Pages - Menu

Saturday, November 16, 2013

Sinopsis The Heirs Episode 11 Part 1

 Episode 11

Hyo Shin mengantar Kim Tan pergi ke lokasi camping. Kim Tan melepas safety belt, bertanya Hyo Shin tak apa kan ditinggal sendirian. Dengan bercanda Hyo Shin berharap, semoga ada hantu cantik yang muncul (hehehe). Kim Tan tersenyum mendengar candaan Hyo Shin dan berkata akan segera kembali. 

Kim Tan keluar dari mobil, jalan masuk ke dalam hutan. Myung Soo sempat melihat sosok Kim Tan yang jalan masuk ke lokasi camping. Tapi lokasi camping tampak sunyi. Kim Tan mengambil ponselnya, menelpon seseorang (Eun Sang mungkin). Ia terus jalan hingga melihat Eun Sang dan Young Do yang sedang bicara.

Young Do juga melihat kedatangan Kim Tan, "Aku akan menunjukkan kepadamu sekarang". Ia sengaja memeluk Eun Sang secara paksa, untuk melihat reaksi Kim Tan. 

Young Do menatap tajam Kim Tan, dan Kim Tan pun balas menatap marah Young Do. Eun Sang terkejut dan berusaha melepaskan diri. Tapi Young Do mendekapnya dengan sangat erat. 

"Apa yang kau lakukan?", tanya Eun Sang setelah berhasil melepaskan diri. 

"Aku sedang menunjukan ini pada Kim Tan", ucap Young Do

Eun Sang terkejut, "Apa?". 

"Dia dibelakangmu ada Kim Tan", ucap Young Do memberitahu.

Eun Sang memejamkan mata, seakan berkata, "Aduh". 

Kim Tan menghampiri mereka. Eun Sang menoleh. Young Do menyuruh Kim Tan jangan mengganggu, " Tidakah kau tidak lihat kami sedang melakukan sesuatu yang menarik?". 

"Apakah kau tidak bisa melihat bahwa aku datang jauh-jauh dari Seoul untuk menghentikan itu?", balas Kim Tan. 

"Aku mohon, bisa tidak kalian berhenti?", ucap Eun Sang merasa lelah. Kembali terlibat dalam perkelahian pria-pria itu.

Young Do tak memperdulikan ucapan Eun Sang, ia bertanya sepertinya Kim Tan serius pada Eun Sang. Kim Tan menantang, "Bagaimana jika itu memang benar?". 

"Kalau begitu, bisa beritahu Cha Eun Sang tentang perasaanku?", ujar Young Do. Eun Sang menoleh terkejut ke Young Do.  

Young Do melanjutkan, "Katakan pada Cha Eun Sang. Aku rasa, aku menyukainya. Dia tidak percaya perkataanku. Kalau kau yang bilang dia pasti percaya. Menyedihkan".

Young Do pergi meninggalkan mereka. Eun Sang terpaku mendengar pengakuan Young Do. Melihat Eun Sang yang terpaku seperti itu, Kim Tan menegur Eun Sang untuk segera sadar. Eun Sang berbalik menghadap Kim Tan. Kim Tan kesal, "Apa yang sedang kau pikirkan". 


Eun Sang minta pada Kim Tan untuk tidak membahasnya. Sekarang dirinya lah yang paling terkejut. Kim Tan marah, "Ya, dan aku benar-benar bahagia. Aku menempuh 4 jam perjalanan untuk sampai ke sini, dan ini yang bisa kamu tunjukkan padaku?". 

"Aku tahu kau marah", ujar Eun Sang 

"Kau tidak tahu apa-apa!", potong Kim Tan cepat, "Apakah kau pernah memikirkanku. Apakah aku satu-satunya yang gila di sini?. Aku tahu ini sulit bagimu, tapi...Aku harap Choi Young Do bukanlah alasan untukmu menjauh dariku".

Kim Tan pergi dengan marah. Eun Sang sedih.


Di mobil, Hyo Shin tampak ragu apakah ingin menelpon Hyun Joo atau tidak. Tiba-tiba Rachel membuka pintu. Hyo Shin terkejut setengah mati, "Kau mengagetkanku!. Kupikir kau hantu!"

(loh..bukanya tadi Hyo Shin pengen ketemu hantu cantik ya. Rachel kan cantik, tapi bukan hantu...hihihii). 

Rachel tanya di mana Kim Tan. Hyo Shin menjawab ada di bagasi, "Aku tidak yakin apakah dia masih hidup". 

"Aku sedang tidak ingin bercanda", sambar Rachel ketus. 

Rachel masuk ke dalam mobil, duduk di samping Hyo Shin. Ia berkata akan menunggu Kim Tan disini. Rachel yakin Kim Tan akan kembali sebelum matahati terbit, jika ingin kembali ke Seoul besok pagi. Hyo Shin memberi tahu, kalau mereka telah memesan hotel. Hotel yang sama dengan hotel yang akan digunakan peserta camping besok. Kalau begitu Rachel semakin yakin, Kim Tan akan kembali lebih cepat. 

"Apakah Kim Tan pergi untuk menemui Cha Eun Sang", tanya Rachel

"Aku tidak suka jika jawabanku menempatkan orang dalam posisi yang sulit", jawab Hyo Shin, dalam arti kata membenarkan pertanyaan Rachel. 


Sedetik kemudian, Kim Tan membuka pintu mobil, dan melihat Rachel duduk di kursi depan. Rachel berkata Kim Tan datang lebih cepat dari perkiraanya. Ia menyuruh Kim Tan duduk di kursi belakang. 

Kim Tan menghela napas kesal, "Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku dengar kau memesan kamar hotel. Kita bicara saja di sana. Anak-anak akan melewati jalan ini sepanjang malam".

Ke-3 nya pergi ke hotel. Hyo Shin merebahkan diri di kasur dengan nyaman. Rachel jadi kesal, ia minta Hyo Shin meninggalkannya berdua dengan Kim Tan. 

"Aku yang bayar kamarnya. Dia cuma tamu", jawab Hyo Shin 

"Apakah kau tidak punya uang?", tanya Rachel pada Kim Tan. 

"Hotelnya mahal", jawab Kim Tan sembari memeriksa daftar panggilan diponselnya. "Apa yang ingin kau bicarakan?". 

Rachel tanya apakah Kim Tan sudah bertemu dengan Cha Eun Sang. Hyo Shin menghembuskan napas, menutup buku yang ia baca dan bangkit dari tempat tidurnya. Hyo Shin hanya memberi waktu mereka bicara lima menit, "Aku tidak mau dengar kalian bertengkar". 


"Aku bertemu dia, dan sedang menunggu teleponnya sekarang", jawab Kim Tan kemudian, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. 

"Apakah dia memberitahumu bahwa aku sudah menamparnya?. Aku menamparnya tadi!", tanya Rachel jutek. 

"Menamparnya?". 

"Dia tidak memberitahumu?. Memangnya dia pikir dia siapa sampai- sampai dia berlagak memaafkan seseorang begitu saja?", cibir Rachel makin kesal. 

Kim Tan tanya apa hanya itu yang ingin Rachel bicarakan. Rachel menyuruh Kim Tan untuk sadar, "Kau dan aku sudah tukar cincin di depan orang tua kita. Keluarga, Kakek Nenek kita. Bahkan ayahku yang sudah bercerai pun ada disana. Kau dan aku melakukan pertunangan di depan mereka. Rasa sukamu padanya, tidak ada gunanya. Apakah kau tidak tahu itu?". 

"Aku tahu! Dan itu membuatku gila", sahut Kim Tan. 

"Brengsek", umpat Rachel marah. 

"Dan aku akan menjadi lebih brengsek lagi padamu mulai sekarang. Jadi sebaiknya kita..."

Rachel langsung berbalik pergi, sebelum Kim Tan melanjutkan perkataanya. Karena ia tahu apa yang akan Kim Tan katakan. Rachel tak kuasa mendengar kata "putus", terucap dari mulut Kim Tan. 


Eun Sang ingin masuk ke dalam tenda. Tapi ia malah mendengar, Ye Sol dan 2 temannya tengah bergunjing tentang dirinya. Salah satu dari mereka mengaku sempat melihat Young Do memeluk Eun Sang. 

Ye Sol yang merasa cemburu mengatai Eun Sang sebagai gadis jalang. Seseorang harus segera menyingkirkannya. Teman Ye Sol mencibir memangnya Eun Sang itu siapa, ia yakin Eun Sang memiliki hubungan dengan Kim Tan.

Ye Sol menambahkan Eun Sang memang menggoda semua orang, "Tunggu sampai aku menemukan sesuatu tentang siapa dia sebenarnya. Aku akan menghancurkannya". Teman Ye Sol menantikan hari itu segera tiba, karena mereka juga membenci Eun Sang.

Eun Sang tentu saja terluka dan sedih mendengar perkataan miring tentang dirinya. Young Do berdiri di belakang Eun Sang, juga mendengarkan pembicaraan gadis-gadis itu. Tapi Eun Sang tidak melihat Young Do. 


Young Do menutup kepala Eun Sang, dengan penutup kepala jaket Eun Sang. Eun Sang berbalik, menatap Young Do terkejut. 

"Jangan dengarkan mereka dan jangan terluka", ucap Young Do tulus. 

Eun Sang kembali terpaku dengan perubahan sikap Young Do. Young Do minta Eun Sang minggir. Ia mengambil 3 sepatu para gadis itu yang ada di luar tenda. Membawanya ke tempat pencucian piring dan membuang sepatu itu ke dalam panci berisi air. 


Eun Sang kaget, "Apa yang kau lakukan?".

"Balas dendam ... untukmu", jawab Young Do enteng. 

Eun Sang tak percaya Young Do melakukan hal itu," Aku sungguh tidak mengerti dengamu". Young Do menyahut, "Aku juga". Young Do mentap dalam Eun Sang. 

Eun Sang ingin mengambil sepatu-sepatu itu, "Aku akan mendapat masalah jika mereka tahu".

Young Do mencegah, "Jangan khawatir. Masalah ini akan lebih mudah ditangani, dari pada menjelaskan kenapa kau tinggal di rumah Kim Tan. Memang benar Myung Soo melihatmu di sana. Aku cukup yakin kau tinggal di sana. Tentu saja, ini hanya sebuah tuduhan. Jadi jangan takut dulu. Dan jangan menjawab pertanyaan yang aku tanyakan padamu".

Eun Sang tak mengerti, "Apa maksudmu". 

"Jangan jawab pertanyaanku. Karena jika kamu menjawabnya, aku tidak bisa bertanya lagi. Kamu mengakui kalau kamu termasuk dalam Kelompok Kepedulian Sosial!. Dan sekarang hanya tersisa satu percakapan!. Aku benar-benar marah!". 

"Kau pikir itu percakapan?", tanya Eun Sang semakin bingung. 

Young Do tanya apa Eun Sang akan berbicara dengannya jika ia menanyakan sesuatu hal yang lain. Eun Sang diam menunduk. 

Young Do tampak serius, "Lihat. Kau tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Kenapa kau tinggal dirumah Kim Tan?. Hanya ada 5 kemungkinan. 

Satu! Kau putri mereka.
Dua, Kau menantu mereka
Tiga, Keluarga jauh?. 
Empat, Kau putri pelayan disana?. 
Lima, Kau guru privatnya. 

Tapi tak ada satupun penjelasan yang masuk akal.  Siapa sebenarnya kau ini ....?". 

Eun Sang gugup, tak mampu menjawab. Salah satu kemungkinan yang disebutkan Young Do barusan mendekati kebenaran. Karena Eun Sang diam, maka Young Do mengganti pertanyaan lainya, "Jadi, jawab pertanyaan ini. Apa kau benar-benar menyukai Kim Tan?".

Eun Sang menatap Young Do, "Ya", jawabnya penuh keyakinan.

Mata Young Do berkaca-kaca, seperti ingin menangis. Jelas Young Do merasa terguncang dengan pengakuan jujur Eun Sang. 

"Begitu. Jangan menyentuh sepatu- sepatu ini. Jika kau menyentuhnya, aku akan balas dendam". Suara Young Do terdengar bergetar. Lalu pergi meninggalkan Eun San.....Lagi-lagi dia patah hati. 

Eun Sang menatap sebentar punggung Young Do yang menjauh. Heran dan bingung dengan sikap Young Do sering berubah-ubah.
Rachel duduk di lobby hotel, wajahnya tampak sedih. Ponsel Rachel berdering, menerima panggilan telepon dari "Ketua kelas". Ia menjawabnya, "Apa?". 

"Dimana kau?", tanya sang ketua kelas, Chan Young. "Kami sedang melakukan absen berjalan, sebelum jam tidur. Kau harus kembali". 

Rachel menjawab tidak akan tidur kembali di perkemahan, dan akan tidur di hotel malam ini. Chan Young menilai Rachel egois sekali. Ia akan memberitahu orang tua Rachel tentang hal ini.

Esther berada di klub malam, ketika menerima telepon dari Chan Young. Esther minta Chan Young membiarkan Rachel tidur di hotel malam ini, ia akan memarahi putrinya nanti. 


Esther mendobrak pintu salah satu ruangan disana. Menangkap basah Dong Wook sedang bersenang-senang dengan para hostes. Esther mendelik tajam. Dong Wook kaget, dan segera melepaskan rangkulannya dari teman wanita itu. 

Keduanya lalu bicara diluar ruangan. Dong Wook berkata ini bisnis laki-laki. Jangan salah paham, ini tidak seperti yang Esther pikirkan.

Esther marah, "Dan aku hanya seorang ibu rumah tangga?". 

Esther tanya tentang artikel rencana pernikahan mereka yang akan dirilis besok. Ia pikir itu terlalu cepat. Dong Wook baru ingat, ia minta para wartawan untuk meliris artikel itu. Karena ia mempunyai hutang pada mereka. 

"Bagaimana kau bisa melakukan itu tanpa bertanya padaku?", Esther bertambah kesal. 

"Harga saham akan melonjak tinggi saat artikelnya diterbitkan. Kalau kau punya hutang pada orang, kau bisa beritahukan soal ini pada mereka. Kau bisa memberi mereka sebuah bantuan", ucap Dong Wook tanpa bersalah.

Esther marah, "Apa kamu pikir kamu telah memberikan aku bantuan?. Tunda artikel itu selama dua hari. Aku perlu waktu untuk mengurus beberapa saham".


Ketika Eshter berbalik pergi, ia melihat seorang wanita yang dia kenal di pertemuan orang tua siswa. Wanita itu adalah ibu Ye Sol. Tapi Ibu Ye Sol tidak melihat Esther, ditambah karena dia sedang bicara dengan Ye Sol di telepon. Esther berguman heran, apa yang dilakukan wanita itu disini. 

"Siapa?", tanya Dong Wook. "Madam Park?". 

Eshter kaget, "Madam". (Pemilik klub malam).


Ye Sol duduk di luar tenda. Mengadu pada ibunya, kalau sepatunya basah saat ia bercerita dengan temannya di dalam tenda. Ada orang gila yang membuang sepatunya kedalam panci berisi air. Jika ketemu, ia akan membunuh pelakunya. Apa yang harus ia lakukan. Sepatu itu tidak akan kering malam ini. (Yakin Ye Sol,  bisa bunuh Young Do??)

Eun Sang berada di dalam tenda, dan mendengarkan curhatan Ye Sol. Ye Sol beranjak pergi dari tempat duduknya. Eun Sang memandangi ponselnya, ragu antara ingin menelpon Kim Tan atau tidak. Ia mengurungkan niatnya, bersiap tidur. Sesaat ia merasakan sesuatu di belakangnya. 
Eun Sang menoleh ke belakang. Mata Eun Sang melebar terkejut melihat Kim Tan duduk jongkok di diluar tenda, sedang menatap dirinya. Ih...Kim Tan kapan datangnya?. Kim Tan menyuruh Eun Sang keluar, dan pakai pakaian yang lebih hangat (tebal).

Eun Sang jalan di belakang Kim Tan. Ia tanya kita akan pergi ke mana. Kim Tan menjawab disuatu tempat yang gelap dan menyeramkan, "Ikuti aku". Eun Sang bisa merasakan Kim Tan masih marah, tapi ia menurut dan tetap mengikuti Kim Tan. 

Kim Tan ternyata membawa Eun Sang ke tempat perkemahan yang berbeda. Tempat itu sama sekali tidak gelap ataupun menyeramkan. Eun Sang tampak terpesona melihat sesuatu yang indah di hadapanya. 2 Mobil karnaval, lampu kelap kelip, api unggun. Meja dan tempat duduk yang nyaman...plus bonus, Kim Tan. (So romantic)

Kim Tan menyuruh Eun Sang duduk. Eun Sang tersenyum mendekati Kim Tan, "Kapan kau menyiapakan ini semua?". 

"Apa yang kamu pikirkan?. Ini semua selalu di sini", jawab Kim Tan. 

"Oh", Eun Sang menunduk malu. 


Kim Tan melepas mantelnya, lalu memakaikannya pada Eun Sang. Kim Tan tanya kenapa Eun Sang tadi menelpon. "Kau menelepon tapi langsung ditutup. Sebelum aku sampai disini".

Eun Sang tak menjawab. Serasa melayang menerima perhatian Kim Tan. Kim Tan mengerutu, "Aku menyuruhmu, memakai pakaian yang hangat". 



Kim Tan menggiring Eun Sang untuk duduk, "Kenapa kau menelponku?". 

"Kenapa kau kembali (datang lagi)?", tanya Eun Sang balik. 
"Menurutmu kenapa?. Karena aku merindukanmu. Apakah kau ingin tidur bersama di tempat yang hangat?. Atau tidur bersama di luar dengan cuaca yang dingin?. Pilih salah satu di antara keduanya. Kau tidak bisa pergi. Aku tidak akan membiarkanmu pergi hari ini". 

 Eun Sang tersenyum. Kim Tan merasa aneh, "Kenapa kau tersenyum".

"Aku senang. Ini menyenangkan", jawab Eun Sang tersenyum.

"Apa?. Benarkah?", seru Kim Tan setengah tak percaya.

Eun Sang mengiyakan, "Jangan biarkan aku pergi. Aku tidak akan pergi".

Kim Tan bingung, ia ingin mengatakan alasannya tadi marah karena...

Eun Sang langsung memotong, "Aku menelepon mu karena ...Tadi alasanku banyak sekali. Sekarang, setelah kupikir, itu karena aku rindu padamu. Sangat merindukanmu".  

Kim Tan tertegun. Eun Sang menepuk kursi disebelahnya, minta Kim Tan duduk. Kim Tan melirik dengan tatapan curiga. Lalu duduk di sebelah Eun Sang dengan hati-hati. 


"Apakah anak-anak mengerjaimu?. Parah?", tanya Kim Tan bingung. 

"Kenapa?. Apa aku kelihatan tidak waras?

Kim Tan mengiyakan. Eun Sang tersenyum geli. "Kita jauh dari rumah. Ini juga sudah larut malam. Kau ada disini. Jadi aku melarikan diri kedalam dunia mimpi. Sekali lagi, kembali ke 'Mimpi di Malam Musim Panas'. 

"Aku selalu ingin melakukan sesuatu seperti ini", Eun Sang perlahan menyandarkan kepalanya ke bahu Kim Tan.  

Kim Tan tampak tegang, tak bicara ataupun bergerak. Eun Sang tersenyum bahagia. Untuk beberapa detik, Eun Sang menyandarkan kepalanya ke bahu Kim Tan. Lama-lama ia merasa canggung, "Ini lebih tidak nyaman daripada yang aku pikirkan". 

Eun Sang hendak mengangkat kepalanya. Buru-buru Kim Tan menahan kepala Eun Sang agar tetap bersandar di bahunya, "Itu karena kau hanya menyadar kepalamu padaku, bodoh. Yang harus kau sandarkan adalah hatimu". 

"Ah", ucap Eun Sang pelan.


Eun Sang tersenyum. Kim Tan terlihat lebih santai, tidak tegang seperti tadi. Eun Sang melihat langit malan dan berkata bintang-bintang dilangit sangat indah. 

"Jangan memintaku mengambilnya. Aku tidak bisa menangkap bintang untukmu", ujar Kim Tan.

"Apa, kenapa tidak?. Chan Young akan melakukan itu untuk Bo Na.


"Yang mana", sambar Kim Tan cepat sambil menunjuk langit, "Yang kedua dari kiri?. Yang paling besar di sebelah kanan?". (Haha...Chan Young pesaing berat, ya!).

Eun Sang kembali tersenyum, "Suasana di sini rasanya seperti adegan dalam 'The Friday the 13th'.(judul film horor).

"Haish, yang benar saja?", guman Kim Tan heran. "Kenapa kau selalu berpindah dari melodrama  ke horor?. Kenapa kau suka sekali dengan film horor?"

"Karena film itu tragis. Saat aku menonton adegan tragis. Hal-hal buruk dalam hidupku akan tampak lebih mudah".

"Apakah aku salah satu hal yang buruk itu?", tanya Kim Tan. 


Eun Sang tak mau menjawab. Menutup matanya, dan berkata merasa lelah dan ingin tidur. Eun Sang tidur di bahu Kim Tan.


Keesokan paginya, saat matahari belum bersinar terang. Kim Tan dan Eun Sang berjalan-jalan. Kim Tan benar-benar tak percaya, bagaimana bisa Eun Sang semalam tidur dengan nyenyak begitu. 

"Sudah kubilang padamu! Aku suka tidur. Kulihat kau tambah kayu bakarnya pantas saja terasa hangat"

"Aku melakukan semuanya sendirian. Lihat apa terjadi pada tangan yang indah ku. Tanganku menjadi kasar". omel Kim Tan, "Bisakah kita berpegangan tangan?". 

Eun Sang tersenyum, "Tidak", jawabnya dengan mimik berbeda. 

"Lihatlah tangan ku"

"Tidak lihat". 


"Kenapa aku harus bertanya?", Kim Tan menggandeng tangan Eun Sang. 

"Hei!", Eun Sang berusaha menarik tangannya. Kim Tan menahan, "Aku tidak akan melepaskannya. Terus jalan". 

Mereka jalan bergandengan tangan. Eun Sang bertanya, apa Kim Tan ingat waktu mereka melihat tulisan Hollywood, "Kau bilang itu terlihat dekat, padahal sebenarnya sangat jauh". Kim Tan ingat, kenapa?. 

Bagi Eun Sang, Kim Tan seperti tulisan Hollywood itu. "Kau terlihat sangat dekat. Tapi sebenarnya kau benar-benar jauh. Tapi jika aku memegang tanganmu, aku percaya bahwa kau benar-benar dekat"

"Kemarin kau bertanya, apa kau salah satu hal buruk dalam hidupku?. Tidak, ... kau salah satu yang terbaik. Itu cukup bagiku. Aku bangun dari mimpiku sekarang. Aku harus menjalani hidupku sekarang. Maaf". 

Eun Sang menarik tangannya dari genggaman Kim Tan. Kim Tan meraih kembali tangan Eun Sang. Menggengamnya lebih erat. 

"Aku harus berapa dekat agar kau percaya padaku?. Jangan cuma percaya kalau aku jauh  padahal kau belum mencoba. Cha Eun Sang".

Kim Tan menatap dalam Eun Sang. Eun Sang merasa tersentuh sekaligus sedih dalam waktu bersamaan. 


Eun Sang telah kembali ke perkemahan. Anak-anak mencuci wajah mereka dan menggosok gigi. Ye Sol cerita kalau Kim Tan datang semalam. Bahkan Myung Soo sempat melihatnya. Bo Na terkejut, "Oh. My God. Apakah itu alasannya Rachel tidur di luar tadi malam?". 

"Rachel tidur di luar?. Sepertinya dia benar-benar bertindak seperti tunangannya", sahut Ye Sol. 

"Aku suka kata-kata, " tidur di luar. Ah..Yoo Rachel Sangat menyebalkan". 

Eun Sang yang tahu betul apa yang terjadi semalam, hanya diam saja mendengarkan mereka bercerita. 

Ye Sol menyindir, "Kim Tan itu playboy. Bagaimana dengan Cha Eun Sang?". 

Eun Sang tak peduli, pergi dari sana. Btw..kenapa semalam, Chan Young gak nyariin Eun Sang ya?. Anak-anak lain juga seperti tidak tahu, atau mungkin tidak peduli kalau Eun Sang tidak tidur di tenda semalam.

Bo Na melakukan perawatan wajah dengan alat modern. Ye Sol heran, kenapa Bo Na melakukan hal itu disini. Dengan santai Bo Na berkata tanpa perawatan yang tepat tidak akan ada keindahan. Tanpa keindahan tidak akan ada pacar. Sebuah jawaban bagus yang mambut Ye Sol mendelik kesal. 

Chan Young datang. Bo Na langsung memasang senyum manis. Chan Young minta pada semua peserta untuk berkemas dan bersiaplah jam 8, siap berangkat ke hotel. Kamar akan dibagikan jam 9. Pembicara seminar kepemimpinan hari ini, alumni lulusan Harvard. Dosen Kepemimpinan tingkat Internasional!
Anak-anak bergegas pergi. Hanya Bo Na yang tetap berdiri di depan Chan Young. "Oke! Terima kasih Chan Young!', sahut Bo Na tersenyum manis. 

Chan Young balas tersenyum, "Apa tidurmu nyenyak". 





Para siswa sampai di hotel, masuk keruang seminar. Rachel sudah ada di dalam ruangan. Anak-anak lain langsung berbisik-bisik, membicarakan Rachel. Eun Sang masuk, Rachel menatap tajam padanya. Eun Sang menunduk menghindari tatapan Rachel. Tapi lucunya, dia malah duduk di depan Rachel. 

Tak lama Young Do masuk. Ia terlihat sedikit kikuk, tapi tetap mengambil tempat duduk dekat dengan Eun Sang. 

Bo Na tanya pada Rachel, "Apakah kau benar-benar tidur di hotel ini semalam?". 

Rachel mengiyakan. Ye Sol menyambung, "Dengan Kim Tan?". 

"Mungkinkah begitu?", jawab Rachel menatap tajam Eun Sang. 

Eun Sang menunduk. Young Do melirik Eun Sang, ingin melihat bagaimana reaksi gadis itu.


Direstoran, Kim Tan dan Hyo Shin menikmati sarapan. Anak-anak peserta camping turun ke restoran usai seminar. Mereka kembali bisik-bisik melihat Kim Tan. Eun Sang yang juga melihat Kim Tan, buru-buru menghindar. Menyelinap pergi ke meja buffet, mengambil makanan.

Myung Soo menegur Kim Tan. Young Do melihat tidak suka pada Kim Tan. Young Do juga menyapa Hyo Shin, "Sunbae di sini juga". 


"Ya. Aku menengahi perkelahian cinta", jawab Hyo Shin. Kim Tan memonyongkan bibir kesal. Hyo Shin mengedipkan mata dan tersenyum. 


Hyo Shin menyapa Eun Sang yang lewat di depan meja mereka. Myung Soo melambaikan tangannya. Eun Sang melirik Kim Tan sekilas, lalu menyapa Hyo Shin dengan canggung,

Eun Sang duduk di meja lain, tepat di belakang Kim Tan. Young Do memperhatikan Eun Sang. Kim Tan mengetahui hal itu, untuk menghindari Young Do duduk dengan Eun Sang. Kim Tan mendorong kursi kosong dengan kakinya, "Kau tidak duduk?". 

"Bolehkah", tanya Young Do lalu duduk satu meja dengan Kim Tan. Myung Soo pergi mengambil makanan. 


Rachel datang membawa sarapannya dan duduk semeja dengan Kim Tan, "Aku bangun lebih awal. Tidurmu nyenyak?", tanya Rachel. Kim Tan menjawab pendek, "Ya". 

Bo Na dan Ye Sol muncul. Bo Na menyapa Hyo Shin, "Sunbaenim". Hyo Shin membalas, "Penyiar Lee Bo Na!. Senang bertemu denganmu".

Bo Na tanya apa Hyo Shin benar-benar tidur di hotel ini semalam. Hyo Shin membenarkan, "Dengan, Tan". 



Bo Na bertanya jika Hyo Shin tidur dengan Kim Tan, bagaimana dengan Rachel. Setengah meledek Bo Na berkata ternyata Rachel tidur sendirian semalam, tidak seperti yang ia pikirkan. Ye Sol juga ikut meledek Rachel, "Kau ternyata tidur sendirian. Daebak". 

Rachel seperti kehilangan muka di depan teman-temannya. Kim Tan berkata ia bergadang semalam di lorong, karena Rachel tidak mau membuka pintu kamar. Dia benar-benar tega. Eun Sang bisa mendengar jelas perkataan Kim Tan. Bo Na dan Ye Sol pergi mengambil sarapan.


Kim Tan mengatakan itu, karena ingin melindungi harga diri Rachel. Tapi Young Do menangkap sesuatu yang lain untuk memojokan Kim Tan. Ia berkata Kim Tan benar-benar laki-laki yang sibuk, "Kau punya seseorang yang kau rindukan, dan punya seseorang yang ingin kau tiduri. Apa itu gaya hidup Amerika?". 

Rachel dan Hyo Shin terkejut dan melirik tajam Young Do. Eun Sang juga terkejut di tempat duduknya. Kim Tan menghela napas panjang. Ia berkata telah membuat kesalahan (karena menyuruh Young Do duduk dengannya). "Kau yang berdiri Atau aku yang berdiri?". 

Tak ingin terlibat dan mendengar pertengkaran lagi. Eun Sang beranjak pergi dari tempat duduknya. Young Do melihatnya dan berkata biar ia saja yang berdiri, "Kita tidak akan bisa makan bersama dalam satu meja". 

Young Do berdiri, menyusul Eun Sang keluar yang jalan melewati area kolam. Young Do berdiri di depan Eun Sang menghalangi jalannya. Eun Sang berusaha menghindar, tapi Young Do terus memblokir jalan. 

Dari tempat duduknya, Kim Tan terus mengamati keduanya dengan tatapan kesal. Tak hanya Kim Tan yang kesal. Rachel ikut kesal, "Tidakkah kau ingat apa yang kukatakan semalam?. Berhenti menatapnya".

Kim Tan tidak menghiraukan perkataan Rachel. Tetap menatap keluar, melihat apa yang akan Young Do lakukan kali ini pada Eun Sang.

Eun Sang menatap kesal Young Do, lalu jalan melewatinya. Young Do menarik tangan Eun Sang. Tarikan yang mendadak itu membuat Eun Sang kehilangan keseimbangan. Jika saja Young Do tidak menahannya, dia sudah pasti tercebur ke dalam kolam.

Eun Sang terkejut. Posisi yang membuat wajah keduanya dekat. Sesaat mereka berpandangan. Young Do tersenyum, Eun Sang merasa aneh dengan senyum Young Do. karena setelah itu, Young Do dengan sengaja melepas tangannya. Menceburkan Eun Sang ke kolam. 

Kim Tan sontak bangkit dari duduknya, sampai-sampai kursinya terhempas ke belakang. Ia memperingatkan jangan sampai ada yang menyusul keluar. "Aku bilang jangan ada yang keluar!". 

Rachel hendak berdiri, tapi tidak jadi. Kim Tan benar-benar terlihat marah. Membuat kekesalan Rachel semakin bertambah. 


Eun Sang basah kuyup dan berdiri di dalam kolam. Young Do jongkok di pinggir kolam. Dengan santainya ia minta maaf karena tangannya licin. Eun Sang marah dan menghardik Young Do, "Apa kau harus melakukan ini?. Inikah apa yang kau bilang tulus?"

"Tidak. Yang baru saja kulakukan padamu adalah apa yang akan Kim Tan lakukan padamu. Dia akan berpura-pura memegang tanganmu, tapi akhirnya dia akan melepaskannya. Jadi lepaskan dia sebelum dia yang melepasmu. Pergi dan menjauhlah darinya. Aku mengatakan ini demi kebaikan kamu", ujar Young Do. 

"Terima kasih untuk nasehatnya. Tapi aku sudah tahu itu. Dan satu hal lagi. Aku akan membunuhmu. Aku serius". 

"Kau serius?", Young tertawa mengejek. "Aku bisa mati di tanganmu?". 


Kim Tan datang dan langsung menendang Young Do hingga tercebur kolam. (hahaha..mirip botol nyemplung ke air). Semua anak-anak menyaksikan dari jendela. 

"Maaf. Kakiku tergelincir", ujar Kim Tan. (Hahaha...Kim Tan suka main tendang dech...Mungkin dulu cita-citanya pengen jadi pemain sepak bola...Ups..itu kan cita-citanya Min Ho)

Young Do malah tertawa, "Itu bisa terjadi. Tapi rasanya tidak buruk juga. Aku merasa menang".

Kim Tan jongkok dan mengulurkan tangannya pada Eun Sang, "Naiklah". Eun Sang bergerak ingin menyambut uluran tangan Kim Tan. Tapi Young Do naik lebih dulu ke atas kolam. 
"Apa yang kau lakukan? Apakah kau ingin membuat Cha Eun Sang menjadi simpanan seperti seseorang?", sindir Young Do.

Kim Tan kehilangan kesabaran, menarik kerah baju Young Do, "Tutup mulutmu. Apa kau bisa mengatasinya akibatnya?".

Young Do balas menarik kerah baju Kim Tan, "Aku tanya padamu. Bisakah kau menyelesaikan masalah pertunanganmu?". 

Eun Sang memenjamkan mata, tampak putus asa. Lagi-lagi kedua pria itu bersitegang.

Hyo Shin datang memisahkan mereka, "Kalian sudah gila? Lepaskan, dasar bodoh!. Orang bodoh seperti kalian selalu berkelahi. Kalian pikir, kalian bisa melakukan apa pun sesuka hati karena kalian punya orang tua yang kaya?. Hah?". 

Great job sunbaenim...

Chan Young dan Bo Na menyusul. Chan Young membawa handuk dan mengulurkan tangannya pada Eun Sang. "

Cepat-cepat Bo Na menepis tangan Chan Young, dan mengulurkan tangannya. "Jangan pegang tangan Chan Young! Pegang tanganku!". 

Eun Sang tersenyum geli, dan meraih tangan Bo Na. 

Dengan nada lebih pelan, Hyo Shin menyuruh Kim Tan kembali ke kamar. Hyo Shin lalu melempar handuk ke Young Do. Young Do meledek suara Hyo Shin terdengar jauh lebih baik saat sedang memaki. 

Hyo Shin geram, "Kau...Kau melakukan ini sekali lagi".

(Young Do pernah mengatakan perkataan itu sebelumnya saat di kamar hotel Zeus. Ketika Hyo Shin meminjam kamar mandi untuk muntah). 

Kim Tan tak beranjak dari tempatnya, menatap tajam Young Do. Young Do balas menatap dengan gaya mengejek. 
Hyo Shin membentak Kim Tan, "Kau tidak mau kembali ke kamarmu?. Kau tidak peduli lagi siapa senior di sini?". 

Kim Tan berbalik pergi ke kamarnya. Eun Sang menatapnya dengan sedih. 


Young Do menaruh handuk di kepala Eun Sang, "Dingin. Jangan sampai kau terkena flu", (Hah...serius, mmangnya tadi yang nyeburin Eun Sang ke kolam, itu siapa?). 

Young Do menepuk pundak Eun Sang pelan, lalu pergi. Eun Sang bengong tak percaya. Yang pasti ia kesal. Barusan tadi jahat, sekarang menunjukan perhatian.

Bo Na ikut kesal melihat sikap Young Do yang aneh. "Dasar anak kecil", gerutunya nyaring. 

"Hei, jangan dengarkan dia. Sakit flu saja", seru Bo Na pada Eun Sang. 

Eun Sang dan Chan Young mau tak mau tersenyum geli. 


Hyo Shin dan Kim Tan dalam perjalanan pulang ke Seoul. Kim Tan terus diam, seperti memikirkan sesuatu. Hyo Shin berkata bukan Kim Tan satu-satunya orang yang sedang berkencan, "Hanya pecundang yang membesarkan masalah seperti itu". 

"Menyetir saja", sergah Kim Tan kesal. 

"Diam!. Apa kau ingin pulang jalan kaki?", gertak Hyo Shin. 

Kim Tan berdehem. Speechless digertak seperti itu. Hyo Shin tersenyum geli. 

Senyum Hyo Shin itu seakan lenyap begitu tiba dirumah. Ada ibunya menunggu di ruang tamu, siap memarahi Hyo Shin. Hyo Shin meminta maaf karena sudah bermalam di luar. Bagi ibu Hyo Shin bukan itu masalahnya. 

"Kau tidak pergi wawancara penerimaan universitas?. Apa kau gila?', tanya ibu Hyo Shin. 

"Aku tidak pernah bilang mau pergi. Dan yang lebih mengejutkan lagi, kalau aku tidur di luar bukanlah masalah", ujar Hyo Shin tenang meski bernada kecewa. 

"Apa kau bilang?", ibu Hyo Shin makin meradang. 

Hyo Shin tersenyum getir, "Seharusnya Ibu yang pergi kalau Ibu yang mendaftar. Kurasa aku sudah bilang pada Ibu kalau aku tidak tertarik kuliah jurusan hukum". 

Hyo Shin hendak pergi ke kamarnya. Ibu Hyo Shin membentak, "Kenapa kau seperti ini?".
Hyo Shin berguncang, matanya berkaca-kaca, "Akhirnya Ibu bertanya kenapa aku begini. Ibu tidak pernah bertanya. Alasan aku kenapa tidak ingin masuk jurusan hukum. Kenapa aku membeli pil tidur. Kenapa aku meminumnya. Ibu ingin mendengar jawabannya?. Aku siap memberitahu Ibu". 

"Nanti", jawab Ibu Hyo Shin. "Setelah kau selesai ujian. Kembali ke kamarmu". 

(Kenapa harus nanti. Bagaiman jika sebelum itu terjadi sesuatu hal yang buruk pada Hyo Shin. Apa sebagai orang tua dia tidak akan menyesal?..)

Ibu Hyo Shin bersikap tidak peduli. Berbalik membelakangi Hyo Shin dan meraih ponselnya. Hyo Shin tampak terluka dan tidak percaya. 
Ibu Hyo Shin menelpon Ny. Ji Sung. Ia ingin bertemu dengannya besok. Sepertinya, ibu Hyo Shin ingin menyampaikan alasan kenapa Hyo Shin tidak bisa mengikuti wawancara hari ini. 





Ny. Ji Sung masuk ke rumah keluarga Kim, ketika menerima telpon dari ibu Hyo Shin. Ia berkata sudah mengetahui apa yang terjadi, dan berjanji akan menelpon lagi besok. Ny. Ji Sung berkata ada urusan penting sekarang, dan memutus telepon. 

"Dimana dia?. Dimana wanita itu?", Ny. Ji Sung teriak memanggil Ny. Han. 

Seperti biasa Hee Nam menggunakan notesnya untuk menjawab pertanyaan lawan bicara. Ia membalik-balik lembaran notes mencari halaman kosong. Ny. Ji Sung sekilas melihat namanya ada di tulisan notes Hee Nam. Ia minta Hee Nam untuk menyerahkan notes itu. 
Hee Nam tampak panik, segera menyembunyikan notes dibalik badannya. Ny. Han keluar dari kamar. Berdiri tepat di depan Hee Nam, "Kenapa kau kemari lagi?". 

Ny. Ji Sung maju selangkah, dengan nada tinggi, dia minta Hee Nam untuk menyerahkan notesnya. Ny. Han mulanya tak mengerti, lalu menoleh ke Hee Nam. 

Hee Nam menggeleng setengah takut. Pandangan Ny. Han lalu tertuju pada notes yang ada di berada di balik badan Hee Nam. Ny. Han ingat pernah melihat tulisan Hee Nam yang mengetahui rencananya untuk memata-matai Ny. Ji Sung. 

Ny. Han panik, langsung melindungi Hee Nam. Sekaligus melindungi rahasianya sendiri. 

"Apa yang kau lakukan pada Ahjuma?. Dia punya hak asasi sebagai manusia!", ucap Ny. Han

"Berikan padaku", teriak Ny. Ji Sung berusaha merebut note. Ny. Han dangan sigap menghalau rivalnya itu. 
"Bicara padaku! Jangan ganggu Ahjumaku!. Ahjuma lari!". 


Ny. Han menahan Ny. Ji Sung. Hee Nam buru-buru lari, menyobek barang bukti lalu memasukannya ke mulut...hahaha...lucunya ahjuma ini. 

Ny. Ji Sung menepis tangan Ny. Han, ia  memang ingin bicara. Ia tahu Ny. Han menyewa seseorang untuk memata-matainya, "Apa kau gila?. Apa kau sudah tidak waras?". 

"Hah!", Ny. Han terkejut melonggo. Ketahuan dech....
Tapi hanya sesaat, meski terbata Ny. Han tanya, "Bagaimana kau tahu itu aku?. Apa kau punya buktinya?". 

"Kalau begitu, kau seharusnya memakai ponsel sekali buang. Kau wanita gila!. Kau kira mereka mengambil foto itu untuk dijual padamu?. Ketika aku membayar mereka dua kali lipat?. Kau sudah sangat membuatku marah meski kau tak banyak tingkah. Dan sekarang kau melakukan itu. Beraninya kau mengacau denganku?!". 
"Karena itu, berhentilah menghabiskan waktu kita, dan memperjelas regestri kartu keluarga!". (Dengan kata lain, Ny. Han menyuruh Ny. Ji Sung untuk mundur dan bercerai dengan presdir Kim". 

Ny. Ji Sung berang, "Kartu keluarga!. Kau masih tidak mengerti tempatmu disini. Tunggu saja. Aku akan menunjukkan betapa rendahnya dirimu itu". Ny. pergi. 
"Silahkan saja", cibir Ny. Han.  Lalu teriak memanggil Hee Nam. 
Majikan dan pelayan kini duduk berhadapan di meja makan. 
"Bukunya", pinta Ny. Han

Hee Nam menaruh sekotak penuh notes miliknya ke atas meja. Ny. Han terkejut melihat notes sebanyak itu. Mungkin dikiranya hanya satu atau dua notes saja. Ternyata... Ny. Han menawar 10.000 won perhalaman. Hee Nam menggeleng dan mengacungkan 3 jarinya. 

Ny. Han syok, "Tiga?. Banyak sekali buku di sini. Apa kau akan membeli rumah dengan uang itu?". 

Tak ada kata deal, maka Hee Nam pun menarik kotaknya. Ny. Han dengan cepat menahan. 

"Kalau begitu 2 ... Dua ribu Won. 2,000 perhalaman. Oke?", tawar Ny. Han kemudian.

Hee Nam tersenyum menang dan menyerahkan kotaknya pada Ny. Han. Hahaha...Ya ampun Ahjuma satu ini...selalu saja bisa mengalahkan majikannya. 

Jeguk High School. Teman Ye Sol membaca artikel tentang rencana pernikahan ayah Young Do dan ibu Rachel. Jika pernikahan itu terjadi, maka Rachel dan Young Do akan menjadi saudara. Mereka berkomentar negatif. Setengah mengejek Ye Sol berkata lucu sekali. Begitulah keluarga modern. 

Anak-anak itu langsung diam, saat Rachel jalan melewati mereka. Rachel berusaha untuk menutup telinga. Seolah tak mendengar orang-orang yang tengah bergunjing tentang keluarganya. Meski wajahnya terlihat sangat marah.
Rachel pergi ke ruang loker. Letak lokernya dekat dengan milik Young Do. Rachel terlalu kesal hingga tak menyadari ada Young Do di dekatnya. Beda dengan Rachel, Young Do masih bisa bercanda disaat seperti ini. 

"Pagi yang indah, Sister", sapa Young Do.

Rachel menutup pintu lokernya dengan keras. Ia berkata sepertinya suasana hati Young Do sedang baik. Young Do berkata pada umumnya, saat orang asing menjadi kakak adik. Maka cinta pun akan bersemi. 
"Itu bisa menjadi cara yang terbaik untuk membatalkan pernikahan ini. Tidak terlalu terlambat untuk melakukan ini, bukan?', tanya Rachel. 

"Sudah terlambat. Saat ini, aku sudah menyukai seseorang", jawab Young Do. 

"Mungkinkah kau...."

"Bersiaplah. Ini akan jadi hari yang berat. Hubungi Oppa'mu ini bila terjadi sesuatu". 

Sedetik kemudian anak-anak lain menghampiri mereka. Ye Sol dan 2 teman-nya, juga 2 antek Young Do. Mereka berkata telah membaca berita, dan mengucapkan selamat atas rencana pernikahan orang tua Young Do dan Rachel. 
Anak-anak itu mengatakan saham Zeus Hotel dan RS International melejit naik akibat pemberitaan. Tentu saja itu karena merger dan akuisisi antara RS International dan Hotel Zeus. Mereka juga menyinggung jarak perbedaan kekayaan mereka yang semakin jauh sekali di bandingkan Rachel dan Young Do. 
Wajah Young Do dan Rachel keruh mendengar ucapan selamat dari anak-anak itu. Calon adik kakak ini tahu dengan pasti, ucapan itu tidak tulus dari dalam hati. Lebih tepatnya, itu hanya sindiran yang menegaskan pernikahan orang tua Rachel dan Young Do bukan berdasarkan cinta, tapi asas saling menguntungkan dan memupuk kekayaan.

Eun Sang mendengarkan dari jauh. Young Do menoleh ke samping, dan melihat Eun Sang berdiri di depan lokernya. Sesaat mereka bertatapan, sebelum akhirnya Eun Sang menunduk.

Bo Na datang, lokernya berada di dekat loker Eun Sang. Ia berkomentar anak-anak itu sungguh munafik. Mereka mengolok-olok, di belakang. Tapi sekarang memuji-muji dan memberi ucapan selamat. Eun Sang berkata mereka hanya berusaha menjadi teman yang baik. Mungkin saja ucapan mereka itu benar-benar tulus.

"Tidak ada yang namanya teman di sekolah ini. Yang ada hanyalah koneksi", ujar Bo Na. 

Tak tahan lagi. Rachel pergi dari sana, melewati loker Eun Sang. Wajah Rachel semakin suram. Eun Sang melihat dengan tatapan prihatin.


Di dalam tadi, Rachel memang berusaha terlihat kuat. Tapi saat sendirian Rachel terlihat rapuh. Ia berusaha menahan air matanya, terlihat seperti ingin menangis. Kim Tan datang menghampiri, "Perasaanmu lebih baik?". 
"Bukannya kau lebih suka aku tidak baik?. Jujur saja, kau senang bila aku keadaan ku kacau, 'kan?", sahut Rachel berusaha terlihat kuat. 

Kim Tan berkata berita ini akan berakhir dalam 2 hari. Jangan Khawtair. Rachel menyuruh Kim Tan berhenti mengkhawatirkan hal itu, Sekarang kau mau bersikap seperti seorang tunangan?". 

"Aku bersikap sebagai seorang teman", jawab Kim Tan.
"Kau yang terburuk. Kau bahkan tak mencoba berpura-pura!". (Bepura-pura bersikap sebagai tunangan yang baik).

"Kau bahkan tidak tahu bagaimana melampiaskan kemarahanmu. Berhentilah bersikap seperti orang dewasa"
Tak tahan lagi, Rachel menangis terisak-isak. Kim Tan menepuk pelan pundak Rachel. 

Eun Sang melihat mereka dari lantai atas. Eun Sang tidak cemburu, tapi merasa prihatin. 


Young Do muncul, "Apa kau cemburu?. Aku bisa memelukmu sebagai gantinya", ujar Young Do dengan nada meledek seperti biasa. 

"Kau baik-baik saja", tanya Eun Sang dengan wajah prihatin. Tidak marah seperti biasa.

Perlahan senyum Young Do lenyap, ia tanya tentang apa. Eun Sang berkata tentang berita pernikahan itu, yang juga berkaitan dengan Young Do, "Kuharap kau baik-baik saja. Setelah kupikir-pikir, kau juga masih 18 tahun".  
Young Do tersentuh, seakan bisa merasakan ketulusan dalam ucapan Eun Sang.


Kim Tan yang masih menenangkan Rachel, mendongak ke atas dan melihat mereka. Kim Tan fokus memperhatikan ekspresi Young Do.
Eun Sang berkata akan menunda waktu untuk membunuh Young Do. Lalu pergi meninggalkan Young Do yang tertegun. Mungkin ini pertama kalinya, ada seseorang yang memperhatikan dirinya.
Kim Tan melihat Eun Sang pergi. Tidak ada kemarahan di wajahnya. Biasanya kan Kim Tan selalu marah jika Young Do mendekati Eun Sang.

Lanjut ke sinopsis The Heirs Episode 11 Part 2 


Komentar : 
Kita melihat sisi lain dari seorang Yoo Rachel. Gadis cantik, percaya diri, angkuh dan cerdas ini ternyata mempunyai sisi lemah juga. Dari episode 1-10, Rachel tidak pernah menunjukan ekspresi selain wajah jutek. Ia pernah tersenyum, meski hanya tersenyum tipis. Dan itu pun saat bersama Hyo Shin dan Kim Won. Pernahkah Rachel tersenyum tulus di depan Kim Tan?.

Sepertinya tidak...bagaimana bisa Rachel tersenyum di depan Kim Tan. Jika Kim Tan sendiri tidak pernah menganggapnya sebagai seorang tunangan. Terkadang sedih juga melihat Rachel, kasihan. Terbayang bagaimana sakit hati Rachel tiap kali Kim Tan bersikap acuh padanya.

Rachel tahu secara pasti, status pertunangannya dengan Kim Tan bukan atas saling suka. Tapi lebih ke penggabungan perusahaan. Kasarnya, Rachel hanya alat yang digunakan ibunya untuk merger dan akusisi. Tapi saya yakin, sebenarnya Rachel juga menyukai tunangannya itu. Meski dia tidak menujukkan secara langsung.

Kabar pernikahan ibunya, dan sindiran dari teman-teman sekolah. Membuat pertahanan Rachel jebol. Ia tetap berusaha terlihat kuat di depan orang lain. Tapi, kali ini air matanya pun mengalir karena tak sanggup lagi menahan rasa sesak di dadanya. Cukup melegakan melihat Kim Tan ada di samping Rachel. Menepuk pundaknya pelan, dan bersikap menenangkan. Itulah bentuk perhatian dari seorang teman yang bisa Kim Tan berikan. 

Satu lagi, Hyo Shin. Selama ini Hyo Shin sering tersenyum, tenang dan sering menanggapi perkataan lawan bicaranya dengan nada gurauan. Tapi melihat matanya yang berkaca-kaca saat bicara dengan ibunya itu sungguh menyakitkan. Bagaimana rasanya, mempunyai orang tua yang bahkan tidak peduli sama sekali dengan keinginan anaknya. Dan hal itu dialami Hyo Shin. Poor Hyo Shin...

Hyo Shin melakukan percobaan bunuh diri itu setahun yang lalu. OMG..setahun itu bukan waktu yang sebentar, bagaimana mungkin ibu Hyo Shin sama sekali tidak pernah menanyakan alasan kenapa putranya sampai berbuat nekad menegak pil-pil tidur itu. Apa susahnya bertanya? Segitu sibuknya kah dia hingga tak bisa menanyakan hal mudah seperti itu?.  

Miris rasanya melihat kehidupan para calon pewaris ini. Kenapa para orang tua mereka seakan tak peduli pada keinginan anak-anaknya. Para orang tua ini menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Memutuskan sesuatu dari sudut pandang mereka. Tanpa menyadari apa yang dianggap terbaik bagi orang tua belum tentu yang dinginkan oleh anak.

6 comments:

  1. asyiiikk, akhirnya muncul jg ..lanjutkan nuri..thx

    ReplyDelete
  2. aku masih di sini, tetap setia menunggu sinopsis nya nuri..

    ReplyDelete
  3. Wuihh makin seru.......tetep semangat Ÿå°˚ kak bikin sinopnya.....kutunggu........

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. tq oennie nuri..
    iya saya juga kadang berpikir, apa iya di korea kehidupan orang2 kayanya beneran seperti itu yah.. menikahkan anaknya hanya untuk kepentingan bisnis semata.. omg.

    ReplyDelete
  6. Memang banyak kok org korea yg kehidupannya cuman mentingin bisnis,, dunia dunia dan dunia sampai mreka lupa yg namanya bahagia.. ingat kasus bunuh diri disana jg bnyak mirip kayak di jepang.. aq pernah baca artikel bhwa mantan istri pemilik samsung pun memilih berpisah dgn suaminya yg kaya raya itu meski dy cinta, krna tdk tahan dg kehidupan kls atas yg super lux... itulah mengapa bahagia tu nggak bisa diukur dr kekayaan saja...

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)