Pages - Menu

Sunday, November 10, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 37 Part 2

Keluarga Uhm berkumpul makan makan. Kali ini meja makan tidak sepanjang biasanya. Disaat sedang asyik makan, tiba-tiba nenek membanting sendok, membuat yang lainya kaget. Nenek mengeluh, mengkhawatirkan anak-anaknya apakah bisa makan dengan baik. Kakek minta nenek jangan khawatir, mereka bukan lagi anak kecil. 


"Begitu berhati dingin. Kau membuat mereka meninggalkan rumah. Bagaimana bisa kau makan dalam situasi begini?. Semoga kau panjang umur!", sindir nenek

"Terima kasih. Aku akan hidup 20 tahun lebih lama darimu", jawab kakek. 

"Terserahlah kau mau bilang apa. Carilah istri baru setelah aku mati dan hiduplah dengan bahagia", ucap nenek kesal lalu berdiri hendak kembali ke kamar.


Choon Hee minta nenek untuk makan sedikit, bahkan tadi nenek tidak makan siang. Nenek tidak mau, anak-anaknya yang lain mungkin sedang kelaparan disuatu tempat, bagaimana nenek sebagai seorang ibu bisa makan dengan tenang. Nenek masuk kekamar. 

Hyo Dong merasa prihatin dengan kondisi ini, bagaimana pun caranya ia dan Choon Hee harus berhasil membawa pulang  Ki Choon dan Ki Moon. Nenek bisa jatuh sakit jika terus seperti ini. Kakek melarang, tidak perlu membujuk mereka pulang. Mereka pergi atas kemauan mereka sendiri.

Kakek mengeluarkan buku tabungan dari kantong, lalu meletakkanya di meja. Hyo Dong tanya apa itu. Kakek menyuruh Hyo Dong memberikan buku tabungan itu pada Ki Moon, itu adalah uang pesangon Ki Moon berserta stempelnya. 


Di kamar motel yang kecil, keluarga Uhm yang lainnya makan malam dengan menu seadanya, ramen. Do Hee mengeluh mereka tampak seperti pengungsi perang. Seul Hong mengutarakan niatnya yang ingin kembali ke New York.

Tanpa peringatan Do Hee langsung memukul keras kepala Seul Hong beberapa kali, "Apa kepalamu itu cuma pajangan?. Bagaimana bisa kau mengatakan kau ingin kembali ke New York, anak nakal!".

(Gak ngerti sama mami-mami Korea ini, kenapa suka sekali memukul kepala anak mereka?. Ada yang bilang mami-mami Korea memukul kepala anak mereka, dengan maksud agar anaknya pinter. Bukan kebalikannya???). 

"Lalu apa aku harus tinggal di motel ini selamanya?", tanya Seul Hong mengelus kepalanya yang sakit.

Ki Moon minta mereka bertahan sebentar lagi, ia bertemu dengan makelar. Mereka akan segera pindah setelah mendapatkan rumah sewaan. 

Ck..ck..ck..., Kang Sook berdecak nyaring. Do Hee tanya kenapa Kang Sook bersuara begitu. Kang Sook berkata dulu Do Hee mempunyai 2 rumah di daerah Gangnam, tidak bisa di percaya sekarang Do Hee malah mencari rumah sewaan, "Kalau bukan karena Club Camellia, kau tidak akan mengalami kesulitan". 

(Dulu sebelum pindah ke rumah mie, Do Hee mempunyai perkumpulan ibu-ibu yang bernama Club Camelia. Do Hee bertindak sebagai ketua perkumpulan. Ada pakar investor yang mengaku bisa mengembangkan uang mereka 2 kali lipat. Padahal sesungguhnya orang itu adalah penipu yang sedang dicari polisi. Anggota Club Camelia menuntut Do Hee untuk mengembalikan uang mereka, jika tidak Do Hee harus mendekam di penjara). 


Ki Moon mendelik kesal pada Do Hee, ucapan Kang Sook itu memang benar, karena kasus itu Ki Moon terpaksa menjual rumah mereka. Do Hee heran kenapa Kang Sook mengungkit-ungkit masalah itu. Do Hee balik tanya apa Kang Sook mempunyai rencana untuk dirinya sendiri. 


Kang Sook bilang akan berpisah dengan Ki Choon dan membagi harta mereka. Ki Choon kaget, "Berpisah?". Kang Sook menegaskan karena sepertinya Ki Choon melupakan kesepatakan mereka, "Dengar. Kita hanya berpura-pura sebagai pasangan demi 10 milyar. Tapi kenyataannya kita bercerai". 

Ki Choon marah, "Kau bersikap seolah-olah kau akan terus bersamaku, tapi sekarang setelah kau tahu aku tidak punya apa-apa, kau ingin berbalik pergi?". 


Kang Sook diam. Ki Choon melanjutkan, "Jika kau mengejar uang, kau akan membayar mahal (menerima balasan) di kemudian hari".

Kang Sook teriak, "Apa kau mengutukku?". Adu mulut merkea berhenti dengan tangisan Bo Reum. Kang Sook memeluk Bo Reum, menyuruh anaknya berhenti menangis, "Polisi bisa datang kesini, berhenti menangis!". 

Mereka kembali makan, ketika tiba-tiba ponsel Do Hee berdering. Dari Young Ja. Do Hee buru-buru pergi ketoilet untuk  menjawabnya (ya,...ampun itu tas dibawa kemana-mana). Sama seperti Do Hee, Young Ja pun bicara setengah berbisik. Young Ja menelpon untuk menanyakan apakah Do Hee sudah bicara dengan Chae Wom.

Do Hee bilang sangat sibuk hari ini, dan janji akan membujuk Chea Won besok. Young Ja minta Do Hee agar tetap bersatu dengannya, menyatukan kembali pasangan muda Chae Won dan Chul Goo. Young Ja mengucapkan terima kasih dan menutup telepon. 


Ms. Park datang menghampiri Young Ja, memberitahukan makan malam sudah siang. Young Ja jalan menuju ruang makan sembari berguman, "Ketika pikiran tenang maka tubuh juga akan tenang"

Apa benar Young Ja bisa tetap bersikap tenang, makan di satu meja yang sama dengan Hong Ju? Tentu tidak. Young Ja duduk dengan wajah masam. Ms. Park mengatakan kalau Hong Ju sendiri yang membuat saladnya. Young Ja tak peduli, salad hanya berisi potongan sayur, apa hebatnya. 

Mereka mulai makan. Setiap kali Hong Ju mengambil lauk, maka Young Ja selalu menghalanginya, mengaduk-aduk lauk tersebut sembari mengyingkirkan sumpit Hong Ju. Hong Ju tidak jadi mengambil dan berusaha sabar. Dia tak mengambil lauk apapun, hanya menambahkan air ke dalam supnya. 

"Terlalu hambar. Hei, bawakan garam", ucap Young Ja. 

"Ya. Nyonya", jawab Ms. Park.


"Bukan kau Ahjuma. Tapi dia. Kau bawakan garam", Young Ja mendelik pada Hong Ju sembari mengunyah makanan. 


Hong Ju bahkan belum sempat mencicipi supnya, ia tersenyum datar lalu bediri dan mengambilkan garam untuk ibu mertuanya yang bawel itu. Baru Hong Ju meletakan botol garam di meja, Young Ja kembali menyuruh Hong Ju mengambilkan lada. Kali ini Hong Ju tak bergerak, berdiri tepat di samping Young Ja.


Young Ja tanya kenapa Hong Ju diam saja, tidak mengambilkannya lada sesuai perintahnya, "Aku butuh lada!". Chul Goo merasa tidak enak pada Hong Ju. Sembari tertawa, ia tanya kenapa ibunya rewel sekali. 

Young Ja melempar sumpitnya, "Rewel?. Kau ingin melihat Ibu menjadi benar-benar rewel?", teriaknya nyaring. 

"Ibu", bujuk Chul Goo. 


Young Ja semakin menjadi, kali ini dia melempar sendoknya ke lantai. Ia ngomel dengan mulut penuh makanan, "Kita adalah korban dari pernikahan palsu. Ibu bahkan tidak bisa mencerna saat Ibu makan bersama dengan penipu!. Ibu menderita gangguan pencernaan kronis, sakit maag. Ibu hampir tidak bisa meneguk air!". 

(Lebay dech, wong makannya lahap gitu). 


Hong Ju berusaha menahan kemarahannya. Young Ja tanya apa Hong Ju akan pergi dari rumah ini setelah melihatnya dibawa kerumah sakit. 


"Ms. Park. Bawakan makanan untuk Coco ke lantai atas", ucap Hong Ju tenang lalu keluar dari ruang makan. 

Young Ja mencak-mencak, "Beraninya!. Apa anak anjing sialan itu satu-satunya hal yang kau pedulikan? Wanita yang kejam!". 

Chul Goo mengorek kupingnya yang terasa tuli karena teriakan ibunya, "Ini gila", keluhnya frustasi. 


Se Yoon masuk ke kamarnya, ia teringat sindiran Joo Ri yang bertanya bagaimana bisa Se Yoon melupakan Eun Seol setelah bertemu dengan Chae Won. Se Yoon berpikir, membuka kembali kotak yang berisi foto kenangannya bersama Eun Seol. 

Se Yoon menatap sedih foto Eun Seol dan meminta maaf, tapi ia yakin Eun Seol pasti akan memahami situasinya. 


Di taman belakang, Sol Joo merenung sendirian. Pertanyaan Choon Hee tadi siang, menganggu pikirannya. Choon Hee bertanya apa Sol Joo menyembunyikan sesuatu, hingga terus menghindarinya. Sol Joo menghela napas penuh beban. Sol Joo menoleh ke samping dan melihat Se Yoon yang sedang membakar sesuatu. 


Sol Joo menghampiri Se Yoon. Melihat benda-benda yang dibakar putranya itu, yang ternyata adalah foto kenangan Se Yoon bersama Eun Seol. Untuk meyakinkan penglihatannya, Sol Joo bertanya, "Bukankah ini fotomu bersama Eun Seol?". 

Se Yoon menganguk mengiyakan. Sol Joo terkejut, "Kau melarang siapapun untuk menyentuh barang-barang ini. Tapi kau membakar semuanya?". 

"Ini demi Chae Won", jawab Se Yoon. "Kupikir ini waktunya untuk melepaskan Eun Seol". 


"Apa Chae Won begitu spesial seperti itu?. Dia bahkan membuatmu terlepas dari masa lalu yang menyakitkan. Apa dia orang yang spesial?". 


"Bagiku, ya". 


Se Yoon meraih tangan Sol Joo, "Aku mencintainya untuk yang terakhir kali. Aku tidak ingin kehilangan cintaku lagi, Ibu". 

Sol Joo minta Se Yoon memikirkanya sekali lagi, itu bukan cinta tapi simpati. Se Yoon bertanya bagaimana bisa kita mencintai seseorang tanpa perasaan simpati, "Chae Won juga merasa simpati terhadapku. Dan dia melakukan yang terbaik untuk menolongku". 

Sol Joo tak habis pikir, "Apa kekuranganmu sehingga dia merasa simpati terhadapmu?". 

"Ibu tidak mengetahui segalanya tentangku", kata Se Yoon.
 

"Apa maksudmu?. Apa kau menyimpan rahasia dari Ibu?", tanya Sol Joo bingung.
 

"Aku akan mengatakannya nanti', janji Se Yoon, lalu melihat foto-foto Eun Seol yang hangus terbakar api. 

Chae Won sedang mengangkat jemuran mie ketika melihat Ki Ok pulang dengan wajah sedih. Chae Won menghampir bibinya itu bertanya dari mana saja bibi seharian, nenek sangat khawatir. 

Ki Ok menangis dan memeluk keponakannya. Chae Won bingung, "Ada apa?. Apa yang terjadi?". 

Ki Ok melepas pelukannya, menangis tersedu-sedu, "Hatiku sakit sekali. Hatiku rasanya seperti hancur berkeping-keping. Apa yang harus kulakukan?". 

Chae Won memeluk Ki Ok, minta pada bibinya jangan menangis. Ki Ok menangis sedih. 


Hyo Dong dan Choon Hee keluar rumah. Hyo Dong heran kenapa Ki Ok menangis. Ada apa. Choon Hee yakin, Ki Ok pasti menangis karena Kang Jin. Dengan tersedu-sedu Ki Ok berkata Ini sudah berakhir. Sekarang semuanya berakhir. Ki Ok masuk ke rumah dengan terisak-isak. 


Chae Won merasa sedih, pasti bibinya itu mencintai Kang Jin dengan perasaan mendalam. Kenapa kita tidak membiarkan mereka. Hyo Dong tanya apa yang Chae Won katakan, ia minta putrinya diam saja. Kakek dan nenek akan pingsan jika mengetahui hal ini. Chae Won merasa kasihan melihat bibinya yang tampak tertekan. 

Choon Hee juga berpendapat sama, "Pada awalnya, kupikir ini tidak bisa diterima, tapi, jika mereka berdua saling mencintai...". 

"Cinta harus dinilai perkasus. Tidak mungkin" potong Hyo Dong lalu pergi meninggalkan mereka.

Choon Hee komen Hyo Dong ternyata keras kepala. Ia pamit pada Chae Won akan pergi mengunjungi paman dan bibi Chae Won.

Chae Won mengerti, "Baiklah. Sampai nanti". 


Hyo Dong minta pada iparnya untuk menghentikan aksi protes ini. Sudah cukup, pulanglah, "Ibu berbaring sakit di tempat tidur". Do Hee bersikap keras kepala, lebih baik ia mati dari pada harus kembali kerumah mie, "Teganya Ayah mengatakan kebohongan yang mengerikan seperti itu. Kurasa aku benci untuk melihatnya". 


"Aku juga", sahut Kang Sook. 


"Ayah sudah keterlaluan dengan leluconnya", tambah Ki Choon. 
"Lelucon?", sentak Choon Hee kesal. "Ayah punya alasan. Bagaimana bisa kau menyebutnya lelucon?". 
"Alasan apa?. Apa ada sesuatu yang salah?", tanya Ki Moon. Diantara merek, hanya Ki Moon yang tidak menyudutkan kakek. 

Choon Hee sangat kesal pada anak dan menantu kakek itu, hampir saja ia menceritakan penyakit kakek. Tapi Choon Hee urung mengatakannya, karena teringat permohonan kakek untuk merahasiakan penyakitnya. Choon Hee bilang tidak ada masalah. 

Do Hee bersumpah bahkan tak akan mau buang air kecil di rumah mertuanya. Ki Moon menyuruh Do Hee menjaga ucapannya. Do Hee ngomel, "Apa yang tidak boleh kukatakan
dalam situasi begini?. Jika kita tidak memberikannya pesangonmu, kita bisa mendapatkan kamar sewa yang kecil. Apa aku mengatakan hal yang salah?". 

(Siapa suruh, emang kakek minta?). 

Hyo Dong mengeluarkan buku tabungan yang diberikan kakek. Ki Moon tanya apa ini. Hyo Dong berkata buku tabungan uang pesangon Ki Moon, kakek yang menyuruh untuk mengembalikannya.
Do Hee langsung mendekap buku itu erat-erat, "Oh, terima kasih Tuhan!. Oh! Terima kasih Tuhan!. Ayah setidaknya memiliki sedikit hati nurani karena dia mengembalikan ini pada kami". 

"Katakan terima kasih kami pada Ayah", kata Ki Moon. 

"Terima kasih apa?. Ini adalah uang kita!", sentak Do Hee jutek. 

Ki Choon hampir melupakan ini, ia bertanya bagaimana dengan kabar Ki Ok. Choon Hee berkata Ki Ok menangis sepanjang waktu, "Kami melihatnya menangis dalam pelukan Chae Won, sebelum kami datang kemari". 

"Gigolo itu akan berhenti mengejarnya, kan?", tebak Ki Choon.
 
"Ya. Dia mendekati Ki Ok demi uang. Dia akan menyerah", jawab Ki Moon yakin. 

Kang Sook dan Do Hee saling pandang. Apa lagi yang direncanakan 2 wanita pembuat rusuh ini?. 
Kang Jin sedang mengemasi pakaiannya ketika Kang Sook dan Do Hee menyerbu masuk tanpa permisi. Kang Jin kaget, "Apa yang kalian lakukan disini". Do He tertawa terkekeh, "Tebakan kita ternyata benar". 
"Aku tahu. Seperti yang kita harapkan, dia berkemas untuk meninggalkan Ki Ok yang miskin", ujar Kang Sook. 

"Bukan begitu. Aku pergi karena aku mencintai Nona Uhm dengan sepenuh hatiku", jelas Kang Jin. 
Do Hee tertawa mengejek, "Dia bicara omong kosong". Kang Sook mengiyakan, "Ungkapan fasih khas playboy". 

"Jaga bicaramu. Keluar. Keluar saja!", teriak Kang Jin emosi. 

Do Hee tanya kapan Kang Jin pindah. Kang Jin menjawab minggu depan. Kang Sook berkata sepertinya rumah Kang Jin terjual dengan cepat. 

"Ini bukan rumahku!. Ini adalah rumah sewaan!", bentak Kang Jin nyaring, membuat 2 wanita itu mundur. 
"Ck..ck..ck.. Hidup dengan menyewa di seusianya?. Dia pasti hidup susah", cibir Do Hee. 

Kang Jin : Jangan menghina cintaku seperti itu!
Do Hee : Aigo..Persetan dengan cinta. Sesudah kau pindah, jangan datang mendekati Ki OK.

"Baiklah. Aku mengerti. Komohon jagalah dia dengan baik", ucap Kang Jin lalu menangis di pojokan. Huhuhuhu...
Chae Won tersenyum menerima panggilan telpon dari Se Yoon. Se Yoon tanya apa Chae Won masih bekerja. Chae Won bilang baru saja akan berhenti bekerja. Ia tanya apa Se Yoon sudah menghabiskan semua jelly pemberiannya. 
"Oh, jelly.  Aku benar-benar melupakannya. Tunggu", Se Yoon mengambil satu gelas jelly yang ada di atas meja, lalu bertanya bagaimana rasanya. 
Chae Won berkata rasanya pahit, kali ini ia membuat jelly-nya dengan bubuk mugwort. 
"Oh", seru Se Yoon. 
Chae Won tanya apa Se Yoon tidak merasakan rasa pahitnya sama sekali?. Se Yoon meminta maaf. Chae Won bilang Se Yoon tak perlu merasa bersalah, "Latihan setiap hari seperti ini akan mengembalikan indra pengecapmu. Tidak perlu buru-buru". 

Se Yoon mengucapkan terima kasih, ia berharap indra pengecapnya bisa segera kembali hingga tak perlu menyusahkan Chae Won seperti ini. Chae Won tak merasa pernah di susahkan, "Aku senang bisa membantumu. Dan juga, aku bisa berbicara denganmu untuk mengikuti perkembanganmu". 

Oh. Se Yoon mengerti sekarang. Ia menggoda Chae Won yang menggunakan alasan itu untuk mendengar suaranya di telepon. Chae Won geli, "Kau mulai lagi (mulai geer-nya). 
Se Yoon tersenyum, "Terima kasih. Aku berhutang padamu dalam banyak hal. Aku akan berterima kasih seumur hidupku".

(Ah..so sweet...Meski hanya bicara di telpon tanpa bisa memandang wajah satu sama lain, tapi Se Yoon dan Chae Won terlihat bahagia).

Pagi hari kediaman keluarga Lee. Se Yoon duduk di meja makan untuk sarapan. Ahjuma berkata kuah sup toge belum di bumbui dan masih terasa hambar. Se Yoon berkata akan menambahkan sendiri, tapi Se Yoon salah mengambil botol gula. Ahjuma menegur kalau itu adalah gula. 

"Benarkah?. Tidak apa-apa", jawab Se Yoon lalu meminum kuah supnya, tanpa ekspersi. Ahjuma memperhatikan dengan mimik heran. 

Baru satu suap, Se Yoon langsung berdiri hendak pergi kerja. Ia memutuskan datang lebih awal sebelum terjebak macet. Se Yoon mengucapkan terima kasih pada ahjuma atas makanannya dan memakai jasnya. 

Presdir Lee dan Sol Joo masuk ke ruang makan. Presdir Lee tanya apa Se Yoon akan beranngkat sekarang. Se Yoon membenarkan. Ia harus datang lebih pagi karena ada meeting tentang kompetisi mie. Se Yoon pamit pada kedua orang tuanya lalu pergi.

Ahjuma yang masih keheranan menyampaikan pendapatnya pada Sol Joo. Ia merasa ada yang aneh pada tuan muda Se Yoon. Sol Joo tanya apanya yang aneh. Ahjuma mengingat waktu itu Se Yoon pernah memasukan garam di kopi, dan pagi ini dia memasukan gula ke di supnya, "Sepertinya dia tidak bisa membedakan rasa antara garam dan gula". 

"Apa kau mengatakan dia tidak bisa membedakan rasa?", tanya Presdir Lee

Sol Joo merasa curiga, "Apa kau yakin, ahjuma?". 

Tahap final kompetisi mie digelar. Masing-masing peserta memasak mie mereka di hadapan para juri. Manager pemasaran yang bicara di atas podium menjelaskan 72 dari 374 pendaftar lolos dalam penyaringan tahap awal. Dari 72, staf pemasaran dan staf labotarium kembali menyaring dan memilih 14 mie dengan tekstur terbaik. 
Juri memilih 5 pendaftar yang masuk ke tahap final. Dan Chae Won menjadi salah satu dari mereka. Manager pemasaran minta pada kelima kandidat ini untuk merebus mie mereka. Para juri akan menilai dari keaslian tekstur mie, dan nantinya akan dimakan dan dinilai oleh para juri. 
Chae Won tampak tegang, tapi ia melakukan sebaik mungkin yang bisa dia lakukan. Para juri mulai mencicipi masing-masing mie dari kelima kandidat. 
Se Yoon menunggu diluar ruangan. Ia meliat jam tangan-nya dengan cemas. Waktu penilaian lebih lama dari yang di perkirakan. Se Yoon khawatir, Chae Won pasti akan gugup di dalam. 
Sol Joo duduk di sebuah cafe menunggu seseorang. Perkataan ahjuma tadi pagi menganggu pikirannya. Sembari menunggu orang yang akan ia temui, Sol Joo teringat perkataan Se Yoon semalam. Bahwa ada sesuatu yang tidak Sol Joo ketahui tentang Se Yoon. 
Seorang pria memanggil Sol Joo dengan sebutan ibu. Orang yang ditunggu Sol Joo ternyata adalah Sook Joon, sahabat Se Yoon. Sook Joon tanya apa Sol Joo sehat-sehat saja. Sol Joo tersenyum, merasa senang bisa bertemu Sook Joon di Seoul. 

Kebetulan Sook Joon sedang menghadiri seminar di Seoul saat Sol Joo menelpon, sehingga mereka bisa bertemu sekarang. Sook Joon tanya kenapa Sol Jo menelponnya. 

"Kau sudah tahu kalau Se Yoon kehilangan indra pengecapnya, iya kan?", pancing Sol Joo. 

"Oh. Ibu mengetahuinya?. Dia memintaku untuk tidak mengatakan kepada siapa pun", kata Sook Joon. 

Sol Joo terkejut, sebenarnya perkataan tadi hanya pancingan, sama sekali ia tidak menyangka kalau dugaannya itu ternyata benar. Sol Joo tanya sejak kapan Se Yoon kehilangan indra perasanya. Sook Joon mengatakan setelah Se Yoon kehilangan Eun Seol. 
"Apa?. Lalu dia sudah dalam kondisi itu selama 3 tahun?", tanya Sol Joo. 

Sook Joon mengiyakan. Sol Joo tanya apa masalahnya. Apa Se Yoon sudah melakukan pemeriksaan kesehatan. Sook Joon mengatakan kalau Se Yoon sudah mendapatkan pemeriksaan menyeluruh. Saraf pengecapnya normal. Ini terjadi akibat trauma.

Sol Joo : Karena Eun Seol 

Sok Joon : Ya. Setelah dia bisa melupakan Eun Seol. Se Yoon bisa memulihkan indra pengecapnya. Jadi menurut pendapatku, satu-satunya orang yang bisa membantunya  keluar dari trauma masa lalu adalah....Nona Min Chae Won. Aku tahu Ibu mungkin tidak menyetujuinya, tapi tolong restuilah hubungan mereka berdua. Aku mengatakan ini sebagai seorang dokter, bukan sebagai teman Se Yoon.
Sol Joo diam, merasa terpukul. Sook Joon pamit pergi lebih dulu. Setelah Sook Joon pergi, Sol Joo mulai menyalahkan diri sendiri dan menangis, "Maafkan Ibu, Se Yoon. Ibu tidak tahu, Ibu sudah melukaimu sebanyak itu. Maafkan Ibu, Se Yoon".
Chul Goo menumpangkan kakinya ke atas meja. Tampak malas dan ogah-ogahan bekerja. Young Ja masuk dengan senyum sumringah, "Apa yang kau pikirkan putraku?". Chul Goo menurunkan kakinya dan bilang tadi sedang memikirkan ini dan itu. Young Ja tahu, pastilah Chul Goo sedang memikirkan Chae Won, "Apa ibu salah?". 

Chul Goo diam tak menjawab. Jreng..jreng...jreng...Young Ja mengeluarkan buket bunga yang ia sembunyikan di balik punggungnya. Chul Goo heran untuk apa karangan bunga itu. Young Ja mengatakan bibi Chae Won menelpon, memberitahu kalau Chae Won masuk ke putaran final kompetisi mie di perusahaan Se Yoon, "Dia akan keluar sebentar lagi. Pergilah berkencan dengannya. Okay?". 

"Apa boleh?", tanya Chul Goo ragu, tapi ia tersenyum sembari menerima bunga yang di berikan ibunya. 

Young Ja menjawab, "Tentu saja". 
Tapi Chul Goo merasa bersalah dengan Hong Ju. Young Ja tanya apa masalahnya, kau akan menceraikannya, "Kenapa? Apa kau mempunyai perasaan yang tersisa untuknya?". 

"Tentu saja tidak. Aku hanya merasa kasihan padanya", jawab Chul Goo. 

Young Ja berkata masalah Chul Goo hanyalah karena dia terlalu baik, "Dia menipu kita. Jangan merasa kasihan padanya". 
Chul Goo membela Hong Ju, "Dia tidak menipu kita". 

"Cukup", potong Young Ja. "Cepatlah. Pergilah berkencan dengan Chaewon", Young Ja keluar ruangan. 

Chul Goo berpikir. Tak perlu ditanya, bagaimana pun dia akan memilih Chae Won. 
Kembali ke komepitisi mie. Penilaian kedua, para juri dan tamu yang diundang di persilahkan mencicipi dan menilai mie dalam mangkuk yang ada di mereka. Mie itu dimasak oleh 5 finalis yang masuk keputaran final. 

Selang beberapa waktu kemudian, Chae Won keluar dari ruangan penilaian. Se Yoon yang sejak tadi menunggu langsung bertanya apa semuanya berjalan lancar?. Chae Won tidak tahu, "Aku sangat gugup. Aku tidak ingat bagaimana aku membuat mienya".
Se Yoon memegang tangan Chae Won, Aku yakin kau melakukan dengan baik. Aku harus memeriksa beberapa dokumen. Pergilah beristirahat di ruanganku". 
Chae Won kipas-kipas kepanasan, "Aku butuh udara segar terlebih dahulu. Otakku rasanya mati rasa karena kompetisinya". 

Se Yoon mengerti, ia akan menemui Chae Won lagi setelah menyelesaikan pekerjaanya. Chae Won mengangguk. Se Yoon pergi keruangannya, sementara Chae Won jalan-jalan keluar. 

Di luar Chae Won bertemu dengan Chul Goo. Chul Goo menyembunyikan karangan bunga yang ia bawa, dan memanggil Chae Won dengan sebutan "sayang". Chae Won marah, "Apa yang kau lakukan disini?". 

"Kau pasti lelah karena kompetisinya. Jadi aku datang untuk menghiburmu. Ini untukmu", Chul Goo memberikan bunga yang ia bawa. "Apa berjalan lancar?".

(Bunganya bagus dech..itu mawar ungu ya..jadi ingat Maya Kitajima dan Masumi Hayami)

"Singkirkan itu", Chae Won jalan melewati Chul Goo.

Chul Goo menghalangi Chae Won, mengenggam tangannya. Chae Won menarik tangannya, "Lepaskan aku". Chul Goo kembali meraih tangan Chae Won, mengajaknya bicara di tempat yang tenang. Chae Won berontak, "Lepaskan aku...lepaskan aku". 

Sol Joo lewat dan melihat mereka, "Bukankah pria itu kakaknya Joo Ri". 

Chul Goo : Jangan marah. Ayolah kita bicara". 

"Sudah kubilang. Tidak ada hal yang harus kubicarakan denganmu". 

"Kenapa?. Karena Lee Se Yoon?

"Ya! . Aku harus pergi menemuinya". 

Chul Goo memeluk paksa Chae Won, "Tidak boleh. Kau boleh berkencan dengannya setelah melangkahi mayatku. Mengerti?".
Chae Won berontak sekuat tenaga, "Lepaskan. Ada apa denganmu?". 

Sol Joo ternganga melihat pemaksaan itu, lalu menghampiri mereka. "Lepaskan dia", bentak Sol Joo mengagetkan mereka. Chul Goo langsung melepaskan pelukannya. 

Sol Joo : Dia bilang tidak. Berhentilah memaksanya!. 

Sol Joo menatap tajam Chul Goo. Chul Goo bengong, sementara Chae Won tertegun. 

END 
Komentar : 
Apa ini?. Kenapa Sol Joo berubah!. Apa lampu merah itu sudah berubah menjadi kuning????. Sol Joo akhirnya mengetahui bahwa Se Yoon kehilangan indra perasa. Dan ia juga tahu bagaimana specialnya Chae Won bagi putranya. Akankah penilaiannya pada Chae Won sedikit demi sedikit akan berubah.

Bagi reader, mohon sabar untuk kelanjutannya. Saya akan berusaha secepat mungkin memposting sinopsis episode selanjutnya, gantian dengan The Heirs tentunya. Meski sudah banyak blog yang buat recapnya, tapi tetap saja saya tidak bisa mengacuhkan drama Lee Min Ho oppa. The Heirs adalah drama yang paling saya tunggu-tunggu sepanjang tahun ini. So, harap maklum. 

17 comments:

  1. Wawwwww.... Semakin menarik dan bikin penasaran.... ^_^
    Terimakasih untuk recapsnya...
    Ditunggu lanjutannya... Fighting...!!!!

    ReplyDelete
  2. Semakin seru ceritanya....g sabar dech liat kelanjutannya....Semangat...Semangat

    ReplyDelete
  3. g papa kok, nuri lanjutkan saja the heirsnya, yg penting ahyi tetap lnjut sampe akhir agar readers jg puas baca sinopsis yg selesai, g ngegantung ditenhah jalan..^^

    ReplyDelete
  4. Waaah makin seru yaa
    Gak apa" ko nuri telat sedikit, dimaklumi kan nuri memang punya 2 project, so pasti bakalan kita tunggu ko hehehehe :)

    ReplyDelete
  5. nuri. ditunggu ya lanjutannya. thx. :D -meilin-

    ReplyDelete
  6. makin Seru,,, seneng banged liatin ekspresi orang yang jatuh cinta kyak Chae Won ma Lee Se Yoon,,, ikut menikmati kebahagiaan mereka. ^_^"!
    di tunggu lanjutannya yah mba' nuri.

    ReplyDelete
  7. Gpp mba yg penting gk putus ditengah jalan AHYI nya .. Tapi ni first projectnya mba nuri kan ya.. Semoga bisa selesai cepat ya kan dikoreanya sendiri dah lama banget selesai tayang cuma krn episodenya panjang bokk ampe 50 males nontonnya ngandalin blognya kamu aja buat baca hehehe. Sukses selalu

    ReplyDelete
  8. ok dech Eonnie gpp. Yg penting dilanjutin y, moga ga lama2 y sinopsisnya brikutnya... ^_^ Gomawo...:)

    ReplyDelete
  9. iya mbak nuri, gpp telat dari pada gk sama sekali, kami tetap setia nunggu lanjutannya kok, semangattttttttt

    ReplyDelete
  10. betul3x mba nuri.. lanjut heirs nya donk.. thx..

    ReplyDelete
  11. ayo mba fight..lanjutannya jgn klamaan dunk ..episode 38ny qt tggu..maksih.. ≧◇≦

    ReplyDelete
  12. mbk part 38 nya d tunggu ya...

    ReplyDelete
  13. Iÿăªª.."̮ mba nuri telat Ъќ papa.......asal Ъќ terlalu lama...soalnya makin penasaran Ǎǰǰɑ̈ ni ma ceritanya..

    ReplyDelete
  14. mba mana lanjutannya kuq lama..hiks..btw 감사...

    ReplyDelete
  15. mb..... tetap ditunggu ya kelanjutannya. SEMANGAT!!! ^_^

    ReplyDelete
  16. 앚자..앚자.....ayo mba lanjutkan└(^o^)┘

    ReplyDelete
  17. Nuri, salam kenal ya. sy baru baca sinopsis kdrama ini, semula agak malas mau membaca sinopsis ini krn episode yg panjang, tp malah keterusan dan smakin penasaran. lanjutkan nuri!!!!!!!!!!!!!!!!
    maya kitajima dan masumi hayami, salah satu pasangan tokoh komik yg paling sy ingat :)
    astri.

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)