Chae Won sedang bekerja di pabrik saat Young Ja datang menemuinya. Young Ja memanggil Chae Won dengan sebutan sayang dan langsung memeluknya. Dengan memasang wajah memelas Young Ja meminta maaf dari lubuk hatinya yang paling dalam atas semua perlakuan buruk yang pernah dia lakukan pada Chae Won sampai sekarang ini.
"Apa yang kau lakukan?", tanya Chae Won tak mengerti. Young Ja mengaku telah memisahkan Chae Won dan Chul Goo karena dibutakan oleh keserakahannya. Tapi sekarang melihat Chul Goo menghancurkan dirinya setiap hari membuat Young Ja menjadi sangat khawatir. "Suamimu, Chul Goo, sekarang dalam kondisi yang buruk. Dia minum setiap hari. Seperti seorang alkoholik".
"Itu bukan urusanku. Silahkan pulanglah", usir Chae Won.
Young Ja berkata hanya Chae Won satu-satunya yang bisa menolong Chul Goo. Istrinya yang sekarang sangat pemarah dan egois. Tidak tahu bagaimana cara merangkul CHul Goo dengan cara yang hangat, "Jika dia dibandingkan denganmu, dia tidak sebagus dirimu".
Chae Won tertawa kesal. Young Ja melanjutkan, "Orang bilang, lebih baik orang jahat yang kau kenal daripada orang jahat yang tidak kau kenal. Aku dengan sudah payah menyadari kalau tidak ada orang sepertimu. Aku merenung dalam-dalam atas semua kesalahanku. Aku bersungguh-sungguh". Young Ja memegang tangan Chae Won dan berkata, "Kita lupakan masa lalu dan ayo kita mulai kembali".
Chae Won menarik tangannya dengan marah, "Apa kau lupa dengan apa yang pernah kau lakukan padaku? Bagaimana bisa kau mengatakan itu?".
"Tentu saja aku tahu apa yang pernah kulakukan padamu", jawab Young Ja. "Aku tahu kau membenciku. Tapi,...Chul Goo dulu adalah suamimu. Kumohon bantulah dia".
"Dia tidak ada kaitannya denganku. Pulanglah", ucap Chae Won lalu keluar dari pabrik.
Young Ja mengejar Chae Won keluar, menghadang di depan menghalangi jalannya. Chae Won marah, "Ada apa denganmu?". Young Ja memasang wajah manis dan bilang, "Kau tidak boleh pergi di tengah-tengah pembicaraan". Sekali lagi Chae Won menegaskan kalau hal itu bukan urusannya. Young Ja terus membujuk, dan berkata Chul Goo menjadi seperti itu karena Chae Won.
"Ada yang datang?", nenek dan Choon Hee keluar rumah. Mereka melonjak terkejut melihat kehadiran Young Ja halaman rumah mie,"Apa yang dilakukan wanita jahat ini disini?", seru nenek tidak suka.
Young Ja membungkukan badan memberi hormat. Memasang senyum dan menyapa nenek, "Apa kabar, Nyonya Uhm?". Lalu ke Choon Hee, "Aigo...Apa kabarmu besan?".
"Besan?", seru Choon Hee tidak percaya.
Young Ja : Aku tadi bicara dengan Chae Won dari hati ke hati. Aku dengan tulus meminta maaf atas apa yang telah kulakukan.
Nenek : Ha. Apa dia tadi salah makan?. Ada apa dengannya?
Chae Won berdiri di tengah mereka dan minta Young Ja berhenti. Ini tidak ada gunanya bagi kita. Pulanglah saja. Young Ja meminta kebaikan hati nenek untuk menerima Chul Goo kembali sebagai menantu Uhm.
"Ya tuhan!', seru nenek dan Choon Hee tidak percaya. "Apa yang dibicarakan wanita ini?".
Che Won mengatakan tidak ada niat untuk kembali pada Chul Goo. Jangan pedulikan dia. "Tolong pergilah", Chae Won sekali lagi mengusir mantan ibu mertuanya. Seperti tidak mendengar, Young Ja berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. menginjinkan Chae Won dan Chul Goo pindah, dan akan melakukan yang terbaik untuk menjadi Ibu mertua yang paling baik se-Korea.
"Aku tahu", sahut Choon Hee. "Kami bahkan tidak memikirkannya, tapi sepertinya kau sedang bermimpi".
Young Ja masih kukuh bertahan, "Jangan hanya memikirkan hal buruk tentangku".
"Apa kau mau berakhir dengan tepung di seluruh mukamu? Keluar saja dari rumahku!", teriak nenek mengancam.
Dengan santai Young Ja berkata marah-marah tidak sehat untuk kesehatan nenek. "Tolong dengarkan aku..."
"Tidak seorang pun disini ingin mendengar omong kosongmu", potong nenek lalu mengajak Choon Hee dan Chae Won masuk.
"Ya, Ibu. Chae Won, ayo masuk", ajak Choon Hee. "Tidak bisa dipercaya", guman-nya melihatYoung Ja dengan tatapan tidak suka.
Ketiganya masuk ke dalam rumah. Young Ja masih berdiri di tempatnya, setengah membungkuk-kan badan, seolah menghormati mereka. Lalu berdiri tegak setelah ketiganya menghilang dibalik pintu. Young Ja tertawa mengejek, "Harga diri semacam itu. Ya, aku bisa mengerti. Aku tidak berharap kau mengatakan setuju dari awal".
Young Ja melangkahkan kakinya keluar dari pekarangan rumah mie. Cara jalanya lucu.
Nenek masih tidak bisa percaya Young Ja berani datang kerumah mie. Choon Hee bisa menebak pasti karena Young Ja tidak menyukai menantu barunya, jika tidak kenapa dia memohon pada Chae Won untuk kembali. Nenek menilai wanita jahat seperti Young Ja itu tidak akan senang dengan menantu seperti apapaun. Nenek lalu bertanya pada Chae Won, "Kau tidak ingin kembali pada Chul Goo, iya kan?".
"Tidak. Tidak akan pernah", jawab Chae Won cepat, tanpa berpikir panjang ataupun ragu.
Nenek menarik napas lega, "Dia seharusnya bersikap baik padamu sejak awal. Sekarang dia baru melihat nilai dari Chae Won. Siapa yang sekarang ini bisa tahan mempuyai mertua semacam itu?".
Choon Hee sependapat dengan nenek. "Jika dia datang kesini lagi, aku akan menaburkan garam ke seluruh tubuhnya".
Se Yoon datang ke lokasi tempat Hyo Dong bekerja, Apa kabar?, sapanya pada pekerja yang ada disana. 2 teman kerja Hyo Dong menyambut Se Yoon dengan tangan terbuka. Hyo Dong heran, kenapa kau kesini lagi?.
"Kurasa dia sudah memutuskan untuk membantumu pada akhir pekan". sahut teman kerja Hyo Dong. "Kuharap aku punya menantu seperti dia".
Se Yoon tersenyum menerima pujian dan memberikan minuman penambah energi kepada mereka. Ia juga memberikan minuman itu pada Se Yoon dan tanya"Apa yang bisa kubantu hari ini, ayah?". Hyo Dong memasang wajah masam, "Apa kita bisa bicara?".
Hyo Dong mengajak Se Yoon bicara di tempat sepi. Ia bertanya kenapa Se Yoon datang kesini lagi. Se Yoon menjawab. "Aku datang untuk membantu ayah".
"Tidak perlu", sahut Hyo Dong ketus.
"Dan juga, aku datang untuk mendapatkan ijin dari ayah untuk berkencan dengan Chae Won", sambung Se Yoon.
"Aku sudah mengatakannya dengan jelas. Kecuali jika kau mendapatkan persetujuan orang tuamu, kau jangan pernah bermimpi berkencan dengan Chae Won", ancam Hyo Dong.
Se Yoon yakin pasti akan mendapat persetujuan dari kedua orang tuanya. "Tapi ayah terlalu kejam jika terus melarangku untuk menemui Chae Won sampai dengan saat itu. Aku bisa berkencan secara diam-diam jika aku mau, tapi itu bukanlah apa yang kuinginkan. Aku ingin bermain secara adil. Kumohon ijinkan aku untuk berkencan dengan Chae Won".
Hyo Dong tetap pada pendiriannya, "Aku tidak ingin mengulanginya. Dapatkan dulu persetujuan orangtuamu. Sekarang kau pulanglah". Hyo Dong pergi.
Se Yoon tak patah semangat, dengan suara nyaring dia berkata, "Ayo kita minum setelah bekerja. Aku akan menunggu sampai Ayah selesai".
Young Ja pulang, Joo Ri yang sejak tadi menunggu langsung bertanya ibu bertemu dengannya. Young Ja menjawab tentu saja. Joo Ri ingin tahu apa yang dia katakan. Young Ja menyuruh Joo Ri jangan terlalu berharap pada percobaan pertama, tentu saja dia menolak.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?", tuntut Joo Ri.
"Jangan khawatir", jawab Young Ja. "Sekarang karena Ibu sudah mulai berbicara, Ibu akan terus merayunya".
Joo Ri mengetahui dengan baik, Chae Won bukan orang yang mudah untuk dihadapi. Young Ja minta Joo Ri percaya padanya, "Kau tidak mengenal Ibu?. Ibu adalah ular dari Myung Dong. Ibu akan menyatukan kau dengan Se Yoon dengan segala cara, jadi jangan katakan kau akan ke luar negeri. Mengerti?. Segera setelah aku mengembalikan Chae Won
ke tempatnya semula, kau bisa berpasangan dengan Se Yoon. Kau mengerti maksud Ibu?".
Joo Ri menganguk. Young Ja senang, "Bagus. Jadi tenang saja dan berhentilah menangis. Mengerti?. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Chul Goo?'. Anak yang dicari Young muncul dalam keadaan kacau dan bau alkohol membuat Young Ja ngomel, "Apa kau berendam dengan minuman atau apa?".
Chul Goo garuk-garuk kepala. Young Ja meraih tangan Chul Goo, tersenyum dan berkata, "Tebak tadi Ibu pergi kemana". Chul Goo tentu saja tidak tahu, apa aku ini dukun. Joo Ri bilang, "Ibu baru dari Paju".
Chul Goo heran dari paju, untuk apa dan kenapa?. Dengan wajah girang, Young Ja berkata tentu saja ibu untuk menemui Chae Won dan memohon untuk membawanya kembali bersamamu. "Benarkah?",tanya Chul Goo tidak percaya.
"Ya. Apa yang pernah Ibu katakan?. Tidak ada hal yang tidak bisa kulakukan jika itu demi anak-anakku. Selama kau bisa bahagia, Ibu bahkan bisa melakukan bungee jumping (melompat dari tempat tinggi) dari Menara Willis (Gedung pencakar langit di Chigago). Young Ja tertawa cekikian usai mengatakannya.
Kesenangan Young Ja itu terusik dengan kedatangan Ms. Park, Ny. Ma dan Hong Ju secara tiba-tiba. Mereka langsung masuk tanpa menekan bel lebih dulu. Bukan Young Ja namanya jika tidak ngomel, "Apa-apaan!. Beraninya kalian masuk ke rumahku tanpa seijinku!".
"Lama tidak bertemu, Nyonya Besan", sapa Ny. Ma.
"Nyonya besan?",
Ny. Ma menyuruh Ms. Park membawa tas Hong Ju ke kamar. Ms. Park dengan patuh mematuhi perintah. Young Ja teriak, "Hei, Stop. Kau pikir kau ini sedang apa?. Kau tidak boleh ke lantai atas".
"Hong Ju adalah menantumu", ujar Ny. Ma dan dibalas Young Ja dengan, "Menantuku sudah mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan rumah sesuai keinginannya".
Hong Ju menahan kesal. Ny. M bilang Hong Ju masih bersikap kekanak-kanakan untuk seusianya. Aku sudah memberikan pengertian padanyajadi tolong maafkan dia. Young Ja mengangkat tangan, "Lupakan!. Kupikir pernikahan mereka tidak bisa dipertahankan. Ini adalah pernikahan palsu!. Kau menyamarkan anak dari kekasihmu sebagai putri dari Tuan Ma dan membuangnya pada putraku!".
"Ibu", Chul Goo memegang lengan Young Ja, minta ibunya tenang. Young Ja menepis tangan Chul Goo, "Aku seharusnya sudah mengetahuinya saat kau mempercepat pernikahan mereka. Dasar komplotan penipu".
Hong Ju tersinggung dan tidak terima, "Jaga ucapanmu", ucapnya dengan nada tinggi. Young Ja mengancam ingin memukul dan menggertakan giginya, "Tutup mulutmu. Aku menahan emosiku. Pernikahan ini batal demi hukum. Kami ingin perceraian".
"Begitu murahan dan menjijikkan. Aku akan menceraikannya!", Hong Ju terpancing emosi merasa harga dirinya terhina.
Ny. Ma mengingatkan Hong Ju, "Media terobsesi untuk mendapatkan berita. Kenapa harus memberikan mereka berita tentang perceraianmu setelah perceraian Ibu?". Hong Ju menghela napas kesal.
Ny. Ma ke Young Ja : Dia tidak bermaksud untuk menceraikan Chul Goo.
Hong Ju : Ibu!.
Ny. Ma mengajak Ms. Park ke kamar Hong Ju sekarang. Ms. Park mengikuti. Hong Ju teriak frustasi, "Ibu!. Ibu!..Ibu!". Lalu menyusul mereka.
Young Ja tidak pecaya, dia sungguh wanita yang kasar dan keras kepala. Joo Ri diam dengan perasaaan panik. Wajah Chul Goo blank, tanpa ekspresi.
Dikamar, Ny. Ma sendiri yang mengeluarkan baju Hong Ju dari dalam tas. Hong Ju protes, "Apa kita harus melakukan ini?. Aku tidak ingin tinggal disini dan merasa terhina begini!", teriak Hong Ju frustasi.
Ny. Ma bangkit, menyentuh pundak Hong Ju, "Dengar baik-baik. Ibu akan pergi ke Paris untuk menemui Bibimu malam ini. Ibu sudah setuju dengan Ayahmu bahwa Ibu tidak akan kembali selama 3 tahun".
"Ibu".
Ny. Ma menahan tangis, "Kau sekarang sendirian di Seoul. Chul Goo adalah satu-satunya orang tempatmu kembali. Jadi bersabarlah dan hiduplah dengan tenang. Jangan menyebabkan masalah yang bisa membuat Ayahmu marah".
Ny. Ma memeluk Hong Ju erat. Mata Hong Ju berkaca-kaca. Ny. Ma menahan tangisnya, tersenyum lalu pergi. Hong Ju tak tahan lagi, tangisnya meledak setelah ibunya pergi. Ny. Ma mencoba menenangkan Hong Ju. Dia juga ikut sedih melihat nona-nya menangis.
Chul Goo ingin masuk kamar, tapi berhenti di depan pintu saat melihat Hong Ju menangis dengan sedih. Tidak'kah hatinya tergerak melihat Hong Ju menangis seperti itu?.
Chae Won membuat mie di pabrik. Kakek datang dan berkomentar mie buatan Chae Won terlihat lebih tipis. Chae Won membenarkan, "Aku menarik mienya dan membuatnya lebih tipis dengan tangan". Kakek tanya apa asalannya. Chae Won berpikir mie-nya akan terasa lebih kenyal, jika ia menariknya dengan tangan. "Usaha skala kecil seperti kita perlu untuk membedakan produk kita".
Kakek tidak keliru menilai Chae Won-lah yang pantas mewarisi usaha ini. Keputusan tepat ini membuat kakek bisa meninggal dengan tenang. Chae Won sedih, "Jangan berkata begitu kakek. Minggu depan, kita akan menemui dokter yang lain untuk mencari pendapat kedua.
Kakek merasa itu tidak perlu. Chae Won bilang Se Yoon sudah menjadwalkan pertemuan dengan dokter yang ahli di bidang kanker. "Se Yoon?", tanya kakek. Chae Won mengiyakan, "Dokter itu adalah ahli di bidang kaker pankreas. Dia bisa menyembuhkan Kakek. Jadi kumohon jangan menyerah".
Chae Won memegang tangan Kakek penuh harap. Kakek menepuk pelan tangan Chae Wong, mengangguk setuju. Perasaan sedih terpancar dari wajahnya.
Kang Sook dan Do Hee membangunkan Ki Ok yang terus bermalas-malasan di tempat tidur. Kang Sook mengingatkan Ki Ok ada pertemuan kencan beberapa jam lagi. Ki Ok tidak mau bangun, semakin merapatkan selimutnya. Do Hee kesal, menarik selimut Ki Ok, "Ayolah. Kami baru saja mengaturnya untuk kedua kali".
Kang Sook berkata jika Ki Ok menolak lagi, maka ke-2 oppa Ki Ok benar-benar akan menendang Kang Jin. Ki Ok langsung duduk tegak mendengar ancaman, ia protes kenapa kalian terus mengganggu pria tidak bersalah itu?.
Do Hee : Tidak bersalah?. Dia mendekatimu karena uang.
Ki Ok : Sudah kubilang. Itu bukan karena uang.
Ki Choon masuk, "Apa kau benar-benar tidak mau?. Bangunlah dan bersiap-siap untuk berkencan. Rapikan rambutmu".
Ki Ok : Ini tidak apa-apa. Aku tidak peduli.
Ki Choon : Kau pikir kau sangat cantik sekali?. Sadarlah. Pergilah rapikan saja rambutmu!.
"Kau usil sekali", Ki Ok yang kesal beranjak pergi dari kamar.
Ki Moon yang baru datang mengingatkan Ki Choon untuk bersikap lebih baik pada adik bungsu mereka. "Bagaimana jika dia berbuat nekad?. Ki Choon menyahut, "Maka dia akan bertemu denganku di neraka".
Do Hee menilai Kang Jin pastilah orang yang berbahaya. "Aku penasaran bagaimana caranya dia membuat Ki Ok menjadi gila". Kang Sook keluar kamar, "Aku harus terus mengawasinya". Ki Choon setuju, dan mengikuti Kang Sook. Ki Moon tak habis pikir bagaimana bisa tidak ada hari-hari yang tenang dalam keluargaku?.
Ki Ok keluar dari salon dengan penampilan berbeda. Ia berpapasan dengan Kang Jin yang akan berangkat kerja. Kang Jin memuji penampilan Ki Ok,"Kau kelihatan cantik. Tatanan rambut itu sangat cocok denganmu".
"Terima kasih", jawab Ki Ok.
Kang Jin : Orang bilang saat wanita mengubah gaya rambut, mereka juga mengubah hati mereka. Kurasa kau sudah membuat keputusan.
Ki Ok : Aku akan mengikuti perjodohan yang kulewatkan pada hari itu. Jadi aku mengubah rambutku.
"Bagus untukmu", ucap Kang Jin setengah hati. Ki Ok tanya, "Kau benar-benar berpikir begitu?". Kang Jin menjawab tentu saja, bagus jika Ki Ok datang ke perjodohan itu.
Kang Sook dan Ki Choon benar-benar mengikuti Ki Ok. Dari jarah jauh, Kang Sook menujuka ke arah mereka berdua. Ki Choon meniupkan peluit sebagai tanda peringatan. Kang Jin menoleh dan berdiri di samping Ki Ok.
Kang Soo dan Ki Choon lari menghampiri mereka, "Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak merayunya lagi?". Kang Jin yang tidak merasa merayu menyangkal tuduhan tersebut, "Aku tidak merayunya. Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya". Selamat tinggal. Semoga beruntung dengan kencanmu.". ucapnya pada Ki Ok dan langsung lari menjauhi mereka.
"Gigolo? . Aku bukan gigolo!", balas Kang Jin tidak terima
"Berhenti", Ki Choon meniup peluit siap mengejar Kang Jin.
Ki Ok menghalangi. "Sudah berhenti!. Sungguh memalukan!. Dan untuk apa peluit itu?". Ki Choon membalas lebih memalukan lagi jika Ki Ok mempunyai hubungan dengan Kang Jin. Ki Ok heran kenapa Ki Choon tak bisa percaya padanya, "Aku tidak punya hubungan dengannya". Kang Sook bilang kami tidak akan mempercayai kata-katamu bagaimanapun itu. Kau sudah kehilangan sifat aslimu.
Ki Ok kesal, "Baiklah. Jangan percaya padaku. Lalu kenapa kalian mengikutiku?".
Ki Choon : Kau benar-benar tidak tahu?. Kami datang untuk mengawasimu menghentikan skandal apapun, mengerti?.
Ki Ok tidak tahan lagi, "Kalian sungguh menyebalkan", lalu pergi.
Kang Sook komentar Ki Ok terlihat jauh lebih baik dengan rambut lurusnya. Ki Choon mempunyai firasat bagus, merasa yakin kencan kali ini akan berjalan dengan lancar. 2 detektif dadakan ini semangat mengikuti kemana kaki Ki Ok melangkah.
Meski kehadirannya tidak terima Hyo Dong, tapi Se Yoon tetap berada di lokasi itu mengangkat kayu seperti layaknya kuli bangunan. Salah satu teman Hyo Dong tak mengira Se Yoon masih ada disini. Se Yoon berkata ia sedang menunggu Hyo Dong untuk mengajaknya minum.
Teman Hyo Dong heran kenapa Hyo Dong sepertinya sangat marah pada Se Yoon, "Apa kau tertangkap saat kau sedang berselingkuh?". Se Yoon bilang tidak, bukan seperti itu. Teman Hyo Dong bertanya apa Se Yoon sudah makan siang.
"Belum", jawab Se Yoon.
"Bagaimana bisa kau belum makan sampai jam segini?. Pasti ada makanan yang tersisa". Teman Hyo Dong melihat sekeliling dan menunjuk makanan yang ada di atas meja. Se Yoon dengan sopan menolak. Teman Hyo Dong berkata tidak apa-apa, "Ayolah. Kau pasti lapar".
Teman Hyo Dong itu menuangkan Makgeolli dan menyuapi Se Yoon dengan Pyeonyuk. Teman Hyo Dong menolak saat Se Yoon ingin menuangkan minum untuknya. Ia tidak boleh minum alkohol karena harus mengambil darah besok di rumah sakit. Teman Hyo Dong ini benar-benar menyukai Se Yoon, ia terus menuangkan minum dan menyuapi Se Yoon seperti anak kecil.
Hyo Dong tersenyum melihat Se Yoon dari kejauhan, "Sedang minum-minum gratis?. Sungguh dia tak tahu malu".
"Bukankah makanannya basi?. Itu adalah sisa tadi malam", ucap teman Hyo Dong satunya.
Hyo Dong melihat Se Yoon makan dengan lahap. Jika sudah basi tak mungkin Se Yoon memakannya. Biarkan saja dia makan. Hyo Dong terus tersenyum melihat Se Yoon makan.
Sol Joo menyiapkan makanan kesukaan presdir Lee. Presdir Lee tanya dimana Se Yoon. Sol Joo berkata mungkin Se Yoon punya janji. Presdir Lee belum melihat Se Yoon hari ini, mungkinkah dia menemui nona Min lagi. Sebenarnya apa yang dia pikirkan.
Sol Joo berkata ia pergi kerumah Chae Won beberapa hari yang lalu dan bicara dengan ayahnya. Sol Joo yakin Se Yoon dan Chae Won akan berpisah tak lama lagi.
"Kau mengunjungi keluarganya?", tanya Presdir Lee. Sol Joo mengiyakan, "Aku bertanya alamatnya pada Joo Ri. Keluarganya menjalankan pabrik mie di Paju".
Kang Sook kaget mendengar cerita dari Choon Hee terkait kedatangan Young Ja hari ini. Kang Sook mengatakan sungguh mantan mertua itu tidak tahu malu menginginkan Chae Won kembali. Choon Hee tahu itu, semakin memikirkannya membuat ia marah.
Diluar dugaan Do Hee menilai itu hal baik. Young Ja akhirnya menyadari tidak ada seorang pun seperti Chae Won untuk putranya, dan kelihatannya Chul Goo tidak bisa melupakan Chae Won. Selama dia berjanji untuk mengijinkan mereka pindah, Do Hee berpikir ini lebih baik bagi Chae Won untuk rujuk dengan Chul Goo.
Choon Hee mengangap itu hanya omong kosong. Kang Sook juga sependapat, kenapa Chae Won harus rujuk dengan Chul Goo sementara dia memiliki Se Yoon. Benar-benar tidak masuk akal. Do Hee berkata Sol Joo jauh lebih buruk di bandingkan Young Ja. Dia berpikir Se Yoon itu adalah pangeran tampan. "Kau tumbuh bersamanya. Apa kau tidak mengenalnya?", tanyanya pada Choon Hee.
Choon Hee membenarkan, "Yah. Aku bertemu dengannya baru-baru ini. Dia bukan seperti orang yang kukenal". Do Hee menambahkan Se Yoon adalah putra satu-satunya dari generasi kelima. Se Yoon adalah harapan dan cahaya bagi Sol Joo. Dia tidak akan pernah menikahkannya dengan seorang janda.
Kang Sook berubah pikiran dan menilai perkataan Do Hee ada benarnya. Mungkin lebih baik bagi Chae Won untuk rujuk dengan Chul Goo. Do Hee sangat yakin, Choon Hee tidak akan bisa mengalahkan Sol Joo. Choon Hee hanya diam dan menghela napas berat.
Young Ja masuk ke kamar Chul Goo dan langsung marah-marah begitu melihat Hong Ju duduk santai di tepi ranjang. "Apa kau pikir keluargaku segampang itu?. Kau boleh pergi dan kembali kapanpun kau mau".
"Maafkan aku", jawab Hong Ju tak bersemangat.
Young Ja semakin ngomel. "Berhenti cuma mengatakan "maafkan aku". Tunjukkan sedikit rasa penyesalan. Kita hentikan ini. Berkemaslah dan pergilah saja".
"Ibu tahu aku tak punya tempat tujuan", ucap Hong Ju.
Perkataan Hong Ju itu semakin membuat Young Ja teriak marah "Beraninya kau menjawab kata-kataku?. Hei. Apa kau pikir rumahku ini adalah tempat penampungan tunawisma?. Tidak bisa dipercaya aku memohon bantuan pada brandalan tidak berharga sepertimu. Memikirkan itu membuat tekanan darahku jadi naik. Bagaimana kau akan bertanggung jawab karena membuat Chul Goo bercerai dua kali?".
Hong Ju menyatakan tidak akan bercerai dengan Chul Goo. Young Ja tanya lalu apa yang akan Hong Ju lakukan, apa Hong Ju akan terus menempel pada keluarganya. Apa Hong Ju akan menempel pada Chul Goo dan memerasnya sampai kering?.
Young Ja sudah sangat marah, tapi Hong Ju menanggapinya dengan santai, mengangkat bahu tanda tidak tahu atau terserah. Young Ja berang, "Kau benar-benar tidak mendengarkan".
Young Ja membuka lemari dan mengeluarkan baju-baju Hong Ju. Ms. Park masuk, berusaha menghentikan Young Ja. Young Ja berontak dan teriak. "Aku juga membencimu. Keluarlah bersamanya!. Lepaskan!. Jangan pernah datang ke rumahku!". Ms. Park tidak melepaskan dan memegannya dengan sangat erat.
"Ibu tolong hentikan", Chul Goo memisahkan mereka. Baju-baju Hong Ju berjatuhan ke lantai. Young Ja tanya apa Chul Goo berencana tinggal bersama dengan Hong Ju. "Kau mau?". Chul Goo diam tak menjawab ditanyai seperti itu. Hong Ju menatap Chul Goo, tapi Chul Goo membuang wajahnya.
"Tidak seorangpun yang menerimamu disini. Bercerailah, terima saja tunjanganmu, dan pergilah. Ya?".
"Ms. Park", teriak Hong Ju dengan wajah marah. "Ya, nona", jawab Ms. Park. Hong Ju memaksa tersenyum, "Waktunya memberi makan Coco", Hong Ju berdiri keluar kamar. Ms. Park mengikuti di belakang.
Young Ja memegangi kepalanya yang serasa mau pecah. "Bagaimana bisa dia menjadi begitu?. Apa aku ini bicara dengan tembok?".
Didapur, Hong Ju memberi makan Coco, sesekali menghela napas berat. Chul Goo masuk kedapur. Meletakkan gelas kosong di meja. Hong Ju tanya apa Chul Goo juga ingin menyakitinya. Tidak jawab Chul Goo, menepuk pundak Hong Ju pelan lalu pergi. Seolah tepukan itu untuk memberi Hong Ju kekuatan. Hong Ju menahan tangis, ia berusaha terlihat kuat, menerima perlakuan buruk Young Ja selama berada di rumah ini.
Se Yoon memegangi perutnya yang terasa sakit. Keringat dingin membahasi keningnya. Hyo Dong dan beberapa pekerja lain bersiap pulang setelah menyelesaikan pekerjaan mereka. Se Yoon mengajak Hyo Dong minum bersama. Hyo Dong menolak dengan ketus, "Tidak. Aku tidak punya urusan denganmu". Lalu masuk ke mobil meninggalkan Se Yoon, dan mengabaikan panggilannya.
Se Yoon kembali meringis, memegangi perutnya yang terasa sakit.
Chae Won masih bekerja di pabrik saat Se Yoon datang menemuinya. Chae Won tanya apa Se Yoon tidak minum dengan ayahnya. Se Yoon berkata ayah Chae Won memberinya tanda buruk. Chae Won melihat kening Se Yoon yang basah dengan keringat. "Kenapa?. Apa kau sakit?".
Se Yoon merasa mual dan mendadak ingin muntah. Burur-buru ia keluar dari pabrik. Chae Won mengejar, cemas.
Chae Won, Choon Hee dan Hyo Dong menunggu Se Yoon keluar dari kamar kecil. Choon Hee heran apa tadi Se Yoon salah makan, ia bertanya pada Hyo Dong, "Bukankah kau bersamanya?. Apa yang dia makan tadi siang?". Hyo Dong tidak tahu karena ia tidak makan siang bersama Se Yoon tadi.
Hyo Dong ingat perkataan temanya yang bilang kalau Makgeolli dan Pyeonyuk yang dimakan Se Yoon itu sudah basi. Sisa makanan semalam. Hyo Dong berguman apa mungkin
Makgeolli dan Pyeonyuk tadi sudah basi.
Makgeolli dan Pyeonyuk tadi sudah basi.
"Makgeolli dan Pyeonyuk?", tanya Choon Hee tak mengerti.
Hyo Dong heran tapi jika sudah basi, pastilah makanannya rasanya tidak enak. Chae Won buru-buru pergi keluar. Choon Hee tanya mau kemana. Chae Won berkata Se Yoon pasti mengalami keracunan makanan, ia akan keluar membeli obat dan segera kembali.
Choon Hee merawat Se Yoon selama Chae Won pergi. Mengelap keringat Se Yoon yang membanjiri kening. Tak lama Se Yoon bangun, Choon Hee memberitahu Chae Won pergi membeli obat dan segera kembali. Se Yoon minta maaf sudah membuat Choon Hee khawatir.
"Tidak apa. Suamiku berkata kau mungkin makan makanan yang sudah basi. Bukankah rasanya tidak enak?", tanya Choon Hee.
Chae Won masuk. Mendudukan Se Yoon dan membantunya meminum obat. Tergambar jelas rasa cemas di wajah Chae Won. Choon Hee keluar setelah melihat Se Yoon minum obat.
Se Yoon minta Chae Won jangan terlalu terkejut, "Sejak aku kehilangan indra pengecap, aku sudah mengalami hal seperti ini beberapa kali. Tidak ada yang serius. Aku akan baik-baik saja setelah minum obat dan beristirahat".
Chae Won terisak. Se Yoon minta Chae Won berhenti menangis, orang-orang bisa berpikiran aku mengalami sakit parah. Chae Won makin terisak dan memeluk Se Yoon, "Karena aku merasa kasihan padamu. Kau menyedihkan".
Se Yoon tersenyum, "Kurasa insting keibuanmu keluar karena sakitku ini. Hal buruk berubah menjadi anugrah".
Chae Won : Berhenti bercanda.
Se Yoon : Aku tidak tahu bagaimana pikiran orang terhadapku, tapi seperti yang kau lihat, aku punya banyak kecacatan dan kekurangan.
Chae Won melepas pelukannya. Se Yoon bilang ia benar-benar membutuhkan Chae Won. "Jangan tinggalkan aku, mengerti?. Dan jangan menjadi orang yang lemah. Kau tahu, aku benar-benar membutuhkanmu".
Chae Won menganguk, "Baiklah. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu". Se Yoon tersenyum.
Chae Won kembali memeluk Se Yoon erat-erat. Se Yoon tersenyum lalu merintih kesakitan. Chae Won langsung melepas pelukannya, "Kenapa?. Apa kau merasa mual?", tanyanya khawatir.
Se Yoon meringis sambil memegangi dada, "Aku merasa jantungku sepertinya mau meledak. Saat kau memelukku erat sekali, jantungku hampir meledak". Lalu tertawa.
"Ah. Berhenti bercanda", pinta Chae Won.
Se Yoon ingin berbaring sebentar, merasa pusing. Chae Won menganguk dan memperbaiki letak selimut. Se Yoon meraih tangan Chae Won, meletakkannya di dada. Se Yoon tidur dengan menggengam tangan Chae Won.
Chae Won bergabung bersama keluarga Uhm yang lain setelah Se Yoon tertidur lelap. Nenek tanya bagaimana kondisi Se Yoon. Chae Won bilang dia baru saja tertidur. Kakek khawatir, apa dia tidak perlu ke dokter.
Chae Won berkata tidak perlu, demamnya sudah turun. Dia akan baik-baik saja setelah tidur. Hyo Dong merasa aneh, makanan basi pasti rasanya tidak enak, kenapa Se Yoon memakannya. Chae Won diam. Choon Hee memperhatikan mimik Chae Won. Batin ke ibu'annya merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Ngomong-ngomong, Ki Moon penasaran apa Ki Ok melakukan kencan butanya dengan baik. Bagaimana jika dia membuat pria itu menunggu lagi?. Do Hee bilang Ki Choon dan Kang Sook mengikuti Ki Ok. Jangan khawatir. Nenek cemas, berharap perjodohan kali ini berjalan lancar.
Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 35 Part 2
Asyik dah ada lanjutan, semangat Nuri ^O^
ReplyDeleteika
asyik...sinop ini yg ditunggu...semangat yah mb....soalnya kalo sinop the heirs udah banyak blog yg buat......sampe bosan rasanya......di tiap blog pasti ada sinop the heirs....
ReplyDeleteditunggu se yoon ma chae won - nya yah....
san
horreee......t.ksh Nuri ^_^, ditunggu ya kelanjutannya. Semangat!!!
ReplyDeletembak nuri, lanjutin dunk sinopsis A Hundred Years Inheritance nya.. penasaran bg sm lanjutanny.. thx.. :)
ReplyDeletemaksih mba nuri..lanjutanny jgn klamaan y,pnasaran nich..∩__∩
ReplyDelete