Pages - Menu

Tuesday, October 15, 2013

Sinopsis The Heirs Episode 2 Part 2

Young Do tiba di hotel Zeus, dengan enaknya ia melemparkan kunci motor dan helm yang ia pakai pada 2 Bellboy yang berdiri di pintu masuk. Kemudian Young Do berada di dapur, melakukan tugasnya sebagai "Pencuci piring". 

(Hm..Aneh, Hotel mewah dan berbintang sekelas hotel Zeus apa tidak mempunyai Dishwasher?. Kenapa cuci piring manual menggunakan tangan, bukannya menggunakan mesin!).

2 koki wanita bergosip. Salah satu dari mereka setengah tidak percaya, ketika temannya mengatakan bahwa pria yang tengah mencuci piring itu adalah anak Presdir Choi." Dia sudah bekerja di sini setiap musim panas sejak dia SMP. Ini seperti pelatihan untuk pewaris hotel".

"Dan dia melakukannya?. Dia cukup baik untuk seukuran orang kaya", ucap koki baru itu. Koki yang sudah bekerja lama di hotel Zeus langsung menyahut, "Baik? Apanya!".

Seorang pria menghampiri Young Do, jika di lihat dari pakaiannya dia mungkin se-level Manager, "Young Do, aku yakin sudah memberitahumu untuk menghangati piring-piring sebelum dipakai. Jika kau pelanggan, apa kau mau dihidangkan makanan dengan piring dingin, sebelum kau berkesempatan untuk menikmatinya?.

(Yach tergantung, jenis makanan apa dulu. Kalau Steak atau sejenis Main Course lain-nya, Oke lah. Tapi kalau dessert, mana mungkin dihidangkan dengan piring panas).

"Dan juga saat kau masuk dapur, pakaianmu harus...", ucapan manager terhenti ketika Young Do membanting piring ke bak cucian, lalu mematikan kran air.

"Apa sekarang aku terlihat dalam mood yang baik?", tanya Young Do menunjukkan wajah kesal. 

Manager : Ketika orang lain sepenuhnya mengerjakan tugas mereka haruskah aku membiarkanmu hanya karena kau putranya Presdir?. Jika kau terus bertingkah seperti ini...

Young Do melepas hand gloves, "Laporkan saja aku pada Ayahku. Itu tugasmu sebagai Manajer, jadi lakukan saja. Ketika aku menjadi pemilik dari hotel ini dalam 10 tahun lagi. kau perlu bergantung pada pengalamanmu untuk membantu mencari pekerjaan baru".

Manager tertawa menyeringai mendengar ancaman Young Do. Seorang waiter datang memberitahukan bahwa Komisaris polisi baru saja masuk keruangan. Young Do melepas celemek, "Aku pikir tanggung jawab yang lebih cocok untukku baru saja datang", ucapnya jalan pergi sembari memberikan celemeknya pada Manager. 

Di sebuah ruangan VIP, Lee Hyo Shin makan bersama ayah, kakek dan paman-nya. Kakek Hyo Shin yang menjabat sebagai Manteri Kehakiman menanyakan tentang ujian masuk Hyo Shin ke perguruan tinggi. Hyo Shin yang sedang minum sedikit batuk mendengar pertanyaan itu, ia berkata selalu belajar untuk menghadapi ujian.

Komisaris polisi yang tak lain ayah Hyo Shin berkata Hyo Shin hanya perlu giat untuk menaikkan rangking nasionalnya dibandingkan tahun lalu, selain itu tak ada yang perlu dikhawatirkan. Paman Hyo Shin bilang hanyalah tindakan orang bodoh yang menyalahkan waktu ujian yang tinggal sedikit. 

Kakek menyarankan akankan lebih baik jika Hyo Shin pindah ke SMA yang sama tempat dulu ia sekolah. Paman Hyo Shin yang lain berkata sekarang ini SMA Jeguk yang paling bergengsi, berbeda dengan zaman dulu. Kakek tahu itu, Korea itu semuanya tentang keturunan. Meskipun SMA Jeguk bergengis, tapi sejarahnya terlalu singkat untuk mengubah para pemimpin negeri ini.

"Kalau begitu, Hyo Shin bisa menjadi legenda SMA Jeguk", ujar paman Hyo Shin yang ditanggapi dengan senyum tipis dari Hyo Shin. 

Ayah Hyo Shin yang duduk disampingnya tanya, "Kau mengerti perkataan Pamanmu, kan?".

"Iya", jawab Hyo Shi berat...Kasihan, Hyo Shin memikul beban berat di pundaknya. Paman, kakek dan ayahnya menaruh harapan yang tinggi padanya.

Terdengar suara ketukan pintu, Young Do masuk menggunakan setelah jas rapih. Menyapa mereka satu persatu, "Menteri kehakiman! Komisaris polisi, Ini suatu kehormatan Anda datang ke sini. Direktur, Jaksa, aku banyak mendengar tentang kalian dari ayahku". 

"Dia putra Presidir Choi, Ayah. Dia adik kelas Hyo Shin di SMA Jeguk", jelas ayah Hyo Shin pada kakek. Kakek memuji Choi Dong Wook masih muda dan mampu membesarkan anaknya dengan baik. 

"Terima kasih", ucap Young Do. Hyo Shin tampak tidak suka dengan kehadiran Young Do. Dan meminum airnya lagi. Sejak tadi ia terus minum untuk menghilangkan rasa tegang.  

Young Do lalu mengambil Pitcher yang berisi air putih, mengisi gelas mereka satu persatu, "Apakah Anda menyukai hidangannya?", tanya Young Do pada paman Hyo Shin. Paman Hyo Shin mendengar kokinya diganti dan makanannya lebih enak. 

Young Do menuangkan air ke gelas Hyo Shin. Hyo Shin membuang wajahnya, dan kaget saat menyadari Young Do mengisi gelasnya hampir penuh (salah satu kesalahan yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang waiter).

Hyo Shin menatapnya, Young Do melakukannya dengan sengaja. "Kau sepertinya haus", ucap Young Do dengan nada tidak bersahabat.

Young Do keluar dari sana dan masuk ke dalam kamarnya sendiri, masih dalam lingkup Hotel Zeus. Kamar Young Do tampak berantakan. Ia sedang membuka jasnya, ketika terdengar bunyi bel dari luar. 

Young Do membuka pintu. Ada Hyo Shin di depannya. Hyo Shin ingin meminjam kamar mandi Young Do. Dan langsung muntah-muntah di kloset begitu berada di kamar mandi. Sakit?.

Young Do sudah ganti baju saat Hyo Shin keluar dari kamar mandi. "Makanan itu tidak sesuai denganmu?', celetuk Young Do.
"Terima kasih", jawab Hyo Shin. 


Young Do berkata dilantai bawah juga ada kamar mandi. Hyo Shin tidak bisa pergi kesana, karena tak ingin ketahuan ayahnya kalau dia muntah. Young Do meledek, "Dan, kau tidak masalah jika ketahuan olehku?". 

Hyo Shin tersenyum tipis, "Jika kita membicarakan rahasia, tidakkah menurutmu aku tahu lebih banyak tentangmu?". 
Young Do tertawa, "Sunbae, nada yang kau gunakan saat mengancamku... benar-benar bagus".

Hyo Shin kembali tersenyum, "Suaraku bahkan lebih baik saat aku memaki. Kau ingin mendengarnya?". 
"Tidak. Terima kasih, kau ingin merokok", tawar Young Do. 
"Aku tidak melakukan sesuatu yang buruk untuk kesehatanku", ujar Hyo Shin lalu keluar. 

Kim Tan berdiri di depan kolam, memandangi ponselnya dengan bosan. Eun Sang datang membawa 2 kopi, "Ini. Aku yang traktir". Kim Tan mengeluh, kenapa kau lama sekali?. Apa kau membuat kopinya sendiri. 

Eun Sang berkata ingin memberikan Kim Tan waktu untuk menerima telepon, "Kau sudah selesai menjual semua narkoba organikmu?". Kim Tan berdehem di ledek Eun Sang.

"Wah Ini enak sekali!', ucap Eun Sang takjub menikmati rasa kopi. "Jangan berlebihan", tegur Kim Tan. Eun Sang berkata setidaknya ia harus mencoba Americano sekali sebelum pulang ke Korea. "Jika tidak, aku hanya punya kenangan buruk di Amerika". 

Kim Tan tanya apa Eun Sang yakin hanya memiliki kenangan yang buruk di Amerika. Kim Tan menatap Eun Sang, wah cara natapnya udah beda. Berharap kalau Eun Sang mengatatakan bahwa dia adalah kenangan yang baik bagi Eun Sang. Ngarep. Hahaha...

Eun Sang berpikir sejenak, "Jika aku berpikir tentang hal itu...", Lalu mengalihkan pembicaraan, "Berapa lama kau tinggal di Amerika?". gubrak..hahahaha. 
Kim Tan langsung kesal, "Apa yang kau pikirkan?". 

Suara jepret kamera mengalihkan perhatian Eun Sang. 2 wanita di depannya sedang asyik berfoto ria, mereka juga orang Korea. Setelah berfoto mereka sibuk up date status. "Oh...Kenapa aku tidak memikirkan itu?", seru Eun Sang.
"Bukan pemikiran itu...", Protes Kim Tan mengikuti arah pandang Eun Sang, "Kau kenal mereka?". 

"Aku tidak mengenal mereka", jawab Eun Sang semangat, "Bisakah aku meminjam ponselmu? Aku tahu bagaimana kembali ke rumah sekarang".
"Rumah?. Korea?", tanya Kim Tan tak mengerti. 

Eun Sang mengangguk, mengadahkan tangannya. Dengan tatapan memohon. Kim Tan luluh, memberikan ponselnya. Eun Sang tersenyum dan mengucapkan terima kasih. 

Eun Sang membuka jejaring sosial akun Talking Book, sembari memasukan user nama dan password, Eun Sang tanya pada Kim Tan, "Bisakah kau menujukkan bagaimana aku tahu jika orang meninggalkan komentar?"
"Apa yang kau lakukan?", tanya Kim Tan melihat Eun Sang yang sedang menulis pesan untuk White Hacker Yoon (Akun Yoon Chan Young). 

"Siapa itu? Pacarmu?", tanya Kim Tan penuh selidik (Hihihihi....mulai cemburu nich ye!). 
"Teman laki-laki", jawab Eun Sang fokus menatap ponsel. 

"Telpon saja dia!. Kau tak tahu kapan dia akan meninggalkan komentar", ujar Kim Tan dengan nada di tekan (Semakin jelas cemburunya). 

Eun Sang tidak bisa menghubunginya karena temannya itu sering berganti nomor dan ia tidak bisa mengingat nomernya. Ditambah lagi, dia bilang akan bilang pergi kesuatu tempat. Eun Sang tidak tahu apakah dia masih ada di Korea atau tidak.

Kim Tan tak percaya, "Kau minta tolong dari pria yang bahkan kau tak tahu dia ada dimana?", tanya Kim Tan. 
Eun Sang cemberut, "Dia ada di dalam hatiku. Kenapa?", Eun Sang memberikan ponsel Kim Tan, "Lagipula ini bukan sesuatu yang bisa kau mengerti". 
"Yang benar saja. Memangnya kenapa sampai aku tidak bisa mengerti?", ucap Kim Tan makin kesal. 

Eun Sang berkata ia menghormati teman-nya itu. Kim Tan berceletuk memangnya dia itu menyelamatkan dunia atau menciptakan huruf hangul. "Menghormati teman?. Bagaimana jika dia tidak memberikan komentar?". Eun Sang yakin teman-nya itu akan membalas, matanya menatap ponsel yang dipegang Kim Tan. Dan keyakinan Eun Sang itu membuat Kim Tan semakin panas.

Kim Tan yang diliputi rasa cemburu, buru-buru memasukkan ponsel ke saku celananya dan beranjak pergi. Eun Sang mengejar, "Hei...Kau mau kemana!". 

Mereka berdua pulang menggunakan taksi. Eun Sang terus bertanya apa masih belum ada balasan. Kim Tan menunjukkan ponselnya dengan kesal. "Belum ada!. Apakah kau yakin kalian teman?". Eun Sang menjawab ia menghabiskan setengah hidupku dengannya.

"Apakah kalian pacaran?", tanya Kim Tan penasaran di dorong rasa cemburu. 

Eun Sang menjawab tidak. Kim Tan tanya lagi apakah kalian pernah pacaran. Eun Sang heran, "Kenapa kau terus bertanya?. Bisakah kau terus mengeceknya dan memberitahu aku jika dia mengomentarinya?. Dia satu-satunya harapanku. Yah? Aku mohon". 

Lagi, hati Kim Tan luluh. Mana bisa Kim Tan menolak permohonan Eun Sang dengan mata memelasnya itu. Aku suka banget liat Min Ho akting cemburu tapi peduli seperti ini..hehehe...

Taksi berhenti di dekat rumah Kim Tan. Kim Tan memberikan kuncinya dan menyuruh Eun Sang untuk tetap di dalam. Eun Sang tanya apa kau mau pergi. Kim Tan akan mengambil mobilnya yang ia tinggalkan saat mereka lari tadi. Ia janji tak akan lama. Kim Tan kembali masuk ke dalam taksi. Eun Sang memandangi taksi hingga menghilang dari pandangannya.

Dalam perjalanan, Kim Tan iseng memeriksa akun Talking Book di ponsel, "Cha Eun Sang", guman Kim Tan. Akhirnya dia tahu siapa nama gadis yang seharian ini bersamanya. Kim Tan memandangi profile picture Eun Sang dan menyebutkan namanya beberapa kali.

Lalu Kim Tan menyentuh layar keatas melihat pesan yang ditulis Eun Sang untuk Chan Young. "Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi aku di Amerika dan aku dalam kesulitan.  Aku butuh bantuanmu. Tinggalkan komentar segera saat kau melihat pesan ini".

Kim Tan berdesis kesal. Lalu menyentuh layar ponsel ke arah bawah dan tampaklah status-status Eun Sang yang lain. 

"Sebuah pekerjaan kantoran dengan penghasilan 2 juta Won per bulan. Aku sangat menyukai itu".

Kim Tan tak mengerti, "Apa maksudnya itu?". 

Dari keluar dari taksi hingga berada dalam mobilnya, Kim Tan terus asyik membaca deretan status Eun Sang.

"Kuharap Freddy dan Jason berbaikan" (Judul film yang mempertemukan karakter Freedy Kruegeer dari A Nightmare on Elm Street dan Jason Voorhess dari film Friday The 13th)

"Aku benci bekerja. Aku harus menonton 'Texas Chainsaw Massacre' pada hari hujan seperti ini"

"Selera yang buruk", komentar Kim Tan

"Teman-teman aku bekerja lagi. Aku 'Je-Shi-Kyeo Alba' (buat dia bekerja), bukannya Jessica Alba. Tersenyum sedih". 

Kim Tan heran berapa banyak pekerjaan paruh waktu yang dimiliki Eun Sang.

Berikutnya ada foto Chan Young dengan status, "Pelanggan menyebalkan, #1".

Kim Tan : Oh. Kau orangnya.
Dibawahnya ada komentar dari Chan Yooung, "Apa pelanggan menyebalkan ini manis?"

"Manis?. Apakah kau gila", ucap Kim Tan seolah Chan Young ada disebelahnya.

"Mengganggu saja", balas Eun Sang di kolom komentar. 

"Itu benar", sahut Kim Tan senang. 

Chan Young menulis komentar memberi semangat, "Kerja yang bagus hari ini! Semangat Eun Sang!".

Kim Tan memperhatikan foto Chan Young, "Itu benar. Mereka tak mungkin hanya berteman", Raut wajah Kim Tan berubah kecewa.

Kim Tan membaca status Eun Sang lain-nya, "Aku benci Ibu yang terus saja bekerja keras. Aku berharap Grup Jeguk bangkrut", bunyi status Eun Sang.

Ia tertegun melihat status Eun Sang hingga polisi yang kemarin datang dan mengetuk kaca mobil. Kim Tan menurunkan kaca. Polisi menyerahkan paspor Eun Sang dan berkata, ini hanya salah paham. Kim Tan menyahut, "Ini bukan pertama kalinya", lalu menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya.

Joo Myung Soo menempel foto Bo Na bersama Kang Ye Sol di dinding. Di tempat itu ada Bo Na yang sedang meringkuk di sofa panjang dan mengeluh akan gila karena Chan Young tak menjawab teleponya.

Myung Soo memanasi Bo Na, "Kau tak bisa membayangkan bagaimana seksi-nya gadis Amerika?.  Mereka mempunyai bentuk lekuk tubuh yang bagus. Coba bayangkan bagaimana punggung mereka terlihat". 

Bo Na duduk, "Hei! Kau pikir Chan Young-ku sepertimu?". 
"Itulah yang aku maksud. Aku yakin dia tidak seperti aku", jawab Myung Soo. "Tapi kenapa dia tidak menjawab telepon?" . 

Bo Na menjawab dia pasti sibuk atau tidak tahu bahwa aku meneleponnya. Myung Soo heran kenapa para perempuan khawatir bahkan setelah mereka sudah tahu jawabannya. Bo Na berkata, "Karena itu membuat kami merasa lebih baik", lalu kembali rebahan di sofa.

"Dasar aneh", guman Myung Soo (Hahaha). 

Tak lama kemudian, Young Do masuk. Myung Soo menyapa, "Hei, pekerja paruh waktu Choi!. Sudah selesai dengan kerja paruh waktumu?". Young Do membalas Myung Soo beruntung terlahir sebagai putra dari pendiri hukum, "Kau terlalu bodoh untuk masuk sekolah hukum. Jadi kau tidak harus bekerja di sana untuk menjadi ahli waris".

"Aku sangat bersyukur aku bodoh", ucap Myung Soo lega.
(Hm..Firma hukum ya, bukan perusahaan mobil import?). 

"Ada apa dengannya?", tanya Young Da melihat Bo Na yang manyun. 'Itu bukan urusanmu", jawab Bo Na malas.  Young Do yakin Bo Na mempunyai beban pikiran. 

Bo Na duduk tegak : Tak bisakah kau menghilangkan ketertarikanmu padaku?.

"Bagaimana bisa aku menahannya, kau terlalu cantik", ujar Young Do. Myung Soon yang tadi menunduk, sontak menatap Yong Do. 

Bo Na berpikir, "Ya, memang. Karena itu aku harus menelponnya!', Bo Na meraih ponselnya menghubungi Chan Young. 
Young Do melirik Myung Soo, tersenyum kecil. Raut wajah Myung Soo berubah, antara kaget atau kesal. Btw. Jadi ceritanya Myung Soo naksir Bo Na nich???...

"Halo?. Chan Young -ah", panggil Bo Na manja begitu Chan Young mengangkat telponnya. Chan Young berkata Bo Na mengagetkannya. Bo Na protes, ia sudah menghubungi Chan Young 4 kali, tapi Chan Young tidak menelpon balik.

Chan Young jalan ke kasir membayar buku, ia berkata Bo Na selalu menelponnya lebih dulu. Chan Young sedikit menjauhkan ponsel dari telinga dan bertanya pada kasir berapa harga bukunya. Kasir menjawab 10 dolar. Suara kasir masuk di telepon dan terdengar merdu. 

Bo Na langsung cemburu, "Aku bisa mendengar suara perempuan!. Kau berbicara dengan siapa?". 

"Seorang wanita yang penampilannya akan memberikan banyak kecemasan", goda Chan Young. Suara Bo Na meninggi, "Apakah kau selingkuh?. Berikan dia teleponnya!".

"Dia sudah bicara ditelepon", jawab Chan Young tersenyum, "Aku tidak bisa belajar karena aku rindu padamu!. Apa yang akan kau lakukan dengan itu?".
Bo Na mengulum senyum, "Aku benar-benar bahagia. Apakah kau tidak mengecek SNS-mu?. Aku telah memasang fotoku yang sedang menangis". 
Young Do komentar Chan Young tidak akan kembali. Bo Na merengut mendengar komentar temannya yang usil itu.

Chan Young berkata ia menonaktifkan akun SNS -nya, karena tidak bisa fokus belajar. Bo Na merengek dengan manja, "Tak bisakah kau memeriksanya? Ayolah!".

"Dia satu-satunya  yang bisa tetap cantik walau merengek seperti itu", komenar Young Do. 

Chan Young keluar dari toko buku, "Baiklah. Aku akan memeriksanya. Oke. Aku akan meneleponmu saat aku pulang. Tunggu Aku, ya!", Chan Young mengakhiri pembicaraan. 

Lalu membuka akun SNS-nya, dan yang pertama kali ia baca adalah pesan dari Eun Sang. "Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi aku ada di Amerika dan aku dalam kesulitan. Aku butuh bantuanmu. Tinggalkan komentar saat kau melihat ini.Chan Young langsung menelpon Eun Sang, tapi nomor yang ia tuju sedang tidak akfit. 

Eun Sang menarik kopernya keluar dari kamar. Terdengar pintu terbuka, Eun Sang menaiki tangga dan mengira itu adalah Kim Tan, "Kau sudah pulang. Aku mau pergi sekarang". Tapi yang datang bukan Kim Tan, melainkan Rachel. "Siapa kau?', tanya Eun Sang lebih dulu. 

 Rachel menjawab jutek, "Aku yang harusnya bertanya begitu. Siapa kau?". Eun Sang ingat. "Oh. KIta pernah bertemu sebelumnya. Kita Kau yang di bandara waktu itu, benarkan?". 
"Siapa yang peduli jika memang benar?, jawab Rachel ketus, "Kau senang bertemu denganku lagi?. Siapa kau?". 

"Dan kau?", tanya Eun Sang lagi. Rachel menjawab aku adalah tunangan pemilik rumah ini. Eun Sang tak percaya, "Tunangan?. Dia masih sekolah!". 

"Kami bertunangan tahun lalu saat kami berusia 17 tahun. Sekarang katakan! Siapa kau?. Berapa kali aku harus bertanya, kenapa kau di sini?", Rachel membentak. 

Eun Sang menjelaskan ia menginap semalam disini karena suatu alasan, ia berencana untuk pergi. Rachel marah, "Kau menghabiskan malam di sini?". Eun Sang ingin menjelaskan hal itu tidak seperti yang Rachel pikirkan. Eun Sang menggaruk kepalanya, binggung menjelaskan. Rachel melihat kunci rumah di tangan Eun Sang. 

Rachel menyuruh Eun Sang diam, turun mendekat dan langsung merebut kunci dari tangan Eun Sang, "Kenapa kunci ini ada di tanganmu?". Eun Sang berkata itu karena ia meninggalkan kopernya. Eun Sang pamit. Rachel berjalan turun dan dengan sengaja tangannya mendorong koper Eun Sang  hingga jatuh berguling-guling ke lantai dasar. 

Rachel melangkah turun dengan santai turun tanpa merasa bersalah. Eun Sang kaget dan segera berlari melihat kondisi kopernya. Benturan yang keras membuat sisi pinggir koper Eun Sang pecah. 

"Apa yang kau lakukan?', tanya Eun Sang marah. Dengan wajah jutek, Rachel berkata ini adalah hanya sebuah alasan, sama seperti kenapa Eun Sang bisa berada disini. 

Eun Sang kembali menegaskan tidak terjadi apa-apa. "Mengingat kebaikan pemilik rumah ini yang sudah membiarkanku menginap semalam, aku akan menahan kemarahanku dan pergi".

Tapi Rachel belum selesai, "Kau sedang bercanda?. Bagaimana bisa kau pergi begitu saja?. Kau ada di sini dengan kunci ketika pemilik rumah tidak ada. Bagaimana aku bisa tahu kalau tak ada yang diambil?. Buka!". 

"Apa?". 

"Aku pikir kau tidak ingin terjadi kesalahpahaman. Jadi buka!". 

Eun Sang tersinggung, "Baik! Aku akan membukanya. Tapi bagaimana jika tidak ada apa-apa?". Rachel tidak percaya tidak mungkin tidak ada sesuatu di dalam sana, ya kan?.

Eun Sang jongkok, membuka kopernya. Melihatkan barang-barangnya, "Puas?", tanya Eun Sang marah. Tidak, Rachel belum puas sampai ia menumpahkan semua isi koper Eun Sang ke lantai. 
"Apa yang kau lakukan", bentak Eun Sang. 

"Aku ingin melihat lebih dekat. Tidak ada apa-apa. Pergilah". Rachel bertindak seperti nyonya rumah. "Dan bawa sampah ini bersamamu", Rachel melewati Eun Sang, dan menyingkirkan pakaian Eun Sang dengan kakinya.

"Hei", panggil Eun Sang berdiri marah. Tanpa menoleh Rachel mengusir Eun Sang pergi sebelum pemilik rumah kembali. 

Eun Sang menghela napas dan mengemasi barangnya. Ia ingin marah tapi tak berdaya. Eun Sang menahan tangis, merasa marah, malu dan terhina. 

Setelah pergi dari rumah Kim Tan, Eun Sang duduk merenung di bangku taman. Kemana pun matanya memandang, yang ia lihat adalah sekelompok orang yang sedang menghabiskan waktu bersama keluarga mereka. Adik kakak melintas lari di depan Eun Sang, dengan membawa kincir angin. Eun Sang menunduk sedih lalu pergi dari tempat itu. Mau kemana neng????. 

Myung Soo dan Young Do memperhatikan Bo Na yang sejak tadi mondar-mandir seperti setrika'an. "Apa?. Ada apa?', tanya Myung Soo tidak tahan lagi. (Btw ini dirumahnya siapa ya?. Atau hanya markas, sekedar tempat untuk kumpul-kumpul mereka!). 

Bo Na berkata apa ini masuk akal, aku sudah memberitahu Chan Young kalau aku mengunduh foto saat aku menangis. Bagaimana bisa dia tidak merespon setelah 2 jam?. 

Young Do : Hei aku memberitahumu sebagai Oppamu...
"Oppa, apanya?", cibir Bo Na. Young Do berkata, "Tak ada Oppa yang kukenal suka foto menangis". Lalu Bo Na tanya apa yang kalian suka. 


"Daripada foto menangis. Kami menyukai sesuatu yang berbau dewasa", Young Do dan Myung Soo tertawa lalu kompak. Young Do melanjutkan, "Kirim foto yang menunjukkan kulitmu". Myung Soo berani bertaruh, Chan Young akan segera naik pesawat dengan cepat.

Bo Na kesal, "Hei, Chan Young-ku tidak seperti itu!. Kau lebih baik cepat minta maaf padanya!. Arah mana Amerika?. Bersujud ke arah sana!. Cepat!". Myung Soo menilai Chan Young abnormal jika tidak seperti itu. Dia itu murid SMA usia 18 tahun. 

"Putuslah dengannya. Putus saja dan kencan dengan Myung Soo", celetuk Young Do. 

Bo Na tertawa, "Apakah kau gila?. Apakah aku sedang mabuk atau apa? (Hingga mau putus dengan Chan Young). 
Myung Soo protes, "Kau tidak harus menolak kau 3 kali! Hey!'. Myung Soo tersenyum, "Tapi kau boleh juga".

Bo Na minta Myung Soo dan Young Do jangan menempatkannya diantara mereka. "Kalian berdua terlihat bagus bersama. Kalian harusnya berkencan!". 

"Jangan mengatakan hal seperti itu!", seru Myung Soo lalu menoleh ke Young Do, "Tapi kau boleh juga". Hah!...hahahahaha. 

"Diam", ucap Young Do. 

Myung Soo berkata kenapa Young Do mempermasalahkan jenis kelamin saat itu berubah jadi cinta. "Kita putus", ucap Myung Soo genit membelai rambutnya, bertingkah seperti wanita. 

"Oh. Aku bahkan tak bisa memukulmu karena kau begitu cantik!", ujar Young Do. 

Myung Soo tersenyum dan mengeluarkan gaya imutnya. "Wink". Aww...cute.

Bo Na ingin muntah, "Hey! Itu lucu hanya untuk 10 detik. Jangan melewati batas itu". 

Myung Soo berkata garis pembatas itu dibuat untuk dilanggar, "Lihat saja Rachel. Dia bahkan pergi ke Amerika menemui Tan. Jika kau merindukannya, pergilah!. Jangan mengganggu kami".

Wajah Young Do langsung berubah kecut mendengar nama Kim Tan. Bo Na menegur Myung Soo jangan menyebut tentang Kim Tan di depanku. 
"Aku di bicara disebelahmu", kata Myung Soo santai. 

Bo Na tanya kenapa Young Do diam, "Kau juga tidak suka mendengar tentangnya, kan!". Young Do berdalih Myung Soo jauh lebih hebat darinya, itu sebabnya ia tak bisa berbuat apa-apa. Myung Soo menyahut Bo Na petarung yang lebih baik darinya. 
"Diam", Bo Na yang kesal melempar bantal ke 2 cowok itu. 

Eun Sang pergi ke travel agen menanyakan harga tiket untuk penerbangan ke Korea. Petugas mengatakan harga tiket $1040, termaksud pajak. Eun Sang menghitung sisa uanganya yang ada di dompet, masih kurang banyak. Eun Sang tanya apa bisa ia membooking penerbangan itu. Petugas minta Eun Sang menunjukkan paspornya. Eun Sang baru ingat kalau paspornya disita polisi dan belum kembali. 

Kim Tan pulang ke rumah berdiri disamping Rachel yang sedang merangkai bunga. Ia kaget saat mengetahui Eun Sang sudah pergi. Kim Tan tanya kemana?. Apa dia membawa barang-barangnya. 

Rachel marah, "Ya. Kim Tan. Kita tidak bertemu selama 6 bulan!. Dan itu hal pertama yang kau katakan padaku?. Kenapa aku harus peduli di mana gadis itu...". 

"Kau tambah cantiK', ucap Kim Tan menghentikan omelan Rachel. "Aku tahu", sahut Rachel sedikit luluh. 

Kim Tan tanya lagi soal Eun Sang, "Apa kau mengusir dia?". Rachel merasa itu haknya sebagai tunangan Kim Tan.
 "Apa yang kau katakan padanya?. Kita bertunangan?", tanya Kim Tan dengan nada tidak suka.
"Tentu saja", jawab Rachel. "Kau harusnya lebih dulu mengatakan itu sebelum aku!". 

"Lalu kenapa kau tidak membiarkan dia tinggal di sini?. Aku bisa memperkenalkanmu padanya", ucap Kim Tan kesal. Lalu duduk di sofa. Ponselnya ia letakkan di samping tas Rachel.

Rachel mengikuti, ia tanya apa Kim Tan tidak tahu kalau ia akan datang. Kim Tan menjawab "Aku tahu", sembari menyandarakan kepalanya di sandaran kursi. Kalau begitu Rachel menuntut penjelasan kenapa Kim Tan tidak menjemputnya di bandara. 
"Karena panas", jawab Kim Tan dengan mata terpejam. 

Rachel berkata seharusnya Kim Tan pergi ke Korea, disana musim gugur. Dan Kim Tan menyahut terlalu jauh. Rachel bertambah kesal, ia tanya mungkinkah Kim Tan ingat hari ini adalah peringatan setahun tunangan mereka. Ya, jawab Kim Tan pendek.

Rachel : Ya?. Hanya itu?. Kenapa kau bertunangan denganku jika kau bertingkah seperti ini?.
Kim Tan  : Agar aku tidak harus menikahi denganmu nanti. Kurasa paling tidak aku harus bertunangan denganmu". 

Jawaban Kim Tan yang jujur itu membuat Rachel diam seribu bahasa.

Terdengar suara bel. Kim Tan keluar melihat siapa yang datang. Eun Sang buru-buru ingin pergi begitu melihat Kim Tan muncul. Kim Tan mengejar dan menarik tangan Eun Sang, "Kau mau kemana?. Jika kau mau pergi, setidaknya kau harus memberitahuku". Kim Tan marah nich.

Eun Sang : Kau ada di rumah. Aku meninggalkan kartu nama. Kartu nama polisi itu.

Rachel menyusul keluar. Kim Tan tanya kenapa Eun Sang mencari itu. Rachel langsung menyahut, "Aku membuangnya ke bak sampah". 
"Bak sampah yang mana", tanya Eun Sang. Rachel menjawab bak sampah di luar pintu gerbang. 
Eun Sang berbalik. Kim Tan menahan tangannya, "Lupakan saja. Kau tidak perlu mencarinya". 
"Kenapa tidak? Aku membutuhkannya untuk menemukan pasporku!', Eun Sang melepas tangan Kim Tan, langsung lari meninggalkan kopernya.

"Kau membuangnya", tanya Kim Tan. Rachel bilang membuang apa, aku bahkan tidak melihatnya. (Aish.,cewek ini). Kim Tan mengerti jika Rachel merasa kesal, "Tapi dia kehilangan paspornya karena aku, dan dia tidak bisa kembali ke Korea sekarang". 

Rachel tak peduli, apa urusannya denganku. Kim Tan berkata, "Memang tak ada urusannya denganmu, tapi itu urusanku. Jadi jangan ikut campur". Kim Tan jelas kesal lalu pergi meninggalkan Rachel. 

Rachel terpaku di tempatnya. Terlihat jelas kalau Kim Tan lebih peduli gadis itu dari pada dirinya, yang berstatus sebagai tunangan Kim Tan. 

Rachel kembali masuk kedalam dengan wajah kesal. Berniat pulang, saat ia mengambil tasnya disofa, ponsel Kim Tan berdenting menandakan ada pesan baru. Rachel membukanya, membaca pesan balasan dari Chan Young, "Amerika? Dimana di Amerika?. Aku di Amerika juga!. Apa yang terjadi? Aku bisa pergi sekarang jadi telepon aku!. Ini nomor ku, segera hubungi aku!". 

Rachel memandangi pesan itu lama, berpikir seperti merencanakan sesuatu.

Eun Sang benar-benar mengobrak-abrik tempat sampah, mencari benda yang ia anggap penting. Kim Tan berdiri di belakang Eun Sang menatap punggungnya lama. "Tidak ada disana!", seru Kim Tan. 
"Ya. Tidak ada disini", isak Eun Sang. "Bagaimanapun aku mencari. Aku tidak bisa menemukannya". 

Kim Tan : Apakah kau menangis?". 

"Aku mencoba untuk tidak menangis. Tapi hanya saja...", Eun Sang menghapus air matanya. "Setelah semuanya... Ya Tuhan. Aku datang ke Amerika untuk memiliki kehidupan yang baik. Tapi lagi-lagi aku berakhir di samping tong sampah. Hidupku seperti apa ini?".

"Maafkan aku. Berdiri", ucap Kim Tan miris. Eun Sang berdiri, "Kenapa kau minta maaf". Kim Tan menyerahkan paspor milik Eun Sang. Eun Sang tak menyangka paspornya ada ditangan Kim Tan, "Kau menemukannya?. Kapan?". Kim Tan menjawab baru saja. 

Eun Sang mengambilnya, memeluk erat paspornya. Hm..jadi ingat adegan meteor garden. Saat San Chai menangis mencari kalung meteor di kolam renang, dan Hua Ce Lei yang menemukannya. 

Sebuah taksi berhenti tak jauh dari mereka. Kim Tan langsung menarik Eun Sang bersembunyi begitu melihat 2 pria bule berbadan besar keluar dari taksi. Eun Sang bingung, "Kenapa".  Kim Tan minta Eun Sang diam.

2 pria bule itu seperti mencari seseorang. "Apakah di sini si brengsek itu tinggal?", tanya salah satu dari mereka. 
"Aku sudah bilang! Tidak!", jawab gadis bule berusaha menahan mereka. 

Eun Sang tanya apa mereka itu preman. Kedua pria itu melihat Eun Sang dan Kim Tan. Eun Sang panik, "Oh. Tidak mereka melihat kita". Kim Tan merasa tidak bisa menghadapi mereka. Ia meraih tangan Eun Sang...dan lari...

Berbeda sebelumnya, kali ini Eun Sang dan Kim Tan lari sekuat tenaga menghindari kejaran ke-2 pria bule itu. Kim Tan membawa tas Eun Sang dan mengenggam tangannya erat-erat. Mereka terus lari, hingga ke jalanan Hollywood dan melewati kerumunan orang-orang yang memadati jalanan.

Kim Tan menengok ke belakang, ke-2 bule itu masih mengejar. Well, mereka memang pelari yang tangguh. Kim Tan menarik Eun Sang masuk ke gedung bioskop. Menyelinap dari pintu belakan. Sembunyi di salah satu studio yang sedang memutar film.
Kim Tan mengatur napas. Eun Sang sibuk menoleh ke kanan dan kekiri. Kim Tan tanya apa yang aku lakukan. Eun Sang berkata dalam film pembunuhan yang sering ia tonton, biasanya penjahat ada di belakangmu. Kim Tan bilang pada Eun Sang untuk berhenti menonton film aneh.

Eun Sang ingin tahu kenapa 2 pria tadi mengejar Kim Tan, "Apakah kau benar-benar pengedar narkoba?". Kim Tan berkata Aku tidak ingin menyia-nyiakan hidupku seperti itu. Eun Sang penasaran, lalu kenapa mereka mencarimu. Kim Tan balik tanya, "Bagaimana dengamu?. Kenapa mereka mencarimu?". Eun Sang tidak menjawab, karena ia juga tidak tahu. (Loh...jadi kenapa tadi lari!!!!). 

Kim Tan menyuruh Eun Sang untuk fokus saja menonton film selama mereka disini, "Aku perlu istirahat", Kim Tan menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata. 

Eun Sang berusaha untuk fokus, tapi ia tak bisa mengerti maksud perkataan dari tokoh dalam film. "Apa yang mereka katakan?", guman Eun Sang dan gumanannya itu didengar oleh Kim Tan.

"Dia datang untuk memastikan bahwa dia tidak mencarinya", Kim Tan menerjemahkannya dalam bahasa Korea. 

"Jika aku harus percaya padamu, aku harus siapa dirimu", ucap Kim Tan selanjutnya membuka mata. 

"Kau tidak tidur?", tanya Eun Sang. 

Kim Tan menegakkan kepalanya, tidak lagi bersandar di sandaran kursi. "Tapi dia bertemu dengan seorang gadis kemarin malam. Namanya adalah Cha Eun Sang", Kim Tan tidak lagi menterjemahkan ucapan tokoh dalam film. Dan perkataan itu ditujukan untuk Kim Tan sendiri. 

Eun Sang heran, "Bagaimana kau tahu namaku?".  

"Dia ingin bertanya pada Cha Eun Sang. Apakah....", Kim Tan menatap Eun Sang lekat, diam beberapa detik lalu berkata, "Mungkinkah aku menyukaimu?". 

Eun Sang tertegun dengan pengakuan Kim Tan. Baik Kim Tan maupun Eun Sang saling menatap satu sama lain.


END


Komentar : 
Suka liat pertemanan antara Young Do, Bo Na dan Myung Soo. Bo Na dan Young Do sama-sama tidak menyukai Kim Tan. Dengan siapa kelak Kim Tan berteman setelah dia kembali ke Korea dan sekolah di Jeguk High School?. Semoga Kim Tan punya teman dekat, dan saya berharap itu adalah Chan Young. Sedih rasanya melihat Kim Tan kesepian tanpa teman. 

7 comments:

  1. Nuri, lebih detail dan menarik pikunya juga pas pokoknya keren...semangat Nuri lanjut..^0^

    titi

    ReplyDelete
  2. Bener bgt nuri, sedih bgt kalo harus liat kim tan kesepian :(
    Sebenernya perbuatan apa yg pernah kim tan lakuin ya ampe dia dimusuhin, sampe dibilang lucifer >< ?
    Gak rela bgt min ho dibilang lucifer :|

    ReplyDelete
  3. preadir lee yah? bukannya anaknya kim tan dan kim won? jadi bingung nih...
    *abaikan*
    nuri ahyi nya lanjut dooooongggg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksudnya Presdir Kim Nam Yoon, ayah Kim Tan dan Kim Won. Maaf salah ketik. Btw.,,saya kok baru sadar ya...Thanks untuk koreksinya. AHYI dalam prosesnya. Ini lagi buat sinopnya.

      Delete
  4. Peluk satu namja di drama ini...


    Myung Soo Myung Soo Myung Soo hahahaha.....

    ReplyDelete
  5. Jadi 2 preman tadi itu sebenernya siapa ya? apakah mereka temen pacarnya si eun suk itu?

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)