Bi Ryung memeriksa kembali kelengkapan pakaian yang nantinya akan ia pamerkan pada peluncuran produk terbarunya. Di sela-sela kesibukan itu, ia menyempatkan diri menghubungi Jae In. Bi Ryung tanya dimana Jae In saat ini. Jae In baru saja tiba di parkiran, dan bilang akan tiba sebentar lagi.
Setelah menelpon Jae In, giliran Bi Ryung menelpon Se Kwang. Hal yang sama juga ia tanyakan pada Se Kwang. Se Kwang menjawab ada di tempar parkir. Jae In jalan masuk, dan melihat Se Kwang keluar dari mobil. Jae In jalan di depan Se Kwang, dan mengira pria itu tengah mengikutinya. Se Kwang yang jalan dengan cuek tidak menyadari Jae In ada di depannya.
Jae In naik eskalator, dan Se Kwang juga masih ada di belangkangnya. Se Kwang celingak-celinguk mencari stand outlet milik Bi Ryung. Saat di tengah mall, tiba-tiba Jae In berbalik, membuat Se Kwang kaget.
Jae In : Ngotot sekali dirimu. Terakhir kali, aku pamit karena aku mabuk, tapi hari ini, biar kukatakan dengan jelas padamu. Aku tahu, aku ini sangat cantik sekali. Aku memahamimu, sungguh. Hal ini menimpaku lebih dari sekali. Tapi, aku menyukai orang lain. Kumohon jangan mengikutiku lagi. Ini hanya akan membuatmu lebih terluka.
Se Kwang : Nona Bok Jae In, lebih baik kau ke dokter. Berhentilah menyusahkan orang lain
dengan khayalan semacam itu.
dengan khayalan semacam itu.
Jae In : Tidak usah malu. Cinta itu bukan kejahatan. Ini salahku karena sangat cantik.
Dari jauh Bi Ryung memanggil Se Kwang, lalu menghampiri mereka berdua. Bi Ryung heran melihat Jae In bicara pada Se Kwang, "Kalian berdua saling kenal?. Aku baru saja ingin mengenalkan kalian berdua".
Bola mata Jae In membesar terkejut, memandang Bi Ryung dan Se Kwang bergantian. Mulutnya menganga tidak percaya. Dengan sinis Se Kwang bilang pada Bi Ryung agar lebih selektif dalam memilih teman. Se Kwang pergi usai mengatakannya.
Bi Ryung bingung, "Apa terjadi sesuatu?", tanyanya pada Jae In. Jae In mengeleng salah tingkah, menyesali kebodohannya. Jae In kegeer'an sich...hihihi.
Cha Don jogging hingga ke tepi pantai, masih terniang dengan jelas perkataan ibunya. Bahwa yang telah membunuh ayah Cha Don adalah Ji Se Kwang, Eun Bi Ryung, dan Hwang Jung Shik. Mereka merencanakan semuanya bersama-sama, merampas harta dan membuat hidup ibunya menderita.
Di kedai makan yang tak jauh dari pantai, Cha Don melihat tayangan liputan berita di televisi. Berita itu menayangkan penghargaan yang diterima Se Kwang. Se Kwang mendapat penghargaan sebagai jaksa terbaik. Cha Don melihat dengan tatapan penuh kebencian.
Beralih ke kantor kejaksaan, Ji Hoo dan yang lainya memberikan bunga sebagai ucapan selamat atas terpilihnya Se Kwang sebagai jaksa terbaik. Se Kwang mengaku merasa tidak enak, ia berkata semua ini berkat bantuan rekan kerjanya. Ji Hoo berkata jika Se Kwang merasa tidak enak, maka traktir saja kami. Se Kwang tertawa, "tentu saja".
Jaksa Kwon datang bergabung, wajahnya terlihat serius. Ia mengajak Se Kwang bicara sebentar. Se Kwang dan jaksa Jo bicara di tempat sepi. Jaksa Kwon memberitahu ada pengaduan masuk yang ditujukan untuk Se Kwang. Se Kwang bingung, surat pengaduan apa dan siapa yang melakukannya.
Ponsel Se Kwang berdering, dari wartawan Go. Wartawan Go berkata artikel tuduhan Se Kwang sudah beredar luas di media. Se Kwang semakin bingung, apa maksudunya, artikel tuduhan apa?. Wartawan Go bilang ini ulah Gi Soon. Dia bahkan mengirimkan cuplikan videonya.
Jaksa Jon dan Se Kwang pergi ke ruang meeting untuk melihat video yang dikatakan wartawan Go. Dalam video Gi Soon mengaku diperlakukan tidak adil oleh Se Kwang. Terlihat juga rekaman saat Gi Soon masih menjadi pasein rumah sakit jiwa bangsal bawah tanah.
"Setelah dijebak karena kasus pembunuhan, aku dikurung dalam rumah sakit jiwa selama 15 tahun terakhir. Dan pada saat itu, aku mendapatkan segala jenis kekerasan dan penghinaan, dan aku diperlakukan makhluk yang lebih rendah daripada binatang.
Ji Se Gwang lebih buruk daripada seekor binatang, dia itu seorang pembunuh. Orang kejam seperti itu berpura-pura menjadi jaksa benar. Jangan biarkan dia menipu dunia ini lagi. Tolong selidiki ulang kasus pembunuhan Lee Joong Man. Ungkap topeng dari wajah iblis itu, dan tolong bersihkan nama baikku".
Jaksa Kwon mematikan proyektor setelah video Gi Soon selesai di putar. Ia berkata direktur rumah sakit jiwa sudah di tangkap. Jaksa Joo Dong Min dari DPO Cheongju yang bertanggung jawab atas kasus ini. Se Kwang segera bertindak dan menelpon jaksa Joo Dong Min. Pasti ada sesuatu yang ia minta.
Setelah menerima telpon dari Se Kwang, jaksa Joo Dong Min balik menelpon Cha Don. Tepat seperti perkataan Chae Don, Se Kwang menghubungi Jong Min setelah video itu tersebar. Se Kwang tanya siapa pelapornya, kemana Gi Soon pergi dan sebagainya. Cha Don tanya, "kau tidak memberi tahu dia (Se Kwang) soal aku, kan?". Tentu saja jaksa Jong Min tidak membocorkannya. Karena jaksa Jong Min juga pernah diperlakukan buruk oleh Se Kwang, memikirkannya saja masih membuatnya sangat marah. Cha Don mengucapkan terima kasih.
Di dalam kamar, Gi Soon mengganti saluran televisi berulang-ulang. Tampak raut kecewa di wajahnya. Cha Don masuk, dan mengetahui isi hati ibunya. Cha Don berkata video pernyataan Gi Soon tidak akan masuk berita. Gi Soon tidak percaya, ia ingin memastikan sendiri.
Cha Don mengambil remote dan mematikan televisi, dengan lembut ia berkata, "Cuplikan video yang kita unggah di internet juga sudah dihapus. Seperti kataku media dan kantor kejaksaan mengendalikan semuanya. Ini tidak akan membuat mereka mengalah sama sekali, Bu".
Gi Soon marah, kecewa dan benar-benar tidak percaya, "Bagaimana semua ini bisa terjadi. Aku punya semua buktinya. Para wartawan, para jaksa, apa sebenarnya pekerjaan mereka?". Cha Don hanya diam mendengar keluhan ibunya. Gi Soon minta maaf, ia tidak bermaksud menyinggung putranya ataupun membuatnya marah.
Cha Don meraih tangan Gi Soon, tersenyum, " Tidak apa-apa jika ibu marah padaku. Jika itu membuat ibu merasa lebih baik, luapkan saja kemarahan ibu padaku". Gi Soon memandang Cha Don, matanya sudah basah karena air mata.
Cha Don memeluk Gi Soon. Gi Soon menangis di bahu putranya. Cha Don mengusap pelan pundak Gi Soon, seolah ingin menghapus semua kesedihan ibunya.
Dikantor kejaksaan, para jaksa dan pegawai lainya melihat Se Kwang dengan tatapan berbeda. Video Gi Soon yang tersebar itu sudah menjatuhkan nilai Se Kwang dihadapan rekan kerjanya. Dan hal itu sudah cukup membuatnya kehilangan muka.
Se Kwang berpapasan dengan Ji Hoo. Ia ingin membahas soal pesta nanti malam. Ji Hoo tanya apa yang terjadi, ia mendengar ada cuplikan video Gi Soon yang beredar di internet. Meski sudah di hapus saat itu juga, ada beberapa jaksa yang sudah melihatnya.
Se Kwang menanggapi dingin pertanyaan Ji Hoo, "Jika kau menanggapi gosip tak berdasar itu, kau tidak bisa bekerja sebagai jaksa. Jangan menggubris berita itu". Se Kwang buru-buru pergi, meski Ji Hoo ingin bertanya lebih lanjut. Ponsel Ji Hoo berdering, dari Cha Don. Ji Hoo menjawabnya dan tanya apa yang dilakukan Cha Don selama ini.
Malamnya, Se Kwang memilih minum-minum sendirian di bar sebagai pelarian rasa frustasinya. Ia ingat percakapannya dengan Cha Don, saat meninjau bebas bersayarat bagi Gi Soon. Saat itu Cha Don berniat mencari Kang Seok.
Se Kwang meraih ponselnya, menghubungi seseorang. Ia tanya apa orang suruhannya itu sudah mencari kebeadaan Cha Don. Orang suruhan Se Kwang sudah berusaha mencari, tapi tidak menemukan jejaknya sekalipun. Kantor pengacaranya juga tutup. Se Kwang memberi perintah untuk menyelidiki orang yang dekat dengan Cha Don, dan temukan dimana dia.
Ji Hoo dan Cha Don janjian bertemu di kedai makan. Sejak tadi Ji Hoo terus sibuk menghubungi Se Kwang. Ji Hoo berkata hal buruk menimpa Se Kwang hari ini. Cha Don bilang ia sempat melihat cuplikan video Gi Soon, ia lalu tanya bagaimana situasi di kantor kejaksaan.
Ji Hoo balik tanya, "Apa kau tidak tahu orang macam apa jaksa Ji Se Gwang itu?. Tentu saja berita itu dianggap sebagai berita tak berdasar". Cha Don kemudian tanya bagaimana dengan perkembangan kasus pengacara Hwang. Ji Hoo dan timnya masih berusaha mengejar pemilik mobilnya. Ia tahu nomor terakhir dari nomor polisinya, jadi ini agak memakan waktu.
Cha Don tanya apa Ji Hoo tahu bahwa pengacara Hwang dulunya adalah pengacara keluarga Park Gi Soon. Ji Hoo kaget, benarkah?. Cha Don berkata ini hanya dugaannya, tapi ingat soal setumpuk uang yang ditemukan lokasi longsor?. Uang itu seharusnya milik anak Ny. Park Gi Soon.
Ji Hoo tanya apa mungkin kematian pengacara Hwang ada hubungannya dengan uang itu. Cha Don yakin ada hubungannya, karena ditemukan potongan koran yang mirip uang di TKP. Ji Hoo memikirkan perkataan Cha Don, tak lama ponselnya berdering. Tertera nama Se Kwang di layar ponsel.
Bukan Se Kwang yang menelpon, melainkan bartender bar. Bartender bilang pemilik ponselnya ini benar-benar mabuk. Ji Hoo tanya dimana tempatnya.
Bartender berusaha membangunkan Se Kwang, tak lama kemudian Ji Hoo datang bersama Cha Don. Terlihat jelas rasa cemas di wajah Ji Hoo. Tak salah lagi, pasti Ji Hoo menyukai Se Kwang. Ji Hoo mencoba membangunkan Se Kwang, tapi Se Kwang tidak bergerak. Dia menghabiskan 2 botol whisky sendirian. Cha Don bersedia mengantar Se Kwang pulang.
Cha Don membantu Se Kwang berdiri, "Aku akan mengurusnya", ucapnya pada Ji Hoo. Ji Hoo tidak berkata apa-apa lagi. Membiarkan Cha Don membawa Se Kwang pulang.
Cha Don sampai di apartemen milik Se Kwang, lalu membaringkan Se Kwang di sofa. Dalam tidurnya Se Kwang mengigau, "Setelah semua yang sudah kulakukan untuk membangun reputasiku. Park Gi Soon sialan itu tidak akan...Tak seorangpun bisa menyentuhku...Tidak ada".
Cha Don menjadi marah mendengarnya, ingin membunuh Se Kwang saat itu juga. Ia mengambil bantal sofa, berniat membekap Se Kwang dengan bantal itu. Hampir sedikit lagi, tapi Cha Don mengurungkan niatnya. "Kau harus berterima kasih padaku karena tidak membunuhmu sekarang, Ji Se Gwang".
Mumpung ada di tempat Se Kwang, Cha Don masuk ke ruang kerjanya. Mencari sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai senjata untuk melawan musuh besarnya itu. Cha Don membuka meja dan laci. Ia menemukan foto Se Kwang bersama Bi Ryung. Cha Don memotretnya kembali dengan kamera ponsel miliknya.
Cha Don lalu memeriksa laci bagian bawah, dan menemukan berkas yang berisi rencana Merger & Akuisisi Hwanghae Bank. Cha Don kembali memotret dengan kamera ponsel. Siapa tahu kelak, semua ini akan berguna. Diruang tengah, Se Kwang semakin terlelap dalam tidurnya.
Park Gi Soon jalan perlahan mendekati Se Kwang yang sedang tertidur, dengan masih memakai baju pasein. Gi Soon membawa racun di tangan kanannya. Dengan penuh dendam, perlahan-lahan ia meminumkan racun itu ke mulut Se Kwang. Se Kwang terbangun dan kaget juga ketakutan melihat wajah Gi Soon. Sembari mengusap bibirnya, ia bertanya "Apa yang kau lakukan?".
Gi Soon tersenyum penuh ancaman, "Apa kau suka? Enak?. Ini racun yang sama yang kau minumkan pada suamiku. Kau juga harus merasakan rasa sakit itu. Apa kau tidak memikirkannya?". Gi Soon tertawa terkekeh. Se Kwang memegangi lehernya yang terasa tercekik, napasnya menjadi berat. Badan Se Kwang menegang, tangannya menggapai meminta pertolongan. Sementara tawa Gi Soon terdengar semakin nyaring, seiring dengan bertambahnya rasa sakit yang dirasakan Se Kwang.
Se Kwang terjatuh dari kursi, terbangun dari mimpi buruknya. Tapi mimpi itu benar-benar seperti nyata. Ia melihat sekeliling semuanya menjadi normal. Se Kwang berdiri dan tersandung kaki Cha Don yang sedang tertidur di lantai. Se Kwang heran Apa yang terjadi semalam?. Kenapa Cha Don di sini?.
Se Kwang membangunkan Cha Don menggunakan kakinya (gak sopan). Cha Don bangun, memegangi kepalanya, berakting sakit kepala. Se Kwang tanya apa yang terjadi. Cha Don balik tanya, "Apa. Kau tak ingat sama sekali?. Kami dengar kalau kau mabuk, jadi jaksa Ji Hoo dan aku datang menjemputmu. Membawamu kesini hampir sama berharganya dengan hidupku, kau tahu".
Se Kwang mencurigai Cha Don, "Aku ingin bertanya satu hal padamu. Apa mungkin, Park Gi Soon...".
Cha Don memotong ucapan Se Kwang, "Ah, benar. Kau kenal Ny. Park Gi Soon?. Kau dulu yang mengurusnya. Kau tahu, tumpukan uang yang ditemukan di lokasi longsor di Yangpyeong, kudengar itu milik Lee Kang Seok, putra Park Gi Soon".
Cha Don tertarik ingin menjadi kuasa hukum Park Gi Soon untuk mendapatkan uangnya, dan pura-pura tidak mengetahui keberadaan Gi Soon. "Komisinya paling tidak 2 milyar. Kuharap aku bisa menemukannya. Apa bisa kau membantuku mencarinya?. Aku akan memberimu 10% dari komisinya, 200 juta won".
Se Kwang masih diam. Cha Don tanya apa komisinya terlalu kecil. Ia bersedia memberikan komisi 500 juta jika Se Kwang bersedia membantunya. Se Kwang berkata akan memberitahu Cha Don jika menemukan keberadaan Park Gi Soon.
Cha Don memesang wajah polos, "Kau tidak tahu?. Kupikir kau tahu, Kepala". Se Kwang menyuruh Cha Don pulang. Cha Don protes, "Kepala, kau sangat tidak perhatian. Perutku keroncongan, bukankah kau akan mengajakku makan?".
"Aku harus bekerja", ucap Se Kwang dingin.
Cha Don mengerti dan akan segera pergi. Sebelum pergi Cha Don mengaku mengalami masa-masa sulit. Ia berharap mendapatkan bantuan dari Se Kwang.
Se Kwang tidak menanggapi, hanya menyuruh Cha Don pergi. Ia memijit kepalanya yang terasa pusing, pengaruh mabuk semalam. Setelah Cha Don pergi, Jaksa Kwon menelpon Se Kwang. Ia memberitahu bahwa telah berhasil menemukan Gi Soon. Se Kwang terkejut diam mendengar berita itu.
Bi Ryung, wartawan Go dan jaksa Kwon bertemu di restoran. Bi Ryung kesal dan tidak mengerti apa sebenarnya yang dilakukan Se Gwang, membiarkan masalah ini sampai sejauh ini. Wartawan Go tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, seandainya ia tidak segera mendiamkan media. Bi Ryung lalu tanya bagaimana dengan uangnya. Jumlahnya lebih dari 10 milyar won. Apa hal ini diluar jangkauan kita sekarang?.
Giliran jaksa Kwon yang bicara. Tidak usah takut, Gi Soon telah dicap sebagai pembunuh. Selain itu dia sakit parah. Se Kwang masuk dan langsung menyahut, "Meskipun begitu, semuanya bisa berubah jika Park Gi Soon mengambil uang itu". (Ya, jelas wong itu emang duitnya kok..).
"Se Kwang ssi", panggil Bi Ryung tidak percaya.
Se Kwang duduk dan melanjutkan ucapannya, "Kita tidak bisa membiarkan Park Gi Soon mengambil uang itu apapun alasannya". Jaksa Kwon tanya apa Se Kwang berniat bergabung dalam rencana ini.
Kali ini Se Kwang menyerahkan segalanya pada jaksa Kwon. Park Gi Soon mungkin tidak tahu apa-apa mengenai jaksa Kwon. Jaksa Kwon minta Se Kwang menjelaskan dengan lebih jelas. "Semuanya dengarkan aku", ucap Se Kwang. Yang lainya merapat, Se Kwang memberitahukan rencananya.
Jaksa Kwon mengunjungi Gi Soon di rumah sakit. Kondisi Gi Soon memang lemah, penyakitnya kembali kambuh. Gi Soon tanya siapa kau. Jaksa Kwon memasang wajah ramah, "Sudah lama sekali. Apa kau mengingatku?".
Gi Soon mencoba mengingat, memperhatikan wajah jaksa Kwon lebih lekat. Gi Soon ingat, pria yang sok baik yang berdiri dihadapannya ini adalah jaksa yang menangani kasus pembunuhan Lee Jong Man. Gi Soon bisa mengingat dengan jelas, perkataan jaksa Kwon yang dulu mengancamnya akan memasukkan Gi Soon kedalam penjara, dengan hukuman berat bagaimanapun caranya.
Gi Soon sedikit takut, ia tanya kenapa jaksa Kwon kesini. Sekertaris Seo menjawab, dia (jaksa Kwon) jaksa agung dari DPO Seoul. Jaksa Kwon berkata ia melihat surat pengaduan Gi Soon, dan membuatnya berpikir telah melakukan kesalahan besar.
Gi Soon : Kau melakukan kesalahan besar. Benar. Jika kau cukup mempercayai perkataanku saat itu...
Jaksa Kwon membungkuk meminta maaf, di ikuti sekertaris Seo. Gi Soon berkata permintaan maaf jaksa Kwon itu hanya akan menambah rasa sakit hatinya. Jaksa Kwon bilang yang ia lakukan hanyalah mengungkap kebenaran. Kau mencari putramu, Lee Kang Seok, kan?.
"Ya. Kenapa?", tanya Gi Soon tanpa memandang wajah jaksa Kwon.
Jaksa Kwon mengarang cerita dengan bilang saat ini Lee Kang Seok berada di Jerman.
"Jerman?", tanya Gi Soon tidak yakin.
Sekertaris Seo membuka tas, dan mengeluarkan tablet. Lalu menujukkan sebuah video pada Gi Soon. Jaksa Kwon berkata video itu merupakan pesan dari Lee Kang Seok untuk ibunya.
Di dalam kamar, Gi Soon mengganti saluran televisi berulang-ulang. Tampak raut kecewa di wajahnya. Cha Don masuk, dan mengetahui isi hati ibunya. Cha Don berkata video pernyataan Gi Soon tidak akan masuk berita. Gi Soon tidak percaya, ia ingin memastikan sendiri.
Cha Don mengambil remote dan mematikan televisi, dengan lembut ia berkata, "Cuplikan video yang kita unggah di internet juga sudah dihapus. Seperti kataku media dan kantor kejaksaan mengendalikan semuanya. Ini tidak akan membuat mereka mengalah sama sekali, Bu".
Gi Soon marah, kecewa dan benar-benar tidak percaya, "Bagaimana semua ini bisa terjadi. Aku punya semua buktinya. Para wartawan, para jaksa, apa sebenarnya pekerjaan mereka?". Cha Don hanya diam mendengar keluhan ibunya. Gi Soon minta maaf, ia tidak bermaksud menyinggung putranya ataupun membuatnya marah.
Cha Don meraih tangan Gi Soon, tersenyum, " Tidak apa-apa jika ibu marah padaku. Jika itu membuat ibu merasa lebih baik, luapkan saja kemarahan ibu padaku". Gi Soon memandang Cha Don, matanya sudah basah karena air mata.
Cha Don memeluk Gi Soon. Gi Soon menangis di bahu putranya. Cha Don mengusap pelan pundak Gi Soon, seolah ingin menghapus semua kesedihan ibunya.
Dikantor kejaksaan, para jaksa dan pegawai lainya melihat Se Kwang dengan tatapan berbeda. Video Gi Soon yang tersebar itu sudah menjatuhkan nilai Se Kwang dihadapan rekan kerjanya. Dan hal itu sudah cukup membuatnya kehilangan muka.
Se Kwang berpapasan dengan Ji Hoo. Ia ingin membahas soal pesta nanti malam. Ji Hoo tanya apa yang terjadi, ia mendengar ada cuplikan video Gi Soon yang beredar di internet. Meski sudah di hapus saat itu juga, ada beberapa jaksa yang sudah melihatnya.
Se Kwang menanggapi dingin pertanyaan Ji Hoo, "Jika kau menanggapi gosip tak berdasar itu, kau tidak bisa bekerja sebagai jaksa. Jangan menggubris berita itu". Se Kwang buru-buru pergi, meski Ji Hoo ingin bertanya lebih lanjut. Ponsel Ji Hoo berdering, dari Cha Don. Ji Hoo menjawabnya dan tanya apa yang dilakukan Cha Don selama ini.
Malamnya, Se Kwang memilih minum-minum sendirian di bar sebagai pelarian rasa frustasinya. Ia ingat percakapannya dengan Cha Don, saat meninjau bebas bersayarat bagi Gi Soon. Saat itu Cha Don berniat mencari Kang Seok.
Se Kwang meraih ponselnya, menghubungi seseorang. Ia tanya apa orang suruhannya itu sudah mencari kebeadaan Cha Don. Orang suruhan Se Kwang sudah berusaha mencari, tapi tidak menemukan jejaknya sekalipun. Kantor pengacaranya juga tutup. Se Kwang memberi perintah untuk menyelidiki orang yang dekat dengan Cha Don, dan temukan dimana dia.
Ji Hoo dan Cha Don janjian bertemu di kedai makan. Sejak tadi Ji Hoo terus sibuk menghubungi Se Kwang. Ji Hoo berkata hal buruk menimpa Se Kwang hari ini. Cha Don bilang ia sempat melihat cuplikan video Gi Soon, ia lalu tanya bagaimana situasi di kantor kejaksaan.
Ji Hoo balik tanya, "Apa kau tidak tahu orang macam apa jaksa Ji Se Gwang itu?. Tentu saja berita itu dianggap sebagai berita tak berdasar". Cha Don kemudian tanya bagaimana dengan perkembangan kasus pengacara Hwang. Ji Hoo dan timnya masih berusaha mengejar pemilik mobilnya. Ia tahu nomor terakhir dari nomor polisinya, jadi ini agak memakan waktu.
Cha Don tanya apa Ji Hoo tahu bahwa pengacara Hwang dulunya adalah pengacara keluarga Park Gi Soon. Ji Hoo kaget, benarkah?. Cha Don berkata ini hanya dugaannya, tapi ingat soal setumpuk uang yang ditemukan lokasi longsor?. Uang itu seharusnya milik anak Ny. Park Gi Soon.
Ji Hoo tanya apa mungkin kematian pengacara Hwang ada hubungannya dengan uang itu. Cha Don yakin ada hubungannya, karena ditemukan potongan koran yang mirip uang di TKP. Ji Hoo memikirkan perkataan Cha Don, tak lama ponselnya berdering. Tertera nama Se Kwang di layar ponsel.
Bukan Se Kwang yang menelpon, melainkan bartender bar. Bartender bilang pemilik ponselnya ini benar-benar mabuk. Ji Hoo tanya dimana tempatnya.
Bartender berusaha membangunkan Se Kwang, tak lama kemudian Ji Hoo datang bersama Cha Don. Terlihat jelas rasa cemas di wajah Ji Hoo. Tak salah lagi, pasti Ji Hoo menyukai Se Kwang. Ji Hoo mencoba membangunkan Se Kwang, tapi Se Kwang tidak bergerak. Dia menghabiskan 2 botol whisky sendirian. Cha Don bersedia mengantar Se Kwang pulang.
Cha Don membantu Se Kwang berdiri, "Aku akan mengurusnya", ucapnya pada Ji Hoo. Ji Hoo tidak berkata apa-apa lagi. Membiarkan Cha Don membawa Se Kwang pulang.
Cha Don sampai di apartemen milik Se Kwang, lalu membaringkan Se Kwang di sofa. Dalam tidurnya Se Kwang mengigau, "Setelah semua yang sudah kulakukan untuk membangun reputasiku. Park Gi Soon sialan itu tidak akan...Tak seorangpun bisa menyentuhku...Tidak ada".
Cha Don menjadi marah mendengarnya, ingin membunuh Se Kwang saat itu juga. Ia mengambil bantal sofa, berniat membekap Se Kwang dengan bantal itu. Hampir sedikit lagi, tapi Cha Don mengurungkan niatnya. "Kau harus berterima kasih padaku karena tidak membunuhmu sekarang, Ji Se Gwang".
Mumpung ada di tempat Se Kwang, Cha Don masuk ke ruang kerjanya. Mencari sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai senjata untuk melawan musuh besarnya itu. Cha Don membuka meja dan laci. Ia menemukan foto Se Kwang bersama Bi Ryung. Cha Don memotretnya kembali dengan kamera ponsel miliknya.
Cha Don lalu memeriksa laci bagian bawah, dan menemukan berkas yang berisi rencana Merger & Akuisisi Hwanghae Bank. Cha Don kembali memotret dengan kamera ponsel. Siapa tahu kelak, semua ini akan berguna. Diruang tengah, Se Kwang semakin terlelap dalam tidurnya.
Park Gi Soon jalan perlahan mendekati Se Kwang yang sedang tertidur, dengan masih memakai baju pasein. Gi Soon membawa racun di tangan kanannya. Dengan penuh dendam, perlahan-lahan ia meminumkan racun itu ke mulut Se Kwang. Se Kwang terbangun dan kaget juga ketakutan melihat wajah Gi Soon. Sembari mengusap bibirnya, ia bertanya "Apa yang kau lakukan?".
Se Kwang terjatuh dari kursi, terbangun dari mimpi buruknya. Tapi mimpi itu benar-benar seperti nyata. Ia melihat sekeliling semuanya menjadi normal. Se Kwang berdiri dan tersandung kaki Cha Don yang sedang tertidur di lantai. Se Kwang heran Apa yang terjadi semalam?. Kenapa Cha Don di sini?.
Se Kwang membangunkan Cha Don menggunakan kakinya (gak sopan). Cha Don bangun, memegangi kepalanya, berakting sakit kepala. Se Kwang tanya apa yang terjadi. Cha Don balik tanya, "Apa. Kau tak ingat sama sekali?. Kami dengar kalau kau mabuk, jadi jaksa Ji Hoo dan aku datang menjemputmu. Membawamu kesini hampir sama berharganya dengan hidupku, kau tahu".
Se Kwang mencurigai Cha Don, "Aku ingin bertanya satu hal padamu. Apa mungkin, Park Gi Soon...".
Cha Don memotong ucapan Se Kwang, "Ah, benar. Kau kenal Ny. Park Gi Soon?. Kau dulu yang mengurusnya. Kau tahu, tumpukan uang yang ditemukan di lokasi longsor di Yangpyeong, kudengar itu milik Lee Kang Seok, putra Park Gi Soon".
Cha Don tertarik ingin menjadi kuasa hukum Park Gi Soon untuk mendapatkan uangnya, dan pura-pura tidak mengetahui keberadaan Gi Soon. "Komisinya paling tidak 2 milyar. Kuharap aku bisa menemukannya. Apa bisa kau membantuku mencarinya?. Aku akan memberimu 10% dari komisinya, 200 juta won".
Se Kwang masih diam. Cha Don tanya apa komisinya terlalu kecil. Ia bersedia memberikan komisi 500 juta jika Se Kwang bersedia membantunya. Se Kwang berkata akan memberitahu Cha Don jika menemukan keberadaan Park Gi Soon.
Cha Don memesang wajah polos, "Kau tidak tahu?. Kupikir kau tahu, Kepala". Se Kwang menyuruh Cha Don pulang. Cha Don protes, "Kepala, kau sangat tidak perhatian. Perutku keroncongan, bukankah kau akan mengajakku makan?".
"Aku harus bekerja", ucap Se Kwang dingin.
Cha Don mengerti dan akan segera pergi. Sebelum pergi Cha Don mengaku mengalami masa-masa sulit. Ia berharap mendapatkan bantuan dari Se Kwang.
Se Kwang tidak menanggapi, hanya menyuruh Cha Don pergi. Ia memijit kepalanya yang terasa pusing, pengaruh mabuk semalam. Setelah Cha Don pergi, Jaksa Kwon menelpon Se Kwang. Ia memberitahu bahwa telah berhasil menemukan Gi Soon. Se Kwang terkejut diam mendengar berita itu.
Bi Ryung, wartawan Go dan jaksa Kwon bertemu di restoran. Bi Ryung kesal dan tidak mengerti apa sebenarnya yang dilakukan Se Gwang, membiarkan masalah ini sampai sejauh ini. Wartawan Go tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, seandainya ia tidak segera mendiamkan media. Bi Ryung lalu tanya bagaimana dengan uangnya. Jumlahnya lebih dari 10 milyar won. Apa hal ini diluar jangkauan kita sekarang?.
Giliran jaksa Kwon yang bicara. Tidak usah takut, Gi Soon telah dicap sebagai pembunuh. Selain itu dia sakit parah. Se Kwang masuk dan langsung menyahut, "Meskipun begitu, semuanya bisa berubah jika Park Gi Soon mengambil uang itu". (Ya, jelas wong itu emang duitnya kok..).
"Se Kwang ssi", panggil Bi Ryung tidak percaya.
Se Kwang duduk dan melanjutkan ucapannya, "Kita tidak bisa membiarkan Park Gi Soon mengambil uang itu apapun alasannya". Jaksa Kwon tanya apa Se Kwang berniat bergabung dalam rencana ini.
Kali ini Se Kwang menyerahkan segalanya pada jaksa Kwon. Park Gi Soon mungkin tidak tahu apa-apa mengenai jaksa Kwon. Jaksa Kwon minta Se Kwang menjelaskan dengan lebih jelas. "Semuanya dengarkan aku", ucap Se Kwang. Yang lainya merapat, Se Kwang memberitahukan rencananya.
Jaksa Kwon mengunjungi Gi Soon di rumah sakit. Kondisi Gi Soon memang lemah, penyakitnya kembali kambuh. Gi Soon tanya siapa kau. Jaksa Kwon memasang wajah ramah, "Sudah lama sekali. Apa kau mengingatku?".
Gi Soon mencoba mengingat, memperhatikan wajah jaksa Kwon lebih lekat. Gi Soon ingat, pria yang sok baik yang berdiri dihadapannya ini adalah jaksa yang menangani kasus pembunuhan Lee Jong Man. Gi Soon bisa mengingat dengan jelas, perkataan jaksa Kwon yang dulu mengancamnya akan memasukkan Gi Soon kedalam penjara, dengan hukuman berat bagaimanapun caranya.
Gi Soon sedikit takut, ia tanya kenapa jaksa Kwon kesini. Sekertaris Seo menjawab, dia (jaksa Kwon) jaksa agung dari DPO Seoul. Jaksa Kwon berkata ia melihat surat pengaduan Gi Soon, dan membuatnya berpikir telah melakukan kesalahan besar.
Gi Soon : Kau melakukan kesalahan besar. Benar. Jika kau cukup mempercayai perkataanku saat itu...
Jaksa Kwon membungkuk meminta maaf, di ikuti sekertaris Seo. Gi Soon berkata permintaan maaf jaksa Kwon itu hanya akan menambah rasa sakit hatinya. Jaksa Kwon bilang yang ia lakukan hanyalah mengungkap kebenaran. Kau mencari putramu, Lee Kang Seok, kan?.
"Ya. Kenapa?", tanya Gi Soon tanpa memandang wajah jaksa Kwon.
Jaksa Kwon mengarang cerita dengan bilang saat ini Lee Kang Seok berada di Jerman.
"Jerman?", tanya Gi Soon tidak yakin.
Sekertaris Seo membuka tas, dan mengeluarkan tablet. Lalu menujukkan sebuah video pada Gi Soon. Jaksa Kwon berkata video itu merupakan pesan dari Lee Kang Seok untuk ibunya.
Dalam video itu ada pria yang mengaku sebagai Kang Seok, dan tinggal di Jerman. Jaksa Kwon memperhatikan perubahan wajah Gi Soon.
Di tempat lain, Se Kwang dan Bi Ryung berdiri di depan pria yang mengaku sebagai Kang Seok. Video itu adalah rekaman langsung yang dikirim untuk Gi Soon. Bi Ryung memberi kode pada pria itu untuk menyinggung masalah kalung.
"Kurasa ini saat ulang tahun ibu. Ibu menangis setelah bertengkar dengan ayah. Aku memberi ibu hadiah sebuah kalung. Ibu menangis setelah melihat kalung itu. Ibu ingat? Ayah ingin aku menjadi pegolf, tapi aku ingin menjadi profesor.
Aku harus belajar saat ini dan membuatmu bangga. Ibu, aku akan segera menemuimu. Ibu harus menjaga kesehatan sampai aku kembali. Mengerti?".
Gi Soon berakting menangis saat melihat video itu. Sekertaris Seo mengambil kembali tablet. Jaksa Kwon mengira tipuannya berhasil, "Apa yang dia katakan ini benar?". Gi Soon mengiyakan.
"Kalau begitu, dia Lee Kang Seok. Syukurlah. Kau menemukan putramu", kata Jaksa Kwon.
Gi Soon menghapus air mata, "terima kasih".
Jaksa Kwon akan melakukan test DNA untuk memastikan, untuk itu ia minta sehelai rambut Gi Soon. "Tumpukan uang milik Lee Kang Seok sudah ditemukan. Karena beritanya beredar di masyarakat, ada banyak sekali penipuan. Kami harus bersiap-siap lebih dulu".
Gi Soon : Apa yang terjadi pada Ji Se Gwang?. Kau masih berpikir kalau aku ini pembunuh?
Jaksa Kwon : Jika kau pelakunya, aku tidak akan datang kesini sejak awal.
Gi Soon : Lalu, menurutmu siapa pelakunya?
Jaksa Kwon sempat berpikir, dan akhirnya menyebut nama Ji Se Kwang. Gi Soon balik tanya, "Apa kau yakin"?. Jaksa Kwon mengiyakan, sangat yakin.
Gi Soon terlihat puas, mempersilahkan jaksa Kwon untuk mengambil rambutnya. Jaksa Kwon memberi kode pada sekertaris Seo. Sekertaris Seo menganguk, mengambil sehelai rambut Gi Soon. Sebelum pamit pergi, jaksa Kwon berkata sebentar lagi Gi Soon akan bertemu dengan putranya. Gi Soon tersenyum tipis.
Sekertaris Seo tidak mengira akan semudah ini meyakinkan Gi Soon. Dokter bilang Park Gi Soon tidak akan mampu bertahan lama. Bagi jaksa Gi Soon bukan masalah Gi Soon hidup atau mati, kita sudah mendapat semua yang kita perlukan darinya.
Cha Don muncul dari balik tembok dan melihat keduanya. Jaksa Kwon jalan pergi bersama sekertaris Seo. Cha Don menatap penuh marah. Ingatan masa lalu Cha Don kembali berputar. Cha Don ingat saat jaksa Kwon membawanya ke tempat pembuangan sebelum di kejar-kejar pembunuh bayaran. Ketika itu jaksa Kwon berkata, "Setiap orang bisa jadi jaksa,
tapi tidak semua orang bisa menjadi jaksa yang adil".
Cha Don masuk ke kamar Gi Soon. Mengambil perekam yang sengaja ia letakkan di bawah bantal ibunya. Dengan lemah Gi Soon berkata, "Kang Seok, kau benar. Penjahat-penjahat itu, setelah semua yang mereka lakukan mereka masih menginginkan uang itu!".
Cha Don meminta ibunya tidak usah cemas, ia tidak akan membiarkan mereka melakukannya. "Kang Seok...", panggil Gi Soon lalu terbatuk-batuk. Cha Don memasang masker oksigen. Gi Soon menarik napas dalam.
Cha Don : Karena mereka sibuk untuk mendapatkan uang itu, mereka tidak akan mengganggu ibu. Ibu harus mendapatkan yang lebih baik untuk sementara ini.
Gi Soon menganguk pelan. Cha Don membelai wajah ibunya dengan penuh perasaan sayang. Cha Don sedih melihat ibunya harus menderita seperti ini. Gu Shik dan sekertaris Hong masuk, ia mengajak Cha Don bicara di luar.
Ketiganya kemudian bicara di taman. Gu Shik berkata ada uang yang ditemukan itu adalah mata uang lama dan jumlahnya lebih dari 10 milyar won. Selain itu, masih ada barang antik, lukisan mahal, dan emas batangan. Departemen Kehakiman meminta bank untuk menyimpannya, tapi semua bank menolaknya karena tempat yang tidak mencukupi. Lalu Cha Don tanya diaman semua uang itu disimpan sekarang.
Di tempat lain. Se Kwang dan sekutunya membahas hal yang sama. Wartawan Go bilang lokasi penyimpan uang 10 milyar masih di rahasiakan. Setelah pemerintah memastikan identitas Kang Seok, mereka hanya akan mengijinkan orang itu saja yang tahu. Bi Ryung menimpali, jika begitu tidak perlu cemas karena kita memiliki Kang Seok paslu.
Kembali ke Cha Don, dkk. Sekertaris Hong berkata yang Cha Don lakukan hanya perlu membuka identitas lamanya dan mengklaim uang itu. Cha Don tidak mau jika sampai Se Kwang, dkk mengetahui jika ia adalah Kang Seok. Gu Shik bingung dan tanya bagaimana dengan uangnya. Cha Don memastikan akan mendapatkannya kembali. Hari disaat Hwang Jang Shik terbunuh, dia menghubungiku. Orang yang membunuh Hwang Jang Shik pasti salah satu dari komplotan mereka.
Gu Shik tanya apa rencana Cha Don. Cha Don berencana menjadi pengacara pembunuh. "Tunggu saja, aku akan melalui mereka dan memastikan mereka akan dihukum karena perbuatan mereka".
Sekertaris Hong : Tapi, siapa kira-kira yang membunuh Pengacara Hwang Jang Shik?
Kepala bagian Oh menemukan pemilik mobil dengan plat nomor terakhir 2580. Mobil yang digunakan pembunuh pengacara Hwang. Ji Hoo tanya siapa pemiliknya. Kepala bagian Oh ragu-ragu dan sedikit takut mengatakannya. Ji Hoo kembali bertanya siapa pemiliknya. Kepala bagian Oh mendesah, astaga ini membuatku gila.
Kali ini Ji Hoo membentak, "Siapa pemiliknya! 2580 itu?". Dengan terbata, kepala penyidik Oh bilang pemilik mobil itu adalah Jaksa Agung.
"Jaksa agung...jaksa agung kita?", tanya Ji Hoo meyakinkan.
Kepala penyidik Oh mengiyakan. Jaksa agung Kwon Jae Kyu. Ji Hoo kaget dan hampir tidak percaya.
Lift berhenti, dan pintunya terbuka. Jaksa Kwon berdiri di depan lift, lalu masuk bersama sekertaris Seo. Kepala bagian Oh dan Ji Hoo semakin kaget. Setelah menyapa jaksa Kwon, kepala bagian Oh buru-buru keluar lift.
Ji Hoo masih terpaku di tempatnya, dan harus satu lift dengan jaksa Kwon.
"Apa kau yang bertanggung jawab atas kasus pembunuhan Hwang Jung Shik?", tanya jaksa Kwon memecah keheningan.
"Ya, pak", jawab Ji Hoo.
Jaksa Kwon ingin tahu bagaimana hasil penyelidikannya. Apa kau bisa terus "memberitahuku perkembangannya.
" Ya?. Ya. Aku mengerti", jawab Ji Hoo kemudian.
Ji Hoo melirik jaksa Kwon. Ia mulai curiga jaksa Kwon terlibat dalam pembunuhan pengacara Hwang.
Jae In stress dan mulai makan banyak. Di hadapannya banyak pizza cone yang siap untuk disantap, ditemani sebotol besar coca cola. Jae In makin dengan penuh nafsu. Pal Do yang melihatnya jadi panik, mengambil pizza dari tangan Jae In, "Hei, Jae In. Kau tidak boleh memakannya. Jangan dimakan. Jangan dimakan".
Jae In berontak, "Lepas. Lepas. Kenapa kau memperlakukanku seperti ini, Paman?".
Pal Do : Setelah semua yang kau lakukan untuk kurus? Jangan makan seperti itu!
Jae In : Khawatirkan saja pernikahanmu sendiri, Paman. Kenapa kau sangat tertarik dengan berat badanku?.
Jae In kembali merebut pizza dari tangan Jae In, "Apa hubungannya dengan pernikahanku? Hentikan".
Ny. Bok datang, "Biarkan saja dia. Tinggalkan dia sendiri". Ny. Bok lalu menjejalkan pizza ke mulut Jae In, "Lihat saja wajahmu, bocah gila. Makan saja sesukamu sampai beratmu naik lagi".
Jae In bicara dengan mulut penuh makanan, "Menurut ibu omongan semacam itu bisa membuatku berhenti?".
Ny. Bok : Malang sekali. Jika kau benar-benar putus dari Cha Don, bawa dia kembali!
Jae In : Sehingga ibu bisa memaksa kami menikah seperti yang terakhir kali?. Biarkan saja Cha Don. Ibu yang merusak semuanya.
Ny. Bok : Apa kau sudah gila?. Kau bilang kalau yang memutuskan Cha Don.
Ny. Bok menyuruh Pal Do menghubungi Presiden Hwang dari Perusahaan Mangang. "Kita atur kencan buta untuk anak tertuanya dan gadis sialan ini".
Pal Do heran, " Putra tertua dari Perusahaan Mangang mengalami kebotakan yang parah".
Ny. Bok berkata "Dia bisa transplantasi rambut. Lihat aktor Lee Duk Hwa. Bukankah dia tampan?. Dia juga mengoperasi seluruh tubuhnya".
(Wkwkwk.. aktor Lee Duk Hwa itu kan bapak kandungnya sekertaris Hong, di kehidupan nyata).
Jae In marah, "Keterlaluan, kenapa ibu juga menggangguku? Kenapa selalu begitu?". Ny. Bok sibuk membersihkan bajunya dari serpihan makanan yang menyebur dari mulut Jae In. Jae In kesal dan merasa benar-benar tidak bisa tinggal di rumah ini lagi. Aku keluar. Mengerti!.
Jae In pergi dengan marah. Pal Do mengejar. Ny. Bok tertawa, "Semua yang ibu lakukan ini adalah mengeluarkanmu dari cangkangmu. Ibu tahu kau masih bersembunyi". Ny. Bok menarik napas panjang, "Jae In ah. Jangan mengecewakan ibumu".
Ny. Bok hanya ingin menjadikan Jae In wanita yang mandiri, kuat dan mampu meneruskan usahanya.
Lanjut ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 13 Part 2
Bener2 licik se kwang dkk
ReplyDeleteaja aja fighting mbak nuri, ditunggu kelanjutannya :D
ReplyDelete