Pages - Menu

Wednesday, July 24, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 23 Part 1

Se Yoon termakan omongan Joo Ri. Ia percaya Chae Won memposting tulisan di webside hingga menimbulkan rumor di kantor. Se Yoon juga menanyakan tentang keranjang bunga dan mengaku tidak mengirimnya. 

Chae Won berusaha menjelaskan, kalau ia tidak melakukan hal itu. Tapi Se Yoon tetap menilai Chae Won dari sudut pandangnya, "Kurasa kau berbeda dengan apa yang kupikirkan sebelumnya. Aku kecewa. Kurasa aku sudah salah menilaimu. Permisi.".

Joo Ri sembunyi di balik tembok, dan mendengar semua perkataan Se Yoon. Tersenyum senang karena fitnahnya berhasil membuat kesalahpahaman diantara mereka.

Chae Won bingung, jika dia tidak mengirimkan keranjang bunga, lalu siapa yang mengirimnya. Lalu apa seseorang sudah menjebakku?. Chae Won ingat perkataan Joo Ri tempo hari, "Kudengar dia mengirimkan sekeranjang permen padamu, meski begitu kurasa itu adalah pekerjaanmu sendiri". Chae Won menyadari semua ini perbuatan Joo Ri.

Joo Ri keluar dari persembunyiannya dan bertatap muka dengan Chae Won, "Jadi kau yang melakukannya?", tanya Chae Won. Joo Ri menantang apa kau punya bukti?. Kalau kau mendengarkanku, kau tidak perlu merasa seperti orang bodoh. Chae Won semakin yakin kalau Joo Ri yang melakukannya, "Bagaimana bisa kau merencanakan hal seperti ini?". 

"Karena aku putus asa", jawab Joo Ri. Saat kau putus asa, kau tidak akan peduli dengan apapun juga. Yang aku pedulikan saat ini hanyalah untuk membuat Se Yoon menjadi milikku.
"Joo Ri", panggil Chae Won marah. 

Joo Ri : Keluar dari pekerjaanmu sebelum kau kehilangan muka. Kau berlama-lama berada di sekitarnya membuatku kesal. Ini hanya sebuah awal. Ketika aku mulai serius, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan. Jadi menghilanglah dari pandangannya.
Chae Won : Lakukan apa yang kau inginkan. Aku tidak akan tinggal diam.

Chae Won pergi dengan marah. Joo Ri juga tidak kalah marah, matanya melotot, "Wanita itu!". (Pengen rasanya nyeburin Joo Ri ke sungai amazon, biar jadi santapan ikan piranha....hehehehe). 

Chae Won kembali ke ruangan dan membuang keranjang bunga. Lalu menghubungi Se Yoon, tapi ponsel Se Yoon tidak aktif. Chae Won ingin meninggalkan pesan suara, menjelaskan kesalahpahaman dan mengatakan hubungannya dengan Joo Ri. Tapi ia mengurungkan niatnya itu. Chae Won menganggap itu hanyalah tindakan bodoh, dan berpikir tidak ada gunanya mencari-cari alasan.

(Ndak setuju sama pemikiran Chae Won kali ini. Bukan mencari alasan, tapi menjelaskan kesalahpahaman. Agar tidak berlarut-larut).

Di ruangannya, Se Yoon termenung sambil terus melihat ponselnya. Mungkin berniat menghubungi Chae Won atau sebaliknya menunggu Chae Won menghubunginya. Ketenangan itu di ganggu dengan kedatangan Joo Ri.

Dengan wajah sok manis, Joo Ri tanya apa yang sedang dipikirkan Se Yoon. Joo Ri meminta maaf karena tadi sempat marah pada Se Yoon, "Aku mengetahui bahwa kau bukanlah pria semacam itu. Kurasa aku bukanlah diriku akhir-akhir ini".

Se Yoon penasaran apa yang terjadi. Aku yakin pasti terjadi sesuatu.  Apa kau tidak bisa mengatakannya?. Joo Ri gelagapan dan tetap saja berjanji akan menceritakannya nanti...

Ponsel Se Yoon berdering dari Young Ja. Se Yoon heran bercampur kasal kenapa mantan ibu mertua Chae Won ini tiba-tiba menelponya. Joo Ri yang memang masih ada di dalam ruangan Se Yoon, bisa mendengar dengan jelas. Matanya kembali membesar terkejut, dengan mulutnya terbuka lebar. 

Joo Ri keluar dari ruangan Se Yoon, buru-buru menelpon ibunya. Bicara tanpa titik koma, dalam satu tarikan napas, ia bertanya. "Ibu, apa Ibu gila? Ini waktunya untuk tetap diam. Kenapa Ibu harus menemuinya?. Apa yang Ibu pikirkan?".

Young Ja sudah duduk menunggu di dalam cafe. Young Ja menyuruh Young Ja untuk diam saja. Joo Ri meminta Young Ja untuk pulang, tapi Young tidak mau, "Ibu akan merubah image Ibu, kenapa?. Ibu punya ide. Duduk sajalah dan nikmati permainan. Ibu sudah memeras otak seharian untuk memikirkan sebuah rencana. Jadi diamlah. Dia datang. Ibu tutup".

Se Yoon datang dan langsung tanya apa yang ingin Young Ja bicarakan, "Aku datang karena kau memaksa tapi aku sedang sibuk. Aku harus kembali ke kantor secepatnya".
Young Ja mengerti Se Yoon sibuk, maksud kedatangannya tak lain karena Chae Won.

Young Ja mempersilahkan Se Yoon duduk. Se Yoon masih berdiri ragu. Young Ja kembali mempersilahkan Se Yoon duduk dengan menampakkan senyum manisnya. Setelah Se Yoon duduk, Young Ja mengatakan maksud kedatangannya kemari tidak lain adalah untuk memintamu untuk menjagan Chae Won. Se Yoon tidak mengerti maksud perkataan Young Ja. 

Young Ja : Mungkin kau sudah menganggap diri ku sebagai ibu mertua yang jahat. Mungkin kau berada di pihaknya, tapi butuh dua orang untuk menari Tango. Dalam pertengkaran, kedua belah pihak sama-sama salah.

Se Yoon :  Kenapa kau mengatakan itu padaku?
Young Ja : Aku tidak bermaksud mencari-cari alasan. Tolong jagalah dia dengan baik. Putraku menikah lagi baru-baru ini. Sekarang karena dia menikah, aku mulai mengkhawatirkan Chae Won. Meskipun mereka tidak ditakdirkan untuk berjodoh, kuharap dia akan bertemu dengan pria yang baik dan hidup dengan bahagia.

Young Ja berakting mengeluarkan air mata buaya, " Pikiran-pikiran tentang dia membuat hatiku sakit dan aku tidak bisa tidur nyenyak. Kita lupakan masa lalu. Kuharap dia bisa hidup dengan bahagia sama seperti putraku. Itu saja yang kuharapkan.".

Se Yoon : Aku agak terkejut karena kau mengatakan itu.
Young Ja : Aku tidak tahu bagaimana kau berpikir tentangku, tapi aku bukan seorang wanita jahat. Aku benar-benar mengharapkan kebahagiaannya. Jadi, kapan kalian berdua  akan menikah?

Se Yoon : Kami tidak dalam hubungan semacam itu.
Young Ja : Apa yang kau bicarakan?. Bukankah kalian saling jatuh cinta?

Se Yoon diam. Terlihat jelas kekesalan di wajahnya. Se Yoon mulai terpengaruh dengan perkataan palsu Young Ja. Young Ja memperhatikan perubahan wajah Se Yoon. Ia memalingkan wajahnya dan tersenyum tipis, lalu melihat lagi ke Se Yoon, memasang wajah sedih.

Hyo Dong pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin. Buat siapa lagi jika bukan buat Choon Hee. Hyo Dong bilang pada penjual mencari cincin untuk wanita berumuran 40 tahun'an. 

Penjual menujukkan beberapa model, pilihan Hyo Dong jatuh pada cincin dengan bermata giok besar. Hyo Dong memasang di jari kelingking. Pas...Hyo Dong tersenyum memandangi cincin di jari kelingkingnya.

Nenek melihat Hyo Dong dari eletase luar, lalu masuk ke dalam toko, "Hyo Dong, Apa yang kau lakukan disini?". Hyo Dong kaget, "Ibu...apa yang ibu lakukan disini?". Nenek dlam perjalan pulang dari membeli ikan makarel dan tak sengaja melihat Hyo Dong disini, "Jadi, apa yang kau lakukan disini?".

Nenek melihat jari Hyo Dong yang memakai cincin, "Bukankah itu cincin untuk wanita?. Kenapa kau memakainya di jarimu?". Hyo Dong bingung harus menjawab apa, "Ah...Itu. Itu. Aku sedang berkeliling untuk membelikan Ibu sebuah cincin".
"Untukku?', tanya nenek girang. 

Hyo Dong memberi kode penjual untuk menutup mulut. Lalu berkata pada nenek, "Ya. Aku membuatmu khawatir akhir-akhir ini dan aku minta maaf karenanya". 
Nenek : Kau tidak perlu mengatakan maaf di antara orang tua dan anak. Ini cantik sekali. Bukankah ini giok?. 

Nenek memasang cincin ke jari manisnya, tertawa bahagia. "Cantik sekali. Ini cocok di jariku seolah-olah ini dibuat untukku".
Hyo Dong hanya menganguk mengiyakan...

Hyo Dong dan nenek pulang bersama melewati Opera Cafe. Nenek mengucapkan terima kasih. Nenek tidak pernah bermimpi tapi hadiah ini sungguh suatu keberuntungan. Choon Hee hendak keluar rumah, buru-buru sembunyi menempel tembok, begitu melihat nenek jalan bersama Hyo Dong. Hyo Dong memberikan kode ke Choon Hee, lalu mengalihkan perhatian nenek. Choon Hee pindah sembunyi di sisi tembok yang lain.

"Tunggu", seru nenek berhenti jalan. Lalu berbalik melihat cafe, "Cafe-nya masih ditutup. Apa mungkin ini belum terjual?". Hyo Dong pura-pura tidak tahu. Nenek berkata rubah itu pasti sudah pergi ke Amerika sekarang, "Mungkin dia menggoda pria-pria naif dengan rayuannya. Ibu menyelamatkanmu dari rubah itu. Kau harus berterima kasih pada Ibu selamanya".

Choon Hee sedikit melonggokan kepala. Hyo Dong hanya manggut-manggut menanggapi perkataan nenek. Choon Hee mendelik kesal. Hyo Dong takut Choon Hee marah. Ia mengajak nenek segera pulang, nenek menurut. Sepanjang perjalanan nenek tak lepas memandang cincin yang melingkar di jari manisnya. 

Choon Hee keluar dari persembunyian, melihat kedua menantu dan mertua itu yang mulai menjauh. Choon Hee kesal, "Bukankah dia menyakinkanku bahwa dia akan bersikap tegas padanya?. Ada apa dengannya?. Seperti tikus yang menghadapi kucing. Aku kesal sekali".

Se Yoon kembali ke kantor dan menunggu di depan lift. Hal yang sama juga dilakukan Chae Won. Keduanya tampak canggung hanya melihat sebentar tanpa sapaan ataupun senyuman seperti biasa.

Chae Won yang merasa tidak nyaman memilih menghindar dan naik lewat tangga. Se Yoon memandang punggung Chae Won sebentar. Sorot matanya jelas melukiskan kemarahan. Tidak lembut ataupun bersahabat seperti sebelumnya. 

Chae Won menaiki tangga dengan perasaan galau. Chae Won berguman, "Kenapa aku harus menghindarinya saat aku tidak bersalah?. Biarkan saja orang berkata apa yang mereka inginkan. Aku akan bersikap terhormat. Chae Won, ini bukan seperti dirimu". 

Chae Won menghela napas, lalu melanjutkan langkahnya. 


Joo Ri pergi menemui Young Ja sambil berlari-lari . Young Ja tanya apa tidak apa-apa kau keluar di saat jam kerja. "Aku ada tugas luar. Apa yang Ibu bicarakan dengannya?", ucap Joo Ri.

Young Ja berkata seperti yang ia katakan sebelumnya, "Ibu menemuinya untuk merubah image. Sebelum dia tahu tentang hubungan kita, jika Ibu menunjukkan padanya sisi manusiawi Ibu, dia merasa tidak begitu dikhianati olehmu. Ibu harus melakukan semua yang Ibu bisa.".

Joo Ri tanya, "Apa Se Yoon akan berpikir lebih baik tentang ibu?". Young Ja yakin, "Tentu saja. Ibu sudah berakting dengan begitu bagus. Kau tahu ibu ini cukup banyak akal". Joo Ri mempercayai peraktaan Young Ja dan tersenyum senang. (Anak emak sama nyeselinnya).

Young Ja kembali kantor, sudah ada Hong Ju menunggu di dalam ruangan, "Oh, kau sudah disini. Apa kau menunggu lama?", sapa Young Ja dengan senyum ter-manis. 
"Tidak. Aku baru saja sampai", jawab Hong Ju. Kenapa ibu menelponku?, tanyanya kemudian. 

Young Ja berpikir Hong Ju pasti kecewa karena bulan madunya dibatalkan, "Jadi Ibu ingin memberikanmu semangat. Kita makan malam di luar bersama Chul Goo. Dan kita pergi menemui dokter".
Hong Ju heran, "Dokter?. Kenapa?". 

Young Ja : Disana ada dokter ahli yang sudah kukenal selama 20 tahun. Dia dokter ahli kandungan. Kau tidak muda lagi, dan untuk memiliki bayi...
Hong Ju menyela, "Aku tidak ingin memiliki bayi".
"Apa?. Apa yang baru saja kau katakan?", tanya Young Ja kaget. 

"Kubilang aku tidak akan memiliki bayi", ulang Hong Ju tegas.
"Omong kosong macam apa ini?. Jika kau menikah, kau harus meneruskan garis keluarga", tuntut Young Ja. 
Hong Ju menatap tajam Young Ja, "Aku tidak menikahi Chul Goo untuk menjadi rahim pengganti"

Young Ja menunjukkan sifat aslinya, memaki dan teriak, "Rahim pengganti?. Jaga ucapanmu. Apa itu sesuatu yang bisa kau katakan padaku?. Tidak bisa kupercaya. Tidak bisa dipercaya". 

Hong Ju tetap santai menghadapi Young Ja. Chul Goo masuk, dan mendengar keluhan Young Ja. Chul Goo tanya ada apa. Apa yang terjadi.
Hong Ju : Aku tidak bisa makan di luar dengan mood begini. Permisi.

Young Ja ngomel melihat Hong Ju pergi begitu saja, "Siapa dia itu sebenarnya?. Dia adalah orang gila". Chul Goo yang tidak mengerti tanya apa yang terjadi. Young Ja menjelaskan, ia mengajak menantu barunya pergi menemui dokter terkait masalah kehamilan, "Dan dia bilang, "aku bukan rahim pengganti!" Dia berdebat dengan Ibu, menatap Ibu dengan pandangan galak. Tidak bisa di percaya. Aigo...".

Chul Goo terprovokasi, menyusul Hong Jo keluar. Menarik tangan istrinya dengan kasar. Hong Ju berontak, "Lepaskan aku". Chul Goo menyalahkan Hong Ju telah bicara kasar pada ibunya, "Rahim pengganti?. Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada Ibu mertuamu".

Dengan tegas Hong Ju bilang tidak ingin punya bayi, "Jika kau berpikiran yang sama seperi Ibu, ayo kita bercerai".
Chul Goo membentak, "Ini kurang dari seminggu sejak kita menikah. Bagaimana bisa kau dengan mudahnya mengatakan itu?. Apa kau pikir pernikahan adalah lelucon?". 

Mata Hong Ju berkaca-kaca mendengar bentakan Chul Goo. Hong Ju meminta maaf salah bicara. Tapi ia benar-benar tidak ingin mempunyai anak. Chul Goo tanya apa alasannya. 

Hong Ju : Aku adalah anak hasil perselingkuhan. Aku tidak ingin meneruskan gen-ku pada anak-anakku. Aku tidak ingin meneruskan darah kotorku pada anak-anakku. Jika aku bisa, aku akan mengganti darah kotorku. Aku tidak bisa meneruskannya pada anakku. 

Hong Ju menangis meratapi nasibnya yang terlahir sebagai anak hasil perselingkuhan. Chul Goo menarik Hong Ju ke pelukannya, "Jangan menangis", ucapnya menenangkan. Hong Ju menangis tersedu dalam pelukan suaminya. Chul Goo ikut merasa sedih. Semoga kali ini Chul Goo benar-benar bisa berubah menjadi suami yang lebih bijak.

Sejak "accident" di rumah mie. Kang Jin jadi canggung berhadapan dengan Ki OK. Hari ini keduanya mengajar di kelas musik. Seperti biasa Ki Ok tanya bagaimana kabar Kang Jin. Kang Jin menundukkan wajahnya. Ki Ok heran, Apa kau sakit. Kang Jin mengeleng, "Tidak. Aku baik-baik saja".
"Kau bahkan tidak menatapku. Apa kau merasa sakit hati kepadaku?", tebak Ki Ok.

"Tidak. Kukira kau menyimpan dendam terhadapku", ucap Kang Jin."Tidak", jawab Ki Ok singkat. Kang Jin tanya apa Ki Ok baik-baik saja. Ki Ok balik tanya soal apa. Kang Jin menjelaskan pagi itu, aku salah masuk ke kamarmu dan aku tidur di kasurmu. Ki Ok berkata sudah melupakan semuanya, "Itu adalah kesalahan. Jadi tidak perlu kau pikirkan".
"Apa kau benar-benar baik-baik saja?", tanya Kang Ji kurang yakin. Ki Ok mengiyakan.

Para ahjuma masuk ke kelas. Pelajaran pun di mulai. Kang Jin bernyanyi dan Ki Ok mengiringi piano. Mulanya Kang Jin bernyanyi seperti biasa. Tapi di tengah-tengah lagu Kang Jin ingat lagi "accident" di rumah mie.

Mengingatnya membuat Kang Jin sedih. Suara Kang Jin mulai kacau. Ujung-ujungnya dia menangis terduduk tersedu. Kontan saja hal itu membuat para ahjuma dan Ki Ok bingung. Mereka berkumpul di depan panggung, mencemaskan keadaan Kang Jin.
Ki Ok memegang tangan Kang Jin, "Tuan Kang, ada apa?. Apa kau sakit?".

"Nona Uhm", panggil Kang Jin diantara isak tangisnya. Lalu menangis di tangan Ki Ok.

Setelah tenang, Ki Ok dan Kang Jin duduk di cafe. "Apa kau baik-baik saja?", tanya Ki Ok. Kang Jin menganguk, menundukkan wajah. Ki Ok tanya lagi, "Apa yang terjadi padamu tadi?. Kenapa kau menangis begitu sedih seperti itu?". Kang Jin menjelaskan kalau hari itu, sungguh tidak sengaja masuk ke kamar Ki Ok. Aku serius, "Seandainya aku punya keinginan kotor padamu, Tuhan akan menghukum mati aku. Aku berdebat dengan kakakmu
malam sebelumnya, jadi aku kelelahan dan...

Ki Ok kesal : Kubilang itu tidak apa-apa. Aku adalah korban dan kubilang aku tak apa-apa. Berhenti khawatir dan bersikaplah seperti laki-laki.
Kang Jin : Apa kau benar-benar tak apa?
Ki Ok : Berapa kali harus kuulangi?. Aku baik-baik saja!, bentak Ki Ok. Jadi tolong jangan khawatir.
Kang Jin tidak mengerti bagaimana bisa Ki Ok baik-baik saja, saat seorang pria tidur di kasurnya.

Ki Ok geli, "Seorang pria?. Kau bukan seorang pria".
Kang Jin syok, "Bukan seorang pria?. Lalu apa aku ini wanita?".
Ki Ok tertawa, "Kau cukup tua untuk memiliki seorang cucu. Ki Ok menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Pria? Ayolah. Aku permisi dulu".

Kang Ji makin syok dan terluka, "Jadi aku bahkan bukan seorang pria di matanya. Dia membunuhku dua kali. Dia begitu....".


Hyo Dong duduk diam di ruang tengah dilantai 2, memejamkan mata seperti bersemdi. Beberapa detik semua ipar Hyo Dong datang. Hyo Dong masih tetap semedi. Do Hee penasaran, kenapa kita semua berkumpul disini. Ki Moon tidak tahu, lalu menegur Hyo Dong, "Adik ipar. Semuanya sudah datang".

Hyo Dong membuka mata, ke-5 iparnya ini menatap dengan heran. Hyo Dong mengucapkan terima kasih pada iparnya karena sudah datang, "Sebelum aku bicara pada Ibu dan Ayah, kurasa aku harus meminta pendapat kalian terlebih dahulu".

Kang Sook berbisik ke Do Hee, "Kelihatannya dia akan memberikan pengumuman penting". Do Hee menyahut, aku tahu. Entah kenapa aku punya firasat buruk. "Tolong tenanglah", ucap Ki Choon. Lalu tanya pada Hyo Dong, "Ada apa ini?".

Hyo Dong : Aku akan segera menikah lagi".
Tentu saja ke-5 ipar Hyo Dong ini kaget mendengarnya, "Menikah lagi. Dengan siapa?".
"Tentu saja dengan Yang Choon Hee", jawab Hyo Dong.
Jawaban barusan semakin membuat mereka terkejut, dengan mulut terbuka lebar, "Apa?. Tapi dia kembali ke Amerika", ucap Do Hee. Kang Sook membenarkan, cafenya di tutup.

"Dia masih ada di Paju", jelas Hyo Dong.
"Lalu apa dia berpura-pura menutup cafe-nya?", tuntut Do Hee.
Kang Sook menyahut, "Ibu berada di langit ke sembilan berpikir kalau Nyonya Yang pergi selamanya".
Ki Choon berguman, "Angin kencang akan bertiup di keluarga kita".

Hyo Dong : Jadi aku ingin meminta kalian untuk mendukung pernikahanku dengannya.

Do Hee duluan yang mengangkat tangan menentang pernikahan itu. Di ikuti Kang Sook dan Ki Ok. Hyo Dong menatap Ki Moon, seolah bertanya bagaimana denganmu. Dengan terbata Ki Moon berkata, "Aku lebih tidak bersedia untuk mendukungmu. Dia mungkin adalah teman kencan yang baik tapi sebagai istri...".

Mata Hyo Dong menyipit, wajahnya tampak serius. Lalu melirik Ki Choon. Karena ibu dan semua wanita disini sangat tidak menyukainya, maka Ki Choon tidak bisa memberikan dukungan. Hyo Dong marah, menilai semua iparnya sangat tidak kooperatif. Do Hee beralasan bukan seperti itu, ini untuk kedamaian keluarga.

Hyo Dong mengerti, "Baiklah. Karena kalian semua menentangnya. Aku akan menyerah". Kelima ipar Hyo Dong merasa lega. Kang Sook memuji itu sungguh keputusan yang sangat tepat. Ki Moon membenarkan, kau membuat keputusan yang sulit.

Ki Choon : Dia melepaskan cintanya demi keluarga. Beri dia tepuk tangan meriah. Tepuk tangan untuknya.

Suara tepuk tangan memenuhi ruangan. Hyo Dong mengangkat tangan, meminta kelimanya untuk diam, "Sebagai ganti karena sudah melepaskan Choon Hee, aku akan berpartisipasi dalam kompetisi untuk memperebutkan warisan".

Ke-lima ipar Hyo Dong mendadak panik, "Tidak boleh. Itu tidak mungkin".
Hyo Dong : Chae Won akan keluar dari pekerjaannya dan bergabung denganku. Dan juga, Ayah sudah menganggap Chae Won sebagai pewarisnya. Sempurna. Kami akan memenangkan warisan sebesar 10 milyar.
Ke-limanya kembali ribut, ancaman Hyo Dong ini benar-benar membuat mereka kelabakan.
"Kesepakatan selesai", ucap Hyo Dong lalu berdiri.

Ipar-ipar Hyo Dong ikut berdiri, berusaha membujuk. "Tunggu-tunggu. Kau tidak boleh pergi di tengah-tengah pembicaraan", ucap Ki Choon.
"Benar. Kau tidak sabaran. Ayo duduklah dan kita bicara dari hati ke hati.", sela Kang Sook.
Do Hee minta waktu sepuluh menit, "Semua keluarga Uhm dan para istri, silahkan ikut ke kamarku".

Ipar-ipar Hyo Dong masuk ke kamar. Hyo Dong tertawa melihat tingkah para iparnya itu, "Aku menjatuhkan mereka dalam satu kali pukulan".

Di dalam kamar, Ki Moon dan lainya berunding. Acaman Hyo Dong yang akan ikut kompetisi bagaikan petir di siang bolong. Mereka merasa Hyo Dong dan Chae Won pasti akan menang jika bergabung dalam kompetisi. Tentu mereka tidak akan membiarkan hal ini terjadi.

Hanya ada satu keputusan diantara 2 pilihan. Menerima Choon Hee sebagai keluarga demi menyelamatkan 10 milyar. Atau melupakan soal uang itu dan menolak Choon Hee. Kedua-duanya merupakan pilihan yang sulit.

 
Do Hee bicara, " Kita tidak punya waktu. Kita pilih dengan mengacungkan tangan.
"Aku akan menyerahkan 10 milyar dan menolak Nyonya Yang." Tidak ada yang mengangkat tangan.

Do Hee bicara lagi, "Aku akan menerima Nyonya Yang dan mempertahankan warisan.".
Ki Moon, Do Hee, Kang Sook, Ki Moon dan Ki Ok mengangkat tangan tinggi-tinggi secara serempak. Melihat satu sama lain. Dengan begini kata sepakat telah dicapai.

Wkwkw....orang-orang ini menjadi lemah dan kuat jika menyangkut warisan...


Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 23 Part 2

3 comments:

  1. Saya suka sinopsis A hundred Year Inheritance...Terima kasih ya

    ReplyDelete
  2. Lanjut terus ya nurii...ditunggu lho

    Zhe...

    ReplyDelete
  3. Asli ngakak liat tingkah keluarga Uhm hahahaha
    Lnjt ters y ( >͡ .̮ Ơ̴͡ )*

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)