Pages - Menu

Sunday, July 17, 2011

Andai Lebih Panjang Lagi




Hari itu ada seseorang yang meninggal dunia. Seperti biasanya, jika ada sahabat meninggal dunia, Rasulullah pasti menyempatkan diri mengantarkan jenazahnya sampai ke kuburan. Tidak cukup sampai di situ, pada saat pulangnya, Rasulullah menyempatkan diri untuk singgah dan menghibur menenangkan keluarga yang ditinggalkan supaya tetap bersabat dan tawakal menerima musibah itu. Begitupun terhadap keluarga sahabat yang satu ini.

Sesampai di rumah duka, Rasulullah bertanya kepada istri almarhum, “Tidaklah almarhum suamimu mengucapkan wasiat ataulah sesuatu sebelum ia wafat?”. Sang istri yang masih diliputi perasaan kesedihan hanya tertunduk. Isak tangis masih sesekali terdengar dari dirinya.

“Aku mendengar ia mengatakan sesuatu di antara dengkur nafasnya yang tersengal. Ketika itu ia tengah menjelang ajal, ya Rasulullah”.
Rasulullah bertanya, “Apa yang dikatakannya?”

“Aku tidak tahu ya Rasulullah. Maksdu ku aku tidak mengerti apakah ucapannya itu sekedar rintihan sebelum wafat, ataukah pekikan pedih karena dahsyatnya sakaratul maut. Cuma, ucapannya memang sulit dipahami lantaran merupakan kalimat yang terpotong-potong”.
“Bagaimana bunyinya?” Tanya Rasulullah lagi.

Istri yang setia itu menjawab, “Suamiku mengatakan “Andaikala lebih panjang…..andaikala yang masih baru……andaikala semuanya…..”
Rasulullah tersenyum. Senyum Rasulullah itu membuat istri almarhum sahabat menjadi keheranan. Kemudian, terdengar Rasulullah berbicara, “Sungguh, apa yang diucapkan suamimu itu tidak keliru”. Beliau diam sejenak. “Jika kalian semua mau tahu, biarlah aku ceritakan kepada kalian agar tak lagi heran dan binggung”.

“Kisahnya begini, “Rasulullah memulai. “Pada suatu hari, ia sedang bergegas akan ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Ditengah jalan ia berjumpa dengan orang buta yang bertujuan sama, hendak pergi ke masjid pula. Si buta itu sendirian tersaruk-saruk karena tidak ada yang menuntunya. Maka, dengan sabar dan telatennya, suamimu yang membimbingnnya hingga ke masjid. Takkala hendak menghembuskan nafas yang penghabisan, ia menyaksikan pahala amal shalihnya itu . Lalu ia berkata, “Andaikala lebih panjang lagi”. Maksudnya adalah andaikala jarak jalan ke masjid itu lebih panjang lagi, pasti pahalanya akan jauh lebih besar pula”.

Nabi menjawab, “Adapun ucapannya yang kedua dikatakannya takkala ia melihat hasil perbuatannya yang lain. Sebab pada hari berikutnya, waktu ia pergi ke masjid pagi-pagi sekali untuk shalat Shubuh, cuaca dingin sekali. Ditepi jalan ia melihat seorang lelaki tua yang tengah duduk menggigil, hampir mati kedinginan. 

Kebetulan suaminya membawa sebuah mantel baru, selain yang dipakainya. Maka ia pun mencopot mantelnya yang lama yang tengah dipakainya dan diberikan kepada lelaki tua itu. Menjelang saat-saat terahkirnya, suamimu melihat balasan amal kebajikannya itu sehingga ia pun menyesal dan berkata “Coba, andaikata yang masih baru kuberikan kepadanya, dan bukannya mantelku yang lama kepadanya, pasti pahalaku jauh lebih besar lagi” Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya”.

“Kemudian ucapan yang ketiga apa maksudnya ya Rasulullah”, Tanya sang istri lagi.
Dengan penuh kesabaran, Rasulullah menjelaskan, “ingatkah engkau ketika pada sautu waktu suamimu datang dalam keadaan sangat lapar dan meminta disediakan makanan? Ketika itu engakau segera menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur daging dan mentega. 

Namun, takkala hendak dimakannya, tiba-tiba seorang musafir mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas membagi rotinya menjadi dua potong. Yang sebelah diberikannya kepada musafir itu. Dengan demikian, pada waktu suamimu akan Nazak, ia menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalnya itu. Karenanya, ia pun menyesal dan berkata, “Kalau aku tahu begini hasilnya, musafir itu tidak akan kuberi hanya separuh. Sebab, andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah pasti pahalaku akan berlipat ganda pula”.

Sekarang, semua anggota keluarga mengerti. Mereka tak lagi risau dengan apa yang telah terjadi kepada suami dan ayah mereka ketika menjelang wafatnya. Kelapangan telah ia dapatkan karena ia tak sungkan dalam menolong dan memberi. 

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)