Revenge is Begin...Di mulai dari episode ini, Cha Don memulai rencananya balas dendam pada Se Kwang, dkk. Siapa kira-kira yang akan menjadi target pertamanya.
Bi Ryung berada di apartemen Se Kwang, sambil menuangkan whisky. Bi Ryung mengingat kembali pertengkaran dengan Ny. Bok semalam. Dan kenyataan Jae In adalah putri Ny. Bok, semakin membuatnya amat sangat kesal. Usahanya selama ini mendekati bahkan bersikap baik pada Jae In sia-sia belaka.
Se Kwang pulang dengan raut wajah marah. Bi Ryung mendekati Se Kwang dengan membawa tray berisi 2 gelas minuman, lalu tanya bagaimana dengan hasil test DNA-nya, "Aku butuh uang tambahan sekarang. Kapan kita mendapat uangnya?".
Masih dengan wajah marah, Se Kwang menjawab diantara sampel darah yang diuji, ada sampel darah Lee Kang Seok. Bi Ryung tanya apa maksudnya, orang yang sudah mati selama 15 tahun lalu, tak mungkin darahnya....
Dengan penuh emosi Se Kwang berkata, "Lee Kang Seok masih hidup!. Dia belum mati!".
Mata Bi Ryung melebar terkejut dengan mulut terbuka, saking terkejutnya tanpa sadar menjatuhkan tray yang ia pegang.
Ke-4 penjahat kembali berkumpul. Se Kwang berkata bahkan kuasa hukum Kang Seok tidak yakin pernah bertemu dengan Kang Seok secara langsung. Wartawan Go masih yakin kalau Kang Seok sudah mati. Selain itu, kenapa dia menunggu sampai...
Jaksa Kwon membentak, "Sudah dipastikan kalau dia belum mati". Bi Ryung kaget mendengar bentakan jaksa Kwon, "Kau membuatku takut. Kenapa kau berteriak?. Aku sudah ketakutan".
Masih dengan nada bicara yang tinggi, jaksa Kwon berkata hasil test DNA dari sampel darah itu sudah membuktikan bahwa Lee Kang Seok pasti masih hidup.
Bi Ryung : Kalau begitu, apa yang kudengar sebelumnya itu benar?. Beberapa waktu lalu, Hwang Jung Shik mengatakan, kalau Lee Kang Seok masih hidup.
(Kapan Bi Ryung ketemu sama pengacara Hwang ya...oh...jangan-jangan....).
3 pria ini terkejut mendengar ucapan Bi Ryung, Se Kwang semakin marah, "Kenapa kau baru mengatakannya sekarang pada kami?".
"Aku pikir dia hanya berusaha mengambil uang dariku", jawab Bi Ryung.
Wartawan Go : Apa mungkin ada orang yang merusak hasil tes DNA, seperti yang kita lakukan?. Hanya mereka yang terlibat dalam pengujian ini yang tahu, bukan?. Masuk akal jika ada yang membayar mereka.
Bi Ryung setuju dengan pendapat wartawan Go. Apa yang tidak bisa didapat dengan uang?. Aku yakin ini dimanipulasi.
(Ya, perkataan Bi Ryung memang benar. Apa yang tidak bisa di dapat dengan uang. Termaksud ke-4 penjahat ini yang sudah kehilangan hati nuraninya, karena silau dengan uang. Meski itu bukan hak mereka).
Sang pemberi informasi, sekertaris Seo datang. Ia bilang pada jaksa Kwon sudah menemukan lokasi uang 10 milyar itu disimpan. Jaksa Kwon langsung tanya dimana tempatnya. Sekertaris Seo menjawab uangnya di simpan di tempat penyimpanan nasional yang menyimpan perhiasan selundupan dan barang rahasia lainnya. Di dalam box kontainer besar. Sampai sekarang tidak ada satupun orang yang datang mengambil uang itu.
Se Kwang berkata sebaiknya kita mengawasi tempat itu, entah itu Lee Kang Seok asli atau penipu yang memanipulasi hasil tes DNA, kita akan menemukan jawabannya jika kita menunggu dan melihat secara langsung.
Jaksa Kwon menduga mungkin saja dia mengirimkan wakilnya untuk mengambil uang itu. Se Kwang mengeleng, "Dia tidak akan bisa pergi jauh dengan semua uang itu. Jika kita mengikutinya, kebenaran soal Lee Kang Seok akan terungkap".
Beralih ke para pahlawan kita. Gu Shik tanya pada Cha Don, "Menurutmu orang-orang itu akan mengawasi depo penyimpanan?". Cha Don yakin Ji Se Kwang akan melakukan hal itu. Sekarang, dengan adanya berita bahwa Lee Kang Seo masih hidup, dia mungkin kebingungan.
Sekertaris Hong mendesah, "Orang yang gigih sekali". Gu Shik menyambung, "Mereka gigih dan kejam". Sekertaris Hong bingung jika mereka memang mengawasi tempat itu, bagaimana kita mendapatkan uangnya. Gu Shik sama bingungnya, jika jumlahnya tak sebesar itu, kita bisa mengantonginya dan kabur. Tapi kontainer yang sebesar rumah harus dipindahkan dalam satu kesempatan.
Cha Don tampak tenang, memutar-mutar koin keberuntungannya. "Berapa nomor kontainernya?.
Gu Shik melihat catatan dan menjawab, "K-40".
Cha Don berguman, "K-40". Dan otak geniusnya mulai bekerja.
Cha Don berguman, "K-40". Dan otak geniusnya mulai bekerja.
Se Kwang memang gigih, seperti rencana sebelumnya, ia bersama Bi Ryung dan wartawan Go mengawasi tempat penyimpanan itu dari jauh. Menunggu dengan gelisah di dalam mobil. Wartawan Go menunjuk lurus ke depan, ketika melihat alat penarik kontainer (peti kemas) mulai bergerak.
Ke-3 nya memperhatikan dengan seksama. Tapi kontainer yang ditarik keluar bukan K-40 melainkan K-39. Bi Ryung gugup, berharap yang dikeluarkan setelahnya itu K-40. Ia heran kenapa sampai sekarang mereka (Lee Kang Seok dan kuasa hukum) belum juga mengambilnya.
Jaksa Kwon datang bersama sekertaris Seo. Ke-3 nya keluar menyapa jaksa Kwon. Jaksa Kwon tanya bagaimana dengan kontainernya. Wartawan Go menjawab mereka masih belum mengambilnya.
Sebuah truk yang membawa kontainer K-39 jalan keluar melewati mereka. Ke-5 orang ini hanya melihat tanpa curiga sedikit pun. Perhatian mereka hanya kontainer K-40 masih tetap berada di tempatnya.
4 penjahat kembali menunggu di dalam mobil. Mereka memutuskan tetap menunggu dengan rasa ingin tahu. Se Kwang melihat jam tangan, sudah jam 12.00 siang. Wartawan Go merasa sepertinya hari ini juga sia-sia, karena ini hari sabtu tempat penyimpanannya akan ditutup jam 1 siang. Bi Ryung mengeluh, sudah berapa hari kita menunggu seperti ini. Mungkin Lee Kang Seok tidak muncul karena hasil test DNA itu palsu.
Jaksa Kwon berkata jika mereka penipu, agak masuk akal kalau mereka tidak mengambil uangnya. Se Kwang menebak mereka sudah tahu jika kita mengawasi tempat ini. Membayangkan tengah diawasi seperti ini membuat Bi Ryung merinding. Jaksa Kwon menimpali dalam situasi seperti ini kita harus memeriksa diri kita sendiri.
Jaksa Kwon dan Se Kwang bergerak keluar dari mobil, di ikuti yang lainya. Jaksa Kwon memberi perintah pada petugas yang bekerja untuk menurunkan kontainer K-40. Petugas kaget. Se Kwang menunjukkan kartu indentitsnya sebagai jaksa. Dengan terbata petugas menolak, tanpa izin dari pemilik atau surat perintah....
Jaksa Kwon menyela, berkacak pinggang dan berteriak, "Aku bilang Turunkan!!!". Dan sekertaris Seo dengan bangganya memperkenalkan jaksa Kwon sebagai jaska agung dari DPO Seoul. Kami akan bertanggung jawab sepenuhnya, jadi tolong turunkan kontainernya. Petugas akhirnya mengerti, dan meminta maaf. Pasti karena takut.
Hebat sekali lagi para penjahat ini menggunakan jabatan mereka untuk melanggar peraturan...keprok..keprok...
Kontainer K-40 di turunkan dari tempatnya. Petugas membuka gembok. Pintu kontainer terbuka, ke-5 orang ini melihat ke dalam. Ekspresi semuanya sama, terdiam dengan wajah terkejut. Kontainer yang mereka diawasi sejak tadi ternyata kosong melopong, tidak ada uang atau pun benda berharga di dalam sana.
Petugas bingung, "Oh..aneh sekali. Seharusnya kontainer ini ada isinya. Tunggu sebentar aku akan memeriksanya".
Bi Ryung : Apa...Apa-apaan ini?
Se Kwang : Apa benar K-40?
Sekertaris Seo membenarkan, Ya, tidak salah lagi.
Wartawan Go melihat sesuatu di dalam sana, tepatnya di dinding ujung dalam kontainer. Sekertaris Seo masuk ke dalam lebih dulu, di ikuti yang lainya. Di dinding kontainer tertempel selembar kertas yang penuh dengan tulisan. Sekertaris Seo mencabut, lalu memberikan ke pada Se Kwang.
"Apa isinya?", tanya Bi Ryung.
"Seperti ayat Alkitab", jawab wartawan Go.
Mata Se Kwang memicing melihat tulisan yang tercetak rapi diatas kertas. Tidak ada yang bicara, semua fokus membaca.
Beralih ke dalam gereja, di mana Cha Don tengah khusus berdoa. Kertas yang tengah di pegang Se Kwang saat ini tertulis penggalan ayat-ayat Alkitab yang kini tengah di panjatkan Cha Don.
"Dan aku akan membawa sebuah pedang padamu, yang akan membalaskan perselisihan perjanjianku. Dan saat kamu sedang berkumpul di kotamu, aku akan mengirimkan wabah penyakit diantara kamu. Dan kamu akan dikirim ke tangan musuh".
Flashback, malam sebelumnya. Gu Shik bekerja sama dengan petugas tadi mengganti nomor kontainer. Kontainer yang semula bernomor K-40 di ganti menjadi K-39. Begitu juga sebaliknya.
Gu Shik mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya. Petugas merasa itu tidak perlu, "Yah, karena pemilik aslinya yang mengambil, tidak apa-apa". Gu Shik memberi amplop, "Ini hadiah dariku". Petugas merasa tidak enak, terakhir kali Gu Shik sudah memberinya imbalan. Petugas berkata setelah dokumennya di urus tidak akan ada masalah sama sekali, jangan khawatir. Gu Shik tersenyum puas memandang kontainer.
Keesokan harinya. Gu Shik sendiri datang mengambil kontainer K-39. Menyamar sebagai supir truk. Dengan mulusnya, truk jalan keluar melewati Se Kwang, dkk. Gu Shik hanya tersenyum tipis melewati mereka. Flashback end.
Kembali ke Cha Don "Jika aku mengasah pedang bersinarku, dan tanganku memegang keputusannya. Aku akan melakukan pembalasan pada musuh-musuhku dan membalas mereka yang kubenci. Hendaklah kamu takut terhadap pedang, karena mendatangkan kemarahan hukuman pedang, supaya kamu tahu ada sebuah penghakiman".
Bi Ryung ketakutan setelah membaca, "Ini...ini...Apa sebenarnya ini?".
Rahang Se Kwang bergeletak menahan marah, lalu keluar dan berdiri di tengah lapangan. Melihat ke setiap sudut, mencari keberadaan Kang Seok.
Wajah bengis Se Kwang muncul, meremas kertas yang ia pegang. "Jangan membuatku tertawa, Lee Kang Seok. Kau pikir tulisan ini akan membuatku takut. Dengar baik-baik. Tidak ada yang bisa kau lakukan. Kau akan sangat menyesal karena sudah muncul dihadapanku lagi".
Se Kwang murka teriak sekuat tenaga, dengan kemarahan yang meluap-luap, "Apa kau dengar, Lee Kang Seok!. Lee Kang Seok!!!".
Jika saja Se Kwang itu bom, pasti sudah meledak saat itu juga....
Cha Don menerima telepon dari Gu Shik. Gu Shik melapor misi berhasil. "Aku segera kesana", ucap Cha Don lalu keluar gereja dengan langkah tenang. Cha Don mengendarai mobilnya menuju ke tempat Gu Shik berada. Dalam perjalanan, Cha Don berucap dalam hati, "Sudah dimulai sekarang. Jaga aku, Ibu".
Gu Shik membawa kontainer itu ke suatu tempat yang telah disepakati. Ia bersama sekertaris Hong menunggu kedatangan Cha Don. Begitu Cha Don sampai, ia segera memberikan kunci kontainer. Sekertaris Hong sangat penasaran ingin melihat isinya.
Cha Don membuka gembok, dengan cepat membuka pintu kontainer. Mereka terkejut dan hampir tidak percaya melihat tumpukan uang sebanyak itu. Bukan hanya tumpukan uang, ada emas batangan, pajangan berharga, lukisan dan guci kuno yang bernilai tinggi.
Sekertaris Hong dan Gu Shik terbelalak dengan mulut membulat. "Omo. Ini uang sungguhan?. Lihat semua emas batangan ini!".
Gu Shik : Apa ini mimpi? Cubit aku.
Sekertaris Hong mencubit pipi Gu Shik. Gu Shik teriak kesakitan, "Ini bukan mimpi. Ini sungguhan". Gu Shik dan sekertaris Hong tertawa kegirangan.
Cha Don dengan tenang melihat semua harta yang ditinggalkan ayahnya itu. Wajahnya tampak sedih. Jika bisa memilih, pasti dia akan memilih berkumpul dengan kedua orang tuanya di bandingkan semua harta ini.
Gagal mendapatkan harta membuat 4 penjahat berkumpul dengan kegalaun masing-masing. Wartawan Go tanya pada yang lainya, "Menurutmu Lee Kang Seok benar-benar akan membalas dendam pada kita?". Pertanyaan itu membuat Bi Ryung bertambah kesal, "Apa kau mau aku membacakannya lagi. Pedang pembalasan dendam ditulis di sini".
Wartawan Go pusing, "Ah. Ini membuatku gila. Katakan sesuatu, apapun".
Jaksa Kwon mulai menyalahkan Se Kwang, "Kalau Lee Kang Seok masih hidup, semuanya salahmu. Dari awal kau bilang kau akan mengakhiri hidupnya". Se Kwang mengakui kalau itu memang kesalahannya. Jaksa Kwon kembali menyerang, "Mengakuinya tidak akan membuat air yang sudah tumpah kembali ke gelasnya (artinya sudah terlambat)".
Se Kwang khawatir jika Kang Seok memilih bersembunyi setelah mendapatkan uang 10 milyar. Wartawan Go tak yang tidak mengerti tanya apa maksudnya.
"Kau ingin dia membalas dendam pada kita?", timpal Bi Ryung.
Dengan penuh emosi Se Kwang berkata, "Jika dia muncul aku masih punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku".
Jaksa Kwon tertawa, "Itulah jawaban yang ingin aku dengar. Kita ini kapal besar yang mengarungi lautan, kita tidak usah khawatir soal batu kecil yang bersembunyi di sungai.".
Wartawan Go membenarkan, seluruh dunia tahu kalau Park Gi Soon membunuh Lee Joong Man. Balas dendam macam apa yang bisa dia lakukan sekarang?.
Bi Ryung kembali membenarkan, disini ada reporter, jaksa dan pengusaha. Kita punya semuanya. Jika kita semua bekerja sama kita akan mampu mengalahkannya.
"Bukankah itu benar?", tanyanya pada Se Kwang.
Se Kwang tetap diam, mengenggam tangannya dengan penuh kemarahan. Para penjahat kali ini sudah kalah satu langkah dari Kang Seok. Tanpa mereka ketahui Lee Kang Seok yang mereka cari tak lain adalah Lee Cha Don.
Dengan uang yang ia dapatkan, Cha Don membeli apartemen baru. Ia berdiri di depan papan kaca melihat bagan yang telah ia buat sembari memainkan koin keberuntungannya. Di papan kaca tertempal foto Se Kwang, dkk. Serta garis penghubung diantara mereka.
Sekertaris Hong dan Gu Shik datang. Gu Shik tanya, "Pengacara Lee, apa kau menyukai tempat barumu?". Sekertaris Hong melihat sekeliling, "Sulit menemukannya dalam waktu sesingkat ini.
Gu Shik : Jadi, katakan pada kami apa yang harus kami lakukan. Bagaimana caranya dan
apa yang bisa kami bantu?. Ah, tempat yang bagus.
Cha Don mengangkat 2 koper hitam, lalu menaruhnya di atas meja. Gu Shik tanya apa ini. "Silakan buka", jawab Cha Don.
Sekertaris Hong membuka koper miliknya, lalu memekik terkejut begitu melihat isinya, "Ini semua uang?". Gu Shik yang semula ingin membuka, mengurungkan niatnya.
Cha Don : Terima kasih atas semua bantuan kalian. Pertarungan keras dan berbahaya akan dimulai lagi dari sekarang.
Cha Don : Dengan uang itu, apapun yang kalian lakukan di masa mendatang, kau akan tetap hidup enak.
Gu Shik : Kau benar-benar sangat berlebihan. Kau pikir kami mengikutimu hanya demi uang?
Sekertaris Hong : Benar. Jika keadaan kami tidak seperti yang diharapkan dan kami mengalami hal yang tidak diinginkan, apa kau akan mengabaikannya?
Gu Shik : Sekarang, aku tahu kalau kau itu orang paling kesepian didunia ini. Kami tidak beda jauh, tapi kau bisa bersandar pada kami.
Sekertaris Hong : Benar, Pengacara Lee. Kami tidak bisa pergi begitu saja karena kami juga kesal.
(Oh...so sweet...big hug for Gu Shik and sekertaris Hong).
Cha Don merasa terharu, menatap keduanya lalu tersenyum, "Terima kasih, Manajer Yang. Terima kasih, Sekretaris Hong.
"Sudah. Sudah. Ngomong-ngomong, kapan kita akan mulai?", ucap Gu Shik.
Cha Don berdiri memandang bagan yang telah ia buat, "Pertama-tama, aku akan mencari tahu soal kematian Hwang Jung Shik". Sekertaris Hong tanya menurutmu pembunuhnya salah satu dari mereka?. Cha Don yakin pembunuhnya salah satu dari mereka.Pertama, aku harus menjadi salah satu dari mereka.
Sekertaris Hong berkata orang-orang itu tidak punya kelemahan. Selain itu mereka bersikap waspada karena Lee Kang Seok. Cha Don yakin diantara mereka punya titik mematikan yang akan menjatuhkan mereka semua. Benteng yang paling sempurna sekalipun masih punya pintu rahasia.
Cha Don melepas foto Bi Ryung, lalu tersenyum. Wanita itu mungkin akan menjadi target pertama Cha Don.... Yach...Bi Ryung memang paling lemah diantara yang lainya...
Ny. Bok yang mulai terserang penyakit pikun merekam ucapannya sendiri. Rekaman ini berisi kejadian yang ia lalui kemarin, "Angelina melawanku. Dia menyerangku lebih dulu, jadi apa yang bisa kulakukan. Seharusnya aku tidak menggunakan pedangku pada sembarang orang, tapi setelah aku menariknya, aku akan menyarungkannya dengan darah. Itulah caraku. Hari ini, ingatanku hilang lebih cepat. Lalu kemudian, aku selamanya..."
Ucapan Ny. Bok terhenti, buru-buru ia menyimpan perekam suaranya begitu melihat Jae In masuk. Jae In heran kenapa ibu sangat terkejut. Seperti biasa, Ny. Bok selalu berteriak pada putrinya, "Bukankah kau bisa mengetuk pintunya dulu, bodoh?. Ada apa?".
"Aku kesini karena ibu memanggilku", jawab Jae In.
Ny. Bok kembali memarahi Jae In, "Bodoh, kenapa kau bisa membiarkan kutu seperti Angelina mengambil darahmu". Jae In tidak tahu jika dirinya mempunyai saham di Hwanghae Bank, kenapa ibu tidak memberitahuku?.
Ny. Bok : Kau melihatnya dengan jelas kali ini, huh?. Dalam dunia bisnis, mereka memotong habis hidungmu saat matamu terbuka lebar. Apa kau yakin kalau kau bisa menang melawan Angelina?.
Jae In menggoda, "Bertarung itu keahlian Ibu". Ny. Bok bertambah kesal, " Bodoh, kau ini benar-benar, bodoh".
Pal Do masuk dan memberitahu Presdir Koh dari Ssangmoon-dong datang. Ny. Bok tanya berapa banyak saham yang dimiliki presdir Koh. Pal Do menjawab 6%, jika kita meyakinkan Presiden Koh, maka kita akan bisa menjadi pemegang saham mayoritas dengan batas yang kecil.
Ny. Bok menatap Jae In, "Kau dengar itu. Jika kau ingin memiliki Hwanghae Bank, kau harus meyakinkan Presdir Koh, dan tunjukkan kemampuanmu, bodoh. Jika kau melakukannya, kau bisa keluar dari bisnis pinjaman pribadi (lintah darat) yang sangat kau benci ini. Mengerti?!!!.
Pal Do ikut menasehati, "Kau harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, Jae In". Jae In berpikir, berkata dalam hati, "Jika berhasil maka aku bisa membantu Cha Don. Dengan kesempatan ini mungkin aku bisa memenangkan hatinya".
Ny. Bok dan Jae In menemui presdir Koh. Menjadi kebiasaan Ny. Bok memakai hanbok menemui tamunya yang berkunjung ke restoran Bolyasung.
"Bagaimana kabarmu, Nyonya Bok?", sapa presdir Koh.
"Kau makan apa? Kau tampak lebih muda setiap hari", puji Ny. Bok.
Ny. Bok lalu memperkenalkan Jae In sebagai putrinya.
Presdir Koh : Putrimu lebih muda dari perkiraanku.
Ny. Bok berkata Jae In mungkin masih muda tapi....Jae In memutus ucapan Ny. Bok dan berkata, "Aku berbeda dengan ibuku. Aku tidak bisa menyembunyikan apa yang ingin kukatakan, harus kukatakan. Jika aku menjadi Presiden, aku akan membuat Hwanghae Bank jelas sepertiku".
Presdir Koh tampak puas dengan ucapan Jae In. Ternyata putri Ny. Bok terlihat lebih kuat dari penampilannya. Pal Do ikut memuji, tentu saja putri siapa dulu. Presdir Koh tidak masalah lagi, dengan adanya Ny. Bok di belakang Jae In. Ia akan memberikan 6% sahamnya pada pertemuan pemegang saham selanjutnya.
Jae In membungkakan badan, mengucapkan terima kasih disertai dengan senyum manis. Ny. Bok bertanya, "Apa mungkin angelina tidak menghubungimu?". Presdir Koh menjawab, "Tentu saja dia menelepon. Dia sangat menggangguku, jadi aku tidak angkat teleponnya lagi".
Ny. Bok memuji tindakan presdir Koh sangat tepat. Angelina tampak menyembunyikan sesuatu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di Amerika, tapi kau tidak harus berhubungan dengannya. Presdir Koh minta Ny. Bok jangan khawatir.
Setelah kata kesepakatan di dapat, Ny. Bok menyuruh Pal Do menyiapkan makanan dan minum. Jae In bersedia menemani presdir Koh minum. Presdir Koh sedikit terkejut, "Benarkah. Aku ini banyak minum".
Jae In mengerlingkan matanya dan berkata, "Aku juga banyak minum". Presdir Koh tertawa, "Ny. Bok, Putrimu tampaknya semakin amat menarik". Dengan bercanda Ny. Bok balik bertanya, "Apa yang akan kau lakukan?".
"Ibu!", panggil Jae In malu. Ketiganya lalu tertawa bersama.
Cha Don memulai rencana awalnya dengan mendekati Bi Ryung. Saat ini Bi Ryung tengah berlatih glof. Cha Don juga berada disana, duduk tenang sambil meminum kopi. Tentunya pertemuan yang terkesan kebetulan ini sudah ia rencanakan sebelumnya.
Cha Don memperhatikan Bi Ryung. Terlintas dalam ingatannya, perkataan menyakitkan yang pernah Bi Ryung ucapakan pada Gi Soon. Lima belas tahun lalu saat pesta ulang tahun Lee Joong Man. Dengan congkak Bi Ryung bilang pada Gi Soon, Presir Lee memintanya untuk sering datang berkunjung, dan Bi Ryung merupakan hadiah terbaik bagi presdir.
Perkataan itu sukses membuat Gi Soon sakit hati, sampai-sampai harus menelan pil penenang untuk meredam amarahnya. Cha Don memalingkan wajahnya. Hatinya semakin marah mengingat kembali kejadian itu.
Bi Ryung istirahat sejenak, lalu menelpon Mr. Joeng. Ia bertanya apa ada perkembangan dengan presdir Koh dari dari Ssangmoon-dong. Mr. Joeng menjawab belum. Bi Ryung kesal, "Bukankah kau tahu rapat pemegang saham akan segera diadakan?. Buat janji lebih dulu. Aku harus melihat wajahnya agar tahu aku bisa membujuk atau mengancamnya".
Bi Ryung mematikan ponselnya, "Ah, menjengkelkan sekali. Kenapa dia tidak kompeten sama sekali? Keterlaluan". Bi Ryung masuk kedalam ruangan.
Cha Don bisa mendengar dengan jelas semua percakapan Bi Ryung tadi. Ia menyusul masuk ke dalam sembari memainkan ponselnya. Duduk tak jauh dari Bi Ryung. Tak lama kemudian ponsel Cha Don menerima panggilan masuk.
Ny. Bok dan Jae In menemui presdir Koh. Menjadi kebiasaan Ny. Bok memakai hanbok menemui tamunya yang berkunjung ke restoran Bolyasung.
"Bagaimana kabarmu, Nyonya Bok?", sapa presdir Koh.
"Kau makan apa? Kau tampak lebih muda setiap hari", puji Ny. Bok.
Ny. Bok lalu memperkenalkan Jae In sebagai putrinya.
Presdir Koh : Putrimu lebih muda dari perkiraanku.
Ny. Bok berkata Jae In mungkin masih muda tapi....Jae In memutus ucapan Ny. Bok dan berkata, "Aku berbeda dengan ibuku. Aku tidak bisa menyembunyikan apa yang ingin kukatakan, harus kukatakan. Jika aku menjadi Presiden, aku akan membuat Hwanghae Bank jelas sepertiku".
Presdir Koh tampak puas dengan ucapan Jae In. Ternyata putri Ny. Bok terlihat lebih kuat dari penampilannya. Pal Do ikut memuji, tentu saja putri siapa dulu. Presdir Koh tidak masalah lagi, dengan adanya Ny. Bok di belakang Jae In. Ia akan memberikan 6% sahamnya pada pertemuan pemegang saham selanjutnya.
Jae In membungkakan badan, mengucapkan terima kasih disertai dengan senyum manis. Ny. Bok bertanya, "Apa mungkin angelina tidak menghubungimu?". Presdir Koh menjawab, "Tentu saja dia menelepon. Dia sangat menggangguku, jadi aku tidak angkat teleponnya lagi".
Ny. Bok memuji tindakan presdir Koh sangat tepat. Angelina tampak menyembunyikan sesuatu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di Amerika, tapi kau tidak harus berhubungan dengannya. Presdir Koh minta Ny. Bok jangan khawatir.
Setelah kata kesepakatan di dapat, Ny. Bok menyuruh Pal Do menyiapkan makanan dan minum. Jae In bersedia menemani presdir Koh minum. Presdir Koh sedikit terkejut, "Benarkah. Aku ini banyak minum".
Jae In mengerlingkan matanya dan berkata, "Aku juga banyak minum". Presdir Koh tertawa, "Ny. Bok, Putrimu tampaknya semakin amat menarik". Dengan bercanda Ny. Bok balik bertanya, "Apa yang akan kau lakukan?".
"Ibu!", panggil Jae In malu. Ketiganya lalu tertawa bersama.
Cha Don memulai rencana awalnya dengan mendekati Bi Ryung. Saat ini Bi Ryung tengah berlatih glof. Cha Don juga berada disana, duduk tenang sambil meminum kopi. Tentunya pertemuan yang terkesan kebetulan ini sudah ia rencanakan sebelumnya.
Cha Don memperhatikan Bi Ryung. Terlintas dalam ingatannya, perkataan menyakitkan yang pernah Bi Ryung ucapakan pada Gi Soon. Lima belas tahun lalu saat pesta ulang tahun Lee Joong Man. Dengan congkak Bi Ryung bilang pada Gi Soon, Presir Lee memintanya untuk sering datang berkunjung, dan Bi Ryung merupakan hadiah terbaik bagi presdir.
Perkataan itu sukses membuat Gi Soon sakit hati, sampai-sampai harus menelan pil penenang untuk meredam amarahnya. Cha Don memalingkan wajahnya. Hatinya semakin marah mengingat kembali kejadian itu.
Bi Ryung istirahat sejenak, lalu menelpon Mr. Joeng. Ia bertanya apa ada perkembangan dengan presdir Koh dari dari Ssangmoon-dong. Mr. Joeng menjawab belum. Bi Ryung kesal, "Bukankah kau tahu rapat pemegang saham akan segera diadakan?. Buat janji lebih dulu. Aku harus melihat wajahnya agar tahu aku bisa membujuk atau mengancamnya".
Bi Ryung mematikan ponselnya, "Ah, menjengkelkan sekali. Kenapa dia tidak kompeten sama sekali? Keterlaluan". Bi Ryung masuk kedalam ruangan.
Cha Don bisa mendengar dengan jelas semua percakapan Bi Ryung tadi. Ia menyusul masuk ke dalam sembari memainkan ponselnya. Duduk tak jauh dari Bi Ryung. Tak lama kemudian ponsel Cha Don menerima panggilan masuk.
Cha Don melirik sekilas Bi Ryung, lalu menjawab telepon. Dengan sengaja mengeraskan suaranya untuk menarik perhatian Bi Ryung, "Halo?. Ya, Presiden Koh. Hwanghae Bank?. Tidak, aku tidak punya waktu untuk pergi ke Ssangmoon-dong".
Benar saja Bi Ryung langsung tertarik begitu mendengar Cha Don menyebut nama Presiden Koh dan Ssangmoon-dong.
Cha Don masih sibuk bicara dengan Presdir Koh melalui telepon, " Tahan dulu 6% sahammu. Angelina?. Kudengar dia pengusaha yang bagus. Aku belum pernah bertemu dengannya, tapi kudengar dia wanita yang cantik. Kenapa kau melakukannya?. Aku ini pengacara, bukan akuntan. Seharusnya kau tidak bertindak tanpa persetujuanku. Ya, Presiden".
Bi Ryung tersipu malu mendengar Cha Don memujinya cantik, (ah dasar wanita...di bilang cantik dikit aja, pasti geer dah..hehehe....)
"Ah, dia pengacara. Aku yakin itu Presiden Koh dari Ssangmoon-dong", batin Bi Ryung.
"Permisi", panggil Bi Ryung
Cha Don pura-pura tidak mendengar, berdiri lalu jalan pergi. Bi Ryung tersenyum, mengambil cermin sembari merapihkan penampilannya, "Aku harus meyakinkan dia dari awal". Bi Ryung sangat yakin dengan wajahnya itu ia bisa membuat Cha Don berpihak padanya.
Bi Ryung mengejar Cha Don hingga ke parking area. Tepat pada saat Cha Don hendak masuk ke dalam mobil. (Beh...mobil yang dipakai Cha Don benar-benar canggih, untuk membuka pintu mobil hanya perlu memasukkan password touch screen yang ada disisi pintu).
Dengan alasan ada hal yang mendesak, Bi Ryung berniat menumpang di mobil Cha Don. Cha Don bersikap dingin dengan bertanya kemana tujuan Bi Ryung. Bi Ryung balik bertanya, "Tujuanmu hari ini kemana?". "Ke Shinsa-dong", jawab Cha Don.
Bi Ryung bilang itu bagus sekali, "Aku tinggal di Gangnam. Kalau begitu aku ikut sampai Shinsa-dong. Cha Don berkata tidak bisa, Aku pergi ke Shinsa-dong di Eunpyung-Gu, (bukan Gangnam). Maaf. Cha Don lalu masuk ke dalam mobil meninggalkan Bi Ryung.
Bi Ryung kembali mencegah dengan mengetuk kaca mobil, "Sebentar, tunggu sebentar". Cha Don membuka kaca mobil, "Ada apa lagi?". Bi Ryung memperkenalkan diri sebagai Angelina. Cha Don berpikir sebentar, "Oh..Angelina. Presidir Silver Rain. Apa ada hal yang ingin kau bicarakan denganku?".
Bi Ryung membenarkan, "Apa bisa kita pergi ke suatu tempat dan bicara?". Masih dengan sikap cool Cha Don balik tanya, "Ini masalah pribadi atau bisnis?".
"Bisnis", jawab Bi Ryung
"Syukurlah. Jika pribadi, aku harus menolaknya", ucap Cha Don.
Wajah Bi Ryung langsung berubah, dalam hatinya membatin, " Percaya diri sekali? Apa dia tahu kalau dia itu tampan". (wkwkwk..).
Dalam perjalanan Cha Don tetap diam menatap lurus jalanan. Bi Ryung mencoba memulai percakapan, "Apa biasanya kau diam seperti ini?".
"Jika pengacara diam maka dia bisa mati kelaparan", jawab Cha Don.
Bi Ryung hanya merasa Cha Don sangat pendiam. Cha Don berkata jika bukan soal pekerjaan aku tidak suka bicara dengan wanita yang baru saja kukenal.
"Aku mengerti. Lalu apa kau keberatan jika aku mulai pembicaraannya?", tanya Bi Ryung lagi. Cha Don tidak menjawab, menyalakan musik dengan suara nyaring. Sampai-sampai Bi Ryung harus menutup telinganya. Dan cara ini ternyata cukup ampuh membuat Bi Ryung diam.
Bi Ryung dan Cha Don membicarakan bisnis mereka di cafe. Dalam kesempatan itu, Bi Ryung sempat pindah ke meja lain ketika menjawab panggilan dari Mr. Jeong. Mr. Jeong sudah memastikan kalau pengacara Lee Cha Don adalah kuasa hukum Presiden Koh. Bi Ryung tersenyum senang. Baiklah, aku mengerti.
Cha Don berkata ada janji, ia tanya sebenarnya apa yang ingin Bi Ryung bicarakan. Bi Ryung langsung ke inti permasalahan. Bi Ryung minta Cha Don bersedia untuk membantunya. Untuk mempertahankan hakku dalam manajemen, aku butuh lebih banyak saham. Saham 6% Presiden Koh dari Ssangmoon-dong. Tolong berikan padaku.
Cha Don bilang itu tugas yang sulit. Presiden Koh berencana untuk menyerahkan sahamnya pada orang lain. Bi Ryung mengaku mengenal Nyonya Bok Hwa Sool dengan sangat baik. Cha Don berkata jika begitu seharusnya Bi Ryung tahu dengan baik bagaimana dekatnya mereka. Karena itulah Bi Ryung sangat membutuhkan bantuan Cha Don. Tolong bantu aku. Jika Nyonya Bok Hwa Sool mengambil saham Predir Koh, dia pasti akan mengambil alih Hwanghae Bank.
Cha Don menolak, Maaf. Ini hal yang seharusnya tidak kulakukan sebagai kuasa hukum Presdir Koh. Cha Don berdiri, dan ingin pergi. Lagi-lagi Bi Ryung menahan, "Tunggu, Pengacara Lee. Bagaimana bisa kau menjadi pengacara saat kau tidak bersikap fleksibel?. Ini bagian dari bisnis. Kau bisa memberitahuku apa yang kau inginkan, jadi kita bisa saling menguntungkan. Aku sudah mengatakan keinginanku. Sekarang giliranmu yang mengatakannya".
Cha Don kembali duduk, tertarik dengan tawaran Bi Ryung. "Baiklah. Jika aku membantumu mendapatkan saham Presidir Koh, pilih aku sebagai pengacara Hwanghae Bank". Bi Ryung setuju, "Kalau begitu, mari kita lakukan. Sebagai gantinya, kau harus mewujudkannya".
"Kita tulis surat kontraknya", ucap Cha Don.
Cha Don mengeluarkan dokumen yang memang sudah ia persiapakan sebelumnya.
Jika Bi Ryung sibuk dengan sahamnya, beda halnya dengan Jaksa Kwon dan Se Kwang. Dua jaksa ini minum bersama sambil membicarakan masalah Lee Kang Seok. Se Kwang berkata dokumen yang ada membuktikan dia warga negara inggris, namanya bukan Lee Kang Seok tapi Edward Lee. Jaksa Kwon tanya bagaimana dengan catatan kedatangan dan keberangkatan pulang pergi di negara ini. Se Kwang menjawab tidak ada.
Jaksa Kwon berkata dia benar-benar menyembunyikan identitasnya. Yang menjadi beberapa pertanyaan penting bagi Se Kwang, "Jika dia Lee Kang Seok asli, kenapa dia baru muncul sekarang?. Dia seharusnya tahu keberadaan 10 milyar won itu sejak lama. Jadi kenapa dia baru berusaha mendapatkan uangnya sekarang?".
Satu hal yang pasti bagi jaksa Kwon, "Kita tidak tahu siapa dia tapi dia mengenal kita dengan sangat baik". "Maksudmu dia ada di sekitar kita?", tanya Se Kwang.
Jaksa Kwon : Dia tahu semua rencana kita dengan sangat baik. Dia menghalangi cara kita sebelumnya dan membodohi kita. Jika dia tidak dekat dengan kita, tidak mungkin hal ini terjadi. Pikirkan baik-baik. Mungkin saja dia orang yang tidak kita curigai sama sekali.
Se Kwang terdiam, meresapi perkataan jaksa Kwon. Se Kwang ingat kejadian 5 tahun lalu. Ketika ia mengunjungi Gi Soon di penjara. Tak lama kemudian Cha Don masuk. Gi Soon memanggil Cha Don dengan nama Lee Kang Seok.
Mata Se Kwang menyipit, Lee Cha Don...tidak mungkin dia Lee Kang Seok. Se Kwang benar-benar marah memikirkan hal itu, tangannya meremas gelas minuman hingga pecah. Cairan merah mengalir di sela-sela jari Se Kwang, tapi ia tidak merasakan sakit meski tangannya berdarah. Jaksa Kwon kaget, "Kau baik-baik saja?". Se Kwang tertawa dengan wajah bengisnya, Apa itu kau, Lee Cha Don?. Jadi kau itu Lee Kang Seok?.
Tanpa bertanya banyak kepala panti bersedia menunjukkan riwayat Cha Don. Baginya Cha Don adalah kebanggaan panti asuhan ini. Kepala panti yakin anak didiknya itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti itu.
Se Kwang melihat riwayat yang diberikan kepala panti. Tapi ia harus menelan kecewa saat melihat foto Cha Don. Wajah Cha Don yang ada di riwayat jauh berbeda dengan wajah Cha Don yang ia kenal.
Melihat wajah Se Kwang yang tampak kecewa itu, kepala panti tanya apa ada masalah. Se Kwang menjawab tidak ada, kenapa pengacara Lee Cha Don tinggal di panti asuhan ini. Kepala panti berkata neneknya membawanya kesini. Dia akan meninggalkannya di sini untuk sementara waktu, tapi akhirnya dia meninggal.
Se Kwang kembali kemobil. Jaksa Kwon langsung tanya, "sudah kau periksa?".
"Ternyata bukan Lee Cha Don", ucap Se Kwang dengan wajah super duper kesal.
Jaksa Kwon menghela napas, "Jadi kasusnya tidak terpecahkan lagi".
Se Kwang memukul stir mobil, tanpa sadar tangan kananya itu masih sakit dan terbalut perban. Se Kwang pun menahan sakit akibat pukulannya tadi. Jaksa Kwon yakin Kang Seok tengah menunggu dan akan muncul dengan sendirinya. Seorang pemburu yang terampil tidak pernah mengejar mangsanya.
Kepala panti keluar, dan melihat mobil Se Kwang yang pergi menjauh. Ia lalu mengambil ponselnya, "Dia baru saja pergi. Aku melakukannya sesuai perintahmu, Cha Don. Tapi apa sebenarnya yang terjadi?".
Cha Don mengucapkan terima kasih. Saat semuanya selesai, aku akan mengatakannya.
Prediksi Cha Don tepat, ia bisa mengetahui dengan pasti langkah apa yang akan Se Kwang lakukan...Sekali lagi Se Kwang kalah telak dari Cha Don...menyenangkan melihat wajah kesal Se Kwang...hahahahha.....
Sinopsis Incarnation Of Money Episode 14 Part 1
Haaahaaaa se kwang dkk kalah telak dr cha don
ReplyDeleteThank's sinopnya ˆ⌣ˆ
tambah seru aja nih. setia menunggu lanjutannya. gomawo mb nuri ^^
ReplyDeletesuka sama sikap Manajer Yang n Sek Hong yang tulus membantu Cha Don hehehe....
ReplyDeletejadi g sabar nunggu kelanjutanya semangat trus mbk buat sinopnya...
ReplyDeleteKereennn..sinopsis episode selanjutnya üđåћ ada blum?
ReplyDeleteTambh seru aja ni h crita.. dak sabar nunggu klanjutanny bsok di lbs tv... ndi z bca sinop slnjutny aj deh dri pda pnasaran bgni..
ReplyDelete