Alkisah pada zaman Nabi Yunus, beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk berdakwah pada kaum ninawa. Negeri Ninawa tersebut adalah negeri yang paling kaya dan besar pada masa itu. Namun sayang, kelapangan rezeki dan kekayaan negeri yang luar biasa itu justru membuat penduduk disana menjadi sesat dan tidak beriman kepada Allah SWT. Mereka melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT. Mereka melakukuna perbuatan seperti bermaksiat, menyembah berhala, dan mengingkari Nabi Yunus sebagai nabi yang diutus oleh Allah SWT.
Selama bertahun-tahun Nabi Yunus mencoba untuk mengajak umatnya kembali ke jalan yang benar dan beriman kepada Allah SWT. Tak ada seorang pun yang mendengarkan seruan nabi Yunus, bahkan mereka tidak menggubris peringatan yang diberikan oleh nabi Yunus bahwa azab akan menimpa negeri mereka.
Karena tak ada
kaumnya yang mau beriman kepada ALlah SWT, Nabi Yunus akhirnya merasa
putus asa dan akhirnya meninggalkan kaumnya di saat ancaman dan azab
sudah mulai tampak di langit. Tak Mau dirinya mendapatkan siksa dan azab Allah akibat perbuatan
kaumnya yang tak beriman itu, Nabi Yunus pun segera meninggalkan kaumnya
dalam keadaan marah.
Sepeninggal
Nabi Yunus, penduduk Ninawa sedang menyaksikan tanda-tanda siksa akan
segera turun sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Yunus a.s, yakni
langit tampak menghitam, awan mendung, dan hujan lebat tampaknya akan
segera turun. Mereka pun kemudian menyatakan beriman kepada Allah SWT dan membenarkan apa yang disampaikan Nabi Yunus.
Namun, keimanan dan kesaksian kaum Ninawa tak disaksikan oleh Nabi Yunus a.s yang sudah terlanjur pergi. Sebaliknya Nabi Yunus a.s yang meninggalkan umatnya justru mendapatkan kesulitan. Sesaat setelah tiba di tepi pantai, nabi Yunus menumpang sebuah kapal. Dalam pelayarannya, tiba-tiba laut bergelombang hebat, bahkan angin bertiup kencang.
Karena khawatir akan keselamatan seluruh penumpang, nahkoda pun
melakukan pengundian agar salah seorang penumpang keluar dari kapal.
Saat pengundian dilangsungkan, nama yang muncul adalah Nabi Yunus a.s.Ketika sampai tiga kali dilakukan dan nama yang muncul adalah nama Nabi
Yunus terus, akhirnya Nabi Yunus pun harus keluar dari kapal yang ketika
itu berada di tengah-tengah lautan.Menyadari semua itu sudah takdir Allah SWT, maka Nabi Yunus pun merelakan dirinya terapung-apung di laut lepas. Atas kehendak Allah, Nabi Yunus pun dimakan seekor ikan paus.
Dalam perut ikan paus tersebut, Nabi Yunus menyadari akan kesalahannya karena meninggalkan umatnya. Selama berada dalam perut ikan paus, Ia pun dengan sabar senantiasa berdoa dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahannya dengan mengucapkan,
"Laa ilaha illa Anta, Subhanaka ini kuntu minadh dhaalimin."
Artinya:
"Tidak ada Tuhan selain Engkau.Maha Suci Engkau.Sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang dholim."
Artinya:
"Tidak ada Tuhan selain Engkau.Maha Suci Engkau.Sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang dholim."
Demikian doa Nabi Yunus dalam perut ikan paus sebagaimana yang menjadi asbabun nuzul surat Al-Anbiyaa' ayat 87. Allah SWT mendengar doa Nabi yunus dan mengampuninya.
"Kalau ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit
(kiamat)."
(QS. Al-Shaafaat: 143-144).
(QS. Al-Shaafaat: 143-144).
Nabi Yunus pun akhirnya dapat keluar dari perut ikan paus setelah ia dimuntahkan ke daratan. Setelah beberapa saat, akhirnya ia kembali ke Ninawa dan mendapat kaum yang beriman. Ia pun disambut umatnya yang berjumlah mencapai 100 ribu orang, dan
umatnya mendapatkan kenikmatan yang luar biasa di waktu yang telah
ditentukan.
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)