Pages - Menu

Thursday, October 17, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 35 Part 2

Teman kencan pria Ki Ok memujinya terlihat lebih cantik dari pada di foto. Sedikit basa-basi pria itu mendengar bahwa Ki Ok mengambil mata kuliah di kampus, ia bertanya siapa musisi favorit Ki Ok. Tanpa berpikir lagi Ki Ok menjawab Kang Jin Gyu, bukan pianis tapi penyanyi tenor legendaris.

Ki Ok mengucapkan terima kasih lalu menengok ke depan. Di ujung meja ada Kang Sook dan Ki Choon yang sejak tadi terus mengawasinya. Kedua orang ini menutupi wajah mereka dengan koran. Saat Ki Ok melihat mereka, Kang Sook dan Ki Choon menunjukkan wajah mereka, memberikan tanda Ok pada Ki Ok. Bahwa pria yang sedang dia kencani itu benar-benar "Bagus". Ki Ok merengut.

Kang Sook melihat sepertinya Ki Ok dan pasangannya bergaul dengan baik. Ki Choon membenarkan, "Ya. Dalam suasana yang bersahabat. Aku merasa yakin tentang mereka. Kang Sook heran kenapa Ki Ok lebih menyukai Kang Jin dibandingkan dengan pria-pria yang dijodohkan dengannya. 

Ki Choon kesal karena Kang Sook membawa-bawa nama Kang Jin lagi. Kang Sook berkata itu karena ia tidak bisa mengerti. Kang Jin tua, miskin dan tidak punya pekerjaan yang layak. Apa yang membuat Ki Ok jatuh cinta pada pria seperti itu. Ki Choon berkata tak perlu mengerti jalan pikiran Ki Ok, karena adik bungsunya itu mempunyai sisi aneh dalam dirinya.

Mata Ki Ok terbelakak terkejut. Ki Ok keluar dari restoran dengan menggandeng lengan pria itu. Ki Choon tidak suka melihat adiknya seperti itu, "Berpegangan tangan dengan orang asing?. Dia bersikap seperti wanita penghibur!". Ki Choon siap meniup peluit tapi di cegah Kang Sook, "Biarkan saja dia. Ini lebih baik dari pada dia pergi bersama Tuan Kang".

Ki Ok melepas pegangannya ketika mereka sudah keluar restoran. "Terima kasih sudah membantuku keluar dari pengawasan mereka. Tolong sampaikan pada pencari jodoh kalau kau tidak menyukaiku". Teman kencan Ki Ok ini dengan senang hati melakukan. Ki Ok mengucapkan terima kasih lalu pergi dengan hati ringan. 

Hingga malam Se Yoon belum juga pulang, Sol Joo baru mengetahuinya setelah memeriksa ke kamar Se Yoon. Kamar itu gelap tanpa penghuni. Sol Joo heran kemana Se Yoon pergi sampai selarut ini. 

Chae Won dengan telatan mengelap keringat Se Yoon. Choon Hee dan Hyo Dong masuk. Hyo Dong menyarankan sebaiknya Se Yoon dibangunkan saja, orangtuanya pasti khawatir. Choon Hee melarang. Lalu Hyo Dong tanya apa kita harus membiarkannya tidur disini malam ini. Chae Won berkata akan membangunkan Se Yoon sebentar lagi dan menyuruhnya pulang. Choon Hee mengerti. Menarik Hyo Dong keluar kamar.

Ponsel Se Yoon berdering. Chae Won melihat siapa yang menelpon dan menarik napas terlebih dahulu sebelum menjawabnya. Alangkah terkejutnya Sol Joo mendengar suara Chae Won.

Tak perlu banyak bertanya dan tak perlu menunggu. Secepat mungkin Sol Joo datang kerumah mie untuk menjemput Se Yoon. Menyetir sendiri tanpa supir.

Sementara itu di dalam rumah, Se Yoon ingin pamitan pada kakek dan nenek sebelum pulang. Choon Hee berkata kakek dan nenek sudah tidur. Se Yoon mengerti dan berpamitan pulang. Hyo Dong tanya apa Se Yoon sudah merasa lebih baik. Se Yoon mengiyakan aku baik-baik saja.

"Sungguh ceroboh ck..ck..ck...", omel Hyo Dong. 
"Sayang. Jangan berkata seperti itu", tegur Choon Hee. 

Hyo Dong tanya apa Se Yoon bisa menyetir mobil dalam kondisi seperti itu. Ia menawarkan diri mengantar Se Yoon pulang. Se Yoon menolak halus.
"Kenapa?. Kau tidak ingin aku omeli?", tanya Hyo Dong dengan wajah sungguh tak enak di lihat. 

"Ayah!", Chae Won membuka suara, protes atas sikap galak ayahnya. 

Se Yoon tersenyum, "Bukan seperti itu". Hyo Dong tak mau mendengar, "Kalau begitu biar aku yang mengantarmu".
Choon Hee masuk ke dalam kamar, mengambil kunci mobil. Hyo Dong menatap Se Yoon garang. Yang di tatap hanya diam menunduk.

Sol Joo dengan wajah marah melangkah masuk ke halaman rumah mie. Tanpa sengaja dia bertemu dengan Do Hee yang baru saja keluar dari pabrik. Sol Joo kaget melihat Do Hee, "Apa yang kau lakukan disini?". Sol Joo menjawab jujur ini adalah rumah mertuaku. 

"Lalu, Min Chae Won adalah...."

"Dia keponakanku", jawab Do Hee. 

Do Hee tahu Sol Jo datang kesini pasti ingin menjemput Se Yoon, "Mungkin dia makan makanan basi. Dia muntah-muntah sepanjang malam". Sol Joo tidak mendengarkan perkataan Do Hee, dengan pikiran buruknya ia menunduh Do Hee membohonginya, "Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?. Bagaimana bisa kau membodohiku, saat kau tahu hubungan antara keponakanmu dan putraku?". 

"Apa yang sedang kau bicarakan?', tanya Do Hee tidak terima.

Tepat saat itu, Hyo Dong, Se Yoon dan Chae Won keluar rumah. Se Yoon terkejut karena ibunya datang kesini. Sol Joo menatap tajam Chae Won. Chae Won menundukkan kepala, memberi hormat, "Apa kabar?", sapanya sopan.

Awalnya Hyo Dong enggan bertatapan mata dengan Sol Joo, tapi ia tetap memberi salam dengan sopan, "Apa kabar?". Sol Joo yang angkuh ini seolah tak mendengar sapaan Hyo Dong, dan mengabaikannya begitu saja. Di depan orang banyak ia menujukkkan kemarahannya, dengan bertanya kenapa Se Yoon datang kesini, "Ketika kau sakit, kau harusnya menemui dokter. Apa yang kau lakukan disini?".

Do Hee : Dengar, aku akan menceritakan semuanya. 

"Ayo kita pulang", ucap Sol Joo lalu berbalik pergi dengan angkuh. 

Do Hee kesal, "Dasar sombong". 

Choon Hee keluar membawa kunci mobil. "Siapa itu?. Bukankah itu Sol Joo onnie", gumannya melihat punggung Sol Joo yang menjauh. 

"Selamat malam, Ayah. Selamat malam, Ibu", pamit Se Yoon. 

Samar-samar Sol Joo mendengar dan berhenti sebentar, "Siapa yang dia panggil Ibu?, gumannya marah. 

Do Hee ke Se Yoon : Ibumu sangat marah. Tenangkanlah dia.
"Baik", jawab Se Yoon lalu lari menyusul ibunya. 


"Apa kau sudah menjadi menantunya atau apa?', tanya Sol Joo pada Se Yoon begitu mereka sampai di rumah. "Bagaimana bisa kau sangat mengecewakan Ibu begini?". 

"Orang tuanya seperti orang tuaku", jawab Se Yoon. Sol Joo makin meradang, "Apa?", teriaknya. 

Teriakan Sol Joo membuat Presdir Lee keluar dari kamar, "Ada masalah apa?'. Sol Joo langsung mengadu meminta dukungan suaminya, "Se Yoon bertingkah seperti menantu laki-laki di rumah Min Chae Won.


"Apa?. Apa kau tidak bisa menjaga sikapmu?', hardik Presdir Lee. 

Se Yoon : Kupikir paling tidak, Ayah akan memahamiku. Aku dengar Kakek dan Nenek sangat menentang pernikahan Ayah dengan Ibu. Ayah juga menikahi Ibu karena cinta tanpa mempedulikan latar belakangnya.

Sol Joo tersinggung, "Hanya karena Kakek dan Nenekmu menerima  seorang yatim piatu sebagai menantu mereka, kami juga harus menerima seorang janda. Seperti itu maksudmu?. 

"Bukan begitu maksudku", jawab Se Yoon. Sol Joo memotong, "Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?. Bagaimana bisa kau membuat Ibu merasa menyedihkan begini?". Sol Joo marah, dan darah tingginya kumat. Kakinya seakan tak mampu berdiri tegak hingga harus berpegang pada kursi. 

Presdir Lee menahan badan istrinya, "Sayang. Tenanglah..tenanglah". Se Yoon merasa bersalah, mendekati ibunya dan berkata, "Jangan salah paham. Maksudku adalah...". 
"Tutup mulutmu", bentak Presdir Lee. 

Se Yoon menunduk, merasa sangat bersalah. Sol Joo terpukul, menarik napas panjang seperti orang yang kehabisan napas. Yach. memang menjadi Nyonya kaya telah membuat Sol Joo lupa dari mana dia berasal. 

Chae Won sedang memeras lemon dan memanaskan air ketika Choon Hee masuk ke dapur. Choon Hee tanya apa yang Chae Won lakukan. Chae Won bilang ia sedang membuat lemon jelly. Choon Hee heran siapa yang ingin makan semua jelly yang asam begitu. Chae Won menjawab ini untuk Se Yoon,. Choon Hee semakin heran, "Se Yoon?. Kenapa".

"Sebenarnya, dia kehilangan indra pengecapnya", jekas Chae Won.

Choon Hee yang tidak mengerti tanya apa maksudnya. Chae Won menceritakan Se Yoon kehilangan indra pengecap saat dia mengalami kecelakaan mobil 3 tahun yang lalu. 

"Lalu dia makan makanan basi  siang tadi karena...". 

Chae Won membenarkan apa yang sedang Choon Hee pikirkan, "Itu karena dia tidak bisa merasakan-nya. Jadi aku membuat ini untuk membantunya mengembalikan rasa asam terlebih dulu".

Choon Hee tersenyum, "Sepertinya kau sangat mencintai Se Yoon".

Chae Won : Aku sudah membuat keputusan saat aku melihatnya terbaring sakit. Aku akan mendampinginya  dan tidak akan melarikan diri. Dan aku akan membantunya  mengembalikan indra pengecapnya.

Choon Hee tersenyum senang, melihat keteguhan hati putrinya itu. 

Pagi hari. Sol Joo pura-pura tidur saat Se Yoon masuk ke kamarnya. Se Yoon memang anak yang baik. Ia merasa bersalah karena telah membuat ibunya marah. "Maafkan aku, ibu.  Aku tidak bermaksud untuk menyakiti Ibu. Kumohon maafkan aku". Se Yoon mengecup kening Sol Joo, membenarkan letak selimut lalu berangkat kerja. 

Se Yoon melangkah masuk ke perusahaan, saat sapaan khas menyapanya. "Direktur Lee Se Yoon". Se Yoon menoleh ke suara dan tersenyum melihat Chae Won berdiri di depannya. Ia bertanya apa yang Chae Won lakukan disini.

"Ini kejutan. Sepertinya berhasil", ucap Chae Won riang. 

Chae Won mengeluarkan kotak dari balik badannya, "Ini untukmu". 

Se Yoon tanya apa ini. Chae Won mengatakan itu adalah lemon jelly, ia membuatnya setelah Se Yoon pulang. "Makanlah jelly ini dan cobalah untuk merasakan keasamannya. Aku membaca di buku bahwa rasa ada di dalam ingatanmu dan kau dapat merasakannya dalam hatimu juga. Kita lakukan pelan-pelan dan buat ini berhasil".

Se Yoon tersentuh, "Terima kasih", dan dijawab "Dengan senang hati". oleh Chae Won. 

Chae Won membuka kotak, melihatkan jelly-jelly yang ia buat. 

Joo Ri keluar dari taksi dan melihat mereka, "Huh. Apa yang dia lakukan sepagi ini?", Joo Ri menutup mata sesaat seolah melenyapkan pemandangan di depannya itu. Ditambah lagi sepasang kekasih itu saling melempar senyum bahagai. Membuat suasana hati Joo Ri makin memburuk.

Dikamar Chul Goo, Young Ja mengawasi supir Kim yang sedang memasang kembali foto pernikahan Chae Won dan Chul Goo. Chae Won dan Chul Goo?.  Gak salah. Memang tidak salah, karena Young Ja menurunkan foto pernikahan Hong Ju, dan menggantung kembali foto pernikahan Chae Won. 

Hong Ju masuk. Setelah mendapatkan posisi yang pas, Young Ja membolehkan supir Kim pergi dengan membawa foto pernikahan Hong Ju keluar.
"Apa ini", tanya Hong Ju sedikit terkejut. 

"Apa kau tak bisa melihatnya?. Itu  foto pernikahan Chul Goo dan Chae Won", jawab Young Ja dengan mimik sengaja memancing. 

Hong Ju tersenyum tipis. Young Ja maju mengelus foto Chae Won, menyingkirkan debu yang menempel di kaca. "Oh. Betapa cantiknya dia".
Tak lama Chul Goo masuk, "Apa ini. Ada apa ini Ibu?", tanyanya terkejut.
"Jangan malu-malu", goda Young Ja

"Tolong hentikan", Chul Goo merasa tidak enak dengan Hong Ju dan ingin menurunkan  foto itu.

"Terlihat bagus. Biarkan itu", jawab Hong Ju menatap tajam. "Kau terlihat lebih baik dengannya daripada denganku". sambung Hong Ju lalu jalan keluar kamar.

Maksud hati Young Ja ingin membuat Hong Ju syok, tapi malah dia sendiri yang syok dengan sikap datar Hong Ju itu. "Dia hebat, huh!". 

"Ibu kekanak-kanakan sekali. Tolong hentikan". 

"Hentikan?. Lalu apa kau mau hidup dengannya?". 

Maksud Chul Goo bukan begitu tapi... Ucapan Chul Goo terpotong, Young Ja menerjang dengan gaya khas bawelnya, "Kalau begitu menyingkirlah daripada kau menghalangi jalan". 

Chul Goo kehilangan kata-kata. Young Ja kalau sudah mempunyai kehendak tidak peduli apapun, dan tidak mau mendengar siapapun. Hm..Egois. 

Chae Won pulang, di ruang tengah ada nenek yang menemani Bo Reum menyusun lego. Nenek heran dari mana saja Chae Won sepagi ini. Chae Won bilang ada beberapa urusan. Ia lalu mengeluarkan hadiah untuk Bo Reum, "Selamat Hari Anak!. Ini dari Se Yoon". 
"Wah. Asyik", ucap Bo Reum girang menerima hadiah baru. 

Nenek semakin menyukai Se Yoon, dia bahkan perhatian dan peduli pada Bo Reum. Nenek berharap Ki Ok yang perhatian seperti Se Yoon. Tapi ia heran kenapa Ki Ok masih mengurung diri di kamar.

Telpon rumah mie berdering, nenek langsung menjawabnya. Dari pencari jodoh. Nenek antusias tanya bagaimana hasilnya, apa pria itu menyukai Ki Ok. Nenek kecewa mendengar jawaban kalau pria itu tidak tertarik pada Ki Ok. Nenek sangat menyayangkan, tapi mungkin mereka tak berjodoh. 

Paman dan bibi Chae Won turun dari lantai atas setelah nenek menutup telepon. "Apa itu dari pencari jodoh, ibu?", tanya Do Hee. Nenek membenarkan, "Pria itu tidak menyukai Ki Ok". Nenek berdiri. Kang Sook tanya mau kemana. Nenek ingin jalan-jalan untuk mengganti sausana. Rasa kecewa dan sedih tergambar jelas di wajah nenek. Pasti nenek marah besar jika mengetahui pada siapa Ki Ok jatuh cinta. 

Setelah nenek pergi, Kang Sook mengungkapkan pendapatnya, "Ini aneh. Mereka terlihat sangat bersahabat". Ki Choon merasakan hal yang sama. Tapi mereka tak punya waktu memikirkan itu. Ki Moon mengajak mereka segera pergi ke pabrik. Kakek sudah menanti mereka. Kompetisi putara berikutnya akan segera di mulai. 

Ki Ok menggalau di kamar. Cinta terlarang-nya pada Kang Jin telah merubah dirinya menjadi pemurung. Ia ingat perkataan Kang Jin yang berbohong padanya dengan bilang, alasan ia mendekati Ki Ok karena warisan 10 milyar. Ki Ok berpikir dan berpikir. Hingga akhirnya ia menemukan ide gila untuk bisa menikah dengan Kang Jin.

Ki Ok menyelinap masuk ke kamar kakek. Membuka lemari pakaian dan menghambur semua isi laci. Tujuan-nya satu mencari Akta tanah yang bernilai 10 milyar. 

Peserta kompetisi berkumpul di pabrik. Kakek mengumumkan tema putaran kali ini. "Mie Musim Dingin". Kakek ingin anak dan menantunya membuat mie musim semi. Kakek yang tidak melihat Ki Ok bertanya dimana dia. Ki Moon juga baru menyadari tidak ada Ki Ok ditengah mereka, "Dia harus didisiplinkan. Seul Hong, pergi panggil Bibimu". 

"Ya", jawab Seul Hong. Do Hee menahan, entah kenapa ia merasa haus dan ingin minum. Do Hee menawarkan diri pergi ke dalam memanggil Ki Ok dan membawanya kesini.

Do Hee pergi ke kamar Ki Ok, tapi orang yang dia cari tidak ada disana. Do Hee turun ke bawah dan melihat Ki Ok keluar dari kamar kakek dengan tergesa-gesa, membawa sesuatu. "Ki Ok, Ki Ok, kau mau pergi kemana?". panggil Do Hee. Ki Ok lari ngacir tanpa menghiraukan panggilan Do Hee. 

"Ada apa dengannya?", guman Do Hee bingung, lalu menyadari sesuatu, "Oh tidak. Tidak mungkin". Do Hee bergegas ke kamar kakek. Benar saja firasat buruknya terbukti, kamar kakek berantakan. Pakaian terhambur dimana-mana dan semua laci terbuka. 

Do Hee memeriksa laci tempat kakek menyimpan surat-surat penting. Surat berharga yang ia cari menghilang dari tempatnya. Do Hee lemas, "Oh. Tidak. Akta tanah. Pencuri...Pencuri!. Hentikan pencurinya!. Hentikan pencurinya!", Do Hee ngibrit lari ke pabrik. 

Di pabrik kakek dengan tenang menjelaskan putaran kali ini adalah putaran ke-8. Tapi kakek tidak bisa mengatakan berapa lagi  putaran yang harus mereka lewati.

"Dengar, dengar. Masalah besar. Ada masalah besar!', ucap Do Hee dengan napas ngos-ngos'an memutus perkataan kakek. 

"Apa yang terjadi?. Ada apa ini?". 

"Ini bukan waktunya untuk diam saja. Surat tanah ladang gandum, Ki Ok kabur dengan membawa itu".

"Apa", tanya anak ada menantu Uhm terkejut setengah mati. 

Ki Choon : Apa maksudmu?. Dia kabur dengan akta tanah?

"Ketika aku masuk rumah untuk memanggilnya, dia berlari keluar dari kamar tidur utama. Jadi aku penasaran apa yang terjadi dan aku masuk ke kamar. Kamarnya dalam keadaan berantakan dan semua laci-lacinya terbuka. Aku punya firasat buruk jadi aku memeriksa  peti surat-surat ayah dan petinya kosong. ", seru Do Hee panik".

"Dia sudah gila", ujar Ki Choon ikut panik. 

Hyo Dong : Tenanglah. Pasti ada kesalahpahaman. Dia tidak akan melakukan itu.
Choon Hee : Benar. Mungkin kau salah.

Do Hee : Salah?. Aku memeriksanya beberapa kali.
Kang Sook : Apa Ayah menyimpannya dalam peti surat?

"Ya", jawab kakek datar lalu keluar dari pabrik.

Ki Choon geram, "Gadis gila itu". Kang Sook berkata akhirnya Ki Ok membuat masalah juga. Ki Moon mencoba berpikir dimana kemungkinan Ki Ok berada. Ia minta Chae Won menelpon Ki Ok. Tersambung nada tidak aktif. Ki Choon semakin panik, "Apa-apaan. Dia merencanakannya dan melarikan diri!. Kemana dia pergi?". 

Mereka mulai ribut, mencari kemungkinan dimana Ki Ok berada. Kita harus menangkapnya sebelum dia pergi jauh, meski begitu mereka tidak bisa melibatkan polisi dalam hal ini. Ki Moon membagi mereka ke dalam beberapa kelompok, berpencar ke 4 arah mata angin untuk menemukan Ki Ok. Choon Hee berkata itu tidak perlu, "Aku tahu kemana Ki Ok pergi". 

Kang Jin kaget saat Ki Ok tiba-tiba masuk dengan menunjukkan Akta tanah. Ki Ok bersedia memberikan akta tanah itu asal ia bisa menikah dengan Kang Jin. Kang Jin kaget dan marah. "Ada apa denganmu?. Kau tadi makan apa?".

"Kau bilang kau menginginkan uang. Aku akan memberikanmu uang, jadi menikahlah denganku" pinta Ki Ok. 

Kang Jin bengong. Syok dan kehilangan kata-kata. 

Ki Choon berserta pasukan-nya berada di lantai bawah. Mereka bersiap menyerbu Kang Jin. Kang Sook ragu bagaimana jika tebakan mereka salah. Do Hee yakin Ki Ok pasti ada di dalam. Ayo kita dobrak. Ki Choon geram, "Tunggu sampai aku memukulmu".

Ki Moon tak habis pikir, "Meskipun dia jatuh cinta padanya, bagaimana bisa dia kabur dengan membawa itu?. Apa bagusnya dengan Tuan Kang?". Do Hee berkata pastilah Kang Jin sudah menyesatkan Ki Ok. Kang Sook menghentikan ocehan mereka, dari pada membuang-buang waktu, ayo kita serang dan mengambil akta tanahnya. 

Di dalam, Kang Jin menjelaskan bahwa Ki Ok sudah salah paham. Sedikitpun ia tak ingin melakukan hal buruk untuk menikahi dengan Ki Ok.

"Kau bilang kau mengincarku karena uang. Dan sekarang apa?', Ki Ok menuntut alasan. 

"Itu cuma alasan. Bagaimana bisa aku berani untuk menginginkanmu? Aku terlalu tua untukmu". 

Ki Ok tak peduli dengan umur Kang Jin. Kang Jin menunjuk pianonya, hanya itu yang ia punya. Ki Ok tidak peduli. Kang Jin berkata lagi ia hanya pria tua yang menyedihkan,. Tidak mempunyai pekerjaan tetap dan hanya bekerja di berbagai bidang pekerjaan". 

"Berapa kali harus kuulangi?. Aku tidak peduli!", teriak Ki Ok menahan tangis. 

"Hei", Ki Choon dan yang lainya menyerbu masuk. Do Hee cepat-cepat merampas akta tanah itu dari tangan Ki Ok dan memeluknya erat-erat. Ki Ok heran bagaimana kalian tahu aku disini.

Seperti biasa Ki Choon menarik baju Kang Jin, siap melayangkan bogem mentahnya. "Kau gigolo tua!". Ki Ok serta merta menahan tangan Ki Choon. Ki Ok mengancam, jika kakaknya itu berani menyentuh Kang Jin sehelai rambut pun, maka ia tidak akan tinggal diam. "Dia tidak ada hubungannya dengan ini. Aku melakukannya sendirian!".

Choon Hee dan Hyo Dong menunggu di depan pintu gerbang gelisah. Hyo Dong berkata mungkin tebakan Choon Hee salah. Tapi Choon Hee yakin, tebakannya itu jelas. Sama jelasnya seperti siang hari. "Kejutan itu mereka", seru Choon Hee melihat ke luar gerbang.

Kakak-kakak Ki Ok mereka datang dengan menggiring Ki Ok pulang. Do Hee dan Kang Sook mengampit lengan Ki Ok di sisi kanan dan kiri. Dan 2 kakak laki-lakinya berjaga di belakang. Dengan begitu Ki Ok tidak akan bisa melarikan diri lagi.

Hyo Dong tanya dimana kalian menemukan Ki Ok. Ki Choon menjawab terntu saja dirumah Kang Jin. Ki Choon yang kesal mengetok keras kepala Ki Ok, "Dasar pembuat masalah". Ki Moon tak percaya, "Apa kau benar-benar adikku?. Aku tidak bisa memahamimu sama sekali".

"Bahkan sekarang tidak terlalu terlambat untuk jujur. Dia memintamu untuk membawa  aktanya, iya kan?', terka Do Hee. 

"Kubilang tidak", jawab Ki Ok

"Kau sudah benar-benar dicuci otak. Sulit dipercaya", tambah Kang Sook.

Semuanya melangkah masuk ke halaman. Sebuah mobil sedan berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah mie. Mereka langsung menoleh ke belakang. 3 pria yang seumuran dengan kakek keluar dari mobil. Ki Moon menundukkan kepala memberi hormat, memanggil mereka dengan sebuatan paman. Mungkin masih kerabat kakek.

"Apa Ayahmu ada di dalam?", tanya kakek berbaju putih.

"Ya, dia ada. Silahkan masuk', ucap Ki Moon. 

Tepat saat itu, kakek keluar rumah, "Ada apa kau kesini tanpa memberitahu?". 

"Kami mendengar kabar bahwa kau akan mewariskan ladang gandum pada anak-anakmu, jadi kami datang".

"Aku akan menceritakan rinciannya. Silahkan masuk".

Kakek baju putih itu membentak, "Beraninya kau mencoba menjual properti milik klan semaumu?. Apa pikiranmu masih waras".

Ki Choon yang merasa penasaran memberanikan diri maju, bertanya apa maksudnya dengan properti milik klan. 

"Kau pikir tanah gandum itu adalah properti keluargamu?', bentak kakek baju biru galak.

"Tanahnya bukan milik kita?", seru Ki Choon, Ki Moon, Do Hee, Kang Sook dan Ki Ok bersamaan dengan ekspersi terkejut.

Kakek mengalihkan pandangannya diam tak menjawab. Hyo Dong juga terkejut tapi ia diam saja. Dan Choon Hee menatap kakek sedih. Mungkinkah dia sudah mengetahuinya?.


END

9 comments:

  1. Akhirnya Chae Won membuka hati utk Seo Yoon. Gªk bisa ngebayangin punya mertua kaya seperti Young Ja.
    Fighting Nuri ˆ⌣ˆ

    ReplyDelete
  2. teruskan yah mb...ditunggu loh....tengkyu

    ReplyDelete
  3. Aku bener" gak suka ama sol joo kacang lupa kulitnya, minta bgt dipites
    Semangat nuriiii, utk AHYI sama Heirs nyaaa :)

    ReplyDelete
  4. mkasih mba sinopsisny bagus,,dilanjut lagi yah mba..

    ReplyDelete
  5. thanks ya mbak sinopsisnya, ditungu kelanjutannya

    ReplyDelete
  6. Kalo see yoon anak kandung choon hee berarti ga bisa nikah sm chae won dong ^_^
    ditunggu kelanjutannya ya Nuri...
    ika

    ReplyDelete
  7. thanks y Mba sinopsisnya...ditungu kelanjutannya...:)

    ReplyDelete
  8. Mbak kpn dilanjutin episode berikutnya, di tunggu yacht mbak, tq

    ReplyDelete
  9. ayo dong mbak dilanjutin, lg seru nih........

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)