Pages - Menu

Tuesday, July 23, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 14 Part 2

Wartawan Go tanya, "Jadi pengacara itu mengatakan padamu dengan pasti kalau dia akan memberikan semua saham Presiden Koh?". "Begitulah katanya", jawab Bi Ryung. Wartawan Go tidak percaya, presdir Koh bisa sukses seperti ini karena uang dari Ny. Bok. Bi Ryung berkata ia menemui peramal baru-baru ini. Peramal mengatakan seorang pria mulia akan datang dari timur untuk membantuku. Jika dia bisa menyelesaikan tugas ini, maka pastilah dia manusia mulia yang istimewa itu.

Wartawan Go berani bertaruh 50.000 won kalau pengacara yang dikatakan Bi Ryung akan gagal meyakinkan presdir Koh. Bi Ryung tidak terima wartawan Go hanya menghargai nilai sahamnya seharga 50.000 ribu won, Apa kau tahu berapa nilai saham yang kita bicarakan. Malang sekali". 

Ponsel Bi Ryung berdering, ia menjadi antusias begitu melihat nama Cha Don di layar ponsel. Cha Don telah mengatur waktu agar Bi Ryung dan presdir Koh bisa bertemu. Cha Don akan bermain golf bersama presdir Koh. Bi Ryung kegirangan, "Ya, aku tahu tempatnya. Tentu saja aku akan kesana".

Cha Don berpesan agar Bi Ryung datang tepat waktu. Selesai bicara dengan Bi Ryung, Cha Don merapihkan pakaiannya. Memantut dirinya di depan cermin, memakai sedikit parfum...dan bersiap melancarkan misi.

Kabar presdir Koh akan bermain golf bersama Bi Ryung sudah sampai ke telinga Ny. Bok. Pal Do sudah memastikannya sendiri. Ny. Bok heran, "Apa orang itu gila?. Kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran?". 

Jae In yang merasa geram mengajak Pal Do pergi ke tempat golf bersama-sama. Pal Do kaget, "Apa?". Ny. Bok tanya kau akan pergi. Jae In mengiyakan," Lalu aku hanya diam saja dan melihat, saat dia berusaha memotong hidungku?. Aku juga bisa bersaing. Aku tidak akan pernah mengalah pada wanita itu. Paman, ayo". 

Pal Do pamit Ny. Bok, lalu mengikuti Ja In. Ny. Bok heran melihat sikap Jae In yang lain dari biasanya. Tapi ia juga senang, akhirnya putrinya itu bersikap dewasa. Ny. Bok bertanya-tanya kenapa presdir Koh tiba-tiba mengkhianatinya.

Bi Ryung bertepuk tangan memuji permainan golf presdir Koh, "Oh, Presdir. Tembakan bagus. Kenapa tembakanmu sangat menakjubkan?. Kau sangat keren".

Cha Don ikut memuji, "Itu tembakan yang bagus". Presdir Koh berlalu begitu saja tanpa memandang Bi Ryung, tampak jelas sekali dia tidak menyukai kehadiran Bi Ryung disini. Bi Ryung memijat pipinya yang pegal, karena terus tersenyum sejak tadi.

Presdir Koh jalan bersama Cha Don, sementara Bi Ryung hanya mengikuti di belakang. Presdir Koh menilai Cha Don sudah bertindak gegabah. Cha Don beralasan, "Jika aku tidak melakukannya, kau tidak akan bertemu dengannya. Presdir Koh heran, kenapa aku harus menemuinya.
Sebagai pengacara Presdir Koh, Cha Don tidak bisa diam saja dan melihat presdir Koh mengalami kerugian besar. Presdir Koh bingung, memangnya siapa yang akan mengalami kerugian besar?.

Cha Don menyebutkan total aset keseluruhan dari Hwanghae Bank itu senilai 2 triliun won. Antara Bok Jae In yang tidak punya pengalaman apapun di bidang manajemen, dan Angelina, pengusaha sukses yang mengelola berbagai bisnis, pada siapa kau mempercayakan 2 triliun won itu?
Cha Don tahu presdir Koh memiliki hubungan baik dengan Ny. Bok Hwa Sol, tapi bagaimana pun juga presdir Koh harus bisa memisahkan antara hubungan pribadi dan bisnis.

Presdir Koh mencerna perkataan Cha Don. Bi Ryung maju dan memberanikan diri bicara lansung pada Presdir Koh. Ia merasa yakin bisa melakukannya dengan baik. "Jika kau mempercayaiku, kau tidak akan menyesal, Presdir". 

Presdir berpikir sebentar lalu tersenyum pada Bi Ryung, "Ada tim golf lain yang menunggu dibelakang kita. Kita teruskan permainannya". Presdir melanjutkan langkahnya..
Perkataan presdir Koh barusan tentu saja membuat Bi Ryung senang. Sambil menatap Cha Don, Bi Ryung berkata, "Aku tahu aku mendapatkan orang yang tepat...

Cha Don kembali bersikap dingin. Jalan menyusul presdir Koh dan meninggalkan Bi Ryung sendirian. Ucapan Bi Ryung tergantung. Tapi tampaknya dia sudah terbiasa dengan sikap cool Cha Don, "Semakin aku mengenalnya, dia semakin menarik". Bi Ryung tersenyum genit, kemudian berlari menyusul keduanya. 

Bi Ryung dan Presdir Koh telah selesai bermain golf ketika Jae In dan Pal Do tiba di sana. Mereka melihat Presdir Koh dan Bi Ryung jalan masuk ke dalam lobby. Keduanya semakin heran dan kaget dengan kehadiran Cha Don diantara 2 orang itu. Pal Don bingung, "Sebenarnya ada apa ini?. Kenapa Cha Don bersama Angelina?". 

Presdir Koh memuji permainan golf Bi Ryung. Cha Don berkata dirinya lah yang paling banyak kalah hari ini. Sebagai gantinya, presdir Koh minta Cha Don yang mentraktir makanan enak malam ini. Bi Ryung menawarkan diri mentraktir makan malam, " Jadi kita akan pergi ke restoran mana?". 

Cha Don melihat ke depan. Ia baru menyadari kehadiran Jae In berdiri tak jauh darinya. Jae In tak lepas menatap Cha Don penuh tanda tanya. Cha Don kemudian menyarankan presdir Koh dan Bi Ryung mandi lebih dulu, baru bertemu lagi disini. Presdir Koh tanya, "Kenapa? Apa kau tidak mandi?". Cha Don menjawab ada urusan sebentar. Bi Ryung dan presdir Koh jalan menuju kamar masing-masing.

Setelah ke-2 orang itu pergi, Jae In jalan ke arah Cha Don berdiri tepat di hadapannya. "Kau, ada apa sebenarnya?", tuntut Jae In ingin tau. Cha Don melihat sekitar, "Kita bicara ditempat lain", ucapnya lalu jalan lebih dulu.

Jae In dan Cha Don bicara di restoran sembari minum teh. Jae In jelas marah. Cha Don tanya, "Apa kau tidak mendengar apapun dari ibumu?". Jae In minta Cha Don mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Cha Don berkata presdir Koh itu klienku.
"Lalu. Apa kau membujuknya untuk memberikan sahamnya pada Angelina?", tanya Jae In. 

"Kau pintar sekali. Apa kau sudah mulai belajar manajemen?", jawab Cha Don. Jae In berkata serahkan saja presdir Koh pada kami. Cha Don tertawa, Biarkan juga aku mendapatkan uang. Kau sudah sangat kaya". 
Jae In marah, "Kau tahu apa yang sudah kau lakukan sekarang?. Kau membayar hutangmu pada orang yang membesarkanmu dengan kejahatan, bajin***". 

Cha Don : Kau menjalani kehidupanmu di dunia ini dengan kemampuanmu sendiri. Aku mampu, jadi aku merebut Presiden Koh. Dan kau tidak cakap, jadi kau kalah.
Jae In : Apa?
Cha Don : Jadi kudengar kau akan menjabat sebagai presiden di Lembaga Keuangan Yellow Sea. Bukankah ini sangat tidak adil?. Seseorang tidak akan pernah mendapatkannya tidak peduli seberapa keras usahanya, tapi karena kemampuan ibumu...

Jae In yang marah menyiram segelas air ke muka Cha Don. Cha Don reflek menutup matanya. Mengambil sapu tangan lalu menyeka air di wajahnya, dengan tenang berakta, "Jika kau merasa bersalah, maka belajarlah lagi dan hidup dengan baik sendirian, daripada bersembunyi dibelakang ibumu sepanjang waktu".

Jae In terluka mendengar kata itu keluar dari bibir Cha Don, "Kau bajin*** keparat!. Aku demi orang brengsek semacam dirimu...".
Cha Don berdiri, "Tolong sampaikan salamku pada Nyonya". Cha Don pergi.

Cha Don menghentikan langkahnya, sesaat menoleh ke belakang. Tampak penyesalan di matanya. Sementara Jae In yang duduk membelakangi pintu masuk, masih terpaku di tempatnya, terluka dan tidak percaya Cha Don berbalik mengkhianati ibunya.

Ny. Bok menjawab telepon dari Pal Do. Orang yang telah membuat presdir Koh berubah pikiran ternyata adalah Cha Don. Ny. Bok tanya bagaimana dengan reaksi Jae In. Pal Do menjawab Jae In sangat marah, dan dia minum-minum sekarang. Ny. Bok minta Pal Do membawa Jae In pulang, jangan biarkan dia minum banyak.

Ny. Bok lalu mengambil perekam, dan merekam ucapannya hari ini, "Dalam "Buku Kematian" milikku, aku menambahkan satu orang bajin** hari ini. Lee Cha Don. Sampai ingatan di kepalaku hilang aku akan menghancurkan bajingan ini, Lee Cha Don, meskipun aku harus pergi ke ujung bumi".

Saking marahnya Ny. Bok bahkan meminum pil penenang untuk meredakan sakit kepalanya. 

Jae In terus menuangkan soju ke dalam gelasnya. Pal Do melarang Jae In minum lebih banyak, "Apa kau tahu berapa banyak kalori minuman alkohol?". Jae In tidak mengindahkan larangan Pal Do, ia justru meminta pamannya itu untuk pulang saja.

Pal Do mana mungkin meninggalkan Jae In sendirian, "Bagaimana aku bisa pulang kalau kau mabuk begini?". 
"Kalau begitu, tinggalkan aku sendiri!!", teriak Jae In membuat orang-orang melihat ke arahnya. 

Pal Do menundukkan kepala, meminta maaf atas nama Jae In. Jae In justru kembali teriak, berdiri menantang pengujung lain, "Apa? Apa?". Pal Do menghalau Jae In dan menariknya duduk, "Baiklah. Minumlah. Aku akan duduk diam di sini. Silakan minum".
Jae In kembali teriak meminta tambahan satu botol soju lagi.

Di tempat berbeda Bi Ryung dan Cha Don minum bersama. Bi Ryung mengaku Cha Don membuatnya terkesan beberapa kali, "Pertama, aku terkesan dengan kemampuanmu. Dan karena kau sangat tamp...". Bi Ryung sadar dan menutup mulutnya. Bagaimanapun juga, kau menyelamatkanku. Bersulang!

"Kita bersulang nanti. Setelah rapat pemegang saham", ucap Cha Don dingin membuat Bi Ryung nyengir, "Harus seperti itu, ya?". 
Bi Ryung meminum minumannya, lalu kembali tanya, "Tapi apa kau punya pacar?. Kelihatannya kau belum menikah, tapi kurasa kau punya pacar".

Cha Don berkata hanya sebagain dari ucapan Bi Ryung yang benar, karena aku belum menikah dan tidak punya pacar. Bi Ryung terkejut, "Omo. benarkah? Mengejutkan sekali. Sepertinya kau sangat populer diantara para gadis. Cha Don balik tanya, "Kau sudah punya pacar, tapi kenapa kau belum menikah?". Lagi-lagi Bi Ryung terkejut, "Bagaimana kau bisa tahu kalau aku punya pacar?".

Cha Don : Dengan kecantikan dan keuangan yang kuat, bukankah aneh jika kau tidak punya pacar?. 
Bi Ryung langsung ke geer'an. Sembari memainkan rambunya ia berkata, "Itulah sebabnya aku tidak bisa menyembunyikan apapun. Tentu saja, kau bisa melihatnya dengan jelas".
Cha Don : Apa pekerjaannya?. 

Bi Ryung juga tidak tahu apakah harus memanggil pria itu dengan sebutan pacar, " Benar kalau aku menyukainya tapi dia bersikap dingin dihadapanku. Tampaknya dia tidak merindukanku, maupun peduli padaku. Entahlah kenapa aku mencintai orang semacam itu".

Kali ini Cha Don bicara dengan suara lembut, "Tak heran kalau di matamu ada rasa kesepian".
"Mataku menunjukkannya hal seperti itu?", tanya Bi Ryung. 
"Entah wanita yang dicintai atau tidak, aku bisa bilang dengan melihat matanya". Cha Don memandang dengan tatapan maut. 

Bi Ryung tersentuh dan matanya berkaca-kaca, "Ya ampun. Dengan mendengarnya saja, hatiku merasa sedih dan aku ingin menangis".
Cha Don : Kenyataan kalau kau tidak bisa bersandar pada orang lain itu artinya bukan cinta.
Itulah obsesi.
Bi Ryung : Hentikan, Pengacara Lee. Aku bisa menangis karena semua kesedihan yang sudah kurasa selama bertahun-tahun ini.

Cha Don berdiri dan mengajak Bi Ryung pergi. Bi Ryung masih ingin minum. Cha Don berkata, "Aku tidak pandai mengurusi orang mabuk. Aku akan menemuimu di rapat pemegang saham". Cha Don pergi. 

Bi Ryung menatap punggung Cha Don, menarik napas berat, "Dia, entah bagaimana menyentuh hatiku. Kenapa tiba-tiba aku merasa sangat kesepian?".

Pal Do pulang tanpa Jae In, ia melapor Jae In tiba-tiba menghilang saat ia meninggalkannya pergi sebentar ke kamar mandi. Pal Do sudah mencari kemana-mana, tapi tidak menemukannya. Ia sangat khawatir, tampaknya Jae In benar-benar sakit hati. Dia bahkan sangat mabuk. Ny. Bok menyuruh Pal Do menghubungi kantor polisi. Minta kepala Hwang untuk mencari Jae In. 

Pal Do berbalik pergi. Ia berbalik menoleh begitu Ny. Bok memanggilnya, "Hei. Menurut pendapatku, apa sepertinya Cha Don benar-benar mengkhianatiku?". Pal Do membenarkan, tidak diragukan lagi kalau dia itu pengkhianat. Tapi ada hal yang aneh juga. Pal Do merasa aneh kenapa tiba-tiba Cha Don berubah seperti itu. Ah, apa yang Nyonya bicarakan dengan Cha Don saat anda bertemu dengannnya terakhir kali?

Ny. Bok balik tanya kapan aku bertemu dengan Cha Don. Pal Do menjawab akhir pekan lalu. Nyonya bilang akan bertemu dengan Cha Don dan aku mengantarkan anda kesana. Anda tidak ingat, kan?.
Ny. Bok berpikir keras, "Oh..oh..benar. Aku menelepon Cha Don".

Pal Do heran, "Kupikir Cha Don yang menelpon anda untuk bertemu". Ny. Bok berkata, "Maksudku, aku menelepon dia sehari sebelumnya. Dan menyuruhnya mencari tempat untuk bertemu". Pal Do tanya apa yang dikatakan Cha Don saat itu.
"Apa itu penting sekarang? Temukan Jae In. Saat dia mabuk, dia seperti anak liar", ucap Ny. Bok. Pal Do mengerti dan keluar mencari Jae In. 

Ny. Bok bingung, "Apa aku bertemu dengan Cha Don?. Pal Do bilang akhir pekan lalu". Ny. Bok menyalakan laptop dan membuka file yang berisi rekaman suaranya. Ia lalu memutar salah satu rekaman minggu lalu.

Rekaman suara Ny. Bok : Hari ini, Cha Don menghubungiku setelah sekian lama. Setelah kami bertemu, yang dia katakan itu. Yah, sangat tidak masuk akal". 

Flashback. Akhir pekan lalu, Ny. Bok bertemu dengan Cha Don. Ny. Bok kaget ketika Cha Don memintanya menyerahkan saham presdir Koh kepada Bi Ryung. Cha Don menjelaskan Bi Ryung memiliki saham 30%. Selain itu, dibelakangnya ada dukungan dari media dan kantor kejaksaan. Meskipun Ny. Bok menang dengan selisih yang tipis, dengan kemampuan Jae In sekarang, Ny. Bok tidak akan mampu mempertahankannya.

Tolong serahkan saja untuk saat ini. Aku akan menjadi tangan kanan Angelina. Setelah itu, aku akan benar-benar menghancurkannya. Dan membiarkan anda mengambil alih Hwanghae Bank. Anda menginvestasikan uang padaku dan menjadikanku jaksa, bukankah inilah kegunaanku dalam situasi seperti ini.

Ny. Bok tanya apa yang kau inginkan dariku. Cha Don berkata Bi Ryung sedang mengawasi President Koh dari Ssangmoon-dong. Ia minta tolong Ny. Bok mengenalkanya dengan presdir Koh.  Flashback end. 

Kembali ke suara rekaman Ny. Bok : Kurasa Cha Don akhirnya senilai dengan semua uang yang kukeluarkan. Seharusnya dia seperti ini dari awal".
Ny. Bok menutup laptop, "Omo... Omo. Sekarang aku ingat. Bagaimana ini?. Bagaimana ini?. Dulu, hanya sedikit yang lupa, tapi sekarang, ingatan yang sangat banyak terhapus begitu saja. Bagaimana...?".

Jae In datang ke kantor Cha Don dalam kondisi mabuk. "Hei, Lee Cha Don. Buka pintunya. Aku bilang buka pintunya. Kau bukan manusia. Kau penjahat terjahat di dunia ini, kau mengerti?. Kenapa kau melakukannya padaku?. Apa aku kelihatan mudah bagimu?. Kau pikir aku ini bercanda?. Aku setidaknya tidak munafik sepertimu...". 

Cha Don yang termenung di dalam kantor, heran mendengar suara Jae In. Tangan Cha Don ingin membuka handel pintu tapi berhenti, saat Jae In berkata, "Cintaku padamu tulus, brengsek". Wajah Cha Don berubah sedih. 

Jae In menangis, "Apa kau tahu...Apa kau tahu kenapa aku ingin kurus?. Siapa...Siapa yang mendorongku untuk memulai bisnis?. Aku...Aku tidak peduli sama sekali dengan Hwanghae Bank ataupun yang lainnya. Aku hanya ingin membantumu karena kau menyedihkan. Lee Cha Don.

Aku hanya ingin diakui oleh Lee Cha Don. Itulah sebabnya aku melakukan semua pekerjaan itu. Tapi, apa yang kudapat sekarang?. Kau bahkan bukan manusia. Seorang manusia tidak mungkin melakukannya. Kau, brengsek. Kau, jahat. Lee Cha Don pegang aku. Ini terlalu berat untukku...Ini terlalu berat untukku...

Setelah mengungkap perasannya, Jae In tidur bersandar pada pintu. Cha Don membuka pintu, dan langsung menangkap badan Jae In yang limbung kearahnya. "Bangun Jae In. Hei Bok Jae In". 

Cha Don membiarkan Jae In tidur di dadanya, dengan sedih Cha Don berkata, " Bok Jae In. Jangan mencintai pria sepertiku. Hidupku tidak cukup pantas untuk dicintai orang lain". 
Cha Don mengelus pelan rambut Jae In, "Maafkan aku, Bok Jae In. Maafkan aku..."

Cha Don mengantar Jae In pulang. Pal Do memberitahu Ny. Bok tentang hal ini. Cha Don menggendong Jae In dan membaringkannya ke tempat tidur. Menyelimuti Jae In, baru kemudian pergi. Jae In tampak tersenyum dalam tidurnya. 

Pal Do sudah mendengar semuanya dari Ny. Bok. Ia menyadari telah salah paham pada Cha Don. "Apa Jae In ketempatmu dengan keadaan seperti itu?", tanya Ny. Bok. Cha Don membenarkan. Ny. Bok bertanya pada dirinya sendiri Apa Jae In mirip dengan ayahnya. Dia memang mirip dengan ayahnya. Cha Don mengucapkan terima kasih karena Ny. Bok telah membantunya.

Ny. Bok : Kau harus jelas soal masalah ini. Apa maksudmu "membantu"?. Kau hanya membayar hutangmu padaku. Jika kau tidak menyerahkan seluruh Hwanghae Bank sesuai janjimu, kau akan mati, mengerti?
Cha Don : Ya. 

Ny. Bok tanya apa alasan Cha Don melakukan hal ini, rasanya ini bukan karena uang. Apa kau dendam padanya?. Cha Don janji akan memberitahu Ny. Bok nanti.
"Kau tidak memberitahu Jae In rencanamu denganku, bukan?', tebak Ny. Bok. 
"Tidak", jawab Cha Don. 
Ny. Bok : Lebih baik aku tidak memberitahunya. Selain itu, dia akan mengganggumu. Kalau begitu, pulanglah.

Setelah Cha Don pulang, Pal Do bilang merasa jika Ny. Bok tidak memberitahu Jae In, hanya akan membuat hatinya semakin terluka. Ny. Bok menjawab, "Tidak ada hal yang kita lakukan tanpa terluka. Bahkan bunga yang mekar di musim semi, setelah kedinginan di musim dingin juga terluka. Tunggu dan lihat saja. Jae In, dia akan banyak berubah setelah mengalami semua masalah ini".

Jaksa Jo dan Gu Shik bertemu di cafe Coffee & Waffle. Jaksa Jo tanya bagaimana kabar Lee Cha Don. Gu Shik menjawab Lee Cha Don benar-benar sibuk. Jaksa Jo memberikan amplop coklat yang berisi catatan penyelidikan kasus pembunuhan pengacara Hwang. Dalam dokumen ini bahkan sudah ada nomor polisi dari mobil yang digunakan pembunuh.

Gu Shik mengucapkan terima kasih. Jaksa Jo melakukan ini karena Ny. Bok yang memintanya, tapi kenapa Lee Cha Don sangat tertarik dengan kasus ini?. Gu Shik hanya bilang pasti alasannya pasti karena hal ini bisa menghasilkan uang. Jaksa Jo percaya saja karena Cha Don yang dikenalnya sangat menggilai uang.

Tanpa rasa malu jaksa Jo meminum kopi Gu Shik. Gu Shik melihat dengan tatapan tidak rela. Begitu jaksa Jo meletakkan gelas kembali ke meja, buru-buru Gu Shik menarik gelas kopi mendekat ke arahnya (hehehehe).
"Ngomong-ngomong, beritahu Lee Cha Don agar membicarakanku pada Presiden Bok", pinta jaksa Jo.

Gu Shik sangat paham, "Kudengar anda akan masuk dunia politik". Jaksa Jo ingin segera meninggalkan kantor kejaksaan setelah dicalonkan, "Sial... aku tidak bisa tinggal di sana karena omelan Kwon Jae Kyu". Jaksa Jo kembali meminum kopi milik Gu Shik. Gu Shik menatap dengan pandang tidak ikhlas, takut kopinya habis (hahaha).

Cha Don memeriksa catatan penyelidikan yang diberikan jaksa Jo. Gu Shik berkata mobil yang digunakan terdaftar atas nama jaksa Jo, tapi kebanyakan istrinya yang memakai. "Bagaimana dengan Jaksa Jeon Ji Hoo?", tanya Cha Don kemudian. Gu Shik menjawab Ji Hoo mengerahkan seluruh petugas untuk mencari mobil yang hilang ini.


Cha Don : Kita harus menemukan mobilnya sebelum mereka menemukannya. Kerahkan sebanyak mungkin orang yang mungkin bisa kita manfaatkan, dan tolong cari mobil ini.

Sekertaris Hong berpendapat lebih cepat jika kita memeriksanya di pasar mobil bekas. Cha Don membagi tugas, sekertaris Hong periksa di pasar mobil bekas, dan Gu Shik periksa tempat barang rongsokan, "Jika mobil ini dipakai untuk melakukan kejahatan, akan sulit menemukannya di tempat terbuka. Perlu diingat kalau kita harus menemukannya sebelum Jaksa Jeon menemukannya".

Rapat pemegang saham Hwanghae Bank. Bi Ryung berdiri di depan pintu, menyapa semua direksi yang datang. Tampak Kang Seok palsu berdiri mendampingi Bi Ryung.

Trio jaksa (Se Kwang, Jaksa Kwon dan Kwon Hyuk) plus wartawan Go melihat dari jauh. "Dalam rapat umum pemegang saham ini, apa pasti dia bisa menjamin pengambil alih perusahaan?", tanya jaksa Kwon. Wartawan Go bilang Bi Ryung sangat percaya diri. Se Kwang tanya siapa nama pengacara yang membantunya kali ini. Wartawan Go lupa menanyakannya, "Lagipula, dia kemampuannya pasti sangat bagus".

Jaksa Kwon sangat penasaran siapa pengacara yang membantu Bi Ryung, "Jika kemampuan orang ini cukup untuk memukul mundur Presdir Bok Hwa Sool, kita tidak bisa memungkiri kemampuannya".

(Sebenarnya sudah bosan sich capture wajah jaksa Kwon, tapi berhubung ada Kwon Hyuk di berdiri belakang, jadi di capture aja..hehehe).
 
"Oh, itu dia, Ny. Bok Hwa Sool", seru wartawan Go.
Ny. Bok datang bersama Pal Do dan Jae In. Kwon Hyuk heran melihat Jae In, "Uh... bukankah dia...?".
Se Kwang menyahut, "Dia putri Bok Hwa Sool. Angelina tahu setelah dia berhubungan baik dengannya, dan ketakutan setengah mati".

Bi Ryung menyapa Ny. Bok, "Anda juga datang, Nyonya Bok". Lalu melihat ke Jae In, "Bagaimana kabarmu, adik?". Jae In hanya tersenyum tipis setengah hati. 
Ny. Bok menatap tajam Bi Ryung, "Adik apanya. Maka, aku ibumu?", semprot Ny. Bok. 
Bi Ryung selangkah, takut. "Omong kosong macam apa ini...".
Ny. Bok mengajak Jae In dan Pal Do masuk. Sambil menyindir, "Apa mereka menyediakan makanan setelah rapat?".

Bi Ryung menghela napas. Jae In menatap tajam padanya, menyinggung senyum sinis lalu masuk. Bi Ryung kesal, "Astaga!, Ibu dan anak itu selalu menghancurkan suasana hatiku".

Tak lama setelahnya, presdir Koh datang dan memanggil Bi Ryung dengan panggilan "Presdir Angelina". Bi Ryung tersenyum lebar, melihat pahlawannya datang, "Selamat datang, Presiden Koh. Ngomong-ngomong, bukankah seharusnya pengacara Lee datang denganmu?". Presdir Koh menjawab pengacara Lee agak terlambat datang. Bi Ryung tersenyum dan mempersilahkan presdir Koh masuk.
 
Setelah melalui proses yang panjang. Tibalah pengumuman, wartawan Go sebagai MC mengumunkan hasilnya. Dengan saham perusahaan sebesar 38%, Bi Ryung aka Angelina terpilih menjadi Presdir Hwanghae Bank yang baru.

Tepuk tangan riuh memenuhi ruangan sebagai ucapan selamat pada Bi Ryung. Tampak jelas raut kecewa di wajah Ny. Bok dan Jae In. Bi Ryung berdiri di depan podium memberikan sepatah dua patah kata sambutan. Ny. Bok dan pengikutnya berdiri meninggalkan ruangan, di iringi tatapan puas dari Se Kwang, dkk. 
 
Cha Don bertemu dengan Ny. Bok di depan pintu masuk. Cha Don menunduk menghindari tatapan tajam Ny. Bok.
Ny. Bok : Melihat wajah bajin*** itu membuatku lebih jengkel daripada kalah di rapat umum. Ayo.
Ny. Bok dan Pal Do jalan melewati Cha Don. Pal Do sedikit tersenyum pada Cha Don. 

"Apa kau pulang dengan selamat?", tanya Cha Don ke Jae In. Paman Pal Do yang menjemputmu. (wah...Cha Don bohong nich). Kenapa kau minum banyak sekali?. Kau beruntung karena aku mampir ke kantor sebentar...
Jae In menyela, "Dalam hidupku, ini pertama kalinya aku punya tujuan yang ingin kucapai. Kau, Lee Cha Don".

Cha Don : Bukankah aku sudah menjadi tujuanmu?. Kau menyukaiku.
Jae In marah, "Jangan bercanda. Pengkhianatanmu pada ibuku akan menjadi kesalahan terbesar yang pernah kau buat dalam hidupmu.

Ji Ho bersama kepala bagian Oh datang ke rumah jaksa Kwon. Keduanya berdiri di depan pintu sebentar. Kepala bagian Oh mengaku sangat tidak yakin dan juga takut. Ji Ho berkata, "Hal pertama yang harus dipastikan adalah alibinya. Bukankah ini prosedur yang dilakukan untuk tersangka pembunuhan?". 
 
Kepala bagian Oh :  Kenapa anda menyebutnya "tersangka pembunuhan"?. Dia jaksa Agung. Dialah yang memegang tali di leher kita, (maksudnya "berkuasa"). Ji Hoo tidak gentar dan menekan bel pintu. Ny. Kwon yang membuka pintu. 
 
Jaksa Kwon bersama Kwon Hyuk tiba di tempat parkir. Kwon Hyuk menjawab telepon dari ibunya, ada jaksa Jeon Ji Ho datang kerumah. Jaksa Kwon heran kenapa Ji Ho harus sampai datang kerumahnya. 
 
Jaksa Kwon masuk ke rumah, ia marah, "Tanpa memberitahu, kenapa kau kesini?", tanyanya pada Ji Hoo.
(Btw...Ny. Kwon cantik...pantas'an Kwon Hyuk ganteng...mirip ibunya pasti..hehehe).

"Aku datang untuk memastikan sesuatu yang penting", jawab Ji Hoo. Jaksa Kwon tanya, "Apa yang ingin kau pastikan?". 
Ji Hoo : Pada malam tanggal 26 Februari, saat Hwang Jung Shik dibunuh, tolong beritahu kami dimana anda. Kalian semua.
"Jaksa Jeon', panggil Kwon Hyuk tidak percaya. Ny. Kwon mulai bingung. 
 
Jaksa Kwon berkacak pinggang dan menjawab, " Istriku dan aku pulang sekitar pukul 8 malam pada hari itu, dan tidak pernah pergi setelah itu. Kau bisa memeriksa rekaman CCTV-nya. Bagaimana denganmu, Hyuk?

Kwon Hyuk : Hari itu ultah temanku, jadi dia mentraktirku minum di Cheongdam-dong. Kau akan menemukannya jika kau memeriksa bar itu.
Jaksa Kwon : Apa keraguanmu sudah jelas sekarang?
Ji Hoo : Kami akan memeriksanya.

Jaksa Kwon : Bukankah menurutmu kau agak kasar?
Ji Hoo :  Maafkan aku. Sulit menyelidikimu di kantor karena kau tokoh masyarakat. Menurutku kau harus diperiksa sebagai seorang warga negara, bukan Jaksa Agung, jadi aku datang ke rumahmu.

Jaksa Kwon mengakui semangat Ji Hoo, "Kau harus menangkap pembunuh yang sebenarnya. Jika kau tidak bisa menangkap pelakuknya bahkan setelah semua keributan ini, kurasa aku akan sangat marah".
"Aku akan terus mengingatnya", jawab Ji Hoo tegas.
Jaksa Kwon masuk ke dalam kamar. Kwon Hyuk mendelik kesal pada Ji Hoo.

Cha Don memainkan koin keberuntungannya sambil berpikir menyusun strategi. Tak lama kemudian ponselnya berdering. Gu Shik berhasil menemukan mobil jaksa Kwon. 

Ji Hoo dan kepala bagian Oh melihat rekaman CCTV di dalam lift. Dihari pembunuhan pengacara Hwang, jaksa Kwon memang pergi berdua bersama istrinya. Kepala bagian Oh berkata apa yang dikatakan Jaksa Kwon memang benar. Ji Hoo ragu, "Bagaimana jika dia menggunakan tangga. Kau bilang rekaman CCTV di bagian tangga darurat terhapus, bukan?". Kep. Bagian Oh membenarkan, karena kesalahan petugas semua rekamannya terhapus.

Cha Don mengajak Ji Hoo bertemu. Keduanya sepakat makan siang di restoran. Cha Don tanya bagaimana dengan perkembangan kasus pembunuhan Hwang Jung Shik. "Apa kau sudah menemukan pemilik mobilnya?"
"Jangan bertanya soal masalah ini saat masih dilakukan penyelidikan", jawab Ji Hoo.

Cha Don : Kau sensitif sekali dengan masalah ini. Apa ada sesuatu yang tidak berjalan dengan baik?. Apa mungkin, pemilik mobilnya orang yang kukenal?. Pasti aku benar. Jika itu seseorang yang kukenal mungkin... orang itu punya posisi yang tinggi di Kantor Kejaksaan?

Ji Hoo : Jangan bicara sembarangan. Jika media tahu, maka hal ini akan sangat mengganggu.

Tablet Ji Hoo bunyi menerima email masuk. Emailnya berisi foto mobil sedan jaksa Kwon yang dikatakan hilang. Ji Hoo terkejut dan meng-zoom foto tersebut. Disamping mobil ada papan bertuliskan, "Tempat Barang Rongsokan Gangseo-gu".
"Apa yang membuatmu terkejut?", tanya Cha Don lalu mengambil tablet dari tangan Ji Hoo.

"Apa mungkin, ini mobil yang digunakan untuk membunuh?", tanya Cha Don pura-pura tidak tahu.
Ji Hoo mengambil kembali tabletnya, dan meminta maaf karena harus pergi lebih dulu. Sambil jalan Ji Hoo menghubungi Kep. bagian Oh. Ji Hoo menyuruh Kep. bagian Oh datang ke tempat barang rongsokan Gangseo-gu. 
 
Cha Don bisa mendengar dengan jelas ucapan Ji Hoo. Ia tetap melanjutkan makan siangnya. dengan tenang. 

Di tempat barang rongsokan. Ji Hoo dan Kep. bagian Oh sibuk memeriksa mobil jaksa Kwon. Kep. bagian Oh menemukan selendang di dalam mobil. Selendang merah berinisial H. J. S. Inisial dari nama Hwang Jung Shik. 

Dari tempat tersembunyi Gu Shik dan sekertaris Hong mengintai Ji Hoo. Gu Shik memegang camcorder dan merekam apa yang kini tengah dilakukan Ji Hoo dan Kep. bagian Oh. 

Di tempat lain, jaksa Kwon menerima pesan melalui aplikasi chatting, dengan nama pengirim Lee Kang Seok. Jaksa Kwon kaget, "Lee Kang Seok...?".
Lee Kang Seok mengirim pesan, "Tolong buka rekaman video yang kukirimkan padamu".
Jaksa Kwon membuka video. Tampak Ji Hoo dan kep. bagian memeriksa mobil jaksa Kwon di tempat pembuangan dan menemukan selendang merah berinisial H.J.S. 

Pesan chatting Kang Seok muncul : Apa kau sudah melihatnya dengan seksama?. 
Jaksa Kwon membalas, "Lee Kang Seok, apa benar kau pelakunya?
Kang Seok : Aku minta maaf karena bukan aku pelakunya. Aku ingin tahu siapa yang menjebakmu.

Jaksa Kwon : Kita bertemu dan membicarakannya.
Kang Seok : Siapa dia?. Siapa yang mencekik lehermu?
Jaksa Kwon teriak marah sambil mengetik, "Siapa kau?. Siapa sebenarnya kau ini!!!???".

Pertanyaan jaksa Kwon di jawab dengan pemberitahuan "Lee Kang Seok offline". Jaksa Kwon menggebrak meja. Mata Jaksa Kwon membesar menahan marah. 

Cha Don tersenyum puas setelah berhasil mempermainkan jaksa Kwon. Lalu menutup aplikasi chatting. Gu Shik yang duduk di sampingnya tanya, "Black Box di mobil Gwon Jae Gyu, apa kau sudah memeriksanya?". Cha Don baru ingat, lalu membuka file berupa rekaman video dari Black Box mobil jaksa Kwon. 
 
Cha Don kaget melihat gambar Bi Ryung di dalam rekaman itu. Sambil menyetir, Bi Ryung bicara dengan pengacara Hwang melalui ponsel burner, "Hwang Jung Shik, aku sudah menyiapkan semuanya yang kau inginkan. Benar, ada gedung yang masih dibangun. Datanglah kesana tengah malam ini".

Cha Don menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Memutar otak mengubah strategi. Bibir Cha Don membentuk senyum simpul, tanda ia menemukan ide baru. Rekaman black box ini memudahkan niat Cha Don membalas dendam.

 
END

Komentar : 
Rencana apa lagi yang akan digunakan Cha Don. Melihat wajah Se Kwang dan Jaksa Kwon yang kalah dan marah itu sungguh menyenangkan. Mendengar nama Kang Seok saja sudah membuat mereka takut dan bersikap waspada. Perang baru saja dimulai, dan Cha Don tampak sangat menikmatinya. Perlahan-lahan ia mendekati Bi Ryung dan menghancurkannya dari belakang.
 
Di episode ini juga mulai ada perkembangan dari Jae In. Jae In yang semula hanya menikmati hidup dengan kekayaan dari Ny. Bok, mulai serius dan ingin menunjukkan pada Cha Don bahwa dia bisa menjadi wanita mandiri dan sukses.


4 comments:

  1. makasih ya mb nuri. kutunggu slalu nih lnjutanya. cha don mulai tergugah dg ketulusan jae in nih ^^

    ReplyDelete
  2. Makasih Ɣªά̲̣̣̣̥"̮:) mbak Ɓυ̲̣ɑ̤̈̊τ̩ sinopsisnya....saya pembaca setiamu...semangat..

    ReplyDelete
  3. Thanx sinop nya mbak..suka bgt..trus lanjutin ya mbak..

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)