Pages - Menu

Saturday, July 13, 2013

Sinopsis The Virus Episode 9 Part 2

Seorang wartawan berdiri di depan pintu gerbang Blue House, "Virus mematikan sudah menyebar di seluruh negeri. Dan, untuk alasan yang tak jelas, terjadi kasus bunuh diri dalam jumlah besar. Menurut Menteri Kesehatan, penyebab kasus bunuh diri ini belum pasti, penyebabnya bukan karena infeksi virus".

Di dalam Blue House Kim Do Jin meeting bersama beberapa pejabat, "Banyak yang menyebut kalau ini adalah virus bunuh diri, ini semua berita yang salah. Apa mungkin ini serangan teroris?", tanya Kim Do Jin.

Menteri Jeong Tae berkata Kasusnya tak berfokus pada satu lokasi, terjadi hampir di seluruh negeri. Kasus ini juga terjadi di negeri tetangga. Kemungkinan serangan teroris itu
sangat kecil. Pejabat lain berkata telah memeriksa jaringan internet, Keterkaitan dengan serangan teroris sangat kecil.

Kim Do Jin marah dan menuntut penjelasan, "Lalu, kenapa banyak sekali orang yang melakukan bunuh diri?. Ini sudah berhari-hari. Kenapa alasan pastinya belum ditemukan?". Menteri Jeong Tae meminta maaf, "Kami akan segera menemukannya semampu kami".

Badan Forensik Nasional, Ruang Otopsi. Myung Hyun dan ketua tim bicara dengan dokter otopsi. Dokter mengotopsi salah satu korban bunuh diri masal. Hydrosephalus menyebabkan tekanan intrakranial (otak) meningkat. Jaringan otak tak mampu menahan tekanan. Aliran darah terhambat dan bagian dari jaringan otak ada yang mati. Hydrocephalus juga menyebabkan mual, muntah, dan penglihatan menjadi ganda. Timbul beberapa komplikasi saraf.

Meskipun korban tidak melakukan bunuh diri, kesadarannya perlahan-lahan semakin memburuk. Dia akan mengalami sesak napas akut dan akhirnya akan mati karena kesulitan bernapas. Sebelum dia mati, dia akan mengalami sakit kepala yang hebat.

Myung Hyun tanya apa ada penyebab lainya, gejala yang lain atau seuatu yang khusus. Dokter ingat, ada tanda-tanda dari pneumonia. Sebatas itu saja. Myung Hyun berpesan untuk segera menghubunginya jika dokter mendeteksi adanya tanda-tanda pneumonia dari mayat yang lain.

Ketua tim dan Myung Hyun kembali ke markas CDC. Ketua tim tanya apa para korban bunuh diri karena mereka merasakan sakit yang luar biasa. Myung Hyun merasa kemungkinan terbesarnya adalah demam otak yang tinggi sehingga memunculkan perasaan dan perilaku yang aneh. 
"Perilaku aneh, maksudmu mereka menjadi gila?", tanya ketua tim.
Myung Hyun menganguk pelan.

Ji Won menemukan beberapa kasus bunuh diri dimana para korbannya tidak divaksinasi vaksin super. Salah satunya adalah Yoo Ji Hyeon, pasein yang bunuh diri di rumah sakit Nasan. Dia mati saat vaksin itu mulai di jual di pasar.
"Kau yakin itu bunuh diri?", tanya Myung Hyun. 

Ji Won mengiyakan, dia menusuk lehernya sendiri beberapa kali. Pembuluh darahnya pecah. Tapi tak ada catatan kalau dia divaksinasi dengan vaksin super. Ketua tim berkata itu artinya tidak ada hubungannya dengan efek samping dari vaksin super. Myung Hyun memutuskan akan memeriksanya sendiri. Myung Hyun minta Joo Young mencari dimana alamat. Periksa lagi apa ada kejadian yang sama.

"Ya", jawab Joo Young. Ketua tim semakin pusing, "ini membuatku gila". Myung Hyun pergi bersama ketua tim.
Tae Sik kembali menemui pria yang pernah ia temui kemarin. Pria itu mengeluh nafsu makanya rusak karena melihat wajah Tae Sik. Tae Sik kembali melihatkan foto Seon Suk, Peter dan Steve. Ia sangat yakin pria yang ia temui saat ini mengenal ataupu pernah melihat mereka. Pria itu tetap bersikeras tidak mengenal mereka.

Ponsel Tae Sik berdering, dari detektif Kim. Detektif Kim telah menemukan penjual ambulance yang dikemudikan oleh Steve. Tae Sik meluncur menuju lokasi yang dikatakan detektif Kim. 

Setiba di lokasi, detektif Kim menunjuk penjual yang ia katakan ada di dalam mobil. Tae Sik membuka pintu mobil, melihat wajah penjual. Penjual ambulance sedikit tersenyum sambil menundukkan kepalanya. Tampaknya Tae Sik sering bertemu dengan penjual itu. Tae Sik mendengus kesal, "Dasar brengsek. Kau masih melakukan hal semacam ini. Apa ibumu tahu kau hidup seperti ini?".

Tae Sik melihatkan foto Seon Suk, Steve dan Peter. "Hei. Apa ada diantara mereka dalam foto ini yang kau kenal?. Lihat baik-baik". Penjual bilang tidak. Tae Sik minta penjual untuk melihat baik-baik. Lagi-lagi penjual itu bilang tidak pernah melihat wajah mereka. Tae Sik kesal dan menggertakkan gigi. Penjual agak takut dan berkata pembelinya adalah orang yang lebih tua darinya.

"Siapa namanya?', tanya Tae Sik. Penjual ambulance menjawab nama depannya Jung. Tae Sik beralih tanya pada detektif Kim, "Kau sudah memeriksa rekeningnya?". Detektif mengiyakan. Sebelum menutup pintu mobil, Tae Sik berpesan pada penjual, "Di masa mendatang, juallah mobil yang resmi".

Tae Sik pergi ke bank, memeriksa rekening Jung Sang Hun. Teller menjelaskan ada pemberhentian pada semua transaksi di rekeningnya. Mungkin, nasabah bermaksud menutup rekeningnya. Tae Sik minta Teller memberikan nomor telepon nasabah. Teller menuliskannya di secarik kertas.

Tae Sik kemudian minta bantuan detektif Kim untuk mencari orang yang bernama Jung Sang Hun. Alamatanya Gangnam-gu.

Myung Hyun dan ketua tim pergi kerumah Ji Hyeon, dan bicara pada ibunya. Myung Hyun tanya apa ibu Ji Hyeon yakin putrinya tidak menerima vaksinani vaksin super. Ibu Ji Hyeon tampak marah dan balik bertanya, "Jika dia divaksinasi, apa dia akan mati seperti itu?. Dia dikurung sampai kematiannya. Kami bahkan tak diijinkan untuk melihatnya. Kenapa kalian kesini?. Jika kalian kesini untuk menanyakannya, apa itu ada gunanya?". 

Myung Hyun kembali tanya, apa mungkin Ji Hyeon mengidap pneumonia sebelum meninggal. Ibu Ji Hyeon menjawab, "Sebelum dia mati, dia selalu sangat sehat. Apa sudah cukup?".
Ibu Ji Hyeon berdiri dan pergi meninggalkan Myung Hyun dan ketua tim tanpa pamit.

Ketua tim mengajak Myung Hyun pergi. Sikapnya ibu Ji Hyeon jelas menunjukkan ia masih berduka atas kematian putrinya. Dan pertanyaan yang diajukan Myung Hyun membuatnya menjadi sensitif dan marah.
Tae Sik kembali ke kantor polisi. Ia langsung tanya apa detektif Kim sudah menyelidiki Jung Sang Hun. Detektif mengiyakan, tapi dia sudah meninggal 1 bulan lalu dalam peristiwa kebakaran. Tampaknya dia seorang dokter. Peristiwa kebakaran terjadi di rumah sakit. Tae Sik tanya rumah sakit mana. Detektif Kim menjawab rumah sakit Sang Rok di Hwaseong. Dia ikut terlibat dalam pembelian mobil ilegal untuk direktur Rumah Sakit Sang Rok.

Tae Sik melihat berkas laporan. Tae Sik curiga dan minta detektif Kim memeriksa Jung Sang Hun lebih terperinci lagi. Cari tahu soal kondisi keuangan rumah sakit, dan hubungan apapun dengan Perusahaan Dae Yeong atau Global Life. 

Setiba di markas CDC, Myung Hyun menerima telepon dari direktur Shim. Direktur Shim minta Myung Hyun untuk menemuinya di ruanganya. Myung Hyun pergi keruangan direktur. Ia berpesan pada ketua tim, memberitahu Joo Young untuk memeriksa kembali semua orang yang ada hubungan dengan Yoo Ji Hyun.

Direktur Shim terus termenung hingga Myung Hyun memanggilnya. Direktur Shim tanya Jumlah kasus bunuh diri karena efek samping, dan jumlah pasien yang terinfeksi virus karena belum divaksinasi mana yang lebih besar. Myung Hyun menjawab kita masih bisa mencegah infeksinya, tapi efek sampingnya tidak bisa di hindari. Vaksinasi harus segera di hentikan setidaknya sampai penyebab kasus bunuh diri terungkap.

Direktur Shim berkata Ini hanya akan membuat mereka lebih panik. "Apa ada bukti yang jelas? Apa ada pengobatannya?. Ini bukan hanya akan merugikan keuangan negara. Jika efek sampingnya di ungkap ada 12 juta orang akan berpotensi menjadi korbannya. Jika kita mengumumkannya sebagai fakta, maka kita butuh bukti yang jelas. Kau mampu melakukannya?". 

Myung Hyun mengiyakan tanpa berpikir panjang ataupun ragu-ragu. Ia pasti akan mencari buktinya.

Joo Young dan lainya memeriksa data diri Ji Hyeon, termaksud akun jejaring sosial yang dia miliki. Myung Hyun datang bergabung. Ia memberi tugas menghubungi seluruh perusahaan asuransi kesehatan. Periksa catatan medis korban bunuh diri. Periksa apa mereka mengidap pneumonia atau penyakit yang mengarah ke pneumonia.

Ji Won : Jika itu pneumonia karena komplikasi, sulit sekali untuk menemukannya.
Myung Hyun : Kalau begitu, batasi saja pemeriksaannya pada catatan medis rumah sakit. Pasti ada dalam catatan medis rumah sakit.

Ketua tim : Begini. Joo Young menemukan akun SNS Yoo Ji Hyeon. (Social Networking Service).
Joo Young : Dia tak terlalu sering memakainya setelah dibuat. Isinya kebanyakan foto.

Myung Hyun : Apa sudah ada teman dekatnya yang mati yang tak ada hubungannya dengan vaksin super?
Joo Young : Ya, ada yang mati karena kecelakaan.
Myung Hyun : Biar kulihat

Joo Young membuka akun jejaring sosial milik Kim Jeong Min. Banyak foto Jeong Min bersama Ji Hyeon. Joo Young menduga pria muda itu adalah pacar Ji Hyeon. Ketua tim merasa pernah melihat wajah Jeong Min sebelumnya, "Tunggu. Kalau begitu, maksudmu sepasang kekasih ini mati di hari yang sama?. Kau yakin karena kecelakaan?". 

Joo Young yakin, kecelakaan di penyebrangan Chungmuro. Myung Hyun berpikir atau berusaha mengingat, "Kapan itu terjadi?", tanya pada Joo Young. Joo Young menjawab 8 hari lalu. Ji Won berkata 8 hari yang lalu itu di hari saat Myung Hyun di tangkap polisi diatap rumah sakit Nasan.

Myung Hyun ingat, 8 hari lalu saat dirinya masih menjadi buronan. Ada pemuda yang berkelakuan aneh menyebrang jalan meski lampu masih berwarna merah. Myung Hyun bahkan melihat langsung kejadiannya.

Myung Hyun : Dia ditabrak oleh mobil. Ini bukanlah kecelakaan sederhana.
Ketua tim : Apa maksudmu?

Myung Hyun : Aku ada di TKP hari itu.
Ji Won : Tapi kematiannya terjadi sebelum vaksin didistribusikan. Jadi, ini tak ada hubungannya dengan efek samping.

Myung Hyun berpikir keras, mencerna perkataan Ji Won. Sun Dong datang bergabung. Sun Dong mengenali wajah Jeong Min, peristiwa kecelakaan yang menimpa Jeong Min menjadi menjadi berita. "Dia anak dari salah satu pejabat di Blue House. Ada berita yang menyebutkan dia mati dalam kecelakaan lalu lintas".

Ketua tim : "Ah.....benar....benar...Pemakaman putra dari seorang Kepala Bagian Blue House diadakan di Rumah Sakit Nasan".
"Kepala Bagian Blue House?", tanya Myung Hyun penasaran. 

Myung Hyun datang kerumah Kim Do Jin, tetap pada saat Kim Do Jin keluar rumah. Kim Do Jin heran kenapa Myung Hyun datang kesini. Myung Hyun berkata ada yang ingin ia tanyakan perihal kematian putra Kim Do Jin. 

Kim Do Jin bingung dan tidak mengerti, "Putraku?". Myung Hyun mengatakan putra Kim Do Jin, yakini Kim Jeong Min bukan mati karena kecelakaan lalu lintas. Dia melakukan bunuh diri. Sama seperti kasus bunuh diri yang sedang terjadi sekarang.

Kim Do Jin tidak percaya dan marah, "APA!....Omong kosong macam apa ini?. Apa katamu?
Kenapa putraku bunuh diri?". 

Myung Hyun : Apa mungkin anda menerima vaksin dari Global Life lebih dulu?
Kim Do Jin : Apa?

Kim Do Jin ingat hadiah "kecil" sebagai balas budi yang diberikan Mr. Johnson, saat mereka bertemu di restoran Jepang. Kim Do Jin membuka tas yang diberikan Mr. Johnson dan tersenyum senang saat melihat isinya. 10 tabung kaca kecil yang berisi cairan. Waktu itu Mr. Johnson berkata, "Itu hanya untuk 10 orang, jadi mungkin hanya untukmu dan keluargamu".

Wajah Kim Do Jin menegang terkejut. Myung Hyun menjelaskan panjang lebar. "Satu-satunya hal yang dipakai bersamaan oleh korban bunuh diri adalah semuanya sudah divaksinasi dengan vaksin milik Global Life. Intinya, penyebab kasus bunuh diri aneh ini adalah vaksin super Global Life.

Dari semua kasus bunuh diri aneh ini, hanya ada 2 yang tak divaksinasi. Mereka adalah putra anda, Kim Joeng Min, dan pacarnya, Yoo Ji Hyeon. Ini hanya pendapatku. Sebelum Nona Yoo Ji Hyun masuk rumah sakit, dia divaksinasi oleh pacarnya, putra anda. Ji Hyeon mungkin divaksinasi setelah dia terinfeksi.

Bola mata Kim Do Jin terbelalak lebar terkejut mendengar penjelasan Myung Hyun. Tapi dia tetap menyangkal efek samping vaksin sungguh hal yang mustahil. Myung Hyun bertanya sekali lagi, "Apa Global Life memberimu vaksin?". 

Kim Do Jin menyangkal, "Tidak...Tidak mungkin". Kim Do Jin masuk ke dalam mobil. Myung Hyun tidak menyerah untuk meyakinkan Kim Do Jin, "Ini sangat penting. Entah putramu divaksinasi atau tidak, secara langsung ada hubungannya dengan kehidupan orang lain. Tolong katakan yang sebenarnya". 

Kim Do Jin menurunkan kaca mobil, "Kuberitahu kau sekali lagi. Ini semua salah. Jika kau membicarakan omong kosong tak berdasar seperti ini, kau akan tamat. Ayo jalan".

Mobil Kim Do Jin perlahan menjauh. Myung Hyun berdiri memandanginya. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah mengajak kerja sama pejabat keras kepala macam Kim Do Jin ini.

Dalam perjalanan, Kim Do Jin merenungi semua perkataan Myung Hyun. Kim Do Jin sedikit tersenyum dan menyangkal tidak mungkin seperti itu. (ck..ck..masih bisa tersenyum!!!).
 "Sudah berapa lama ini terjadi?. Belum seminggu yang lalu. Ini sudah sebulan penuh".

Flashback. Kim Do Jin dan Jeong Min berada di dalam mobil. Kim Do Jin marah karena Jeong Min menolak di vaksinasi, "Bukankah kau tahu betapa seriusnya masalah ini?".

Jeong Min : Jika ini sangat serius, kenapa hanya kita saja yang mendapatkan vaksinnya?
Kim Do Jin membentak, "Apa?". 

Jeong Min mengerti dan bersedia di vaksinansi, tapi berikan aku satu lagi. Kim Do Jin keberatan, " Nak, kau pikir vaksin ini bisa kau dapatkan dengan mudah di supermarket?". 

Jeong Min : Ayah harus mendapatkanya. Jika tidak, aku tak mau divaksinasi.

Flashback end.

Kim Do Jin menarik napas panjang, "tidak mungkin". Ia mengambil ponselnya, menelpon perusahaan Global Life, minta di sambungkan ke Mr. Johnson.

Dokter Se Jin, duduk diam memperhatikan tingkah laku tikus percobaan. Tikus-tikus itu tetap beraktifitas seperti biasanya. Ada gurat kecewa di wajah dokter Se Jin. Mungkin hasilnya belum menunjukkan hal yang ia harapkan. 

Myung Hyun kembali ke markas CDC. Ketua tim tanya apa yang dikatakan Kim Do Jin. Myung Hyun mengeleng kecewa, "Dia bilang tidak terjadi". 

Telepon kantor Myung Hyun berdering, Joo Young menyambungkannya ke telpon yang ada di meja Sun Dong. Myung Hyun menjawab telpon, terdengar suara dokter Se Jin bicara. Myung Hyun teriak, "Dimana kau sekarang!". Teriakan itu membuat yang lain kaget. Myung Hyun tidak bicara lagi, hanya mendengarkan dokter Se Jin bicara. Setelah itu ia menutup telepon, pergi keluar. 

Myung Hyun kemudian menghubungi Tae Sik menggunakan ponsel yang diberikan Joo Young. Ia memberitahukan dokter Se Jin bersembunyi di gedung laboratorium yang tidak terpakai. Usai menelpon, Myung Hyun meluncur ke tempat dokter Se Jin. 

Di labotarium, dokter Se Jin terlihat sibuk dengan berbagai penelitiannya. Pintu terbuka, terdengar langkah seseorang masuk kedalam. Tanpa curiga, dokter Se Jin menemui orang itu. Alangkah kagetnya, dia ketika mengetahui orang yang datang bukanlah Myung Hyun, melainkan Steve.

Dokter Se Jin panik, dan mundur perlahan. Steve menunjuk dokter Se Jin, "Kau...sudah membuatku muak. Jadi ikut denganku sekarang. Jangan banyak bertanya". 

Dr. Se Jin : Tunggu sebentar. Ijinkan aku membawa penelitianku.
Steve : Cepat!.

Dokter Se Jin sengaja mengalihkan perhatian Steve, saat Steve lengah. Ia melemparkan tumpukan kertas ke wajah Steve, lalu menusuk paha Steve dengan jarum suntik, entah cairan apa yang ada didalam jarum suntuk itu. Dengan cepat dokter Se Jin menyelinap kabur.

Steve kesakitan, tapi hanya sebentar. Ia bangkit dengan wajah bengisnya, mengejar dokter Se Jin. 

Dokter Se Jin lari sejauh mungkin yang ia bisa, Steve mengejar menggunakan mobil. Dokter Se Jin tertabrak, terguling ketanah. Steve keluar dari mobil, kaki kanannya agak timpang. Ia menendang dokter Se Jin menggunakan kaki kiri. Dokter Se Jin pingsan. Steve menyeret dokter Se Jin masuk ke dalam mobil. Lalu kabur dengan mobil. 

Myung Hyun datang disaat yang tepat, mobilnya menghadang jalan mobil Steve. Myung Hyun keluar mobil. Steve tetap di dalam, Myung Hyun melihat dokter Se Jin pingsan di dalam mobil. Steve menjalankan mobil, mundur kebelakang. Myung Hyun mengejar dan lompat ke atas mobil Steve.

Myung Hyun memukul-mukul kaca, memanggil dokter Se Jin, "Kim Se Jin Bangun, Kim Se Jin! Bangun!. Tak ada waktu lagi. Bangun, Kim Se Jin. Hei...".
Mobil Steve terus berjalan mundur. Beberapa detik kemudian, dokter Se Jin bangun, tampak sedikit linglung. Steve teriak, "Keluar".

Dokter Se Jin keluar disaat mobil masih jalan. Ia terlempar keluar dan berguling-guling ditanah. Steve mendadak menginjak rem, membuat Myung Hyun terlempar ke samping,  jatuh dekat dokter Se Jin. 

Bibir dokter Se Jin berdarah, pasti sakit rasanya terlempar dari mobil. Steve keluar, dari kejauhan terdengar suara serine mobil polisi. Steve mengumpat, "brengsek". Masuk kembali ke dalam mobil. Kabur sebelum polisi datang, masih dengan jalan mundur. Lalu berbelok di persimpangan. 1 mobil patroli mengejar. 

Tae Sik turun dari mobil, menghampiri Myung Hyun. Ia berkomentar seharusnya hal seperti ini serahkan saja pada polisi, "Kau baik-baik saja", tanyanya. Myung Hyun menganguk pelan, meski wajahnya dan wajah dokter Se Jin tampak lebam dan memar. Tapi jiwa mereka masih selamat. 

Dokter Se Jin kembali ke labotarium bersama Myung Hyun. Myung Hyun memperhatikan tikus percobaan. Dokter Se Jin belum bisa menemukan apapun, vaksin super tidak memiliki efek samping pada binatang. Tapi ia yakin pasti ada alasan lain yang menyebabkan efek sampingnya.

Myung Hyun : Kau ingat pasien bernama Yoo Ji Hyeon?. Orang pertama yang melakukan bunuh diri.
Dr. Se Jin : Ya, aku ingat. Aku memeriksa darahnya, tapi selain varian H5N1, aku tak menemukan yang lainnya.

Myung Hyun : Hasil otopsi menunjukkan adanya pneumonia akut. Setidaknya sudah 6 bulan.
Dr. Se Jin : Apa kasus bunuh diri yang lain juga menunjukkan gejala pneumonia?
Myung Hyun : Kami masih memeriksanya. Apa itu penting?

Dokter Se Jin tidak tahu, tikus-tikus percobaan ini tidak menunjukkan gejala pneumonia, "Bagaimana pun juga, ini mungkin bisa menjadi petunjuk. Selama masih ada harapan, kita harus menemukannya".

Tae Sik masuk. Ia menerima kabar dari anak buahnya Steve berhasil ditangkap, sekarang tinggal mencari tahu siapa yang menyuruh dia. Tunggu saja sampai dia mengaku. Dr. Se jin yakin mereka (Seon Suk, dkk) tidak akan menyerah begitu saja. Demi vaksinya mereka pasti akan datang lagi.

Tae Sik tanya apa rencana Myung Hyun selanjutnya. Myung Hyun menyarankan sebaiknya dokter Se Jin segera pindah lokasi. Tae Sik berkata lokasi ini ketahuan, itu artinya ada orang dari tim CDC yang membocorkan informasinya. Tempat yang baru harus menjadi tempat yang bahkan rekan kerja Myung Hyun tidak tahu. 

Myung Hyun mengerti. Tae Sik memberi intruksi dokter Se Jin untuk segera pindah lokasi, "Tapi, anak buahku akan mengikuti dan mengawasimu. Jika kau berpikir untuk kabur...".
Dokter Se Jin minta Tae Sik tidak khawatir, "Jika aku berpikir untuk kabur, aku tak akan menelepon Pimpinan Lee".

Tapi berbeda dengan Myung Hyun. Ia tetap minta Tae Sik mengawasi dokter Se Jin dengan baik, meski kali ini ia membantu dokter Se Jin. Myung Hyun tetap tidak bisa mempercayai dokter Se Jin sepenuhnya. Apapun yang akan terjadi, vaksin baru harus dibuat.

Dokter Se Jin menunduk diam, kasihan......tidak ada yang benar-benar percaya padanya lagi. Memang semua musibah ini bermula dari penelitian dokter Se Jin.

Myung Hyun balik ke markas CDC dengan muka di lipat 12. Sun Dong dan Ji Won tanya kenapa dengan wajah Myung Hyun. Myung Hyun diam saja, masuk ke dalam ruangannya tanpa menjawab pertanyaan. Ketua tim heran dengan sikap diam Myung Hyun. Joo Young menduga, "sepertinya suasana hati Pimpinan sedang buruk".

Myung Hyun terdiam di dalam ruangan. Wajahnya tampak serius ketika memegang ponsel pemberian Joo Young.

Flashback ketika Myung Hyun bicara dengan Tae Sik dilabotarium bersama dokter Se Jin. Tae Sik tanya Pada siapa Myung Hyun memberitahu lokasi lanbotarium ini. Myung Hyun bilang selain Tae Sik, ia tidak memberitahu siapapu. Tae Sik tanya lagi, "Kau tidak menulis pesan?". "Tidak", jawab Myung Hyun. Dokter Se Jin heran, bagaimana mereka Steve mengetahui tempat ini.

Tae Sik tanya lagi, "kau memakai ponselmu saat menelponku, kan?".
Myung Hyun membenarkan. Menujukkan ponsel miliknya, ponsel keluaran terbaru.

Tae Sik : Ponsel keluaran terbaru?. Kau pernah dengar soal ponsel penghubung?. Jika kode yang dimasukkan dalam ponsel cocok, bukan hanya pesan dan panggilan yang bisa dibajak, tapi juga bisa dikendalikan dari jarak jauh. Contohnya, saat kau menerima pesan atau panggilan, ponsel yang lainnya akan berdering di saat yang sama".

Myung Hyun : Bagaimana kita bisa tahu kalau itu merupakan ponsel penghubung?
Tae Sik : Meskipun kau menggunakan software antivirus tercanggih, kau tidak akan tahu.

Flashback end. 

Myung Hyun berinisiatif menggunakan telpon kantor untuk menghubungi ponselnya sendiri. Ponsel Myung Hyun berdering. Ia sengaja tidak menjawabnya.

Myung Hyun mengintip dari celah tirai, membukanya sedikit. Melihat meja deretan depan, dimana Ji Won, Sun Dong dan ketua tim sibuk dengan perkejaan mereka masing-masing, tanpa menunjukkan gerak-gerik yang mencurigakan. 

Perhatian Myung Hyun lalu teralih ke meja belakang, meja Joo Young. Ia bisa melihat Joo Young yang terlihat mencurigakan. Mata Joo Young bergerak kekanan dan ke kiri melihat situasi sekitar. Joo Young lalu mengambil ponselnya yang berdering, hanya bergetar karena di silent. Joo Young memasang earphone, bersiap mendengarkan.

Suara Tae Sik : Jika seseorang menduplikasi ponselmu, maka ponselnya akan berdering bersamaan. Saat itulah, dia bisa tertangkap.

Myung Hyun memalingkah wajahnya, meski belum jelas tapi kini ia tahu siapa yang patut di curigai di dalam timnya. Joo Young merasa aneh karena tidak mendengar percakapan. Ia menoleh ke kanan, tampak bayangan Myung Hyun berdiri di depan tirai. Myung Hyun kembali melihat Joo Young. Joo Young yang sadar tengah di perhatikan, melepas earphone, dan menyembuyikan ponselnya. 

Myung Hyun memalingkan wajahnya lagi, seakan tidak percaya...ada mata-mata di dalam timnya, terlebih lagi jika orang itu adalah Joo Young. 


END


Komentar : 
Omo... Benar dugaan saya, Joo Young merupakan Spy yang selama ini menempel di tim CDC. Sangat disayangkan, bukankah selama ini dia fans Myung Hyun!...yach tapi semua memang bisa diluar kendali. Kita tidak pernah tahu, siapa orang-orang disekitar kita yang berpotensi menjadi musuh dalam selimut.  Apa lagi jika uang yang bicara....

Tinggal 1 episode, akankah para pejahat seperti Mr. Johnson dan antek-anteknya mendapatkan hukuman yang pantas dengan kejahatan mereka. Rasanya sulit, terlebih lagi jika dibelakang mereka ada orang-orang penting dalam pemerintahan. Sudah pasti mereka akan kebal terhadap hukum. Benar-benar tidak adil....


No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)