Putri duyung kembali
melihat siswa SMA yang membully siswa SMP.
Masih orang yang sama, siswa SMA meminta uang lagi pada siswi SMP karena
uang sebelumnya yang diberikan tidak cukup.
“Anak-anak jangan ganggu
dia. Itu tidak baik”, ujar putri duyung menasehati.
Salah satu dari siswa SMA itu maju, dialah sang ketua genk. Putri duyung tanya apa mereka tidak punya “mom-ca” (mother card), itu mirip dengan uang. Siswa-siswa SMA tertawa meremehkan dan bergaya menantang.
Putri duyung meletakkan
dompet kerangnya lalu menggulung kertas selebaran yang sedari tadi ia pegang.
Saat salah satu dari mereka menyerang, putri duyung langsung menggunakan gulungan kertas itu
sebagai alat pemukul. Siswa yang di pukul mengaduh kesakitan memegangi
keningnya. Bukan karena kertas itu yang jadi sekeras kayu, tapi karena tenaga putri
duyung.
Ketua genk tak terima,
“Beraninya kau dengan pakaian pengemis seperti itu.
Ia hendak menyerang putri
duyung. Putri duyung menepis yang membuat ketua genk melayang jauh dan jatuh di
rerumputan dengan keras.
Putri duyung lalu mencengkram mulut salah satu siswa yang menyerangnya. “Berjanjilah. Kalau kau tidak akan menggangu pelajar lainnya”, kata putri duyung memberi peringatan.
Putri duyung lalu mencengkram mulut salah satu siswa yang menyerangnya. “Berjanjilah. Kalau kau tidak akan menggangu pelajar lainnya”, kata putri duyung memberi peringatan.
“Aku tidak…aku tidak akan
mengganggu dia. Aku…aku akan berteman dengannya”.
Putri duyung kaget, salah mendengar
kata berteman menjadi makan (kedua kata itu mempunyai pengucapan yang hampir
sama).
“Teman-temanmu?. Kau
memakan mereka?”, tanya putri duyung syok
Putri melepaskan gadis itu. Ketiga siswa SMA langsung lari terbirit-birit. Putri duyung berteriak, “Anak-anak. Kalian tidak seharusnya
memakan teman kalian seperti itu. Kalian tidak boleh melakukan itu!”.
Putri duyung lalu
mendekati siswa SMP yang di bully, pada gadis itu putri duyung bertanya dengan
wajah khawatir, “Apa kau juga makan teman?”. Siswa SMP langsung lari
ketakutan tanpa menjawab.
“Jangan makan itu. Serius
aku. Makanlah yang lain saja’, teriak putri duyung khawatir.
Setelah merasa cukup jauh,
siswa SMA berhenti lari. Mereka bertanya apa ketua genk baik-baik saja. Ketua
genk siswa SMA mendapat luka di kening dan hidungnya beradarah akibat
nyungsep di rerumputan.
Ketua genk siswa SMA itu
mendapat telepon dari ibunya. Pada ibunya, gadis itu berbohong dnegan mengaku
sedang berada di tempat kursus belajar kilat. Ibu gadis itu ternyata adalah Ny.
Jang Jin Ok.
Ny. Jang Jin Ok keluar
dari mobil dan masuk ke gedung perusahaan. Melalui telepon, ia memperingatkan putrinya untuk tidak bermain dengan anak-anak nakal,
“Lihat kakakmu. Kakakmu
yang baik hati di jebak dan sangat menderita. Apa pentingnya ada anak gila yang
bunuh diri. Nanti ibu hubungi kembali”.
Ny. Jang mematikan
teleponnya dan masuk ke dalam lift bertepatan saat menerima pesan spam undangan
lotre. Ny. Jang ngedumel, sms tidak berguna lalu menekan tombol lantai 20.
Saat pintu lift hampir
tertutup, sebuah tangan terulur yang membuat pintu lift terbuka kembali.
Masuklah pria tampan berkacamata dan berpakaian pilot. Pria itu berdiri tepat
di belakang Ny. Jang.
Di atas atap, Tae Oh
menjalankan tugasnya dengan membajak system lift dan membat lift tersebut
berhenti. Tae Oh langsung memberi tahu Joon Jae begitu berhasil menylesaikan
tugasnya.
Tiba-tiba lift bergoyang
dan berhenti di lantai 17. Ny. Jang ngomel, ya ampun ada apa ini?. Joon Jae
yang menyamar dengan berpakaian pilot mulai mendekati Ny. Jang. Ny. Jang
langsung mengenali Joon Jae, begitu dia membuka kacamata hitamnya.
“Kau si brengsek yang
menipuku!. Padahal aku dengar kabar kalau kau sudah mati”
“Maaf. Sepertinya aku ini
cukup tidak terkalahkan”
Ny. Jang kesal beraninya
Joon Jae datang ke sini. Tiba-tiba lampu padam, Ny. Jang terkejut. Joon Jae
mulai memainkan pematik, memutar-mutarnya seperti biasa.
“Gelap sekali di sini. Apa
aku perlu menerangkan ruangan?”.
Api pematik menyala, Ny.
Jang memperhatikan api itu yang membuatnya masuk ke dalam hipnotis. Joon Jae
berkata pintu lift di belakang Ny. Jang telah terbuka. Ny. Jang menoleh
mengikuti perkataan Joon Jae dan melihat cahaya dari pintu yang terbuka. Ny. Jang ingin keluar, Joon Jae menahannya dengan
berkata,
Ny. Jang terkejut
menyadari dirinya berdiri di jendela gedung yang tinggi. Sekali saja melangkah,
maka ia bisa terjatuh kebawah.
“Oh, perhatikan langkahmu.
Kau nanti bisa melangkah kesana. Ada tangan seseorang disana. Bukankah itu
anakmu?”.
Ny. Jang melihat kebawah, ada sebuah tangan bergelantungan. Ia melihat lebih dekat ternyata itu adalah tangan anaknya. Ny. Jang berusaha menolong anaknya yang berpegangan disisi jendela dan meminta tolong.
“Min Jae… pegang tangan
ibu. Min Jae. Kau harus pegang tangan ibu dan berusaha naik”.
Ny. Jang berusaha sekuat
tenaga menolong putranya, tapi apa dikata pegangan anak itu terlepas. Ny. Jang shock melihat tubuh anaknya meluncur ke bawah.
“Ingatlah rasa sakitmu
mulai sekarang. Anak yang dibunuh oleh anakmu. Anak yang mati di lantai atas,
lantai 17. Ibu dari anak itu sama sengsaranya sepertimu sekarang, dan selamanya
mereka akan menderita”.
“Mulai sekarang mereka
yang telah bersalah padamu, kau akan melupakan kesalahan mereka semua. Bagi
mereka yang menderita karenamu, ingatlah perasaan sedihmu”.
Joon Jae menjetikan
jarinya. Pintu lift terbuka, Ny. Jang keluar dengan langkai gontai dan masih
menangis. Han Sung Taen yang menunggu di luar mengkhawatirkan Ny. Jang karena
liftnya tiba-tiba rusak. Ny. Jang memerintahkan Han Sung Taen untuk menghubungi
pengacara Seo dan membatalkan tuntutan (tuntutan yang di tujukan untuk Joon
Jae, cs).
Han Sung Taen kaget. Tak hanya itu saja, Ny. Jang tanya apa Hang Sung Tean mengetahui informasi kontak ibu dari anak yang bunuh diri itu. Ia ingin bertemu dengan ibu anak itu.
“Apa yang akan Nyonya
lakukan saat Anda bertemu dengannya nanti?”, tanya Han Sung Tae
“Aku akan minta maaf”,
jawab Ny. Jang tangisnya pecah kembali.
Han Sung Taen mengira Ny.
Jang sedang tidak sehat. Ny. Jang berjalan sambil menangis terisak. Han Sung
Taen dan anak buah lainnya mengira kalau nyonya mereka sudah gila.
Joon Jae, cs berjalan sembari membahas keberhasilan mereka. Nam Doo mengaku takjub dengan kemampuan Joon Jae menghipnotis target mereka. Ia mengira Joon Jae mengikuti aliran sesat ilmu saraf, padahalJoon Jae tidak belajar dari manapun dan mengetahui hal itu dengan sendirinya.
Meski begitu, Nam Doo
tetap memuji bakat Joon Jae yang luar biasa. Tapi Nam Doo menyayangkan bakat
Nam Doo tidak bisa di ketahui dunia luar karena profesi mereka sebagai penipu yang tidak boleh di ketahui orang.
Joon Jae hanya tersenyum
menerima pujian. Tiba-tiba Tae Oh bertanya bagaimana cara Joon Jae melakukan
hipnotis. Nam Doo dan Joon Jae bengong saking terkejutnya, wah Tae Oh yang
biasanya diam saja kini bersuara.
Nam Doo kegirangan
menyuruh Joon Jae untuk segera menjawab pertanyaan Tae Oh. Pastilah Tae Oh
merasa sangat penasaran sampai membuka mulut besinya.
“Kau penasaran?”, Joon Jae
membuka sedikit kacamatanya…. (oppa cute).
Tae Oh mengangguk pasti.
Joon Jae berdiri di depan Tae Oh menjelaskan bagaimana cara kerja hipnotis.
Semua di mulai dari mata. Mata dan otak saling berhubungan. Saat nomor 17
muncul di pesan spam dan angka 17 di
lift, itulah kondisi dimana hipnotis dapat berlangsung. Selanjutnya,
pola interupsi.
(Interupsi = Menciptakan
situasi yang sulit untuk diantisipasi, dan menghipnotis orang dalam keadaan
setengah sadar).
Ketika Joon Jae menyalakan
api pematik saat itulah sang target memasuki dunia fantasi yang ia ciptakan.
Tapi secara eksternal, fantasi yang ia buat adalah seperti jurang maut bagi si
target.
“Semuanya di mulai dari
mata, memandang dan memulai rayuan”, Joon Jae memandang Tae Oh lurus ke dalam
bola matanya.
Buru-buru Tae Oh
menundukan pandangannya, takut terhipnotis. Hehehe… Joon Jae tertawa dan
mengacak pelan rambut Tae Oh,
“Penakut kau ini. Hei,
tidak semua orang bisa di hipnotis seperti itu”.
Joon Jae berjalan
kembali ke mobil. Nam Doo ikut mengacak rambut Tae Oh dan menyusul Joon Jae.
Nam Doo sedikit berdecak merapihkan rambutnya sambil mengejar dua rekannya
tersebut.
Joon Jae dan lainnya masuk
ke dalam mobil, tanpa melihat di belakang mereka, ada putri duyung yang sedang
sibuk memilih-milih pakaian di tempat pengumpulan pakaian bekas.
Putri duyung menemukan
mantel panjang dan sepasang kaos kaki yang sudah robek. Ia bertanya pada
gelandangan wanita yang berada di dekatnya,
Apa boleh ia mengambil pakaian ini.
Cameo : Hong Jin Kyung,
pemeran Bok Ja sahabat Song Chun Yi dalam drama “Who You Come From The Star”
Wanita gelandangan berkata
biasanya hal itu di larang. Tapi ia akan berjaga-jaga mengawasi kalau ada orang
yang lihat. Jadi cepat pilih saja pakaian yang putri duyung suka.
Wanita itu berkata,
wilayah ini adalah perumahan elit, orang-orang kaya yang tinggal disini banyak membuang
barang-barang baru. Alasan itulah yang membuatnya tidak bisa meninggalkan
Gangnam, meski teman-temannya sesama gelandangan memilih pindah ke stasiun
Seoul. Karena di sana sering dibagikan makanan gratis. Ia lebih memilih
kelaparan dari pada ketinggalan fashion.
Wanita itu berdiri dan
memuji putri duyung tampak bagus mengenakan mantel panjang yang dipilihnya.
Memang, bagi perempuan tinggi seperti mereka, pakaian apapun yang di pakai akan
terlihat bagus (Ya..iyalah. secara mereka model).
“Darimana asalmu”, tanya
wanita gelandangan
“Lautan”, jawab putri duyung
Wanita gelandangan mengira
maksud putri duyung adalah luar negeri. Ia bercerita waktu muda sering pergi ke
Milan dan Paris untuk belanja barang mewah. Kemudian ia bangkrut dan
mengacaukan hidupnya sendiri dengan hidup di jalanan seperti sekarang. Tapi ia
tidak merasa menyesal. Kemudian ia tanya tujuan putri duyung datang ke Seoul.
“Aku mencari Heo Joon
Jae”, jelas putri duyung
“Dia kekasihmu?. Dia
tinggal di mananya Seoul?. Daech-dong?. Cheongdamdong?.
“Dia cuma bilang tinggal
di Seoul”.
“Kalau nomor telepon?”
Karena putri duyung
bengong diam saja, wanita itu mengira pria yang di cari putri duyung lari
begitu saja tanpa memberikan nomor telepon. Tapi tanpa tahu apa-apa dengan
polosnya putri duyung lari kesini. Wanita itu tanya apa Joon Jae tidak pernah
menyebutkan suatu tempat atau meninggalkan petunjuk lainnya. Ia menyarankan
putri duyung untuk mengujungi beberapa tempat yang pernah di sebutkan Joon Jae.
Putri duyung mencoba
mengingat, “Gedung 63”.
Hari sudah malam ketika putri
duyung berdiri di halte menunggu bis. Untuk mengingat bis mana yang harus ia
tumpangi, putri duyung mencocokan tulisan di kaca bis dengan tulisan di telapan
tangannya. Akhirnya bis yang ia tunggu datang.
Putri duyung langsung naik
dan melihat orang menempelkan saku atau
ponsel mereka ke alat pendeteksi tiket dan terdengar bunyi “bip”, menandakan
kalau mereka telah menggunakan kartu bis. Putri duyung yang tidak mengetahui
hal itu, ikut menempelkan saku kealat tersebut. Karena tidak mendengar bunyi “bip”
putri duyung menempelkan kerangnnya.
Supir bis bertanya apa
putri duyung tidak punya kartu bis atau uang. Putri duyung memberkan selembar
uang yang ia terima dari anak kecil. Supir bis berkata uang putri duyung tidak
cukup untuk membayar bis, tapi sopir berbaik hati dan memperbolehkan putri duyung
duduk.
Semula putri duyung duduk
di bangku deretan depan, kemudian ia pindah ke belakang. Ia membuka jendela dan
melongok keluar. Melihat gedung-gedung tinggi dan menikmati hempasan angin yang menyentuh wajahnya.
Sementara
itu, pria yang dicari putri duyung saat ini berdiri di beranda rumahnya
memandangi gelang giok yang ia tidak tahu dari mana asalnya.
Putri
duyung mendongak ke atas melihat gedung yang paling tinggi di kawasan itu. Ia
bertanya pada diri sendiri, kalau ia naik dan masuk ke atas apa ia bisa melihat
Heo Joon Jae?. Tapi putri duyung malah masuk ke wahana aquarium yang
berada di dalam gedung. Putri duyung menyelinap masuk tanpa di ketahui petugas yang sedang sibuk
mempersiapkan pertunjukan untuk besok. Petugas lalu menutup pintu masuk karena
sudah lewat dari jam kunjungan.
Putri
duyung melihat aquarium besar yang dipenuhi banyak ikan. Putri duyung menelan
ludah dan melihat ikan-ikan itu dengan mata berbinar. Putri duyung senang
melihat makanan yang tersaji di depannya, “Ah….syukurlah. Aku pikir, aku akan
mati kelaparan”.
Ikan-ikan
berlarian begitu putri duyung masuk ke aquarium. Dan pemburuan pun di mulai….
Keesokan harinya. Shi Ah bertanya pada Yoo Ran yang sedang memasak sup rumput laut. Apa semuanya sudah siap?. Yoo Ran balik tanya apa ada orang yang ulang tahun hari ini. Shi Ah menjawab iya.
“Hari
ini putraku juga ulang tahun”, ucap Yoo Ran lirih dengan mimik sedih
Shi
Ah hanya mengiyakan tanpa terlihat peduli. Ia bertanya apa yang dimasukan Yoo
Ran ke dalam sup itu. Yoo Ran berkata ia memasukan bulu babi ke sup rumput laut
karena putranya juga menyukainya.
Jin
Joo datang dan tanya apa rumput laut itu untuk seseorang. Tanpa Shi Ah
menjawab, Jin Joo sudah tahu pasti sup rumput laut itu untuk pria tampan yang
tidak kunjung jatuh cinta pada Shi Ah.
Shi
Ah tak menanggapi ocehan kakak iparnya. Ia minta pada Yoo Ran untuk memasukan
sup ke dalam termos dan lauk pauk yang lain masukan saja ke dalam kotak bento.
Shi
Ah beranjak pergi, Jin Joo yang usil langsung mengoloknya dan mengatakan bukan
begini caranya merayu seorang pria. Lebih baik Shi Ah melakukan perawatan botox
dari pada membawakan makanan seperti ini. Jin Joo berkata tujuannya mengatakan
hal itu agar Shi Ah lebih mencintai diri sendiri.
Shi
Ah kesal dan berbohong mengatakan bahwa ia menjadi relawan di salah satu tempat
belajar, dan makanan itu untuk anak yang berulang tahun disana. Memangnya siapa
juga yang mau membawakan makanan untuk merayu seorang pria, kekanakan-kanakan sekali.
Jin Joo diam saja meski tahu Shi Ah berhohong.
Memang Shi Ah kekanakan-kanakan, karena nyatanya makanan itu memang untuk Joon Jae. Dengan tujuan apa lagi kalau bukan untuk menarik perhatian pria yang di sukainya. Shi Ah menyuguhkan makanan yang ia bawa di depan Joon Jae. Ia mengaku memasak sendiri semua makanan itu dan bilang menambahkan bulu babi ke dalam sup rumput laut.
Walau
Shi Ah bersikap manis Joon Jae terlihat tidak suka dan merasa terganggu dengan
kehadiran gadis itu. Ia menyandarkan kepalanya di atas meja dengan malas.
Joon
Jae tanya dari mana Shi Ah tahu alamatnya disini, padahal ia baru saja pindah
rumah. Shi Ah menjawab tahu alamat rumah Joon Jae dari Nam Doo.
Joon Jae kesal sambil mengacak rambutnya, dasar Nam Doo tidak bisa di percaya. Joon Jae memakan sup rumput laut dan terdiam sesaat merasa tidak asing dengan rasanya. Rasa familiar yang mengingatkannya pada sup rumput laut buatan ibunya.
Joon Jae kesal sambil mengacak rambutnya, dasar Nam Doo tidak bisa di percaya. Joon Jae memakan sup rumput laut dan terdiam sesaat merasa tidak asing dengan rasanya. Rasa familiar yang mengingatkannya pada sup rumput laut buatan ibunya.
Flashback.
Joon Jae kecil berada di meja makan menikmati sup rumput laut. Ibu Joon Jae
mengucapkan selamat ulang tahun dan bertepuk tangan. Joon Jae tanya pada
ibunya, “Hari ini kita akan kesana, kan?”.
Tentu
saja jawab ibu Joon Jae sambil melirik suaminya, ibu berkata karena ayah sangat
sibuk hari ini maka mereka berdua saja yang pergi. Ayah Joon Jae tanya, mau
kemana. Rahasia, jawab Joon Jae. Flashback end.
Nam
Doo menghampiri mereka. Ia melihat sup rumput laut dan makanan lain di atas meja. Nam Doo tanya apa Shi Ah memasak semua makanan itu. Shi Ah mengiyakan, ini hari ulang
tahun Joon Jae.
Nam Doo mulai memuji Shi Ah yang ternyata bisa memasak Shi Ah. Jika di lihat dari penampilannya orang tidak akan mengira kalau Shi Ah pandai memasak. Lihat saja makanan itu tersusun cantik menandakan kalau Shi Ah calon istri yang baik. Karena hari ini ulang tahun Joon Jae, Nam Doo menyarankan agar Joon Jae mengadakan pesta ulang tahun.
Shi
Ah menimpali dan bilang ada bar anggur yang enak di Kyungridan-gil. Nam Doo
mendukung usul Shi Ah, untuk segera memesan tempat karena disana juga banyak gadis cantik.
Joon Jae menolak,
“Aku sudah punya janji?”.
“Janji
apa?”, tanya Shi Ah.
“Kau
selalu begini di hari ulang tahunmu. Jadi sentimental sendiri. Kau mau kemana?
Siapa yang mau kautemui? Undang dia untuk bergabung dengan kita”, bujuk Nam
Doo.
“Hyung,
apa kau bosan?”, tanya Joon Jae balik
Nam
Doo mengiyakan. Tapi….Joon Jae malah menyuruh Nam Doo untuk pergi ke bar anggur
menemani Shi Ah, kalau tidak Nam Doo bisa pergi dengan Tae Oh. Joon Jae mengaku
kenyang dan mengucapkan terima kasih atas makanan Shi Ah, lalu naik ke kamar
meninggalkan mereka.
“Selamat
ulang tahun. Semoga janji pertemuanmu menyenangkan”, ucap Shi Ah manis mencoba menarik
perhatian Joon Jae. Tapi Joon Jae nya cuek aja tuh…..
Senyum
manis dan sikap ramah Shi Ah langsung lenyap begitu Joon Jae pergi. Berganti
sifat aslinya yang jutek. Nam Doo menilai Joon Jae kepala batu yang tidak akan
goyah dengan kata-kata manis Shi Ah.
Nam
Doo melemparkan beberapa lembar uang di meja dan Shi Ah mengambilnya. (apa ini,
apa mereka sedang bertaruh?. Atau….). Shi Ah penasaran, Joon Jae tidak akan
bertemu dengan seorang wanita, kan?. Apa dia punya pacar.
“Tidak.
Sulit bagi orang berkepala batu begitu punya pacar.. Dia tidak bisa memutuskan atau
tetap fokus. Dia akan membiarkan tiap wanita melewati batas itu, tapi ternyata
tidak ada satu wanita pun yang pernah bisa melewati batas itu”.
Nam
Doo memakan makanan yang dibawa Shi Ah. Ia tanya apa benar Shi Ah yang memasak
ini semua?. Dengan jutek Shi Ah jawab mana mungkin ia mau memasak ini semua.
Pelayan wanita dirumahnya yang memasak.
Yoo
Ran memandang sedih sebuah foto. Foto dirinya saat muda bersama dengan
putranya yang tersenyum bahagia. Anak di dalam foto itu adalah Joon Jae kecil.
Wah… Yoo Ran ternyata ibu Joon Jae…
Flashback.
Ibu dan Joon Jae berfoto di depan pintu masuk aquarium. Setelah foto, Joon Jae
langsung masuk tanpa menunggu ibunya. Ibu Joon Jae protes, mereka harus masuk
bersama. Joon Jae berkata ingin main sepuasnya di aquarium sampai tutup. Ibu
Joon Jae tersenyum mengejar putranya.
Sama
halnya dengan Yoo Ran yang sering memikirkan putranya, Joon Jae juga sering teringat kenangan indah yang ia miliki
bersama ibunya. Moment indah yang justru membuatnya sedih. Dan sama seperti saat itu, di hari ulang tahunnya Joon Jae memilih untuk pergi ke aquarium. Joon Jae berdiri di depan pintu masuk aquarium dan melangkah
masuk ke dalam dengan wajah sedih.
Di
dalam aquarium, putri duyung baru bangun dari tidurnya. Ia mulai berenang kesana
kemari. Seorang anak kecil bersama ibunya melihat putri duyung. Ibu anak itu
melihat pamphlet yang ia pegang. Memang akan ada atraksi pertunjukan putri
duyung, tapi pertunjukannya baru akan di mulai 30 menit lagi. Apa pertujukannya sudah di mulai sekarang?.
Anak
itu jadi takut dan memberitahu ibunya kalau putri duyung memakan ikan-ikan. Ibu
anak itu tidak percaya, ia berusaha menenangkan anaknya kalau mana mungkin
putri duyung memakan ikan-ikan, karena putri duyung berteman dengan mereka.
Sementara
itu manager pengelola aquarium memeriksa kesiapan atraksi putri duyung, Manager
pengelola tanya pada salah satu bawahannya. Apa pemeran putri duyung sudah
masuk ke dalam aquarium meski pertunjukannya belum di mulai. Yang di tanya pun menjawab
ya.
Sedetik
kemudian mereka melihat pemeran putri duyung asli baru datang dengan mengenakan
pakaian putri duyung. Tentu saja pakaian itu membuatnya sulit berjalan hingga
harus di bantu orang lain. Manager pengelola yang menyadari hal itu menjadi
bingung. Jadi siapa yang masuk ke dalam aquarium?.
Pengujung
aquarium mengagumi putri duyung yang terlihat cantik. Berkali-kali mereka
mengambil foto . Putri duyung tampak terganggu dan silau dengan
cahaya flash foto yang diarahkan padanya. Ia berenang menghidari kilatan
kamera,
Joon
Jae berjalan mengelilingi aquarium. Putri duyung melihat Joon Jae yang berdiri
di aquarium seberang. Joon Jae berjalan dan Putri duyung berenang mengikuti
Joon Jae meski Joon Jae tidak melihat ke arahnya.
Putri
duyung mengetok dinding kaca tapi Joon Jae tidak mendengar dan terus jalan
menjauh. Putri duyung terus mengikuti Joon Jae hingga sampai di sisi aquarium
yang sepi pengunjung. Putri duyung kembali mengetok dinding berharap Joon Jae
mendengar.
Apa
yang di harapkan putri duyung terkabul, akhirnya Joon Jae berhenti dan menoleh
padanya. Keduanya bertatapan beberapa saat, tapi Joon Jae tidak mengenali putri
duyung dan melangkah pergi. Putri duyung langsung naik ke permukaan.
Manager
pengelola memanggil pihak keamanan melaporkan ada penyusup masuk ke dalam
aquarium. Manager memarahi pihak keamanan yang teledor, bagaimana hal itu bisa
terjadi di hari penting seperti ini.
Joon
Jae menerima pesan dari Nam Doo yang bertemu dengan Thomas di Itaewon. Ada foto
Thomas memegang pisau dan berkata akan membunuh Joon Jae. Joon Jae tersenyum
menganggap itu hanya gurauan Thomas yang masih marah karena di tipu Joon Jae.
Tak
hanya itu, Nam Doo juga mengirimkan foto bukti kalau Joon Jae bertemu dengan
seorang perempuan di Spanyol. Apa Joon Jae mau menyangkal setelah melihat foto
ini?.
Joon
Jae terkejut melihat foto dirinya bersama Thomas di depan gereja, tak hanya
berdua tapi ada perempuan di tengah-tengah mereka. Siapa lagi kalau bukan putri
duyung. Joon Jae men-zoom foto itu dan melihat gelang giok di pergelangan
wanita di dalam foto.
Joon
Jae menyadari pastilah wanita itu pemilik gelang giok. Ia juga sadar wajah
wanita di foto sama dengan wajah putri duyung yang ia lihat di aquarium. Joon
Jae berbalik lari mencari putri duyung.
Sementara
itu, putri duyung yang ketahuan hendak di tangkap petugas keamanan. Wanita
pemeran putri duyung mencak-mencak menyuruh petugas untuk membawa pergi putri
duyung dan menuduhnya sebagai mata-mata.
Tak
mau ditangkap, putri duyung melawan dan membuat salah satu petugas keamanan
jatuh ke dalam aquarium. Putri duyung meminta maaf tidak sengaja dan langsung
kabur melarikan diri.
Joon
Jae mengelilingi aquarium mencari putri duyung. Begitu pula putri duyung yang
juga mencari Joon Jae, terburu-buru hingga menabrak anak kecil. Saat Putri
duyung berdiri, Joon Jae ternyata ada di depan menoleh padanya.
Joon
Jae menatap putri duyung sambil mengatur napasnya karena habis berlari.
Perlahan Joon Jae jalan menghampirinya dan berdiri tepat di dekat putri duyung.
Keduanya bertatapan. Putri duyung menatap wajah Joon Jae dengan mata berkaca-kaca.
Keduanya bertatapan. Putri duyung menatap wajah Joon Jae dengan mata berkaca-kaca.
Destiny bring them back together.
Epilog.
Putri
duyung membawa Joon Jae. Ia memandang Joon Jae yang masih pingsan dan meminta
maaf. Putri duyung memakaikan gelang giok ke tangan Joon Jae. Ia tahu Joon Jae
menyukai gelang itu. Putri duyung
menggenggam tangan Joon Jae.
“Kau
mungkin tidak akan mengingatku. Walaupun begitu, aku akan menepati janjiku. Aku
yang akan menemuimu. Bahkan melalui hujan badai berangin pun, meskipun matahari
bisa membakar kulitku. Meskipun aku kesepian dan tak ada orang di sisiku, dan
meskipun itu tempat yang belum pernah kutuju sebelumnya. Aku akan menanggung
semuanya dan akan kupastikan aku menemuimu”.
Putri
duyung terisak, air matanya menetes, “Aku mencintaimu…”.
Putri
duyung berdiri, meninggalkan Joon Jae kembali ke lautan. Beberapa saat kemudian Joon Jae tersadar dari pingsan oleh
suara yang terniang di telinganya. Suara putri duyung.
Komentar
:
Joon
Jae dan putri duyung kembali dipertemukan oleh takdir. Ciuman putri duyung yang
mampu menghilangkan ingatan manusia juga berdampak ketika putri duyung berada
didarat. Mungkin saja dampak ciuman itu hanya berlaku di dalam air saja.
Yoo
Ran adalah ibu Joon Jae. Bagaimana ibu dan ayah Joon Jae berpisah pasti tidak
lepas dari peran Kang Seo Hee. Pastinya Seo Hee menggunakan cara jahat nan
licik untuk menyingkirkan ibu Joon Jae, sampai membuat ibu dan anak terpisah
puluhan tahun.
Kalau
dipikir-pikir karakter Joon Jae cukup menyedihkan. Berpisah dari ibunya sejak
kecil, tinggal dengan ibu tiri yang membuatnya tidak nyaman. Lalu pergi dari
rumah dan mengganggap ayahnya tidak ada. Tapi bagaimana pun, hubungan orangtua
dan anak tidak dapat terputus begitu saja.
Nam
Doo dan Shi Ah memiliki hubungan semacam apa?. Apa mereka sedang bertaruh?.
Mungkinkah mereka mengetahui latar belakang Joon Jae yang nyatanya berasal dari
keluarga kaya. Bagaimana tidak kaya, kalau ayahnya Joon Jae saja adalah seorang
pengusaha developer.
Jujur
saja, saya tidak menyukai karaket Shi Ah sejak awal di tambah lagi sikapnya
yang hanya manis pada Joon Jae tapi aslinya jutek. Semoga Nam Doo adalah teman
sejati yang tidak menusuk Joon Jae di belakang. Tae Oh, si irit bicara ini
manis juga ternyata. Gak capek apa ya, diam terus seperti itu sementara orang
di sekitarnya sering bicara. Hm… mungkin karena itu Tae Oh sering memakai
headphone untuk meredam suara-suara berisik di sekitarnya.
Oh..ya,
pada tanggal 20 November, sbs menayangkan Legend of the blue sea versi director
cut. Episode 1 & 2 yang di tayangkan memiliki durasi lebih panjang. Karena
berisikan adegan-adegan yang di cut.
Salah satunya adegan pada episode 1, saat Joon Jae menggangu Tae Oh agar
Tae Oh mau membuka mulut. Itupun hanya 3 patah kata, selebihnya diam. Tak salah
jika Tae Oh mendapat julukan “Mulut besi”.
The heroes face another problem that will not be easy to overcome. We will be interested to see the continuation of the whole story - getessayeditor.com/blog/guest-posting-is-easy-with-getessayeditor-team.
ReplyDelete