Kim Tan segera keluar dari kamarnya begitu menerima balasan dari Eun Sang. Sejenak ia tampak ragu berdiri di depan pintu dapur. Menarik napas, seakan ingin menguatkan jantungnya.
Kim Tan tegang, perlahan memberanikan diri menggeser pintu, membuat celah diataranya. Dari celah itu, Kim Tan bisa melihat Eun Sang yang sedang minum sembari memandangi ponsel. Kim Tan syok, seakan tak percaya. Ia berbalik membelakangi pintu. Lalu kembali melihat Eun Sang dari celah pintu yang ia buat. Gadis itu benar-benar Eun Sang, ada di dalam rumahnya.
Eun Sang menunggu balasan dari Kim Tan, "Ada apa dengannya", guman Eun Sang lalu memasukan ponselnya ke saku. Eun Sang mengikat rambutnya, menyiapkan daging untuk sarapan besok. Kim Tan mengewasi dari celah pintu. Setelah selesai, Eun Sang mematikan lampu dan pergi dari dapur tanpa melihat Kim Tan.
Kim Tan masih disana, berdiri terpaku ditempatnya.
Kim Tan berjalan setengah melamun kembali ke kamarnya. Tampak frustasi dan syok. Ia ingat saat berpapasan dengan ibu Eun Sang yang mengenakan kaos I Love California, tempo hari. Kim juga ingat status Eun Sang yang tidak suka melihat ibunya bekerja keras dan berharap Jeguk Group bangkrut.
Kim Tan tahu sekarang siapa ibu Eun Sang yang tak lain adalah salah satu pelayan di rumahnya, dan alasan kenapa Eun Sang menginginkan kebangkrutan Jeguk Group.
Pagi harinya, Kim Tan berdiri di depan jendela, melihat Eun Sang yang berlari keluar halaman dengan mengenakan pakaian sekolahnya. "Itu benar-benar kau, Cha Eun Sang".
Kim Tan berdiri di depan kamar yang digunakan Eun Sang dan ibunya. Ia mengetuk pintu pelan. Merasa yakin tak ada orang di dalam, Kim Tan membuka pintu yang memang tidak di kunci. Kim Tan menelusuri setiap sudut kamar, menatap miris pada kamar kecil itu dan semua barang-barang yang ada di dalamnya. Tampak seperti gudang. Di kamar sempit itulah Eun Sang dan ibunya berbagi tempat tidur.
Kim Tan lalu turun ke dapur, dan melihat memo yang ditempelkan Hee Nam di pintu kulkas, "Pergi ke supermarket". Ny. Han masuk ke dapur "Ahjuma, kopi", ucapnya dan kaget melihat Kim Tan ada di dapur. "Ya. Tuhan. Apa yang kau lakukan disini?".
"Aku haus", jawab Kim Tan, lalu menunjuk ke memo yang tertempel di kulkas, "Ahjumma pergi ke supermarket".
Ny. Han melepas memo itu, "Apakah dia harus pergi sepagi ini?".
Kim Tan berkata ia jarang melihat Hyung-nya beberapa hari ini. Ny. Han sedikit kaget dan bilang mungkin Kim Won pergi untuk urusan bisnis, dia sering sekali ke luar negeri. Kim Tan kecewa, "Aku pikir setelah aku pulang ke Korea aku bisa bertemu Hyung setiap hari".
"Aigo. Kau sangat baik. Dia membencimu", ujar Ny. Han.
"Tapi aku menyukainya", jawab Kim Tan. "Aku mandi dulu", Kim Tan jalan keluar dari dapur.
Ny. Han mengekor dan tanya apa yang akan dilakukan putranya hari ini, "Apakah kamu mau pergi berbelanja dengan Ibu?".
Kim Tan menjawab ia akan pergi ke suatu tempat. Ny. Han terus mengekor, ingin tahu kemana Kim Tan pergi.
Kim Tan pergi ke Jeguk High School untuk mengurus kepindahan sekolahnya, ia bertemu dengan Ny. Ji Sung disana. Ny. Ji Sung ini menduduki posisi penting di sekolah Jeguk, mungkin kepala sekolah atau ketua yayasan.
Ny. Ji Sung berkata ia sudah selesai mengurus kepindahan sekolah Kim Tan. "Kau tidak akan bisa melakukan apa yang pernah kau lakukan waktu SMP dulu di sini. Aku tidak akan memberikanmu pengecualian".
Kim Tan mengerti. Ny. Ji Sung ingin tahu siapa yang meminta Kim Tan pulang, "ibumu atau ayahmu?". Kim Tan terus menunduk seperti anak yang patuh, ia berkata kepulangannya atas keinginannya sendiri.
"Benarkah?", tanya Ny. Ji Sung seakan tak percaya. "Kau sudah dewasa sekarang. Setelah kamu kembali, kamu tahu bagaimana cara menendang saudaramu keluar .".
Kim Tan kaget mendengar tuduhan Ny. Ji Sung (aih...ahjuma satu ini. Menuduh tanpa bukti). Ny. Ji Sung mendengar Kim Won tak lagi tinggal di rumah semenjak Kim Tan pulang. Kim Tan semakin terkejut, mengetahui kakak-nya yang sangat ia sukai tidak melakukan perjalanan bisnis, tapi keluar rumah karena tak ingin melihat dirinya.
Sosok Hyung yang sangat di sukai Kim Tan kini berada di restoran bersama Hyun Joo. Kim Won ingin makan siang, tapi Hyun Joo berkata ia sedikit sibuk dan hanya akan memberikan Kim Won waktu 20 menit. Kim Won tersenyum tipis, "Yang benar saja". ucapnya sembari mengeluarkan bungkusan amplop coklat dari dalam jasnya. Lalu memberikannya pada Hyun Joo.
Kim Won berkata ia menemukan sesuatu yang menarik di Amerika. Hyun Joo membuka bungkusan dan ingin tahu benda apa ini yang sedang di pegangnya. Kim Won menjelaskan itu adalah Wishbone.
"Sesuatu yang disukai oleh orang Amerika. Dua orang masing-masing memegang salah satu sisi nya dan saling tarik menarik hingga tulang patah. Orang yang mendapatkan bagian lebih banyak, maka keinginannya akan terwujud".
Hyun Joo tersenyum, "Ini seperti bar Ssang - Ssang". Kim Won yang tak pernah makan ssang ssang, tanya apa itu. Hyun Joo menjawab es krim dempet yang sering dijual di supermarket. Hyun Joo akan menyimpan tulang itu dan menarik salah satu jika ia memiliki sebuah harapan atau keinginan.
"Kau tidak memiliki keinginan sekarang?", tanya Kim Won. Hyun Joo menjawab tidak.
Kim Won sedikit geli, "Bagaimana bisa kau tidak memiliki keinginan?". Hyun Joo merasa cukup dengan apa yang ia miliki sekarang, ia sudah kuliah, punya rumah dan punya tabungan. Kim Won bilang itu bukan keinginan tapi keberuntungan.
"Ini adalah hadiah yang sebenarnya", ucap Kim Won memberikan kalung Wishbone yang ia beli di Amerika. "Pakai ini untuk keberuntungan".
Hyun Joo merasa tidak enak, "Aku dibesarkan dengan menggunakan dukungan beasiswa dari keluargamu. Aku akhirnya bisa membiayai hidupku sendiri. Jadi...".
Kim Won menyela, "Dukungan?. Tidak bisakah itu di sebut sebagai hadiah?". Kim Won marah, karena Hyun Joo menganggap pemberian kalung itu sebagai salah satu bentuk dukungan dari keluarga Kim.
Hyun Joo mengalihkan pembicaraan, "Aku harus pergi. Aku akan dipecat jika aku terlambat".
"Apakah aku harus membuang ini?", tanya Kim Won dengan nada meninggi.
Hyun Jo mengalah, "Baiklah. Terima kasih".
"Kau hanya akan menerima dan tidak akan memakainya, bukan?", terka Kim Won. Hyun Joo diam.
"Jangan bergerak. Aku akan memasangkannya padamu", ucap Kim Won lalu berdiri memakaikan kalung itu sendiri ke leher Hyun Joo. Wajah Hyun Joo terlihat sedih saat Kim Won memakaikan kalung Wishbone ke lehernya.
Selesai memakaikan kalung, Kim Won kembali duduk di tempatnnya. Hyun Joo tanya, "Apakah kalung ini terlihat cantik?".
"Ya", jawab Kim Won. "Mengapa sangat sulit bagi ku untuk memakaikan kalung ini padamu?". Hyun Joo tersenyum tipis, ada kesedihan di matanya. Mimik wajah Kim Won berubah, mengetahui dengan pasti jawaban dari pertanyaannya sendiri.
Hubungan mereka terhalang tembok "status dan hutang budi". Kim Won yang dingin ini bisa jatuh hati pada gadis sederhana seperti Hyun Joo. Kim Won dan Kim Tan memiliki kemiripan. Sama-sama menyukai gadis sederhana. Tanpa memperdulikan latar belakang keluarga mereka.
Hubungan mereka terhalang tembok "status dan hutang budi". Kim Won yang dingin ini bisa jatuh hati pada gadis sederhana seperti Hyun Joo. Kim Won dan Kim Tan memiliki kemiripan. Sama-sama menyukai gadis sederhana. Tanpa memperdulikan latar belakang keluarga mereka.
Kim Won memasuki lobby hotel dengan langkah lesu. Manager hotel menyampaikan ada tamu sedang menunggu dikamar Kim Won. Kim Won langsung mengambil ponselnya dari saku jas, menghubungi sekertaris Yoon Jae Hoo.
Pada Jae Hoo, Kim Won tanya kapan ayahnya datang. Ia mengira orang yang sedang menunggunya saat ini adalah presdir Kim, ayahnya. Jae Hoo berkata presdir Kim ada di rumah, ia baru saja pulang dari rumah Kim Won.
Kim Won menutup telponnya, bertanya pada manager hotel, "Siapa tamuku?".
Manager hotel menjawab, "Dia adalah adik Anda".
Pada Jae Hoo, Kim Won tanya kapan ayahnya datang. Ia mengira orang yang sedang menunggunya saat ini adalah presdir Kim, ayahnya. Jae Hoo berkata presdir Kim ada di rumah, ia baru saja pulang dari rumah Kim Won.
Kim Won menutup telponnya, bertanya pada manager hotel, "Siapa tamuku?".
Manager hotel menjawab, "Dia adalah adik Anda".
Kim Won marah, "Dan kau membiarkan siapa pun masuk ke kamarku?. Bagaimana caramu menjalankan hotel?. Membiarkan orang lain masuk tanpa ijin dari pemilik kamar".
"Presdir Kim secara pribadi menelpon kami", jawab manager hotel.
"Ayahku menelepon untuk memberitahumu membuka kamarku?", tanya Kim Won tak percaya. Manager Hotel membenarkan. Kim Won semakin marah, tanpa berkata apa-apa lagi, ia langsung berbalik arah meninggalkan hotel.
Di dalam kamar Kim Tan menunggu kedatangan Kim Won dengan sabar. Menunggu dan terus menunggu, meski rasa lelah menderanya. Dan tahu dengan pasti kakak yang ia sukai itu tak akan mau bertemu dengannya. (Poor Kim Tan. Hug for him).
Ny. Han menemani Kim Tan makan malam, ia tanya dari mana saja Kim Tan dan siapa yang dia temui, "Mengapa kamu melewatkan makan malam?. Lihat, jam berapa sekarang".
"Enak. Ibu yang membuat semua makanan ini?", tanya Kim Tan mengalihkan pembicaraan.
Ny. Han bilang ia yang memesan agar semua makanan ini dimasak. Kim Tan sedikit tidak suka, tapi tetap bersiakp biasan dan tanya bagaimana ibunya bisa memesan makanan yang enak.
Ny. Han malah senang, "Aku akan meminta bantuan mereka setiap hari".
Ny. Han malah senang, "Aku akan meminta bantuan mereka setiap hari".
Hee Nam masuk ke ruang makan, mengantarkan hidangan yang lainya lalu kembali ke dapur. Kim Tan tanya, "Apakah gadis yang tinggal di sini putrinya?".
"Eun Sung?. Ya, aku kasihan padanya. Itu sebabnya aku baik padanya", jawab Ny. Han.
Kim Tan tanya berapa lama Eun Sang tinggal disini. Ny. Han berkata ibu Eun Sang sudah bekerja dirumah Kim selama 3 tahun, tapi putrinya belum lama pindah ke sini. "Untungnya, dia (Eun Sang ) bisa berbicara dengan baik".
Ny. Han melihat gelas wine-nya yang hampir kosong, "Aku ingin tahu apakah dia sudah ada di rumah. Eun Sung!", panggil Ny. Han.
"Ya", jawab Eun Sang dari dalam dapur.
"Aku ingin minta anggur lagi", seru Ny. Han lalu berdiri. "Dimana kau?. Kesini?".
Kim Tan yang panik mendengar suara Eun Sang segera mencari tempat sembunyi. Ia belum siap bertemu Eun Sang. Ia sempat melongok ke bawah kolong meja. Dari kaca, Kim Tan melihat sosok Eun Sang jalan menuju ruang makan.
Ny. Han menyuruh Eun Sang pergi ke penyimpanan wine ruang bawah tanah, lalu berbalik menengok Kim Tan. Tapi Kim Tan tidak ada di tempatnya, kursinya kosong, Kemana dia pergi?", guman Ny. Han bingung.
"Siapa?", tanya Eun Sang .
"Sudahlah", ucap Ny. Han. "Bawakan aku sebotol anggur dari ruang bawah tanah. Anggur apapun".
"Baik", jawab Eun Sang bergegas pergi.
Eun Sang pergi ke penyimpanan bawah tanah. Lampu taman tidak menyala sehingga ia harus menggunakan santer dari ponselnya sebagai penerang jalan.
Beberapa menit kemudian, Eun Sang keluar dari ruangan penyimpanan membawa sebotol wine pesanan Ny. Han. Tiba-tiba satu persatu lampu taman otomatis menyala, begitu pula dengan air mancur di belakangnya. Air mancur itu mengeluarkan cahaya warna biru, terlihat indah di malam hari.
Eun Sang berhenti sebentar memandangi lampu dan air mancur, sedikit heran. Lalu kembali melangkah masuk ke dalam rumah, tanpa menyadari ada Kim Tan kehadiran Kim Tan yang memandangnya dari jauh.
Jae Hoo yang dilanda galau memilih minum sendirian di bar langganannya. Ia teringat pengakuan Esther yang mengatakan hatinya masih berdebar-debar setiap kali mereka bertemu. "Satu lagi", ucap Jae Hoo pada bartender minta tambahan minum.
"Dua lagi", seru Kim Won yang baru tiba duduk di samping Jae Hoo. "Aku akan duduk disini, anggap saja ini sebagai kerja lembur".
"Pasti Tan yang menunggumu di hotel", tebak Jae Hoo tepat sasaran.
Kim Won tahu Jae Hoo dekat dengan Kim Tan, "Ketika Tan tumbuh dewasa dan mengambil alih perusahaan, kamu akan bekerja pada dia, kan?".
"Ketika Tan tumbuh dewasa, Apakah kau akan membiarkan dia melakukan itu?", tanya Jae Hoo balik.
Kim Won komentar sinis, Jae Hoo tak pernah lengah dalam keadaan sadar atau setengah mabuk sekalipun. Jae Hoo menanggapinya dengan tawa.
"Dua lagi", seru Kim Won yang baru tiba duduk di samping Jae Hoo. "Aku akan duduk disini, anggap saja ini sebagai kerja lembur".
"Pasti Tan yang menunggumu di hotel", tebak Jae Hoo tepat sasaran.
Kim Won tahu Jae Hoo dekat dengan Kim Tan, "Ketika Tan tumbuh dewasa dan mengambil alih perusahaan, kamu akan bekerja pada dia, kan?".
"Ketika Tan tumbuh dewasa, Apakah kau akan membiarkan dia melakukan itu?", tanya Jae Hoo balik.
Kim Won komentar sinis, Jae Hoo tak pernah lengah dalam keadaan sadar atau setengah mabuk sekalipun. Jae Hoo menanggapinya dengan tawa.
Choi Dong Wook dan Esther Lee tiba di bar yang sama, Jae Hoo yang tak sengaja menatap kearah pintu melihat kedatangan mereka. Ia dan Esther sama-sama terkejut dan saling melampar pandang.
"Presdir Kim Won", panggil Dong Wook.
Kim Won bisa mengenali siapa yang memanggilnya, sedikit menarik napas merasa terganggu. Kim Won lalu berdiri memasang wajah biasa dan bersalaman dengan Dong Wook. Dong Wook berkata ia sudah menelpon Kim Won berkali-kali. Kim Won beralasan perjalanan bisnisnya di Amerika lebih lama dari yang ia perkirakan.
Dong Wook ingin Kim Won tinggal di hotelnya selama berada di Amerika, tapi Kim Won malah menolaknya. Kim Won berdalih perkebunan almond terletak di dekat pedesaan Modesto, jaraknya jauh dari hotel milik Dong Wook.
Saat Kim Won dan Dong Wook bicara, Jae Hoo dan Esther Lee saling menatap satu sama lain.
Saat Kim Won dan Dong Wook bicara, Jae Hoo dan Esther Lee saling menatap satu sama lain.
Kim Won menyapa Esther dan bilang ia bertemu dengan Rachel di Amerika. Esther sudah mendengar itu dari Rachel, ia lalu tanya bagaimana dengan kabar keluarga Kim Won, baik-baik saja kan?.
"Ya. Terima kasih", jawab Kim Won.
Dong Wook tanya siapa orang yang bersama Kim Won saat ini. Kim Won mengenalkan Jae Hoo sebagai sekertaris Jeguk Group. Senyum di wajah Dong Wook langsung lenyap, dia mengetahui hubungan yang terjalin antara Jae Hoo dan Esther di masa lalu.
"Senang bertemu dengan Anda. Namaku Yoon Jae Hoo", ucap Jae Hoo mengenalkan diri pada Dong Wook.
Dong Wook tidak menanggapi Jae Hoo, ia mengajak Kim Won minum bersama. Esther dan Jae Hoo saling lirik, wajah keduanya tegang.
Keempatnya lalu minum bersama. Dong Wook membicarakan kejatuhan ekonomi di Eropa yang menyebabkan pasar di India tidak berjalan baik. Ia tanya pendapat Kim Won, pasar mana saat ini yang menarik perhatian Kim Won.
Disaat mereka asyik biara, baik Esther dan Jae Hoo tak henti-hentinya saling menatap satu sama lain, terlihat jelas cinta di mata mereka.
Kim Won berkata ia tertarik dengan pasar di Sahara, Afrika. Tapi sekertaris Yoon menentang gagasan itu. Jae Hoo memberi alasan resikonya terlalu tinggi, "Seperti negara-negara BRIC ( Brasil, Rusia , India , Cina ) , aku khawatir pasar di Afrika juga tidak stabil, dan volatilitasnya...".
Dong Wook memotong, "'Tidak bisa!'. 'Terlalu berisiko!'. Itulah yang selalu karyawan katakan. Mereka tidak memiliki keberanian, mereka tidak berani mengambil risiko. Tak satu pun dari mereka memiliki sikap positif".
Kim Won tidak suka mendengar perkataan Dong Wook yang menghina Jae Hoo. Esther juga kaget. Jae Hoo diam sebentar, melirik Esther, dengan sikap tenang Jae Hoo membalas perkataan Dong Wook, "'Tidak bisa', dan 'Itu terlalu berisiko!'. Mengatakan itu adalah sikap yang berani dan berisiko bagi karyawan".
Dong Wook melihat Jae Hoo dengan pandangan tidak suka. Jae Hoo tersenyum tipis, "Permisi sebentar. Anakku sedang menunggu teleponku", Jae Hoo berdiri dan pergi dari sana.
"Sekertaris Yoon. Sekertaris Yoon. Apa sebenarnya posisinya?", tanya Jae Hoo ke Kim Won dengan gaya mengejek.
Esther permisi sebentar, memberi kesempatan Kim Won dan Dong Wook menyelesaikan pembicaraan mereka. Esther beralasan tidak suka menonton National Geographic. Lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Dong Wook ingin tahu bagaimana Jae Hoo bisa seberani itu. Kim Won berkomentar dingin Sekertaris Yoon Jae Hoo adalah orang yang bisa memancing kemarahannya, dan sering membuatnya marah, "Dia bahkan menyakitiku kadang-kadang. Dia bisa melakukan hal yang sama kepadamu".
"Kau bilang bahwa dia hanyalah seorang sekretaris. Bagaimana dia bisa melakukan dengan peringkat rendah seperti itu?", tanya Dong Wook sinis.
"Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya", jawab Kim Won.
Jae Hoo memang pergi untuk menelpon Chan Young, ia minta pada putranya berhenti ngomel, janji tidak akan pulang terlambat. Jae Hoo menutup telponnya, saat berbalik ada Esther di belakangnya.
"Aku juga", ucap Jae Hoo.
"Untuk apa", tanya Esther tak mengerti.
Jae Hoo hendak melangkah pergi, tiba-tiba ia mencium bibir Esther, memepetnya ke tembok. Esther tentu saja kaget menerima serangan tiba-tiba, tapi ia sama sekali tak menolak dan membalas ciuman Jae Hoo.
Kedua orang dewasa ini jelas masih saling mencintai, hanya saja bagaimana jika ada orang yang melihat mereka. Bisa berabe...
Beralih ke sekolah Eun Sang. Pelajaran bahasa inggris, guru membacakan soal, "The world's most famous sidewalk is also in Hollywood. Ini adalah pertanyaan tentang Hollywood. Apa jawabannya?".
Teman-teman sekelas Eun Sang serempak menyebutkan jawaban, tapi Eun Sang tidak ikut menjawab. Kata Hollywood membuatnya hilang kosentrasi dan melamun. Guru melihat Eun Sang melamun dan memberikan pertanyaan berikutnya pada Eun Sang. Beruntung, meski melamun Eun Sang bisa menjawab dengan benar. Jawaban Eun Sang bertepatan dengan berakhirnya waktu pelajaran bahasa inggris.
Guru keluar, teman-teman Eun Sang bergegas membereskan buku pelajaran. Eun Sang langsung merebahkan kepalanya ke meja. Siswa yang duduk di depan Eun Sang tanya apa kau sakit. Eun Sang melambaikan tangannya dengan lemas, "Aku sudah pindah rumah. Perlu 2 jam dari rumah ke sekolah. Bangunkan aku nanti".
Eun Sang merubah letak posisi kepalanya. Tidak tidur tapi melamun. Ia ingat kenangannya di Amerika bersama Kim Tan, dimulai dari Kim Tan yang menatapnya dari atas balkon, saat mereka berpegangan tangan lari dari kejaran para preman. Ketika Kim Tan membawanya melihat bukit Hollywood dari jauh dan ketika ia mengeluarkan tangannya dari mobil Kim Tan, merasakan angin yang berhembus di sela-sela jarinya.
Eun Sang kembali ingat kenangan manis itu. Entah apa yang dirasakan Eun Sang saat ini, ada kesedihan terpancar dari matanya.
Terjadi kehebohan di sekolah Eun Sang. Para siswa yang seharusnya pulang kerumah masing-masing, malah bergerombol membentuk lingkaran di depan sekolah. Mereka dibuat terpesona dengan sosok pria yang berdiri dengan mobil keren-nya.
(Ada Lee Min Ho datang gitu kata mereka, hahaha...kapan lagi bisa liat aktor ganteng ya kan!).
Eun Sang ikut penasaran, masuk ke lingkaran dan terkejut melihat sosok pria yang bagaikan lukisan berdiri di hadapannya. Kim Tan membuka kaca mata-nya, membuat para cewek-cewek berteriak histeris.
Diantara sekian banyak siswa yang mengelilingnya, Kim Tan hanya menunjuk satu gadis, Cha Eun Sang, "Bisakah kau mendorong gadis dengan ginjal yang sehat itu ke sini?".
Eun Sang maju mendekat, ragu-ragu dan tampak malu-malu menatap Kim Tan. Kim Tan tersenyum, "Kau terlihat senang melihatku. Kau pasti sering memikirkanku".
"Aku tidak senang. Aku terkejut!". sangkal Eun Sang. "Bagaimana kau datang ke sini?. Kau kembali ke Korea?".
"Seperti yang kau lihat. Aku mengenal seseorang di sekolahmu, jadi aku datang untuk menemuinya. Aku sedang menatapnya saat ini", ucap Kim Tan membuat teman-teman Eun Sang teriak histeris.
Eun Sang tanya apa yang Kim Tan inginkan. Kim Tan ingin menanyakan sesuatu pada Eun Sang. Eun Sang heran kenapa Kim Tan selalu bertanya. Kim Tan menjawab cepat, pertanyaan kali ini bukan tentang Eun Sang.
Eun Sang cemberut, "Lalu apa?". Kim Tan minta nomor ponsel Yoong Chan Young. Eun Sang tanya, "Kenapa?".
"Aku tertarik", jawab Kim Tan.
"Jadi kenapa?", desak Eun Sang.
"Kenapa aku harus tertarik?. Karena Chan Young cantik. Aku tidak bisa mengusirnya dari kepalaku. Itu menyiksaku", jawab Kim Tan bercanda. Hahahaha...LOL...
"Ya Tuhan. Lupakan saja, dia sudah punya pacar. Pacarnya adalah mantan pacarmu, Lee Bo Na. Aku harus pergi. Aku sibuk", jawab Eun Sang ketus, berlalu pergi dari hadapan Kim Tan.
"Berhenti disitu", ucap Kim Tan. Eun Sang tetap jalan. "Berhenti di situ", seru Kim Tan lagi, tapi Eun Sang dengan cueknya melewati mobil Kim Tan. "Tidak bisakah kau berhenti?, pinta Kim Tan ke-3 kalinya. Eun Sang tetap cuek, semakin menjauh meninggalkan Kim Tan.
Hahaha..apa Eun Sang cemburu sama Chan Young. Kikikiki
Sepulang sekolah, Eun Sang langsung kerja paruh waktu di Manggo Six. Saat membuat minuman, diam-diam Eun Sang menarik senyum, pasti ingat kejadian pulang sekolah tadi. Ponsel Eun Sang bergetar menerima panggilan masuk dari Chan Young. Eun Sang menjawabnya dan bilang ia sedang kerja saat ini.
Chan Young heran, Eung Sang subuk berkerja tapi masih punya waktu upload foto di akun SNS. Chan Young tanya foto apa itu. Eun Sang bingung, "Foto?". Eun Sang ingat sesuatu, buru-buru menutup telponya.
Eun Sang memeriksa akun SNS, disana ada Selca Kim Tan terposting dengan gaya seimut mungkin, dilengkapi tulisan. "Kim Tan sangat tampan". Hahaha..LOL..
"Apakah kau bercanda?", guman Eun Sang kesal, ia melihat latar belakang foto dan menyadari Kim Tan sekarang berada di cafenya tempat ia bekerja.
Eun Sang mengelilingi cafe celingukan mencari sosok Kim Tan. Di pojok ruangan, Kim Tan melambaikan tangan dan melemparkan senyum manisnya. Tapi senyum manis itu tak membuat kekesalan Eun Sang hilang. "Kau masih belum log off?".
"Kalau kau jadi aku, apa kau mau log out". tanya Kim Tan balik.
"Laki laki macam apa kamu ini !", ucap Eun Sang kesal.
Kim Tan kaget, "Apa?". Eun Sang berkata lupakan, "Tidak usah log out. Aku akan menghapus akunku", ucap Eun Sang lalu berbalik pergi. (ganti password aja, beres).
Kim Tan mengangkat tangan, "Aku ingin memesan?". Sontak Eun Sang berbalik dengan kesal, lalu melihat kearah atasannya yang sedang berada di belakang meja kasir.
"Aku ingin memesan disini", jawab Kim Tan santai. "Berikan aku nomor Yoon Chan Young". "Es", Kim Tan menyebutkan pesanannya.
"Oke. Jika itu yang bisa membuatmu pergi", ucap Eun Sang mengambil ponsel Kim Tan dimeja, mengetik nomor ponsel Chan Young. "Ini ambil dan pergi", Eun Sang mengembalikan ponsel Kim Tan.
Kim Tan tersenyum, "Kau bilang kau tidak bisa mengingat nomernya di Amerika karena dia telah mengubah nomernya". Kim Tan mengambil ponselnya. Eun Sang tanya apa yang Kim Tan lalukan. Kim Tan tak menjawab dan langsung menghubungi Chan Young detik itu juga.
"Yoon Chan Young?. Ya, ini aku Kim Tan. Aku ingin menanyakan sesuatu. Berapa nomor Cha Eun Sang?. Aku tidak akan bertanya padamu jika dia ingin memberikannya. Kenapa kau tidak bisa memberitahuku?. Cha Eun Sang baru saja memberiku nomermu".
Eun Sang merebut ponsel Kim Tan, "Chan Young! Maafkan aku. Aku akan menghubungimu nanti", Eun Sang mematikan telepon, menaruh ponsel Kim Tan ke meja, "Apa yang kau lakukan?".
"Kau sering mengucapkan terima kasih di Amerika. Kau sangat berbeda di Korea", sindir Kim Tan mengambil ponselnya di meja, "Aku ingin tahu karena aku pikir aku bisa menghubungimu".
Eun Sang heran kenapa Kim Tan ingin menghubunginya. Kim Tan berkata Eun Sang tak akan pernah tahu, "Aku mungkin ingin bilang 'Lihat ke atas' atau 'Lihat di belakangmu".
Eun Sang menegok ke belakang, tidak ada siapa-siapa. "Apa maksudmu?".
"Kau ingin tahu", tanya Kim Tan berdiri, dengan cepat mengambil ponsel Eun Sang dari tangan Eung Sang, lalu keluar.
"Hei! Apa yang kau lakukan?", Eun Sang kaget dan mengikuti Kim Tan.
Kim Tan menghubungi ponselnya sendiri menggunakan ponsel Eun Sang. Panggilan tersambung, Kim Tan langsung mematikan panggilan tersebut setelah nomor telepon Eun Sang muncul di layar ponselnya.
Kim Tan berbalik menatap Eun Sang, "Aku ingin memberitahumu hal-hal yang yang tadi aku bilang. Tapi nanti. Aku akan log out dari akun SNSmu. Katakanlah kita impas", Kim Tan mengembalikan ponsel Eun Sang, "Bye", ucapnya lalu pergi.
Eun Sang protes, "Kenapa kau?. Berhenti di situ!". Kim Tan terus jalan, Eun Sang teriak lagi, "Aku bilang berhenti!. Tidak bisakah kau berhenti?".
Kim Tak tak mau berhenti, tapi ia menelpon ponsel Eun Sang, "Aku akan menghubungimu. Aku ingin menemui seseorang hari ini".
Eun Sang tanya berapa lama Kim Tan akan tinggal di Korea. Kim Tan balik tanya, "Kenapa? Kau tidak ingin aku pergi?".
"Aku ingin mentraktirmu makan malam sebelum kau pergi", jawab Eun Sang dengan suara lebih pelan.
Kim Tan tertawa geli, "Kau mengajakku keluar!". Eun Sang tak menjawab dan langsung mematikan telepon. Kim Tan berbalik, Eun Sang sudah masuk ke dalam cafe dengan cukenya. Kim Tan mendesis kesal.
Kim Tan menemani Jae Hoo belanja di supermarket. Ia tanya apa Jae Hoo yang membeli bahan makanan sendiri. Jae Hoo berkata ini bagian dari tugas dari jadwal 7PM dari seorang single parent. Kim Tan bilang ia pergi ke hotel tempat Kim Won menginap, tapi tidak bertemu. "Dia pasti tahu aku ada di sana".
Jae Hoo komentar Kim Won benar-benar berwatak keras. Kim Tan minta maaf, pasti sulit bagi Jae Hoo berdiri ditengah-tengah antara dirinya dan Kim Won. Jae Hoo malah berkata itu hal yang mengharukan, "Aku bukan orang yang hanya mengikuti perintah saja".
Kim Tan tak tahu apa yang harus ia lakukan. Jae Hoo menyahut wajar jika Kim Tan tidak tahu apa yang harus Kim Tan lakukan, karena itu bukan keselahannya. Kim Tan bilang ini juga bukan kesahalan kakak-nya. Jae Hoo membenarkan, "Ini adalah kesalahan Ayahmu".
"Jangan. Chan Young masih SMA", ucap Jae Hoo panik.
"Aku cemburu pada Chan Young, punya ayah seperti mu", ucap Kim Tan. Tapi Jae Hoo bilang, bagi Chan Young, Kim Tan lah yang beruntung. Memiliki ayah seperti presdir Kim.
"Benarkah", tanya Kim Tan tidak yakin.
Memiliki ayah yang super kaya tapi tidak perhatian, dibandingkan memiliki ayah yang tidak terlalu kaya tapi perhatian. Pilih mana?. Kalau saya pilih ayah yang tidak terlalu kaya tapi perhatian. Buktinya Kim Tan tak merasa bahagia, dan justru merasa kesepian. Tapi mana bisa kita memilih siapa orang tua kita. Maunya sich kaya dan perhatian.
Pulang dari supermarket, Kim Tan langsung menemui ayahnya di ruang kerja. Hanya sekedar memberi salam. Di dalam ruangan itu ada Asisten kepercayaan presdir Kim, Ass. Jung. Kim Tan yang tak ingin menganggu buru-buru pergi. Kasihan Kim Tan, ia juga ingin merasakan kehangatan dari kasih sayang seorang ayah.
Setelah Kim Tan pergi, presdir Kim menyuruh Ass. Jung mengeluarkan apa yang dia miliki.
Setelah Kim Tan pergi, presdir Kim menyuruh Ass. Jung mengeluarkan apa yang dia miliki.
Ass. Jung mengeluarkan amplop coklat dari saku jasnya, berisi foto-foto Kim Won dan Kim Tan yang ia ambil secara diam-diam. Presdir Kim berdecak melihat foto keduanya anaknya bersama para wanita. "Saya hanya memiliki dua orang anak, tapi mengapa mereka seperti ini?".
Presdir Kim menunjuk foto Kim Won bersama Hyun Joo, ia ingin tahu apa pekerjaan Hyun Joo sekarang. Ass. Jung menjawab Hyun Joo mengajar les private di wilayah Gangnam.
Presdir Kim lalu minta penjelasan, foto Eun Sang dan Kim Tan yang terlihat bersama-sama saat di Amerika. Ass. Jung berkata pertemuan Kim Tan dan Eun Sang sepertinya tidak disengaja dan hanya kebetulan saja. "Cha Eun Sang tinggal di rumah anak Anda selama beberapa hari".
"Tinggal?. Hanya mereka berdua?", tanya Presdir Kim dan di iyakan oleh Ass. Jung
Ass. Jung lalu menunjuk foto yang diambil hari ini, foto saat Kim Tan mengunjungi sekolah Eun Sang. Presdir Kim kembali berdecak, "Aku malu untuk bertemu kamu, Asisten Jung. Lihatlah bagaimana aku membesarkan anak- anakku".
Malam harinya, Ibu Eun Sang masuk kekamar, melihat putrinya itu sedang tidur dengan buku-buku pelajaran di sampingnya. Tangannya bahkan masih menggenggam pulpen. Pelan-pelan Hee Nam menarik pulpen dari tangan Eun Sang dan merapihkan buku pelajaran.
Dimeja, Hee Nam menemukan Aplikasi sekolah lanjutan ke universitas. Eun Sang tidak memiliki keinganan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Di kolom rencan masa depan, Eun Sang menuliskan, "Mendapatkan pekerjaan".
Hee Nam sedih, memandangi putrinya yang tertidur. Hatinya pasti sedih tidak bisa mengirim Eun Sang ke perguruan tinggi. Hee Nam menangis dalam diam.
Esok harinya, Kim Tan jalan-jalan di sekeliling kompleks rumah. Mobil Myung Soo lewat di depan rumah Kim Tan, "Kim Tan?", seru Myung Soo dari dalam mobil melihat teman lamanya itu. Tanpa disuruh, supir memundurkan mobil mendekati Kim Tan.
"Kau tidak mengingatku?", tanya Myung Soo bengong, senyum renyahnya itu memudar dari wajahnya.
"Tentu saja aku ingat. Inilah caraku mengatakan 'Hai'. Bagaimana kabarmu, Jo Myung Soo?".
Myung Soo tertawa lega, menepuk pelan pundak Kim Tan, "Kau membuatku takut. Aku tahu aku sudah lebih tampan setelah melewati masa remaja. Tapi sangat menjengkelkan jika kau tidak bisa mengenaliku. Kapan kau kembali ke Korea?. Apakah kau akan terus tinggal di sini?".
"Ya. Seperti yang kau lihat. Aku mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zona waktu. Apakah kau mau pergi ke sekolah?".
"Sekolah?", tanya Myung Soo bingung, lalu melihat jam di tangannya. Myung Soo buru-buru masuk ke dalam mobil, "Aish ! Seperti yang kamu lihat, aku selau terlambat pada hari pertama saya!. Kau tidak pindahkan?".
"Pindah?".
"Ada perempuan yang...Sudahlah. Lupakan. Lagian kau juga tidak pindah. Kita akan bicara lagi nanti", Myung Soo masuk ke dalam mobil lalu pergi.
"Aku akan sibuk nanti", guman Kim Tan (hidupnya akan kembali ribet jika ia kembali sekolah dan bertemu dengan "rivalnya" disana).
Kim Tan berbalik ingin masuk, tepat pada saat itu Eun Sang membuka pintu pagar. Kim Tan kaget, buru-buru sembunyi di balik tembok. Tapi terlambat, Eun Sang sudah melihat wajah Kim Tan terlebih dahulu. Hahaha. lucu liat adegan ini.
"Apa yang kau lakukan disini?", tanya Eun Sang kaget melihat Kim Tan berkeliaran di sekitar kompleks perumahan.
"Oh, Cha Eun Sang", ucap Kim Tan lalu tertawa menghilangkan rasa kagetnya, "Bagaimana bisa kita bertemu seperti ini?. Kau pasti mengalami mimpi indah semalam".
"Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau tahu aku tinggal di sini?", tanya Eun Sang syok.
"Kau tinggal di sini?", tanya Kim Tan pura - pura tidak tahu.
"Kau pikir kau ada di mana?. Ayo ikut aku. Ada CCTV di mana-mana di sini", Eun Sang menarik Kim Tan menjauhi rumah keluarga Kim.
"Kita mau ke mana?", tanya Kim Tan tersenyum.
"Ini bukan waktu yang tepat. Kita tidak boleh terlihat oleh putra ke- 2 keluarga ini. Dia selalu datang di saat seperti ini".
Eun Sang berhenti menarik dan menatap Kim Tan yang sedang tersenyum manis padanya. Eun Sang kaget saat menyadari tangannya memegang tangan Kim Tan dari tadi, lalu melepasnya.
Eun Sang sedikit curiga, tanya apa Kim Tan tinggal dilingkungan ini. Kim Tan mengiyakan. Eun Sang ingin tahu rumah yang keberapa. Kim Tan tanya kenapa Eun Sang ingin tahu dimana dia tinggal, "Ini akan mengejutkanmu".
Eun Sang berkata lupakan saja, "Aku hanya ingin tahu apakah rumor nya sudah menyebar di sekitar lingkungan". Kim Tan tanya rumor apa. Eun Sang mengatakan ini agar Kim Tan tidak salah paham, "Kau pasti penasaran kenapa aku keluar dari rumah itu padahal kau sudah mengetahui siapa aku saat di Amerika".
Kim Tan tidak merasa penasaran tentang hal itu, tapi ia penasaran pada hal lain. Eun Sang bingung, sesuatu yang lain, apa?.
Kim Tan mendekatkan wajahnya, "Kapan kau akan mentraktirku makan malam?". Eun Sang menjawab ketika saatnya tiba. Kim Tan mendesak, "Dan. Kapan itu?. Jangan berani mengatakan padaku 'Pada saat yang tepat".
"Kau bilang kau akan menelepon, tapi kamu tidak telepon", jawab Eun Sang.
"Aku akan pergi. Aku sudah terlambat", ucap Eun Sang lalu pergi menghindari pertanyaan Kim Tan. Kim Tan tersenyum memandangi punggung Eun Sang yang menjauh. Perlahan senyumnya hilang berganti ke khawatiran. (Bagaimana jika Eun Sang mengetahui jari diri Kim Tan yang sebenarnya?).
Myung Soo berlari menuruni tangga, dengan membawa kamera. Ia mengejar Bo Na yang sedang jalan bersama Chan Young. Sembari mengatur napasnya, Myung Soo minta Bo Na jangan terkejut. "Kim Tan kembali ke Korea".
Bo Na terkejut, sangat terkejut menutupi mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya. Myung Soo memotret Bo Na dalam ekspresi seperti itu, "Moment yang tepat", ucap Myung Soo.
Myung Soo tersenyum pada Chan Young, "Kau harus berhati-hati", menepuk pundaknya pelan lalu pergi.
Bo Na diam sibuk dengan pikirannya ditambah rasa terkejut. Chan Young menegur, "Ada apa?". Bo Na berkata ia sedang bernyanyi dalam hati, bertingkah seperti tingkah mendengar perkataan Myung Soo barusan. Bo Na tanya apa yang Myung Soo katakan barusan. Chan Young berkata Kim Tan kembali ke Korea.
"Siapa?. Oh , anak yang kamu lihat di L.A?", tanya Bo Na masih berpura-pura tidak mengenali Kim Tan. Sebelum Chan Young bertanya lebih banyak, Bo Na buru-buru pergi dengan alasan ingin menemui Ye Sol, bertanya judul lagi apa yang barusan ia nyanyikan dalam hati.
Chan Young mengekor di belakang, "Lagu apa itu? G.O.D. 'Lies'?. Atau Big Bang 'Lies'? T - ARA 'Lies'?", (Hahaha nyindir. Lies = Bohong). "Lee Bo Na", seru Chan Young memanggil Bo Na. Tapi gadis itu semakin nbirit menghindari Chan Young.
Chan Young tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya itu. Hm..Chan Young ini gak pernah bisa marah sama Bo Na sepertinya.
Bo Na bukan menemui Ye Sol, tapi menemui Rachel yang sedang latihan golf. Hm..sekolah elit, tak heran jika golf menjadi salah satu fasilitas yang disediakan sekolah itu.
"Hei. Yoo Rachel", seru Bo Na marah.
"Apa?", tanya Rachel.
"Apakah Kim Tan kembali ke Korea?. Myung Soo bilang dia kembali", sebuah pertanyaan yang membuat Rachel terkejut. Bahkan sebagai tunangannya pun ia baru mendengar berita ini.
Di depan Bo Na, Rachel berlagak sudah mengetahuinya, "Bagaimana jika benar? Bisa kau tidak memikirkan tentang tunanganku dan khawatirkan saja Yoon Chan Young-mu itu?. Dia berpacaran dengan gadis di Amerika?".
Bo Na berkata gadis itu bukan orang lain, tapi sahabat Chan Young. "Pacarku selalu menelpon dan menceritakan semuanya. Jadi tidak ada yang aku tidak tahu tentang dia. Tidak seperti tunanganmu".
"Kamu tampaknya tahu banyak tentang Kim Tan. Apa itu yang dia lakukan, ketika dia berkencan dengan kamu?".
"Jangan mengungkit masa lalu!. Jadi apakah Kim Tan kembali atau tidak?", tuntut Bo Na minta penjelasan.
Rachel tanya apa peduli Bo Na jika Kim Tan kembali ke Korea atau tidak. "Apa hubungannya dengan kamu".
Bo Na mendesak, "Apakah sulit hanya untuk memberitahuku?. Aku takut Kim Tan akan menyakiti Yoon Chan Young!. Jika aku diputuskan Chan Young, aku akan menggunakan semua uangku untuk membalas dendam padamu!", sergah Bo Na marah lalu pergi.
Wah. Bo Na so sweet, cinta mati sama Chan Young sampe takut di putusin gitu.
Rachel yang juga marah segera mengambil ponselnya, menghubungi ponsel Kim Tan. Tapi tersambung nada tidak aktif, membuat Rachel semakin marah dan merasa tidak berarti.
Kehilangan mood berlatih, Rachel pergi ke ruang loker para siswa. Di depan lokernya, ada Young Do berdiri menuntupi loker milik Rachel, "Minggir", usir Rachel ketus.
"Apakah benar, Kim Tan kembali?", tanya Young Do.
"Kenapa semua orang bertanya padaku tentang dia?. Sangat menjengkelkan!. Aku bilang minggir", Rachel mendorong Young Do menjauhi lokernya.
Young Do mengolok, "Jadi adik ku juga tidak tahu. Itulah kenapa dia kesal".
"Aku bisa melihatmu menjadi sangat peduli peduli saat kau seperti ini. Kenapa? Apakah kau takut kehilangan tempatmu?", balas Rachel.
Young Do : Aku takut aku tidak akan melihat dia, aku sangat merindukannya. Aku takut temanku akan menghindariku.
Ponsel Rachel berdering, kebetulan sekali yang menelpon adalah Kim Tan. Sebelum menjawab, Rachel bicara pada Young Do, "Temanmu, kembali ke Korea".
"Ya, ini aku", jawab Rachel menjawab panggilan telepon dari Kim Tan. Kim Tan tanya apa Rache tadi menelponnya. Rachel tanya dimana Kim Tan saat ini.
Kim Tan berkata aku kembali ke Korea. "Jika kau meneleponku untuk menanyakan itu, aku sudah bilang. Dah", terdengar suara sambungan telepon yang diputus.
Raut wajah Rachel lansung berubah, tapi karena ada Young Do di depannya. Rachel pura-pura masih bicara pada Kim Tan, "Jam berapa? Oke, aku akan menemuimu nanti", ucapnya lalu menutup telepon.
Pada Young Do Rachel berkata ia akan bertemu dengan Kim Tan hari ini sepulang sekolah, "Kau ingin mengatakan sesuatu padanya?".
"Aku berpikir kamu tidak akan menemuinya", ucap Young Do mengetahui Rachel berbohong. "Tapi jika kau bertemu dengannya, tolong sampaikan pesanku. 'Bagaimana kabar Ibunya?".
Young Do pergi. Rachel diam menahan dongkol.
Lanjut ke Sinopsis The Heirs Episode 5 Part 2
Myung Soo berlari menuruni tangga, dengan membawa kamera. Ia mengejar Bo Na yang sedang jalan bersama Chan Young. Sembari mengatur napasnya, Myung Soo minta Bo Na jangan terkejut. "Kim Tan kembali ke Korea".
Bo Na terkejut, sangat terkejut menutupi mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya. Myung Soo memotret Bo Na dalam ekspresi seperti itu, "Moment yang tepat", ucap Myung Soo.
Myung Soo tersenyum pada Chan Young, "Kau harus berhati-hati", menepuk pundaknya pelan lalu pergi.
Bo Na diam sibuk dengan pikirannya ditambah rasa terkejut. Chan Young menegur, "Ada apa?". Bo Na berkata ia sedang bernyanyi dalam hati, bertingkah seperti tingkah mendengar perkataan Myung Soo barusan. Bo Na tanya apa yang Myung Soo katakan barusan. Chan Young berkata Kim Tan kembali ke Korea.
"Siapa?. Oh , anak yang kamu lihat di L.A?", tanya Bo Na masih berpura-pura tidak mengenali Kim Tan. Sebelum Chan Young bertanya lebih banyak, Bo Na buru-buru pergi dengan alasan ingin menemui Ye Sol, bertanya judul lagi apa yang barusan ia nyanyikan dalam hati.
Chan Young mengekor di belakang, "Lagu apa itu? G.O.D. 'Lies'?. Atau Big Bang 'Lies'? T - ARA 'Lies'?", (Hahaha nyindir. Lies = Bohong). "Lee Bo Na", seru Chan Young memanggil Bo Na. Tapi gadis itu semakin nbirit menghindari Chan Young.
Chan Young tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya itu. Hm..Chan Young ini gak pernah bisa marah sama Bo Na sepertinya.
Bo Na bukan menemui Ye Sol, tapi menemui Rachel yang sedang latihan golf. Hm..sekolah elit, tak heran jika golf menjadi salah satu fasilitas yang disediakan sekolah itu.
"Hei. Yoo Rachel", seru Bo Na marah.
"Apa?", tanya Rachel.
"Apakah Kim Tan kembali ke Korea?. Myung Soo bilang dia kembali", sebuah pertanyaan yang membuat Rachel terkejut. Bahkan sebagai tunangannya pun ia baru mendengar berita ini.
Di depan Bo Na, Rachel berlagak sudah mengetahuinya, "Bagaimana jika benar? Bisa kau tidak memikirkan tentang tunanganku dan khawatirkan saja Yoon Chan Young-mu itu?. Dia berpacaran dengan gadis di Amerika?".
Bo Na berkata gadis itu bukan orang lain, tapi sahabat Chan Young. "Pacarku selalu menelpon dan menceritakan semuanya. Jadi tidak ada yang aku tidak tahu tentang dia. Tidak seperti tunanganmu".
"Kamu tampaknya tahu banyak tentang Kim Tan. Apa itu yang dia lakukan, ketika dia berkencan dengan kamu?".
"Jangan mengungkit masa lalu!. Jadi apakah Kim Tan kembali atau tidak?", tuntut Bo Na minta penjelasan.
Rachel tanya apa peduli Bo Na jika Kim Tan kembali ke Korea atau tidak. "Apa hubungannya dengan kamu".
Bo Na mendesak, "Apakah sulit hanya untuk memberitahuku?. Aku takut Kim Tan akan menyakiti Yoon Chan Young!. Jika aku diputuskan Chan Young, aku akan menggunakan semua uangku untuk membalas dendam padamu!", sergah Bo Na marah lalu pergi.
Wah. Bo Na so sweet, cinta mati sama Chan Young sampe takut di putusin gitu.
Rachel yang juga marah segera mengambil ponselnya, menghubungi ponsel Kim Tan. Tapi tersambung nada tidak aktif, membuat Rachel semakin marah dan merasa tidak berarti.
Kehilangan mood berlatih, Rachel pergi ke ruang loker para siswa. Di depan lokernya, ada Young Do berdiri menuntupi loker milik Rachel, "Minggir", usir Rachel ketus.
"Apakah benar, Kim Tan kembali?", tanya Young Do.
"Kenapa semua orang bertanya padaku tentang dia?. Sangat menjengkelkan!. Aku bilang minggir", Rachel mendorong Young Do menjauhi lokernya.
Young Do mengolok, "Jadi adik ku juga tidak tahu. Itulah kenapa dia kesal".
"Aku bisa melihatmu menjadi sangat peduli peduli saat kau seperti ini. Kenapa? Apakah kau takut kehilangan tempatmu?", balas Rachel.
Young Do : Aku takut aku tidak akan melihat dia, aku sangat merindukannya. Aku takut temanku akan menghindariku.
Ponsel Rachel berdering, kebetulan sekali yang menelpon adalah Kim Tan. Sebelum menjawab, Rachel bicara pada Young Do, "Temanmu, kembali ke Korea".
"Ya, ini aku", jawab Rachel menjawab panggilan telepon dari Kim Tan. Kim Tan tanya apa Rache tadi menelponnya. Rachel tanya dimana Kim Tan saat ini.
Kim Tan berkata aku kembali ke Korea. "Jika kau meneleponku untuk menanyakan itu, aku sudah bilang. Dah", terdengar suara sambungan telepon yang diputus.
Raut wajah Rachel lansung berubah, tapi karena ada Young Do di depannya. Rachel pura-pura masih bicara pada Kim Tan, "Jam berapa? Oke, aku akan menemuimu nanti", ucapnya lalu menutup telepon.
Pada Young Do Rachel berkata ia akan bertemu dengan Kim Tan hari ini sepulang sekolah, "Kau ingin mengatakan sesuatu padanya?".
"Aku berpikir kamu tidak akan menemuinya", ucap Young Do mengetahui Rachel berbohong. "Tapi jika kau bertemu dengannya, tolong sampaikan pesanku. 'Bagaimana kabar Ibunya?".
Young Do pergi. Rachel diam menahan dongkol.
Lanjut ke Sinopsis The Heirs Episode 5 Part 2
Akhirnya muncul juga sinopsis nya.. Thx nuri, lanjut ke part 2 nya yah..
ReplyDeleteTrims mbak Nuri,,,semangat trus membuat sinopsisnya yaaaa...
ReplyDeletesinopsis mbak nuri paling keren bgt deh, thanks ya lanjutin donk ke part 2 nya... please..
ReplyDeleteAk kesini .. setelah rcti memutar lagi .. tx MB Nuri 😊
ReplyDelete