Myung Hyun kini sudah tahu siapa spy yang ada di dalam timnya. Ia ingat lagi perkataan Tae Sik. Jika Myung Hyun berhasil mengetahui siapa Spy itu, Tae Sik berpesan untuk tetap tenang seolah tidak mengetahui apa-apa. Karena sekarang target utama mereka bukan untuk mengangkap mata-mata, melainkan menangkap Hwang Seon Suk. "Dia orang yang berhati-hati. Kita harus menangkapnya saat sedang bertindak. Sebelum kita mencari tahu apa perannya dalam masalah ini, kalian jangan bertindak gegabah. Mengerti?".
Meski awalnya keberatan, Myung Hyun akhirnya mengerti dan mengikuti permintaan Tae Sik.
Tae Sik menginterogasi Steve, ditemani seorang penerjemah. Tae Sik tahu Steve hanya mengikuti perintah seseorang, dan juga tahu bahwa Hwang Seon Suk yang berada di belakang semua ini.
Steve menantang, "Tuntut aku jika kau tahu sesuatu".
Tae Sik : Sidik jari dan DNA-mu ditemukan di TKP. Kau akan dihukum penjara seumur hidup karena kasus pembunuhan. Tapi jika kau memberitahu kami siapa yang memerintahmu, aku akan membelamu di depan jaksa.
Steve yang tadi terlihat ogah-ogah'an mulai serius, menatap tajam Tae Sik, "Jika aku diam, mungkin aku akan dipenjara seumur hidup. Jika tidak, kau akan menemukan mayatku. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa".
Tae Sik keluar dari ruang interogasi. Tae Sik pusing karena tidak mengerti apa yang dibicarakan Steve, karena terus mengatakan hal aneh. Detektif Kim berkata Jung Sang Hun dan direktur rumah sakit Sang Rok memiliki hubungan dengan Hwang Seon Suk. Tae Sik minta detektif Kim menceritakan secara rinci.
Detektif Kim bercerita, Rumah Sakit Sang Rok pernah dituntut karena kasus mal praktek. Seorang pasien mati karena over dosis akibat suntikan medis. Pengacaranya adalah Hwang Seon Suk. Beberapa hari kemudian, kantor pajak menyelidiki Rumah Sakit Sang Rok karena dicurigai transaksinya yang begitu besar. Tuntutannya terjadi 5 bulan sebelum kebakaran. Jumlahnya 300 juta disimpan dalam beberapa rekening atas nama Jung Sang Hun.
Tae Sik : Cari tahu pada siapa uang itu disetorkan. Pasti ada hubungannya dengan Hwang Seon Suk.
Detektif Kim : Baik, aku mengerti.
Kim Do Jin dan Direktur Shim bertemu. Kim Do Jin meminta maaf karena menelpon selarut ini. "Ada masalah penting yang ingin kuketahui. Mengenai vaksin super Global Life, vaksinnya ada masalah, benarkah begitu?".
Direktur Shim : Masih belum sepenuhnya dipastikan. Tapi, sampai saat ini, semua korban
bunuh diri sudah menerima vaksinnya.
Kim Do Jin terlihat marah, "Apa mungkin Global Life tahu ada masalah pada vaksin super ini dan menipu pemerintah?". Direktur Shim berkata bisa jadi seperti itu.
Myung Hyun sibuk memeriksa beberapa berkas. Beberapa korban bunuh diri terinfeksi virus H1N1. Myung Hyun keluar dari ruangannya dan tanya pada ketua tim, "Apa hasil otopsi sudah keluar?". Ketua tim memberikan berkas hasil otopsi. Myung Hyun membacanya sebagian dari hasil itu menunjukkan adanya komplikasi paru-paru karena radang paru-paru.
Myung Hyun : Hubungi pihak rumah sakit tempat mereka dirawat. Periksa catatan medisnya dan cari tahu infeksi jenis apa ini.
"Kau memikirkan sesuatu?", tanya ketua tim.
Myung Hyun berkata beberapa korban bunuh diri mengidap turunan flu baru tahun lalu. Ji Won tanya apa itu ada hubungannya. Myung Hyun menjawab "kita lihat saja nanti. Pertama, cari tahu soal infeksinya dan laporkan padaku". Myung Hyun berbalik pergi.
Pertanyaan Joo Young membuat langkah Myung Hyun terhenti, dan cara Myung Hyun menatap Joo Young terlihat berbeda dari biasanya, "Aku harus ke suatu tempat", jawabnya singkat lalu pergi.
Joo Young terdiam dengan seribu pertanyaan, mungkin ia sudah merasa ada perbedaan dalam sikap pimpinannya itu.
Myung Hyun menemui dokter Se Jin, di tempat yang baru. Ia bertanya "jika turunan flu baru itu penghubungnya, kenapa otak juga terganggu?". Dokter Se Jin menjawab Meskipun jarang terjadi, influenza bisa menyebabkan masalah pernapasan dan mengancam penderita pneumonia. Dalam beberapa kasus, virus akan menyebar dalam tubuh melalui pembuluh darah. Dan mereka (virus) dalam fase dorman (tidak aktif)
Vaksin mengaktifkan kembali sistem kekebalan tubuh yang terinfeksi. Kemungkinan vaksin bisa menyebabkan reaksi abnormal dalam sistem kekebalan tubuh. Ada berbagai macam jenis efek samping dalam bidang kedokteran. Sangat sulit untuk ditebak.
Myung Hyun : Aku terinfeksi sebelumnya. Berdasarkan pendapatmu tadi, seharusnya aku juga mengalami gejala yang sama. Semua korban bunuh diri menunjukkan gejala itu sekitar seminggu setelah divaksinasi. Ini sudah 10 hari sejak kau menyuntikkan vaksinnya padaku.
Dokter Se Jin ingat, yang disuntikkan dokter Se Jin saat itu bukan vaksin super, tapi itu antivirus yang dibuat Dokter Kepala dari antibodi Kim In Chul.
Myung Hyun : Apa?. Jadi, orang yang membunuh Yoon Il Jung...
Dokter Se Jin menyangkal, "Bukan...Bukan aku pelakunya".
Flashback. Hari itu melalui rekaman CCTV, dokter Se Jin mengetahui dokter Yoon masuk ke ruang perawatan In Chul untuk mengambil sumsum tulang belakangnya. Di hari yang sama ketika dokter Se Jin ingin masuk ke labotarium, terdapat tulisan di depan pintu yang melarang orang lain masuk.
Dokter Se Jin sudah menduga dokter Yoon membuat vaksin dari antobodi In Chul. Lalu, sebelum dokter Yoon pergi, dokter Se Jin diam-diam menggantinya dengan vaksin lain. Flashback end.
Dr. Se Jin : Fakta bahwa kau tak mengalami gejala yang sama menunjukkan kalau antibodi Kim In Chul mampu mencegah turunan flu baru itu.
Myung Hyun : Kalau begitu, tubuhku sudah mengembangkan antibodinya?
Dr. Se Jin : Kau harus melakukan tes darah dulu. Jika aku bisa, mungkin ini bisa menghentikan efek samping dari vaksin supernya.
Joo Young diam-diam melakukan tugasnya sebagai Spy. Ia mencoba melacak keberadaan Myung Hyun dengan GPS yang ada di komputer. Meski berulang kali dia mencoba, tapi tetap tidak bisa menemukan dimana Myung Hyun berada saat ini. Joo Young tampak kecewa dan berpikir keras.
Sementara itu. Dokter Se Jin memeriksa sampel darah Myung Hyun. Monitor menunjukkan pergerakan. Dokter Se Jin menganguk ke Myung Hyun. Tanda bahwa hasilnya sesuai seperti yang mereka harapkan.
Markas CDC. Myung Hyun menemui direktur Shim. Direktur Shim terkejut ketika Myung Hyun berkata adanya turunan flu baru. Lebih tepatnya, ini adalah mutasi turunan paling umum di tahun 2012. Seperti biasa Direktur Shim tidak bisa percaya begitu saja, "Bagaimana bisa virus flu mengalami fase dorman dalam sel otak?", tanyanya.
Myung Hyun : Entah ini masuk akal atau tidak, itulah kenyataannya. Kita harus mencegah vaksinasi orang-orang yang sebelumnya terinfeksi.
Direktur Shim : Kukatakan sekali lagi. Kita harus berhati-hati. Penggabungan keduanya itu
mungkin kebetulan.
mungkin kebetulan.
Myung Hyun : Lalu, akan timbul banyak sekali kebetulan, kan?
Direktur Shim memperingatkan yang sedang mereka hadapi adalah Global Life, "Jika kita bertindak gegabah, mungkin akan membahayakan kita. Itulah sebabnya kita harus menemukan bukti yang kuat. Paham?".
"Ya", jawab Myung Hyun mantap.
Akhirnya Kim Do Jin bertemu dengan Mr. Johnson. Kim Do Jin yakin Mr. Johnson sudah mendengar berita. Kalau orang-orang yang menerima vaksin super Global Life sudah menunjukkan efek sampingnya.
Mr. Johnson menganguk, "Tapi untungnya, saat ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya penghubung antara efek samping itu dengan vaksin super kami".
Kim Do Jin berpendapat mungkin sampai sekarang belum ada buktinya, tapi tim CDC akan mampu menemukan buktinya, "Jika kenyataannya memang ada efek sampingnya, pemerintah Korea Selatan tak punya pilihan lain selain menuntut Global Life karena sudah menutupi kebenaran soal efek sampingnya. Kuharap kau mengerti".
Kim Do Jin menekan kata-katanya, tanda bahwa ia marah atas sikap tidak jujur Global Life.
Kim Do Jin menekan kata-katanya, tanda bahwa ia marah atas sikap tidak jujur Global Life.
Mr. Johnson menampakkan wajah menantang dan licik, "Dari semua itu, setelah aku melihat pengumunan pemerintah Korea. Kau bukan hanya membeli vaksin dari Global Life, kau juga berinvestasi. Oh, pasti sangat menyakitkan mengakui kegagalanmu, dan menghabiskan uang rakyat seperti yang kau lakukan.
Tapi, aku turut berduka cita atas meninggalnya putramu. Tapi seperti yang kukatakan, dan aku yakin kau setuju, tak mungkin emosi kita juga ikut terlibat dalam situasi mengerikan dalam bisnis. Jadi... Kami masih mengharapkan hubungan dengan pemerintah Korea. Itu akan menguntungkan kedua belah pihak.
Tapi, aku turut berduka cita atas meninggalnya putramu. Tapi seperti yang kukatakan, dan aku yakin kau setuju, tak mungkin emosi kita juga ikut terlibat dalam situasi mengerikan dalam bisnis. Jadi... Kami masih mengharapkan hubungan dengan pemerintah Korea. Itu akan menguntungkan kedua belah pihak.
Kim Do Jin tercengang, matanya merah menahan marah, "Aku...Jika aku tidak keberatan dengan semua hal itu, bagaimana menurutmu?".
Mr. Johson tertawa mencibir, "Ular berbisa. Ular mengangkat ekornya untuk meyakinkan musuhnya ada lebih dari satu. Tapi beberapa ular punya penglihatannya buruk, jadi mereka menggigit ekor mereka sendiri. Ular itu mengira kalau ekornya adalah kepala musuh. Tolong pikirkan situasi ini dengan sangat bijaksana".
(Dengan kata lain, jika Kim Do Jin membiarkan atau bahkan menuntut Global Life, maka orang yang hancur adalah Kim Do Jin sendiri. Bukan Mr. Johnson ataupun Global Life. Posisi Kim Do Jin disini sebagai kambing hitam).
Mr. Johnson berdiri, jalan keluar. Kim Do Jin murka, mengenggam cangkir teh erat, "Jadi. maksudmu sekarang aku sedang menggigit ekorku sendiri?".
Mr. Johnson berhenti jalan, menoleh sinis, "Tidak. Tapi maksudku itu, kau mencoba menggigit kepala sungguhan dan tak menyadari kalau kau hanyalah ekor".
(Mengerikan, bola mata Mr. Johnson seperti akan keluar dari rongganya saat mengatakan hal itu. Orang asing satu ini memang terkesan menakutkan dan jahat).
Tak berbeda dengan Kim Do Jin. Matanya terbelalak marah. Menghentak kan cangkir yang ia pegang dengan keras ke meja, hingga memecahkan tatakannya. Tangannya bergetar menahan kemarahan. Sebuah kesalahan besar mempercayai dan menjalin kerja sama dengan Mr. Johnson dan Global Life-nya.
Dokter Se Jin masih terus sibuk di labotarium, membuat vaksin baru dengan mengabungkan antibodi Kim In Chul dan vaksin super.
Myung Hyun kembali ke markas CDC. Saat itu Ji Won dan lainya tengah sibuk memeriksa catatan medis korban bunuh diri. Seperti yang dikatakan Myung Hyun, sudah banyak yang terinfeksi sebelumnya. Tapi belum semuanya. Beberapa orang tak pernah terinfeksi.
Myung Hyun berpendapat mungkin mereka tak ke rumah sakit dan mengobatinya sendiri. Ketua tim merasa pasti akan sulit memastikan orang-orang semacam itu. Myung Hyun berkata kita harus mengunjungi mereka satu per satu untuk menanyakannya.
Myung Hyun, ketua tim dan Sun Dong pergi menanyai keluarga korban satu persatu, mencari keterangan yang lebih lengkap. Sementara Ji Won dan Joo Young tetap menjalankan tugas mereka di markas CDC.
Ditempat lain, dokter Se Jin memeriksa kembali perkembangan tikus percobaan dan vaksin baru yang ia buat. Dokter Se Jin tersenyum, melihat hasil yang memuaskan.
Myung Hyun yang mendapat kabar baik segera menemui dokter Se Jin. Dokter Se Jin berkata vaksin baru kombinasi antara antibodi Kim In Chul dan vaksin super sudah disuntikkan pada tikus yang terinfeksi. Tidak terjadi peradangan maupun efek samping. Tikus-tikus itu benar-benar sembuh total.
Myung Hyun tanya apa bisa segera di produksi. Dokter Se Jin menjawab, "Tidak. Beberapa bahan masih perlu dipastikan. Aku masih butuh sedikit waktu lagi". Myung Hyun mengerti, "Cepatlah. Kau harus berhasil. Kau tahu dengan baik, saat ini kaulah satu-satunya harapan kami".
Detektif Kim sudah menemukan orang yang mengirimkan uang pada rekening Jung Sang Hun. Tae Sik tanya siapa orangnya. Detektif Kim menjelaskan 300 juta tunai masuk dari rekening atas nama Perusahaan Dae Yeong. Uang itu dikirim ke beberapa rekening dan akhirnya masuk ke rekening direktur Rumah Sakit Sang Rok. Detektif Kim sendiri yang memeriksanya di Bank.
Tae Sik tersenyun senang melihat bukti catatan rekening yang diberikan detektif Kim.
Setelah mendapat bukti, Tae Sik kembali menginterogasi Steve. Tae Sik mulai bicara, "Hei, Steve. Kau pikir mereka akan melepaskanmu?. Jika kau membantu kami, aku bisa menjamin keselamatanmu. Jadi, siapa yang menyuruhmu membunuh Kim In Chul dan Jung Woo Jin. Katakan".
Seon Suk bertemu dengan Mr. Johnson. Seon Suk khawatir polisi akan segera menemukan bukti untuk melawannya. Mr. Johnson tersenyum dan yakin Seon Suk pasti sudah memiliki Plan B. Seon Suk bilang dalam hal ini, sebelum Steve mengaku dia harus segera dibereskan.
Mr. Johnson : Tapi ingat. Prioritas utamamu sekarang adalah lacak keberadaan Kim Se Jin setiap saat. Pastikan dia masih membela tim yang menang.
Dokter Se Jin menyuntik kan virus baru ke dalam tubuhnya sendiri. Wajah dokter Se jin terlihat pias dan tegang usai melakukannya. Menunggu perkembangan serta reaksi dari tubuhnya.
Myung Hyun : Orang-orang yang melakukan pengobatan lain saat mereka sudah divaksinasi, orang-orang yang punya alergi pada obat-obat tertentu, atau orang-orang yang
mengidap penyakit lain sebelum terinfeksi. Kami sudah memisahkannya. Orang-orang yang murni mati karena efek samping mencapai 90%. Tak bisa dipungkiri lagi. Jelas ini akibat dari efek sampingnya.
mengidap penyakit lain sebelum terinfeksi. Kami sudah memisahkannya. Orang-orang yang murni mati karena efek samping mencapai 90%. Tak bisa dipungkiri lagi. Jelas ini akibat dari efek sampingnya.
Direktur Shim : Intinya, orang-orang yang mengidap turunan flu baru dari tahun lalu. Hanya muncul pada mereka.
Kim Do Jin : Lalu, orang-orang yang tak mengidap turunan flu baru tidak ada beritanya?.
Direktur Shim : Seperti yang sudah kami katakan, itu benar.
Myung Hyun berkata putra Kim Do Jin, yakni Kim Jeong Min mati karena efek samping adalah kasus pertama. Direktur Shim menyahut entah vaksinnya diberikan sebelum atau sesudahnya, efek sampingnya tak bisa dihindari. Ini bukanlah kesalahan siapapun.
Pandangan Kim Do Jin menerawang, tampak penyesalan di wajahnya. "Tindakan bodoh macam apa ini. Aku ingin menyelamatkannya. Aku malah membunuhnya. Kita harus membenahi situasi ini sekarang. Benar. Apa yang harus kita lakukan sekarang?".
Myung Hyun : Karena memang ini karena efek samping, orang-orang yang mengidap turunan flu baru harus segera berhenti divaksinasi. Orang-orang yang sudah terlanjur divaksinasi harus segera ditindaklanjuti.
Direktur Shim yakin Global Life pasti akan menyangkal tuduhan ini. Kim Do Jin berpikir sejenak, lalu tanya pada Myung Hyun, "Kau yakin ini karena efek sampingnya?".
"Aku yakin sekali", jawab Myung Hyun.
Kim Do Jin menatap tajam Myung Hyun, "Global Life kemungkinan besar bisa menuntut pemerintah kita melalui IDSA. Masalahnya adalah ratusan milyar Won. Kau tetap yakin ini karena efek sampingnya?".
"Ya. Aku yakin", jawab Myung Hyun tanpa ragu sedikit pun.
Kim Do Jin : Baiklah. Lakukan.
Myung Hyun : Baik.
Myung Hyun dan direktur Shim pergi lebih dulu. Kim Do Jin terpaku di tempatnya, tampak jelas rasa marah dan sedih di wajahnya.
Setelah mendapat persetujuan, direktur Shim berani memberikan pernyataan di hadapan wartawan, "Menurut hasil penyelidikan, orang-orang yang menunjukkan gejala bunuh diri sudah terinfeksi dengan virus H1N1 pada tahun 2012, dan saat ini sudah divaksinasi dengan
vaksin super milik Global Life.
Karena itu, orang-orang yang terinfeksi virus H1N1 tahun lalu dimohon untuk tidak menerima vaksin super milik Global Life. Orang-orang yang sudah divaksinasi, dimohon untuk segera ke rumah sakit terdekat untuk dipastikan gejalanya".
Karena itu, orang-orang yang terinfeksi virus H1N1 tahun lalu dimohon untuk tidak menerima vaksin super milik Global Life. Orang-orang yang sudah divaksinasi, dimohon untuk segera ke rumah sakit terdekat untuk dipastikan gejalanya".
Usai pernyataan direktur Shim, muncul lah laporan berita di berbagai televisi. Kim Do Jin menyaksikan saluran berita yang melaporkan hal ini. 10 orang yang telah divaksinasi dengan vaksin super mendadak panik. Dan sampai saat ini Global Life masih menghindari media terkait efek sampingnya.
Diwaktu yang sama, Mr. Johnson juga menyaksikan berita itu dari tablet. Tentu saja kabar ini membuat Mr. Johnson marah, dan menggetakkan giginya. Hanya satu kata yang keluar dari mulutnya, "Buruk".
Petugas Park masuk ke ruang interogasi. Gerak-geriknya mencurigakan, ia memperhatikan sekeliling untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Steve diam termenung. Petugas Park memberi Steve secangkir kopi, "Minumlah".
Dengan keadaan tangan masih terborgol, Steve mengambil gelas itu. Petugas Park merogoh saku jaketnya, berbalik badan dan mengeluarkan jarum suntik. Steve tetap siaga dan melihat gerakan mencurigakan petugas Park dari sudut matanya.
Tepat saat petugas Park ingin menyuntik, Steve mendorong pertugas Park dan melakukan perlawanan. Meski tangannya di borgol, ia masih gesit dan mampu menahan tangan petugas Park. Tae Sik masuk saat mendengar keributan.
Tae Sik menarik Steve dan menempelkannya ke dinding, "Apa yang kau lakukan?". Petugas Park langsung lari. Steve memberontak, mendorong Tea Sik, teriak marah, "Dia mencoba membunuhku. Dia membawa jarum suntik!. Dia mencoba membunuhku!. Hwang Seon Suk pasti menyewanya!".
"Hwang Seon Suk?", tanya Tae Sik
Steve teriak, "Benar. Hwang Seon Suk".
(Ahkirnya Steve membuka mulut, setelah nyawanya hampir melayang).
"Dia baru saja pergi", jawab detektif Kim.
Tae Sik : Apa. Pria brengsek. Hei. Cepat lacak ponsel dan lokasi mobil Petugas Park. Juga, suruh petugas lainnya untuk menjaga ketat rumahnya.
Detektif Kim bingung, "Apa?. Kenapa dengan Petugas Park?".
Tae Sik teriak marah, "Lakukan saja perintahku, brengsek".
Seon Suk keluar dari gedung, dan mobil ke mobil. Di dalam mobil, ia mendengarkan berita dari saluran radio, "Melalui juru bicaranya, Global Life baru saja menyatakan penyesalannya pada pemerintah Korea. Vaksin super itu tak punya efek samping, dan keberhasilannya sudah ditunjukkan di seluruh dunia".
Seon Suk mematikan saluran radio saat handphone berdering. Seon Suk menjawab panggilan telepon, "Halo. Gagal?. Aku mengerti. Pergilah untuk sementara waktu. Jangan muncul dulu.".
Bisa dipastikan, orang yang menelpon Hwang Seon Suk adalah petugas Park. Mungkin selama ini petugas Park sudah lama menjadi mata-mata.
Tae Sik kembali menemui Steve di ruang interogasi. Melihat Steve dan mendengus napas kesal, "Yang kukatakan benar. Mereka tak akan melepaskanmu".
Steve : Aku akan menuruti permintaanmu jika kau merahasiakannya.
Tae Sik : Ok. Don't worry. Keselamatanmu, pasti akan kujamin. Bicaralah.
Myung Hyun membalas pesan, "Apa vaksinnya sudah selesai?".
Sedetik kemudian dokter Se Jin membalas, "Datanglah dulu".
Diwaktu yang sama, ponsel Joo Young juga menerima pesan yang sama dengan pesan yang masuk ke ponsel Myung Hyun. Joo Young mempunyai ponsel khusus yang ia gunakan untuk membajak ponsel Myung Hyun.
Joo Young menggunakan pelacak di komputer untuk mencari keberadaan dokter Se Jin. Tentu saja yang dilacak adalah posisi ponsel. Hal ini bisa saja dilakukan jika menggunakan GPS.
Myung Hyun berdiri, dan keluar ruangan. Saat membuka pintu tatapanya mengarah ke Joo Young. Joo Young juga melihat dan kaget. Dengan cepat ia menganti tampilan layar komputer. Myung Hyun diam saja, lalu pergi.
Setelah Myung Hyun pergi, Joo Young melanjutkan tugasnya. Melacak keberadaan dokter Se Jin. Layar menunjukkan hasil pencarian. Sambil tetap waspada, Joo Young mengirim pesan berisi lokasi dokter Se Jin ke nomor ponsel Hwang Seon Suk.
Lanjut ke Sinopsis The Virus Episode 10 Part 2 (Final).
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)