Pages - Menu

Thursday, August 29, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 28 Part 1


 Se Yoon memanggil Joo Ri ke ruangannya. Ia menunjukkan surat kaleng yang diterima dewan direksi. Se Yoon mengatakan menerima dalam surat kaleng itu dikatakan kalau ahli gizi Min Chae Won menerima uang suap dari suplier makanan. Se Yoon tanya apa Joo Ri tidak ingin mengatakan sesuatu tentang hal itu. Joo Ri kaget, "Apa?". tanyanya was-was.


"Karena kau mengenalnya dengan baik, kupikir kau mungkin tahu tentang hal itu", ucap Se Yoon. 

Joo Ri menarik napas lega, dan menggunakan kesempatan menjelek'an nama Chae Won, "Aku enggan mengatakan ini tapi keluarganya bukanlah keluarga yang sangat kaya, jadi dia cukup terobsesi dengan uang. Itulah yang menyebabkan dia berkonflik dengan Ibuku".

"Benarkah?", tanya Se Yoon tak percaya. 

Joo Ri membenarkan, "Saat tinggal di rumahku, dia mengambil uang sebanyak mungkin. Lebih baik aku tidak melanjutkannya. Aku tidak ingin mengatakan keburukan dalam keluargaku. Kupikir dia sudah bersikap lebih baik, tapi....Kau mungkin tidak ingin membiarkan masalah ini".

Se Yoon tampak kecewa. Diam menatap tajam Joo Ri, "Aku tidak akan membiarkannya". Joo Ri mendesak agar Se Yoon menangani masalah ini segera sebelum rumor berkembang. "Ya. Aku akan melakukannya", jawab Se Yoon sengaja menekankan kata-katanya. Ia terus menatap tajam Joo Ri, membuat Joo Ri salah tingkah.

Chae Won di interogasi 2 dewan Inspeksi. Chae Won tanya apa kesalahannya. Dewan inspeksi menerangkan surat kaleng itu berisi tuduhan bahwa Chae Won menerima uang suap dari Woo Hae Distribution. Chae Won tentu saja menyangkal tuduhan palsu yang tidak berdasar itu, "Aku tidak pernah menerima uang suap. Itu tidak benar. Siapa yang mengirim surat itu?".

Dewan inspeksi berkata tidak ada nama pengirimnya (namanya juga surat kaleng). "Tapi kami pikir suratnya sangat bisa dipercaya dengan rincian informasinya".
"Itu omong kosong. Aku tidak bersalah. Aku tidak pernah menerima suap", sanggah Chae Won sekali lagi. 

"Apa kau mengijinkan kami untuk memeriksa rekeningmu berdasarkan peraturan perusahaan?', tanya mereka.

"Ya. Tidak ada yang harus kututupi", jawab Chae Won tanpa rasa takut.

Dewan Inspeksi minta Chae Won menandatangi surat pernyataan, bahwa bersedia di periksa sesuai prosedur perusahaan. 

Interogasi selesai. Chae Won keluar ruangan, ia ingat perkataan Joo Ri semalam yang bilang kalau dia punya banyak ide seperti ibunya, Young Ja. Dan akan menunjukkan sisi terburuknya. Chae Won menyadari sesuatu, ini pasti jebakan Joo Ri (lagi).

Kebetulan saat itu Joo Ri jalan di depannya. Joo Ri tersenyum menantang dari jauh. Chae Won yang marah mengajak Joo Ri bicara di atas atap. Se Yoon melihat dan mengikuti mereka. 

Chae Won : Aku dengan jelas memperingatkanmu kalau kau mencari masalah lagi denganku, aku tidak akan tinggal diam.
Joo Ri : Dan aku sudah memperingatkanmu kalau kau tidak keluar, aku akan menyeretmu keluar.

Se Yoon muncul di depan pintu, ia tetap berdiri di sana dan melihat apa yang terjadi. Joo Ri berdiri menghadap pintu, ia jelas melihat keberadaan Se Yoon.

Chae Won murka dan Plak....dia menampar pipi Joo Ri dengan keras. Joo Ri tersenyum licik, berakting menjadi pihak yang lemah dan teraniaya. "Kenapa kau marah kepadaku, onnie?. Aku tidak mengirimkan surat itu. Kau salah paham.", ucap Joo Ri dengan suara lemas. 

(Baru kali ini Joo Ri manggil Chae Won dengan sebutan Onnie...biasanya juga langsung manggil nama aja).

"Salah paham", tanya Chae Won tertawa kesal. "Apa kau bilang salah paham?. Bagaimana bisa kau melakukan itu jika kau adalah seorang manusia?".

Joo Ri : Kumohon tenanglah. Kau menakutiku.

Chae Won teriak murka, "Kau harusnya menghormati orang lain. Meskipun aku terlihat lemah di matamu, kau tidak bisa melakukan ini padaku. Kau jangan menginjak-injakku!

Joo Ri : Kenapa kau seperti ini?. Ini tidak adil kau melampiaskannya padaku.
Chae Won : Apa kau baru saja berkata tidak adil?. Apa kau bahkan tahu apa artinya?.

Se Yoon beranjak dari tempatnya, sudah cukup apa yang ingin ia lihat. Joo Ri menuduk, meraih tangan Chae Won, berlagak ingin menangis, "Jangan marah. Kita bicara dengan tenang".

"Lepaskan aku", kata Chae Won menarik tangannya. "Kau akan lihat. Aku tidak akan membiarkan ini. Aku akan mengungkap apa yang sudah kau lakukan padaku".

Chae Won pergi. Joo Ri berlari kecil mengajar, "Onnie!", panggilnya sok imut. Langkahnya terhenti begitu menyadari tidak ada Se Yoon berdiri di depan pintu. Joo Ri heran, "Apa ini?. Kemana dia pergi?".
"Apa aku salah lihat?. Aku yakin itu tadi Se Yoon sunbae", ucap Joo Ri memegang pipinya yang terasa sakit bekas tamparan tadi. (rasain lo!).
Chae Won menyusul Se Yoon di depan perusahaan. Mereka akan pergi ke Le Festin. 
"Kau kuat sekali", sindir Se Yoon tersenyum. Chae Won menunjukkan wajah tak mengerti.

"Maksudku tamparanmu. Lebih baik aku tidak melakukan kesalahan padamu".

"Apa yang kau bicarakan", tanya Chae Won masih tak mengerti. 

Se Yoon menunjuk ke atas, "Aku tadi di atap".

"Kau melihatnya?", tanya Chae Won.

Se Yoon tak menjawab, tersenyum tipis. Wajah Chae Won berubah, menunduk pasrah terserah bagaimana Se Yoon menilainya kali ini.
"Ayo pergi", ajak Se Yoon mengambil alih tas yang Chae Won tenteng. Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. 

Chae Won diam sepanjang perjalanan. Wajahnya murung. Se Yoon tanya kenapa semangat Chae Won menurun, tidak seperti tadi. "Selama kau tidak bersalah,  jangan khawatir. Aku meminta mereka untuk melakukan investigasi secara menyeluruh, jadi jangan khawatir".

Chae Won diam memandangi wajah Se Yoon. Se Yoon heran kenapa Chae Won menatapnya seperti itu, Apa ada sesuatu di wajahku?.
"Tidak. Tidak apa-apa", jawab Chae Won lalu menatap lurus ke depan. 

Se Yoon : Kau pasti lelah bekerja lembur. Tidurlah sebentar. Aku akan membangunkanmu saat sudah sampai.

"Tidak apa-apa", Chae Won memalingkan wajahnya menghadap jendela.

Se Yoon mencari topik pembicaraan lain, ia memberitahu Le Festin adalah pasar premium level tertinggi di Korea. Orang yang bertanggungjawab pada produk mie adalah orang Perancis. Tuntutannya sangat ketat. Chae Won bilang kalau ia sudah mendengar hal itu. 

"Oh. Kau sudah dengar?", ucap Se Yoon sedikit canggung. "Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku?', pancing Se Yoon berharap Chae Won mau bicara. 
"Seperti apa?', tanya Chae Won. 
"Seperti...sesuatu di pikiranmu atau laporan lengkap tentang insiden baru-baru ini..."

"Se Yoon ssi", sela Chae Won, "Tidak...Maksudku direktur Lee. Saya tidak berniat membuat alasan". 

Se Yoon tidak bertanya lagi. Jawaban itu sudah cukup membuatnya mengerti, suasana hati Chae Won saat ini sedang tidak baik saat ini. 

Young Ja menjenguk presdir Lee, tapi presdir Lee tidak ada di kamar karena sedang melakukan  pemeriksaan. Sol Joo menyambut baik kunjungan calon besannya ini. Young Ja berkata Joo Ri akan datang tepat sebelum operasi di lakukan. Sol Joo merasa Joo Ri tidak perlu melakukan hal itu. Young Ja berkata Joo Ri harus begitu, dia adalah calon menantumu.

Young Ja melihat wajah Sol Joo yang terlihat lebih kurus, ia menilai pastilah Sol Joo sangat terkejut. Sol Joo membenarkan, aku sedikit terkejut. Young Ja mendengar dari Joo Ri bahwa presdir Lee langsung pingsan  karena serangan jantung. Sol Joo berkata itu karena masalah kantor. Young Ja mengira terjadi sesuatu yang buruk pada bisnis presdir Lee. 

Sol Joo berkata itu semua karena mantan menantu Young Ja. Young Ja tanya ada apa dengan Chae Won. Sol Joo mengatakan Chae Won tidak hanya membuat skandal yang tidak benar dengan Se Yoon, dia juga menerima uang suap dari beberapa karyawan. Suamiku mendengar kabar itu dan dia terkejut. 

"Oh tidak. Itu buruk. Itu buruk!", seru Young Ja dengan mulut terbuka lebar.

Lalu berdiri menundukkan kepala meminta maaf atas sikap mantan menantunya. Sol Joo tentu saja menilai itu bukan salah Young Ja. Bukan Young Ja namanya jika tidak ikut memaki dan mencela Chae Won. "Dia cukup berani dan murahan. Berani sekali dia bermimpi untuk mendapatkan menantu Lee. Sekali lagi, saya minta maaf.".

Sol Joo minta Young Ja jangan berkata begitu. Kau tidak punya alasan untuk minta maaf Aku bisa memahami apa yang sudah kau alami. Young Ja mengeluh, "Ceritanya panjang untuk diceritakan bagaimana dia mengganggu kehidupanku. Aku harus minum  bermacam-macam obat, seperti obat darah tinggi, obat jantung, obat penenang saraf", ucap Young Ja dengan suaranya yang ribut. 

Sol Joo melongo mendengar Young Ja yang terus nerocos tanpa henti. Tapi ia mempercayai 100 % semua yang di katakan Young Ja barusan.

Hyo Dong akan berangkat kerja, ia bersama Choon Hee keluar kamar, dan berdiri sejenak di ruang tengah. Choon Hee ingin tahu bagaimana keadaan perut Hyo Dong, ia menyarankan suaminya itu pergi ke dokter. Hyo Dong merasa baik-baik saja, dan tidak perlu pergi ke dokter. Choon Hee tetap khawatir, kenapa tidak ambil libur saja. Hyo Dong berkata ada pekerjaan yang harus ia lakukan, jangan khawatir. Aku tidak bekerja di atas tiang listrik hari ini.

Hyo Dong memenjamkan mata minta cium. Choon Hee tertawa dan tanya nomor berapa. Hyo Dong berpikir sejenak lalu menjawab nomor 2.
"Baiklah. Nomor dua. Bersiap-siaplah".

Choon Hee lalu mencium mata sebelah kanan Hyo Dong, kemudian mata sebelah kiri. Hyo Dong tertawa girang, geli campur senang. Mereka lalu berpelukan dan tertawa bahagia.

Do Hee dan Kang Sook, Ki Moon dan Ki Choon turun dari lantai 2, sepasang pengantin itu melepas pelukan mereka. Do Hee langsung berkomentar Choon Hee tidak tinggal sendirian di rumah ini, Tidakkah kau pikir kau merusak moral?. Kang Sook menyambung ada anak kecil di rumah ini, bagaimana jika dia melihat. Hyo Dong meminta maaf, kami pikir tidak ada orang di rumah.

"Tak perlu. Kalian terlihat bahagia bersama-sama", sahut Ki Moon.

Ki Choon tadi sempat mendengar Hyo Dong bilang nomor 2, ia penasaran dan ingin tahu arti dari nomor 2.  "Yah..kau tidak perlu tahu", kata Hyo Dong tersipu. Ki Choon mendesak, katakan apa artinya.
"Hei. Apa pedulimu jika itu nomor 2 atau 3", tegur Kang Sook memukul perut Ki Choon.d

Hyo Dong membenarkan, itu hanya antara aku dan istriku. Ki Choon makin penasaran, "Apa itu". Ki Moon juga ikutan kepo, "Katakan pada kami". Choon Hee meminta Hyo Dong memberitahu mereka, toh itu bukan rahasaia.

Hyo Dong tersipu malu dan bilang, "Kami mengkategorikan ciuman ke dalam 4 tipe".
"Empat tipe!", seru Ki Choon dan Ki Moon bareng, wajah mereka benar-benar kepo banget dah....Kang Sook dan Do Hee jadi ikut'an penasaran tuch...




Hyo Dong bicara, sambil menyentuh wajah Choon Hee, "Nomor satu, ciuman di kening adalah ciuman pagi hari. Nomor dua, ciuman di mata, ciuman untuk memulihkan diri dari kelelahan. Nomor tiga. ciuman di hidung ciuman pemberi semangat.....Dan nomor empat di bibir adalah ciuman selamat malam".

Hyo Dong dan Choon Hee tersipu malu-malu. Ki Choon dan Ki Moon takjub, "Wah...sungguh mendalam", kata Ki Moon.

Do Hee melengos tidak suka dan mencibir, "Mereka membuatku muntah". Kang Sook berkata prilaku mereka seperti mengotori air...

Hyo Dong pamit kerja, Choon Hee ikut mengantar hingga keluar. Ki Choon dan Ki Moon berdiri disamping istri mereka masing-masing.






Ki Choon menunjuk ke hidungnya, "Sayang, aku mau nomor tiga", ucapnya ke Kang Sook. Ki Moon memejamkan mata, "Aku nomor 2", katanya ke Do Hee.

Bukan mendapat ciuman, 2 suami ini justru menerima bentakan, "Pergi saja bekerja!", teriak Do Hee dan Kang Sook bersamaan. Ki Choon dan Ki Moon sontak mundur, berdesis pelan kabur pergi ke pabrik....

Wajah Do Hee dan Kang Sook di tekuk segi empat. Do Hee meras kehadiran Choon Hee hanya seperti orang yang merusak pemandangan. Tidak pernah dengar ciuman dikategorikan berdasarkan bagian wajah. Kang Sook juga tidak pernah dengar, ibaratkan satu apel yang busuk merusak seluruh apel sekeranjang. Dia merusak suasana keluarga.

Choon Hee masuk kerumah menuju kamar. Do Hee menegur, "Jika kau sudah menikah sekarang, maka berprilakulah yang sopan. Beraninya kau terus bersikap genit sama seperti yang kau lakukan saat jadi wanita penghibur.
"Tepat sekali", ucap Kang Sook membenarkan.




 "Apa?. Wanita penghibur?. Jaga ucapanmu", Choon Hee marah, kata-kata Do Hee itu sudah keterlaluan.
Do Hee berdalih, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya", ucapnya nyolot.
Kang Sook : Karena kau menjual minuman, kalau begitu kau dulu berbisnis minuman.
"Bisnis minuman!", seru Do Hee. "Itu benar". Kang Sook dan Do Hee tertawa lebar.

Choon Hee mendelik marah, "Dasar saudara ipar kurang ajar. Apa kalian akan terus begini, hah?". Choon Hee menggulung lengan hanboknya, siap berkelahi.
"Kau menggulung lengan bajumu?. Apa kau ingin berkelahi atau apa?", tantang Do Hee dengan suara nyaring.

Nenek keluar kamar, membanting pintu marah. Nenek membentak, "Apa yang kalian lakukan?". Do Hee dan Kang Sook langsung menunduk. "Lihat dirimu", sambung nenek. Bagaimana bisa kau begitu sembrono?. Choon Hee adalah anggota baru di keluarga kita. Kau seharusnya menjaganya bukannya bersikap jahat padanya".

Do Hee mengangkat kepala, memelas, "Kenapa Ibu hanya menyalahkan kami?".
"Benar", sambung Kang Sook.
Nenek makin kesal, "Dasar anak nakal".

Do He dan Kang Sook langsung diam, menunduk lemas seperti tanaman layu. Choon Hee tersenyum menang.....kikikiki

3 peserta kompetisi berkumpul di halaman. Dihadapan mereka ada bertumpuk-tumpuk kardus mie. Pada putaran kali ini kakek memberi tugas menjual mie dengan cepat. Ki Moon heran, "Semua ini?. Kemana?". Kakek berkata bagaimana pun mie yang enak, hanya akan menjadi sampah jika tidak terjual. Batas waktunya hingga jam 9 malam. Ki Moon panik, kita tidak bisa menjual ini semua hingga jam 9 malam, tidak banyak waktu yang tersisa.

Kakek tidak peduli, jual mie-mu dengan berbagai macam cara. Semakin banyak kau menjualnya, semakin tinggi nilai yang akan kau dapat. Itu saja. Kakek melangkah masuk ke dalam rumah.

Ki Moon dan Ki Choon panik. Bagaimana cara kita menjual semuanya, ini banyak sekali. Kang Jin tetap santai, seperti sudah mempunyai ide. Tiba-tiba Do Hee berlari menuju mobil box, menempel di pintu seperti cicak, "Punyaku!", serunya. Aku berhak atas mobil ini. Seul Hong! Yobo!, Cepat, masukkan mie nya ke mobil!".

Ki Choon dan Kang Sook memakai mobil mereka sendiri yang terparkir di halaman belakang. Kang Jin tanya dimana mobil Ki Ok. Ki Ok menggeleng, "Aku tidak punya mobil".
Kang Jin melihat sepeda dan berinisiatif menggunakanya. Ki Ok heran yang lain menggunakan mobil, tapi kita menggunakan sepeda. Kang Jin minta Ki Ok jangan khawatir dan jangan banyak tanya. Ikuti saja aku.

Se Yoon dan Chae Won keluar dari kantor Le Festin. Se Yoon mempunyai firasat yang baik soal ini. Pihak Le Festin seperti tertarik dengan mie buatan Chae Won. Chae Won berkata itu bagus, kapan kita mendapat jawaban. Se Yoon mengira dalam bulan ini, "Ayo kita makan siang. Aku akan mentraktirmu". Chae Won menolak, "Aku harus mampir ke suatu tempat. Sampai nanti".

Chae Won pergi lebih dulu. Se Yoon hanya memandanginya, ngerasa nich kalau Chae Won jaga jarak...

Chae Won pergi ke Woo Hae Distribution mencari Tuan Cho, maksud kedatangan Chae Won tak lain meminta bantuan. Tuan Cho heran bantuan apa lagi kali ini. Chae Won tahu tuan Cho sibuk, tapi apa kau bisa datang bersamaku ke perusahaanku?.
"Kenapa?", tanya tuan Cho bingung.

Chae Won : Dewan inspeksi sedang melakukan investigasi padaku karena menerima uang suap darimu. Kumohon ikut denganku dan bersaksi aku tidak bersalah.
Tuan Cho terkejut, "Bagaimana mereka tahu?".
Giliran Chae Won yang kaget, "Maaf?. Apa yang kau bicarakan?".

Tuan Cho berkata ia mentransfer uang ke rekening yang diberikan Chae Won padanya. Chae Won tak mengerti, "Aku memberimu nomor rekeningku?. Kapan?". Tuan Cho berkata Chae Won meninggalkan memo di kotak apel yang Chae Won kembalikan, jadi aku mengirimkan uang ke rekening itu.

 Chae Won menyangkal, "Apa yang kau bicarakan?. Aku tidak pernah meninggalkan memo. Apa kau masih punya memonya?"
"Ya", jawab tuan Cho. lalu membuka buku yang ia pegang, didalamnya terselip memo yang ia bicarakan. Lalu memberikannya ke Chae Won. Di dalam memo tertulis, "Min Chae Won Mun Hwa Bank, beserta nomor rekening".

"Tolong katakan yang sebenarnya. Nona Kim Joo Ri dari Departemen Pemasaran berada di belakang ini, iya kan?", tebak Chae Won yakin.

Tuan Cho tanya siapa itu Kim Joo Ri, aku tidak mengenalnya. Karena kau mengkritisi produk kami, kupikir mungkin kau menginginkan uang. Chae Won berkata tuan Cho sudah salah paham, aku bukan orang yang seperti kau pikirkan. Tuan Cho makin bingung, lalu siapa yang meletakkan memo itu.

Dari jauh terlihat mobil Se Yoon, mungkin sejak tadi ia sudah berada disana. Dan mungkin saja dia bisa mendengar percakapan mereka.

Young Ja menelpon Joo Ri. Joo Ri dalam perjalanan menuju rumah sakit. Young Ja bilang kalau ia baru saja menjenguk presdir Lee. Young Ja mengatakan Sol Joo benar-benar jijik pada Chae Won setelah mendengar ceritanya. Young Ja menilai Chae Won sungguh berani, bagaimana bisa dia menyebarkan rumor tidak benar seperti itu sendiri?.

Joo Ri berkata bukan cuma itu, dia bahkan menerima uang suap dari suplier pemasok mkanan. Dia akan segera dipecat. (Hais...padahal semua ini akal bulusnya sendiri....bener-bener rasanya pengen gampar mulut lantihnya Joo Ri).




Chul Goo masuk. Mulut Young Ja membulat, "Oh ya ampun. Benarkah?. Dia bahkan menerima uang suap?. Ya ampun. Dia pasti sudah jadi gila. Baiklah, baiklah. Kita bicara nanti di rumah. Telpon Ibu saat operasinya selesai". Young Ja menutup telepon.

Chul Goo penasaran apa tadi yang menelpon itu Joo Ri. Young Ja membenarkan. Chul Goo tanya apa terjadi sesuatu hal pada adiknya. Young Ja berkata calon ayah mertuanya akan di operasi hari ini. Chul Goo ingin tahu kenapa Young Ja membahas tentang uang suap. Young Ja bilang kalau Chae Won membuat masalah, dia menerima uang suap dari pemasok makanan.

Chul Goo tidak percaya, yang benar saja. Chae Won tidak seperti itu. Young Ja berkata Chul Goo tidak pernah tahu, sebuah surat kaleng dikirimkan ke Dewan Inspeksi dan perusahaannya jadi kacau. Chul Goo tetap tidak percaya, "Benarkah?".

Young Ja menjawab tentu saja, kenapa Joo Ri harus berbohong pada ibu. "Bagaimanapun, Chae Won adalah orang yang cukup licik. Dia pasti telah mengantongi uang yang banyak dari kita saat dia tinggal bersama kita".


"Tidak mungkin. Dia bukanlah orang semacam itu", sangkal Chul Goo lagi.
"Ayolah, ada buktinya", ucap Young Ja sok tahu. "Apa kau masih dibutakan oleh cinta?. Dewan Inspeksi mereka memulai investigasi".

Se Yoon dan Sol Joo menunggu di depan ruang operasi. Dokter mengatakan operasinya akan memakan waktu 3 sampai 4 jam. Kami akan melakukan yang terbaik. Jangan khawatir. Dokter masuk keruang operasi.

Se Yoon memberi kekuatan Sol Joo, Jangan terlalu khawatir. Ayah akan baik-baik saja. Joo Ri datang, dia tanya apa presdir Lee sudah masuk keruang operasi. Joo Ri memanggil presdir Lee dengan sebutan ayah(mertua). Se Yoon mengiyakan, baru saja. Joo Ri menarik napas panjang, seperti menyesal karena datang terlambat.Aku buru-buru untuk melihatnya
sebelum operasi.

Joo Ri juga menunjukkan perhatiannya pada Sol Joo, "Ibu terlihat sangat pucat. Aku takut Ibu bisa pingsan juga". Sol Joo merasa baik-baik saja, terima kasih sudah datang. Joo Ri membalas tentu saja aku harus datang.

Yach...di depan orang yang disukainya, Joo Ri menunjukkan sikap lembut dan perhatian. Se Yoon diam menatap Joo Ri. Dari wajahnya Se Yoon menunjukkan rasa tidak suka.

Chae Won kembali ke kantor. 3 koki ahjuma tanya apa yang sedang terjadi. Kami baru saja di mintai keterangan Dewan Inspeksi. Chae Won berkata ia juga bingung. Salah satu dari mereka tanya, tuduhan itu tidak benar kan?. Chae Won menyangkal dan bersumpah tidak pernah menerima uang suap.

Ki Choon berkeliling menggunakan mobil, kepala Kang Sook melongok keluar jendela. Ia teriak dari alat pengeras suara, mengajak orang-orang untuk membeli mie. Ki Choon menawarkan diri gantian dengan Kang Sook, teriaknnya hampir sama dengan Kang Sook. Meski mereka teriak hingga tenggorokan terasa kering, tidak ada satupun yang sudi untuk keluar dan membeli mie mereka.

Kang Sook heran kenapa jalanannya sepi sekali. Ki Choon tanya berapa banyak yang sudah terjual. Kang Sook menengok ke jok belakang, "Bahkan belum setengahnya". Ki Choon ikut melihat, lalu mengeluh, "Mienya bahkan tidak terlihat berkurang".

Ki Choon batuk-batuk, "Tenggorokanku sakit. Kau yang lakukan. Lakukan dengan baik". Kang Sook menuruti perintah Ki Choon. Kang Sook teriak dengan logat berbeda. Nada bicaranya seperti pembawa acara pertandingan boxing.

Tim Ki Moon memilih berjualan di kaki lima dekat pasar. Tapi sayang tempat strategis itu tidak mereka pergunakan dengan baik. Mereka terlihat malu-malu menjajakan mie nya. Seul Hong memakai kaca mata hitam, tangannya sibuk menutupi wajahnya. Tak jauh beda dengan Do Hee, sibuk menyembunyikan wajahnya, malu jika ada orang yang mengenali. Ki Moon menarik pembeli dengan suara setengah berbisik, "Belilah mienya. Kami menjual mie dengan harga murah. Belilah mienya...".

Do Hee menarik Seul Hong yang ingin pergi, "Kau mau pergi kemana?".
"Sampai dengan beberapa hari lalu, aku adalah New Yorker. Ini memalukan", sahut Seul Hong.
Do Hee membalas, "Ibu dulu adalah seorang wanita dari Gangnam, okay?'.
Seul Hong mengajak kedua orang tuanya pulang, kita belum menjual apapun selama sejam ini. Ayo kita pulang saja.

Ki Moon kesal, "Dan?. Apa kau mau jadi peringkat terakhir?".

Do Hee setuju dengan Seul Hong, "Kurasa kita tidak bisa menjual semuanya sampai dengan jam 9 malam. Ayo pergi saja dan makan malam". Ki Moon berpikir mungkin Ki Choon dan Ki Ok sudah menjual habis mie mereka. Do Hee punya ide, "Ayo kita katakan pada Ayah kalau kita menjual semuanya dan berikan padanya uang kita. Ayah tidak mengikuti kita, jadi dia tidak akan tahu".

"Lalu bagaimana dengan semua mie ini?", tanya Ki Moon. Do Hee menjawab kita bisa membuangnya. Seul Hong sependapat, "Benar. Kita tutup mata sekali saja". Ki Moon tidak setuju. Seul Hong dan Do Hee membujuk, dan mulai mengemasi mie yang banyak itu.

Jika Ki Moon dan Ki Choon kesulitan. menjual mie mereka, beda halnya dengan Ki Ok. Berkat Kang Jin mie yang banyak itu terjual habis, ludes. Apa yang Kang Jin lakukan?. Kang Jin memamfaatkan suara tenornya untuk menarik perhatian para ahjuma. Ia menggelar mini konser dadakan.

Dalam kesempatan itu juga Kang Jin berpromosi mie yang mereka jual ini adalah mie dengan kualitas terbaik. Hanya 4000 won pergulungnya. Para penggemar Kang Jin di kelas musik berkumpul mendengarkan Kang Jin bernyanyi, dan dengan senang hati mereka berebut membeli mie.

Ki Ok tersenyum pada Kang Jin, mengedipkan mata memberi tanda "Good". Kang Jin membalas, dan terus bernyanyi dengan riang. Kang Jin menjadi primadona di kalangan ahjuma...TOP dech buat strategi pemasarannya....selama itu tidak culas dan tidak melanggar hukum kenapa tidak...


Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 28 Part 2



4 comments:

  1. wow..akhirnya yg di tunggu - tunggu. T.ksh Nuri. di tunggu ya kelanjutannya. Semangat!

    ReplyDelete
  2. hahaa...mualai suka sama pasangan ki ok dan kang jin...lucu
    di tunggu yaa part 2 nya. makasih

    ReplyDelete
  3. makasih sinopsisnya mba

    ReplyDelete
  4. Ngecek part 2 nya belom ada hehe.. Ditunggu mba, trimakasih

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)