Episode 10
Kim Tan menghela napas kesal, tak menyangka Young Do ternyata sebrengsek ini. Young Do mengejek, inikah saatnya Kim Tan untuk berlutut. Ia merasa cukup berbaik hati karena tidak meminta Kim Tan berlutut di depan ibunya.
Dengan tetap tenang, Kim Tan berkata jika itu yang Young Do inginkan, maka apa yang direncana Young Do itu salah. Tapi Young Do melihat sesuatu yang menarik di belakang Kim Tan.
Eun Sang jalan menunduk, sibuk mengetik sms. Tanpa menyadari ada sepasang mata yang menatapnya. Young Do berpikir rencananya sudah sempurna. Saat itulah Eun Sang terkejut melihat Young Do didepannya. Kim Tan menoleh ke belakang, melihat Eun Sang.
"Dia bahkan datang ke rumahmu?. Aku tidak datang ke sini untuk melihat ini. Jackpot", tembak Young Do.
Eun Sang bingung lagi-lagi berhadapan dengan 2 pria itu. Kim Tan menatap Eun Sang, memutar otak. Young Do tersenyum senang, seperti menemukan buruan baru. Tak kehilangan akal, Kim Tan berkata kalau ia punya rencana dengan Eun Sang.
"Maaf karena membuatmu datang jauh-jauh ke sini. Kita pergi menonton lain kali saja", ucap Kim Tan pada Eun Sang, lalu menatap Young Do, "Seperti yang kau lihat, aku tidak bisa menepati janjiku".
Sesaat Eun Sang bingung, lalu mengikuti alur permainan Kim Tan, "Jangan khawatir. Aku akan pulang, SMS aku". Eun Sang berbalik pergi.
"Hei. Cha Eun Sang", panggil Young Do menghentikan langkah Eun Sang
"pergilah!. Lurus saja", perintah Kim Tan pada Eun Sang.
Eun Sang mengikuti perintah Kim Tan, jalan cepat meninggalkan rumah keluarga Kim.
Young Do penasaran sebenarnya hubungan apa yang dimiliki Kim Tan dan Eun Sang. Kim Tan balik tanya, "Menurutmu bagaimana?".
"Dia datang rumahmu, saat kau memiliki banyak rahasia dalam keluargamu. Itu berarti hanya satu hal. Kakak dan adik?", tebak Young Do (gubrak...)
"Kami bukan saudara, bodoh", jawab Kim Tan.
Young Do minta penjelasan. Eun Sang bahkan datang disaat siang hari seperti ini, "Apa tunanganmu tahu?".
"Aku pacaran dengan Cha Eun Sang. Itulah kenyataannya. Rachel sudah tahu", jawab Kim Tan membuat wajah Young Do berubah keruh.
Kim Tan tanya apa Young Do ingin tetap disini, ia harus pergi. Young Do mengejek, "Apa kau mau melarikan diri?".
"Aku akan balas dendam padamu. Kau pasti sudah tahu ini akan terjadi saat kau datang ke rumahku".
Young Do tertawa, "Apa yang kau katakan?".
"Kau bisa mengikutiku dan lihat. Kau akan menyesali ini", tantang Kim Tan. Menatap tajam lalu pergi.
Young Do nampak berpikir, kemanakah kaki Kim Tan akan melangkah!!!
Jika Young Do tahu kelemahan Kim Tan, maka Kim Tan juga tahu kelemahan Young Do. Apa kelemahan Young Do, ialah "Ayahnya". Dan itulah serangan pembalasan yang dilakukan Kim Tan.
Kim Tan menemui Dong Wook dihotel. Dong Wook terkejut menerima kunjungan mendadak itu. Kim Tan menyapa Dong Wook dengan sopan. Dong Wook hampir saja tidak mengenali Kim Tan,. Ia mendengar Kim Tan kembali dari Amerika, "Kau sudah dewasa sekarang?. Ayahmu pasti bangga".
Kim Tan tersenyum. Young Do menghambur masuk, dengan marah ia menarik pundak Kim Tan, "Apa yang kau lakukan?".
"Aku sudah bilang, kau akan tahu", jawab Kim Tan.
Pada Dong Wook Kim Tan mengutarakan maksud kedatangannya tak lain untuk meminta maaf. Dong Wook heran, "Minta maaf!".
"Tutut mulutmu!" ujar Young Do menatap garang.
"Kamu jangan ikut campur....Teruskan saja", perintah Dong Wook.
"Kami bertengkar sedikit dan aku memukul Young Do. Dua kali. Ini adalah sebuah kesalahan. Aku tidak sengaja. Maafkan aku", ucap Kim Tan membungkukan badan meminta maaf.
Wajah Dong Wook berubah gelap. Tapi di hadapan Kim Tan, ia menyembunyikan kemarahannya. Dong Wook berkata, anak laki-laki biasa berkelahi. Lebih bagus melampiaskan semuanya daripada menyimpannya dalam hati, "Kau kesini untuk meminta maaf. Kau benar-benar sudah dewasa sekarang".
Kim Tan melirik tajam Young Do, "Aku merasa jauh lebih baik sekarang. Terima kasih sudah menerima permintaan maafku".
"Sampai jumpa di sekolah, Young Do-ah", Kim Tan menepuk pundak Young Do lalu pergi.
Young Do terlihat sangat marah, begitu pula dengan Dong Wook. Setelah Kim Tan pergi, Dong Wook menghampiri Young Do,dan Plak...tanpa berkata-kata, Dong Wook menampar keras wajah Young Do.
(Itu anak udah gede, kenapa suka main pukul sich!!!!).
Young Do diam, seolah tahu hal ayahnya akan bertindak seperti itu. Pukulan tadi memang sangat keras, sampai-sampai Dong Wook meniup tanganya yang terasa sakit. Dong Wook lalu membuka jasnya, "Kau membiarkannya memukulmu? Dua kali?".
Kim Tan menyungging senyum ketika jalan melewati koridor ruangan Dong Wook. Ia Mengetahui dengan pasti ganjaran apa yang diterima Young Do kali ini.
(Karena itu ada yang bilang. Pembalasan lebih kejam dari pada tidak di balas. Kim Tan tidak akan bertindak se ekstrim ini, jika Young Do tidak memulainya lebih dulu).
Kembali ke dalam ruangan. Dong Wook teriak marah, "Kau membiarkan seseorang memukulmu?. Kau harusnya menang!. Dengan segala cara, kamu harus menang!. Cukup satu orang saja yang tidak bisa kau kalahkan, bukan begitu?".
"Kau sangat sehat, Ayah. Kau tidak memendam apapun dan malah melampiaskannya", sindir Young Do.
"Jangan sinis", ujar Dong Wook seraya melepas ikat pinggangnya, lalu melilitkannya di tangan.
(Whoa...serius, Dong Wook ingin memukul wajah anaknya menggunakan "senjata itu"...Tidak...itu wajah Young Do yang mulus bakal hancur!!!).
Beruntung, Young Do diselamatkan oleh suara dering ponsel yang berasal dari kamar mandi. Dong Wook tak jadi memukul, menyuruh anaknya keluar, "Aku tak ingin melihat wajahmu!".
Tapi Young Do bukanlah anak penurut, ia tidak pergi malahan membuka kamar mandi yang berada di dalam kantor ayahnya. Siapa yang Young Do lihat disana?. Wanita yang menggagalkan sesi pemotretan tempo hari.
Ahjuma itu salah tingkah karena tertangkap basah oleh Young Do. Ia menyapa Young Do dan tersenyum canggung. Young Do menghela napas marah. Lalu menutup pintu kamar mandi dan menghampiri ayahnya.
"Apa kau melakukan ini (selingkuh) saat Ibu masih ada?. Atau...Apa dia (ibu) salah satu dari wanita-wanita itu?", tanya Young Do menahan marah, terlihat jelas kalau dia merasa malu dan terluka atas kegemaran ayahnya yang suka berselingkuh.
Tanpa menunggu jawaban, Young Do langsung keluar dari ruangan ayahnya. Dong Wook menahan geram...He's bad father.
Young Do berdiri menunggu lift. Tatapannya nanar. Sejenak kita di bawa flashback ke masa Kim Tan dan Young Do remaja, ketika mereka masih bersahabat.
Kim Tan dan Young Do remaja, bermain video game di kamar ayahnya. Mereka terlihat akur, meski saling berebut ingin menang. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, buru-buru mereka menghentikan permainan dan bersembunyi di dalam lemari.
Dong Wook masuk ke kamar, tidak sendiri tapi bersama seorang wanita. Dengan mata kepala sendiri, Kim Tan dan Young Do menyaksikan Dong Wook bercumbu dengan seorang wanita di dalam kamar itu.
Kim Tan menoleh ke Young Do yang terlihat sangat marah. Sorot mata Young Do menampakan kebencian pada ayahnya. Doyan bermain wanita hingga membuat ibunya kabur dari rumah. Flashback end.
Pintu lift terbuka. Young Do masuk ke dalam. Pintu lift hampir tertutup ketika Kim Tan ikut masuk ke dalam. Mata Young Do marah, terbayang rasa kecewa dan sakit hati pada ayahnya.
"Tak ada lagi keluarga yang terlibat dalam perkelahian kita. Kita sudah mengalaminya sekali. Ini peringatan terakhirku", ujar Kim Tan.
Young Do setuju, "Baiklah, ayo lakukan seperti yang kau katakan. Jadi, hanya ada satu orang yang tersisa. Cha Eun Sang yang malang".
"Jangan menyentuhnya".
"Jangan memancingku. Itu hanya membuatku ingin berusaha lebih keras untuk mengganggunya. Ini adalah peringatanku", kata Young Do lalu keluar dari lift lebih dulu.
Young Do kembali mengerjakan pekerjaan "Paruh waktunya", mencuci piring. Esther menemui Young Do di hotel. Esther kemari karena khawatir pada Young Do. Ia mendengar calon anak tirinya itu bertengkar dengan Kim Tan di sekolah, "Apakah kau baik-baik saja?".
"Jangan khawatirkan aku. Aku bisa mengurus diriku sendiri", jawab Young Do menunjukan wajah tidak suka.
"Aku akan membicarakan ini pada Ketua Dewan sekolah. Ada luka diwajah tampanmu!. Lukamu masih bengkak".
Young Do memalingkan wajah ketika Esther ingin menyentuh luka di pipinya. Young Do menyuruh Esther untuk mengurus saja anak menantunya, Kim Tan. Karena ia sama sekali tidak ada hubungannya dengan Esther, "Uruslah pihak yang akan lebih menguntungkanmu".
Eshter menurunkan tangannya, "Dan kurasa kaulah orangnya", Esther berusaha tersenyum meski kecewa.
"Apakah kau tidak melihat tulisan 'Khusus pegawai di pintu depan'?. Apakah aku harus memberitahumu supaya jelas?', ucap Young Do tajam.
Rachel mengerti. Memaksakan senyum dan berkata sampai jumpa. Young Do terlihat kesal, lalu kembali mencuci piring.
Di lobby, Esther berpapasan dengan seorang wanita yang seperti ia kenal. Esther ingat, dia adalah wanita yang mengacaukan sesi pemotretran tempo hari. Esther menghela napas tak percaya. Dong Wook, tunangannya itu berselingkuh di belakangnya. Poor Esther tapi Young Do yang buat Esther kecewa, sekarang ayahnya Young Do.
Disaat merasa galau dan kecewa inilah, Esther membutuhkan seseorang yang bisa membuat perasaanya lebih nyaman. Ia menelpon Jae Hoo, sembari memoles lipstick di di depan cemin yang berada di dekat lift.
Panggilan telpon tersambung, Esther bertanya dimana Jae Hoo saat ini. Ia ingin bertemu dengan Jae Hoo jika kebetulan sedang berada di Hotel Zeus.
"Aku ada di belakangmu", jawab Jae Hoo tiba-tiba muncul di belakang Esther.
Jae Hoo memutus telepon, dan menghampiri Esther. Esther yang tampak terkejut tanya sudah berapa lama Jae Hoo berdiri di sana. Jae Hoo bilang sejak Esther memakai lipstcik. Esther tersenyum, "Dulu hal yang sama seperti ini pernah terjadi. 20 tahun yang lalu".
"Di depan Hanrim Cafe di Daehakro", ucap Jae Hoo menerawang mengingat kenangan itu.
"Apa aku masih cinta pertama seseorang?", tanya Esther.
"Kau tidak secantik itu", ujar Jae Hoo. Esther tersenyum kecil.
Pintu lift terbuka. Dong Wook keluar dengan wajah masam. Ia menyindir sepertinya Esther dan Jae Hoo sekarang berteman. Esther menjawab dulu mereka kuliah di universitas yang sama. Apa ia belum memberitahu hal ini sebelumnya.
"Kau pasti ingin menyembunyikannya", sahut Dong Wook. "Bagaimana jika kapan-kapan kita membicarakan masa kuliah?". Dong Wook kembali menyindir Jae Hoo.
"Kapan saja, hubungi aku", jawab Jae Hoo tetap tenang.
Dong Wook mengganti pembicaraan dengan menanyakan perkembangan Proyek Convention Center Jeju, "Aku sudah menunggu telepon Presiden Kim Won. Tapi sejauh ini, dia tidak menelpon".
"Beliau masih mempertimbangkannya. Kalau begitu aku pamit dulu", Jae Hoo melirik Esther, menundukan kepala lalu pergi.
Dong Wook berkomentar tidak suka, Jae Hoo masih saja sombong dan menyebalkan. Esther tanya, "Apa kau cemburu?".
Dong Wook menarik tangan Esther, memasang wajah jahat, "Apakah kau tidak berpikir bahwa orang lain bisa saja melihatmu?. Apa yang kalian lakukan?".
"Kalau begitu, haruskah aku bertemu denganya di kantorku seperti yang selalu kau lakukan?", sindir Esther menarik tangannya lalu pergi.
Dasar Dong Wook, dia masih saja gak sadar tengah di sindir. Malah berguman, apa maksud ucapan Esther.
Esther tahu bagaimana sikap Dong Wook, kasar suka main pukul dan doyan selingkuh. Apa Esther akan tetap meneruskan pertunangannya, demi nilai saham...merger dan akusisi..Kenapa kehidupan orang kaya seperti ini ya. Demi perusahaan, kebahagian sendiri pun di abaikan.
Ny. Han duduk melamun di ruang tengah. Ia tampak sedih cemas memikirkan kejadian siang tadi, ditambah Kim Tan yang tak kunjung pulang. Hee Nam berdiri di sampingnya, menulis sesautu, lalu menunjukannya ke hadapan Ny. Han. Hee Nam menanyakan menu apa yang ingin Ny. Han makan malam ini.
"Tan masih belum pulang?", tanya Ny. Han tanpa melihat notes Hee Nam.
Hee Nam mengangguk. Ny. Han cemas kemana anaknya pergi. Hee Nam duduk disamping Ny. Han. Meraih tangan manjikannya, lalu memijatnya. Ny. Han menoleh, dengan bahasa isyarat Hee Nam berkata wajah Ny. Han terlihat pucat.
"Wajahku terlihat pucat?", tanya Ny. Han. Hee Nam mengiyakan dengan anggukan. Ny. Han mengucapkan terima kasih dengan nada sedih.
Terdengar pintu terbuka, Ny. Han langsung berdiri begitu melihat Kim Tan pulang. Ny. Han tanya Kim Tan dari mana saja, apa anak tadi sudah pulang. Kim Tan bilang temannya itu sudah pulang dari tadi.
"Kenapa kau melakukan itu?. Kenapa kau mengatakan padanya?. Dia Young Do, kan? Teman akrab mu di SMP. Aku dengar ayahnya akan menikahi ibu Rachel. Bagaimana kalau dia (Rachel) tahu?".
"Apa kita tidak bisa beritahukan kebenarannya?. Memangnya apa salah ibu dan aku?', tanya Kim Tan merasa lelah menyembunyikan kebenaran.
"Kau ini kenapa ?! Kau mungkin tidak salah, tapi ibu yang salah. Jadi kau jangan...".
"Maafkan aku, Ibu", ucap Kim Tan pelan.
"Kenapa?. Kau minta maaf karena apa?", tanya Ny. Han bingung.
"Hanya saja...Maafkan untuk semuanya, Ibu", ujar Kim Tan.
Hee Nam berdiri tak jauh dari mereka, menatap iba pada Ibu dan anak itu.
Ny. Han menangis, "Pergilah makan...Ahjumma, buatkan dia makan malam", Ny. Han pergi ke kamarnya. Kim Tan memandangi ibunya sedih.
Hee Nam beranjak pergi ke dapur, melewati Kim Tan. Kim Tan bertanya apa Eun Sang sudah pulang. Hee Nam menggeleng, sebagai jawaban kalau Eun Sang belum pulang kerumah.
Kim Tan pergi ke kamarnya, mencoba menghubungi ponsel Eun Sang. Tapi tidak diangkat. Ia memutuskan mengirim sms, memberitahu kalau Young Do sudah pergi, kenapa kau belum pulang?.
Beberapa detik kemudian, Eun Sang membalas sms Kim Tan, "Terima kasih sudah memberitahuku". (Whoa...cepet banget balas sms-nya).
Hanya itu saja balasan dari Eun Sang. Kim Tan kesal, melempar ponselnya ke tempat tidur.
Eun Sang pulang, jalan menuju kamarnya. Kim Tan langsung menarik tangan Eun Sang, membuat gadis itu kaget. Kim Tan meletakan telunjuk di bibir, isyarat diam. Ia membawa Eun Sang ke gudang wine.
Kim Tan tanyakah, tidakah Eun Sang penasaran apa yang sudah ia katakan pada Young Do, "Kita harus mengatakan hal yang sama". Eun Sang tanya apa yang dikatakan Kim Tan pada Young Do.
"Aku bilang padanya kalau kita pacaran", ucap Kim Tan. Eun Sang kaget. Kim Tan kembali tanya, apa Eun Sang punya ide yang lebih baik.
"Tapi kau tidak boleh berbohong seperti itu", protes Eun Sang.
"Siapa yang berbohong?. Kita memang pacaran. Mulai hari ini, kita pacaran", ujar Kim Tan
"Hei. Kim Tan", seru Eun Sang tidak percaya
"Dan kau tahu namaku", sahut Kim Tan. "Apa kau tahu ini pertama kalinya kau memanggil namaku?".
Eun Sang marah, "Apakah kau bodoh?. Atau apakah kau sesombong itu?. Atau apakah kau tidak mengerti apa yang aku katakan?"
"Aku bodoh. Aku menyukaimu saat kau marah dan saat kau tersenyum. Aku memang bodoh", ujar Kim Tan.
Eun Sang berkata Kim Tan terlalu manja untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kim Tan tak mengerti, "Apa?".
Eun Sang mengela napas, "Baiklah, kita pacaran. Kau batalkan pertunangan dengan Yoo Rachel dan diusir. Kita lihat apakah kau masih menyukaiku. Akhirnya, kita akan putus dan aku akan menjadi satu-satunya yang terluka. Ayo kita coba.
Kim Tan tanya apa Eun Sang seyakin mereka akan putus jika pacaran. Eun Sang tidak tahu, tapi yang jelas jika ibu Kim Tan mengetahui soal ini. Eun Sang dan ibunya harus hidup di jalanan, "Karena itu, bisakah kau hentikan omong kosong ini, Tuan muda?".
Kim Tan memandang Eun Sang dengan pandangan terluka, "Apa kau sungguh-sungguh, menganggap remeh hatiku?. Perasaanku tidak ada artinya bagimu?".
"Lalu, apa hidupku tidak ada artinya bagimu?. Apakah kau pantas bersamaku? Apakah aku pantas bersamamu?", suara Eun Sang meninggi.
Kim Tan : Ya. Kau benar. Kau tidak pantas bersamaku. Aku terlalu sempurna untukmu. Kau tahu kenapa?. Ini bukan karena kau melukai harga diriku. Bukan karena kau menyebut soal masalah keluargaku dan melukaiku. Ini karena aku memberanikan diri demi dirimu. Tapi kau tidak melakukan apa-apa untukku",
Eun Sang terdiam, matanya berkaca-kaca. Kim Tan melanjutkan, " Ya!. Jika itu yang kau inginkan, aku akan meninggalkanmu sendirian. Kupikir kau adalah mimpi yang baik. Tapi kau adalah mimpi yang buruk. Cha Eun Sang".
Eun Sang menahan tangis, perkataan itu benar-benar "Jleb" menusuk hatinya. Kim Tan pergi dengan perasaan terluka. Pertahanan Eun Sang jebol, ia menangis setelah Kim Tan meninggalkannya sendirian.
Keesokan paginya. Kim Tan diantar sopir ke sekolah. Dari dalam mobil, Kim Tan melihat Eun Sang jalan kaki menuju sekolah. Sopir yang juga melihat Eun Sang tanya apa perlu kita ajak Eun Sang pergi bersama.
"Apa dia dan aku bisa bersama?. Dia ... dan aku ...", jawab Kim Tan pelan. "Jalan terus saja".
Mobil Kim Tan jalan melewati Eun Sang, Kim Tan dan Eun Sang saling melihat sesaat. Hanya sesaat, karena Kim Tan mengalihkan pandangannya menatap lurus ke depan.
Eun Sang melepas kepergian mobil itu dengan sedih. Hm..baru terasa kalo di cuekin.
Eun Sang sampai di sekolah. 2 siswa yang kemarin ikut memojokan Eun Sang mendadak bersikap baik setelah mengetahui ibu Eun Sang ternyata kaya. Mereka meminta maaf karena telah sudah salah sangka. Berharap Eun Sang bukanlah tipe orang pendendam.
Mereka juga mengajak Eun Sang datang kerumah mereka, "Ibuku ingin mengundangmu. Dimana Ibumu beli tas yang dia pakai di pertemuan orang tua siswa kemarin? Kata Ibuku...
"Maaf. Tapi aku tak ingin bergaul", jawab Eun Sang lalu pergi.
Kedua siswi itu mendelik kesal menerima penolakan Eun Sang. Kalo kaya aja diajak berteman..Haish..tidak ada ketulusan sama sekali.
Young Do masuk ke dalam kelas, mengambil tempat duduk di depan Rachel. Kim Tan juga duduk dibangkunya, yang berada beberapa deret di belakang Rachel.
Pada Rachel, Young Do bertanya, "Sudah berapa kali kau pergi kerumah tunanganmu". Rachel menyahut Young Do salah makan apa pagi ini, hingga menanyakan hal semacam itu. Kim Tan melirik, mendengar dirinya di singgung.
Pada Rachel, Young Do bertanya, "Sudah berapa kali kau pergi kerumah tunanganmu". Rachel menyahut Young Do salah makan apa pagi ini, hingga menanyakan hal semacam itu. Kim Tan melirik, mendengar dirinya di singgung.
"Kau belum pernah ke sana?", tanya Young Do. Sembari membuka buku pelajaran, Rachel menyuruh Young Do langsung saja bicara ke intinya, tidak usah berbelit-belit.
"Aku pergi ke rumah temanku kemarin tanpa menelponnya dulu. Aku melihat sesuatu yang sangat menarik di sana. Tapi aku pikir aku seharusnya tidak melihatnya. Temanku itu benar-benar marah", ucap Young Do sengaja melirik Kim Tan.
"Kau lihat apa?", tanya Rachel mulai tertarik.
"Hentikan", sambar Kim Tan membuat Rachel dan Young Do menoleh ke arahnya. Kim Tan melanjutkan, "Wajahmu kelewat bengkak untuk kau pakai bicara".
(Tuch kan, lagi-lagi Young Do mulai duluan).
(Tuch kan, lagi-lagi Young Do mulai duluan).
Kim Tan dan Young Do melempar pandangan tajam. Rachel bingung, merasa penasaran.
Guru pengawas masuk ke kelas, memanggil Kim Tan dan Young Do keluar. Mereka harus melanjutkan kembali hukuman mereka.
Hukuman mereka kali ini membersihkan kaca sekolah, diawasi guru pengawas. Saat di awasi begini saja, Young Do masih sempat-sempatnya berbuat jahil dengan mengotori lagi jendela yang sudah dibersihkan Kim Tan.
Kim Tan membalas, menyodok alat pembersih yang di pegang Young Do. Teguran dari guru pengawas menghentikan mereka.
Dikelas, Eun Sang tidak kosentrasi mengikuti pelajaran bahasa inggris. Ia melihat keluar jendela. Melihat 2 namja keren itu membersihkan kaca. Siapa yang di pandang Eun Sang ya, Kim Tan atau Young Do?. Udah pasti Kim Tan kan,..hahaha..
Chan Young yang duduk di samping Eun Sang merasa aneh dengan sikap sahabatnya itu. Ia
menulis sesuatu di buku dan menyodorkannya pada Eun Sang.
"Ada seseorang yang pergi menggantikan ibuku", jawab Eun Sang di buku Chan Young.
"Banyak yang kau rahasiakan dariku", tulis Chan Young lagi. Eun Sang tak menjawab, kembali melihat keluar jendela dengan wajah murung.
"Kau bertengkar dengan Kim Tan?', tanya Chan Young kemudian.
"Aku melarikan diri", jawab Eun Sang
Selanjutnya Eun Sang berjalan ke atas atap. Eun Sang memejamkan mata, mengingat saat Kim Tan menciumnya di tempat ini.
Di saat yang sama, Kim Tan berada di atap gedung seberang. Ia berdiri dari tempat duduknya dan melihat Eun Sang yang sedang memejamkan mata di atap seberang.
Eun Sang menghela napas, membuka matanya dan bertemu pandang dengan Kim Tan. Pria yang tadi melintas di pikirkannya, kini sedang menatap dirinya.
Mereka di pisahkan oleh jarak yang jauh. (Akankah jarak itu suatu saat akan tersebrangi?). Eun Sang terpaku sejenak, lalu tersadar. Setengah berlari Eun Sang kembali masuk ke dalam gedung.
Eun Sang belajar di perpusatakaan (belajar, kok tiduran gitu). Young Do duduk di depan Eun Sang, tersenyum. Eun Sang langsung duduk tegak, memasang wajah tidak suka.
"Kau jadi nonton?", tanya Young Do. "Kau dan Tan akan pergi nonton. Bukankah itulah alasan kenapa kau pergi ke rumahnya?".
"Aku tidak bisa menonton karena kau. Kenapa malah bertanya?".
"Ah. Maaf. Aku tidak menyangkanya, Kau mengaku kau dari Grup Kepedulian Sosial", ucap Young Do cuek.
Eun Sang kaget. Young Do mengetuk meja mengajukan pertanyaan berikutnya. Ia tanya siapa ibu yang pergi ke pertemuan orang tua murid. Young Do berkata Eun Sang melakukan berbagai macam pekerjaan dengan gaji 5.000 Won per jam. Tapi, Ibunya malah menyumbangkan 10 juta Won untuk camping, "Sebenarnya siapa dia? Ibumu?".
"Seseorang yang tidak pernah kau bayangkan. Lagipula, upah minimumku 5,210 Won. Sekarang, bisakah kau pergi?. Aku ada ujian tengah semester dua hari lagi", jawab Eun Sang, lalu kembali belajar.
Young Do semakin tertarik, siapa Eun Sang sebenarnya.
Ujian tengah semester. Anak-anak pewaris ini satu kelas semua sekarang. Bagaimana calon pewaris ini menghadapi ujian?. Kim Tan mengerjakan soalnya dengan sangat serius. Myung Soo yang duduk di belakang Kim Tan, berdiri mencotek jawaban Kim Tan.
Rachel berpikir, lalu menjawab pertanyaan dengan lancar.
Bo Na menggambar di lembar pertanyaan, dan menulis nama Charlie Yoon (siapa itu?. Nama inggris Chan Young?). Ia berpikir keras, mencoba mengingat materi pelajaran.
Chan Young mengerjakan soal ujian tanpa kesulitan sedikit pun. Sembari berguman pelan tentang materi pelajaran yang telah ia kuasai.
Young Do, tak henti-hentinya melirik ke arah Eun Sang. Parahnya lagi, ia menggambar wajahnya sendiri di kertas soal. Young Do sama sekali tidak berpikir. Mengisi semua soal pilihan ganda dengan jawaban "A".
Eun Sang mengerjakan ujian sebaik mungkin.
Setelah ujian selesai, guru menempelkan hasil nilai yang di peroleh murid. Myung Soo berdiri di depan, mencari namanya dari nomor 1 terus turun ke bawah.
Hasil ujian tengah semester tahun 2013
- Yoon Chan Young.
- Yoo Rachel
Bo Na merasa sangat bangga, Chan Young juara 1 lagi. Chan Young melihat ranking Bo Na naik 7 tingkat, menjadi peringkat ke 37. Chan Young mengacak rambut Bo Na dengan sayang.
"Bagaimana kau bisa rangking 1?", tanya Kim Tan.
"Aku memang dilahirkan begitu (pintar)", jawab Chan Young.
"Pergi sana", ujar Bo Na sewot.
"Kenapa? Apa terlalu berkilau dimatamu?", goda Kim Tan tersenyum jahil...
Tiba-tiba terdengar suara Myung Soo, "Wow..Daebak", Myung Soo tertawa nyaring menunjuk Young Do dan Kim Tan bergantian. Myung Soo benar-benar geli, lalu pergi dari sana.
Murid lain juga mengulum senyum geli. Senyum di wajah Kim Tan langsung hilang. Apa sich yang dilihat Myung Soo?.
"Astaga!". Bo Na dan Chan Young tak bisa menyembunyikan tawa mereka.98. Choi Young Do99. Joo Myung Soo100. Kim Tan
Kim Tan menutup mata menahan malu....ya ampun Kim Tan rangking satu dari bawah (OMG....Kim Tan....hahaha)
Kim Tan semakin malu saat murid lain ikut menertawakannya, termaksud Young Do yang melirik padanya dengan menahan senyum geli.
Kim Tan akan pergi dari sana, ketika Eun Sang berlari ingin melihat hasil ujian. Tak mau malu lebih banyak, Kim Tan menghadang Eun Sang untuk melihat papan pengumuman. Eun Sang tentu saja kaget di hadang seperti itu. Mereka kan lagi genjatan senjata... :)
Kim Tan berkata Eun Sang berada di peringkat 52, "Kau sebut itu nilai?". Eun Sang menunduk malu, buru-buru pergi dari sana.
Kim Tan menghela napas lega. Kim Tan melihat papan pengumuman dengan tampang memelas. Kembali menutupi wajahnya..malu...Kim Tan pasti malu setengah mati, jika sampai Eun Sang melihatnya berada di urutan paling bontot.
(Ya,,ampun...urri Kim Tan gak belajar ya. Sibuk mikiran Eun Sang melulu).
Pelajaran selanjutnya, guru membacakan 5 nama siswa yang tidak ikut camping tahun ini. Diataranya ada nama Kim Tan dan Young Do. Yang tidak ikut camping tetap datang kesekolah seperti biasa. Rachel dan Eun Sang melirik ke arah Kim Tan.
Bo Na yang duduk di depan Kim Tan, langsung menoleh ke belakang. Tanya kenapa Kim Tan tidak ikut camping.
"Terlalu dingin", jawab Kim Tan pendek.
Myung Soo protes kenapa Young Do tidak ikut, "Jangan melarikan diri. Aku harus membalasmu dalam pertandingan di pertandingan paintball!".
"Aku tidak pergi karena takut padamu", Young Do melirk Eun Sang. "Tapi sekarang aku punya alasan lain".
(Kim Tan tidak ada, berarti kesempatan buat Young Do untuk ganguin Eun Sang, kan!)
(Kim Tan tidak ada, berarti kesempatan buat Young Do untuk ganguin Eun Sang, kan!)
Young Do mengangkat tangannya, mengatakan akan pergi camping. Guru menyuruh Young Do untuk mengisi formulir besok. Eun Sang mengangguk senang kembali melirik Eun Sang. Guru keluar kelas.
Kim Tan menerima sms dari Rachel, "Kita perlu bicara".
(Bonekanya Bo Na, unyu. Sama kaya yang punya).
Rachel melihat Kim Tan membaca sms, ia berdiri keluar kelas lebih dulu. Kim Tan menyusul kemudian.
Keduanya bicara di taman. Rachel berkata ibunya ingin makan bersama Kim Tan dan Ny. Ji Sung, "Bagaimana kalau brunch (antara makan pagi dan siang)?. Makan malam terlalu lama. Lagipula kita tidak akan banyak bicara".
"Baiklah", jawab Kim Tan pelan bersikap tak peduli.
Rachel mulai marah, ia tak peduli Kim Tan menyukai siapa dan berkencan dengan siapa. Karena pertunangan mereka tidak ada hubungannya dengan itu (pertunangan yang terjalin karena bisnis), "Kau tahu itu kan?".
"Aku tidak tahu", jawab Kim Tan cuek.
Rachel menyalahkan Kim Tan jika tidak tahu tentang hal itu. Kerugian keluarga Kim Tan berarti kerugian bagi Jeguk Group. Rachel lalu tanya kenapa Kim Tan tidak ikut camping, bagaimana jika ia menindas Cha Eun Sang disana, "Apa masa mesranya sudah lewat?. Atau dia mencampakkanmu?. Kalian terlihat canggung".
Kim Tan berkata sedang berpikir. Rachel ingin tahu soal apa.
"Bagaimana aku melindungi diriku darimu dan yang lainnya. Bagaimana aku melindunginya", jawab Kim Tan.
"Baiklah.Teruskan berpikir. Aku akan mengawasimu", ucap Rachel menahan marah dan sakit hati.
"Apakah kau sudah selesai?. Aku mau pergi", ujar Kim Tan beranjak pergi. Rachel bertanya apa maksud perkataan Young Do tempo hari. Apa yang dilihat Young Do dirumah Kim Tan.
Kim Tan berbalik, "Seperti yang kau bilang, pertunangan kita tak ada hubungannya dengan itu. Kau tak perlu tahu". Kim Tan pergi.
Rachel terpaku menatap Kim Tan dengan sedih. Hyo Shin diam-diam menghampiri Rachel, berdiri di sampingnya tanpa suara, sembari meminum obat herbalnya.
"Kenapa lagi?", tanya Rachel tanpa mengalihkan pandangannya.
"Bagaimana kau tahu itu aku?", tanya Hyo Shin heran.
"Aku mencium bau ginseng merah", jawab Rachel.
Hyo Shin menilai sebenarnya Rachel bukanlah tipe wanita yang terobsesi pada pria. Rachel tak sadar, "Aku terobsesi?". Hyo Shin mengiyakan, "Selama ini begitu".
Rachel marah, memangnya Hyo Shin tahu apa.
Rachel marah, memangnya Hyo Shin tahu apa.
"Aku iri. Aku bahkan tak bisa melakukan itu", Hyo Shin meminum obat herbalnya dan tersenyum.
Jae Hoo berada di hotel Zeus, tempat Kim Won menginap. Suatu kebetulan ia satu lift dengan mata-mata presdir Kim. Mereka menuju lantai yang sama, lantai 24. Jae Hoo ingat, pria yang ada di sampingnya ini pernah berpapasan dengannya di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Jae Hoo melirik penuh curiga. Menyadari kalau pria itu adalah mata-mata yang bekerja untuk presdir Kim.
Entah memang mengenal Jae Hoo, atau memiliki firasat tajam. Mata-mata presdir Kim seperti tahu sedang di curigai. Untuk menghindari kecurigaan, akhirnya ia menekan tombol lantai 20.
Pintu lift terbuka, mata-mata itu keluar lebih dulu, tepat di lantai 20. Lift bergerak naik menuju lantai berikutnya. Setelah menunggu beberapa saat. Mata-mata presdir Kim kembal menekan tombol lift.
Ada 3 lift yang berbeda. Tapi lift yang terbuka adalah lift yang sama dengan tadi. Dimana masih ada Jae Hoo di dalamnya. Mata-mata presdir Kim kaget. Jae Hoo berkata, "Kita bertemu lagi".
Jae Hoo menemui Kim Won dikamarnya menjelaskan ke Kim Won tentang hotel Yoonyun yang tetap kukuh ingin mengubah kontrak mereka dari penyewa menjadi investor. Kim Won berkata "Pacar cina" Hotel Yoonyun memperlakukannya dengan baik. Ia lalu tanya bagaimana dengan kabar dari Hotel Zeus.
Jae Hoo berkata bertemu dengan Presdir Choi Dong Wook beberapa hari lalu. Dong Wook seperti sedang menunggu tawaran dari Jeguk Group. Dia bahkan mengajak Kim Won bermain golf. Kim Won menilai permainan golf sama saja ajakan "Mari bekerja sama".
"Dia ingin bermain bersama Young Do dan Tan di sana", tambah Jae Hoo.
"Keluarga ya?. Kita akan membicarakan ini besok. Aku harus pergi", sahut Kim Won.
Jae Hoo tanya apakah Kim Won ingin menemui Hyun Joo. Kim Won menjawab sinis, "Bukankah kau berkata kalau kau tidak mau tahu". Jae Hoo menyarankan Kim Won sebaiknya tidak menemui Hyun Joo untuk sementara.
Kim Won ingin marah, "Sekarang ini kau..."
"Kurasa Ayahmu menyuruh seseorang untuk mengawasimu.", sela Jae Hoo memberi penjelasan. "Ayahmu tahu tentang hubunganmu dan Hyun Joo".
Kim Won terkejut.
Sementara itu, Hyun Joo berdiri diluar rumahnya. Menunggu kedatangan Kim Won. Ia dengan sabar menunggu dan terus menunggu. Sesekali melihat ponselnya.
Kim Won bertanya apa alasan Jae Hoo memberitahukan hal ini padanya. Ia pikir Jae Hoo berada di pihak ayahnya. Jae Hoo berkata saat ia bekerja untuk presdir Kim dan bahkan sekarang bekerja untuk Kim Won. Ia tetaplah seorang pegawai.
"Kupikir kau perlu menetapkan pilihan. Ayahmu bukan orang yang bisa menunggu", ujar Jae Hoo kemudian.
"Dia akan bertanya apa aku akan memilih Grup Jeguk atau wanita".
"Apa yang akan kau lakukan?", tanya Jae Hoo kemudian.
Kim Won terpaku. Menimbang pilihan dan langkah apa yang harus ia ambil.
Hyun Joo masih menunggu, menyentuh kalung pemberian Kim Won. Ponsel Hyun Joo berdenting menerima sms. Dari Kim Won, "Aku tidak bisa datang hari ini. Jangan menunggu".
"Apakah ini harinya?. Kurasa hari ini kita putus", guman Hyun Joo sedih.
Hyun Joo tak kuasa menahan tangisnya, meski ia sudah menduga sebelumnya, hari seperti ini pasti akan terjadi.
Hyun Joo melangkah masuk ke dalam. Sebuah panggilan menghentikan langkahnya, "Noona". Hyun Joo berbalik, terkejut melihat Hyo Shin turun dari mobil. Hyun Joo yang heran tanya, bagaimana Hyo Shin tahu rumahnya. Hyo Shin bilang, ia mencari resume Hyun Joo di kamar ibunya, "Ayahku seorang jaksa. Hal ini menurun darinya".
"Bagaimana soal mobil?. Kau menyetir tanpa SIM?", Hyun Joo tetap bersikap sebagai guru yang sedang memarahi muridnya.
Hyo Shin tersenyum, "Aku sudah 18 tahun musim panas lalu. Kau mungkin tidak menyadarinya".
Hyun Joo tanya kenapa Hyo Shin datang kemari, "Sebentar lagi kau ujian". Hyo Shin menjawab ia datang karena gurunya berhenti tepat sebelum ujian tiba. Sangat tidak profesional. "Karena kau sudah berhenti, aku tidak ingin jadi muridmu lagi".
"Apa?".
"Selamat malam, Noona", pamit Hyo Shin pelan, berusaha tetap bersikap seperti biasa. Meski dari wajahnya terlihat sekali kalau ia merasa gugup setelah mencium Hyun Joo.
Hyo Shin masuk ke dalam mobil, pergi dari sana. Hyun Joo membeku, terlalu shock hingga tak mampu beranjak dari tempatnya.
Jika Kim Won melihat ini, dia pasti akan menyesali keputusannya.
Lanjut ke Sinopsis The Heirs Episode 10 Part
Komentar :
Kim Won bukan Kim Tan. Kim Won lebih memilih perusahaan dibandingkan wanita yang dia sukai. Entah dia berpikir realistis, atau terlalu takut untuk melangkah. Melawan ayahnya yang sama saja, harus siap meninggalkan posisinya dan hidup susah. Terlebih lagi ada Kim Tan yang ia anggap sebagai ancaman.
Gak mudah ternyata menjadi Chaebol. Semuanya serba di atur. Pernikahan yang diatur berdasarkan asas saling menguntungkan. Memperkaya diri, menguatkan posisi. Mencari kebahagian, mungkin tidak akan ada dalam kamus mereka. Betapa sulitnya hidup seperti itu.
Komentar :
Kim Won bukan Kim Tan. Kim Won lebih memilih perusahaan dibandingkan wanita yang dia sukai. Entah dia berpikir realistis, atau terlalu takut untuk melangkah. Melawan ayahnya yang sama saja, harus siap meninggalkan posisinya dan hidup susah. Terlebih lagi ada Kim Tan yang ia anggap sebagai ancaman.
Gak mudah ternyata menjadi Chaebol. Semuanya serba di atur. Pernikahan yang diatur berdasarkan asas saling menguntungkan. Memperkaya diri, menguatkan posisi. Mencari kebahagian, mungkin tidak akan ada dalam kamus mereka. Betapa sulitnya hidup seperti itu.
Horeeee,,,episode 10 udah dibuat, makasih mbak Nuri,,,mbak, ♏ªΰ nanya yaa mbak Nuri tinggalnya di mana yaa? Pengen kenalan lgsg dan bs ketemuan ama mbak,,,hehehe boleh kan mbak??
ReplyDeleteKim Tan dan Eun Sang go..go..semangat yaaa,,,ngakak puolll bc pas murid2 SMA Jeguk lg UTS hahhahhaaaaa
Mbak Nuri ttp semangat lanjutin sinopsisnya yaa dan sehat slalu...
Saya tinggal di balikpapan, kalimantan timur. Dewis,tinggal di kota mana???
DeleteHallao mbak Nuri,,sy tinggal di Surabaya, jauh ternyata yaa mbak hehe...klo ke sby mampir ke rmhku dong mbak...
DeleteAkhirnya ada juga, ayo ditunggu kelanjutannya nuri :)
ReplyDeleteSemangat yaa :)
sll setia menunggu nih, sinopsis nya nuri semanggaat yah..
ReplyDeletethx nuri
thx nuri.. betul2x aku sll setia jg menunggu sinopsis nya nuri, kurang afdol kalo ga baca sinopsis nya nuri
ReplyDelete