Pages - Menu

Monday, July 08, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 22 Part 1

Sol Joo datang ke perusahaan, di tangannya ia memegang secangkir kopi. Chae Won yang jalan terburu-buru tanpa sengaja menabrak Sol Joo, membuat kopi yang di pegang Sol Joo tumpah dan mengotori bajunya.

Chae Won langsung meminta maaf. Sol Joo menjawab tidak apa-apa. Chae Won mencari sapu tangan di sakunya. Sol Joo memperhatikan wajah Chae Won, dan ingat wanita yang ada di hadapanya kini sama dengan wanita muda yang bertengkar dengan Young Ja tempo hari di depan perusahaan. Wajah Sol Joo berubah seketika.

Chae Won menemukan sapu tangannya dan ingin membersihkan tumpahan kopi di gaun Sol Joo. Sol Joo menepis tangan Chae Won, "singkirkan tanganmu", ucapnya setengah membentak. Chae Won kaget dan bingung. Dengan ketus Sol Joo berkata "seharusnya kau berhati-hati". Chae Won membungkukkan badan dan meminta maaf berkali-kali.

Sol Joo diam saja, sibuk membersihkan tumpahan kopi di gaunnya.  Joo Ri keluar dari lift, matanya melebar terkejut melihat Chae Won dan Sol Joo. Joo Ri panik, "Oh, tidak. Mereka tidak boleh saling bertemu. Bagaimana jika dia (Sol Joo) mengatakan pada Se Yoon tentang hubunganku dengan Chae Won?".

Sembari terus membersihkan gaunya, Sol Joo berkata ia pernah bertemu dengan Chae Won sebelumnya. Dengan wajah dingin Sol Joo berkata, "Aku melihatmu dan mantan ibu mertuamu secara tidak sengaja. Kau tidak ingat?".

Chae Won mencoba mengingat kejadian itu, saat ia teriak pada Young Ja karena kesal. Chae Won tampak malu ketika mengingatnya. "Di bagian mana kau bekerja?. Siapa namamu?", tanya Sol Joo dengan wajah angkuh.


Chae Won tidak sempat menjawab, karena Joo Ri teriak nyaring memanggil Sol Joo, dengan sebutan "Eomeoni" (beh kaya udah jadi menantu aja). Joo Ri lari menghampiri Sol Joo. Sol Joo tersenyum senang melihat Joo Ri.

Joo Ri tanya pada Sol Joo, "Kenapa ibu ada disini?". Sol Joo jawab ada pertemuan di sekitar sini, dan mampir ke perusahaan untuk melihat Se Yoon. Wajah dinginnya berubah menjadi sangat ramah saat bicara dengan Joo Ri, berbeda ketika ia bicara dengan Chae Won tadi. Chae Won mendengarkan dengan wajah heran, kini ia tahu siapa wanita yang baru saja ia tabrak.

Joo Ri tanya kenapa gaun Sol Joo kotor. "Aku bertabrakan dengannya", jawab Sol Joo sambil melihat ke Chae Won. Chae Won menuduk, merasa serba salah. Joo Ri mengajak Sol Joo pergi keruangan Se Yoon. Sol Joo setuju, melirik dingin Chae Won sebelum pergi. Chae Won menundukkan kepala. Joo Ri menggandeng Sol Joo menuju lift.

Chae Won memperhatikan kedekatan ke dua wanita itu, "Kurasa dia adalah Ibunya Se Yoon. Dia bertemu denganku di saat terburuk. Dia mungkin berpikir kalau aku mengerikan".

Di ruangan Se Yoon, Joo Ri membersihkan tumpahan kopi di gaun Sol Joo, bertingkah seperti menantu yang berbakti pada ibu mertua. Sol Joo berkata sudah cukup. Joo Ri berhenti dan duduk di depan Sol Joo. Joo Ri memberitahu Se Yoon menghadiri rapat direksi, mungkin sebentar lagi akan selesai.

Sol Joo mulai membahas Chae Won, ia tahu pasti Joo Ri merasa sangat tidak nyaman karena harus terus menghindari mantan kakak iparnya. Pasti sungguh memalukan. Dengan memasang wajah manis, Joo Ri berkata tidak ada pilihan lain, karena kakak iparnya itu punya kehidupan sendiri. Aku tidak bisa memintanya untuk keluar dari pekerjaan untukku.

(Yang bener....emang kemarin yang nyuruh Chae Won keluar kerja siapa?. Pake ngancem pula!).

Sol Joo kembali tanya di bagian mana dia bekerja. Joo Ri bilang setidaknya dia tidak bekerja di departement yang sama dengannya. Jadi jangan khawatir. Joo Ri memohon pada Sol Joo tidak menceritakan hal ini pada Se Yoon, dengan alasan tidak ingin masalah pribadinya di ketahui orang-orang kantor.

Sol Joo mengerti jika memang itu yang Joo Ri inginkan. Joo Ri mendesah, "kuharap dia berbuat baik kali ini". Sol Joo tanya apa maksud perkataan Joo Ri barusan.

Joo Ri : Sebenarnya, dia dulu bekerja di perusahaan Ibuku. Dia bertemu dengan Kakakku disana. Dia menyebabkan skandal dengan Kakakku jadi Kakak harus termakan umpannya dan menikahinya. Nama panggilannya di kantor adalah "wanita penggoda". Dia mempunyai hubungan ganda, hubungan segitiga dengan para eksekutif tinggi. Ini adalah aib keluarga jadi aku hentikan saja sampai disini.

Sol Joo memperhatikan wajah Joo Ri yang tampak serius. Lagi-lagi ia mempercayai perkataan yang keluar dari lidah tajam Joo Ri.

Chae Won menekan tombol lift. Lift terbuka, di dalam sudah ada Se Yoon. Se Yoon tersenyum, sejenak Chae Won ragu ingin masuk atau tidak. Akhirnya Chae Won masuk dengan wajah cemberut.
"Sepertinya kau memberikan laporan pada bos mu", kata Se Yoon
"Ya", jawab Chae Won singkat

Se Yoon merasa aneh dengan sikap Chae Won, ia bertanya kenapa sejak tadi Chae Won menghindarinya, kau bahkan tidak menatapku. Apa aku melakukan kesalahan?. Atau kau bertengkar dengan rekan kerjamu?.
"Tidak", jawab Chae Won.

Se Yoon : Bagus kalau begitu. Apa kau sibuk akhir pekan ini?. Bagaimana kalau pergi ke tempat latihan baseball bersamaku? Kau menikmati memukul bola.
Chae Won : Kenapa kau melakukan ini padaku?
Se Yoon : Apa maksdumu?

Chae Won bingung sekali kenapa Se Yoon selalu berbuat baik padanya, mulai dari restoran kulit babi, latihan baseball dan keranjang bunga pagi ini.
"Keranjang bunga?", tanya Se Yoon tidak mengerti.

Se Yoon tertawa, "Kalau begitu bersikaplah yang baik padaku juga. Kau bisa membuatkan makanan favoritku, menemaniku ke taman baseball, dan sebagainya. Lakukan itu untukku, kau mau kan?".

Chae Won tambah bingung, menatap lekat Se Yoon. Se Yoon yang dipandang seperti itu tanya, "Kenapa kau menatapku?. Apa ada sesuatu di wajahku?".
Lift berhenti, dan pintunya terbuka. Ada beberapa karyawan masuk ke dalam. Obrolan Chae Won dan Se Yoon terhenti. Chae Won masih kikuk, wajahnya juga cemberut. Sementara Se Yoon tetap tersenyum dengan mimik lucu.

Stasiun. Choon Hee memberitahu Chae Won menemuinya tadi pagi. Dia mengatakan kalau aku adalah cinta pertamamu setelah Ibunya meninggal. Chae Won memintaku  agar tidak menyakitimu. Dia memohon padaku  dengan begitu tulus. Aku tidak bisa pergi karena dirinya. 

Hyo Dong berkata sifat Chae Won memang bijaksana. Choon Hee merasa iri karena Hyo Dong memiliki putri yang baik seperti Chae Won. Hyo Dong bilang sebentar lagi Chae Won juga akan menjadi putri Choon Hee. 

Choon Hee : Omo...omo...Jangan mencoba mengubur masa lalu dengan menggunakan dia. Kemarahanku belum juga hilang 
Hyo Dong : Aku sangat pengecut. Aku seharusnya dengan tegas menyelesaikan masalah ini tapi aku terlalu pasif. Sekarang aku akan bersikap agresif. Percaya padaku.

Choon Hee tersenyum, "Itu tergantung dengan bagaimana sikapmu". Hyo Dong mencubit gemas pipi Choon Hee, "Kau menggemaskan sekali".

Kang Jin datang, "Aigo...Berhenti omong kosong dan berdirilah. Kita tidak punya waktu". Hyo Dong tanya kenapa. Kang Jin menagih janji Hyo Dong yang akan membelikannya jas berekor. "menginginkannya sekarang?", tanya Choon Hee.

Kang Jin bilang tanpa dirinya pasti Choon Hee dan Hyo Dong sudah berpisah. Jik ia tidak membawa Hyo Dong kemari...Kang Jin lalu bernyanyi dengan suara khas zaman 70'an....."Nyonya Yang naik kereta menuju Utara. Hyo Dong naik kereta menuju Selatan. Sepasang kekasih dengan tujuan berbeda. Mereka harus berpisah jauh satu sama lain". Kau pasti sudah dalam situasi ini, ucap Kang Jin kemudian.

Hyo Dong yang sedang gembira mengiyakan saja permintaan Kang Jin karena merasa berhutang budi padanya. Choon Hee keberatan, jas berekor itu mahal. 

Kang Jin : Jangan jadi orang pelit. Aku adalah Cupid-mu. Membelikanku jas bukanlah masalah besar. Jika aku adalah kau,  aku akan menggendong Cupid-ku. 
Choon Hee membals, "kau seperti tukang bonceng". 
Kang Jin kesal karena Choon Hee masih saja bersikap pelit.

Hyo Dong mengerti, dengan senang hati akan membelikan Kang Jin sebuah jas seperti yang dia inginkan. Kang Jin berkata sudah memilih sepasang, ia mengajak Hyo Dong untuk pergi melihat. 

Kang Jin membawa Hyo Dong ke penjahit tas. Kang Jin minta pada penjahit itu untuk menunjukkan bahan jas yang ia lihat kemarin. Designer pergi ke dalam mengambil bahan kain.

Sembari menunggu, Kang Jin membanggakan dirinya yang memiliki tubuh sempurna. Kang Jin berkata akan terlihat seperti George Clooney atau David Beckham kalau memakai jas.  Choon Hee tersenyum manis pada Hyo Dong dan berkata kekasihnya itu akan terlihat sempurna kalau memakai jas. Hyo Dong tidak merasa seperti itu.

Kang Jin kembali membanggakan dirinya, para wanita tergila-gila padanya saat ia menggunakan jas berekor di atas panggung. Hyo Dong hanya tersenyum saja. Seolah setuju-setuju saja dengan bualan Kang Jin, suasana hatinya sangat baik saat ini. 

Penjahit datang membawa 2 bahan kain warna putih dan hitam. Kang Jin mengambil kain warna putih, lalu menempelkan ke badan-nya menghadap cermin. Dengan tingkat pede tinggi Kang Jin memuji dirinya terlihat sangat tampan. "Warna cerah menonjolkan warna kulitku dengan baik".

Dan warna gelap membuatnya terlihat cerdas dan berwibawa. "Aku memang terlahir untuk memakai jas. Aku terlihat sempurna  dalam warna apapun. Ya ampun, sulit untuk memilih dalam waktu singkat".

Kang Jin tanya pendapat Hyo Dong. Hyo Dong berkata tidak tahu. Ia minta penjahit untuk memilihkan. Penjahit memperhatikan bentuk tubuh Hyo Dong, ia merasa Hyo Dong memiliki bentuk tubuh yang bagus. Kau akan sangat bagus bila memakai jas. Choon Hee setuju, "Meskipun dia mengabaikan penampilannya, dia akan terlihat bagus jika dia didandani".

Pejahit menambahkan Hyo Dong memiliki ukuran tubuh standar. Kang Jin yang merasa di cuek'in mengajukan protes, "Hei, kami disini untuk membuat jas untukku. Hyo Dong, apa kau akan membuat jas juga?". Hyo Dong menggeleng, "Tidak, Aku tidak membutuhkannya".

Penjahit berkata Hyo Dong memiliki tubuh ideal untuk penjahit. Ia bersedia membuatkan satu jas untuk Hyo Dong gratis, tanpa biaya. Choon Hee senang, "Benarkah?. Tanpa biaya?". Designer membenarkan, "sebuah kepuasan bagi seorang penjahit membuatkan jas untuk seseorang seperti dia".

Kang Jin ke penjahit : Dengar kau tidak mengatakan itu padaku?.
Penjahit  tertawa, "Itu karena kalian berdua memiliki gaya yang berbeda".
Kang Jin tanya apa bedanya. Penjahit berkata ibaratkan pakaian yang sama bisa terlihat seperti pakaian dari toko barang bekas pada seseorang. Sementara hal itu bisa terlihat seperti buatan dari Italia pada orang lainnya.

Kang Jin tersinggung, "Jadi maksudmu gayaku cocok dengan pakaian dari toko barang bekas, hah?".  Penjahit tidak bermaksud begitu. Tapi itulah maksud yang Kang Jin tangkap. Kang Jin marah dan membanting bahan kain. Aku tidak butuh jas. 

Choon Hee mencibir, "Tidak perlu ngambek soal itu". Kang Jin merasa terhina, tidak pernah ada yang mengatakan kalau dirinya tidak stylish. Penjahit kembali menjelaskan tidak bermaksud seperti itu.

Kang Jin : Aku tidak bisa meminta seorang penjahit yang buruk seperti ini membuatkanku jas.
Kang Jin jalan keluar, Hyo Dong menghadangnya, "Kau tidak boleh pergi begini". 
"Lepaskan aku. Aku merasa sangat tersinggung", kata Kang Jin, lalu pergi. 

Penjahit dan Hyo Dong ingin mengejar, tapi Choon Hee berkata jangan perdulikan dia. Hyo Dong hanya senyum-senyum saja dengan tingkah laku Kang Jin. 

Ms. Koh dan Ny. Ma dan seorang pelayan dari keluarga Tae San berkunjung kerumah Young Ja. Young Ja mempersilahkan tamu-tamunya itu untuk duduk. Ny. Ma dan Ms. Koh duduk, pelayan keluarga Tae San berdiri tegak di samping Ny. Ma. Ms. Koh tanya pada Young Ja, "Kau tidak pergi ke kantor hari ini?". Dengan sikap yang dibuat anggun Young Ja menjawab kepala pusing mengkhawatirkan anak-anak.
 
Ny. Ma datang secara pribadi untuk meminta maaf, ia menyalahkan dirinya sendiri dan juga suaminya sudah memanjakan Hong Ju. Young Ja berkata Ny. Ma tidak perlu meminta maaf. Anak-anak muda bisa bertengkar masalah cinta. Aku bukan Ibu mertua  yang berpikiran sempit. Kumohon jangan khawatir. 
Ny. Ma tersenyum tipis, gerak-gerak serta cara bicara dan mimiknya ini mirip sekali dengan Hong Ju. Ms. Koh memuji Young Ja begitu murah hati, mengacungkan 2 jempolnya. Young Ja tanya siapa yang berdiri di samping Ny. Ma.
"Nyonya Park, beri salam padanya", ucap Ny. Ma pada pelayan yang ia bawa.
Mrs. Park memberi salam dengan gerak tubuh kaku. 

Young Ja tanya siapa dia. Ny. Ma berkata Hong Ju tidak mengerti apapun soal urusan rumah tangga. Sebagai gantinya, ia mengirimkan Mrs. Park untuk membantu Hong Ju dirumah ini. Young Ja kaget, "APA!". Ny. Ma melanjutkan Mrs. Park sudah bekerja puluhan tahun di keluarga Tae San. Ia yakin Young Ja akan menyukai cara Mrs. Park bekerja.

Mrs. Park membungkukkan badan, "Saya siap melayani anda", ucapnya pada Young Ja. Young Ja menatap dengan wajah bingung. Ny. Ma memerintahkan Mrs. Park untuk mengambil makanan pengantin.

Young Ja merasa keberatan, bagaimana pun ia mempunyai pembantu sendiri. Ny. Ma tetap bersikeras Young Ja akan menyukai cara kerja Mrs. Park yang terampil dan tenang. Dia pembantu rumah tangga yang berpengalaman. Tentu saja, kami yang akan membayar gajinya.

Young Ja tidak mempermasalahkan siapa yang membayar gajinya, hanya....Ms. Koh menyambar, apa yang dikatakan Ny. Ma benar, di masa lalu pengantin wanita kalangan bangsawan membawa pelayan bersama dengannya. Anggap saja demikian. Ms. Koh tertawa dengan gaya khasnya, setiap kali bicara selalu saja tertawa. Ny. Young Ja melirik sebal. Ms. Koh diam tak berkutik.

Chul Goo dan Hong Ju dalam perjalanan pulang. Chul Goo tanya apa Hong Ju tidak apa-apa melewatkan bulan madunya. Hong Ju tidak mood melakukan perjalanan. Chul Goo mengerti, kita bisa bepergian kapan saja.. Katakan padaku saat kau ingin pergi.

Hong Ju tanya kenapa Chul Goo bersedia menikahinya, "Karena kasihan?, Karena patuh pada Ibumu?. Atau karena mencintaiku?".
"Mencintaimu", jawab Chul Goo tanpa berpikir. 
Hong Ju tersenyum tipis, "Apa aku harus mempercayaimu?".
"Kenapa kau bertanya padahal tahu kalau aku akan berbohong?", jawab Chul Goo. 

Hong Ju memberondong banyak pertanyaan, "Kenapa kau bercerai. Apa itu karena Ibumu seperti yang dikatakan orang-orang?. Mantan istrimu terlihat cantik. Kau tidak bisa melupakannya?. Kenapa kau menelponnya di bandara?".
"Hentikan", kata Chul Goo.
Hong Ju merasa penasaran. Chul Goo berkata tidak ada bagusnya membicarakan masa lalu. Sekarang karena kita sudah menikah, lupakanlah masa lalu dan membuat sebuah awal yang baru. 

Joo Ri masuk keruangan Chae Won, "Bagaimana rasanya menjadi Cinderella?". Kudengar Se Yoon mengirimkanmu sekeranjang bunga meski begitu kurasa itu bisa saja kau yang melakukannya sendiri. Semua orang membicarakan itu".
"Aku yang melakukannya?", tanya Chae Won tidak mengerti. 

Joo Ri : Siapa yang tahu?. Mungkin kau melakukannya untuk memamerkan kedekatanmu dengannya.
Chae Won : Bagaimana bisa kau mengatakan itu?. Ini begitu mirip dirimu.
"Beraninya", kata Joo Ri melotot. 
Chae Won : Aku pernah menjadi kakak iparmu,orang yang lebih tua darimu. Tapi kau bicara padaku seolah-olah aku bukan siapa-siapa.
Joo Ri : Kau tahu itu dengan baik tapi kau masih saja mencoba untuk mencuri priaku.
Chae Won : Apa yang membuatmu berpikir begitu?. Aku tidak sedekat itu dengannya
seperti yang kau pikirkan.

Joo Ri tidak percaya, ia tahu Chae Won bertemu dengan Se Yoon kemarin di hotel Crystal, makan malam bersama bahkan bermain bola. Chae Won kaget, "Apa kau mengikutiku". Joo Ri berkata itu tidak sengaja. Chae Won tertawa, "Kau berharap aku percaya itu?. Apa kau sungguh tidak percaya diri?". 
Chae Won menjelaskan, dirinya dan Se Yoon tidak mempunyai hubungan yang dekat seperti yang Joo Ri pikirkan. Jadi jangan khawatir.
Joo Ri makin kesal dan bicara dengan nada tinggi, "Kau pikir itu masuk akal?. Jika kau tidak dekat dengannya, kenapa dia selalu datang menolongmu kapan pun kau membutuhkan dan tersenyum begitu hangat kepadamu?. Ini pertama kalinya dalam 3 tahun dia tersenyum seperti itu. 
Air mata Joo Ri menetes, merasa iri dan cemburu. Joo Ri melajutkan ucapannya, "Tindakan mencurigkanmu meyakinkan kata-katamu. Ini peringatanku yang terakhir. Pergilah dari pandangan Se Yoon. Keluar dari pekerjaanmu sebelum aku menjadi jijik. Jika tidak, aku akan membuatmu diseret keluar. Jangan memprovokasiku lagi". Joo Ri pergi.



Chae Won hanya diam tanpa sempat membalas perkataan Joo Ri. Selama ini Chae Won selalu menerima kebaikan Se Yoon. Tapi tidak pernah terlintas sedikit pun kalau Se Yoon menyukai dirinya.

Se Yoon menerima telepon dari Sol Joo. Se Yoon berkata sepulang kerja akan mampir ke tempat syuting iklan di studio Paju sepulang kantor dan makan malam di luar. Usai bicara dengan Sol Joo, Se Yoon menutup telpon dan membereskan meja kerja. 
Chae Won keluar kantor dan kaget mendengar bunyi klakson mobil. Se Yoon menurunkan kaca mobil, "Masuklah. Aku ada urusan di Paju. Aku akan memberimu tumpangan".

Chae Won ingat perkataan Joo Ri. Jika memang Chae Won tidak dekat dengan Se Yoon. Kenapa Se Yoon selalu menolongnya dimanapun. Dan tersenyum hangat padanya. 
Bunyi mobil klakson yang kedua membuyarkan lamunan Chae Won. Se Yoon minta Chae Won masuk saja ke mobilnya. Mobil di belakang terus membunyikan klakson.

Dalam perjalanan Se Yoon mengatakan ada syuting iklan di studio Paju. Se Yoon bermaksud membelikan para staf makan malam untuk menyemangati mereka. Chae Won tampak tidak percaya dan mengira Se Yoon hanya membuat alasan untuk mengantarnya pulang. Se Yoon menyangkal, "Aku benar-benar akan pergi ke studio Paju".

Chae Won berkata aku tidak bodoh. Aku tidak akan jatuh ke dalam trikmu. Se Yoon tidak mengerti apa yang dibicarakan Chae Won. 
"Bukankah kau menyukaiku?", tanya Chae Won polos. 
Se Yoon terkejut, mendadak menginjam rem kuat-kuat.
"Apa kau terkejut?", tanya Chae Won tanpa rasa bersalah.
Se Yoon : Tentu saja. Bagaimana bisa kau menanyakan itu seolah-olah itu bukan masalah besar?. Apa kau sedang menipu diri sendiri?
Chae Won tersenyum malu, "Kau tidak begitu, kan?. Aku berlebihan, kan?". 

Chae Won menghela napas, "Betapa leganya. Aku tahu itu tapi aku bertanya untuk memastikan". Wajah Chae Won yang semula cemberut, berubah cerah karena dugaannya salah. Seolah bebannya lepas.
"Memastikan apa?", tanya Se Yoon. Chae Won hanya merasa khawatir, karena Se Yoon selalu baik padanya.

Se Yoon heran, seharusnya Chae Won merasa senang, bukannya khawatir. Chae Won berkata, Aku sudah melalui masa-masa susah dan senang denganmu, tapi orang-orang mungkin salah paham terhadap kita. Ya, itu tidak masuk akal. Aku pasti mempermalukanmu". 

Se Yoon : Min Chae Won ssi!. Apa kau mabuk?.
Chae Won : Tidak.
Se Yoon : Lalu kenapa kau ngelantur?
Chae Won : Aku tahu.  Aku bicara omong kosong. Tolong lupakan apa yang kukatakan.
Se Yoon : Sungguh seperti pertunjukan tunggal. Aku kehilangan kata-kata.

Chae Won minta Se Yoon berhenti bersikap baik padanya. Kau peduli padaku karena kasihan, tapi orang-orang mungkin berpikir.... Se Yoon memotong, "Karena kasihan?. Kau tidak menyedihkan. Kau sehat, cerdas, kau punya keluarga, dan pekerjaan. Kau tidak perlu iri pada siapa pun".
"Kau pikir begitu?", tanya Chae Won tidak yakin. 
"Tentu saja", jawab Se Yoon yakin. 

Chae Won tanya kenapa Se Yoon berbuat baik padanya. Se Yoon tampak binggung dan berpikir dulu sebelum menjawab..."Itu karena...karena kita sudah melalui banyak hal bersama-sama sejak dari Namhae. Aku merasakan persahabatan denganmu. Sejak kita berjuang  melawan mertuamu. Kita menjadi sahabat".

Chae Won tertawa, "Ah. Benar, ini adalah persahabatan. Aku berlebihan". Chae Won tertawa riang. Se Yoon memandang Chae Won dengan tatapan berbeda. Ada gurat kecewa di wajahnya. (Se Yoon belum sadar, perasaannya sendiri pada Chae Won).



Se Yoon kembali menyetir dan mengantar Chae Won hingga ke terminal bis dekat rumah. Chae Won turun dan mengucapkan terima kasih. Setengah merajuk Se Yoon berkata benar-benar pergi ke studio Paju, ia juga mengajak Chae Won untuk memeriksa jika tidak yakin. Chae Won menjawab, "Tidak...tidak usah". Se Yoon tersenyum dan mengucapkan sampai jumpa besok. 

Mobil Se Yoon jalan menjauh. Lalu berhenti. Dari kaca spion, Se Yoon memandang punggung Chae Won yang jalan menjauh. Se Yoon tersenyum geli, "Dia menyimpan sesuatu. Bagaimana bisa dia bertanya apa aku menyukainya seolah-olah bukan apa-apa?. Aku kehilangan kata-kata".

Se Yoon memacu mobilnya pergi. Berselisihan jalan dengan Hyo Dong dan Choon Hee yang jalan bersama di trotoar.

Chae Won jalan sembari mengomeli dirinya sendiri. Chae Won mengatai dirinya bodoh karena salah paham pada Se Yoon hanya karena sebuah karangan bunga. Ia pasti merasa sangat malu jika bertemu dengan Se Yoon nanti.

"Chae Won ah", panggil Hyo Dong dari belakang. Chae Won berbalik, mendekati Hyo Dong. Choon Hee tersenyum ramah. Chae Won mengucapkan terima kasih karena Choon Hee memutuskan untuk tidak pergi, dan tetap di samping ayahnya. Seharian ini ia cemas memikirkan bagaimana jika Choon Hee pergi.

Hyo Dong berkata perkataan Chae Won lah yang telah membuat hati Choon Hee tersentuh. Choon Hee membenarkan, jika bukan karena mu. Aku sudah akan pergi. Chae Won mengajak Choon Hee dan Hyo Dong mengucapkan, "Fighting" bersama. Merapatkan barisan untuk melawan keluarga Uhm. Ketiganya menyatukan tangan dan berteriak "fighting". Di tutup dengan tawa bahagia ketiganya.

Hyo Dong makan malam dengan lahap, nafsu makanya kembali normal setelah berbaikan dengan Choon Hee. Nenek yang melihatnya sangat senang, dan menawarkan semangkuk sup tambahan. Hyo Dong mengiyakan, supnya benar-benar enak.

Do Hee berpikir Hyo Dong akan terbaring sakit di tempat tidur setelah Choon Hee pergi. Aku senang kau mendapatkan kembali kekuatanmu. "Aku tahu", jawab Hyo Dong lalu tersenyum penuh arti pada Chae Won. Ki Moon tanya, kau benar tidak apa-apa. 

Nenek menjawab tentu saja Hyo Dong tidak apa -apa. Dia tersihir oleh rubah itu untuk sementara waktu. Sekarang setelah dia pergi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ki Choon berkata cara nenek berpikir nenek terlalu santai. Nantinya akan ada Choon Hee yang ke dua atau ketiga. Nenek menegaskan selama wanita keluarga Uhm masih hidup, seorang wanita rubah tidak akan pernah bisa mendekati Hyo Dong.

Ki Choon menyayangkan Hyo Dong akan kesulitan menikah lagi karena reputasi keluarga Uhm. Ki Moon memperingatkan Do Hee jangan terlalu jauh ikut campur tangan. Do Hee berkilah yang ia lakukan bukan campur tangan, tapi berjuang untuk kedamaian keluarga.

Nenek membela Do Hee, dia lah yang berperan penting untuk mengusir rubah itu. Nenek menyuruh Do Hee untuk berdiri. Nenek minta keluarga Uhm memberi tepuk tangan pada Do Hee atas jasa besarnya. Kakek minta nenek untuk berhenti membuat keributan saat makan. Nenek merengut di marahin kakek...hehhehe

Baru tenang sesaat, Kang Jin datang membuat keributan. Masuk rumah sambil teriak-teriak memanggil nenek. Ki Choon mendadak panik, kenapa dia datang diwaktu makan malam. Kang Jin memberi salam pada kakek. Kakek tanya kenapa kau kemari. Kang Jin berkata ada urusan yang harus ia selesaikan dengan Ki Choon. Kakek mengajak Kang Jin bergabung makan malam bersama mereka.

Nenek protes. Kang Jin yang sangat amat menyukai makanan, pastinya tidak melewatkan kesempatan ini, apa lagi gratis. Kang Jin duduk disamping Bo Reum minta 2 mangkuk sup daging...wkwkwk..dasar ndak tahu diri...

Selesai makan, anak dan menantu kakek Uhm berkumpul di ruang tengah lantai 2. Kang Jin minta uang kompensasi sebesar 4 juta won, lengkap dengan catatan yang ia berikan. Kang Jin beralasan tangannya yang patah membuatnya tidak bisa bekerja. Aku bisa saja meminta kompensasi atas luka emosional yang kualami tapi aku tidak melakukannya.

Ki Choon berkata ini perampokan. 4 juta won itu tidak masuk akal. Kang Jin menyahut kenapa tidak, semuanya sudah terperinci dengan jelas. Itulah jumlah rata-rata pendapatan yang ia terima selama sebulan. Ki Ok membaca rincian pekerjaan sampingan yang dikerjakan Kang Jin mulai dari service piano, bernyanyi di club, menjadi guru les piano dan lain-lain, total penghasilannya 4 juta won. Ki Ok tidak percaya, "Kau menghasilankan uang sebanyak ini?". "Ya", jawab Kang Jin tanpa ragu.
Do Hee mencibir, "Sungguh sombong. Lalu kenapa kau tinggal di rumah atap?".
"Itu adalah cita rasa pribadiku", jawab Kang Jin.
Kang Sook : Cita rasa pribadi?. Yang benar saja.
Kang Jin : Kau tidak pernah tahu kalau aku menyimpan batangan emas di tempatku.
Do Hee : Batangan emas?. Kau membuatku tertawa.

Kang Jin menyuruh Do Hee diam. Ia tidak akan bergerak sedikit pun dari rumah Uhm sebelum mendapatkan uang kompensasi yang ia inginkan. Hyo Dong mengajak Kang Jin bicara di tempat tenang. Kang Jin menolak, aku tidak punya urusan padamu.

Ki Ok : Kita kurangkan dengan jumlah uang  yang kau pinjam dariku.

Kang Jin yang tidak mau rugi berkata akan membayar Ki Ok setelah menerima uang kompensasi. Kang Jin tanya pada Ki Choon kapan akan membayarnya. Ki Choon tidak akan membayarnya, karena ini adalah perhitungan Kang Jin sendiri. Kang Jin tidak punya pilihan lain jika keluarga Uhm masih saja pelit begini. 

Kang Jin berdiri dan masuk ke kamar Ki Choon. Berbaring di lantai. Ki Choon tanya apa yang kau lakukan di kamarku. Kang Jin bersikeras tidak akan bergeser sedikit pun sebelum Ki Choon memberikan uangnya. Hyo Dong menyuruh Kang Jin untuk pergi, kehadirannya hanya menganggu Bo Reum yang sedang belajar.

Bo Reum terbengong-bengong melihat kelakuan aneh ahjushi satu itu. Kang Jin bicara pada Bo Reum untuk tetap kosentrasi belajar saja, tidak usah memperdulikannya. (yach,,,mana bisa belajar...berisik gitu).

Kang Sook mengancam akan melaporkan Kang Jin ke kantor polisi. Kang Jin tidak takut, karena Ki Choon sudah mematahkan tangannya, dan sekarang mencoba menipunya. Yang ia lakukan hanyalah meminta uang ganti rugi. Biar hukum yang menentukan siapa yang salah.

Ki Choon mulai naik darah, menyeret kaki Kang Jin tanpa ampun. Yang lain panik dan menahan Ki Choon. Kau bisa mematahkan kakinya, seru Ki Moon. Ki Choon makin kesal, menyebut Kang Jin sebagai, "Baji**n gila". Tapi Kang Jin yang tidak tahu diri ini, tetap bertahan meski di seret Ki Choon. Jika saja tidak dihalangi Ki Moon, mungkin Ki Choon benar-benar akan mematahkan kaki Kang Jin.

Ki Ok, Do Hee dan Kang Sook duduk di dapur. Do Hee menanggap Kang Jin benar-benar gila, ia menyuruh Kang Sook untuk memberikan saja uang kompensasi dia minta. Kang Sook merasa ini sungguh tidak adil. Sumber dari kekacauan berasal dari mulut Do Hee. Kau menyebutnya sebagai gigolo dan menyebabkan semua kekacauan. Do Hee tidak mau disalahkan. Kang Sook tetap bersikeras, semua salah Do Hee. 

Chae Won yang juga ada disitu minta ke-2 bibinya itu untuk tenang. Kakek dan nenek bisa mendengar. Do Hee dan Kang Sook saling melotot, tidak mau disalahkan. 


Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 22 Part 2


No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)