Sol Joo marah melihat Choon Hee berada di depan perusahaan, tanpa peringatan ia langsung menampar wajah Choon Hee. Choon Hee kaget dan tidak percaya kalau Sol Joo baru saja menamparnya.
Dengan sikap angkuh Sol Joo menuduh Choon Hee terus berada di sekitarnya, "Kau berjanji untuk tidak muncul lagi. Apa tujuanmu?". Choon Hee marah, kesabarannya ada batasnya. Ia pun mengangkat tangannya ingin membalas menampar Sol Joo, tapi urung ia lakukan karena tidak sampai hati.
Disaat yang sama Sol Joo terbelalak terkejut melihat Se Yoon keluar dari perusahaan bersama Chae Won. Sol Joo bisa melihat mereka, tapi Se Yoon tidak melihat ibunya, asyik berbicara dengan Chae Won.
Sol Joo yang panik langsung menarik Choon Hee pergi dari situ, mengajaknya bicara di tempat lain. Choon Hee menarik tangannya, "Katakan saja disini". Sol Joo melirik Se Yoon dan berkata orang-orang akan memperhatikan mereka jika bicara disini, "Kita pergi ke tempat yang tenang. Kumohon".
Sol Joo menarik kembali tangan Choon Hee. Choon Hee memberontak, tapi Sol Joo terus menariknya pergi.
Sol Joo menarik kembali tangan Choon Hee. Choon Hee memberontak, tapi Sol Joo terus menariknya pergi.
Mereka lalu bicara di cafe dekat perusahaan. Choon Hee marah dan tanya ada apa denganmu. Sol Joo mendelik tajam, "Itulah yang ingin kutanyakan. Ada apa denganmu?. Terakhir kali, kau mengikutiku pulang, dan sekarang kau datang ke perusahaan?".
"Aku tidak mengikutimu pulang. Kenapa aku melakukan itu?", jawab Choon Hee.
"Kenapa kau menyiksaku?. Apa tujuanmu?", tanya Sol Joo.
Choon Hee heran, "Onnie. Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?". Sebuah pertanyaan yang membuat wajah Sol Joo langsung berubah pucat. Choon Hee tak mengerti kenapa Sol Joo berusaha terus menghindarinya, "Kenapa aku tidak boleh tetap berada di sekitarmu?".
Sol Joo pura-pura tak mengerti. Choon Hee yakin Sol Joo menghindarinya bukan karena mereka berasal dari panti asuhan yang sama, pasti ada sesuatu hal yang lain. Sol Joo diam tak bisa berkata-kata.
Dering telepon ponsel Choon Hee memutus pembicaraan mereka. Choon Hee menjawabnya yang ternyata itu adalah telpon dari Chae Won. Chae Won tanya dimana ibunya sekarang. Ia dan Se Yoon sedang menunggu. Choon Hee berkata mendadak ada urusan mendesak, ia menyuruh Chae Won dan Se Yoon makan sianglah berdua saja.
Chae Won khawatir apa ada sesutu yang buruk. Choon Hee bilang sedang bertemu seorang teman lama, dan kembali menyuruh Chae Won makan berdua saja, ia menutup telepon usai mengatakannya.
"Ibu", cibir Sol Joo meremehkan.
Choon Hee berkata dalam hati, jika sekarang ia menyinggung soal Chae Won sekarang hanya akan membuat masalahnya semakin memburuk. Choon Hee berkata pada Sol Joo, yang menelponnya tadi adalah anak tirinya, dia orang yang jujur dan berhati baik. "Dia seperti putriku sendiri", Choon Hee menekan kata-katanya disini.
Sol Joo tak peduli, dia kembali bertanya, "Jadi apa tujuanmu?. Kenapa kau datang ke perusahaanku?. Apa kau datang untuk menemui suamiku. Atau apa kau..."
"Aku datang untuk mengajukan proposal untuk kompetisi mie", potong Choon Hee.
"Kompetisi mie?", tanya Sol Joo heran.
"Mertuaku menjalankan usaha mie".
Sol Joo tak percaya, "Benarkah?". Choon Hee membenarkan, "Kenapa aku harus berbohong padamu?. Kau gelisah sekali ingin mengirimku kembali ke Amerika sejak pertama kita bertemu. Aku harus tahu alasan kenapa kau terus mencoba untuk menyuruhku pergi. Onnie, apa kau sudah melakukan sesuatu yang buruk terhadapku?".
"Jangan menebak-nebak. Hal buruk apa yang sudah kulakukan?. Tiga puluh tahun lalu, kau menjadi gila setelah kecelakaan itu. Dan aku menemukan cara untukmu mencari nafkah", ucap Sol Joo pongah.
Choon Hee mengetahui hal itu, dan berterima kasih karena Sol Joo telah menolongnya memulai hidup baru di Amerika. Sol Joo berdiri, "Kau tidak berterima kasih. Apa aku sudah melakukan sesuatu hal yang buruk padamu?. Ingat ucapanku. Ini adalah yang terakhir kali. Jangan pernah muncul dihadapanku lagi".
Sol Joo pergi. Choon Hee sedih dan tidak percaya bagaimana bisa Sol Joo berubah sebanyak itu, "Jika dia mengetahui Chae Won adalah putriku, dia pasti akan sangat marah. Apa yang harus kulakukan?".
Joo Ri menelpon Young Ja, minta pada ibunya segera datang kerumah keluarga Lee dan menemui Sol Joo. Young Ja heran kenapa tiba-tiba. Joo Ri merasa Sol Joo marah padanya karena Young Ja memukul Se Yoon waktu itu, "Hari ini aku bertemu dengannya dan dia bersikap dingin padaku".
Young Ja menanggapi itu hanyalah hal yang sepele. Joo Ri teriak nyaring, "Ibu!", sampai-sampai Young Ja harus menjauhkan telepon dari telinganya. Young Ja mengalah, "Baiklah..Baiklah..!", lalu menutup telepon.
Do Hee berada dirumah Sol Joo ketika Young Ja datang. Sementara si nyonya tuan rumah, belum pulang. Do Hee melihat monitor pemantau di depan pintu, ia heran kenapa mantan mertua Chae Won itu datang kesini, mau apa dia?.
Do Hee menekan tombol pembuka pintu, Young Ja langsung masuk ke dalam. Do Hee berdiri membelakangi Young Ja. Young Ja mengira Do Hee pembantu dan memanggilnya dengan sebutan Ahjuma (pelayan).
"Bukankah kau pelayan?", tanya Young Ja. (hahaha)
"Tidak bisa dipercaya. Kau tidak mengingatku?", tanya Do Hee.
Young Ja teriak, "Apa kau gila?. Bagaimana aku mengenalmu?. Siapa kau ini?".
"Aku adalah bibinya Chae Won", balas Do Hee teriak.
"Oh. Kupikir kau adalah pelayan", ucap Young Ja terbata. "Sekarang aku ingat. Maafkan aku. Apa yang kau lakukan disini?".
Do Hee berkata kalau ia adalah teman Nyonya Sol Joo, "Pelayan pergi ke pasar, jadi aku yang membuka pintunya", ucap Do Hee jengkel. Young Ja bersikap sebaik mungkin, bilang senang bertemu dengan Do Hee disini, "Apa Nyonya Lee sedang tidak ada dirumah".
"Dia sedang dalam perjalanan pulang. Dia akan sampai sebentar lagi. Apa kau memiliki alasan khusus menemuinya?".
Young Ja bilang tidak mempunyai alasan khusus, hanya saja sudah lama sekali terakhir kali ia bertemu dengan Sol Joo. Ia hanya kebetulan lewat dan mampir (boong banget). Young Ja meraih tangan Do Hee, dan berkata mungkin suatu takdir ia bertemu dengan Do Hee disini.
Young Ja tersenyum memelas, Do Hee bergidik. Merasa aneh tiba-tiba sikap Young Ja berubah 180 derajat seperti itu.
Choon Hee berada di dalam bis, dalam perjalanan pulang. Ia ingat saat kepala panti yang marah pada Sol Joo dan menyebutnya pencuri, dan bagaimana tegangnya wajah Sol Joo saat itu. Choon Hee menghela napas, merasa yakin kalau Sol Joo menyembunyikan sesuatu darinya, "Jika tidak, dia tidak akan menghindariku seperti ini. Kepala panti menyebutnya sebagai pencuri, dalam keadaan marah. Aku penasaran apa yang dia curi".
Young Ja kembali berakting, menangis menceritakan kalau Chul Goo akan bercerai untuk kedua kalinya. Tangisan Young Ja mengugah rasa iba Do Hee. Young Ja mengatakan situasi ini seperti memotong tenggorokanya sendiri. "Chae Won adalah wanita yang baik. Aku merasa terhukum setelah mengusirnya keluar. Kurasa aku mendapat pelajaran keras. Jadi aku berpikir....bagaimana kalau menyatukan mereka kembali?".
"Menyatukan mereka lagi?", tanya Do Hee bingung.
Young Ja melihat Do Hee yang mengalami kesusahan, "Jika tebakanku benar, kurasa kantongmu sepertinya kosong. Jika kau menolongku untuk menyatukan mereka, aku akan memberimu hadiah. Kau tahu Ibu tiri Chae Won, dia sangat keras kepala. Tapi setelah aku bertemu denganmu, kurasa kita akan berkomunikasi dengan baik. Ayo kita satukan tangan. Yah".
Young Ja mengeluarkan isi dalam tasnya, dan memberikan tas yang ia miliki pada Do Hee. Do Hee kaget kenapa Young Ja memberikan tas itu padanya. Young Ja berkata, tas itu terlalu mencolok untuk ia pakai, tapi terlihat sangat sempurna jika Do Hee memakainya, "Kelihatannya tas ini dibuat untukmu".
"Aku tidak butuh ini. Aku tidak menerima suap", ucap Do Hee menjauhkan tas Young Ja.
Young Ja berkata ini bukalah suap, hanya kenang-kenangan kecil, "Aku sudah melakukan banyak hal buruk. Aku tidak mencoba untuk menebus hal-hal buruk itu dengan tas ini. Jika putraku dan keponakanmu bersatu kembali, aku akan memberimu hadiah yang mahal".
Young Ja mengeluarkan isi dalam tasnya, dan memberikan tas yang ia miliki pada Do Hee. Do Hee kaget kenapa Young Ja memberikan tas itu padanya. Young Ja berkata, tas itu terlalu mencolok untuk ia pakai, tapi terlihat sangat sempurna jika Do Hee memakainya, "Kelihatannya tas ini dibuat untukmu".
"Aku tidak butuh ini. Aku tidak menerima suap", ucap Do Hee menjauhkan tas Young Ja.
Young Ja berkata ini bukalah suap, hanya kenang-kenangan kecil, "Aku sudah melakukan banyak hal buruk. Aku tidak mencoba untuk menebus hal-hal buruk itu dengan tas ini. Jika putraku dan keponakanmu bersatu kembali, aku akan memberimu hadiah yang mahal".
Do Hee tampak ragu dan berkata tidak bisa menerima hadiah ini. Young Ja hanya tersenyum seolah meyakinkan Do Hee. Meski bilang tidak bisa menerima hadiah, Do Hee tetap saja mendekap erat tas orange pemberian Young Ja. Mana bisa Do Hee menolak hadiah tas semahal itu, tas dari kulit buaya asli.
Terdengar bunyi bel. Do Hee berdiri membukakan pinut. Sol Joo masuk dan tidak melihat Young Ja. Sol Joo bertanya kemana Ahjuma hingga Do Hee yang membukakan pintu. Do Hee menjawab ahjuma pergi ke pasar. Sol Joo baru menyadari kehadiran tamu lain dirumahnya, ketika Nyonya menyapanya dengan sopan.
Sol Joo yang kaget tanya kenapa Young Ja kesini. Young Ja beralasan kebetulan lewat sini dan mampir untuk menyapa Sol Joo. Dan mengobrol dengan Do Hee yang ia sebut sebagai keluarga besan. Sol Joo merasa lelah dan butuh istirahat. Ia pamit pergi ke kamar dan membiarkan Young Ja dan Sol Joo melanjutkan perbincangan mereka.
Young Ja merasa malu, menilai sikap Sol Joo itu bukanlah cara yang baik untuk memperlakukan seorang tamu, "Dulu kupikir dia punya sopan santun tapi ternyata tidak". Do Hee bisa melihat wajah Sol Joo yang terlihat lelah.
Young Ja memegang tangan Do Hee dan mempercayakan semua ini padanya. Ia minta Do Hee agar sering berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Do Hee menarik tangan-nya, ia bersedia membantu Young Ja bukan karena tas pemberian itu. Tapi demi masa depan keponakannya, Chae Won. Young Ja berkata mengerti, tapi wajahnya seperti melecehkan Do Hee.
Setelah Young Ja pulang, Do Hee masuk ke kamar Sol Joo. Do Hee bertanya apa Sol Joo ingin mandi, perlukah ia menyiapakan air mandi hangat untuk Sol Joo (Do Hee ini teman, atau pembantu ya...hahaha). Sol Joo menunjukan wajah tidak suka, bertanya apa yang dilakukan Do Hee dirumahnya.
Do Hee mengkhawatirkan Sol Joo, karena itu ia datang. Ia kembali menyinggung soal Chae Won, dan berpikir Sol Joo menjadi stress karena memikirkan keponakannya, "Aku berbicara dengan Nyonya Bang. Kelihatannya dia ingin menyatukan kembali putranya dengan keponakanku".
"Benarkah?", tanya Sol Joo kaget. Do Hee membenarkan, dan minta pada Sol Joo jangan khawatir.
Sol Joo heran, bukankah kemarin Do Hee membicarakan hal yang buruk tengan Young Ja, tapi kenapa sekarang Do Hee ingin Chae Won kembali pada keluarga mantan suaminya. Do Hee beralasan kalau Young Ja sudah memetik pelajaran dan menunjukan penyesalannya.
Tanpa sadar Do Hee berkata dengan jujur, kalau Sol Joo lebih buruk dari pada Young Ja. Ia yakin Young Ja akan lebih manusiawi. Penderitaan Chae Won setidaknya akan sedikit berkurang jika memiliki ibu mertua seperti Young Ja dibandingkan memiliki ibu mertua seperti Sol Joo.
"Apa?", tanya Sol Joo tersinggung.
Do Hee buru-buru meminta maaf, "Suamiku selalu memberitahuku untuk mengendalikan lidahku tapi...". Do Hee duduk dengan wajah memelas ia minta Sol Joo memberikan perkerjaan pada suaminya.
"Kau bilang suami mu akan mengambil alih usaha keluarga", ujar Sol Joo
"Persetan dengan usaha keluarga", ucap Do Hee kesal. "Suamiku keluar dari perusahaan karena dia gagal mendapatkan promosi. Dia sangat menyesalinya. Kumohon tolonglah. Apa gunanya teman?. Sebagai gantinya, aku akan membujuk keponakanku. Kumohon, Sol Joo. Aku sangat tertekan".
Sol Joo diam saja, tampak bingung melihat Do Hee yang hampir menangis.
Chae Won dan Choon Hee bertemu dirumah. Choon Hee tanya apa Chae Won makan siang dengan Se Yoon. Chae Won mengiyakan, "Se Yoon merasa sedih karena ibu pergi lebih dulu. Apa ibu bersenang-senang dengan teman ibu?".
"Hah...Ya, tentu saja", jawab Choon Hee terbata.
Choon Hee meraih tangan Chae Won, memandang putrinya dengan sedih. Ia takut kelak akan menjadi orang yang menghalangi kebahagian Chae Won. Chae Won tak mengerti apa yang ibunya bicarakan. Chae Won yakin tidak mungkin hal seperti itu akan terjadi. Choon Hee diam sembari mengelus rambut Chae Won dengan sayang. Wajahnya menunjukan kekhawatiran akan menjadi penghalang jalan putrinya.
Kakek keluar kamar. Chae Won memberi salam. Kakek menanyakan tentang proposal yang diajukan Chae Won ke perusahaan Se Yoon. Chea Won berkata begitu banyak peserta, ia minta pada kakeknya jangan terlalu berharap. Kakek mengerti.
Choon Hee sudah memikirkan ini berulang-ulang, lebih baik jika kakek dirawat dirumah sakit agar bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Kakek tidak mau, kenapa harus membuang-buang waktu dirumah sakit, tidak ada kesembuhan total. Kakek ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan membuat mie. Dan kakek membutuhkan bantuan Chae Won dan Choon Hee untuk menjaga rahasia ini.
Nenek baru pulang dan langsung marah-marah, mengatai kakek sudah gila karena telah mengelabui anak-anak mereka. Itu bisa jadi judul berita utama di televisi.(haha). Chae Won berusaha menenangkan nenek.
Tapi nenek masih belum selesai mengomel, "Kau membuat mereka keluar dari pekerjaan tetap mereka. Sekarang mereka tidak ada tempat tujuan. Anak-anakku tinggal di motel. Apa kau sudah pikun. Matamu semakin redup dan kau terlihat pucat beberapa hari ini?".
"Ibu", tegur Choon Hee.
"Orang bilang, saat matamu semakin redup, kau tinggal menghitung hari. Berbuat baiklah sehingga kau bisa masuk surga", tukas nenek.
Kakek hanya diam dan manggut-manggut. Memandang nenek sedih lalu masuk ke kamar. Chae Won dan Choon Hee menatap kakek miris. Nenek senang karena kakek tidak balas teriak padanya. Dulu kakek selalu seperti itu, tapi sekarang tidak lagi, "Dia tahu kalau dia salah, sehingga tidak bisa berkata apa-apa".
"Jangan bersikap kejam. Ibu nanti akan menyesalinya", ucap Choon Hee
"Menyesal?. Aku tidak mengatakan sesuatu yang salah", kata nenek.
Nenek teriak mengomeli kakek dari ruang tengah, "Kau seharusnya lebih mengedepankan anak-anakmu daripada usaha keluarga. Kau tidak boleh menghalangi jalan mereka demi kebaikan usaha keluarga!".
"Kumohon hentikan nenek", Chae Won berusaha membujuk. Nenek berkata ia harus meluapkan kekesalannya agar merasa lebih baik.
Nenek lalu tanya pada Choon Hee, apa Ki Moon dan Ki Choon masih tinggal di motel. Choon Hee membenarkan. Ia dan Hyo Dong akan mengunjungi mereka dan minta pada nenek jangan terlalu khawatir.
Ki Choon mengikuti test karyawan sebagai supir. Ia begitu bersemangat, menyapa direktur dan manager penuh hormat. Direktur tanya kapan Ki Choon mulai mahir menyetir. Ki Choon berkata sejak muda bahkan sudah menyetir truk beroda 18 (kontainer).
Direktur memuji Ki Choon tampan dan tinggi, "Kurasa para Ibu akan menyukaimu". Ki Choon membungkuk badan mengucapkan terima kasih atas pujiannya.
Manager dan Direktur masuk ke mobil, mereka ingin menilai bagaimana cara Ki Choon mengemudi. Kedua calon atasan Ki Choon ini masing-masing memegang kertas penilaian. Dan hal itu membuat Ki Choon gugup. Beberapa kali ia melakukan kesalahan, seperti jalan terlalu pelan, hingga mengerem mendadak.
Ki Choon bahkan ngebut di daerah yang seharusnya mengurangi kecepatan. Direktur menegurnya, buntut-buntutnya Ki Choon kembali mengerem mendadak, membuat 2 pria itu kaget dan memegangi leher mereka yang sakit. Direktur marah, menilai Ki Choon tidak bisa menyetir dengan baik.
Selanjutnya, Ki Choon pulang ke motel dengan langkah lemas. Kang Sook bertanya bagaimana hasilnya. Ki Choon berkata aku gagal, "Dua orang pewawancara memeriksa semuanya dari kursi belakang. Aku sangat gugup sehingga aku terus membuat kesalahan".
"Sungguh menyebalkan. Apa kau tidak punya nyali", omel Kang Sook. "Kau bukan seorang pria, berikan barangmu padaku!", (what barang?. Barang apa..wkwkwk).
Ki Choon melihat kearah bawah celananya, "Kau ini istri...".
"Aku bukan istirimu!", sertak Kang Sook.
Tak lama Ki Moon pulang, dengan wajah murung sama seperti Ki Choon saat pulang tadi. Ki Choon tanya apa kakaknya itu baru saja memasukan lamaran. Ki Moon membenarkan, tapi perusahaan temannya itu juga dalam kondisi buruk, "Kupikir ini tidak akan mudah".
Do Hee pulang dengan membawa tas pemberian Young Ja. Kang Sook tanya dari mana saja Do Hee seharian. Do Hee bilang ia menemui seseorang. Kang Sook melihat tas orange yang dibawa Do Hee, "Dari mana kau mendapatkan tas itu?. Itu kelihatan baru".
"Oh. Temanku memberikannya padaku", jawab Do Hee.
"Temanmu yang mana yang memberikanmu tas mahal seperti itu?", tanya Kang Sook penasaran dan tidak percaya.
"Ada aja", jawab Do Hee tersenyum mencurigakan.
Chul Goo seakan tak percaya ketika Young Ja berkata kalau ayah Chae Won tidak menyukai Se Yoon. Young Ja berkata bibinya Chae Won sendiri yang mengatakanya. Chul Goo merasa senang, "Ayah mertuaku pasti punya mata yang baik untuk menilai seorang pria".
"Untuk mendapatkan Chae Won kembali, kau harus menceraikan Hong Ju dahulu. Jangan terpengaruh oleh rasa kasihan. Okay?", kata Young Ja.
Chul Goo tak segera menjawab dan tampak ragu. Young Ja tanya kenapa putranya tidak menjawab. Chul Goo mengiyakan meski dengan wajah berat.
Di kamar Hong Ju menatap ponselnya dengan sedih. Tak lama kemudian, Chul Goo masuk ke kamar seperti orang mengendap-endap dengan membawa tas koper. Chul Goo memeriksa keadaan di luar kamar, dan mengunci pintu.
Hong Ju tanya kenapa Chul Goo mengunci pintu. Chul Goo menempelkan jari telunjuknya ke bibir Hong Ju, minta pada istrinya itu untuk diam. Chul Goo mengatakan telah berusaha melakukan yang terbaik dan inilah yang terbaik yang bisa ia lakukan.
Chul Goo membuka tas koper yang berisi penuh uang, bukan won tapi dolar, bo!. Hong Ju kaget, "Apa ini semua?". Chul Goo tersenyum, terlalu awal untuk terkejut. Ia lalu membuka amplop coklat yang didalamnya berisi dokumen kepemilikan atas setengah sahamnya, bangunan senilai 10 milyar dan akta rumah yang ada di Jejudo. Semuanya telah Chul Goo ganti kepemilikannya atas nama Hong Ju.
"Jadi maksudmu, aku harus ambil ini dan menghilanglah, begitu?", tanya Hong Ju mendelik tajam.
"Apa kau tahu yang sudah kulewati untuk mempersiapkan ini?. Aku benar-benar melakukan yang terbaik yang kubisa. Kupertaruhkan semua", kata Chul Goo.
Hong Ju tanya, "Apa kau tidak merasa kasihan padaku!".
"Aku kasihan Itu sebabnya aku melakukan ini. Jika Ibuku mengetahui ini semua, dia bisa membunuhku. Chae Won ku bahkan tidak menerima tunjangan apa pun".
Hong Ju marah dan membentak, "Chae Won ku..Chae Won ku!". Chul Goo diam. Hong Ju memasukan kembali semua dokumen itu ke dalam amplop dan berterima kasih atas semua hadiah Chul Goo.
"Meskipun aku merasa kasihan padamu. Aku baru saja bicara dengan Ibuku. Dia memintaku untuk menguburkan tulang-tulangku di rumah ini. Jadi aku tidak bisa menceraikanmu".
"Lalu?. Kau akan menerima semua ini, tapi tidak akan bercerai?"
"Ibuku sangat menentang keras hal itu (perceraian)".
Chul Goo frustasi, "Berhentilah menggunakan ibumu sebagai alasan!. Sejak kapan kau mendengarkan Ibumu?. Jangan bersikap seperti anak baik".
Ibunya sedang terpuruk dan itu membuat Hong Ju menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan. Jadi mulai sekarang ia akan menjadi putri yang baik.
Hong Ju berdiri, tersenyum mengucapkan terima kasih untuk hadiahnya, ia akan menyimpan semuanya di brankasnya. Hong Ju melenggang pergi membawa tas koper itu keluar kamar sembari memanggil Ms. Park.
Chul Goo tertegun tak percaya, "Ini gila.Jika orang berbuat baik padamu kau harus membalasnya. Aku tidak bisa percaya ini. Hei, Hong Ju!. Berhenti disana! Hei!", Chul Goo keluar kamar mengejar Hong Ju.
Kelas musik. Para ahjuma memberikan Kang Jin bunga, sebagai salam perpisahan. Hari ini adalah kelas terakhir bagi Kang Jin mengajar, karena ia akan pergi dari kota Paju. Sebelum mulai kelas bernyanyi, Kang Jin mengucapkan terima kasih atas kehadiran para muridnya yang terdiri dari para ahjuma itu. Salah satu dari mereka bertanya apa Kang Jin tidak akan mengajar lagi musim depan. Ki Ok menatap Kang Jin sedih.
Kang Jin berkata penggemarnya, terus mendesak agar ia kembali melakukan pertunjukan musik, "Aku sedang mempersiapkan lagu baru, jadi kalian akan melihatku di TV. Aku akan bermain dalam pertunjukan dan kampanye publik juga".
Karena ini hari terakhir, maka Kang Jin menyayikan lagu perpisahan. Ki Ok yang memainkan piano hanya bisa menangis diam-diam. Kang Jin bernyanyi, baik Kang Jin maupun Ki Ok sama-sama mengenang awal pertemuan mereka. Di awali dari saling tidak suka dan sering berdebat hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta.
Kang Jin bernyanyi dengan suara bergetar menahan sedih. Dan Ki Ok yang tidak tahan lagi, langsung menangis tersedu-sedu. Kang Jin berhenti menyanyi. Para ahjuma heran, kenapa Ki Ok menangis tiba-tiba begitu, "Ada apa dengannya. Mungkin dia dicampakan?".
Kang Jin terpekur diam, merasakan kesedihan seperti yang Ki Ok rasakan.
Tim pemasaran mengumpulkan semua proposal dan mie yang telah terkumpul dari semua pendaftar kompetisi. Joo Ri yang bertugas memeriksa proposal menemukan proposal milik Chae Won. Ia langsung membuangnya ke bak sampah tanpa perasaan dan senyum sinis.
Se Yoon datang ke kantor pemasaran, dan melihat proposal yang ada di dalam bak sampah. Ia memungut proposal itu. Dari nomor pendaftaran Se Yoon mengetahui proposal yang sedang ia pegang saat ini adalah milik Chae Won. Se Yoon melirik Joo Ri, mengetahui dengan pasti kalau Joo Ri lah pelakunya.
"Nona Kim Joo Ri. Kurasa kau tidak sengaja membuang ini", ucap Se Yoon tersenyum sembari menyodorkan proposal milik Chae Won.
Tim pemasaran menoleh pada Joo Ri yang menunduk malu. Se Yoon bersikap biasa dan menaruh proposal itu ke atas meja. Manager pemasaran mengalihkan perhatian dengan berkata kalau perusahaan mendapatkan respon luar biasa.
Se Yoon memberikan uang lembur pada tim pemasaran untuk membeli makan malam. Manager pemasaran menerimanya dengan senang hati, "Terima kasih. Inilah bos kita". Se Yoon tersenyum. Joo Ri yang kesal langsung pergi dari sana.
Joo Ri menenangkan dirinya dengan minum secangkir kopi. Se Yoon datang menghampiri, "Selamat sudah melepaskan gipsnya. Bagaimana kondisimu?".
"Kelihatannya kau terlahir untuk Chae Won. Bagaimana jika Eun Seol masih hidup?. Kurasa Sunbae tidak bisa menduakan mereka", komentar Joo Ri sinis.
"Apa yang ingin kau katakan?", tanya Se Yoon tenang.
"Kupikir dulu kau tidak akan pernah melupakan Eun Seol. Tapi kau benar-benar berubah setelah kau bertemu dengan Chae Won. Bagaimana kau bisa?".
Se Yoon tersenyum, "Joo Ri", tegurnya.
Joo Ri melanjutkan, "Terlepas dariku, bagaimana bisa kau melakukan ini pada Eun Seol?. Bagaimana bisa kau benar-benar melupakannya?".
"Aku juga tidak tahu kalau aku bisa melupakan Eun Seol. Tapi aku benar-benar melupakannya. Kau akan memahamiku saat kau menemukan cinta sejati. Aku akan berdoa kau akan menemukannya", Se Yoon tersenyum lalu pergi.
Joo Ri berniat mengkritik Se Yoon, tapi akhirnya dia sendiri yang terluka dan menangis. Tak ada harapan lagi baginya.
Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 37 Part 2
Asikkk udah diposting , masih ada 13 episode lagi ya mba nuri ^^ semangattttt
ReplyDeleteTenkiu sinopy,selalu setia menunggu..semangat
ReplyDelete-nath-
G sabar pengen terrusss and terus baca. Semangat Yªä⌣ªä⌣ª mb
ReplyDeleteMakasih banyak mbak untuk skinopsis ini... Saya kira mbak nuri akan berhentu menulisnya... Thanks banget buat mbak nuri :))
ReplyDeleteBest regards
Dian
Like this nuri tq sinopsisnya
ReplyDeleteNuri maaf ya kl bs backgroundny pkek biasa aj gk ush pkek gmbr soal'y klo dibuka pkek ponsel lambat loading'ny. Trimksh
ReplyDeleteNuri maaf ya kl bs backgroundny pkek biasa aj gk ush pkek gmbr soal'y klo dibuka pkek ponsel lambat loading'ny. Trimksh
ReplyDeleteNuri maaf ya kl bs backgroundny pkek biasa aj gk ush pkek gmbr soal'y klo dibuka pkek ponsel lambat loading'ny. Trimksh
ReplyDeleteNuri maaf ya kl bs backgroundny pkek biasa aj gk ush pkek gmbr soal'y klo dibuka pkek ponsel lambat loading'ny. Trimksh
ReplyDeletesuka banget ama cerita drama ini... thanks nuri...
ReplyDeletelanjutan episodenya ya ditunggu... ^_^ *kalau bisa cepet ya.. hehehehe agak maksa... thanks a lot for this recaps...
*rini*
Gomawo Eonnie buat sinopsisnya. Lanjut y... :)
ReplyDeleteTq ya Nuri sinopnya dah lanjut lagi, ttp semangat karna kami slalu tunggu kelanjutannya.....
ReplyDelete
ReplyDeleteGomawo sinopsisnya mbak nuri , saya senang baca dblok mbak .
Soalnya lengkap banget.
Ditunggu selalu kelanjutanya mbak ,
Semangat ^_^
Terimakasih banget untuk recapnya yang lengkap. You are the best.
ReplyDelete