Pages - Menu

Friday, May 27, 2011

Qais dan Laila



Judul       : Qais dan Laila
Penulis    : Nizami Fanjavi
Penerbit  : Qiyas Media

Saya penasaran dengan kisah cinta Laila dan Majnun karena itu saya membaca novel ini.


Qais dan Laila lebih populer dengan judul "Laila dan Majnun". Sebuah maha karya sastra yang sebenarnya jauh lebih tua dari kisah Romeo dan Yuliet (William Shakepear, 1616 M). Kisah Laila dan Majnun ditulis oleh Nazami Fanjavi (Sufi asal Persia 1188). Kisahnya telah terkenal di seluruh duni dan telah berulang kali diubbah menjadi syair sajak, pertunjukan teater dan film-film di bioskop dunia.

Qais terlahir sebagai anak tunggal dengan wajah yang tampan dan berasal dari keturunan Sayid, orang terhormat dari Kabilah Bani Amir. Ketika beranjak remaja, ayahnya mempercayakan pendidikan Qais kepada seorang guru yang sangat termasyhur akan tinggi ilmunya. Anak-anak bangsawan arab bersekolah dengan guru ini. Qais adalah murid yang sangat cerdas,tekun bijak lestari dan terbaik yang pernah gurunya ajari.

Suatu hari sang guru memperkenalkan murid baru berjenis kelamin wanita kepada murid-muridnya, seorang gadis yang mempunyai paras jelita yang pasti membuat setiap pemuda seperti Qais terpesona akan kecantikan yang dipancarkanya. Dengan seketika Qais jatuh hati kepada gadis itu, Laila.

Ibarat gayung bersambut ketika tangan menimba, Laila pun menaruh hati kepada Qais. Berdua mereka mulai merajut benang-benang asmara, semakin lama mereka semakin terlarut oleh manisnya cinta. Qais dan Laila terlalu asyik dengan duni mereka, Hingga akhirnya gunjingan orang-orang disekeliling mereka yang masih menganggap tabu hubungan mereka, membuat Qais dan Laila harus menjaga jarak dan berpisah untuk sementara. Memang tak ada yang melarang orang jatuh cinta, tetapi karena Laila dan Qais berasal dari keluarga terpandang dan telah membuat malu keluarga mereka akan desas desus yang semakin lama semakin ramai dibincangkan. 

Laila bisa saja menahan kepedihan dan kesedihan hatinya dengan sembunyi-sembunyi. Tapi tidak bagi Qais, kerinduan yang memuncak kepada kekasihnya membuat Qais linglung dan sering bertingkah aneh. Qais sering memuji kecantikan dan kebaikan Laila kepada setiap orang yang dijumpainya, tingkahnya yang semakin aneh membuat orang-orang menjulukinya " Si Majnun" (orang gila).

Ayah Qais berusaha untuk menyembuhkan putranya, ia pergi kerumah Laila. Ayah Qais meminta kepada ayah Laila untuk menikahkan Qais dan Laila, tetapi lamaran itu ditolak oleh ayah Laila. Kabar Qais yang telah gila telah tersebar diseluruh kota, sehingga ayah Laila tak ingin menikahkan putrinya dengan orang yang terganggu pikirannya. Penolakan ini membuat Qais makin terganggu pikiranya. Meskipun pikiranya terganggu, tapi Qais mampu melantunkan bait-bait nan puitis sebagai ungkapan kerinduannya kepada sang kekasih. Lantuan kata yang membuat orang miris ketika mendengarnya.

Menurut pepatah " Cinta tak kan pernah salah", tapi terkadang cinta juga bisa salah, banyak manusia terpedaya dengan cinta, cinta memiliki banyak rasa, warna dan pesona. Cinta Qais yang begitu besar kepada Laila justru membuat ia menjadi linglung. Qais yang pintar tak mampu lagi berpikir secara rasional, ia tak juga memperdulikan keadaan dirinya sendiri. Akal pikirannya hilang bahkan kepada Sang Maha Pencipta Cinta itu sendiri. Pada akhirnya cinta dan kerinduan yang terlalu besar membuat dua insan ini saling menderita dan terluka. Sebuah cinta yang manis pada awalnya namun pahit pada akhirnya. 
 

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)