Kim Tan pergi keruang penyiaran. Ia marah melihat Eun Sang dan Young Do didalam. Young Do juga melihat Kim Tan datang. Kim Tan bergerak ingin membuka pintu, tapi Young Do bergerak lebih cepat menahan pintu dan menguncinya dari dalam. Eun Sang ingin membuka pintu, Young Do menahan dan mendorongnya kembali di tembok.
Diluar, Kim Tan teriak murka dan menendangi pintu, "Buka sebelum aku membunuhmu!. Aku akan membunuhmu jika aku masuk ke dalam. Buka pintunya!"
Diluar, Kim Tan teriak murka dan menendangi pintu, "Buka sebelum aku membunuhmu!. Aku akan membunuhmu jika aku masuk ke dalam. Buka pintunya!"
Eun Sang minta Young Do membuka pintu. Tapi Young Do tak peduli pada kemarahan Kim Tan ataupun permintaan Eun Sang. Ia mengingatkan Eun Sang pada apa yang pernah ia ucapkan di cafe tempo hari.
"Ketika aku bilang aku akan menganggu orang lain kecuali kau, Kim Tan adalah salah satunya. Dan termasuk aku".
Young Do menatap keluar. Kim Tan tampak sangat murka dan terus menendangi pintu sekuat tenaga, hingga akhirnya ia berhasil membuat handle pintu terlepas. Begitu pintu terbuka, Young Do langsung menarik Eun Sang kebelakang. (agar Eun Sang tidak terluka).
Kim Tan menyuruh Eun Sang keluar dan mendaratkan satu pukulan keras ke wajah Young Do. Eun Sang memekik terkejut dan bibir Young Do berdarah karena pukulan itu.
Tak hanya sampai disitu, Kim Tan yang sedang murka meraih sebuah bangku dan hendak memukulnya Young Do.
Tak hanya sampai disitu, Kim Tan yang sedang murka meraih sebuah bangku dan hendak memukulnya Young Do.
Eun Sang langsung berlari memeluk pinggang Kim Tan, mencegah Kim Tan melakukan hal yang lebih buruk. "Jangan lakukan", pinta Eun Sang hampir menangis.
Young Do terpaku menatap Eun Sang yang hampir menangis. (Seakan melihat wajah Eun Sang seperti itu lebih menyakitkan dari pada hantaman kursi yang hampir mendarat di kepalanya).
Permintaan Eun Sang berhasil membuat emosi Kim Tan menurun. Kim Tan akhirnya membuang kursi yang ia pegang ke lantai. Ia membawa Eun Sang keluar, melarangnya untuk masuk dan menutup pintu.
Kim Tan kembali berhadapan dengan Young Do, ia mencengkram kerah jaket Young Do dengan kedua tangannya, "Kau pikir kau menyentuh siapa tadi?. Seberapa jauh lagi kau akan melangkah?. Berapa lama lagi aku harus bersabar denganmu?. Sudah kubilang jangan sentuh Cha Eun Sang".
Young Do menepis tangan Kim Tan, "Kau harus melepaskan Cha Eun Sang terlebih dahulu, baru aku akan meninggalkannya sendirian. Aku sudah memperingatkanmu dulu. Jangan melindungi Cha Eun Sang. Kenapa kau tidak mengerti juga?".
Kim Tan menghela napas lelah. Benar-benar merasa muak dengan semua ini, "Jadi, kau akan terus melakukannya?".
"Aku harus melakukannya. Aku sudah sejauh ini. Hanya untuk mengalahkanmu. Aku melewatkan makan bersama dengan ibuku untuk yang terakhir kalinya. Aku ingin bunuh diri setiap kali aku melihatmu. Bagaimana aku bisa berhenti sekarang?", ucap Young Do marah.
"Berhentilah menangis seperti bayi. Berapa banyak kesempatan yang sudah aku berikan padamu?", tanya Kim Tan.
"Bahkan ketika kau menyakitiku. Bahkan ketika kau mengejek ibuku. Bahkan ketika ibumu meninggalkanmu. Aku tetap bertahan", ujar Kim Tan.
"Kau masih tetap saja tidak mengerti bahwa itulah yang membuatku gila".
Kim Tan berkata Young Do selalu berusaha membuat orang lain ikut menderita bersama Young Do, "Kau sudah berusaha semampumu. Kenapa kau tak pernah berubah?".
Young Do melepas cengkramannya. Ia bertanyngan yang lebih besar?. Apanya!. Kau membatalkan pertunanganmu?. Akhirnya, kaua bagaimana dengan Kim Tan sendiri?. Apa Kim Tan sudah berubah?, "Sebuah pertaru akan berlutut di depan ayahmu. Pergilah berlutut sekarang. Atau ...apa kau akan membuat Cha Eun Sang melakukannya untukmu lagi (berlutut)?. Apa yang sudah kau lakukan bukanlah pertarungan yang lebih besar. Itu hanyalah tindakan yang sembrono".
"Apakah kau sudah mencoba bertindak sembrono?", balas Kim Tan, "Jika aku harus berlutut, maka aku akan melakukannya!. Aku hanya perlu bangkit kembali. Dan suatu hari, aku tidak akan jatuh lagi. Dan kau tetap ada di sana, Choi Young Do. Tapi aku tidak lagi ada di sana".
Young Do terdiam, tampaknya perkataan itu masuk ke dalam hati Young Do.
Rachel datang dan melihat Eun Sang yang terpekur diam di luar ruang penyiaran. Seperti biasa Rachel bertanya dengan nada sinis, "Apakah mereka kembali berkelahi untuk memperebutkanmu?".
Eun Sang menoleh dengan air mata berlinang di pipi. Kim Tan keluar. Meraih tangan Eun Sang membawanya pergi dari sana tanpa melihat Rachel sedikit pun. Rachel hanya bisa menelan rasa geramnya. Ia lalu masuk ke dalam menemui Young Do.
Rachel menutut penjelasan kenapa Young Do menyuruhnya untuk tutup mulut, "Kau bilang kau tidak akan pernah membocorkannya. Kenapa kau berubah pikiran?". Young Do menatap nanar, "Aku tidak berubah pikiran".
"Lalu, apa maksud pengumumanmu tadi?".
"Aku hanya ingin melihat seseorang sebentar".
Kim Tan dan Eun Sang duduk dibangku taman. Keduanya diam beberapa saat. Kim Tan minta maaf pada Eun Sang karena berkelahi lagi, tapi itu bukan salahku. Kim Tan mengkhawatirkan Eun Sang dan bertanya apa kau baik-baik saja. Eun Sang menjawab ya.
"Itu karena kau!. Apakah kau tidak bisa melihat ini adalah cinta segitiga?", jawab Kim Tan mencari jawaban lain.
"Ini bukan hanya karena aku", sahut Eun Sang.
"Aku ketahuan", ujar Kim Tan, "Aku masih menyesal (sampai sekarang) dan Young Do menyalahkan dirinya sendiri". (karena menghilangkan kesempatan makan bersama ibunya untuk yang terakhir kali).
Kembali ke ruang penyiaran, dimana Young Do mengakui pada Rachel kalau Kim Tan tidak salah, hanya saja ia tak bisa menahan dirinya sendiri (menimpakan kemarahan pada Kim Tan).
"Bagaimana denganmu?", tanya Young Do kemudian.
"Aku?", tanya Rachel heran.
Young Do berkata sebenarnya Rachel juga tahu kalau Kim Tan tidak bersalah. Kim Tan tidak pernah sekalipun memberi Rachel harapan. Justu Rachel yang melanggar aturan pernikahan bisnis dengan terobsesi pada Kim Tan, dan itu termaksud perbuatan curang,
"Tapi bisakah kau memaafkannya?. Kau bisa mengakui pada Kim Tan kalau kau yang salah?", tanya Young Do kemudian.
Rachel terdiam, tak bisa menjawab. Dari diamnya Rachel, Young Do mengetahui kalau Rachel juga tidak bisa melakukannya. Begitu pula dengan Young Do, yang terus bersikeras bahwa ia lah yang benar dan Kim Tan lah yang salah.
Kembali ke Eun Sang dan Kim Tan. Eun Sang berkelekar rasanya seperti Young Do dan Kim Tan saja yang pacaran. Kim Tan tersenyum kecil, tidak ada hubungan seperti itu. Perhatian Eun Sang lalu tertuju pada jas sekolah yang dipakai Kim Tan, "Kau memakai seragammu".
"Kau yang mencucinya?", tanya Kim Tan
"Memangnya siapa lagi?", jawab Eun Sang.
Kim Tan membuka sedikit jasnya, "Kainnya jadi rusak. Apa kau mencucinya dengan tangan?".
Eun Sang jadi kesal, menarik jas Kim Tan menyuruh untuk membukanya. Kim Tan melirik nakal, "Sekarang?. Disini?".
Buru-buru Eun Sang menarik tangannya. Bergidik nyeri. Kim Tan berdiri tersenyum menggoda, "Melepaskan semuanya? Semuanya?".
"Hei", seru Eun Sang langsung menutup matanya, meski ia sempat mengintip dari sela-sela jari..hehehe...(waktu di Amerika, Eun Sang pengen ngintip Kim Tan ganti baju kan!...hehehe).
"Semuanya?", Kim Tan terus menggoda. Eun Sang menutup matanya rapat-rapat.
Bo Na jalan dikoridor sembari menelpon Hyo Shin. Bo Na berkata baru saja pergi ke ruang penyiaran dan melihat pintu ruang penyiaran yang rusak. Ia tanya kapan Hyo Shin datang. Bo Na menutup telpon saat melihat Chan Young berjalan ke arahnya.
"Hei. Yoon Chan Young! Bagaimana bisa kau tidak pernah meneleponku?".
Wush...Tapi Chan Young hanya melewati Bo Na begitu saja dengan dingin. Seakan tak melihat ataupun mendengar protes Bo Na.
Bo Na teriak memanggil Chan Young, "Yoon Chan Young!. Kau serius mau begini?. Kenapa kau melakukan hal ini padaku?. Hei, Yoon Chan Young!".
Chan Young tetap jalan pergi. Bo Na pura-pura jatuh dan merintih dengan gaya "cute"
"Aaahh! Kurasa kakiku patah!. Darahnya banyak sekali!. Aahhh! Sakit!. Aahhh! Sakit! Aku berdarah".
Chan Young tidak berbalik. Terus jalan menjauh sembari tersenyum geli. Sementara Bo Na cemberut karena tak berhasil menarik perhatian Chan Young.
Ye Sol menemui Eun Sang di ruang loker. Ia berkata akan mengikuti audisi drama besok, tapi skenarionya tertinggal di studio Myung Soo, "Kurasa aku tak bisa lagi ke sana (semenjak statusnya terbongkar). Bisa kau tolong ambilkan untukku?".
"Baiklah. Akan aku ambilkan", jawab Eun Sang, "Tapi.. apa kau baik-baik saja?".
"Kau juga menganggapku aneh, 'kan?. Pasti itu yang kau pikirkan", kata Ye Sol mengira Eun Sang sama seperti murid lainya.
Eun Sang membuang napas panjang, "Kenapa semua orang di sekolah ini suka mengira-ngira apa yang dipikirkan orang lain?. Kalian semua salah. Tak satu pun dari kalian tahu bagaimana caranya meminta maaf. Aku akan menghubungimu kalau aku menemukannya".
Ye Sol heran dan tanya apa Eun Sang tahu nomor ponselnya. Eun Sang mengiyakan, lalu beranjak pergi. Langkahnya terhenti saat Ye Sol meminta maaf padanya. Eun Sang berbalik dan tersenyum, "Aku akan menelponmu". Ye Sol menghela napas lega, sekaligus terharu melihat sikap baik Eun Sang.
Eun Sang pergi ke studio Myung Soo. Disana ia melihat Young Do yang sedang duduk melamun. Young Do tampak canggung melihat Eun Sang. Eun Sang berkata ia datang untuk mengambil barangnya Ye Sol. Menggunakan kepalanya, Young Do menunjuk ke arah meja.
"Baiklah. Akan aku ambilkan", jawab Eun Sang, "Tapi.. apa kau baik-baik saja?".
"Kau juga menganggapku aneh, 'kan?. Pasti itu yang kau pikirkan", kata Ye Sol mengira Eun Sang sama seperti murid lainya.
Eun Sang membuang napas panjang, "Kenapa semua orang di sekolah ini suka mengira-ngira apa yang dipikirkan orang lain?. Kalian semua salah. Tak satu pun dari kalian tahu bagaimana caranya meminta maaf. Aku akan menghubungimu kalau aku menemukannya".
Ye Sol heran dan tanya apa Eun Sang tahu nomor ponselnya. Eun Sang mengiyakan, lalu beranjak pergi. Langkahnya terhenti saat Ye Sol meminta maaf padanya. Eun Sang berbalik dan tersenyum, "Aku akan menelponmu". Ye Sol menghela napas lega, sekaligus terharu melihat sikap baik Eun Sang.
Eun Sang pergi ke studio Myung Soo. Disana ia melihat Young Do yang sedang duduk melamun. Young Do tampak canggung melihat Eun Sang. Eun Sang berkata ia datang untuk mengambil barangnya Ye Sol. Menggunakan kepalanya, Young Do menunjuk ke arah meja.
Mungkin kehadiran Eun Sang membuat Young Do tidak nyaman, hingga akhirnya ia berdiri, mengambil helmnya hendak pergi dari sana. Eun Sang memanggil Young Do, mengambil plester dari saku dan mengulurkannya pada Young Do. Tapi Young Do hanya melihat plester itu lalu pergi.
Eun Sang hanya bisa menghela napas. Ia menemukan skenario Ye Sol dan memasukan ke dalam tanyas. Tak lama Bo Na datang, ia sedikit heran apa yang dilakukan Eun Sang disini. Eun Sang hanya menjawab ada seseorang yang meminta tolong padanya.
"Begitu", jawab Bo Na sembari mencari sesuatu di antara tumpukan buku.
Eun Sang tanya apa yang Bo Na cari. Bo Na menjawab skenario, ia yakin pasti ada di atas meja.
Eun Sang mengeluarkan skenario Ye Sol dan bertanya apa Bo Na mau memberikannya pada Ye Sol. Bo Na minta Eun Sang saja yang memberikan pada Ye Sol, "Pastikan kau memberikan itu padanya. Dia membutuhkan itu untuk audisinya besok". Bo Na pergi. Eun Sang berguman Bo Na memang gadis baik.
Ketika Eun Sang keluar dari studio. Young Do masih ada di luar, yang seperti memang menunggu Eun Sang keluar. Young Do mengulurkan tangan. Eun Sang bingung.
"Berikan ...Plester ...", kata Young Do.
Eun Sang memberikan plester yang tadi ia simpan. Young Do mengambilnya dengan kasar lalu pergi tanpa berkata apapun. (sepertinya Young Do merasa malu, atas apa yang telah ia perbuat di ruang penyiaran).
Eun Sang sedang menjemur seragam sekolahnya di halaman luar ketika bicara dengan Chan Young di telepon. Eun Sang minta Chan Young memaafkan Bo Na, tadi Bo Na datang sendiri ke studio untuk mengambilkan naskah Ye Sol.
"Itu lah Bo Na-ku", ujar Chan Young tersenyum senang, "Dia imut sekali waktu bertingkah tadi. Tadi aku hampir saja berbalik".
"Hebat sekali kau. Kau yang sekarang bertingkah. Cepatlah berbaikan dengannya, atau seseorang mungkin akan mencurinya darimu. Aku tutup".
Di dapur, Hee Nam sedang menulis diatas meja. Membuat aftar nama toko-toko bahan makanan yang sering di beli keluarga Kim. Ia juga mencamtumkan nomor telepon yang bisa di hubungi. Ny. Han masuk ke dapur, menuangkan wine ke dalam gelas. Ia terbelakak terkejut begitu membaca tulisan Hee Nam.
"Ahjumma! Apa yang kau lakukan sekarang?. Apa daftar itu untuk pelayan penggantimu?" tanya Ny. Han yang di jawab anggukan dari Hee Nam.
Ny. Han di serang panik, "Kenapa kau bergerak secepat LTE (LTE = 3GPP Long Term Evolution. Lebih cepat dari 3,5G ataupun 3G)?. Kau terlihat seperti sangat siap untuk pergi sekarang. Lagian aku belum menemukan penggantimu. Apakah kau sangat ingin pergi?".
Hee Nam hanya diam menatap majikannya. Pelayan lain masuk ke dapur. Memberitahukan kalau Ny. Han kedatangan tamu, "Tunangan putra kedua anda?".
"Siapa? Rachel?", tanya Ny. Han kaget.
Tepat saat itu Eun Sang masuk ke dapur. Ia pamit pada ibunya akan berangkat kerja. Tapi Ny. Han minta Eun Sang tetap diam di dalam kamar. Ia melarang Eun Sang keluar kamar ataupun pergi kerja, "Rachel datang. Aku tidak ingin kau bertemu dengannya. Akan membahayakan Tan jika Rachel tahu kau tinggal di sini. Mengerti?".
Buru-buru Ny. Han pergi ke ruang tengah. Eun Sang sebenarnya sedih, tapi ia berusaha menampakan senyum di depan ibunya. Eun Sang berkata sebenarnya hari ini ia sedang tidak semangat pergi kerja. Jadi baguslah ia tak perlu pergi kerja. Eun Sang kembali ke kamar. Hee Nam memandang sedih.
Ny. Han menemui Rachel takut-takut. Rachel membawa buket bunga, memasang wajah manis dan mengucapkan salam dengan sopan, "Apa kabar ibu?". Dengan canggung Ny. Han berkata kalau presdir Kim tidak ada di rumah dan Kim Tan juga belum pulang.
"Aku ke sini untuk bertemu dengan ibu", ujar Rachel setengah manja.
"Saya?. Untuk menemuiku?", tanya Ny. Han kaget, bicara dengan menggunakan bahasa formal.
Rachel minta Ny. Han bicara dalam bahasa non formal padanya. Ia mengaku senang akhirnya bisa bertemu dengan Ny. Han, "Seandainya aku tahu, aku pasti akan datang lebih cepat untuk menemui Ibu. Apakah Ibu menyukai bunga?", Rachel tersenyum manis memberikan bunga yang ia bawa.
Ny. Han menerimanya dan tersenyum senang.(Seandainya saja senyum Rachel itu benar-bener tulus).
Sementara itu, Eun Sang hanya bisa termenung sedih di dalam kamar". (Seperti seseorang yang harus di sembunyikan keberadaannya).
Rachel memuji Kim Tan melakukan sesuatu hal yang menakjubkan. Pastilah itu keputusan yang sulit bagi Kim Tan (berani membongkar rahasia kelahirannya). Sekaligus menunjukan betapa sayangnya Kim Tan pada Ny. Han
Ny. Han senang jika Rachel berpendapat seperti itu. Hee Nam datang membawakan minuman. Ny. Han menduga pasti ibu Rachel marah.
"Ibu sedikit terkejut", jawab Rachel selembut mungkin, "Terutama, karena ibuku mengenal anda sebagai ibu Eun Sang".
Ny. Han bisa mengerti jika ibu Rachel terkejut. Rachel melontarkan pertanyaan yang memancing, ia bertanya kenapa Ny. Han datang ke pertemuan rapat orang tua murid sebagai ibunya Eun Sang.
Ny. Han melirik Hee Nam. He Nam cepat-cepat pergi ke dapur. Ny. Han berkata hari itu ibu Eun Sang berhalangan hadir ke pertemuan orang tua murid. Jadi ia menggantikannya.
"Apa Ibu sangat mengenal keluarganya dengan baik?", tanya Rachel kemudian.
"Bisa dibilang begitu", jawab Ny. Han tersenyum.
"Aku khawatir karena Tan sepertinya menyukai Eun Sang", ujar Rachel.
Ny. Han buru-buru menyangkal, "Suka apanya?. Tan cuma bersikap baik pada Eun Sang karena aku mengenalnya. Jangan salah paham".
Hee Nam berdiri di pintu dapur dan mendengarkan perkataan Ny. Han (sedih pastinya).
Rachel berkata tidak akan salah paham dan tidak ingin membatalkan pertunangan, "Aku tidak tahu apa yang ibu aku pikirkan. Tapi bukan itu yang aku inginkan".
"Benakah?. Terima kasih, Rachel-ah. Terima kasih banyak", ujar Ny. Han lega. "Aku akan sangat senang jika kau bisa membantu Tan". Rachel tersenyum manis mengiyakan.
Tapi..senyum manis (palsu) Rachel itu langsung lenyap begitu kakinya melangkah keluar dari rumah keluarga Kim. Wajah Rachel yang asli kembali, jutek dan kaku. Ia melihat seragam Jeguk untuk siswa wanita tergantung di tiang jemuran halaman rumah keluarga Kim.
Rachel menghampiri tiang jemuran itu dan memeriksa seragam. Tangan Rachel merogoh ke dalam satu dan menemukan name tag bernama "Cha Eun Sang". Rachel segera menelpon seseorang memanggilnya dengan sebutan Ibu (Ny. Ji Sook/Ny. Han). Dengan suara manis ia tanya kenapa Eun Sang bisa tinggal di rumah Kim Tan.
Setelah mengetahui Rachel sudah pergi, buru-buru Eun Sang keluar rumah untuk pergi bekerja. Alangkah terkejutnya ia mendapati seragam sekolah miliknya telah raib dari tiang jemuran.
Keesokan harinya Kim Tan menuggu Eun Sang di bangku taman sekolah. Ia memegang 2 kotak susu keledai yang nantinya akan ia minum dengan Eun Sang. Melihat pacarnya tak kunjung datang, Kim Tan menelpon ponsel Eun Sang, tapi tidak diangkat. Kim Tan beranjak pergi dari sana mencari Eun Sang.
Gadis yang ditunggu Kim Tan kini, sedang mencari Rachel di sekolah. Eun Sang yang kehilangan seragam terpaksa mengenakan pakaian olahraga. Ia menghampiri Rachel yang berdiri di depan loker. Dengan marah Eun Sang tanya dimana seragamnya. Rachel tersenyum mengejek dengan bilang Eun Sang tidak akan menemukannya.
"Dimana?!", tanya Eun Sang dengan nada lebih tinggi.
"Aku membuangnya di tempat sampah. Sekarang pasti sudah dibakar", jawab Rachel enteng.
Eun Sang langsung berlari menuju tempat sampah. Rachel menutup lokernya dan mengikuti Eun Sang. Sesampainya di tempat sampah Eun Sang langsung mengobrak-abrik beberapa kantung plastik sampah. Setelah mencari dari kantung satu ke kantung lainya, akhirnya ia menemukan seragam miliknya.
Eun Sang berguman sedih, "Ibu susah payah membelikan ini untukku". Ia mengibas-ngibaskan seragam itu dari kotoran yang menempel.
Rachel datang dengan menyungging senyum sinis ia bertanya apakah itu sakit, "Apakah itu menyakiti hatimu?. Bayangkan bagaimana perasaanku ketika aku menemukan seragam itu di rumah Tan".
"Sudah merasa lebih baik sekarang?. Apa kau senang melihatku membongkar tempat sampah begini?", balas Eun Sang.
Rachel bertanya apa maksud Eun Sang. Apa Eun Sang tidak tahu siapa Rachel. Ia berkata ini hanya permulaan. Anak seorang pelayan berpura-pura menjadi orang kaya baru sungguh membuatnya marah. Dan sekarang gadis brengsek itu berkencan dengan tunangannya.
"Kau pikir hanya dengan ini akan membuatku merasa lebih baik?. Apakah ini membuatmu merasa lebih baik?. Apa? Anak seorang pelayan?", Rachel tertawa merendahkan, "Aku tidak bisa tidur semalam karena mengetahui fakta konyol ini. Apakah tidurmu nyenyak?".
"Menurumu bagaimana?", tanya Eun Sang geram, "Seragamku hilang setelah kau datang. Jadi kau mau apa?. Apa yang akan membuatmu merasa lebih baik?".
Rachel melihat ke bak sampah, ia menyuruh Eun Sang membersihkan tempat ini, "Kau pasti sudah mempelajari sesuatu dari Ibumu", cibir Rachel menghina ibu Eun Sang.
Plak!!!!..Eun Sang menampar wajah Rachel dengan sangat keras. Rachel tertegun seakan tak percaya Eun Sang baru saja menamparnya.
"Kau...apa yang kau lakukan?. Beraninya kau!", Rachel mengayunkan tangannya hendak membalas tamparan Eun Sang. Tapi Eun Sang berhasil menahan tangan Rachel dan mencengkaramnya dengan kuat. Rachel berteriak melotot menyuruh Eun Sang melepaskan tangannya.
"Aku tidak peduli kau mengataiku apa. Tapi, beraninya kau menghina Ibuku?", Eun Sang melepas tangan Rachel, "Lalu, sehebat apakah ibumu itu sehingga bisa mengajarkanmu sopan santun seperti ini?", teriak Eun Sang marah.
Rachel menyuruh Eun Sang segera enyah dari pandangannya dengan pindah dari sekolah Jeguk. Eun Sang tak gentar, "Kau pikir kau ini siapa?". Rachel berkata ia sedang memberi kesempatan pada Eun Sang untuk pergi sebagai orang kaya baru sebelum ia membeberkan semuanya.
"Beritahu saja! Aku sama sekali tak takut. Kau pikir aku tidak siap untuk itu?".
"Kau pikir aku hanya akan memberitahumu tentangmu?. Aku akan memberitahu mereka tentang Kim Tan!. Choi Young Do tidak bisa melakukan itu. Kau tahu kenapa?. Karena dari awal dia memang tidak pernah berniat melakukannya. Tapi tak ada yang bisa menahanku".
"Kenapa kau melibatkan Kim Tan?", teriak Eun Sang marah.
Rachel berkata karena dengan begitu Eun Sang akan pindah, "Jika aku tidak bisa memilikinya, maka aku akan membuat kalian berdua jatuh. Jadi diam dan pilih!. Apakah kau tidak berpikir bahwa aku akan melakukannya sampai sejauh itu?. Kurasa juga begitu".
Eun Sang menahan tangis kemarahannya, "Aku akan mempertimbangannya". Rachel tersenyum sinis. (Rachel mengerikan, mirip tokoh antagonis sinetron indonesia).
"Mempertimbangkan apa?", sahut Kim Tan yang ternyata mendengarkan permbicaraan mereka di belakang.
Kim Tan menghampiri mereka. Ia minta Eun Sang meninggalkanya berdua dengan Rachel. Eun Sang bertanya sejak kapan Kim Tan berdiri di sana.
"Tinggalkan kami!. Kau tak dengar?", ucap Kim Tan dengan nada lebih tinggi. Eun Sang yang tahu Kim Tan sedang marah pergi meninggalkan mereka.
Rachel minta Kim Tan jangan marah padanya, "Aku juga terluka. Kalau mengancamnya tidak cukup".
"Tutup mulutmu", potong Kim Tan, "Bagaimana kau tahu Cha Eun Sang tinggal di rumahku?".
Rachel berkata kemarin ia pergi ke rumah Kim Tan kemarin untuk bertemu dengan ibu Kim Tan. Kim Tan tanya ibu yang mana, "Ibu yang kau pandang sebelah mata seperti serangga?".
Rachel terdiam. Kim Tan berkata ingin tetap menjaga hubungan pertemannya dengan Rachel. Tapi sekarang ia tak bisa melakukan itu lagi, "Hari ini aku akan kehilangan teman lagi. Aku tidak bisa memukul perempuan. Tapi aku sudah memukulmu secara batin".
Kim Tan pergi meninggalkan Rachel yang mematung dengan perasaan sakit.
Kim Tan menemui Eun Sang diatas sekolah. Kim Tan marah, "Apa- apaan ini?. Apa aku tak berarti apa-apa bagimu?. Bagimu aku bukan siapa-siapa?. Apa kau tak bisa bergantung padaku?. Kau harusnya meneleponku jika Rachel datang kemarin!".
"Karena hidupmu sudah cukup sulit", jawab Eun Sang
Kim Tan teriak marah, "Hidupku selalu sesulit ini sejak aku lahir", dengan nada lebih pelan Kim Tan berkata, "Ibuku harus disembunyikan. Kakakku membenciku. Istri ayahku membenciku. Semua ini karena perbuatan ayahku. Temanku marah setelah mengetahui kebenarannya. Aku di asingkan di negeri asing selama tiga tahun. Tak satu pun dari semua ini adalah kesalahanmu. Jadi ..."
"Itu juga bukan salahmu", sela Eun Sang pelan, "Itu juga bukan salahmu, Kim Tan".
Kim Tan terdiam. Perkataan yang berhasil menyentuh hatinya. (Ini bukan kesalahan Kim Tan maupun Eun Sang, salahkan saja presdir Kim!)
Kim Tan menghela napas frustasi, "Haruskah kita kabur saja?. Kau mau ke Amerika bersamaku?".
"Kedengarannya bagus", Eun Sang menahan tangis. "Aku akan meninggalkan Ibuku lagi. Kau akan meninggalkan Ibumu di rumah besar itu lagi. Haruskah kita pergi?".
Keduanya terdiam, menyadari tidak bisa meninggalkan ibu yang mereka sayangi (lagi).
Kim Tan dan Young Do menghadap Ny. Ji Sung di ruangannya. Ny. Ji Sung marah, apa berkelahi saja tidak cukup bagi Kim Tan dan Young Do, hingga bahkan merusak properti sekolah. Dan Young Do membuat pengumuman tanpa ijin.
"Maafkan aku", kata Kim Tan.
"Aku sudah muak mendengarnya!", bentak Ny. Ji Sung tajam, "Aku akan mengikuti peraturannya. Hukuman 30 jam membersihkan sekolah. 100 halaman surat permintaan maaf. Kalian akan menjadi petugas kebersihan di SMA Jeguk. Kalian sudah menyerah belajar juga, 'kan?. Aku takkan mau bicara dengan kalian lagi. Choi Young Do, bawa ayahmu ke sekolah".
Kim Tan melihat wajah Young Do yang berubah gelap begitu mendengar perintah Ny. Ji Sung. Kim Tan mohon Ny. Ji Sung mempertimbangkannya lagi. Ny. Ji Sung menyuruh Kim Tan juga melakukan hal yang sama, "Bawa kakakmu!".
Wajah Kim Tan berubah cemas. Ny. Ji Sung membentak, "Jawab aku, kalian berdua!".
Berikutnya Young Do dan Kim Tan duduk di hadapan Hyun Joo yang sekarang menjadi guru konseling mereka. Hyun Joo menyebut mereka dengan sebutan siswa yang tidak baik. Ia mendengar Kim Tan dan Young Do berkelahi di ruang penyiaran. Semua guru yang lainya tidak ingin berurusan dengan mereka dan karena Hyun Joo baru disini, ia akhirnya pun turun tangan.
Hyun Joo menyodorkan 2 tumpuk halaman kosong. Masing-masing berjumlah 100 lembar. Mereka harus menulis surat permintaan maaf diatas kertas itu. Hyun Joo akan terus memanggil mereka sampai menyelesaikan hukuman. Young Do berkata Kim Tan yang salah. Dan Kim Tan pun tidak ingin di salahkan.
"Tak bisakah kau memanggilnya dia saja?. Karena selalu dia yang salah", ucap Young Do menyalahkan Kim Tan.
"Sudah lihat siapa yang aku hadapi setiap hari?", ujar Kim Tan.
"Apakah kalian saling menyalahkan satu sama lain?", tanya Hyun Joo. "Kalau begitu tulis kesalahan apa saja yang sudah dilakukan lawanmu.
Setelah Hyun Joo pergi, baik Kim Tan maupun Young Do tidak ada yang mau menulis. Keduanya terpekur memikirkan perkelahian mereka selama ini. Young Do mengingat semua yang ia lakukan hingga membuat Kim Tan marah. Dan serangan balasan dari Kim Tan atas perbuatannya.
Begitu pula dengan Kim Tan yang mengingat semua perbuatan Young Do hingga membuatnya marah. Yang kesemuanya itu membawa mereka kembali ke masa tiga tahun yang lalu, di mana semuanya bermula.
Flashback. Ibu Young Do bertemu Kim Tan di sekolah. Ia bertanya apa Kim Tan melihat Young Do, ada hal yang mendesak. Kim Tan menjawab sedih kalau ia tidak berteman lagi dengan Young Do.
Ibu Young Do panik apa yang harus ia lakukan, ditambah sekarang ia tidak punya ponsel. Ia meminta Kim Tan menelpon Young Do. Kim Tan mengatakan Young Do tidak akan menjawab telponya.
Kim Tan melihat ibu Young Do membawa tas besar, bertanya ada apa. Ibu Young Do terburu-buru dan tidak mempunyai waktu untuk menjelaskan. Ia mohon bantuan Kim Tan untuk mencari dan membawa Young Do menemuinya. Ia akan menunggu di kedai penjual kue beras.
Kim Tan berhasil menemukan Young Do dan mengajaknya pergi ke suatu tempat. Tapi Young Do yang saat itu tidak lagi menganggap Kim Tan sebagai sahabat menolak ajakan tersebut.
"Seharusnya aku membawamu bagaimanapun caranya. Seandainya aku tahu itu kesempatan terakhirmu.", ucap Kim Tan dewasa dalam hati.
Hee Nam hanya diam menatap majikannya. Pelayan lain masuk ke dapur. Memberitahukan kalau Ny. Han kedatangan tamu, "Tunangan putra kedua anda?".
"Siapa? Rachel?", tanya Ny. Han kaget.
Tepat saat itu Eun Sang masuk ke dapur. Ia pamit pada ibunya akan berangkat kerja. Tapi Ny. Han minta Eun Sang tetap diam di dalam kamar. Ia melarang Eun Sang keluar kamar ataupun pergi kerja, "Rachel datang. Aku tidak ingin kau bertemu dengannya. Akan membahayakan Tan jika Rachel tahu kau tinggal di sini. Mengerti?".
Buru-buru Ny. Han pergi ke ruang tengah. Eun Sang sebenarnya sedih, tapi ia berusaha menampakan senyum di depan ibunya. Eun Sang berkata sebenarnya hari ini ia sedang tidak semangat pergi kerja. Jadi baguslah ia tak perlu pergi kerja. Eun Sang kembali ke kamar. Hee Nam memandang sedih.
Ny. Han menemui Rachel takut-takut. Rachel membawa buket bunga, memasang wajah manis dan mengucapkan salam dengan sopan, "Apa kabar ibu?". Dengan canggung Ny. Han berkata kalau presdir Kim tidak ada di rumah dan Kim Tan juga belum pulang.
"Aku ke sini untuk bertemu dengan ibu", ujar Rachel setengah manja.
"Saya?. Untuk menemuiku?", tanya Ny. Han kaget, bicara dengan menggunakan bahasa formal.
Rachel minta Ny. Han bicara dalam bahasa non formal padanya. Ia mengaku senang akhirnya bisa bertemu dengan Ny. Han, "Seandainya aku tahu, aku pasti akan datang lebih cepat untuk menemui Ibu. Apakah Ibu menyukai bunga?", Rachel tersenyum manis memberikan bunga yang ia bawa.
Ny. Han menerimanya dan tersenyum senang.(Seandainya saja senyum Rachel itu benar-bener tulus).
Sementara itu, Eun Sang hanya bisa termenung sedih di dalam kamar". (Seperti seseorang yang harus di sembunyikan keberadaannya).
Rachel memuji Kim Tan melakukan sesuatu hal yang menakjubkan. Pastilah itu keputusan yang sulit bagi Kim Tan (berani membongkar rahasia kelahirannya). Sekaligus menunjukan betapa sayangnya Kim Tan pada Ny. Han
Ny. Han senang jika Rachel berpendapat seperti itu. Hee Nam datang membawakan minuman. Ny. Han menduga pasti ibu Rachel marah.
"Ibu sedikit terkejut", jawab Rachel selembut mungkin, "Terutama, karena ibuku mengenal anda sebagai ibu Eun Sang".
Ny. Han bisa mengerti jika ibu Rachel terkejut. Rachel melontarkan pertanyaan yang memancing, ia bertanya kenapa Ny. Han datang ke pertemuan rapat orang tua murid sebagai ibunya Eun Sang.
Ny. Han melirik Hee Nam. He Nam cepat-cepat pergi ke dapur. Ny. Han berkata hari itu ibu Eun Sang berhalangan hadir ke pertemuan orang tua murid. Jadi ia menggantikannya.
"Apa Ibu sangat mengenal keluarganya dengan baik?", tanya Rachel kemudian.
"Bisa dibilang begitu", jawab Ny. Han tersenyum.
"Aku khawatir karena Tan sepertinya menyukai Eun Sang", ujar Rachel.
Ny. Han buru-buru menyangkal, "Suka apanya?. Tan cuma bersikap baik pada Eun Sang karena aku mengenalnya. Jangan salah paham".
Hee Nam berdiri di pintu dapur dan mendengarkan perkataan Ny. Han (sedih pastinya).
Rachel berkata tidak akan salah paham dan tidak ingin membatalkan pertunangan, "Aku tidak tahu apa yang ibu aku pikirkan. Tapi bukan itu yang aku inginkan".
"Benakah?. Terima kasih, Rachel-ah. Terima kasih banyak", ujar Ny. Han lega. "Aku akan sangat senang jika kau bisa membantu Tan". Rachel tersenyum manis mengiyakan.
Tapi..senyum manis (palsu) Rachel itu langsung lenyap begitu kakinya melangkah keluar dari rumah keluarga Kim. Wajah Rachel yang asli kembali, jutek dan kaku. Ia melihat seragam Jeguk untuk siswa wanita tergantung di tiang jemuran halaman rumah keluarga Kim.
Rachel menghampiri tiang jemuran itu dan memeriksa seragam. Tangan Rachel merogoh ke dalam satu dan menemukan name tag bernama "Cha Eun Sang". Rachel segera menelpon seseorang memanggilnya dengan sebutan Ibu (Ny. Ji Sook/Ny. Han). Dengan suara manis ia tanya kenapa Eun Sang bisa tinggal di rumah Kim Tan.
Setelah mengetahui Rachel sudah pergi, buru-buru Eun Sang keluar rumah untuk pergi bekerja. Alangkah terkejutnya ia mendapati seragam sekolah miliknya telah raib dari tiang jemuran.
Keesokan harinya Kim Tan menuggu Eun Sang di bangku taman sekolah. Ia memegang 2 kotak susu keledai yang nantinya akan ia minum dengan Eun Sang. Melihat pacarnya tak kunjung datang, Kim Tan menelpon ponsel Eun Sang, tapi tidak diangkat. Kim Tan beranjak pergi dari sana mencari Eun Sang.
Gadis yang ditunggu Kim Tan kini, sedang mencari Rachel di sekolah. Eun Sang yang kehilangan seragam terpaksa mengenakan pakaian olahraga. Ia menghampiri Rachel yang berdiri di depan loker. Dengan marah Eun Sang tanya dimana seragamnya. Rachel tersenyum mengejek dengan bilang Eun Sang tidak akan menemukannya.
"Dimana?!", tanya Eun Sang dengan nada lebih tinggi.
"Aku membuangnya di tempat sampah. Sekarang pasti sudah dibakar", jawab Rachel enteng.
Eun Sang langsung berlari menuju tempat sampah. Rachel menutup lokernya dan mengikuti Eun Sang. Sesampainya di tempat sampah Eun Sang langsung mengobrak-abrik beberapa kantung plastik sampah. Setelah mencari dari kantung satu ke kantung lainya, akhirnya ia menemukan seragam miliknya.
Eun Sang berguman sedih, "Ibu susah payah membelikan ini untukku". Ia mengibas-ngibaskan seragam itu dari kotoran yang menempel.
Rachel datang dengan menyungging senyum sinis ia bertanya apakah itu sakit, "Apakah itu menyakiti hatimu?. Bayangkan bagaimana perasaanku ketika aku menemukan seragam itu di rumah Tan".
"Sudah merasa lebih baik sekarang?. Apa kau senang melihatku membongkar tempat sampah begini?", balas Eun Sang.
Rachel bertanya apa maksud Eun Sang. Apa Eun Sang tidak tahu siapa Rachel. Ia berkata ini hanya permulaan. Anak seorang pelayan berpura-pura menjadi orang kaya baru sungguh membuatnya marah. Dan sekarang gadis brengsek itu berkencan dengan tunangannya.
"Kau pikir hanya dengan ini akan membuatku merasa lebih baik?. Apakah ini membuatmu merasa lebih baik?. Apa? Anak seorang pelayan?", Rachel tertawa merendahkan, "Aku tidak bisa tidur semalam karena mengetahui fakta konyol ini. Apakah tidurmu nyenyak?".
"Menurumu bagaimana?", tanya Eun Sang geram, "Seragamku hilang setelah kau datang. Jadi kau mau apa?. Apa yang akan membuatmu merasa lebih baik?".
Rachel melihat ke bak sampah, ia menyuruh Eun Sang membersihkan tempat ini, "Kau pasti sudah mempelajari sesuatu dari Ibumu", cibir Rachel menghina ibu Eun Sang.
Plak!!!!..Eun Sang menampar wajah Rachel dengan sangat keras. Rachel tertegun seakan tak percaya Eun Sang baru saja menamparnya.
"Kau...apa yang kau lakukan?. Beraninya kau!", Rachel mengayunkan tangannya hendak membalas tamparan Eun Sang. Tapi Eun Sang berhasil menahan tangan Rachel dan mencengkaramnya dengan kuat. Rachel berteriak melotot menyuruh Eun Sang melepaskan tangannya.
"Aku tidak peduli kau mengataiku apa. Tapi, beraninya kau menghina Ibuku?", Eun Sang melepas tangan Rachel, "Lalu, sehebat apakah ibumu itu sehingga bisa mengajarkanmu sopan santun seperti ini?", teriak Eun Sang marah.
Rachel menyuruh Eun Sang segera enyah dari pandangannya dengan pindah dari sekolah Jeguk. Eun Sang tak gentar, "Kau pikir kau ini siapa?". Rachel berkata ia sedang memberi kesempatan pada Eun Sang untuk pergi sebagai orang kaya baru sebelum ia membeberkan semuanya.
"Beritahu saja! Aku sama sekali tak takut. Kau pikir aku tidak siap untuk itu?".
"Kau pikir aku hanya akan memberitahumu tentangmu?. Aku akan memberitahu mereka tentang Kim Tan!. Choi Young Do tidak bisa melakukan itu. Kau tahu kenapa?. Karena dari awal dia memang tidak pernah berniat melakukannya. Tapi tak ada yang bisa menahanku".
"Kenapa kau melibatkan Kim Tan?", teriak Eun Sang marah.
Rachel berkata karena dengan begitu Eun Sang akan pindah, "Jika aku tidak bisa memilikinya, maka aku akan membuat kalian berdua jatuh. Jadi diam dan pilih!. Apakah kau tidak berpikir bahwa aku akan melakukannya sampai sejauh itu?. Kurasa juga begitu".
Eun Sang menahan tangis kemarahannya, "Aku akan mempertimbangannya". Rachel tersenyum sinis. (Rachel mengerikan, mirip tokoh antagonis sinetron indonesia).
"Mempertimbangkan apa?", sahut Kim Tan yang ternyata mendengarkan permbicaraan mereka di belakang.
Kim Tan menghampiri mereka. Ia minta Eun Sang meninggalkanya berdua dengan Rachel. Eun Sang bertanya sejak kapan Kim Tan berdiri di sana.
"Tinggalkan kami!. Kau tak dengar?", ucap Kim Tan dengan nada lebih tinggi. Eun Sang yang tahu Kim Tan sedang marah pergi meninggalkan mereka.
Rachel minta Kim Tan jangan marah padanya, "Aku juga terluka. Kalau mengancamnya tidak cukup".
"Tutup mulutmu", potong Kim Tan, "Bagaimana kau tahu Cha Eun Sang tinggal di rumahku?".
Rachel berkata kemarin ia pergi ke rumah Kim Tan kemarin untuk bertemu dengan ibu Kim Tan. Kim Tan tanya ibu yang mana, "Ibu yang kau pandang sebelah mata seperti serangga?".
Rachel terdiam. Kim Tan berkata ingin tetap menjaga hubungan pertemannya dengan Rachel. Tapi sekarang ia tak bisa melakukan itu lagi, "Hari ini aku akan kehilangan teman lagi. Aku tidak bisa memukul perempuan. Tapi aku sudah memukulmu secara batin".
Kim Tan pergi meninggalkan Rachel yang mematung dengan perasaan sakit.
Kim Tan menemui Eun Sang diatas sekolah. Kim Tan marah, "Apa- apaan ini?. Apa aku tak berarti apa-apa bagimu?. Bagimu aku bukan siapa-siapa?. Apa kau tak bisa bergantung padaku?. Kau harusnya meneleponku jika Rachel datang kemarin!".
"Karena hidupmu sudah cukup sulit", jawab Eun Sang
Kim Tan teriak marah, "Hidupku selalu sesulit ini sejak aku lahir", dengan nada lebih pelan Kim Tan berkata, "Ibuku harus disembunyikan. Kakakku membenciku. Istri ayahku membenciku. Semua ini karena perbuatan ayahku. Temanku marah setelah mengetahui kebenarannya. Aku di asingkan di negeri asing selama tiga tahun. Tak satu pun dari semua ini adalah kesalahanmu. Jadi ..."
"Itu juga bukan salahmu", sela Eun Sang pelan, "Itu juga bukan salahmu, Kim Tan".
Kim Tan terdiam. Perkataan yang berhasil menyentuh hatinya. (Ini bukan kesalahan Kim Tan maupun Eun Sang, salahkan saja presdir Kim!)
Kim Tan menghela napas frustasi, "Haruskah kita kabur saja?. Kau mau ke Amerika bersamaku?".
"Kedengarannya bagus", Eun Sang menahan tangis. "Aku akan meninggalkan Ibuku lagi. Kau akan meninggalkan Ibumu di rumah besar itu lagi. Haruskah kita pergi?".
Keduanya terdiam, menyadari tidak bisa meninggalkan ibu yang mereka sayangi (lagi).
Kim Tan dan Young Do menghadap Ny. Ji Sung di ruangannya. Ny. Ji Sung marah, apa berkelahi saja tidak cukup bagi Kim Tan dan Young Do, hingga bahkan merusak properti sekolah. Dan Young Do membuat pengumuman tanpa ijin.
"Maafkan aku", kata Kim Tan.
"Aku sudah muak mendengarnya!", bentak Ny. Ji Sung tajam, "Aku akan mengikuti peraturannya. Hukuman 30 jam membersihkan sekolah. 100 halaman surat permintaan maaf. Kalian akan menjadi petugas kebersihan di SMA Jeguk. Kalian sudah menyerah belajar juga, 'kan?. Aku takkan mau bicara dengan kalian lagi. Choi Young Do, bawa ayahmu ke sekolah".
Kim Tan melihat wajah Young Do yang berubah gelap begitu mendengar perintah Ny. Ji Sung. Kim Tan mohon Ny. Ji Sung mempertimbangkannya lagi. Ny. Ji Sung menyuruh Kim Tan juga melakukan hal yang sama, "Bawa kakakmu!".
Wajah Kim Tan berubah cemas. Ny. Ji Sung membentak, "Jawab aku, kalian berdua!".
Berikutnya Young Do dan Kim Tan duduk di hadapan Hyun Joo yang sekarang menjadi guru konseling mereka. Hyun Joo menyebut mereka dengan sebutan siswa yang tidak baik. Ia mendengar Kim Tan dan Young Do berkelahi di ruang penyiaran. Semua guru yang lainya tidak ingin berurusan dengan mereka dan karena Hyun Joo baru disini, ia akhirnya pun turun tangan.
Hyun Joo menyodorkan 2 tumpuk halaman kosong. Masing-masing berjumlah 100 lembar. Mereka harus menulis surat permintaan maaf diatas kertas itu. Hyun Joo akan terus memanggil mereka sampai menyelesaikan hukuman. Young Do berkata Kim Tan yang salah. Dan Kim Tan pun tidak ingin di salahkan.
"Tak bisakah kau memanggilnya dia saja?. Karena selalu dia yang salah", ucap Young Do menyalahkan Kim Tan.
"Sudah lihat siapa yang aku hadapi setiap hari?", ujar Kim Tan.
"Apakah kalian saling menyalahkan satu sama lain?", tanya Hyun Joo. "Kalau begitu tulis kesalahan apa saja yang sudah dilakukan lawanmu.
Setelah Hyun Joo pergi, baik Kim Tan maupun Young Do tidak ada yang mau menulis. Keduanya terpekur memikirkan perkelahian mereka selama ini. Young Do mengingat semua yang ia lakukan hingga membuat Kim Tan marah. Dan serangan balasan dari Kim Tan atas perbuatannya.
Begitu pula dengan Kim Tan yang mengingat semua perbuatan Young Do hingga membuatnya marah. Yang kesemuanya itu membawa mereka kembali ke masa tiga tahun yang lalu, di mana semuanya bermula.
Flashback. Ibu Young Do bertemu Kim Tan di sekolah. Ia bertanya apa Kim Tan melihat Young Do, ada hal yang mendesak. Kim Tan menjawab sedih kalau ia tidak berteman lagi dengan Young Do.
Ibu Young Do panik apa yang harus ia lakukan, ditambah sekarang ia tidak punya ponsel. Ia meminta Kim Tan menelpon Young Do. Kim Tan mengatakan Young Do tidak akan menjawab telponya.
Kim Tan melihat ibu Young Do membawa tas besar, bertanya ada apa. Ibu Young Do terburu-buru dan tidak mempunyai waktu untuk menjelaskan. Ia mohon bantuan Kim Tan untuk mencari dan membawa Young Do menemuinya. Ia akan menunggu di kedai penjual kue beras.
Kim Tan berhasil menemukan Young Do dan mengajaknya pergi ke suatu tempat. Tapi Young Do yang saat itu tidak lagi menganggap Kim Tan sebagai sahabat menolak ajakan tersebut.
"Seharusnya aku membawamu bagaimanapun caranya. Seandainya aku tahu itu kesempatan terakhirmu.", ucap Kim Tan dewasa dalam hati.
Akhirnya mereka ke kedai itu, tapi ibu Young Do sudah pergi meninggalkan hidangan di atas meja.
Flashback end.
Hyun Joo kembali dan mendapati 2 tumpukan kertas yang masih kosong. Ia pun melontarkan pertanyaan yang menyentil hati 2 pemuda itu.
"Kenapa kalian belum menulis apapun?. Apakah diantara kalian tidak ada yang bersalah?. Lalu kenapa kalian berkelahi?".
(Semoga setelah ini Young Do dan Kim Tan menjadi akur dan kembali berteman).
Eun Sang jalan setengah melamun menuju ruang pernyiaran. Ia memikirkan ancaman Rachel yang akan membongkar rahasia Kim Tan jika ia tidak pindah sekolah.
Bo Na berada di studio penyiaran. Sebelum siaran On Air dimulai, ia bertanya pada Eun Sang yang duduk di belakang panel kontrol. Apa Eun Sang memberitahu Chan Young kalau ia sudah merenungkan kesalahannya. Eun Sang bilang bukankah Bo Na tidak mau bantuannya. Hyo Shin yang duduk di samping Eun Sang, mengingatkan Bo Na, 2 menit 40 detik lagi siaran akan di mulai.
"Hei, kau bilang kau itu temannya Chan Young!. Apakah dia tidak berbicara tentangku?", tanya Bo Na
"Yoon Chan Young memang pria seperti itu", jawab Eun Sang
"Apa kau benar-benar ingin aku putus dengan Chan Young?".
"Perhatikan!. Tidak boleh ngobrol lagi. 2 menit dan 10 detik sebelum on air", diam-diam Hyo Shin menyalakan volume mic on air Bo Na hingga pengakuannya ini bisa di dengar di penjuru sekolah.
"Sunbaenim!", protes Bo Na, "Hey Cha Eun Sang!. Katakan pada Chan Young bahwa aku benar-benar minta maaf!. Aku sesak napas!. Chan Young itu oksigenku. Aku tidak bisa bernapas tanpanya!. Aku merasa seperti aku sedang berada di luar angkasa".
Chan Young berada di dalam kelas dan mendengarkan suara Bo Na. Ia tersenyum malu dan geli saat teman sekolah menggodanya.
"Tunggu lampu on-air menyala. Oh My God Sunbaenim!", teriak Bo Na panik mengetahui suaranya terdengar keseluruh kelas. Dan senyum Chan Young semakin lebar.
Bo Na keluar dari ruang penyiaran dengan menutupi wajahnya. Malu karena pengakuanya di dengar semua siswa. Ia semakin malu saat berpapasan dengan Chan Young. Buru-buru Bo Na berbalik melarikan diri.
"Lee Bo Na! Kau mau kemana?. Ada yang ingin kukatakan padamu!", seru Chan Young jalan santai mengikuti Bo Na.
"Aku tidak mau dengar!. Kau sudah putus denganku.", sahut Bo Na terus berlari
"Bukan itu. Berhenti sebentar".
"Jangan mengikutiku, aku tak mau mendengarkanmu".
Chan Young tersenyum geli dan mengejar Bo Na. Eun Sang dan Hyo Shin yang melihatnya ikut tersenyum geli. Hyo Shin berdalih tidak bermaksud melakukan hal tadi untuk melihat mereka seperti itu. Eun Sang menyahut aku tahu.
Eun Sang melihat Hyun Joo jalan ke arahnya. Ia membungkuk hormat mengucapkan salam. Hyo Shin terkejut melihat Hyun Joo. Eun Sang berbisik bahwa Hyun Joo adalah guru baru, "Dia cantik bukan?".
Hyo Shin tak lepas menatap Hyun Joo
"Secantik itu kah?", guman Eun Sang heran melihat Hyo Shin terpaku seperti itu, "Kau sampai tidak bisa bicara. Kau tak bisa melepaskan pandanganmu darinya".
Hyo Shin minta Eun Sang meninggalkan mereka berdua. Eun Sang menurut dan pergi. Hyo Shin tampak tak percaya, "Apa yang terjadi?". Hyun Joo mengatakan ia datang ke tempat yang lebih baik, "Aku bukan seorang tutor lagi. Aku sudah menjadi guru (sekolah). Apa kau tidak mau mengucapkan selamat?".
"Tidak. Cinta pertamaku selangkah lebih maju dariku", Hyo Shin pergi dengan perasaan kecewa.
Myung Soo berada di studio. Ia membuat kopi dan melihat wajah Young Do yang murung. Ia bertanya apa Young sudah lebih baik sekarang, sudah makan?. Myung Soo khawatirkan Young Do masih saja naik motor di saat cuaca bertambah semakin dingin. Ia menawarkan minuman hangat. Young Do bertanya apa Myung Soo punya minuman alkohol.
"Omo. Kau sudah gila!. Kenapa?. Cinta pertamamu tidak berhasil?", tanya Myung Soo.
"Apakah Cha Eun Sang benar-benar cinta pertamaku?", tanya Young Do ragu.
"Kalau bukan Kim Tan, maka jawabannya iya. Dia cinta pertamamu. Hei, carilah gadis lain. Aku bertaruh atas hidupku kalau mereka takkan putus".
Young Do protes kenapa Myung Soo berubah pikiran. Myung Soo tanya seberapa besar rasa suka Young Do pada Eun Sang.
"Bagaimana aku tahu?. Apakah aku harus menggunakan penggaris untuk mengukurnya, atau menggunakan timbangan untuk membuat skala".
"Seandainya Eun Sang dan aku tenggelam. Siapa yang kau selamatkan?", tanya Myun Soo bergaya imut seperti gadis.
"Aku takkan membiarkannya dalam air bersamamu", jawab Young Do santai membuat Myung Soo mendesis kesal.
"Kalau begitu, anggaplah kau dan Cha Eun Sang bersama dalam air. Seperti Titanic. Hanya ada 1 papan untuk 1 orang. Tak ada yang lain. Apa yang akan kau lakukan?", tanya Myung Soo menggebu-gebu. Wkwkwkw..
"Hanya aku dan Cha Eun Sang, berdua?", tanya Young Do tersenyum jahil.
"Tidak, ada banyak orang di sana. Tapi hanya kalian berdua yang tenggelam. Kim Tan tidak ada. Aku juga tidak akan menyelamatkanmu".
"Kalau begitu aku harus menyelamatkan Cha Eun Sang agar dia bisa hidup tanpa diriku. Itulah cara terbaik untuk tinggal di hatinya. Aku akan menyelamatkannya. Dan dia tidak akan memilih Kim Tan lagi".
"Kau memang selalu seperti ini. Selalu memilih akhir yang sedih", ujar Myung Soo membuat Young Do terdiam seribu bahasa.
Myung Soo lalu bertanya apa yang akan Young Do lakukan dengan ayahnya. Apa Young Do akan membawa ayahnya ke sekolah. Young Do semakin terdiam.
Kim Tan mengantar Eun Sang pulang kerumah kediaman keluarga Kim. Ia menyuruh Eun Sang segera masuk, cuaca di luar dingin. Eun Sang berkata Kim Tan mengantarnya kerumah Kim Tan sendiri, ia bertanya apa Kim Tan benar-benar tidak mau masuk rumah?.
"Ayo masuklah. Akhir-akhir ini Nyonya tidur larut malam".
"Ibu ku tidak akan tidur sama sekali jika aku masuk", jawab Kim Tan merasa semakin membawa banyak masalah bagi ibunya jika pulang kerumah, "Masih terlalu awal untuk pulang ke rumah. Saat aku kembali ke rumah, aku akan kembali bersama hyungku".
Kim Tan menghela napas, rencana pertamanya adalah pergi ke sekolah bersama Kim Won (memenuhi panggilan Ny. Ji Sung). Dan Eun Sang menyahut kalau begitu Kim Tan tidak akan pernah melangkah ke rencana kedua.
"Hei", seru Kim Tan pelan. Lalu terdiam menyadari tak mudah membawa Kim Won ke sekolah, alih-alih belum ngomong sudah mendapat delikan tajam dan wajah dingin kakaknya itu.
Kim Tan duduk merenung di lobby hotel. Kim Won yang baru pulang kerja melihatnya. Tadinya ia hendak pergi begitu saja mengacuhkan Kim Tan. Tapi akhirnya ia berhenti dan melihat wajah Kim Tan yang merenung. Kim Won menghampiri adiknya. Kim Tan terkejut hendak berdiri melihat kakaknya.
"Oh, Hyung. Kau baru datang?. Kupikir kau sudah tidur".
"Apa yang kau lakukan di sini?. Kau tak punya kunci?".
"Punya", jawab Kim Tan, "Aku hanya sedang berpikir".
Kim Won menatap Kim Tan dengan pandangan lebih lunak. Kim Tan menunduk. Sebuah kemajuan Kim Won mengambil tempat duduk di samping Kim Tan (meski kursi mereka berbeda). Untuk beberapa saat mereka diam tanpa suara.
Sampai akhirnya Kim Tan bersuara, "Kita berdua benar-benar lucu. Apa yang kita lakukan di sini jauh dari rumah?". Kim Won berkata kita yang meninggalkan rumah.
"Hyung, kenapa kau sangat membenciku?'
"Kenapa aku harus menyukai saudara tiri?. Saudara beda Ibu?".
"Aku mengerti. Aku akan berusaha lebih baik", ujar Kim Tan.
"Jangan. Itu membuatku meras tidak nyaman".
Kim Won berdiri pergi ke kamar. Kim Tan mengikuti dari belakang.
Lanjut ke sinopsis The Heirs Episode 14 Part 2
Komentar :
Dua adegan favorit dalam episode ini. Saat Kim Tan duduk bersama Young Do dan saat Kim Tan duduk bersama Kim Won. Berharap hubungan mereka bisa segera membaik. Kim Tan - Young Do ada harapan mereka bisa kembali rukun. Tapi hubungan Kim Tan - Kim Won, sepertinya tidak bisa semudah itu membaik.
Walau sekarang Kim Won bersikap baik dengan memberikan tumpangan pada adiknya, tetap saja ada sesuatu yang membuat Kim Won sangat membenci Kim Tan. Merasa terancam dan takut posisinya di rebut adiknya. Ditambah lagi, sikap presdir Kim yang seolah ingin membuat ke-2 putranya saling bersaing. Tapi kenapa Kim Won sampai segitu takutnya. Jika dilihat posisi Kim Won setingkat lebih tinggi karena dia adalah anak sah.
Mengutip perkataan Ny. Ji Sung. Presdir Kim mendapatkan kekayaan Jeguk Group dengan menendang kakak-kakaknya. Apa dia juga ingin Kim Tan dan Kim Won melakukan hal yang sama, berebut kekuasaaan dan saling bermusuhan dengan mengacuhkan kedaimaian keluarga. Heh....pemikiran yang aneh.
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)