Penerbit : Diva Press
Shalihah terlahir mengidap penyakit kronis, hal itu membuat ibunya memutuskan untuk menjadi TKW di negei orang untuk membiayai pengobatanya. Namun di negeri itulah ibunya di vonis hukuman mati karena dituduh membunuh majikanya yang hendak memperkosanya. Kemarahan memuncak dihati shalilah dan ia merasa takdir yang diberikan kepadanya tidaklah adil menurutnya. Kemarahan itu menyebabkan ia menjadi murtad dan menghina agamanya sendiri yang selama ini ia yakini dan dijalaninya dengan taat.
Shalihah yang terombang - ambing dalam kemarahan melakukan suatu pelecehan yang menodai ajaran agama, ia pun ahkirnya diusir oleh para penduduk kampung karena dianggap meresahkan dan menodai serta menghina Allah dan Rasullah. Shalihah menjalani hidup tanpa tujuan. Suatu hari shalihah bertemu dengan 3 anak kecil perempuan yang menjadi pemulung. Salah satu dari anak kecil itu memberikan makan siangnya kepada shalihah yang saat itu dalam keadaan lemas karena sudah beberapa hari tidak makan. Dan ahkirnya shalihah tinggal bersama dengan gadis2 kecil itu dan ikut menjadi pemulung.
Kasih sayang serta ketulusan yang diberikan para gadis kecil itu membuat hati Shalihah tersentuh.Ditambah dengan kehadiran seorang pria yang telah lama menyukai shalihah jauh sebelum ia diusir oleh para penduduk kampung. Disinilah Shalihah mulai merasa bersemangat kembali dan menyadari akan kesalahanya yg telah menghina agamanya sendiri.
Disaat itulah datang seorang wanita yang merupakan istri dari majikan ibunya yang menberikan banyak uang kepada Shalihah. Ibunya sempat memohon kepada istri majikanya untuk yg terahkir kalinya sebelum ia dihukum mati, ia meminta uang untuk pengobatan Shalihah sabagai ganti atas kesalahan yang tidak dilakukanya. Sebenarnya istri majiknya itu mengetahui bahwa ibu shalihah hanya menbela diri dan tidak sengaja membunuh suaminya. Mulanya Shalihah tidak mau meneriama uang tersebut, namun ahkirnya ia menerimanya setelah mendengar kabar bahwa salah satu dari ketiga gadis pemulung itu mengalami kecelakaan dan membutuhkan banyak biaya.
Ditengah sakitnya yang parah, Shalihah pergi kepemakaman ayahnya. Ditengah perjalanan ia membaca sebuah surat kabar yang memberitakan seorang narapidana wanita di arab telah meninggal dunia sehari sebelum narapidana tsb di hukum mati. Wanita itu adalah ibunya yang meninggal dengan tenang tanpa harus menjalani hukuman atas kesalahan yang tidak dilakukanya. Hal itu membuat Shalihah tenang dan menghembuskan napas terahkirnya dalam perjalanan itu setelah ia melakukan ibadah dan kembali kefitrahnya sebagai seorang muslimah.
Ya Allah , aku menangis karena takut terkena siksaMu
Ya Allah, aku menangis karena takut terkena murkaMu
Ya Allah, aku menangis karena takut terputus oleh rahmatMu
Tangisku untuk melebur dosa-dosaku
Tangisku untuk membersihkan berbagai aib
Tangisku adalah untuk menjadi kekasihMu
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)