Pages - Menu

Saturday, October 19, 2013

Sinopsis The Heirs Episode 3 Part 2

Keesokan harinya. BILT Hotel, tempat Rachel menginap. Ponsel Rachel menerima pesan masuk. Ia yang sedang sarapan segera berdiri mengambil ponsel dimeja. Pesan itu dari Chan Young, "Aku sudah terima alamatnya. Terima kasih telah menghubungi ku". Rachel berguman sinis, "Jika kamu berterima kasih, cepat bawa dia pergi". 

Kim Tan dan Eun Sang sampai di rumah. Kim Tan mereka lelah, mengajak Eun Sang masuk ke dalam. Eun Sang minta ijin apa boleh ia meminjam ponsel Kim Tan sebentar, mungkin saja teman-nya meninggalkan pesan. Kim Tan berkata walau teman Eun Sang meninggalkan pesan, setidaknya mereka harus bertemu disuatu tempat, "Apakah kau akan menunggunya di jalan?". 

"Chae Eun Sang", terdengar seruan panggilan begitu mereka keluar dari mobil. Eun Sang menoleh dan melihat  Chan Young berdiri di depan-nya. "Chan Young-ah", seru Eun Sang terkejut.

"Yoon Chan Young", Eun Sang menghambur mendekati teman-nya itu, memberondong banyak pertanyaan,  "Apa yang terjadi?. Bagaimana kau bisa berada di sini?. Kau ada di Amerika?". 

Chan Young balik tanya dengan wajah khawatir, "Bagaimana dengan mu?. Apa yang terjadi?. Kenapa kau tidak meneleponku?. Kau tidak membaca pesanku?. Aku mengkhawatirkanmu!".

Eun Sang meminta maaf, akan menjelaskannya nanti pada Chan Young. "Syukurlah. Aku lega sekali. Aku tidak bisa percaya ini, Chan Young!", ucap Eun Sang riang.

Kim Tan yang mendengarnya mendesis kesal, dan melemparkan jas-nya ke mobil dengan marah. Eun Sang menoleh ingin menjelaskan. Sambil melangkah masuk ke dalam rumah, Kim Tan berkata, "Panas! Kau bisa memberitahuku di dalam". 

Chan Young tanya siapa dia, tempat apa ini dan kenapa Eun Sang pakai kaos pasangan. Eun Sang mengajak Chan Young masuk dan mengucapkan selamat tinggal pada pemilik rumah. Eun Sang melangkah masuk, Chan Young mengikuti di belakang. 

Di dalam rumah Eun Sang melihat Kim Tan yang baru keluar dari dapur dengan membawa sekaleng softdrink. Eun Sang mengucapkan terima kasih atas semuanya, "Aku akan pergi ke tempat temanku sekarang". 

Kim Tan tanya kenapa. Eun Sang sedikit kaget. Kim Tan minta Eun Sang untuk tetap tinggal di rumahnya, Eun Sang hanya perlu meminjam uang pada teman-nya itu. "Kenapa kau harus pergi?". Eun Sang bilang, ia tidak punya alasan untuk tinggal disini.

"Lalu bagaimana dengan alasan ini? Karena teman aku, kau berurusan dengan polisi karena teman-ku,  bahkan kau dicurigai dan paspor kamu ditahan. Dan kau tidak bisa memesan tiket pesawat atau hotel karena kau tidak memiliki paspor", Kim Tan mencari alasan agar Eun Sang tidak pergi dari rumah-nya. 

"Benarkah?", tanya Eun Sang. 

"Tinggal di tempatku adalah kompensasi yang layak kau dapatkan. Jadi kau tidak perlu pergi", cegah Kim Tan lagi. 

Eun Sang bengong. Chan Young datang dan tanya apa ada masalah. Kim Tan menantang dengan tatapan tajam, "Bagaimana jika memang ada?". Eun Sang menengahi dan berkata tidak ada masalah. 

Eun Sang bicara pada Kim Tan, meski apa yang Kim Tan ucapkan tadi itu benar. Ia sangat berterima kasih atas semua kebaikan Kim Tan. Dan lagi pula sekarang paspor-nya sudah kembali. 

Chan Young melihat baik-baik wajah Kim Tan dan menggali ingatan-nya, "Apakah kau, Kim Tan", tebak Chan Young akhirnya.

"Kau mengenalku?", tanya Kim Tan balik. 

"Kau mengenalku", jawab Chan Young.

"Siapa kau?", tanya Kim Tan. Ia Diam sebentar melihat Eun Sang, lalu bertanya pada Chan Young, "Apakah... Aku pernah mem-bully mu saat SMP?". Chan Young menjawab tidak sesederhana itu. 

Eun Sang kaget. Chan Young mengajak Eun Sang pergi sembari menujukkan ponselnya yang berdering, "Taksinya sudah datang".  Eun Sang mengerti. Chan Young pergi keluar lebih dulu. Sebelum benar-benar pergi, Eun Sang mengucapkan selamat tinggal pada Kim Tan, "Aku akan pergi. Anyeong". 

Eun Sang berbalik pergi. Kim Tan memandangi kepergian gadis itu dengan perasaan sedih. Eun Sang menaiki tangga dan berhenti sejenak. Melihat Kim Tan dari sudut matanya, walau hanya sekilas. Lalu pergi dengan pasti.

Kim Tan tak beranjak dari tempatnya, kini dia benar-benar sendirian dirumahnya yang besar itu. Terasa hampa dan kosong. 

Eun Sang sampai di depan penginapan Chan Young. Dalam perjalanan Eun Sang menceritakan apa yang ia alami selama di Amerika dan bagaimana bisa tinggal di rumah Kim Tan. Chan Young tanya, "Jadi, mulai hari itu, kamu tinggal di rumahnya?". Eun Sang menjawab tidak punya pilihan, tanpa uang atau paspor apa yang bisa ia lakukan. Tak ada seorang pun di rumah kakak-nya.

"Jadi nama-nya Kim Tan?", tanya Eun Sang memastikan. 

Chan Young heran, apa kau tidak tahu. Eun Sang tidak pernah bertanya, karena ia tak ingin menceritakan tentang dirinya. "Apakah dia orang jahat?. Apa dia pernah mem-bullymu?". Chan Young berkata ia hanya tahu namanya saja, tapi dia bukan pria yang baik. Chan Young mengajak Eun Sang masuk dan menyeret kopernya. Eun Sang diam sejenak, lalu mengikuti sahabatnya itu.

Sesampainya di dalam Chan Young tanya jadi apa yang terjadi dengan Eun Suk sekarang. Eun Sang tidak tahu, dia melarikan diri. "Gadis jahat. Apa yang harus kukatakan pada Ibu?", Eun Sang menahan tangis. Chan Young mengerti kesedihan Eun Sang, dan minta padanya jangan khawatir tentang tiket pesawat. 

Eun Sang sangat berterima kasih, ia akan segera membayar Chan Young setelah pulang ke Korea. Chan Young minta Eun Sang jangan terburu-buru. Eun Sang hampir menangis, ketika ia mengucapkan terima kasih untuk ke-dua kalinya, lalu tanya kapan agen perjalanan buka. 

"Lakukan itu pelan pelan saja", jawab Chan Young, "Hanya ada satu hal yang harus segera dilakukan sekarang, yaitu makan. Apa yang kau inginkan untuk makan malam?".

"Ada yang benar-benar ingin aku makan. Ddukbokki. (Kue beras pedas)", Eun Sang benar-benar merindukan kampung halaman-nya. 

Chan Young dan Eun Sang jalan-jalan. Mereka seperti pasangan, makan lolipop dan foto bersama. Setelah berfoto, Chan Young sibuk mengetik. Eun Sang tanya kau mempostingnya di akun SNS-mu?.

Chan Young mengiyakan, "Aku ingin menunjukkan sesuatu yang lucu". 

Eun Sang ingin tahu apa itu. Chan Young menunjukkan ponselnya, "Hitung sampai tiga". Eun Sang mulai menghitung, dan tepat pada hitungan ke-3 ponsel Chan Young langsung berdering, dari Bo Na. Eun Sang sampai terbelalak melihatnya.

"Lihat?. Bukankah dia lucu?", ujar Chan Young enteng. 

"Aku kau mau mati! Kau ingin melihat Lee Bo Na menjambak rambutku?", protes Eun Sang panik.

"Oh. Itu pasti menyenangkan", canda Chan Young.

"Aku akan membunuhmu", gertak Eun Sang kesal seraya menendang kaki Chan Young. Chan Young mengelak dan tertawa senang, lalu menjawab telepon dari Bo Na. 

Terdengar suara Bo Na yang marah-marah dengan nada tinggi, hingga Chan Young harus sedikit menjauhkan ponsel dari telinga-nya. "Hei, apa kau gila? Mengapa Cha Eun Sung ada disana? Apa yang kamu lakukan dengan Cha Eun Sung?".

"Aku dengan Cha Eun Sang, memikirkan kamu!. Apa lagi yang akan aku lakukan?", jawab Chan Young dengan jurus gombalnya. 

Eun Sang kesal, menggerakan tangannya pura-pura ingin memukul Chan Young. Chan Young tersenyum dan pergi ke tempat lain agar bisa bicara dengan lebih bebas dengan pacarnya.

Eun Sang tersenyum, "Aku cemburu", ujarnya bercanda. Ia lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan berhenti pada kumpulan kaos yang tergantung di depan toko souvenir. Diantara kumpulan itu ada kaos "I Love California", yang mengingatkannya pada Kim Tan. 

Pria yang sedang di pikirkan Eun Sang kini tengah di landa galau. Mungkin inilah yang dilakukan Kim Tan sebelum kedatangan Eun Sang. Merenung memandangi lautan ataupun sekedar makan sandiwch di depan kolam. 

Selanjutnya Kim Tan sudah ada di dalam rumah, menulis sesuatu di buku tugas. Konsentrasinya teralih ketika ponselnya berdenting. Kim Tan memeriksa ponselnya dan melihat foto terbaru Eun Sang bersama Chan Young di akun SNS milik Eun Sang. Tampaknya Kim Tan sama sekali tidak berniat Log Out dari akun SNS tersebut, sehingga ia terus bisa memantau apa yang sedang gadis itu lakukan. 

"Terserah", komentar Kim Tan kesal seakan tak peduli. Lalu kembali menulis, hanya beberapa detik, karena akhirnya Kim Tan kehilangan mood, "sungguh menjengkelkan!", dan mencampak-kan buku yang ia pegang. 

Kim Tan merebahkan dirinya dengan nyaman ke kasur, menghela napas melihat foto pertunangannya dengan Rachel, "Besok", guman-nya.

Rachel duduk di lobby, memegangi ponselnya kuat-kuat. Hari ini ia berencana pulang. Bell boy mendorong trolly yang berisikan barang-barang Rachel. "Silahkan lewat sini", ucap manager Hotel siap mengantar nona besar itu keluar hotel.

Rachel berdiri, baru beberapa langkah ponselnya berdering dari "Tan-ku". Ia menjawabnya, "Apa?". 
"Dimana kau?", tanya Kim Tan

"Apa pedulimu?", jawab Rachel ketus. Kim Tan berpikir saat ini Rachel sedang marah, mengemasi barangnya dan siap kembali ke Korea. Rachel menyahut, "Kau salah. Aku sudah tiba di Korea".

Rachel tak tahu kalau saat ini Kim Tan berdiri tak jauh darinya, "Benarkah?", Kim Tan menutup telepon-nya, "Kalau begitu kembalilah ke Amerika", ucapnya dengan suara nyaring.

Rachel mendengar suara Kim Tan dan menoleh ke sumber suara. Pria itu ada di hadapannya kini. Tentu saja Rachel merasa senang, tapi ia menutupinya dengan memasang wajah cemberut.

Rachel bicara pada manager hotel untuk mengembalikan barang-nya ke kamar dan merubah jadwal penerbangan-nya untuk besok. Rachel menoleh ke Kim Tan, "Aku pikir, lusa dia tidak akan menemui ku lagi".

Ponsel Rachel kembali berdering, kali ini dari ibunya, Esther Lee. Esther tanya apa Rachel bersama Tan saat ini. Rachel membenarkan, "Ya, aku bersamanya", lalu menoleh ke pria itu, "Dia berpakaian rapi dan datang menemuiku". 

Esther Lee minta putrinya mendengarkan ini, ia akan mengatakan pada orang-orang bahwa Rachel pergi ke Amerika bukan karena Rachel merindukan Kim Tan. Tapi sebaliknya, karena Kim Tan yang meminta Rachel datang. Rachel tanya kenapa ibunya melakukan itu. Esther tidak menjawab, dan buru-buru menutup telponya, "Dah, ibu mertuamu sudah datang".

Siapa yang datang, Ny. Han kah?. Bukan tapi Ny. Ji Sung. Secara legalitas dalam kartu keluarga, Kim Tan terdaftar sebagai anak kandung Ny. Ji Sung, istri sah ke-2 presdir Kim. Meski kenyatannya Ny. Han lah yang melahirkan Kim Tan, tapi karena Ny. Han hanya berstatus sebagai istri simpanan, dan belum sah menjadi istri presdir Kim dimata hukum. Maka Ny. Han tidak terdaftar dalam silsilah kartu keluarga.

Kerabat yang mengenal keluarga Kim, menganggap Kim Tan sebagai anak Ny. Ji Sung. Hanya beberapa yang mengetahui kebenaran ini, salah satunya teman Ny. Han. Ironis memang, keluarga Kim menggunakan sistem Joseon, dimana anak-anak yang dilahirkan para selir raja, akan diasuh, dibesarkan dan diangkat sebagai anak ratu. 
 
Esther berdiri menyambut kedatangan besan-nya. Ia minta maaf karena meminta Ny. Ji Sung menemuinya pagi-pagi begini. Ny. Ji Sung berkata Esther orang sibuk, sementata ia tak melakukan apa-apa. Mereka lalu duduk, Ny. Ji Sung akhirnya mengaku memang sulit memenuhi undangan pagi-pagi begini. Esther bilang ini lah satu-satu kesempatannya memiliki waktu luang.

Esther memuji Ny. Ji Sung selalu terlihat fashionable dibandingkan dirinya tiap kali mereka bertemu, "Aku yang bekerja di industri fashion merasa malu. Anda melahirkan Tan pada usia yang sudah agak tua. Bagaimana kau bisa mempertahankan bentuk tubuh yang bagus pada usia itu?".

Ny. Ji Sung berkata ia terlahir dengan bentuk tubuh yang bagus, ia juga telah banyak menghabiskan waktu dan uang (untuk perawatan). Ny. Ji Sung mendengar Rachel pergi ke Amerika, "Dia pergi menemui tunangannya saat liburan musim panas. Dia sangat cantik", Ny. Ji Suk balas memuji Rachel. 

Alasan Esther mengajak Ny. Ji Suk bertemu hari ini, karena ia ingin memberitahu kabar dirinya yang akan menikah lagi. Esther yakin Ny. Ji Suk pasti sudah mendengarnya. Ny. Ji Suk mengaku memang sudah mendengar, "Dia Presdir Choi Dong Wook dari Hotel Zeus, kan?. Selamat".

"Terima kasih", ucap Esther.

Ny. Ji Suk juga mengetahui putra presdir Choi Dong Wook salah satu siswa Jeguk High School. Esther membenarkan, "Ya, Young Do. Aku ingin bertanya, apakah sesuatu terjadi antara Tan dan Young Do?. Menurut Rachel, mereka tidak berteman lagi".

Ny. Ji Suk berpikir, dari ekspresinya,  sepertinya dia baru mendengar hal ini. Menurutnya, Tan dan Young Do adalah sahabat, sebelum Tan pergi ke Amerika.
 
Young Do yang tengah mereka bicarakan kini berada di markas bersama sahabatnya kini, Myung Soo. Myung Soo menyalahkan Young Do yang menghancurkan hasil karyanya. Young Do membuka pintu pada saat yang menentukan, banyaknya cahaya yang masuk merusak foto Myung Soo, "Kasihan! Aku bisa saja menjadi Henri Cartier-Bresson yang berikutnya". Myung Soo menyentuh foto-nya yang kin menjadi buram.

(Henri Cartier-Bresson = Fotografer terkenal asal Perancis). 

Young Do bersandar ke kursi, memainkan bola kasti dan berkata, "Selama hidupku, aku berusaha keras untuk menangkap momen penting", ucapnya lalu menoleh pada foto yang tertempel di dinding.  Foto dirinya bersama Kim Tan saat Smp. "Namun, setiap saat dalam kehidupan...adalah momen yang penting".

Myung Soo tak mengerti, "Apa yang kau katakan?".

"Itu adalah kutipan dari Henri Cartier-Bresson, panutanmu", jelas Young Do. "Setidaknya, kau harus tahu siapa dia". 

Myung Soo berpikir, lalu tersenyum...dan mengeluarkan gaya imutnya, "Wink".

(Hm....namja satu ini manis banget kaya gulali)...

"Aku akan membunuhmu", Young Do pura-pura ingin memukul. Meski begitu ia juga tersenyum dengan gaya cute teman-nya itu.

Ponsel Young Do berdering, senyum-nya langsung hilang melihat nama di layar ponsel. "Ayah". 

Tujuan Choi Dong Wook mengajak putranya datang, tak lain hanya ingin membanting Young Do sebanyak yang ia inginkan. Alasan-nya sich latihan taekwondo tapi kenyataan-nya ini lah yang terjadi. Saya juga bingung ini judo atau taekwondo.

Patut di akui, ayah Young Do memiliki pertahanan yang bagus. Beberapa kali Young Do mencoba menyerang, tapi selalu dia yang dibanting ayahnya. Satu kali, dua kali entah berapa kali Young Do selalu mengalami hal yang sama.

3 bodyguard Dong Wook berjaga di luar matras. Hedeh..latihan taekwondo aja bawa pengawal. 
 
Peluh keringat membanjiri kening Young Do. Tapi ia tak menyerah berusaha membalik serangan ayahnya, dan bantingan terakhir benar-benar menguras tenaga Young Do. Ia tak mampu bangkit lagi, terlentang di atas matras mengatur napasnya yang memburu.

Dong Wook menggerakan tangan, salah satu pengawal-nya memberikan ia sebotol air mineral.  Setelah minum, Dong Wook berkata, "Dia bahkan bukan manager umum hotel. Kau bahkan tidak bisa menangani manager dapur dan membuatnya mengeluh?. Bangun". 

Oh...ternyata bantingan tadi adalah hukuman atas sikap pembangkang Young Do tempo hari. Mengerikan...ayah macam ini, mendidik anak dengan menggunakan kekerasan. Tak heran jika Young Do mewarisi sifatnya yang suka mem-bully orang lemah.

Young Do bangun. Dong Wook kembali bicara, "Kau ingin tahu kenapa kau selalu kalah?. Pertama, itu karena kau tidak pernah memukulku". 

"Mungkin karena aku lebih seperti ibu, saat aku seharusnya aku lebih mirip dengan ayah", sahut Young Do sinis, menunduk lalu berbalik pergi.

Young Do berhenti saat Dong Wook melanjutkan ucapannya, "Kedua, kau menyerang secara berlebihan. Baik di dalam atau pun diluar matras. Rachel datang hari ini, jemput dia di bandara", perintah Young Do lalu pergi bersama ke-3 pengawal-nya. 

Ucapan terakhir Dong Wook barusan membuat mood Young Do bertambah buruk.

Kim Tan menemani Rachel belanja dan membelikannya beberapa pakaian. "Terima kasih!. Aku selalu ingin memilikinya", ucap Rachel. Kim Tan berkata tak bisakah Rachel mengatakan-nya  dengan lebih tulus. 

Rachel mengatakan ia bisa membeli pakain itu sendiri, meski Kim Tan tidak membelikannya, "Kau dan aku sama-sama tidak bisa digerakkan sesuatu yang dibeli dengan uang. Apa yang kau berikan padaku hari ini bukanlah pakaian, tapi waktumu. Waktu yang kau habiskan untuk berbelanja denganku. Aku tahu kau benci belanja. Terima kasih untuk hari ini". 
 



"Kau tidak perlu untuk mengucapkan terima kasih. Aku suka berbelanja bersamamu. Karena jika kita melakukan hal lain, aku merasa seperti kita benar-benar berkencan", sahut Kim Tan dan langsung membuat wajah cerah Rachel berubah menjadi suram.

 
Rachel marah, "Apakah dia sudah pergi?", tanya nya menyinggung soal Eun Sang.  Kim Tan menjawab kemarin sore. Rachel ingin tahu apa dia pergi sendiri, atau Kim Tan yang mengusirnya. Kim Tan mengatakan semua terjadi sesuai dengan keingian Rachel, "Kau yang memberinya alamatku, bukan?". 

"Jangan membicarakan dia", semprot Rachel, merasa malu atau kesal karena Kim Tan mengetahui perbuatannya. Kim Tan membalas sinis, "Kau yang membahasnya lebih dulu".

Ponsel Rachel berdering, ia mengangkatnya, "Halo!", terdiam sejenak lalu, "Choi Young Do?", serunya heran. Kim Tan yang semula menunduk langsung mengangkat kepalanya mendengar nama Young Do disebut. 
 
Young Do yang marah karena ditugaskan menjemput Rachel, melampiaskan kemarahannya pada orang yang bersangkutan, "Apakah kau masih anak-anak?. Kau tidak bisa datang sendiri?. Ganti jadwal penerbangan atau tinggal di Amerika. Pastikan bahwa aku tidak perlu datang untuk menjemputmu. Pastikan bahwa aku tidak harus meneleponmu karena ini lagi. Apakah kau mengerti?". 
 
Young Do menutup telpon dan melempar ponselnya begitu saja ke bangku. Hatinya benar-benar di liputi emosi saat ini.

"Brengsek!", gerutu Rachel kesal menerima amarah Young Do. Pada Kim Tan ia bertanya, "Apakah kau sudah tahu?. Dia akan menjadi saudara-tiriku".

"Aku sudah dengar", jawab Kim Tan sedikit melunak, "Bagaimana kabar Young Do?".

Rachel : Dia baik-baik saja. Dia melakukan semua hal yang dulu kalian berdua lakukan bersama-sama. Tapi sekarang dia melakukan-nya sendiri (mem-bully). Aku kesal. Hari ini adalah hari peringatan kita dan Choi Young Do mengacaukannya. Ayo pergi makan sesuatu yang manis. Bagaimana dengan tempat pancake di Melrose yang kau sukai?. 

Sesaat Kim Tan tertegun, teringat perkataan Eun Sang yang ingin makan pancake dan janjinya yang akan mengajak Eun Sang ke restoran pancake favoritnya di Melrose Avenue. 
 
Kim Tan menolak kesana dan mengajak Rachel pergi ke tempat lain saja. Rachel ingin tahu kenapa. Dengan jujur Kim Tan berpikir dia mungkin ada disana. Rachel tanya siapa?, "Gadis itu?". Kim Tan mengiyakan. Rachel mencibir, "Apakah kau memiliki firasat atau sesuatu?. Apakah kau tahu bagaimana besarnya L.A. dibandingkan dengan Seoul?. Dan kau pikir kau bertemu dengannya di sana?".

Kim Tan memiliki perasaan itu, "Dan juga kita tidak bisa mendapatkan meja di sana tanpa memesan lebih dulu pada jam begini. Ayo pergi ke tempat lain". Rachel berpikiran lain, rasa penasarannya semakin mendorongnya untuk pergi kesana. Membuktikan apakah firasat Kim Tan benar. Apakah gadis itu ada disana atau tidak. 
 
Kim Tan jelas kesal, tapi ia mencoba untuk bersabar. 
 
Kim Tan mengalah, mengikuti Rachel pergi ke restoran itu. Dan perasaan Kim Tan terbukti kuat, dari luar restoran saja, mereka bisa melihat Eun Sang duduk di dalam bersama Chan Young. Kim Tan diam memandangi Eun Sang yang sedang tersenyum. Dan Rachel, tentu saja di gondok karena Eun Sang benar-benar ada disini. 

Eun Sang memuji Chan Young benar-benar menjadi orang Amerika sekarang, ia heran kapan Chan Young memesan meja. Chan Young berkata itulah salah satu aturan-nya, "Tapi bagaimana kau tahu tempat ini?. Apakah kau melihatnya secara online?". Eun Sang tersenyum dan menjawab seperti itulah. 

Eun Sang tak sengaja melihat keluar dan bertemu pandang dengan Kim Tan. Keduanya saling menatap satu sama lain. Pandangan Eun Sang melunak, kaget sudah pasti. Tapi apakah Eun Sang juga merindukan Kim Tan?. Dan Kim Tan enggan mengalihkan pandangan-nya dari Eun Sang, mengabaikan Rachel yang berdiri disebelahnya.

"Kau tidak memberi tahu dia untuk datang ke sini kan?", tegur Rachel. Kim Tan tersadar dan meraih tangan Rachel mengajaknya pergi ke tempat lain. Rachel menarik tangan-nya, "Kita makan disini saja".

Kim Tan berkata ia berusaha berbuat baik pad Rachel. Rachel semakin marah, "Kau membuatku kesal. Aku ingin dia melihat kau berbuat baik padaku. Ayo masuk! Aku ingin makan!". 

"Tidak ada meja", sahut Kim Tan dengan suara tinggi. 

Tepat saat itu Chan Young mengikuti arah padang Eun Sang, menoleh keluar. Dan tentu saja ia bisa melihat Rachel berdiri diluar bersama Kim Tan. Rachel tersenyum sinis, menggunakan ini sebagai kesempatan, "Kita bisa membuat meja sendiri. Ayo lihat apakah ini suatu kebetulan atau takdir".

Dengan percaya diri, Rachel melangkah masuk ke dalam, dan disambut dengan pertanyaan dari waitess "Apakah kau sudah memesan meja?". "Seseorang telah menungguku", jawabnya sambil terus berjalan mendekati meja Chan Young dan menyapanya, "Kau White Hacker Yoon. Aku akan duduk. Kami akan bayar bonnya".

Kim Tan kesal, tapi ia memutuskan masuk ke dalam. Mengikuti tungangan-nya yang menyebalkan itu.

"Kalian berdua sudah saling mengenal satu sama lain?", tanya Eun Sang pada Chan Young setelah Rachel duduk di kursi kosong, meski tidak di persilahkan. Chan Young menjawab Rachel satu sekolah dengan-nya, tapi mereka tidak berteman. 

Dengan nada menghina Rachel berkata, "Ini adalah pertama kalinya kami berbicara. Kelas sosial-nya lebih rendah, jadi aku tidak pernah berbicara dengannya". (Ih...dasar Bad Girl). Eun Sang memandang Rachel dengan kaget. Chan Young mencoba bersabar menerima hinaan Rachel. 

"Berdiri", ucap Kim Tan sesampainya ia di depan meja Chan Young.

Rachel enggan berdiri, malah menatap Eun Sang, "Hari ini adalah perayaan pertunangan kami. Kim Tan! Kau bisa memesan pancake sebanyak yang kau sukai".

Kim Tan menarik napas kesal, "Baiklah. Ayo makan. Aku benar-benar ingin makan beberapa". 

Kim Tan berputar, mengambil kursi kosong terkakhir, yang ada di depan Rachel. Dan juga bersebelahan dengan Eun Sang. Eun Sang hanya melirik Kim Tan, tanpa berani menatap langsung. 

Rachel menguasai oborlan dan tanya bagaimana bisa Chan Young bisa mengenal Eun Sang . Chan Young menjawab mereka teman masa kecil.
"Benarkah?', tanya Rachel. "Tapi kenapa kau datang ke sini?. Apakah kau membawanya ke sini karena ini adalah restoran terkenal?". 

"Tidak, dia (Eun Sang) ingin datang ke sini", jelas Chan Young. Kim Tan menatap Eun Sang, gadis itu hanya melihat Kim Tan dari sudut matanya. 

Rachel : Wow, benar-benar suatu kebetulan. Tapi tunanganku dan dia sepertinya berpikir
bahwa ini adalah takdir. Apa yang kau pikirkan Yoon Chan Young?

"Aku pikir kamu mau makan pancake. Berhenti", tegur Kim Tan tidak suka. 

Bukanya berhenti, Rachel semakin menjadi, "Tak seorang pun yang mengatakan apa-apa lagi. Oh? Bagaimana dengan ini? Kau pernah berpacaran dengan Lee Bo Na juga. Say, Hei. Ini pacar Lee Bo Na yang baru", ucapnya menatap Chan Young, "Dan ini adalah mantan-nya", Rachel menatap Chan Young dan Kim Tan bergantian.

Eun Sang terkejut, mengetahui Bo Na dan Kim Tan pernah pacaran. Chan Young yang semula bersabar kini menjadi marah karena Rachel membawa-bawa nama Bo Na yang bahkan orangnya tidak ada disini.

"Lalu mengapa meninggalkan Lee Bo Na sendirian dan berada di sini dengan gadis ini ? Itu salahmu" cemooh Rachel pada Chan Young, lalu menatap kejam Eun Sang, "Tunggu. Tidak. Seorang pria yang punya tunangan dan seorang pria yang punya pacar. Ini adalah kesalahan mu karena terlibat dengan pria-pria semacan itu".

"Yoo Rachel", tegur Chan Young menilai ucapan Rachel sudah sangat kelewatan. 

"Kami akan pergi", Kim Tan menarik paksa tangan Rachel keluar dari restoran.

Eun Sang terpaku, terluka dengan tuduhan kejam Rachel. Chan Young tanya apa yang harus ia lakukan, haruskan ia ikut campur atau pura-pura tidak tahu. Eun Sang menggeleng dan memaksa tersenyum, "Pesanlah. Ayo makan dan pergi beli tiket pesawat".

Chan Young minta Eun Sang tinggal beberapa hari lagi. Eun Sang harus pergi, ia khawatir pada ibunya dan juga harus segera bekerja paruh waktu lagi agar bisa membayar hutang-nya pada Chan Young.

"Aku sudah bilang!. Kau tidak usah terburu-buru!", Chan Young memandang Eun Sang iba. Eun Sang minta Chan Young jangan melihatnya seperti itu. Karena mereka sekarang masih di Amerika.

Rachel menepis tangan Kim Tan ketika mereka berada di tempat yang sepi, "Kau sudah bisa melepaskanku dan bicara!. Kau cukup tangguh di depannya", ucap Rachel diburu emosi. 

"Yoo Rachel!", 

"Apa?".

Kim Tan : Kita pertama kali bertemu saat kita berumur 10 tahun. Aku berpikir bahwa kau adalah seorang jenius, karena umur 10 tahun sudah bisa berbicara dalam bahasa Inggris dan Jepang. Saat kau masih 14 tahun, kau menyukai Hyung ku. Kau bilang kau tidak menyukaiku karena aku masih bayi.

Rachel : Jadi apa yang kau ingin katakan?

Kim Tan : Ketika  kita bertunangan, kamu mengatakan hal ini : "Kau tahu semua orang di lingkaran sosial kita. Apakah kamu berpikir ada gadis yang lebih baik dariku?". Saat itulah aku menyadari bahwa aku benar-benar masih bayi.

"Dan?", tanya Rachel dengan suara lebih pelan. 

Kim Tan melanjutkan, "Selama 8 tahun, kau selalu menjadi orang terpintar bagiku. Kau cantik dan dewasa, tapi...Kau tidak seperti itu sekarang. Jangan lakukan hal seperti itu lagi. Terutama jika itu karena aku. Tidak ada alasan bagimu untuk mengacaukan dirimu sendiri karenaku. Kau bilang kau akan berangkat besok. Aku akan menjemputmu di hotel. Aku akan menemuimu besok. 

Kim Tan meninggalkan Rachel setelah mengatakan apa yang ingin ia katakan. Rachel bungkam seribu bahasa, memandangi Kim Tan yang menjauh. Perkataan itu benar-benar menohok perasaan-nya. Rachel bertindak "arogan" seperti tadi karena di dorong rasa cemburu. 

Bagi Rachel Kim Tan adalah tunangan-nya, miliknya. Sehingga ia pikir pantas melakukan hal seperti tadi. Pertanyaanya sekarang, jika Rachel tahu Kim Tan anak "dari istri simpanan", apakah dia akan tetap menyukai Kim Tan apa adanya?.

Rachel kembali ke hotel dengan perasaan murung. Jalan berpapasan dengan Kim Won di lobby hotel. Mulanya, baik Rachel maupun Kim Won tidak menyandari. Sampai akhirnya mereka berhenti dan saling menoleh, "Won oppa!", seru Rachel.

"Yoo Rachel!. Apa yang kau lakukan di sini? Aku pikir kau tinggal di hotel Young Do". 

"Aku tak akan pernah tinggal disana. Kau di sini, karena kau juga tidak menyukai di sana, kan?". 

Kim Won mengiyakan, ada baiknya bertemu dengan Rachel disini. Ia tanya bagaimana kabar Rachel. Rachel menjawab baik-baik saja, "Apakah kau sudah bertemu dengan Tan?". Kim Won membenarkan, seperti biasa wajahnya selalu berubah tiap kali menyinggung Kim Tan, lalu tanya bagaimana dengan Rachel sendiri.

Rachel berkata baru saja bertemu Kim Tan, "Oppa, apa kau ingin pergi ke suatu tempat?". Kim Won menganguk. Rachel tanya bisakah ia ikut dengan Kim Won, jika itu bukan urusan meeting atau kencan. Kim Won berkata itu bukan tempat yang akan Rachel sukai.

Tak masalah bagi Rachel, "Lebih baik daripada terus melihat ponselku di kamar hotel sendirian. Matahari keluar terlalu lama di sini. Itu membuat orang yang kesepian merasa lebih kesepian". Kim Won tanya apa tidak apa-apa, ia akan berjalan cukup jauh dari sini. Bagi Rachel itu bahkan lebih baik. 

Kim Won meletakan bunga di makam ibunya, Sofia Lee (1957-1990). Ibu Kim Won meninggal di usia 33 tahun, masih muda. Rachel tanya siapa itu. Sambil membersihkan nisan ibunya, Kim Won menjawab, "Ibuku". Rachel sedikit kaget. 

"Ibuku berasal dari negara di mana dia membuat anggur dan memanen jeruk sampai dia bertemu dengan Ayahku. Mertua yang kaya raya yang menyesakkan dan pihak yang dangkal. Korea adalah neraka bagi seorang gadis desa dari Amerika. Dia akhirnya kembali seperti ini". 

Rachel tanya apa ibu Kim Won membuat wine sendiri. Kim Won tersenyum dan bilang dalam gudang wine keluarga Kim, ada anggur yang disebut 'Won', namanya. Ibu Kim Won yang membuatnya sendiri di tahun dia lahir.

Rachel menilai itu hal yang indah. Ia lalu tanya apa Kim Tan pernah datang kesini bersama Kim Won.
"Tidak", jawab Kim Won, "Kau adalah orang pertama. Kenapa?".

Rachel senang, Tan akan cemburu. Kim Won geli, "Siapa?. Aku". Rachel menjawab bukan, "Tentu saja Tan akan cemburu padaku. Aku senang bisa ikut denganmu. Kim Won juga merasa senang dan berterima kasih karena ia tak perlu bicara pada dirinya sendiri, "Berpura-puralah bahwa kau membaca diary rahasiaku". Kim Won memandang sedih pada foto mendiang ibunya.

Kim Won menerima telepon dari Sekertaris Yoon Jae Hoo, ia menjauh saat menjawabnya. Kim Won berkata akan tinggal beberapa hari lagi di Amerika. Ia minta Jae Hoo memberitahu ayahnya akan mampir ke Singpura. "Oh ya, aku bertemu dengan Tan karenamu". Ia menyindir Jae Hoo untuk memberitahu Tan tentang jadwal-nya lagi.

Jae Hoo menelpon Kim Won sembari menunggu lift, Hotel Zeus. Jae Hoo yang tahu sedang disindir, berkata jangan khawatir. Ia tidak akan akan mengganggu jadwal pribadi Kim Won, dan juga tidak memberitahu Kim Tan mengenai hal ini.

Jae Ho masuk ke dalam lift, "Kalau begitu sampai jumpa di bandara", ucapnya lalu menutup telepon. Pintu lift yang hampir tertutup kembali terbuka, dan masuklah Dong Wook bersama Esther Lee. Ooo..dua orang dari masa lalu bertemu lagi.

Esther Lee tanya apa Young Do akan ke bandara menjemput Rachel. Dong Wook bilang ia yang menyuruh putranya pergi. Esther Lee tahu pasti Young Do membenci hal itu. Dong Wook berkata Young Do tak punya pilihan lagi, "Dia belum bisa mengalahkanku".

"Jangan terlalu percaya diri. Anak-anak tumbuh sangat cepat", sahut Esther.

Pintu lift terbuka, Dong Wook keluar. "Pastikan telepon aku", ucap Esther. Dong Wook menyahut oke.

Esther menyapa Jae Hoo setelah lift kembali tertutup, "Lama tidak berjumpa". Dong Wook menjawab pendek, ya. Esther tanya bagaiman kabar mu. Jae Ho menjawab baik, sama sepertimu. "Aku mendengar bahwa kau akan menikah. Apakah dia orangnya?. 

"Ya", Esther membenarkan, "20 tahun yang lalu ataupun sekarang, tetap saja bukan dirimu".
"Selamat", balas Jae Hoo tidak terpengaruh sedikit pun. Ada raut kecewa di wajah Esther.

Pintu lift terbuka, Jae Hoo keluar. Langkahnya terhenti ketika Esther berkata, "Aneh bukan?. Hatiku masih berdegup saat aku melihatmu, oppa".

"Aku harap kau merasakan hal yang sama setelah kau menikah. Jaga dirimu!", jawab Jae Hoo datar. Mereka saling memandang sebentar, terhalang pintu lift yang kembali tertutup. 

Jae Hoo memang pintar mengendalikan perasaan-nya di hadapan Esther. Tapi kenyatannya ia merasa syok. Tertegun berdiri di depan lift. Dering telepon yang masuk ke ponsel-nya, menyadarkan ia dari lamunan-nya.

Kim Tan menelpon Jae Hoo untuk menanyakan apa kakak-nya, Kim Won sudah kembali ke Korea. Jae Hoo berkata Kim Won seharusanya sudah ada di pesawat sekarang. Kim Tan mengerti, meski sedikit kecewa. Jae Hoo mendengar Kim Tan sudah bertemu dengan putranya di Amerika. 

Kim Tan bingung, "Benarkah?. Siapa anakmu?". Lalu menyadari sesuatu, "Oh! Aku rasa aku sudah bertemu dengannya. Namanya Chang Young kan?". 

"Kau putra Sekretaris Yoon?", tanya Kim Tan bicara di telepon dengan Chan Young. Chan Young berkata akhirnya Kim Tan ingat, ia tanya dari mana Kim Tan tahu nomor ponselnya. Kim Tan bilang Chan Young menyertakan-nya dalam komentar. "Biarkan aku bicara dengan Eun Sang". 

Chan Young mengatakan Eun Sang sedang tidak bersamanya saat ini. Kim Tan tanya dimana dia. Chan Young menyuruh Kim Tan mengatakan apa yang ingin dia katakan, ia akan menyampaikan pesan Kim Tan pada Eun Sang. 

Kim Tan kesal, "Apakah kau pengacaranya? Aku akan memberitahunya sendiri. Katakan padanya untuk segera menelponku balik".

Eun Sang keluar dari restoran tempat Eun Suk bekerja. Chan Young tanya apa yang teman-teman Eun Suk katakan. Apa tidak ada kabar dari Eun Suk?. Eun Sang mengiyakan, "Aku minta mereka untuk menghubungiku jika mengetahui kabar Eun Suk. Dalam kata-kata bahasa Inggris yang kau ajarkan padaku".

Yang bisa Eun Sang lakukan hanyalah menunggu. Chan Young yakin Eun Suk punya alasan sendiri. Chan Young memberitahu kalau Kim Tan baru saja menelpon, "Dia dimintamu menelponnya kembali. Dia ingin bicara langsung denganmu". Chan Young menyodorkan ponsel, mempersilahkan Eun Sang memakainya. 

Eun Sang ragu, lalu memutuskan tidak akan menelpon Kim Tan balik. Karena besok ia akan pulang ke Korea dan merasa yakin tidak akan bertemu dengan Kim Tan lagi. Chan Youn tanya jam berapa penerbangan Eun Sang besok. 

Eun Sang mengancam, jangan sampai Chan Young bolos belajar demi mengantarnya ke bandara. Bukankah Chan Young tahu bagaimana ingin-nya dia bisa sekolah ke luar negeri. Apakah itu sekolah dalam waktu lama, atau sekedar memperdalam bahasa. Dan Chan Young beruntung memiliki kesempatan itu, menggunakan waktu libur-nya untuk memperdalam bahasa. 

Bolos sekolah karena dirinya, sama saja dengan penghinaan bagi Eun Sang. "Aku akan pergi sendiri ke bandara". Chan Young berdalih, ia bertanya bukan berarti ingin mengantar Eun Sang. Eun Sang cemberut, lalu tertawa, "Hei. Kau ingin mati, ya!".

Kim Tan memandangi ponselnya dengan penuh harap. Menunggu dan menunggu Eun Sang menghubunginya. Pandangan Kim Tan tak pernah lepas dari ponsel yang ada di sebelahnya. Lama menunggu membuat Kim Tan bosan dan kesal. Ia masuk ke dalam rumah, meninggalkan ponselnya di luar. Tapi baru sedetik, Kim Tan berbalik kembali mengambil ponselnya. Jangan sampai ada telepon masuk yang terlewat. 

Eun Sang pergi ke Universitas Redlands, berdiri di depan mading. Menuliskan sesuatu di  buku yang ia pegang. 

Sementara itu, Kim Tan berdiri di depan kamar yang pernah Eun Sang gunakan. Senyumnya mengembang melihat sepasang kaos kaki lucu yang Eun Sang tinggalkan tergantung di handle pintu. Hanya sesaat, senyum itu hilang menyadari gadis pemilik kaos kaki itu telah pergi dari sisinya. 

Eun Sang menempelkan pesan di mading. Wajah nya terlihat sedih, lalu pergi. Pesan itu jelas ia tujukan untuk Kim Tan, "Rasanya seperti mimpi di malam musim panas. Sudah waktunya bagiku untuk menghilang sekarang. Seperti mimpi tadi malam. Anyeong". 

Keesokan harinya, Kim Tan memenuhi janjinya. Menjemput Rachel di hotel. Barang-barang Rachel sudah siap di depan lobby. Rachel turun dari kamar, ketika Kim Tan memberikan tip untuk Bell boy. Kim Tan mengajak Rachel bergegas, kita tak punya banyak waktu. 

Rachel berkata ia tak merasa nyaman pergi dengan Kim Tan. Kim Tan berkata, "Meskipun kamu tidak nyaman, bertahanlah. Karena aku sangat tampan". (Haha...setuju banget).

Setibanya di bandara, Kim Tan minta Rachel mengirimkan sms ketika sudah tiba di Korea. Rachel tanya apa Kim Tan tidak berencana untuk kembali ke Korea. Kim Tan menjawab, "Aku selalu punya rencana untuk itu, tapi aku tidak punya keberanian". 

Rachel heran, "Kau membutuhkan keberanian untuk pergi kembali ke Korea?". Kim Tan mengiyakan, "Aku membutuhkan sebuah dorongan keberanian. Masuklah". 

Wajah Rachel terlihat sendu, tidak jutek seperti biasanya. Ia memberanikan diri memeluk Kim Tan, "Aku masih belum memaafkanmu. Aku benar-benar membencimu", ucap Rachel berbeda dengan isi hatinya. 

Kim Tan terkejut dengan keberanian Rachel, tapi ia tak menolak di peluk gadis yang menjadi tunangan-nya itu. Sesaat Kim Tan ragu, tangan-nya sempat terulur ingin membalas pelukan Rachel. Tapi Kim Tan kembali membenamkan tangan-nya ke dalam saku celana. "Aku tahu", ucap Kim Tan. Mengerti kenapa Rachel marah padanya. 

Disaat yang tidak tepat, Eun Sang masuk ke bandara. Melihat Kim Tan berpelukan dengan Rachel. Apa arti dari tatapan ini?. Sedih, patah hati atau kecewa?. Yang jelas, pemandangan yang ada di depannya itu mempengaruhi hatinya. Eun Sang tertegun sesaat, lalu berbalik menyeret kopernya pergi. 

Disaat itulah Kim Tan melihat sosok Eun Sang dari belakang. Tanpa memperdulikan Rachel, Kim Tan teriak memanggil nama gadis yang memenuhi benaknya belakangan ini, "Cha Eun Sang. Berhenti di situ!". 

Eun Sang memang berhenti di tempatnya. Dan teriakan Kim Tan itu membuat Rachel melepas pelukannya dan terkejut melihat Eun Sang. Masih bisakah Eun Sang berbalik?.


END


3 comments:

  1. Ya ampuuuuun, rachel itu nyebelin ya!
    Lanjutkan nuri :)

    ReplyDelete
  2. Thx mba nuri buat sinopsis nya, episode selanjutnya yah di tunggu...

    ReplyDelete
  3. Lanjut ya Nuri...semangat ^0^

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)