Pages - Menu

Tuesday, February 03, 2015

Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 4 Part 2

Note : Pic menyusul

Ri Jin menerima telpon dari Sek. Ahn yang bertanya apakah Ri Jin saat ini sedang bersama Do Hyun. Ri Jin menjawab tidak, mereka memang bertemu kemarin, tapi dia langsung pergi tanpa sempat berpamitan. Ri Jin ingat kejadian kemarin, saat Do Hyun kesakitan memegangi kepalanya.

Mengingat itu membuat Ri Jin khawatir, apa mungkin terjadi sesuatu pada Do Hyun. Sek. Ahn berkata setelah pergi ke rumah sakit menemui Ri Jin, Do Hyun tidak lagi bisa di hubungi sejak kemarin. Ri Jin berkesimpulan jadi Do Hyun menghilang. Sek. Ahn belum bisa memastikan, ia minta Ri Jin segera menghubunginya jika Do Hyun menelpon. 

Sek. Ahn menutup telpon, saat berbalik ia dibuat kaget dengan kehadiran Ki Joon yang sudah ada di ruangan Do Hyun, berdiri tepat di belakangnya. Entah Ki Joon sempat mendengar pembicaraan Sek. Ahn di telpon atau tidak. Sek. Ahn bertanya kapan Ki Joon datang. Ki Joon berkata ingin membicarakan sesuatu dengan Do Hyun sebelum rapat, tapi Do Hyun malah tidak masuk kerja.

Sek. Ahn berusaha menutupi, terpaksa ia berbohong dengan bilang saat ini Do Hyun sedang rapat dengan Hwamoo Media, sepertinya rapatnya masih lama. Jika ada masalah penting yang ingin Ki Joon bicarakan, Sek. Ahn menawarkan diri menghubungi Do Hyun. Ki Joon tak menjawab lalu pergi begitu saja. Sek. Ahn menghela napas.

Di luar ruangan Ki Joon berguman, "Absen tanpa ijin. Bocah ini, dia membuatku khawatir saat aku sendiri sedang sibuk". Ponsel Ki Joon berdering, dari tuan Cha Young Pyo.

Ki Joon dan ayanya bertemu di sebuah restoran. Sembari minum teh, tuan Cha Young Pyo bertanya kabar Do Hyun, apa dia bisa bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya. Ki Joon protes, "Kenapa ayah malah membicarakan anak orang setelah mengajak anak ayah yang sibuk untuk bertemu. Membuatku cemburu saja".

Tuan Young Pyo berkata kesan yang di tinggalkan Do Hyun di rapat dewan direksi tidaklah buruk, dia berhasil meninggalkan kesan yang baik pada mereka.  Para direktur yang dulu melayani kakek Ki Joon menjadi tertarik pada Do Hyun begitu pula dengan direktur lain yang semula tidak yakin pada Do Hyun, menjadi tertarik padanya.

Ki Joon tak heran dan menilai pidato Do Hyun di rapat tempo hari memang terdengar dramatis. Tuan Young Pyo khawatir jika pertarungan ini akan menjadi pertempuran tanpa senjata, dalam pertemuan pemegang saham tiga bulan ke depan. Ki Joon mengungkit perihal ayahnya yang juga mencalonkan diri menjadi presdir Seung Jin Group.

"Aku telah menyiapkan diri dalam pertarungan ini selama 20 tahun. Memikirkan kakekmu, yang haknya di rebut secara tidak adil, membuatku berpikir untuk mengambil alih seluruh Seung Jin Group. Kau dan Do Hyun akan selalu ada dalam pertemuran yang sama, selama kalian hidup". 

"Jangan khawatir. Ayah juga tahu bahwa aku tidak suka kalah", ucap Ki Joo yakin.

"Jangan meremehkannya. Do Hyun masih keturunan Cha Geon Hoo. Darah itu, yang bisa mengkhianati adiknya saat dia tidak membutuhkannya, takkan lari kemana-mana", ucap tuan Young Pyo geram.

(Apa mungkin Ki Joon dan Cha Hyun memiliki kakek yang berbeda?).

Ki Joon tersenyum, kalau begitu perlukan ia menyiapkan senjata. Tuan Young Pyo setuju, akan lebih baik jika Ki Joon menyiapkan senjata sebelum berperang, "Kau punya sesuatu untuk melawannya?".
Ki Joon tidak yakin. Tampaknya ia punya. Tapi untuk mengetahuinya ia harus memastikannya terlebih dahulu. Barulah setelah itu, ia memikirkan cara untuk menggunakan senjata yang ia miliki. 

Ri Jin menyalahakan dirinya sendiri atas hilangnya Do Hyun. Seharusnya ia menahan Do Hyun tidak peduli apapun, seharusnya ia tidak meninggalkan Do Hyun. Dr. Seok bertanya bagaimana kondisi Do Hyun sebelum Ri Jin meninggalkannya. Ri Jin menjawab semuanya baik-baik saja sebelum nama Se Gi di sebut. 

"Se Gi?. Apa itu Shin Se Gi".

"Ya. Do Hyun bertanya apa terjadi sesuatu antara aku dan Se Gi. Aku bilang tidak ada, lalu dia bertanya apakah Se Gi meminta bantuanku sebagai dokter". 

Dr. Seok ingat ancaman Se Gi yang menyuruhnya membuat Do Hyun tertidur selamanya. Dr. Seok tanya pada Ri Jin apa Se Gi pernah meminta hal seperti itu?. Ri Jin menggeleng, "Tidak. Sebelumnya Se Gi bahkan tidak tahu kalau aku ini seorang dokter. Hal itu  juga yang ku katakan pada Do Hyun".

Ri Jin menceritakan setelah ia mengatakan itu, Do Hyun tertegun menatap ke suatu tempat seperti berhalusinasi melihat sesuatu. Ri Jin merasa hal ini aneh, delusi atau halusinasi biasa di alami pasien Schizophernia, tapi tidak dengan pasien D. I. D (kepibadian ganda).

"Jika dugaanku benar, mungkinkah itu Co-Consciousness", kata Dr. Seok tegang. 

*Co-Consciousness : Situasi dimana Kepribadian utama tetap sadar, kepribadian lain memunculkan diri.

Ri Jin mengingat ekpresi Do Hyun yang terpaku menatap cermin. Dari ekspresi itu menunjukan apa yang di duga Dr. Seok memang benar adanya. Ri Jin cemas, apakah gejala-gejala itu pernah muncul pada Do Hyun sebelumnya. Dr. Seok menjawab selama ia merawat Do Hyun, hal itu tidak pernah terjadi.

"Lalu kenapa gejala itu tiba-tiba muncul?", tanya Ri Jin

"Kalau kepribadian itu lebih kuat setelah co-consciousness, kepribadiannya akan muncul disaat yang sama seperti pemiliknya. Berita buruknya, bisa mengendalikan seluruh tindakan dan kesadarannya". 

"Maksud dokter, kepribadian lain bisa menyingkirkan kepribadian pemilik aslinya?. Jika begitu, Do Hyun benar-benar berada dalam bahaya"

Dr. Seok minta Ri Jin tenang, mereka tidak bisa menyebut gejala Co-Consciousness sebagai sesuatu yang berbahaya, kadang kemunculan itu membantu menyembuhkan kepribadian yang lainnya. Mereka tidak bisa menyimpulkan apapun sebelum mendengar langsung dari orang yang bersangkutan.

Namun Dr. Seok mulai yakin, kepribadian-kepribadian lain yang muncul dalam diri Do Hyun di pengaruhi oleh sesuatu, "Karenanya perang antara pemilik asli dan kepribadian lainnya telah di mulai". 

Ri Jin duduk di tempat ia bicara dengan Do Hyun kemarin. Ri Jin teringat permintaan Do Hyun yang menyuruhnya lari menjauh. Ri Jin ingat saat Do Hyun merasakan sakit di kepalanya dan penolakan Do Hyun yang tidak membutuhkan teman. 

Ri Jin menghela napas, jelas sekali mengkhawtirkan Do Hyun. Ri Jin mengambil ponselnya di saku jas dan menelpon Do Hyun. Panggilan Do Hyun tersambung ke kotak suara. Ri Jin meninggalkan pesan.

"Cha Do Hyun, ini Oh Ri Jin. Cha Do Hyun. Ini Oh Ri Jin. Dengarkan dengan bai apa yang ingin kusampaikan.  Apapun keadaanmu, siapapun yang bersamamu, kau jangan pernah sampai kehilangan kesadaran. Kau tidak boleh membiarkan kesadaranmu direnggut oleh siapapun. Mengerti?. Kau tidak boleh dipengaruhi oleh apapun dan bertahanlah".

Saat Do Hyun membuka mata, ia mendapati dirinya berada di ruangan gelap, ruangan yang sama dimana Do Hyun kecil di kurung. Do Hyun kaget dan melempar boneka beruang yang ia peluk. Kilasan masa kecil Do Hyun datang silih berganti. Seakan semua mainan yang ada di dekatnya menjadi benda-benda menakutkan.

Do Hyun semakin ketakutan melihat pintu terbuka, mengira seseorang itu akan berbuat jahat padanya. Apa yang dirasakan Do Hyun saat ini sama seperti yang di rasakan Do Hyun saat kecil. 

Pintu terbuka, "Wakil direktur", panggil salah satu pelayan keluarga Seung Jin. Kita bisa melihat sekarang, ruangan gelap itu adalah gudang anggur keluarga Seung Jin.  Pelayan keluarga Seung Jin heran apa yang Do Hyun lakukan disini?.

Do Hyun tak menjawab, ketika hendak mengambil jasnya, Do Hyun melihat gambar boneka beruang dan tulisan dibawahnya, "I'm Nana". Do Hyun terguncang, menyadari kepribadian lain muncul di dalam dirinya. (kepribadian baru yang belum pernah muncul sebelumnya).

Do Hyun masuk keruang tamu, pelayan keluarga Seung Jin memberitahu Ny. Yoon  sedang makan bersama Ny. Shin dan Ny. Seo. Pelayan menyarankan pada Do Hyun untuk menyapa mereka, tapi melihat penampilan Do Hyun yang kusut, pelayan menganjurkan sebaiknya Do Hyun mandi lebih dulu. 

Dari tempatnya berdiri, Do Hyun bisa mendengar percakapan Ny. Shin, Ny. Yoon dan Ny. Seo di ruang makan. 

Ny. Yoon mengadukan kelakukan Ny. Shin yang menjabak rambutnya tempo hari, jujur ia sudah tidak tahan lagi. Ny. Yoon tidak tahu romur apa yang di dengar Ny. Seo hingga mengundangnya kemari, tapi yang jelas bukan ia yang memulai pertengkaran di lapangan golf. 

Ny. Shin tertawa kesal dan mengakui memang benar ia yang mengikuti Ny. Yoon dan menjabaknya rambutnya. Ny. Seo membela Ny. Yoon, bukankah Ny. Yoon tahu orang seperti apa Ny. Shin itu, seharusnya Ny. Yoon menghindari situasi semacam itu agar tidak terlibat masalah. 

"Ibu pikir aku tidak melakukannya?. Dia yang mengikutiku", sahut Ny. Yoon 

"Kakak ipar, kenapa kau tidak mengaku saja!. Kau pikir aku mengikutimu karena aku ingin?". 

Ny. Yoon sama sekali tidak menganggap Ny. Shin ada meja makan. Tidak memandang ataupun bicara langsung pada Ny. Shin. Ny. Yoon hanya menyindir dan menyampaikan keluhannya pada Ny. Seo.

"Dia berteriak sewaktu memanggil seseorang di Lapangan, seperti seseorang yang tidak punya sopan santun. Jika aku membalikan badan karena aku malu, seharusnya dia berpura-pura tidak melihatku. Bagaimana bisa kau menghindar dari orang yang mengikutiku dan menjambak rambutku?".

"Kau, keterlaluan! Hei!. Kau yang pergi begitu saja?. Kau yang mengabaikan aku! Kasar sekali, perempuan hina!",bela Ny. Shin

"Kau lihat kan, ibu?. Wanita seperti apa dia. Bagaimana aku bisa menahannnya?", Ny. Yoon memojokan Ny. Shin.

"Wanita itu benar-benar", Ny. Shin yang tengah emosi tanpa pikir panjang menyiram wajah Ny. Yoon dengan segelas red wine. 

"Apa yang kau lakukan?", bentak Ny. Seo melotot marah.

Ny. Shin mengatai karakter Ny. Yoon sangat busuk. Selalu iri dan tidak bisa melihat orang lain berada diatasnya. JIka ada orang lain yang berada di atasnya, maka Ny. Yoon akan menyeret orang itu untuk jatuh di bawahnya. 

"Setelah Min Seo Yoon yang tidak pernah bisa kau kalahkan meninggal, kau merasa lega. Dan kenapa sekarang kau merasa tidak bisa makan dengan tenang karena aku. Kau ingin menjatuhkanku?". 

Ny. Seo menampilkan ekspresi berbeda begitu mendengar nama menantunya, Min Seo Yoon di sebut. Ny. Yoon sama sekali tidak mengubris Ny. Shin, ia justru mengadu pada Ny. Seo, "Ibu. Ada apa dengan wanita ini?"

"Dia punya rabies", kata Ny. Seo, "Jangan menjadi seperti dia hanya karena kau sudah tergigit. Kau harus berhenti sekarang"

Ny. Yoon mengeringkan wajahnya dengan sapu tangan, "Aku tidak mengerti. Bagaimana bisa ibu membiarkan wanita seperti ini berada di rumah kita. Apa karena dia punya anak laki-laki?. Secara hukum Do Hyun bukanlah anaknya. Meskipun demi Do Hyun, ini tetap tidak benar". 

(Di dalam kartu keluarga, Do Hyun terdaftar sebagai anak Cha Joon Pyo dan Min Seo Yoon).  

Ny. Shin teriak marah, "Beraninya kau membicarakan putraku seperti itu?. Aku yang melahirkan dia. kenapa kau terus menyebut dia putranya Min Seo Yeon?". 

"Kenapa kau terus mengungkit orang mati?, Jangan membangunkan orang yang ada di surga", bentak Ny. Seo

Ny. Seo berdiri. Ny. Shin dan Ny. Yoon ikut berdiri. Ny. Seo menyuruh Ny. Shin mengemasi barang-barangnya dan segera angkat kaki dari rumah ini, "Sekalian, ajak putramu untuk pergi". 


Ny. Shin terpaku, tak percaya kalau Ny. Seo baru saja mengusirnya. Ny. Shin ingat saat menengok tuan Joon Pyo yang tidak sadarkan diri. 

Flashback. 

Meski mengetahui tuan Joon Pyo sedang koma, Ny. Shin tetap mengajak suaminya itu bicara, "Aku tahu. Sebelum nenek tua itu meninggal, dia takkan pernah memberikan Grup Seung Jin pada Do Hyun. Dia hanya mengikatnya seperti penggembala, dan menyuruhnya mengurus rumah sampai kau sadar. Daripada kau, putra nenek tua itu, putraku, Do Hyun, yang akan menjadi pemilik Grup Seung Jin.
Ny. Shin menarik napas, dengan nada tercekat ia melanjutkan kalimatnya, "Jadi, sayang...maafkan aku. Maafkan aku, tapi...apa bisa kau mati saja?".

Flashback end. 


Ny. Seo melangkah pergi, tapi langkahnya terhenti saat Ny. Shin mengutarakan pertanyaan yang mengarah pada kondisi Joon Pyo, "Apa dia.....benar-benar tertidur?". Ny. Shin menunjukan wajah tenang dan duduk kembali. Ny. Shin bermain kata-kata sindiran yang membuat Ny. Seo melotot marah, "Kau bisa jaga mulutmu itu?". 

"Aku tidak bisa meninggalkan rumah ini, ibu. Tiga orang saja bisa meninggal, meski tidak mungkin tapi kuharap aku bisa menghapus ingatanku. Bagaimana mungkin aku mempercayai mulutku sendiri dan pergi dari sini? Aku merasa seperti bom waktu ketika aku mabuk". 

"Aku bilang tutup mulutmu!". 

Ny. Shin mengancam, "Aku ingat segalanya. Segalanya yang berhubungan dengan Seung Jin Group. Kebenaran mengerikan yang tidak di ketahui seluruh dunia. Tentu bukanlah hal yang sulit untuk menyingkirkan orang sepertiku secara diam-diam?. Tapi kalau sampai Do Hyun tahu kejadian yang menimpa ibunya, apa dia akan diam saja?. Saat ingatannya kembali,  banyak orang akan terluka". 

Ny. Seo tegang dan takut. Ia juga kesal melihat Ny. Shin yang tertawa terbahak. 

"Aku punya rabies?. Ya. Jika ibu tahu itu, maka jangan sentuh aku. Karena ibu bisa tergigit", ucap Ny. Shin tajam lalu pergi. 

Ny. Seo berdiri di tempatnya dengan badan gemetar. Ny. Yoon mencoba mencerna maksud dari pembicaraan Ny. Shin yang tidak ia mengerti.

Ny. Shin pergi keruang tamu dan kaget melihat Do Hyun berdiri di sana. Do Hyun mengenggam tangan Ny. Shin dan menarik ibunya itu keluar rumah. Do Hyun baru melepaskan pegangannya ketika Ny. Shin mengaduh kesakitan. Ny. Shin senang melihat Do Hyun, "Kapan kau tiba putraku?. Sering-seringlah menelpon". 

"Ibu. Rahasia apa yang tidak ku ketahui?", tanya Do Hyun 

Ny. Shin pura-pura tidak mengerti, rahasia apa. Do Hyun ingin tahu rahasia keluarga Seung Jin yang tidak di ketahui oleh dunia. Dan sebuah ingatan yang ia lupakan, ingatan yang akan membuat banyak orang terluka, ketika ia mengingatnya kembali suatu hari nanti. Do Hyun yakin, pasti ibunya mengerti apa yang ia maksud. 

Ny. Shin berusaha menutupi itu semua dari Do Hyun, ia bilang kalau perkataanya tadi hanyalah sebuah ancaman yang ia gunakan untuk bertahan di rumah ini. Do Hyun tak percaya dan yakin pasti ada sesuatu yang tersembunyi. Ny. Shin mengatakan setiap keluarga memiliki rahasia dan kelemahan. Ini hanyalah strategi yang ia gunakan untuk bertahan. 

Ny. Shin mengalihkan topik pembicaraan dan membahas pidato Do Hyun saat rapat dewan direksi. Ia mendengar Do Hyun sangat hebat dan mengangumkan. Kerja bagus. Jadi mulai sekarang Ny. Shin minta agar Do Hyun tidak memikirkan hal yang lain. Tidak usah pikirkan tentang Ny. Seo, nenek Do Hyun itu tak lebih seperti macam tua ompong yang tidak mempunyai solusi selain Do Hyun.

"Tidak peduli apa yang orang-orang katakan, kau adalah pewaris tunggal Seung Jin Group". 

Ny. Shin tersenyum. Meski Do Hyun tak berkomentar, tapi jelas kalau dia masih tidak percaya pada penjelasan ibunya dan pergi begitu saja. Do Hyun bahkan tidak mengubris panggilan ibunya yang menyuruhnya untuk makan dulu sebelum pergi.

Do Hyun masuk ke dalam mobil dengan pikiran kusut. Ia memeriksa ponselnya dan melihat 64 panggilan tak terjawab. 35 panggilan tak terjawab dari Ri Jin, dan 29 panggilan tak terjawab Sek. Ahn Gook.

Kemudian Do Hyun mendengarkan pesan suara yang di tinggalkan Ri Jin. Pesan dari Ri Jin yang meminta untuk tetap sadar dan jangan sampai kehilangan kesadaran. Do Hyun juga ingat peristiwa yang pernah ia lalui bersama Ri Jin ketika mereka di sekap. Dan juga permintaanya yang menyuruh Ri Jin untuk menjauhinya. 

Do Hyun tersadar dari lamunannya ketika mendengar dering ponsel. Telpon dari Chae Yoon. Do Hyun yang sama sekali tidak berniat menjawabnya. Ia menjauhkan ponsel itu dari jangkauannya. 

Chae Yoon yang saat ini berada di cafe menghela napas kecewa karena Do Hyun tidak mau menjawab telpon. Chae Yoon melihat kertas gambarnya di atas meja, Tak lama Ki Joon datang dan meminta maaf datang terlambat karena harus mengadiri rapat .

Chae Yoon menyidir, "Jika kau pikir akan terlambat, bukankah etikanya adalah mengubah waktu Pertemuan?". 

Ki Joon membela diri, "Berkat dirimu aku banyak pekerjaan".

Chae Yoon menilai Ki Joon egois, tidak pernah sekalipun mau meminta maaf. Sebaliknya, Ki Joo menilai Chae Yoon sangat baik karena selalu memaafkan dirinya. Chae Yoon mengaku sangat lapar dan hampir mati kelaparan karena menunggu Ki Joon. 

Ki Joon menyahut jika Chae Yoon selapar itu, kenapa tidak makan duluan. Chae Yoon tidak mau, itu sama saja dengan bersikap curang. Chae Yoon mengaku tadinya ia ingin menghabiskan waktu dengan Do Hyun, tapi Do Hyun sibuk. 

Ki Joon menyindir, "Kau terus memanfaatkan teman masa kecilmu. Ketika kau mabuk, Dia adalah supirmu. Dia adalah seorang pengangkut ketika kau berbelanja. Dan ketika kau marah, dia mendengarkanmu. Sekarang, kau bahkan memanfaatkannya untuk menghabiskan waktu bersamamu?". 


"Apa aku pernah memaksanya? Dia melakukannya karena dia senang", ucap Chae Yoon egois.



Ki Joon geleng-geleng kepala. Chae Yoon menyuruh Ki Joon untuk menghubungi Do Hyun. Mungkin saja Do Hyun akan menjawab telpon dari seorang direktur. Jika Do Hyun belum makan, ajak dia untuk bergabung. Ki Joo memberitahu Do Hyun tidak masuk kerja hari ini, tanpa ijin. Chae Yoon hampir tak percaya, Do Hyun yang mereka juluki murid baik itu tidak masuk kerja tanpa ijin.


"Oppa, tidakkah menurutmu Do Hyun aneh akhir-akhir ini?"

"Baru belakangan ini? Aku selalu merasa dia itu aneh. Sejak dia masih kecil". 

Ki Joon meneguk minumannya dan tersenyum. Mungkin saat inii Do Hyun sedang sibuk pacaran. Chae Yoon bereaksi cepat begitu mendengar Do Hyun pacaran. Memangnya siapa pacarnya?.Gadis dari keluarga mana?. 

Ki Joon heran, "Oh, apa ini?. Kenapa reaksimu begitu cepat". 

Chae Yoon berusaha menutupi rasa cemburunya, ia berkata meski Do Hyun berasal dari keluarga Seung Jin, tapi jika pihak wanita mengetahui siapa ibu Do Hyun, pastilah mereka tidak akan mau memberikan putri mereka pada Do Hyun. 

Ki Joon memberitahu wanita itu bukan berasal dari keluarga kaya, tapi seorang dokter. Chae Yoon penasaran, dokter?. 

Chae Yoon dalam perjalanan pulang. Ia menghentikan mobilnya di persimpangan lampu merah, memberikan kesempatan pada pejalan kaki untuk menyebrang. Pikiran Chae Yoon di penuh dengan sosok gadis yang di gosipkan pacaran dengan Do Hyun. Apa lagi saat mengetahui nama gadis itu, Oh Ri Jin, psikiater rumah sakit Kanghan. 

Tak ingin terus penasaran, Chae Yoon memutuskan menelpon Do Hyun. Maksud hati mungkin ingin bertanya atau mengecek dimana Do Hyun saat ini. Tapi lagi-lagi tersambung nada tidak aktif. Chae Yoon melempar ponselnya dengan kesal.

Sek. Ahn terkejut ketika Do Hyun menghubunginya. Do Hyun meminta maaf karena membuat Sek. Ahn khawatir. Sek. Ahn ingin tahu dimana Do Hyun saat ini, apa anda baik-baik saja?. 

Do Hyun saat ini berada di pom bensin dan penampilannya terlihat kacau. Pada Sek. Ahn Do Hyun bilang dirinya baik-baik saja, syukurlah ia tidak membuat masalah besar. Sek. Ahn memberitahu bagaimana khawatirnya Ri Jin, apa Do Hyun sudah menelpon dokter itu. Bukannya menjawab, Do Hyun malah mengganti topik pembicaraan.

Untuk saat ini, Do Hyun tidak bisa datang ke perusahaan. Do Hyun minta Sek. Ahn mengurus beberapa hal yang belum sempat ia kerjakan. Sek. Ahn khawatir, apa telah terjadi sesuatu?. 

Do Hyun terdiam lalu berkata, "Sejujurnya. Aku berada dalam bahaya".

Sembari mengendarai mobilnya, Do Hyun menelpon Dr. Seok menceritakan apa yang ia alami hari ini. Do Hyun berkesimpulan telah muncul kepribadian baru didalam dirinya. Kepribadian anak kecil yang berbeda dari Se Gi, Ferry Park, Yoo Sub ataupun Yoo Na.
Dr. Seok bertanya apakah Do Hyun baru saja mengalami hal yang mengejutkan atau sesuatu yang ada sesuatu yang merangsang hingga membuat kepribadian itu muncul. Do Hyun tidak tahu dan tidak yakin, saat ini ia dalam kondisi binggung. Dr. Seok mengerti, untuk saat ini ia minta Do Hyun datang kerumah sakit. Ceritakan semuanya secara detail saat mereka bertemu. 

Do Hyun menangis, "Dr. Seok. Apakah aku mulai gila?. Atau, aku akan menjadi monster?". 

Dengan lampu remang-remang, Ri Jin meneliti kliping yang berhasil ia kumpulkan. Kliping potongan koran yang membuat berita Seung Jin Group. Pandangan Ri Jin tampak misterius menatap semua potongan koran itu. Ada gambar Do Hyun, dan tangan Ri Jin mengetuk-etuk tulisan "Who (siapa)", yang berada tepat di bawah gambar Do Hyun. 

Do Hyun pulang kerumah dan baru saja selesai mandi ketika mendengar ponselnya berdering. Lagi-lagi dia mengabaikan panggilan Ri Jin, padahal Do Hyun tahu Ri Jin sudah berusaha menghubunginya berkali-kali. 

Do Hyun menatap dirinya di cermin. Do Hyun berbalik pergi, tapi ia merasakan aura berbeda. Ia kembali menatap cermin dan anehnya pantulan dirinya di cermin bisa bergerak sendiri. Do Hyun syok menyadari pantulan dirinya berubah menjadi Se Gi. 

Se Gi tersenyum,"Mengapa?. Apa kau takut?. Atau, merasa tidak senang?. Di situasi yang sulit ini?. Kalau kau menemukan ingatanmu yang hilang, kau yakin sanggup menghadapi penderitaan tersebut?". 

Do Hyun mengepalkan tangan, "Tidak. Ini hanya sebuah ilusi". 

Se Gi bertanya apa yang bisa Do Hyun lakukan ketika berhasil menemukan kembali ingatannya yang hilang. 

"Ini hanya ilusi. Sebuah delusi. Hanya khayalan" Do Hyun tak percaya dan mencoba menyangkal kalau saat, ini melihat Se Gi tepat di depan matanya. 

Se Gi menatap Do Hyun tajam, "Aku tahu semua kebenarannya. Kau tidak akan sanggup bertahan. Jadi, tutupi saja seperti dirimu, secara diam-diam. Hidup menyedihkan seperti mau mati". 

Do Hyun marah, "Diam kau!". 

Se Gi : Ingat? Saat itupun, kau kabur karena kau tidak sanggup bertahan. Dan aku menggantikanmu untuk melawan rasa sakit itu. Paham? Kalau bukan karena aku, kau! Kau pasti sudah lama mati dalam kesengsaraan. Tapi, beraninya kau bilang aku ini palsu?

"Tutup mulutmu. Diam!. Diam!. Diam!", teriak Do Hyun marah dan memukul cermin yang memantulkan bayangan Se Gi. 

Cemin yang di pukul Do Hyun retak, tangan Do Hyun berdarah. Do Hyun syok, kini dirinya berada di dalam cermin. Pukulan itu membuat posisi dirinya dan Se Gi tertukar. Do Hyun berada di dalam cermin dan Se Gi berada di dunia nyata.

Se Gi tertawa, "Mulai sekarang, pemilik dari tubuh ini serta waktu yang kau punya adalah aku. Karena aku.. yang lebih dulu menemukan anak itu..."

Se Gi pergi meninggalkan dengan membawa ponsel Do Hyun, meninggalkan Do Hyun yang kebingungan terkurung di dalam cermin. 

Ri Jin berada diperpustakaan rumah sakit. Berbagai macam tumpukan buku ada di depannya, sementara tangannya sibuk membolak-balik halaman buku. Mungkin dia sedang mencari hal yang berhubungan dengan kepribadian ganda. 

Setelah lelah berkutat dengan semua buku-buku itu, Ri Jin mengambil ponsel dan mengecek daftar panggilan keluar. Ia membuka kontak nama Shin Se Gi, lalu terdiam dan berpikir.

Scene kemudian beralih pada Do Hyun yang masih terjebak di dalam cermin. 

Ri Jin ingat pada perkataan Do Hyun yang tidak membutuhkan teman. Semula Ri Jin sempat ragu, tapi pada akhirnya ia memutuskan untuk mengganti kontak nama Shin Se Gi menjadi Cha Do Hyun. 

Tepat setelah itu, Ri Jin menerima sms dari Do Hyun, "Ini Cha Do Hyun. Aku tidak apa-apa dan pulang dengan selamat. Maaf sudah membuatmu khawatir. Sekarang, aku ada di pintu masuk rumah sakit. Aku ingin bicara denganmu sebentar". 

Setelah membaca sms dari Do Hyun, Ri Jin berlari keluar rumah sakit dengan semangat. Tiba-tiba seseorang memegang tangannya. Otomatis Ri Jin berhenti dan tersenyum melihat orang di depannya, "Cha Do Hyun-shi". 

Tapi orang itu bukanlah Do Hyun melainkan Se Gi yang menatapnya tajam. Se Gi tentu saja tidak suka Ri Jin mendengar Ri Jin memanggilnya Do Hyun. 

"Kau sudah lupa dengan tatapan mataku sekarang?", tanya Se Gi tidak suka. 

"Shin Se Gi?", tanya Ri Jin syok. 

"Bingo". 

Ri Jin menatap penampilan Se Gi dari kaki hingga kepala. Se Gi bisa menangkap raut wajah kecewa yang tergambar dari wajah Ri Jin, "Kau kecewa karena tidak bertemu dengan orang yang kau harapkan?". 

"Jadi kau yang mengirim pesan padaku?".

Se Gi berkata ingin mengkonfirmasi sesuatu dan ingin mengeceknya. Se Gi menarik Ri Jin pergi, tidak memperdulikan protes keberatan dari gadis itu. 

Dengan kecepatan tinggi, Se Gi melajukan mobilnya membuat Ri Jin teriak histeris ketakutan, "Pelankan mobilnya. Ku bilang pelankan". Seperti biasa, Se Gi tidak mau mendengar. Ri Jin berteriak, apa kau tidak mendengarku. Hentikan mobilnya sekarang. 

Namun Se Gi tidak mau dan tidak mempunyai banyak waktu, "Lebih baik kita singkirkan hal-hal yang menghalangi jalan kita". 
 
Ri Jin luar biasa kaget dan kembali teriak histeris. 

 
END

Komentar :
Jadi agak bingung dengan silsilah keluarga Do Hyun. Sebenarnya, Ki Joon dan Do Hyun mempunyai kakek yang sama atau beda?. Coz, saya heran dengan sikap Ny. Seo yang sangat dingin pada tuan Young Pyo. Jika Young Pyo adalah anak kandung Ny. Seo, rasanya aneh jika Ny. Seo menjadikan Do Hyun sebagai satu-satunya penerus Seung Jin Group. Ia juga meminta Do Hyun untuk melindungi Seung Jin Group hingga tuan Joon Pyo tersadar dari koma panjangnya.
 
Sebenarnya posisi Do Hyun disini lemah karena dia merupakan anak dari istri tidak sah tuan Joon Pyo. Hanya saja secara hukum, Do Hyun tercatat sebagai anak kandung Min Seo Yoon. Tapi kita pasti tahu siapa ibu kandung Do Hyun. Tuch kan, jadi mirip dengan kisah Kim Tan di The Heirs.. Ah. jadi kangen sama min ho oppa...
 
Oke balik lagi ke pembahasan awal. Akan lebih masuk akal, jika ayah Ki Joon dan ayah Do Hyun adalah saudara sepupu. Sehingga Ny. Seo tidak ingin Young Pyo yang menjadi presdir Seung Jin Group. Tapi ini hanya tebakan saya saja, benar tidaknya akan terjawab di episode-episode selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)