Pages - Menu

Tuesday, July 02, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 12 Part 2

Cha Don masuk ke rumah sakit jiwa dengan tujuan untuk bertemu dengan Gi Soon dan menemukan Kang Seok, tapi siapa sangka justru di tempat mengerikan itulah ia mengetahui jati diri yang sebenarnya.  

Kini sudah waktunya baginya untuk keluar dari tempat ini, dan bersedia memberikan persetujuan untuk menandatangani surat pernyataan pelimpahan hak waris. Kepala perawat melaporkan hal ini pada Myung Han. Myung Han menangguk senang dan mengeluarkan dokumen yang telah ia persiapkan.


Cha Don duduk diam di dalam sel dengan raut wajah sedih. Myung Han masuk bersama kepala perawat. Myung Han berkata jika saja Cha Don bersedia menandatangani surat pernyataan sejak awal, pasti tidak akan merasakan kesakitan. Myung Han menyodorkan dokumen yang ia persiapan dan menyuruh Cha Don untuk segera memberikan cap jempolnya. 

Cha Don diam saja saat kepala perawat menarik jempolnya dan menuntunya untuk memberi cap jempol ke atas kertas. Myung Han tampak sangat puas. Ia berdalih semua yang meraka lakukan hanyalah terapi. Lebih tepatnya psikoterapi. Myung Han mengingatkan jika Cha Don berani menuntutnya tanpa bukti maka ia akan menuntut balik atas nama pencemaran nama baik. 

Cha Don yang tadi hanya anteng-anteng sama mendadak ngamuk melihat wajah menyebalkan Myung Han. Cha Don benar-benar murka dan sangat marah. Ia menerjang Myung Han dan mencekiknya, "Berapa banyak orang yang sudah kau perlakukan seperti ini?. Apa kau sangat menikmati semua penderitaan mereka?. Kau bukan manusia. Kau akan menderita seperti mereka". 

Kepala perawat panik, memanggil penjaga yang ada di luar. Penjaga menarik Cha Don. Cha Don teriak dan berontak dengan sekuat tenaga, "Lepaskan aku. Bebaskan aku".
Myung Han memberi perintah untuk membawa Cha Don ke ruang perawatan terapi syok listrik. Myung Han memegangi lehernya yang sakit, baru begini saja dia sudah membalas. 

Kedua tangan dan kaki Cha Don di ikat. Myung Han berdiri memandangi Cha Don, "Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja karena kau sudah cap jempol pada kertas ini?. Setidaknya, kau bisa melihat neraka sekarang".

Myung Han memutar tombol volume. Tubuh Cha Don tersentak dan menegang seketika. Aliran listrik kali ini lebih tinggi dari kemarin. Cha Don teriak penuh kesakitan. Myung Han semakin menambah volume ke level yang lebih tinggi. Tampak sangat menikmati penderitaan Cha Don. 

Ditengah rasa kesakitan itulah Cha Don teriak, "Aku menemukan Kang Seok!!!". Aku menemukan Kang Seok!!!. Dia bilang dia akan datang menyelamatkanmu. Dia minta agar kau menunggu sebentar lagi. Tolong tunggu sebentar lagi!". 

Myung Han heran, kenapa Cha Don terus menyebut nama Kang Seok. "Siapa dia?", tanyanya.
Cha Don teriak, "Kang Seok bilang dia sangat merindukanmu!!!".

Gi Soon yang mendengarnya duduk menangis sedih. "Kang Seok...Kang Seok. Ibu juga....Ibu juga ingin melihatmu lagi Kang Seok, putraku".

Cha Don masih berjuang melawan penderitaan, tapi ia tak menyerah dan terus berkata bahwa Kang Seok merindukan ibunya. Myung Han yang sudah kehilangan hati nuraninya ini, semakin memutar tombol volume listrik hingga full. Badan Cha Don semakin terhentak dan melonjak-lonjak menerima aliran listik bervolume tinggi. 

Wajah Cha Don pucat, bibirnya memutih seperti tidak ada darah. Aliran listrik yang tinggi memicu memorinya untuk mengingat beberapa kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Tergambar jelas wajah kedua orang tuanya. Terlintas dalam benaknya kejadian masa lalu yang sempat dia lupakan. Ketika ayahnya membawanya ke gudang penyimpana uang rahasia dan permintaan maaf Gi Soon padanya saat di penjara. 

Setelah puas menyiksa Cha Don, Myung Han mematikan tombol. Cha Don pingsan tak berdaya. 

Bi Ryung dan wartawan Go mengatur pertemuan dengan jaksa Kwon di restoran Bolyasung milik Ny. Bok. Mereka sedikit berbasa-basi. Bi Ryung menyikut wartawan Go untuk mengutarakan maksud mereka yang sebenarnya.
"Apa ada yang ingin kalian bicarakan denganku?", tanya jaksa Kwon lebih dulu. 

Bi Ryung yang tidak sabar langsung mengatakan berita baik. "Kau tahu sejumlah besar uang tunai yang ditemukan di lokasi longsor, ingat?". Jaksa Kwon ingat jumlah uang itu lebih dari 10 milyar. Bi Ryung berkata dari yang ia dengar, uang itu milik mendiang Lee Kang Sook, putra dari presdir Lee Joong Man. 

Wartawan Go berkata jika tidak ada seorang pun yang mengakuinya, uang itu akan diambil oleh Departemen Keuangan Nasional. Jaksa Kwon masih tidak mengerti kenapa ini menjadi berita besar.
Bi Ryung : Astaga, seperti kau tidak tahu apa maksudnya, Jaksa Agung. Bukankah baunya sangat enak?. Jumlahnya 10 milyar won.
Wartawan Go : Pada akhirnya kau juga bisa masuk ke dunia politik. Dengan uang itu, kau bisa memanfaatkannya dengan baik.

Bi Ryung menambahkan dengan uang itu juga akan membantu mereka untuk mengambil alih saham Hwanghae Bank. Jaksa Kwon tampak mengerti, tapi itu adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Bi Ryung bilang, sesuatu yang sangat berbahaya tapi juga sangat menarik. Wartawan Go juga bilang sesuatu yang berbahaya dan menarik. Jika kita berhasil, tidak ada yang lebih memuaskan dari yang satu ini.

Jaksa Kwon : Dalam kondisi seperti ini, kenapa kalian tidak membicarakannya dengan Se Gwang, bukan aku?
Bi Ryung : Oh, ya ampun, jangan sebut namanya. Betapa penakutnya dia itu. Meskipun kita hanya merencanakannya saja, dia akan sangat marah. Kenapa kau tidak membujuknya demi kami, Jaksa Agung?. Kaulah satu-satunya orang yang bisa menangani Se Gwang.

Wartawan Go berkata cara mendapatkan uangnya biar aku dan Angelina yang akan mengurusnya. Jaksa Kwon tampak bimbang. Bi Ryung merayu dengan manja. Dari wajah jaksa Kwon sepertinya ia tertarik untuk memiliki uang itu. 

(Ya ampun orang-orang ini. Belum cukup pembagian harta Lee Joong Man yang segunung itu....masih aja ngincer uang Kang Seok). 

Jaksa Kwon dan Se Kwang bermain baduk. Jaksa Kwon memuji Se Kwang mengalami banyak peningkatan. Se Kwang berkata setelah aku melepaskan diri dari keserakahan, kurasa sekarang aku bisa melakukan hal-hal yang dulu terlewatkan.

Jaksa Kwon : Melepaskan dirimu dari rasa serakah. Itulah alasannya kau tidak memberitahuku soal uang itu?. Aku bicara soal 10 milyar won yang ditemukan atas nama Lee Kang Seok. 
Se Kwang : Itu karena bukan milik kita.

Jaksa Kwon : Saat uang itu dicetak di percetakan uang, nama pemiliknya tidak tercetak pada uang itu.
Se Kwang : Apa sebenarnya yang mau kau katakan?

Jaksa Kwon memutuskan untuk mengambil uang itu. Se Kwang kaget. Jaksa Kwon tahu ini berbahaya dan sulit, tapi semua di dunia ini berbahaya dan sulit. Terutama jika itu menyangkut uang.
"Apa kau masih butuh uang lebih?", tanya Se Kwang. 
"Bukankah ini seperti air laut? Semakin banyak kau minum, maka kau semakin haus", ucap jaksa Kwon. 

Se Kwan menyambung pada akhirnya, kau mati. Kau tahu itu dengan baik. Jaksa Kwon bilang saat ini Park Gi Soon berada disanotarium, dan mereka bisa membuat Kang Seok atau pun wali palsu. Se Kwang tidak setuju, untuk kasus ini ia memilih mundur. 

Jaksa Kwon tanya apa kau tahu kenapa kau kalah dariku dalam permainan baduk ini?. Itu karena kau melepaskan dirimu dari rasa serakah dalam lomba. Jika uang itu warisan dari mendiang Lee Joong Man, itu awalnya uang kita. Itulah yang kupikirkan.

(Uang kita???....uang Lee Kang Seok kale!!!!). 

Se Kwang diam menatap jaksa Kwon. Dalam hati ia berkata mungkin uang ini ada hubungannya dengan kematian pengacara Hwang. Ia berusaha menghilangkan prasangka buruknya, tidak mungkin jaksa Kwon pelakunya. 

Ji Hoo dan manager Oh mengintai penjual telepon burner. Manager Oh menunjuk pemuda yang melintas tak jauh dari mobil mereka. Ji Hoo meminta manager Oh untuk memanggil petugas tambahan. Pemuda itu lalu masuk ke dalam apertemen kecil. 

Beberapa menit kemudian. Ji Hoo berdiri di depan pintu kamar pemuda itu bersama beberapa petugas polisi. Manager Oh mengetuk pintu, berpura-pura sebagai pengantar mie. Begitu pemuda itu keluar, polisi langsung mendorong badannya ke dinding lalu memborgol tangannya.

Sementara Ji Hoo dan manager Oh masuk ke dalam. Beberapa pria lain yang ada di dalam juga ikut diamankan. Di atas meja terhambur banyak ponsel yang akan dijual belikan.

Pemuda penjual ponsel di bawa ke ruang interogasi. Ji Hoo melempar ponsel burner, "Itu ponsel yang kau jual, kan?. Pada siapa kau menjualnya?". Pemuda menjawab tidak tahu. Ji Hoo mengancam akan membuat pemuda itu membusuk di penjara dalam waktu yang lama.

Penjual ponsel sungguh tidak tahu, karena mereka tidak menjual barang secara langsung, "Kau tahu berapa banyak barang yang kami jual per harinya melalui internet?. Bagaimana bisa aku ingat nomor ponselnya?"

Manager Oh masuk dengan membawa catatan penjualan yang dilakuan melalui internet. Pemuda penjual takjub, "Apa...? Apa kalian mencari tahu semua nomornya?. Pasti sulit sekali", ucapnya setengah mengejek.

Ji Hoo : Kalau begitu, kau yang harus mencarinya. Jika kau tidak menemukannya, aku akan membuatmu menyesal.
Pemuda penjual mengeluh, "Apa?. Dari nomor sebanyak ini!". Ia lalu mencoba mengingat sesuatu. Sebelumnya ada orang yang memesan melalui telepon. Pada hari itu, pembeli itu mengganti tempat pertemuan dua kali, jadi aku sangat kesulitan".

Flashback. Pada malam itu hujan, pembeli datang dengan mengendarai mobil sedan hitam. Pembeli langsung pergi setelah menerima ponsel. Flashback end.

Ji Hoo tanya berapa nomor plat mobilnya. Pemuda penjual tidak bisa mengingat dengan baik, tapi nomor terakhirnya itu...2580. Ji Hoo dan manager Oh saling pandang terkejut. Ji Hoo kembali bertanya bagaimana mobilnya?. Mobil apa yang dikendarai orang itu?.

Bi Ryung datang ke restoran milik Jae In. Sang pemilik restoran pun menyambutnya dengan ramah, " Selamat datang. Apa anda sudah memesan tempat?", sapa Jae In.
"Dimana pemiliknya?", tanya Bi Ryung sambil memperhatikan sekitar restoran.

"Bukankah anda datang untuk makan?", tanya Jae In.
"Ya..Apa kau makan siang pukul 4 sore", sahut Bi Ryung ketus. "Kapan pemiliknya datang?".

Jae In memperhatikan wajah Bi Ryung, "Sebenarnya apakah kita pernah bertemu sebelumnya?".
Bi Ryung memperhatikan penampilan Jae In dari ujung kaki hingga kepala, dengan tatapan melecehkan, "Kenapa rasanya aku pernah melihat orang sepertimu.....".

Jae In ingat dan Bi Ryung sama-sama ingat. Mereka pernah bertemu di salon kecantikan. Saat itu mereka sempat beradu mulut dan puncaknya Jae In yang kesal menyiram wajah Bi Ryung dagan krim lulur. Mata Bi Ryung terbelalak lebar mengingat kejadian itu.

Bi Ryung dan Jae In tertawa dengan tatapan permusuhan. "Jadi Pela*** kurang ajar itu bekerja di sini", ucap Bi Ryung kasar.
"Pela*** kurang ajar?", tanya Jae In tidak percaya.
Bi Ryung teriak dengan bola mata hampir keluar , "Ya!. Apa kau tidak ingat betapa kurang ajarnya kau padaku".

Jae In : Jika kau tidak mau makan, maka pergi saja.
Bi Ryung : Apa?. Beraninya kau ini!. Hei apa bosmu tahu perilakumu.

Ditengah-tengah pertengkaran itulah kepala koki datang dan memanggil Jae In dengan sebutan, "Presdir".
"Kita kehabisan wine, apa aku harus memesan lagi?", tanya kepala koki.
"Pesan saja", jawab Jae In tetap menatap Bi Ryung.

Mata Bi Ryung kembali melebar terkejut begitu mengetahui wanita yang baru saja ia maki-maki ternyata adalah pemilik restoran. Jae In tersenyum dengan dagu terangkat. Bi Ryung kelabakan dan merasa malu.

Dengan gelagapan Bi Ryung tanya, "Kau pemilik tempat ini?". Jae In balik tanya, "Kenapa kau ingin menemuiku".
Bi Ryung semakin salah tingkah, "Omo...Apa yang sudah kulakukan. Aku Angelina dari perusahaan pakaian Silver Rain".

Sekarang giliran Jae In yang kaget, mulutnya membulat terkejut..."Omo...omo...omo...Presdir Angelina?".
Jae In menunduk kepala meminta maaf. Bi Ryung berkata dirinya lah yang seharusnya meminta maaf, "Aku tidak tahu kau pemilik tempat ini". Keduanya kemudian berbasa-basi dengan senyum mengembang.

Jae In menyinggung tempat yang telah Bi Ryung pesan sebelumnya. Bi Ryung berpikir untuk datang berkunjung. Pegawainya bilang makanan di sini enak. Apa makan sianganya masih ada?".
"Sekarang", tanya Jae In melihat jam tangan. "Tapi ini sudah jam 4 sore".

Bi Ryung : Tapi aku lapar sekarang. Siapa yang peduli waktunya makan. Tolong sediakan makanan yang enak.
Jae In : Ya, baik. Tentu saja.
Bi Ryung memuji suasana restoran Jae In menyenangkan. Jae In balas memuji Bi Ryung terlihat sangat cantik. Keduanya pun tertawa dengan canggung. Terlanjur malu soalnya...Hahaha....

Setelah menghabiskan makanannya, Bi Ryung menelpon Se Kwang dan curhat tentang kejadian yang baru saja ia alami. Siapa sangka wanita yang ia sebut sebagai Pela*** sialan itu ternyata pemegang 25% saham Hwanghae Bank. Karena sudah berada di sini, bagaimana pun caranya, ia akan membuat Jae In mendukungnya hari ini juga.

Seperti biasa Se Kwang tidak mendengar dengan seksama perkataan Bi Ryung. Meski kupingnya mendengar tapi pikirannya fokus pada pekerjaan yang ada di hadapannya. Bi Ryung kesal dan minta Se Kwang untuk mengulang perkatannya. Se Kwang hanya berkata aku mendengarkannya.

Bi Ryung tanya, "Se Kwang, kau tahu lusa itu hari apa?". Se Kwang justru balik bertanya. Bi Ryung kesal karena Se Kwang sering tidak ingat sama sekali, "Aku bilang produk baru di luncurkan pada hari itu. Kau datang ke acara peluncurannya kan?".

Se Kwang jawab jadwalnya sibuk dan tidak memungkinkannya untuk menghadirinya. Bi Ryung tidak mau tahu, ia memaksa Se Kwang harus datang. Harus. Jika tidak aku akan sangat marah.

Bi Ryung segera menutup telpon begitu melihat Jae In mendekat. Jae In tanya apa ada lagi yang Bi Ryung butuhkan. Bi Ryung memuji makanannya sangat enak. Ia meminta Jae In untuk duduk dengannya dan bicara sebentar.

Jae In duduk, "Terima kasih Presdir. Ini semua karenamu". Bi Ryung minta Jae In tidak memanggilnya dengan sebutan presdir panggil saja Angelina. Onnie kedengarannya lebih baik.
"Bolehkan", tanya Jae In.
"Tentu saja boleh. Aku tidak suka formalitas", jawab Bi Ryung.

Bi Ryung merasa penasaran kenapa usaha Jae In bisa sebesar ini di saat usianya masih muda. Jae In merendah dengan berkata baru-baru ini saja usahanya berjalan lancar. Bi Ryung memuji Jae In sangat imut ketika merendah seperti itu. Ia lalu bertanya apakah Jae tertarik pada fashion.

Tentu saja Jae In tertarik, bahkan ia sangat menyukai baju yang sedang trend. Bi Ryung  mengundang Jae In untuk datang pada peluncuran produk terbarunya. Kau harus datang. Jae In senang dan mengucapkan terima kasih.

Ny. Bok dan Pal Do datang ke firma hukum Cha Don. Tapi kantor itu sepi dan tidak ada orang sama sekali. Ny. Bok sedih melihat papan nama di atas meja, tertulis pengacara Lee Cha Don. Mungkin inilah pertanda dari firasat mimpinya.

Pal Do merasa masa depan Cha Don sebagai pengacara akan suram karena kini seluruh dunia sudah tahu kalau dia dulunya jaksa korup. "Kurasa anda harus menyingkirkannya, Nyonya".

Ny. Bok : Menyingkirkannya?. Setelah semua yang aku investasikan padanya?.
Pal Do : Lalu, apa anda akan membantunya?.

Ny. Bok yakin putrinya itu masih menyukai Cha Don, meski ucapannya berbeda dengan isi hatinya. Kita tunggu dan lihat saja. Tapi kemana Cha Don menghilang?".

Setelah menandatangi surat penyataan akhirnya Cha Don di bebaskan. Dalam perjalanan kembali pulang, mata Cha Don ditutup. 2 penjaga menahan erat ke dua tangannya. Cha Don diam saja dengan banyak pikiran di kepalanya.

Dalam hati ia meminta maaf pada Gi Soon karena tidak bisa mengenalinya sebagai ibu kandungnya sendiri. Meski dia berada di sebelahnya.

Ambulance rumah sakit berhenti. Kedua penjaga menurunkan Cha Don di tempat yang sama saat pertama kali mereka menemukan Cha Don. Gu Shik dan sekertaris Hong menghampiri Cha Don begitu ambulance menjauh.

Gu Shik dan sekertaris Hong khawatir melihat Cha Don yang tampak lebih kurus dan pucat. Wajah Cha Don tampak murung, bertanya pada Gu Shik, "Apa kau masih punya rekaman di rumah sakit itu?". Gu Shik mengiyakan, "Semua jenis kekejaman, pengurungan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia semuanya sudah terekam.

Cha Don meminjam ponsel sekertaris Hong. Menghubung jaksa Jo. Jaksa Jo yang mendengar suara Cha Don langsung tanya kemana saja Cha Don pergi selama ini, ponselnya pun tidak bisa di hubungi. Cha Don mengajak jaksa Jo untuk bertemu hari ini. Tapi sebelumnya, ia minta jaksa Jo melihat rekaman video yang akan ia kirim.

Cha Don menutup telepon. Wajahnya sangat sedih dan juga marah.

Cha Don dan Jaksa Jo janji bertemu di bar. Ia memandangi foto keluarganya sembari menunggu jaksa Jo datang. Cha Don sama sekali tidak bisa mengingat siapa yang membunuh ayahnya dan menghancurkan keluarganya.
Tak lama kemudian jaksa Jo datang. Cha Don tanya bagaimana hasilnya. Jaksa Jo bilang berkata jaksa Joo dari DPO Cheongju yang akan mengambil alih kasus ini. Segera setelah surat penangkapan di keluarkan mereka akan menggerebekknya. Cha Don mengucapkan terima kasih. Jaksa Jo berkata tidak perlu, aku saja takut melihat video itu. Tapi kenapa kau masuk kesana?.

"Klienku ada disana", jawab Cha Don. Wajahnya Kembali sedih. Jaksa Jo tidak mengerti kenapa Cha Don nekat menyusup ketempat mengerikan itu hanya untuk sebuah kausu. Hal yang harus kau lakukan adalah hidup. Cha Don diam saja, sorot matanya berkilat marah. Justru di tempat itulah Cha Don menemukan ibu yang selama 15 tahun ini selalu ia rindukan. 

Keesokan harinya. Anggota jaksa Joo dari DPO Cheongju meluncur ke rumah sakit. Gu Shik dan Cha Don ikut serta. Polisi langsung menggerebek. Myung Han duduk santai diruangannya, menikmati cemilan serangga tanpa mengetahui apa yang terjadi.

Jaksa Joo mendobrak masuk. Myung Han tanya siapa kalian. Jaksa Joo memperkenalkan diri sebagai jaksa DPO Cheongju, "Kau Myung Han, kan?". 
"Ya. Kenapa?", tanya Myung Han menantang.
Jaksa Joo : Kau ditangkap atas tuduhan penyerangan, pemerasan dan pengurungan ilegal.

Myung Han kaget, "Apa maksudnya ini?. Aku tidak tahu maksud kalian, tapi....".
Polisi memborgol tangan Myung Han. Cha Don masuk menatap marah padanya.

Myung Han : Itu kau. Kau yang melaporkan kami?. 
Lalu beralih menatap Gu Shik, "dan kau juga?". Gu Shik menampakkan wajah idiotnya. "Jadi kalian berdua sudah merencanakannya", ucap Myung Han. 

Tanpa kata-kata Cha Don meninju wajah Myung Han dengan keras, "Dimana kunci bangsal rahasianya?".
Myung Han : Tanpa bukti....hanya dengan perkataan kau ingin melawanku?.
Cha Don semakin marah dan ingin menghajar Myung Han lagi. Polisi menahan tangan Cha Don dan membawanya pergi.

Myung Han meringis kesakitan. Cha Don berteriak murka, "Dimana kuncinya. Kau masih anggap dirimu manusia?. Berikan kuncinya!".

Cha Don lari menuju bangsal bawah tanah setelah mendapatkan kunci. Lalu membuka sel nomor 7. Di dalam Gi Soon duduk bersandar lemes ke dinding. Cha Don mendekat perlahan dengan perasaan campur aduk. 

Gi Soon membuka matanya dan bisa mengenali Cha Don. Menangis pelan, "Kau datang untuk ku. Terima kasih. Terima kasih banyak".

Mata Cha Don berkaca-kaca, tangannya bergerak ingin menyentuh ibu kandungnya. Air matanya jatuh perlahan.

"Bagaimana...bagaimana dengan Kang Seok?. Apa kau tidak membawa Kang Seok bersamamu?. Putraku...Kang Seok Ku. Tolong...tolong temukan....temukan....". 

Tangan Cha Don tertahan di udara. Air matanya mengalir deras. Gi Soon mencoba untuk bicara lagi, tapi tiba-tiba ia pingsan di lengan Cha Don.
Cha Don panik, "Kenapa ini. Tolong sadarlah". Cha Don meraba dahi Gi Soon, sangat panas. mengalami demam tinggi. Cha Don menggendong dan membawanya lari keluar.

"Bangun. Sadarlah. Aku menemukan putramu. Kau tidak boleh menyerah sekarang".

Cha Don membawa Gi Soon ke rumah sakit. Saat ini dia masih belum sadar. Cha Don berada di ruangan dokter, menanyakan penyait yang di derita ibunya. Dokter berkata Gi Soon menderita pneumonia akut. Kekebalan tubuhnya sangat rendah dan pikirannya sangat lemah. Ini masalah terbesarnya.

Cha Don : Apapun itu tolong selamatkan dia. Dokter. Pastikan anda menyelamatkannya.
Dokter : Kami akan melakukan yang terbaik.

Cha Don cemas. Berharap tidak ada sesuatu hal yang buruk menimpa Gi Soon. 

Sekertaris Hong kaget tidak percaya ketika Gu Shik memberitahunya bahwa Park Gi Soon itu ibu kandung Cha Don. Gu Shik minta sekertaris Hong berlagak tidak tahu karena saat ini pikiran Cha Don sedang berat dan bingung. Sekertaris Hong tanya apa yang sebenarnya terjadi. Jika begitu biaya pengacara ini bukan menjadi masalah lagi. Jadi uang sejumlah 10 milyar itu miliknya?.

Gu Shik menepuk pelan mulut sekertaris Hong tepat pada saat Cha Don keluar dari ruang dokter. Gu Shik tanya bagaimana keadaan Gi Soon. Cha Don menatap Gu Shik dan sekertaris Hong bergantian, "Kalian pulang saja. Aku akan menjaganya". Usai mengatakan itu Cha Don pergi menuju ruang perawatan Gi Soon.

Cha Don jalan dengan langkah gontai. Gu Shik menduga mungkin Cha Don tidak sehat. Sekertaris Hong merasa kasihan pada Cha Don. Hal ini pasti berat baginya.

Cha Don masuk keruang perawatan saat Gi Soon masih tertidur. Ia menatap ibunya yang terbaring lemah dengan pandangan sedih. Kemudian duduk disamping ranjang. Cha Don memegang tangan Gi Soon dan  menempelkannya ke pipi. Bibir Cha Don bergetar menahan tangis. Namun pertahannya jebol. Air matanya tumpah seketika. Cha Don terisak dan menangis sesengukan.

Cha Don menangis tertahan, menutup mulutnya rapat-rapat. Menangis tanpa suara. Anak mana yang tidak menangis sedih melihat ibu kandungnya menderita sekian lama.

Mungkin karena lelah menangis, Cha Don tertidur di samping Gi Soon. Selang beberapa menit kemudian. Perlahan Gi Soon membuka mata. Ia menyadari ada seseorang yang tidur di samping ranjang dengan menggenggam tanganya. Gi Soon mencoba melihat siapa orang itu. Bukan wajah Cha Don yang ia lihat, tapi Kang Seok muda.

Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah putranya. Sentuhan itu membuat Cha Don bangun. Cha Don kembali menggeggam tangan Gi Soon dan merasa sangat lega melihatnya sudah sadar. Sementara Gi Soon menatap Cha Don dalam, dengan mata berkaca-kaca. Cha Don merasa sedikit canggung dan melepas tangan Gi Soon.

Cha Don : Anda sudah banyak menderita. Mereka pria jahat. Itu bukan penjara bagaimana bisa mereka mengurung pasien seperti itu.

Gi Soon tak lepas memperhatikan Cha Don. Menahan tangis.
Cha Don : Aku tahu tahu dari mana harus memulai dan menjelaskannya. Saat aku masih kecil aku mengalami kecelakaan dan kepalaku terluka. Aku lupa kenangan masa laluku. Otakku tidak mampu mengingat masa lalu. Tapi pikiranaku, aku tidak pernah lupa. Apa kau tahu perasaan itu?. Kehilangan banyak orang tapi kau tidak bisa mengingat mereka. Aku hanya merindukan meraka. Jika aku tahu wajahnya......

Air mata Cha Don jatuh di sela-sela ucapannya. Tangan Gi Soon mengelus wajah Cha Don. Hatinya semakin yakin pria dewasa yang ada di hadapannya saat ini adalah Kang Seok, putra kesayangannya.

Tangis Cha Don pecah, "Ibu". 

Kang Seok.....

Keduanya saling berpelukan dan menangis sedih.  "Kau benar-benar Kang Seok. Putraku Kang Seok. Maafkan ibu. Maafkan ibu karena tak pandai sehingga membuatmu menderita. Maafkan ibu. Ibu sangat menyesal". 

Pelukan Cha Don semakin erat, menumpahkan seluruh kesedihannya dalam pelukan ibu yang ia rindukan, "Ibu. Ibu".

Tangis mereka semakin deras. Keduanya kembali mengenali sebagai ibu anak setelah 15 tahun berpisah. Pertemuan ibu dan anak yang mengharukan.

(Sudah 3 kali liat adegan ini, tapi tetap saja bikin nangis).

Cha Don membawa Gi Soon kesebuah vila yang jauh dari kota untuk memulihkan kondisi ibunya. Ia membuka tirai dan membiarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah. Cha Don berbalik. Disana ada ibu yang ia sayangi tersenyum bahagia menatapnya.

Cha Don memijat pundak Gi Soon dan tanya bagaimana perasaan ibunya saat ini, "Apa pikiran ibu sudah membaik?. Tinggalah disini mulai sekarang". Gi Soon mengucapkan terima kasih dan masih tidak percaya apakah ini nyata ataukah hanya mimpi, "jika ini mimpi. Ibu ingin bermimpi selamanya".

Cha Don : Ibu. Lihat wajahku. Ibu bisa memegang wajahku. Di masa mendatang aku akan di depan ibu. Seperti sekarang ini, selama sisa hidupku.

Gi Soon : Ya. Kang Seok. Putraku

Cha Don tersenyum bahagia dan mencium tangan Gi Soon."Ibu, aku boleh tanya satu hal".
"Apa?". 

Cha Don : Nanti, saat ibu sudah lebih sehat aku ingin bertanya pada ibu. Ayah, siapa yang membunuhnya?. Aku ingat ibu dan ayah. Tapi aku tidak ingat yang lainya. Siapa yang membunuh ayah dan membunuh ibu seperti ini?.

Gi Soon kaget karena Cha Don mengetahui hal itu. Dengan mantap Gi Soon menyebut nama, "Ji Se Kwang".
"Apa?", tanya Cha Don

Gi Soon : Ji Se Kwang membunuh ayahmu.

"Ji Se Kwang", sebut Cha Don ulang. Cha Don berpikir keras dan ingatannya akan Ji Se Kwang kembali muncul di benaknya. Cha Don ingat saat Se Kwang menjadi pengacara kasus Gi Soon. Saat ia menemukan foto Bi Ryung dan Se Kwang. Cha Don juga ingat saat ia dikejar-kejar pembunuh bayaran yang menyebabkannya mengalami kecelakaan dan hilang ingatan. 

Bola mata Cha Don bergerak ke kanan dan ke kiri mengingat kejadian yang sempat terhapus dari memorinya. 

Ji Se Kwang, Eun Bi Ryung, Hwang Jang Shik. Mereka yang merencanakannya dan membunuh ayahmu. Mereka mengambil semua uang kita dan membuat kita seperti ini. Mereka bukan manusia. Mereka iblis, Kang Seok-ah.

"Ji Se Kwang", ucap Cha Don dengan penuh amarah. Matanya berkilat murka penuh dendam.


END

Komentar :
Finally, Cha Don dan Gi Soon bisa hidup bersama....Dan balas dendam pun dimulai....

12 comments:

  1. nyesekk banget bacanya mb.. berharap park gi soon bisa hidup lbh lama dg kang seok.. gomawo sinopnya ^^

    ReplyDelete
  2. makasiih mbk udh lnjutin sinopnya ....jd g sbr pngen nunggu klnjutannya semagat trus!!!!

    ReplyDelete
  3. @All : Terima kasih juga sudah mampir ke blog saya, dan meninggalkan komentar...maaf ya kalo sinopsinya telat....

    ReplyDelete
  4. Mbak apa penulisan sinopsis AHYI dihentikan atau masih terus berlanjut?

    S.A

    ReplyDelete
  5. Mbak apa penulisan sinopsis AHYI dihentikan atau masih terus berlanjut?

    S.A

    ReplyDelete
  6. nggak papa telat mb.. asal nggak dihentikan.. hehe.. sy paling suka baca incarnation money dan the virus di sini. semangat ya bikin lanjutannya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. kok tidak lanjutan sinopsis 13 dan seterusnya mbak ?

      Delete
  7. Ǻ♍pέ nangis bacanya...asli sedih B̲ª̲ª̲n̲gë̲ê̲é̲†

    ReplyDelete
  8. Ditunggu ya , sinopsis selanjutnya , soalnya saya paling suka sama drama KJH , di good drama sih dah ada video lengkapanya smpe ep 24, tp nonton tanpa baca sinopsisnya , berasa ada yng kurang, maklum ga jago bhs inggris , fighting !!!

    ReplyDelete
  9. Semoga bs segera dilanjutkan episod 13dst. Penasaran buangets.

    ReplyDelete
  10. Liat cha don ketemu ama ibunya bener2 bikin nangis...salam kenal mb nuri,aku dulu ngikutin sinop ini tp smpt terhenti krna udah gak ada yg bikin sinop ini lagi,seneng rasanya bisa baca sinop ini ampe selesai,jd gak penasaran lagi

    Via

    ReplyDelete
  11. Seru nih jadinya menegangkan

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)