan yakin asumsinya selama ini benar bahwa X menaruh perhatian pada ingatannya dari 7 tahun yang lalu. Penyidik Go ragu, bisa saja asumsi Woo Jin salah. Woo Jin sudah memastikannya, X akan membawa ingatannya kembali dengan memakai trik yang lain. Penyidik Go berkata jika benar maka seseorang mungkin saja akan berada dalam bahaya. 

Kabag Han tidak ingin hal itu terjadi lagi, tidak ada kah cara untuk menghentikan orang itu. Woo Jin akan bertingkah seakan-akan telah mendapatkan semua ingatannya. Dengan begitu X akan menargetkan dirinya bukan orang lain. 

Penyidik Go dan kabag Han tidak setuju karena rencana Woo Jin terlalu berbahaya. Woo Jin tidak mempunyai cara lain, "Satu-satunya cara untuk menangkapanya adalah menjadikan diriku sebagai umpan". 

Pembicaraan mereka terhenti ketika kabag Han mendapat telepon dari seseorang yang membuatnya sangat terkejut. 

Kabag Han berlari ke kantor polisi. Ia begitu cemas saat melihat Eun Bi yang terluka. Seorang ahjuma bertanya dengan wajah jutek, "Kau ibunya?". Semula kabag Han menyangkal tapi setelah melihat wajah Eun Bi yang memelas, ia akhirnya mengakui Eun Bi sebagai anaknya. Tak hanya itu dengan sopan kabag Han menundukan kepala meminta maaf.

Eun Bi protes untuk apa kabag Han minta maaf, ketiga gadis itu yang menyerangnya lebih dulu. Ibu ketiga gadis itu tidak percaya, "Pembohong. Anak ini begitu tebal muka". Eun Bi yang tidak terima langsung membantah, "Yang bohong itu anakmu. Mereka begitu liar dan kurang ajar!". 

Kabag Han mencoba menenangkan Eun Bi. Tapi ahjuma-ahjuma tidak mau diam dan terus-terusan menjelekkan dan menyudutkan Eun Bi. Bagi mereka Eun Bi tidak ubahnya seperti preman, anak kurang ajar yang harus di didik dengan baik. 

Kabag Han membela Eun Bi layaknya seorang ibu, "Perkataanmu sudah keterlaluan. Kau tidak lihat anakku terluka?. Jangan bilang hanya Eun Bi sendiri yang menyerang mereka. Siapa yang berbohong dan siapa yang menyerang lebih dulu, kita akan mengetahuinya dari kamera CCTV". 

Eun Bi tersenyum mendapatkan pembelaan. Bukannya diam, ahjuma itu malah berkata anak dan ibu sama kurang ajarnya. Mereka tidak terima dan menuntut pertanggung jawaban kabag Han. Emosi kabag Han memuncak ketika menyinggung suaminya yang kabur dari rumah.

Kabag Han membenarkan dengan nada suara tinggi, "Benar. Suamiku kabar dari rumah. Memangnya kenapa?". Ahjuma itu kesal karena kabag Han berani berteriak padanya, tanpa peringatan ahjuma tersebut menyerang dengan mendorong kabag Han hingga jatuh kejengkang.

Eun Bi langsung menghampiri kabag Han. Eun Bi dan kabag Han menatap mereka dengan tatapan garang. Kesabaran mereka sudah habis. 

Penyidik Go baru saja tiba di kantor polisi. Ia menelpon penyidik Go dan yakin semua akan baik-baik saja. Tapi saat masuk ke dalam ternyata dugaannya itu salah. Detektif Park hanya bisa dibuat melongo heran melihat keadaan di dalam yang begitu kacau. Bahkan para petugas di buat kewalahan memisahkan para ke- 6 wanita yang saling dorong, jambak dan berteriak satu sama lain.

Dan beginilah rupa Eun Bi dan kabag Han setelah pertempuran yang dahsyat itu. Penyidik Go dibuat keheranan, "Ada apa ini sebenarnya?". Kabag Han minta maaf. Eun Bi berkata kabag Han tidak melakukan apa-apa, semua ini salahku. Detektif Park berkata untung saja ia berada di dekat kantor polisi jadi bisa sampai lebih cepat. Kalau tidak maka ia tidak bisa berbuat apa-apa. Entah apa yang terjadi jika terlambat sedikit saja.

"Aku bahkan belum pernah melihat ini di dalam adegan film action. Karakter kabag Han benar-benar beda".

Penyidik Go menghargai kerja keras detektif Park dan berjanji akan mentraktirnya lain kali. Woo Jin yang sejak tadi diam tak berkomentar mengucapkan terima kasih pada detektif Park. 

Setelah detektif Park pergi, penyidik Go mengomeli kabag Han. Tidak bisakah kabag Han menahan emosinya sedikit saja. Kalau bukan karena bantuan detektif Park, Eun Bi bisa saja di kirim ke perlindungan saksi. Ini merupakan kasus kekerasan yang bisa berdampak pada penurunan jabatan kabag Han. Eun Bi terlihat cemas, kabag Han tersenyum seakan itu bukanlah masalah. 

Woo Jin menyuruh Eun Bi dan kabag Han beristirahat. Penyidik Go juga menyuruh mereka untuk pulang dan minum obat. Masalah ini akan mereka bicarakan lagi nanti. 

Kabag Han dan Eun Bi saling bergantian mengobati luka dan menempelkan plester di wajah satu sama lain. Mereka meringis perih dan juga tertawa geli melihat banyak plester yang menempel di wajah mereka.   



Penyidik Go masih berada di rumah Woo Jin memeriksa kamera CCTV. Ia menguap tanda bahwa ia sudah lelah dan mengantuk. Woo Jin yang melihatnya menyuruh penyidik Go untuk pulang dan beristirahat. Penyidik Go merasa tidak enak dan berpura-pura ia masih kuat. 

Woo Jin tersenyum dan berkata ia juga butuh istriahat. Barulah penyidik Go menurut dan pamit pulang. Sebelum penyidik Go pergi Woo Jin memberikan secarik kertas yang tertulis, "Jo Bong Hak". 

"Siapa ini?, tanya penyidik Go.

"Ayahnya Eun Bi", jawab Woo Jin

Woo Jin mengatakan Eun Bi ingin mencari ayahnya yang telah lama menghilang. Ia minta bantuan penyidik Go untuk membantu mencari keberadaan ayah Eun Bi, "Kumohon padamu". 

Penyidik Go ingin tahu selain Eun Bi apa Woo Jin punya alasan lain. Woo Jin terdiam sesaat dan menjawab bahwa wajah Eun Bi mirip dengan Seung Hee. Penyidik Go kini tahu kenapa Woo Jin begitu peduli pada Eun Bi. 



Eun Bi menikmati ice cream di taman di temani penyidik Go. Eun Bi bercerita bagaimana kejadian di kantor polisi tadi. Ia juga bertanya apa benar suami kabag Han yang kabur dari rumah. Penyidik Go membenarkan kurang lebih seperti itu. Eun Bi pasti tidak akan mengerti. Eun Bi mengerti itu masalah orang dewasa. 

Eun Bi mengaku merasa sangat senang hari ini. Ada seseorang yang membelanya saat berkelahi. Penyidik Go tanya apa kau sangat ingin bertemu dengan ayahmu?. Sedikit, jawab Eun Bi, "jaksa Cha menyuruhmu untuk mencari ayahku?". 

Penyidik Go mengangguk membenarkan. Eun Bi merasa sangat senang. Tujuh tahun lalu ayahnya tiba-tiba menghilang dan sejak itu mereka tidak pernah bertemu. Penyidik Go menebak sepertinya ayah Eun Bi orang yang baik. Eun Bi tidak tahu ayah yang baik itu seperti apa. 

"Sejak kecil karena aku berada di panti asuhan, aku tidak pernah bertemu dengan ayah. Baru setelah keluar dari panti asuhan aku tinggal bersama ayah. Meski tinggal bersama ayah sering pergi keluar rumah dan hanya bertemu sesekali. Sebulan sekali. Jadi aku tidak tahu ayah yang baik seperti apa. Orang seperti apa aku tidak tahu". 

Penyidik Go bisa mengerti Eun Bi mengalami banyak kesulitan. Eun Bi membenarkan meski hanya sedikit, jadi saat penyidik Go menemukan ayahnya, tangkap dia supaya tidak bisa pergi lagi. 

Woo Jin belum tidur dan masih mengawasi kamera CCTV yang terpasang di sekitar taman Mirae. Tempat itu sangat gelap jika malam sehingga gambarnya tidak bisa terlihat jelas.

Tiba-tiba kepala Woo Jin terasa sakit. Kilasan ingatan tentang taman Mirae muncul di dalam benaknya. Dan ia terkejut ketika ingat ada seorang pria yang menembak seorang pria yang tengah berjongkok di bawah pohon besar itu. 

Eun Bi bersiap berangkat sekolah. Karena terburu-buru tanpa sengaja ia menjatuhkan ponsel Chang Seon. Eun Bi sudah cemas ketika melihat ponsel itu yang mendadak mati, untungnya beberapa detik kemudian bisa di hidupkan kembali. 

Di tempat lain seorang pria yang tengah memegang tab mendapat sinyal keberadaan ponsel Chang Seon. Pria ini langsung pergi mengikuti kemana GPS menuntunya. 

Kabag Han mengajak Eun Bi untuk berangkat bersama. Sedikit takut-takut Eun Bi menyarhkan ponsel Chang Soen pada kabag Han. Ia berkata itu adalah ponsel pria yang meninggal karena terjun dari jembatan layang. Kabag Han kaget bagaimana bisa ponsel ini ada di tangan Eun Bi. 

Eun Bi menjawab dengan jujur kalau ia memungut ponsel yang di jatuhkan Chang Seon saat ia dan Woo Jin mengejar pria itu. Kabag Han kesal, kenapa benda sepenting ini baru di serahkan sekarang. Eun Bi menunduk pasrah di omeli. Tapi ucapan kabag Han berhenti sampai disitu. Ia tak ingin memperpanjang masalah dan mengajak Eun Bi untuk segera berangkat. 

Kabag Han dan Eun Bi berpisah di persimpangan jalan. Ada seorang pria yang mengawasi langkah mereka.  Pria yang membawa tab ini hendak menyentuh pundak Eun Bi, tapi tidak jadi karena teman Eun Bi yang datang menyapa Eun Bi terlebih dahulu. 

Kabag Han menghubungi mantan suaminya dan menunggunya di luar kantor. Seseorang yang melaju di atas motor hendak merebut ponsel milik Chang Seon yang di pegang kabag Han. Tepat saat itu mantan suami kabag Han datang merangkul kabag Han yang hampir saja tertabrak.

Kabag Han yang tersadar dari rasa terkejutnya, segera melepaskan diri dari dekapan mantan suaminya itu dan mendorong pria itu menjauh. Tanpa basa basi kabag Han memberikan ponsel Chang Seon dan minta pata mantan suaminya untuk memeriksa ponsel itu, ada pembicaraan aneh di dalamnya. Mantan suami kabag Han hendak protes yang langsung mendapat delikan tajam dari kabag Han. 

Penyidik Go berusaha mencari petunjuk tapi tidak ada satupun yang berguna. Woo Jin yang sejak tadi mondar mandir memutuskan untuk pergi mencari sesuatu yang mungkin bisa di gunakan sebagai petunjuk. Sebelum pergi, ia minta pada penyidik Go untuk mencari tahu tentang kasus pembunuhan di taman Mirae. 


Lanjut ke Sinopsis Reset Episode 5 Part 1