Young Ja berlenggak lenggok di depan kaca mencoba mantel bulu, hadiah pernikahan dari keluarga Tae San. Joo Ri masuk dan tanya apa yang ibunya lakukan. Young Ja balik tanya bagaimana dengan penampilannya, Bagus?. Joo Ri melihat ibunya sangat gembira. Young Ja tertawa dan melambaikan tangannya yang memakai cincin dengan mata berlian besar.
Joo Ri mengira ibunya membeli cincin baru. Young Ja bilang cincin ini Ini ada di dalam kantong mantel bulu, hadiah dari keluarga Tae San. Joo Ri kaget, "mereka memberikannya juga?". Young Ja mengiyakan, Ini adalah tren dari keluarga kelas atas, bagi keluarga pengantin wanita memberikan hadiah ini untuk keluarga pengantin pria.
"Wah...Ibu benar-benar mendapatkan jackpot", ucap Joo Ri takjub.
Young Ja berkata itu belum semua, apa kau melihat lukisan di ruang tengah?. Joo Ri mengangguk, "ya". Young Ja bilang Nyonya Ma membeli dengan harga tinggi dalam lelang di New York. Joo Ri kembali takjub mereka sungguh murah hati, keluarga Tae San bukanlah keluarga sembarangan. Young Ja tertawa lebar, kenapa ya!. Mereka berbeda dengan keluarga Min (keluarga Chae Won).
Terdengar suara Chul Goo diruang tengah memanggi ibunya. Young Ja kaget, "Suara apa itu?. Bukankah itu Chul Goo?". Chul Goo teriak lagi. Joo Ri berkata itu memang suara kakaknya. Young Ja bingung kenapa jam segini dia ada di rumah?.
Young Ja bergegas keluar kamar. Chul Goo berdiri dengan wajah bertekuk segi empat. Ia heran kenapa Chul Goo pulang jam segini, seharusnya Chul Goo ada di pesawat sekarang. "Apa yang terjadi?. Dimana Hong Ju!".
Chul Goo bilang Hong Ju tidak mau pergi bulan madu dan memilih menginap di hotel. Joo Ri dan Young Ja sama-sama terkejut, "APA?". "Apa kalian bertengkar?", tanya Joo kemudian. Chul Goo kesal dan melempar tasnya, "Jangan mengangguku. Aku capek", lalu pergi ke kamar. Young Ja memanggil Chul Goo, tapi yang di panggil tidak peduli.
Joo Ri menebak pasti kakaknya itu bertengkar dengan Hong Ju. Young Ja mengeluh, "Dia benar-benar membuat ibu gila".
Young Ja pergi kekamar Chul Goo minta penjelasan. "Apa kau bertengkar dengannya?. Pertengkaran seperti apa sehingga kau harus kembali ke rumah?. Kenapa kalian bertengkar?". Chul Goo merasa lelah dan ingin sendirian. Young Ja tanya kemana Hong Ju, apa dia pulang kerumah orang tuanya?.
Chul Goo menjawab Hong Ju pergi kehotel. Dia sangat manja, berbeda dengan Chae Won. Young Ja memukul punggung Chul Goo, "dasar bodoh". Chul Goo mengaduh kesakitan.
Young Ja kesal kenapa Chul Goo mengungkit-ungkit Chae Won lagi?. Apa kau mengungkit-ungkit soal dia di depan Hong Ju?. Chul Goo bilang "tidak". Young Ja pusing, pada akhinya putranya itu menghabiskan malam pertamanya sendirian. Ia kembali memukuli anaknya. Chul Goo teriak kesakitan. "Hentikan, aku bisa jadi gila". Young Ja membalas dengan teriakannya yang lebih nyaring.
Stress ya punya anak macam Chul Goo...wkwkwkwk...
Chae Won menulis menu, sejenak ia terdiam. Merasa penasaran apakah Chul Goo bisa melewati bulan madunya dengan lancar. Chae Won tersenyum, lalu bicara pada dirinya sendiri, "Min Chae Won, kau usil sekali. Kenapa kau peduli?". Chae Won mengelengkan kepala, membuang pikirannya yang tidak berguna.
Hyo Dong jalan mondar-mandir di kamar, berkali-kali menghela napas berat. Ia membulatkan tekad pergi ke cafe. Setiba di cafe, tempat itu gelap dengan pintu terkunci. Hyo Dong menggedor pintu. Ia minta Choon Hee mendengarkannya sebelum pergi. Hyo Dong tidak bisa pisah seperti ini. Di dalam, terlihat kamar Choon Hee yang gelap.
Hyo Dong terus teriak memanggil Choon Hee, ia mengira Choon Hee benar-benar tidak mau menemuinya. Sekarang Hyo Dong mengerti bagaimana perasaan Choon Hee padanya. Hyo Dong membungkuk kan badan dan mengucapkan selamat tinggal. Hyo Dong pergi, lalu berbalik sekali lagi. Seolah ingin meyakinkan hatinya bahwa semuanya telah berakhir.
Di waktu yang sama, dengan berlindung di bawah payung dari rintik hujan. Choon Hee berdiri di depan pintu gerbang rumah mie. Ia berharap dapat melihat Hyo Dong untuk yang terakhir kali. Choon Hee ingin menelpon Hyo Dong tapi tidak jadi. "Tidak seharusnya, aku menganggunya ketika dia hidup bahagia dengan mertuanya. Benar, aku lebih baik pergi tanpa keributan".
Choon Hee berbalik pergi. Tak lama kemudian Hyo Dong pulang dari arah yang lain. Punggung mereka saling membelakangi. Jarak keduanya tidak terlalu jauh, tapi mereka tidak menyadarinya karena sibuk dengan pikiran masing-masing.
Pagi hari. Kelurga Uhm berkumpul menikmati sarapan mereka. Nenek tanya dimana Hyo Dong. Chae Won menjawab ayahnya akan keluar sebentar lagi. Hyo Dong keluar kamar, nenek mengajak nenek untuk sarapan, tapi Hyo Dong merasa tidak mempunyai nafsu makan.
Hyo Dong pamit pada kakek akan pergi kerja. Kakek melarang Hyo Dong pergi dengan perut kosong. Hyo Dong berkata tidak apa-apa, membungkuk pada kakek lalu pergi. Chae Won sedih melihat ayahnya. Ki Moon berkata sekarang Hyo Dong terlihat lebih kurus dan pucat. Ki Choon merasa kasihan, lalu bicara pada nenek, "Ibu. tidakkah Ibu pikir Ibu sudah terlalu berlebihan?".
"Wanita yang terlihat seperti Buddha seperti waktu itu?", sindir Ki Choon. Nenek marah dan menyuruh Ki Choon untuk menutup mulut besarnya itu, atau ibu akan menjahit mulutmu. Ki Choon spontan menutup mulutnya rapat-rapat. (wkwkwk).
Ki Ok berkata kelihatannya Hyo Dong dan Choon Hee benar-benar jatuh cinta. Aku melihat Nyonya Yang kemarin. Wajahnya semakin kurus. Do He heran kenapa tiba-tiba Ki Ok berkata seperti itu. Ki Ok merasa Choon Hee bukanlah orang jahat. Kang Sook menyahut bahwa Choon Hee adalah orang yang baik.
Do Hee berdecak, cepat sekali kau berubah pikiran. Oh. Apa itu karena kau sudah mengembalikan gaun dan kalungnya?. Kau menerimanya dengan syarat bahwa kau akan merahasiakan hubungan mereka. Sekarang karena mereka sudah berpisah, kau seharusnya mengembalikan kepadanya.
Kang Sook membela diri barang yang ia terima bukanlah sogokan, tapi tanda bukti persahabatan. Ki Ok tertawa, "Apa itu sebabnya kau menarik rambutnya?". Kang Sook terdiam tanpa bisa membela diri. Chae Won terkejut mengetahui bibinya melakukan kekerasan pada Choon Hee.
Sebelum berangkat kerja, Chae Won menyempatkan mampir dulu ke cafe Choon Hee. Saat itu Choon Hee tengah menikmati sarapan mie ramen. Choon Hee tak menyangka mendapatkan kunjungan dari Chae Won. Chae Won meminta maaf karena menganggu pagi-pagi begini.
Chae Won mengutarakan maksud kedatangannya, ia minta Choon Hee memberikan kesempatan pada Hyo Dong, "Ayahku sendirian selama 30 tahun jadi ayah tidak berpengalaman dalam hal cinta. Dia adalah seorang ayah yang baik dan menantu yang sempurna, tapi dia mungkin adalah seorang kekasih yang kurang. Tapi ayah benar-benar memiliki hati yang hangat. Aku dapat menjaminnya.
Ayah mengalami banyak kesedihan akhir-akhir ini sehingga wajahnya semakin kurus. Ayah tidak makan. Tidak dapat tidur dengan nyenyak. Aku tidak tahan melihatnya bersedih. Jika anda meninggalkannya seperti ini, dia akan patah hati. Anda adalah cinta pertamanya sejak ibuku meninggal. Jika hatinya terluka lagi. ini akan sangat kejam.
Choon Hee merasa tersentuh, "Tapi, Hyo Dong memiiki dirimu". Chae Won tahu ada hal-hal yang tidak bisa Chae Won penuhi, karena itu ia sangat berharap Choon Hee dan ayahnya bisa menikah. Chae Won memohon Choon Hee tidak pergi dan tetap di samping ayahnya.
3 ahjuma koki mulai bergosip ketika melihat keranjang bunga di atas meja kerja Chae Won. Ada boneka teddy bear dan juga permen lolipop. Di kartu pengirim tertulis nama Lee Se Yoon. Koki yang paling muda sudah menduga Chae Won diterima berkerja di perusahaan ini karena dekat dengan direktur. Kedua koki lainya setuju, meski begitu bagaimana Direktur bisa mengekspresikan cintanya begitu terbuka?.
Pintu terbuka, Chae Won datang dan meminta maaf karena terlambat. Koki muda langsung menyindir, "Ini dia penguasa kita yang sebenarnya Aku harus memperlakukannya dengan baik".
Koki 2 berkata direktur dulu tidak pernah makan di cafeteria, tapi direktur sering datang ke cafetaria setelah Chae Won bekerja disana.
Chae Won yang tidak mengerti tanya apa maksudnya. Koki muda kembali menyindir, "Jangan malu-malu dan berlagak polos ketika ada buktinya".
Chae Won melihat keranjang bunga, dan tanya apa itu untukku. Chae Won merasa bingung ketika membaca kartu pengirim, "Happy White Day, dari Lee Se Yoon". Koki yang paling tua tanya "kapan kau mulai berkencan dengan direktur. Apa Presdir tahu tentang hal ini?".
Chae Won menyangkal, "Tidak. Kami tidak berkencan". 3 koki ini tersenyum sinis, memandang Chae Won dengan tatapan merendahkan. Dan entah sejak kapan kepala Joo Ri muncul di balik pintu, mendengarkan percakapan mereka. Dengan senyuman sinis nan licik.
(Hm...mencurigakan..kenapa Joo Ri tersenyum licik seperti itu...Jika memang karangan bunga itu dari Se Yoon seharusnya dia merasa marah dan cemburu, bukannya malah tersenyum licik seperti itu....Jangan-jangan pengirimnya bukan Se Yoon tapi Joo Ri sendiri).
Di depan kantor, suplier datang mengantarkan sayuran. Chae Won yang bertanggung jawab menerimanya, ia sangat teliti dan tidak mau menerima sayuran yang berkualitas jelek. Suplier mengeluh karena Chae Won terlalu ketat, berilah sedikit kelonggaran untuk saya. Chae Won tidak bisa melakukannya, karena makanan ini untuk karyawan.
Se Yoon lewat dan melihat Chae Won "Kau datang lebih awal", sapanya. Chae Won terlihat cangguh. "Aku sibuk. Permisi", ucap Chae Won lalu masuk ke dalam. Chae Won jelas menghindari Se Yoon. Se Yoon yang melihat perubahan sikap Chae Won merasa bingung, "Ada apa dengannya?. Apa terjadi sesuatu padanya?".
Manager pemasaran menemui Se Yoon dengan membawa contoh iklan untuk produk baru perusahaan. Manager pemasaran terus tersenyum melihat wajah Se Yoon, ia tak menyangka kalau Se Yoon memiliki sisi romantis. Saya selalu lupa dengan tanggal pernikahan jadi istriku selalu marah. Tapi anda mempunyai sesuatu yang diluar dugaan.
Se Yoon tanya apa maksudnya. Terdengar pintu di ketuk dan Joo Ri masuk ke dalam. Manager pemasaran keluar begitu Joo Ri masuk. Wajah Joo Ri murung, Se Yoon tanya apa yang Joo Ri sembunyikan darinya. Kau membebani pikiranku karena kau pergi seperti itu kemarin.
Joo Ri memeluk Se Yoon dan bilang merasa sangat tertekan. Se Yoon semakin bingung tanya apa masalahnya, beritahu aku. Joo Ri tidak menjawab pertanyaan Se Yoon, ia minta Se Yoon memberikannya waktu sedikit lagi. Tolong berikan aku waktu sedikit lagi.
Chul Goo terkapar di ranjang, Young Ja masuk dengan mencium bau tajam alkohol. Ia membangunkan Chul Goo, menyuruhnya untuk menjemput Hong Ju. Chul Goo tidak peduli, terserah dia mau datang atau tidak. Young Ja tidak mau menjadi gosip.
Chul Goo menyembuyikan badanya di balik selimut. Young Ja makin kesal dan menariknya. "Bagaimana jika mertuamu tahu tentang hal ini". Chul Goo duduk dan berkata biarkan saja mereka tahu, aku tidak takut. Kepala Young Ja pusing, tidak berhenti mengomel, "Aigo....Bersikaplah seperti menantu Tuan Ma. Bersikaplah sesuai umurmu. Lihat dirimu. Kau sangat kekanakan".
Chul Goo juga pusing mendengar teriakan ibunya. Merebahkan diri ke kasur, menutupi seluruh badannya dengan selimut.
Bukan Chul Goo namanya jika tidak mematuhi perkataan Young Ja. Ia pergi ke hotel untuk menjemput Hong Ju. Hong Ju yang masih kesal tanya kenapa Chul Goo datang kesini. Chul Goo mengajak Hong Ju pulang bersamanya.
Hong Ju : Dasar bermuka tebal. Bagaimana bisa kau memintaku pulang ke rumah dalam situasi seperti ini?
Chul Goo : Aku sedang mabuk kemarin. Aku minta maaf. Aku mengerti kenapa kau marah. Maafkan aku. Kau mau menerima permintaan maafku.
Hong Ju : Kau merusak pernikahan impianku dan bulan madu. "Maafkan aku?" Hanya itu yang bisa kau katakan?
Chul Goo : Ini yang kedua kalinya untukku. Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus berlutut?. Maafkan aku. Aku serius. Ayo pulang ke rumah. Ibuku sangat khawatir.
Chul Goo pergi ke dalam kamar tidur mencari koper Hong Ju. Hong Ju teriak, "Aku tidak akan pulang ke rumahmu. Aku akan pulang ke rumahku".
Terdengar bunyi bel, Hong Ju teriak kesal, "siapa lagi sekarang?".
"Ini ibu, buka pintunya", sahut Ny. Ma dari luar.
Hong Ju membuka pintu. Ny. Ma mendelik tajam. Hong Ju tanya bagaimana ibunya tahu ia ada disini. Tanpa berkata apa-apa, Ny. Ma langsung menampar Hong Ju. Chul Goo keluar dari kamar dan kaget melihat kejadian itu.
Ny. Ma marah : Jika ayahmu tahu tentang ini, ini akan menjadi akhir bagi kita. Kau pikir kau sedang melakukan apa, kau idiot.
Hong Ju : Aku tidak bisa pergi berbulan madu dan menghabiskan malam pertamaku sendirian. Teganya Ibu langsung menamparku?. Tidakkah Ibu merasa kasihan padaku?
Ny. Ma : Kenapa Ibu harus begitu?. Ibu sendiri menyedihkan sejak kau menghancurkan hidup Ibu.
Hong Ju terpukul, "Ibu".
Ny. Ma merasa sekarang tugasnya sudah selesai, karena telah menikahkan Hong Ju. Ia minta putrinya untuk hidup tenang dan jangan membuat masalah. Ny. Ma pergi.
Hong Ju teriak penuh emosi "Dan kau memanggil dirimu sebagai Ibu?. Kau tidak pantas menjadi Ibuku".
Hong Ju teriak histeris, mengeluarkan emosinya, "Ahhh...ahhhh....!!!", dan membuang semua benda yang ada di hadapannya. Chul Goo merangkul Hong Ju, mencoba menenangkan. Hong Ju berontak dan menangis sedih. Chul Goo berkata tidak apa-apa, tenanglah. Ayo kita pulang.
Chul Goo syok melihat perlakuan Ny. Ma pada Hong Ju. Tak heran jika sifat Hong Ju aneh, karena dia dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang membencinya.
Choon Hee keluar cafe dengan membawa travel bag. Berdiri sebentar menatap cafe untuk terakhir kali. Kang Jin yang melihatnya langsung tanya, "Kau mau pergi sekarang?". Choon Hee mengucapkan terima kasih untuk semuanya, ia berharap semoga hidup Kang Jin bahagia. Kang Jin berkata jika Choon Hee pergi seperti ini, Hyo Dong akan terpukul.
Choon Hee tersenyum sedih, "Tolong kau jaga dia. Apa kau tahu kalau kalian cocok sekali?". Kang Jin tentu saja mengetahuinya. Ia berniat ingin mengantar Choon Hee ke stasiun. Choon Hee berkata tidak perlu, stasiun tidaklah jauh dari sini. Aku bisa berjalan kesana perlahan-lahan. Choon Hee berbalik pergi.
Kang Jin bicara sendiri, "Ini tidak benar". Ia mengambil handphone dari saku, menghubungi Hyo Dong. Kang Jin minta Hyo Dong tetap ditempatnya sampai ia datang. Kang Jin lalu meminjam motor dari salah satu tetangganya, tuan Kim. Meski dengan cara setengah memaksa. Awalnya tuan Kim menolak karena akan berangkat kerja. Tapi Kang Jin berjanji akan mengembalikan tepat waktu.
Kang Jin pergi ke tempat Hyo Dong kerja, ia menyuruh Hyo Dong untuk naik ke motor. Hyo Dong heran dan tanya mau pergi kemana. Kang Jin menjawab, "Tentu saja, kita akan pergi menghentikan Nyonya Yang. Ini bukan saatnya untuk mempertahankan harga dirimu. Hidup ini singkat. Jangan melakukan sesuatu yang akan kau sesali. Ayo, naik. Kita tidak punya waktu".
Hyo Dong masih tertegun dan bimbang apa yang harus ia lakukan. Kang Jin yang kesal teriak, "kau selalu saja seperti itu".
Dan...2 ahjushi ini pun berboncengan bersama....wkwkkw...lucu liatnya. Hyo Dong mengeluh karena laju motornya lambat sekali. Kang Jin bilang ini sudah yang paling cepat. Hyo Dong berkata berlari saja lebih cepat dari laju motor ini.
Kang Jin ngambek dan menyuruh Hyo Dong untuk lari saja. Hyo Dong bilang ia hanya bicara, "Keretanya akan segera berangkat. Cepat tancap gas". Kang Jin berkata baiklah, tapi tetap saja laju motornya lamban seperti bekicot yang sedang berjalan.
Choon Hee tiba di stasiun dan menunggu kereta datang. Choon Hee ingat pertemuan pertamanya dengan Hyo Dong. Ketika topi Hyo Dong jatuh di hadapannya karena tertiup angin.
Choon Hee ingat saat ia mengunjungi Hyo Dong di penjara, dan memintanya untuk memanggilnya dengan nama Choon Hee saja, bukan Nyonya Yang.
Choon Hee ingat ketika memberikan helm pada Hyo Dong, dan helm itu ada gambar wajah Hyo Dong yang ia lukis sendiri.
Choon Hee ingat perkataan Chae Won yang memohon padanya jangan pergi, karena akan membuat ayahnya patah hati.
Choon Hee ingat ketika Hyo Dong menangis di pelukannya. Choo Hee juga ingat saat Hyo Dong menyatakan cintanya. Dan ketika mereka bercumbu di depan cafe. Choon Hee ingat semua yang pernah ia lalui bersama Hyo Dong. Dan itu membuat hatinya bimbang.
Akhirnya Kang Jin dan Hyo Dong tiba di stasiun. Hyo Dong bergegas lari ke dalam. Kang Jin teriak memberikan Hyo Dong semangat. Kereta api datang. Choon Hee menghela napas, membulatkan tekad. Pintu kereta terbuka, kaki Choon Hee terasa berat untuk melangkah. Tapi ia tetap memilih masuk ke dalam kereta.
Pintu kereta tertutup. Kereta telah pergi menjauh saat Hyo Dong sampai. Hyo Dong terduduk menangis memandangi kereta, "Choon Hee ssi, Choon Hee ssi!!!!".
Terdengar suara di belakang Hyo Dong, "Kenapa kau memanggiku, Hyo Dong oppa". Hyo Dong menoleh ke belakang dan melihat Choon Hee berdiri di belakanganya. Tersenyum manis. Hyo Dong berdiri, "Choon Hee ssi. Terima kasih Choon Hee ssi".
Hyo Dong begitu gembira dan memeluk Choon Hee. Choon Hee tersenyum bahagia. Hyo Dong mengangkat Choon Hee tinggi lalu memutarnya. Keduanya berpelukan dan tertawa bahagia. Mereka akhirnya bersatu kembali setelah menyingkirkan rasa egois dan gengsi. Tingkah mereka mirip abg yang lagi jatuh cinta.
Sol Joo datang ke perusahaan, ditangannya ia membawa secangkir kopi. Chae Won jalan terburu-buru dan tanpa sengaja menabrak Sol Joo. Kopi yang dibawa Sol Joo tumpah dan mengotori baju Sol Joo. Chae Won kaget dan langsung meminta maaf. Sol Joo berkata tidak apa-apa.
Chae Won mencari sapu tangan di dalam saku. Sol Joo memperhatikan wajah Chae Won, ia ingat wanita muda yang ada dihadapannya ini sama dengan wanita yang teriak minta uang 50 milyar won pada Young Ja tempo hari di depan kantor.
Wajah Sol Joo berubah seketika. Tangan Chae Won mendekat ingin membersihkan tumpahan kopi. Sol Joo menepis tangan Chae Won, "Singkirkan tanganmu", ucap Sol Joo setengah membentak. Chae Won mengangkat wajahnya, bingung dan kaget.
END
Komentar :
Di episode ini, Kang Jin berperan menjadi penyambung hubungan Choon Hee dan Hyo Dong. Ndak nyangka ya, Kang Jin yang selama ini sering menyebalkan, mengusahakan segala cara untuk membuat Choon Hee dan Hyo Dong kembali bersatu...Senang akhirnya pasangan ini sudah baikan lagi. Tapi kenapa justru scene Se Yoon dan Chae Won jadi sedikit ya....Berharap hubungan mereka bisa berkembang ke arah lebih baik....
Dan untuk Hong Ju, saya merasa kasihan padanya. Bukan salahnya jika lahir dari hasil perselingkuhan. Tidak bijak rasanya jika orang tua yang melakukan kesalahan, justru melimpahkan kesalahan itu pada anaknya yang tidak tahu apa-apa. Bukankah setiap bayi dilahirkan suci.
Dan untuk Hong Ju, saya merasa kasihan padanya. Bukan salahnya jika lahir dari hasil perselingkuhan. Tidak bijak rasanya jika orang tua yang melakukan kesalahan, justru melimpahkan kesalahan itu pada anaknya yang tidak tahu apa-apa. Bukankah setiap bayi dilahirkan suci.
Setuju ma komentar nuri....
ReplyDeleteLanjut ya say...ditunggu episode 23
Zhe,,,