Sudah selarut ini kok belum pulang? ucap Aisyah dalam hati. Tidak seperti biasanya Rasulullah Saw belum pulang dari berdakwah dan mengajarkan islam di rumah sahabatnya. Kekwhawatiran Aisyah ini sangat beralasan karena semakin meningkatnya ancaman dan upaya musuh-musuh islam untuk membunuh Rasulullah Saw.
"Ah, mungkin suamiku sibuk malayani para sahabatnya, dan jika terjadi sesuatu terhadapa Rasulullah tidak mungkin para sahabatnya tidak melindunginya. Apalagi disana pasti ada Umar Bin Khattab yang kuat dan selalu sigap", pikir Aisyah menenangkan dirinya sendiri.
"Ah, mungkin suamiku sibuk malayani para sahabatnya, dan jika terjadi sesuatu terhadapa Rasulullah tidak mungkin para sahabatnya tidak melindunginya. Apalagi disana pasti ada Umar Bin Khattab yang kuat dan selalu sigap", pikir Aisyah menenangkan dirinya sendiri.
Sesekali Aisyah menguap menahan kantuk, maklum siang hari ia berkerja cukup berat mengaduk tepung untuk dibuat roti sebagai persediaan makanan untuk beberapa hari. "Ya sudahlah, biar aku tunggu sambil duduk merebahkan diri di pintu. Agar jika suamiku datang mengetuk pintu aku dapat mendengar walau aku sudah tertidur". Pikir Aisyah sambil beranjak dari kursi kayu dan duduk di atas lantai tanah rumahnya sambil merebahkan dirinya bersandar pada pintu. Tapi rasa kantuk yang luar biasa tidak dapat ditahanya, hingga hanya beberapa saat ia telah tertidur.
Sementara itu, Rasulullah berjalan dengan cepat agar bisa segera sampai kerumah. "Kasian istriku, ia pasti cemas menunggu aku. Aku tadi terlalu sibuk menjawab pertanyaan dari para sahabat sehingga aku lupa dengan waktu", desah Rasulullah dalamm hati. Sesampai didepan pintu rumah, Rasulullah mengetuk pintu sambil mengucapkan salam, walaupun Rasulullah telah berulang kali mengetuk pintu tetapi Aisyah tak kunjung membukakan pintu rumah.
Rasulullah berpikir bahwa Aisyah telah tertidur pulas sehingga tak mendengar ketukan dan salamnya. " Kasian Aisyah, mungkin ia telah kecapaian bekerja dan menuggu aku, biarlah aku tetap menunggu ku". Rasulullah membiarkan Aisyah yang tertidur dan tak berusaha untuk membangunkan istrinya. "Biar aku berbaring disini saja, agar jika ia bangun besok pagi untuk ambil air wudhu aku dapat mendengarnya", guman Rasulullah.
Kemudian beliau duduk diatas tanah dan merebahkan dirinya bersandar pada pintu luar rumahnya. Sesaat kemudian beliau tertidur pulas.
Rasulullah berpikir bahwa Aisyah telah tertidur pulas sehingga tak mendengar ketukan dan salamnya. " Kasian Aisyah, mungkin ia telah kecapaian bekerja dan menuggu aku, biarlah aku tetap menunggu ku". Rasulullah membiarkan Aisyah yang tertidur dan tak berusaha untuk membangunkan istrinya. "Biar aku berbaring disini saja, agar jika ia bangun besok pagi untuk ambil air wudhu aku dapat mendengarnya", guman Rasulullah.
Kemudian beliau duduk diatas tanah dan merebahkan dirinya bersandar pada pintu luar rumahnya. Sesaat kemudian beliau tertidur pulas.
Menjelang subuh Aisyah terbangun, "Oh, suamiku belum pulang juga. Apa beliau tidur dirumah sahabat, padahal sebelumnya ia tak pernah melakukan itu?, sudahlah aku ambil air wudhu untuk shalat tahajjud saja" pikir Aisyah sanbil bangun dari duduknya.
Kemudian ia membuka pintu dan ia berseru, "Astagfirullah". Rasulullah Saw jadi terbangun seketika ketika karena pintu yang beliau sandari terbuka dan badan beliau jatuh kedalam. Rasulullah juga kaget "Subhanallah" seru beliau. Aisyah spontan memeluk tubuh suaminya yang masih terjerembah di lantai tanah.
Kemudian ia membuka pintu dan ia berseru, "Astagfirullah". Rasulullah Saw jadi terbangun seketika ketika karena pintu yang beliau sandari terbuka dan badan beliau jatuh kedalam. Rasulullah juga kaget "Subhanallah" seru beliau. Aisyah spontan memeluk tubuh suaminya yang masih terjerembah di lantai tanah.
"Astagfirullah, maafkan aku suamiku", ucap Aisyah berulang-ulang
"Tidak aku yang salah, maafkan aku wahai istriku", balas Rasulullah sambil berusaha bangkit dari tanah.
"Maafkan aku yang tak sabar menunggumu tadi malam sehingga aku tertidur dan tidak mendengar ketukanmu", ucap Aisyah sambil meneteskan air mata.
Perlahan Rasulullah memegang bahu Aisyah dan merenggangkan pelukan istriny, dan kemudian dengan lembut dipegangnya pipi istrinya sambil mengucap air mata Aisyah beliau berkata
"Tidak, aku yang salah. Maafkan aku telah membuatmu kelamaan menungguku karena aku lupa waktu dan terlalu sibuk menjawab pertanyaan dari para sahabat".
"Aku yang salah, maafkan aku", ucap Aisyah sambil menatap lembut wajah Rasulullah.
"Aku yang salah,, maafkan aku", jawab Rasulullah kembali
"Aku yang salah, maafkan aku", ucap Aisyah kembali sambil merebahkan kepalanya di bahu suaminya.
"Aku yang salah, maafkan aku istriku", ucap Rasulullah kembali membalas ucapan istrinya.
"Ayo kita ambil air wudhu dan melakukan shalat tahajjud, ajak Rasulullah.
Kemudian dua insan yang luar biasa ini berjalan menuju sumur.
Subahanallah, dua insan yang dimulaikan oleh Allah Swt ini memiliki cinta yang sangat suci. Aisyah tertidur di balik pintu dalam kerena merasa lelah dan tak kuasa menahan rasa kantuknya ketika menuggu kepulangan Rasulullah. Sedangkan Rasulullah yang mengira bahwa istrinya sedang tertidur pulas karena telah lelah menunggunya memilih untuk membiarkan istrinya tetap tidur dan tak berusaha untuk membangunkan Aisyah. Karena rasa lelah dan kantuk Rasulullah tertidur dan bersandar pada pintu bagian luar.
Dihati mereka berdua tidak ada prasangka terhadap pasangan mereka, dihati mereka berdua dipenuhi cinta dan kasih terhadap pasangannya, dan mereka berdua telah berkomitmen untuk mengabadikan hidup mereka untuk perjuangan agama, maka mereka ikhlas melakukan ini. Baik Rasulullah maupun Aisyah telah memberikan contoh bahwa tak ada kata gengsi untuk memulai berkata maaf dengan suami atau istri, bahkan berulang kali saling berebut mengucapkan kata maaf.
Dihati mereka berdua tidak ada prasangka terhadap pasangan mereka, dihati mereka berdua dipenuhi cinta dan kasih terhadap pasangannya, dan mereka berdua telah berkomitmen untuk mengabadikan hidup mereka untuk perjuangan agama, maka mereka ikhlas melakukan ini. Baik Rasulullah maupun Aisyah telah memberikan contoh bahwa tak ada kata gengsi untuk memulai berkata maaf dengan suami atau istri, bahkan berulang kali saling berebut mengucapkan kata maaf.
Sungguh sebuah gambaran keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Warohmah. Semoga salam dan rahmat senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga ahkir zaman. Amin.
Subhanallah.. Makasih ya udh mau brbagi ilmu.
ReplyDeleteSalaam. 'Afwan cuma mau ngasi tau bahwasanya tidak satupun riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW itu menguap. Rasulullah tidak pernah menguap. Mohon tulisan di blognya bisa di revisi. Syukran. Wassalaam :)
ReplyDeleteSudah di revisi, terima kasih untuk koreksinya. Wassalam. :)
Deleteini kisah bersumber dari mana? Riwayat siapa? Syukran.
ReplyDeleteini kisah bersumber dari mana? Riwayat siapa? Syukran.
ReplyDeleteSyukran atas ilmunya
ReplyDeleteSyukran atas ilmunya
ReplyDelete