Pages - Menu

Monday, July 15, 2013

Sinopsis The Virus Episode 10 Part 2 (Final).

Joo Young mengirim pesan lokasi ke ponsel Seon Suk yang diduga menjadi tempat bersembunyinya dokter Se Jin. Tanpa membuang waktu Seon Suk menuju kesana. Sementara itu, di markas CDC.

Joo Young terus mengamati pergerakan objek dari layar komputer. Ia terus memantau dari jarak jauh.

Seon Suk tiba di lokasi, objek di layar ponselnya berkedap-kedip menandakan posisinya dekat dengan target yang ia cari. Begitu pula dengan layar di komputer Joo Young. Posisi Seon Suk sudah dekat dengan posisi dokter Se Jin. 

Seon Suk masuk ke dalam ruangan mencari dokter Se Jin. Ada sebuah ponsel yang terletak di atas meja. Seon Suk mendekatinya, dan layar ponsel menunjukkan posisinya telah dekat dengan target. Tampaknya dokter Se Jin atau seseorang dengan sengaja meninggalkan ponsel itu diatas meja.

Seon Suk sedikit binggung, dan menelpon Joo Young untuk menanyakan ketidak beresan ini. Di markas CDC, Joo Young masih memperhatikan layar ponsel. Mungkin ia mengira Seon Suk sudah bertemu dengan dokter Se Jin. 

Joo Young yang semula tampak serius menatap layar komputer, mendadak kaget melihat seseorang di depannya. Joo Young berdiri dengan wajah terkejut....

Ditempat lain, disaat Seon Suk menunggu Joo Young menjawab panggilannya. Seseorang memegang tangan Seon Suk dan memasang borgor ke tangannya. Orang itu adalah Tae Sik, Tae Sik tersenyum sinis, "Kita bertemu lagi. Seon Suk ssi".

Seon Suk tersenyum datar, meski terkejut tapi dia tetap bersikap tenang. 

Diwaktu yang sama, Joo Young juga terkejut melihat Myung Hyun kembali ke markas CDC. Pastinya ia tidak mengira dan mengharapkan Myung Hyun akan kembali secepat ini. "Pimpinan Lee, kau kembali lagi?. Apa ada yang tertinggal...", tanya ketua tim. 

Pandangan Myung Hyun lurus tajam menatap Joo Young. Joo Young menekan tombol, mengganti tampilan layar komputer. Ji Won heran, "Apa terjadi sesuatu....?".

Myung Hyun ke Joo Young : Ponselmu berdering. Kau tak menjawabnya.
Joo Young : Apa?. Ah...ya..!

Joo Young mengambil ponselnya, tertera di layar ponsel panggilan masuk dari pengacara Hwang Seon Suk. Tampak jelas panik dan kebingungan di wajah Joo Young. Mana mungkin ia akan menjawab panggilan itu di depan Myung Hyun.

Myung Hyun bertanya, "Apa aku yang harus menjawabnya?". Terlihat detektif Kim masuk ke ruangan. Joo Young berusaha menyangkal, "Tidak. Pimpinan bukan begitu". 

Myung Hyun mendekat, merampas ponsel Joo Young, lalu menjawabnya, " Halo... Ya, Kang Tae Sik.  Aku mengerti".
Joo Young semakin kaget, dalam pikirannya ia pasti bertanya-tanya, bagaimana bisa ponsel Seon Suk ada ditangan Tae Sik.

Myung Hyun : Orang yang mengirim pesan padaku bukanlah Kim Se Jin, tapi polisi Kang Tae Sik. Dan maaf, Kim Se Jin yang kau cari sudah ada di gedung ini dari awal. Detektif Kim.

Detektif Kim : Nona Lee Joo Young. Kau ditangkap dengan tuduhan melakukan pelanggaran undang-undang komunikasi pribadi dan perencanaan pembunuhan.

Ji Won, Sun Dong dan ketua tim serempak berdiri terkejut, "Perencanaan pembunuhan. Apa maksudmu?, tanya ketua tim.

Sun Dong : Pasti ini salah paham, kan, Pimpinan?. Dia Joo Young.

Myung Hyun : Joo Young adalah mata-mata yang dipekerjakan oleh Global Life 1 tahun lalu.

Joo Young memejamkan mata pasrah. Ji Won dan ketua tim syok, "Apa?". Detektif Kim memasang borgol ke tangan Joo Young. Myung Hyun terus menatap tajam Joo Young. Detektif Kim membawa Joo Young pergi. Di ikuti tatapan tidak percaya dan syok dari ke-4 rekan kerjanya.

Ruang interogasi. Tae Sik menunjukkan catatan panggilan milik Steve Norman. Bisa dibilang kalau setelah membunuh Peter, Steve menelpon sesorang di kantor Chungmuro. Karena Seon Suk tidak memiliki karyawan, bisa di pastikan yang menjawab telepon itu adalah Seon Suk sendiri. 

Tae Sik kembali berkata, "Perusahaan Dae Yeong mengirimkan 300 juta won pada Jung Sang Hun dan direktur Rumah Sakit Sang Rok. Itu bukti kuatnya. Lalu, uang itu berpindah tangan sekali lagi dan masuk dalam penjual mobil ilegal. Mobil ilegal itu dibeli lalu digunakan untuk menculik dan membunuh Kim In Cheol. 

Bagian ini adalah bukti terpenting. Steve Norman mengaku kalau kau menyuruh dia untuk membunuh Kim In Chul, para lintah darat itu, Jung Woo Jin dan Yoon Il Jung. Dan juga, Petugas Park yang brengsek itu akan segera ditangkap. Kau paham dengan penjelasanku ini?.
Seon Suk hanya manggut-manggut dan tersenyum mendengar penjelasan panjang Tae Sik. Tidak tergambar rasa takut atau menyesal di wajahnya. Dengan yakin Seon Suk berkata Tae Sik tidak akan pernah bisa menangkapnya. 

Flashback. Beberapa hari sebelumnya, tepatnya malam hari. Hwang Seon Suk bertemu rahasia dengan Kim Do Jin. Kim Do Jin tanya, "Apa kau berusaha membocorkannya?". Seon Suk berkata apa yang terjadi dengan putra Kim Do Jin itu sungguh suatu hal yang sangat di sesalkan. Seon Suk berbohong dengan mengatakan Mr. Johnson tidak mengetahui tentang efek samping dari virus super. Jika dia tahu, peristiwa ini tidak akan dimulai. 

Kim Do Jin tanya apa mau Seon Suk. Seon Suk memberikan dokumen yang bisa menghancurkan Kim Do Jin. Dengan tenangnya Seon Suk berkata, "dokumen aslinya masih ada ditanganku".

Kim Do Jin marah, "Anjing mengigit pemiliknya sendiri".
Seon Suk tertawa, " Yang kuinginkan hanyalah keselamatanku. Atau kau bisa menyebutnya hak wajib pembebasan. Jika terjadi sesuatu padaku, infomasi ini akan segera muncul ke publik". Flashback End. 

Seon Suk memandang Tae Sik dengan senyuman liciknya. Dan tertawa penuh kemenangan. 

Paginya. Kim Do Jin membaca surat kabar. "Global Life masih berpendapat sama, CDC menyatakan menyesal atas efek sampingnya, tapi hubungan persahatan tak berubah".
Kim Do Jin meremas dan merobek-robek surat kabar itu dengan penuh kemarahan. Lalu membuka laci dan melihat dokumen yang diberikan Seon Suk tempo hari. Ia tidak mempunyai pilihan lain, selain harus menuruti permintaan musuhnya sendiri, jika tidak ingin hancur. 

Myung Hyun mengunjungi dokter Se Jin. Melalui saluran pesawat telepon, Myung Hyun memberitahukan Hwang Seon Suk dan mata-mata sudah ditangkap.
Dokter Se Jin membelakangi Myung Hyun dan berkata, "Bagus sekali. Ada yang ingin ku katakan".

Dokter Se Jin berbalik menghadap Myung Hyun. Myung Hyun terkejut melihat wajah dokter Se Jin, "Ada apa? Apa yang terjadi?.  Apa yang terjadi dengan wajahmu?". 
Setengah dari kulit wajah dan leher dokter Se Jin pecah-pecah seperti tanah tandus kekeringan air.

Myung Hyun  marah : Kau melakukan pengujian medis pada dirimu sendiri?.
Dr. Se Jin : Benar. Aku salah. Vaksinnya gagal. Sudah kupikirkan semampuku tapi aku masih tak tahu alasannya. Vaksinnya berhasil pada hewan. Aku akan memilah data penelitian yang sudah terkumpul sampai saat ini. Carilah seseorang yang bisa
untuk memulainya dari awal. Maafkan aku. 

Myung Hyun mendesah napas berat, berusaha menahan tangis. Tak pernah sedikit pun ia berpikir dokter Se Jin akan melakukan tindakan senekat ini. 

Myung Hyun membasuh wajahnya di wastafel. Apa yang dilakukan dokter Se Jin pasti membebani pikirannya. Terniang ucapan dokter Se Jin, "Sudah kupikirkan semampuku tapi aku masih tak tahu alasannya. Vaksinnya berhasil pada hewan. Aku akan memilah data penelitian yang sudah terkumpul sampai saat ini. Carilah seseorang yang bisa untuk memulainya dari awal".

Myung Hyun mencoba berpikir, "Jika ini bukan karena antobodi Kim In Chul, kenapa aku tidak menunjukan gejala apapun".

(Vaksin yang disuntikkan dokter Se Jin saat Myung Hyun terinfeksi virus adalah vaksin yang dibuat dokter Yoon, murni dari antobodi Kim In Chul. Mungkin disitulah letak perbedaannya).

Kini dokter Se Jin menjadi pasien di rumah sakit Nasan. Dia bukan lagi dokter yang mengembangkan vaksin. Dr. Se Jin duduk sendiri, berteman sepi. Menjalani sisa hari-harinya.
Tae Sik minta Myung Hyun datang ke kantor polisi. Disana ia bertemu dengan Joo Young, yang sedang dimintai keterangan oleh detektif Kim. Joo Young menunduk, menghindari tatapan mata Myung Hyun.

Detektif Kim minta izin pada Tae Sik akan membawa Joo Young ke pusat tahanan pertama. Segera kembali setelahnya. Tae Sik menggoyangkan tangannya, tanda memberi izin. Myung Hyun tak lepas menatap Joo Young. Sebelum pergi, Joo Young menoleh untuk melihat Myung Hyun, "Maafkan aku", ucapnya kembali menunduk. 

Myung Hyun terus memandang Joo Young sampai tidak terlihat lagi. Perhatiannya teralih saat mendengar Tae Sik marah dengan seseorang yang bicara dengannya di telepon. Mungkin yang sedang bicara dengan Tae Sik adalah atasannya. Atasan Tae Sik memberi perintah untuk melepaskan Hwang Seon Suk. Tae Sik menyebutkan semua kejahatan Seon Suk, tapi sambungannya telepon telah begitu saja. 

Tae Sik membating pesawat telpon kesal. Myung Hyun sudah tahu apa yang terjadi tanpa perlu bertanya lagi. 

Dan..benar saja. Seon Suk dilepaskan malam itu juga. Tae Sik dan Myung Hyun mengikutinya keluar. 

Seon Suk ke Myung Hyun : Ini pertama kalinya kita bertemu Lee Myung Hyun ssi. Aku mengalami beragam masalah karena ulahmu.

Myung Hyun : Jangan senang dulu. Aku pastikan kau akan menanggung akibatnya bagaimana pun caranya.

Seon Suk menantang, "Aku akan menantikannya. Sampai jumpa".

Seon Suk tersenyum dulu pada Myung Hyun dan Tae Sik, lalu pergi. Tae Sik benar-benar emosi, mengepalkan tangannya, seperti ingin memukul Seon Suk. Tae Sik heran, orang seperti Soen Suk bisa bebas tanpa tuntutan, bagaimana ini bisa terjadi. Myung Hyun lebih tenang, meski ia juga sama marahnya dengan Tae Sik. Myung Hyun berkata tidak akan melepaskan Seon Suk begitu saja.

Ponsel Myung Hyun berdering. Ia mendapat kabar yang mengejutkan. Buru-buru pergi menemui dokter Se Jin ke rumah sakit Nasan. Myung Hyun masuk ke ruang perawatan dokter Se Jin.

Dokter Se Jin melepas maskernya, tersenyum menatap Myung Hyun. Wajahnya kini kembali seperti semula. Bersih dan mulus. Tidak pecah-pecah seperti terakhir kali.

Myung Hyun : Vaksinnya.  Vaksinnya berhasil?
Dr. Se Jin : Benar. Tekanan otak menurun. Gejala lainnya juga membaik. Pertumbuhan virusnya berhenti.
Myung Hyun : Kalau begitu. Ini antibodi Kim In Chul, kan?

Dr. Se Jin membenarkan. Myung Hyun sangat lega. Dr. Se Jin memberikan laporan penelitiannya. Ia telah menulis perbandingan antibodi Kim In Chul dengan vaksin super secara terperinci. "Kau hanya perlu membuatnya berdasarkan perbandingan ini. Tapi, dalam tahap awal, gejala yang lebih parah mungkin akan timbul. Beritahu mereka agar memperhatikannya saat dilakukan vaksinasi".

Myung Hyun mematuhi perkataan dokter Se Jin dan memujinya hebat, sangat hebat. Ia buru-buru pamit pergi dan akan janji akan membicarakan sisanya lagi nanti. Dokter Se Jin tersenyum, tapi raut wajahnya berubah sedih begitu Myung Hyun pergi, " Aku sangat menyesal kali ini, Pimpinan Lee Myung Hyun".

Myung Hyun kembali ke markas CDC. Sun Dong sibuk bekerja di labotarium. Pasti ia tengah membuat vaksin sesuai dengan laporan penelitian yang diberikan dokter Se Jin. Myung Hyun mengawasi dari luar. Sun Dong memperhatikan pergerakan di layar monitor. Sun Dong menatap Myung Hyun, tersenyum. Myung Hyun memejamkan mata, menarik napas lega. Vaksin sempurna telah berhasil di buat. 

Breaking News, "CDC dengan resmi mengumumkan kalau virusnya akan segera hilang. Bukan hanya itu. Efek samping vaksin super yang menyebabkan gejala bunuh diri juga benar-benar hilang karena pengembangan vaksin baru. Infeksi virus mengerikan berlangsung hanya selama 40 hari. Selain itu, Global Life masih belum mau terbuka mengenai efek samping vaskin super".

Direktur Shim dan Hwang Seon Suk menyaksikan berita itu di tempat terpisah. Di rumah sakit Nasan, vaksin baru yang sempurna mulai di berikan kepada pasien yang terinfeski. Perlahan dan namun pasti, situasi yang mencekam selama ini mulai membaik. 

Kim Do Jin melihat kembali dokumen yang bisa mengancam dirinya. Ia membulatkan tekad. Kim Do Jin minta pada sekertarisnya untuk menyiapkan konfrensi pers besok pagi, Ia berpesan jangan sampai ada media yang tertinggal. Karena ini pernyataan soal vaksin super Global Life.
 
Kim Do Jin bersiap menulis pernyataanya di kertas. Dan kita dibawa flashback sesaat, percakapan antara Kim Do Jin dengan Mr. Johnson. 

Kim Do Jin : Tentu, banyak uang yang harus dikeluarkan untuk pemilu. Tapi, aku masih belum yakin. Jika masalah ini dipublikasikan...
Mr. Johnson : Itu tak akan terjadi. Kau pasti akan menang dalam pemilu berikutnya. Maka, ini semua akan menjadi kenangan.

Kim Do Jin : Tapi, mengenai korbannya...
Mr. Johnson : Jangan khawatir mengenai kematian tak diketahui itu diluar kendalimu. Dan, kau dan aku akan bertahan bagaimana pun caranya.

Kim Do Jin : Apa kita masih perlu mencari informasi lagi, seperti, vaksin itu bermasalah atau yang lainnya.
Mr. Johnson : Ini vaksin super. Ini mencakup segala kemungkinan. Tak perlu mengkhawatirkannya sama sekali.

Flashbac end. Kim Do Jin mulai menulis pernyatannya yang akan ia sampaikan di hadapan pers besok.

Di sebuah restoran. Mr. Johnson bicara dengan seseorang melalui telepon. Ia memanggil lawan bicaranya itu dengan sebutan, "Pak Presiden". Hal yang ditanyakan Mr. Johnson adalah, "Apa Kim Do Jin akan melakukannya sebagaimana perjanjiannya?. Dan, bagaimana dengan vaksin yang diselesaikan Kim Se Jin?". Setelah mendapat jawaban yang memuaskan. Mr. Johnson berjanji akan menghancurkan dokumen asli yang dikhawatirkan Pak Presiden, dan hasilnya hubungan Global Life dengan pemerintahan Korea Selatan tetap terjaga.

(Apa ini!...Jadi...Mr. Johnson dan Presiden saling bekerja sama sebelumnya. Dari awal saya memang sudah curiga. Disaat virus mulai menyebar, justru Presiden berkeliling di luar negeri. Padahal status virus hampir menjadi pademik (wabah penyakit secara nasional). Jadi ini maksud perkataan Mr. Johnson yang menyebut Kim Do Jin hanyalah ekor ular, bukan kepalanya).

Keesokan harinya. Kim Do Jin memasuki ruangan konfrensi pers. Ia membuka catatan yang ia buat semalam, dan mulai bicara. Kim Do Jin secara mendalam menyampaikan rasa penyesalannya atas situasi mengerikan dari kasus infeksi dan serangkaian situasi efek samping vaksin super yang sudah membuat kepanikan pada masyarakat.

Kim Do Jin merasa bertanggung jawab penuh atas situasi yang terjadi selama Presiden melakukan perjalanan ke Eropa. Dan dalam kesempatan ini juga Kim Do Jin mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Kepala Staf Blue House.

Seluruh pers kaget dengan pengumuman pengunduran diri Kim Do Jin. Banyak pertanyaan yang di ajukan media pers. Salah satu wartawan tanya apakah pengunduran diri Kim Do Jin ini ada hubungannya dengan Global Lofe. Apa ini ada hubungannya dengan vaksin, atau apa anda akan naik jabatan. Kim Do Jin tidak menjawab, menutup catatan nya, dan membungkuk dalam sebagai simbol rasa penyesalannya yang mendalam.

Flashback. Semalam, saat Kim Do Jin tengah menulis pernyatan. Telepon kantornya berdering. Kim Do Jin memanggil lawan bicaranya itu dengan sebutan "Pak Presiden". Yang Kim Do Jin ucapkan hanya, "Ya. Aku mengerti".  Setelah menutup telepon, Kim Do Jin tampak bimbang. Lalu keluar ruangan.

Markas CDC. Myung Hyun bersama ke-3 timnya duduk bersama, menyaksikan laporan berita terkini. Setelah Kim Do Jin mengumumkan pengunduran dirinya. Global Life mengakui efek samping dari super vaksinnya melalui laporan. Tapi efek samping itu terjadi karena situasi khusus di Korea Selatan, sedangkan vaksin super itu sendiri tak ada masalah.

Malam hari. Seon Suk menunggu di dalam mobil, di sebuah jalan yang sepi. Saat itu Seon Suk tengah bicara di telepon. Ia berkata telah membawa dokumen asli dan akan menunggu. Tak lama kemudian seseorang memakai baju hitam-hitam membuka pintu dan langsung menusuk leher Seon Suk dengan jarum suntik.

Dalam hitungan detik, Seon Suk meregang nyawa. Cara yang sama digunakan untuk membunuh In Chul. Bedanya mata Seon Suk terpejam, tidak terbelalak memutih seperti In Chul dan lainya. Kira-kira, siapa pelakunya?. Wajahnya tidak terlihat jelas karena memakai masker. Hanya matanya saja yang terlihat. Dari postur tubuhnya tampak seperti perempuan.  (Apa mungkin Ji Won?????....).

Kita di perlihatkan scene seseorang yang membakar foto Mr. Johnson dan Presiden Korea yang bersalaman. Apa artinya ini????....

Di jalanan Seoul yang ramai. Tampak masyarakat Korea yang memadati jalanan, mereka kembali pada rutinitas dan kesibukan masing-masing seperti biasa. Seolah situasi yang mencekam selama lebih dari sebulan ini, berlalu seperti mimpi buruk belaka.

Terlihat di layar TV besar, Presiden Korea menyampaikan pernyataan resminya, "Masyarakat yang terhormat. Bencana mengerikan yang terjadi selama musim dingin sudah berakhir. Secercah harapan mulai mendekat pada musim semi ini. Kita adalah bangsa yang tangguh dalam menghadapi bencana mengerikan.  Disaat sulit seperti ini, kesempatan terbaik adalah pergi ke luar negeri. Aku, sebagai Presiden, tak meragukannya".

Myung Hyun pergi ke rumah abu Jeon Hui dan Seo In. Berdiri diam memandang foto 2 orang yang ia sayangi. Memang benar bencana mengerikan ini telah berlalu, tapi Myung Hyun dan masyarakat Korea lainnya harus merasakan duka mendalam karena kehilangan anggota keluarga mereka, dan orang-orang yang mereka sayangi.

Sepulang dari rumah abu. Myung Hyun kembali ke markas CDC. Masuk keruangannya, membuka laptop dan sibuk mengetik laporan. Hingga berjam-jam lamanya. Ketua tim masuk dan tanya kenapa Myung Hyun sembunyi sendirian disini. Ia Mengajak Myung Hyun keluar, pergi minum. Myung Hyun berkata akan menyusul. Myung Hyun memeriksa inbox email dan menerima email baru dari dokter Se Jin. Ia membuka, dan mulai membacanya.

Suara dokter Se Jin :  "Saat kau menerima pesan ini, aku sudah tak lagi ada di dunia. Kesalahan yang kulakuakn pasti tak akan dimaafkan dan tak bisa dimaafkan. Tapi keinginanku untuk mengembangkan vaksin super itu tulus. Aku yakin itulah satu-satunya cara untuk menyelamatkan kita dari virus tak diketahui. Tapi yang sudah kusadari adalah fakta kalau alam tak bisa diprediksi maupun dikendalikan.

Dan kejahatan yang kulakukan, sudah kuputuskan akan menanggungnya sendiri. Aku sudah menyuntikkan virus mengerikan dalam tubuhku yang belum pernah diujikan pada manusia dan sudah mencatat semua prosesnya. Saat peranku sebagai pembawa virus selesai, hidupku juga berakhir.

Kuharap kematian tak berartiku ini bisa memberikan kontribusi mengenai pengetahuan soal virus tak diketahui. Mungkin, ini bukan untuk memusnahkan virus, tapi menemukan cara untuk hidup bersama. Meskipun semua virus flu burung musiman dimusnahkan, influenza tetap tak akan bisa dimusnahkan".

Myung Hyun termenung sedih ketika selesai membaca isi pesan dokter Se Jin. Ia kemudian menyelesaikan laporannya. Akhir baris kata Myung Hyun mengetik, "permintaan ini untuk penyelidikan ulang". Ia mengecek kembali laporannya, lalu mengirimnya melalui email ke semua media dengan subjek, "Pengungkapan konspirasi jahat Global Life".

Setelah laporan pesan terkirim di terima. Myung Hyun mematikan laptopnya, keluar ruangan.

Myung Hyun jalan di koridor CDC, di iringi dengan suara hatinya, " Tidak. Kim Se Jin, kau salah. Jika semua virus flu burung musiman memungkinkan dimusnahkan untuk menyelamatkan manusia, aku akan melakukannya. Tidak ada lagi orang yang mati didepanku".

Myung Hyun berhenti jalan, berbalik menatap tembok yang ada tulisan CDC. Suara hatinya kembali bicara, "Demi keselamatan manusia, aku rela mempertaruhkan hidupku sampai mati. Juga, aku pasti tak akan membiarkan masalah ini sampai begini. Demi mereka yang sudah mati, dan. demi mereka yang masih bertahan".

Mr. Johnson berkumpul bersama 4 petinggi Global Life lainya. Mr. Johnson berkata, "Pemerintah Korea sekarang sudah menjamin mereka akan menyerahkan hak kepemilikan vaksinnya".

CEO Global Life menyahut itu bagus, lalu apa lagi yang mereka katakan?.
Mr. Johnson : Mereka bahkan tak punya waktu untuk mencari tahu soal kerja sama ini. Jadi mereka putus asa karena dasar kekuatan mereka sendiri.

CEO :  Setidaknya, pengujian medis kita di Asia berhasil. Kita berhasil menangani masalah efek samping vaksin super secara bersamaan.
Mr. Johnson : Jelas. Dan sekarang kita punya vaksin yang sempurna.

CEO : Ngomong-ngomong, kudengar Baesars yang akan memimpin kita di China.
Mr. Johnson : Mereka mengirimkan sampel vaksin campuran dengan virus H7N9 sekitar 3 bulan lalu.

CEO : Taktik lama.
Mr. Johnson : Aman, cara lama.

CEO lalu bertanya pada 2 rekan yang duduk disebelah kanannya, "Jadi... Kemana target berikutnya?".

Ke-5 petinggi Global Life yang tidak mempunyai hati nurani ini tertawa terbahak-bahak menanggapi pertanyaan CEO barusan. Mereka sama sekali tidak merasa bersalah, telah berhasil mengeruk uang jutaan dollar dari negeri yang tertimpa musibah wabah penyakit dan telah menelan korban ribuan jiwa. Penyebaran virus ini hanya sebuah skenario yang sudah di rencanakan......Cara licik nan keji....

Di dalam lemari pendingin milik Global Life tersimpan berbagai virus mematikan, disertai dengan tahun penyebarannya, dimulai dari : Spanish Influenza (since 1918), Epedemic Typhus (since 1951), H2N2 (since 1957), H3N2 (since 1963), Ebola Hemorrhagic Fever (since 1976), A1 (since 2002), SARS (since 2002), H1N1 (since 2009), Hand Foot and Desease (since 2009), Korea Influenza (since 2013),  China Influenza (since 2014), Mexico Influenza (since 2018), Asia A1 (since 2020), dan Europe H8N7 (2023).

Semuanya tersimpan rapi, dalam kondisi baik dan siap di gunakan. Tinggal menunggu waktu kapan virus-virus itu akan di sebarkan.

Target selanjutnya, Virus China Influenza (2014).

T A M A T

Komentar : 
Finally, selesai juga...semoga tidak kecewa dengan endingnya yang menggantung. Drama ber-genre Mystery, Investigation, Thriller seperti ini, memang sering berakhir dengan ending menggantung dan mengundang banyak pertanyaan dan rasa penasaran. Pertanyaan besarnya, siapa yang membunuh pengacara Hwang Seon Suk?. Apa mungkin Ji Won, semoga bukan. Sudah cukup Joo Young saja yang menjadi mata-mata Global Life.

Apa sebenarnya tujuan Global Life?. Benarkah semata-mata hanya ingin mengeruk keuntungan uang jutaan dollar. Apakah ribuan bahkan jutaan nyawa manusia yang melayang tidak ada harganya sama sekali di bandingkan keuntungan yang mereka peroleh?. Sungguh tragis....Gerakan dan tujuan Global Life ini mengingatkan saya pada gerakan organisasi rahasia illuminati. 

Meski ini hanya drama, tapi siapa yang menyangka jika kejadian dan konspirasi jahat itu memang terjadi dalam dunia nyata. Mungkin penulisnya telah melakukan berbagai survey. Sehingga menghasilkan drama baik dari penokohan dan jalan ceritanya mirip dengan kehidupan nyata. Itu hanya perkiraan saya saja lho ya....

Tujuan illuminati adalah membuat tatanan dunia baru atau yang lebih dikenal "New World Orde". 

Salah satu program Freemason dan illuminati adalah Depopulation Program yakni mengurangi jumlah penduduk dunia yang kini berjumlah 7 milyar jiwa menjadi 500 juta jiwa saja. Depopulation Program ini memang sudah dan tengah berjalan. Banyak dari kita tidak merasakannya, karena itu lah tujuan mereka. Semua itu bukan hanya ilusi, namun beberapa fakta memang sudah terbukti dan tetap terus berjalan.

Salah satu cara menjalani program depopulation ini yaitu dengan cara, Vaksinasi, peperangan, penyebaran penyakit menular dan virus.  Lebih lengkapnya bisa di baca di eramuslim.com

Well, kembali ke drama The Virus, dengan ending menggantung seperti ini akankah di buat sekuel-nya. Seperti drama OCN sebelumnya, Special Affair Team Ten, Vampire Prosecutor dan God's Quiz yang kesemuanya sama-sama memiliki episode pendek dan dibuat kelanjutannya. Sayangnya sampai sekarang tidak ada rumor ataupun pernyataan resmi dari OCN yang akan membuat kelanjutan The Virus...

BTS


 Actor, Crew & staff The Virus. 


10 comments:

  1. Thx buat sinop πŶª,.. Kayak πŶª ini drama bkn sembarang fiktif.. Sbelum πŶª saya pernah membaca artikel ttg penyebaran virus flu burung yg d sengaja.. Lalu dr korban2 yg d asia d minta sampel untuk mengirim k USA(klo g slah) truz d jadikan. Vaksin.. Tp dg harga yg sangat amat mahaL saat akan d beli olh ngara trsebut...... Smoga saja td akan bertambah virus2 yg Lain.. Mian jd panjang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup...Flu burung dan flu babi, memang sengaja di buat dan disebarkan ke berbagai negara. Baik melalui makanan atau minuman, ataupun melalui hewan yang di impor.

      Delete
  2. saya mau nyebarin virus flu boleh ga...

    haciimmm hacimmm

    hahahahhaaaaaaaa trims nuri sinop-nya udah ditulis sampai tamat.....

    #kabuuuuurrrrrrrrrrr

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk...hati-hati ketularan virusnya sis anis...virus kim jae won oppa...hihihihi

      Delete
  3. makasih atas kerja kerasnya merampungkan The Virus. Endingnya realistis mb, komplotan mafia mmg susah diringkus, apalagi di back up sama presiden. kejam!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, bener...meski endingnya gantung, tapi inilah ending terbaik. Kesannya tidak di paksakan. realistis.

      Delete
  4. coba kita liat thn 2014....China ada virus influenza ga ?soalnya kalo thn 2013 ini di china lagi virus flu burung lagi n kasusnya mirip dgn cerita ini.....

    huh..ternyata mmg kerjaan org2 tsb...

    san

    ReplyDelete
  5. Udah baca sampe ep trakir... alhamdulillah puas... makasi ya mb nuri. Ditunggu lanjutan big man nya

    ReplyDelete
  6. Pertama nonton drama ini dari TV kabel beberapa hari kemarin, kwkkwkw telat bgt yakkk, tapi baru sampe episode 4 aja karna penasaran akhirnya searching deh video downloadnya but nothing huhu akhirnya jg saya nemu blog sist ini heheyyy makasiiii ya jd gak penasaran lg :)

    BTW, saya emg suka bgt sama film/drama (tp lbh suka film karna langsung beres ceritanya) yg bergenre Investigation atau detektif2an begini, horror juga suka hahah.
    Jadiiiii over all dibikin penasaran sm ini drama, tp puaslahhh dgn endingnya walau ngegantung DAN penasaran BANGET siapa yg bunuh Seon Suk yaaa

    Pokonya THX berat atas ulasan sinopsisnya hihi :D
    Salam

    ReplyDelete
  7. Dan di 2020 ini terjadi virus yang sama terjadi di dalam film tsb,di 2020 Covid-19 sedangkan di lemari Global Life namanya Asian AI apakah ini juga konspirasi dari Global Life dalam di dunia nyata?? Itu teori dari saya hehe

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)