Rencana Cha Don malam ini adalah men-teror Se Kwang. Gu Shik menyusup ke kantor kejaksaan. Ia melapor ke Cha Don begitu melihat Se Kwang masuk keruangannya. Di apertemennya, Cha Don mengintruksikan sekertaris Hong melancarkan aksi mereka.
Sekertaris Hong duduk di depan laptop, mengirimkan pesan suara ke laptop Se Kwang.
Perhatian Se Kwang yang semula sibuk bekerja, menjadi terganggu begitu menerima pesan suara masuk ke laptopnya. Pesan suara itu berisi percakapan jaksa Kwon dan Gi Soon. Saat jaksa Kwon mengunjungi Gi Soon di rumah sakit. Tapi rekaman itu hanya memuat setengah saja dari seluruh percakapan.
Rekaman yang di dengar Se Kwang hanya berisi pertanyaan yang diajukan Gi Soon pada jaksa Kwon. Apa jaksa Kwon masih berpikir kalau Gi Soon yang membunuh Lee Jong Man. Jaksa Kwon menjawab dengan sangat yakin bahwa pembunuh sebenarnya adalah Ji Se Kwang.
Se Kwang marah. Usai mendengarkan rekaman suara, Se Kwang menerima pesan text melalui aplikasi chatting dari Kang Seok, "Gwon Jae Gyu sepertinya sangat tidak menyukaimu. Setelah Hwang Jang Shik, mungkin kau target berikutnya".
Se Kwang mengetik, membalas pesan Kang Seok, "Menurutmu aku tidak tahu kalau kau yang membunuh Hwang Jang Shik?. Jangan membodohi dirimu sendiri dengan berpikir kalau kau bisa menjebakku".
Cha Don tersenyum sinis membaca balasan Se Kwang, "Aku belum mengasah pedangku selama 15 tahun hanya untuk menjebakmu",
Se Kwang geram. Lalu membalas, "Hentikan permainan kata-katamu dan tunjukkan siapa kau sebenarnya padaku.
Kang Seok : Hari dimana kau bertemu denganku adalah hari terburukmu sepanjang hidupmu.
"Keluar saja, Lee Kang Seok. Keluarlah", ucap Se Kwang menatap laptopnya geram. Se Kwang menerima pesan terakhir Kang Seok. "Hati-hati terhadap Gwon Jae Gyu. Dia yang akan menikammu dari belakang, bukannya aku".
Se Kwang hendak membalas. Tapi Kang Seok telah offline lebih dulu. Tangan Se Kwang mengepal, lalu memukul meja berkali-kali. Sorot matanya terlihat lebih buas dari biasanya.
Se Kwang ingat saat saat bicara dengan Ji Hoo di cafe langganan mereka kemarin. Ji Hoo memberitahu telah menemukan mobil jaksa Kwon. Di dalam mobil di temukan selendang milik Hwang Jung Shik. Ia telah menyerahkannya ke bagian forensik, jadi seharusnya ada yang terungkap.
Se Kwang berkata pelakunya mencuri mobil itu untuk melakukan kejahatan. Terlepas dari apa yang akan terungkap, mungkin berlebihan bila menuduh Direktur. Ji Hoo penasaran kenapa harus mobil jaksa Kwon. Semua rekaman CCTV yang membuktikan alibi jaksa Kwon juga sudah dihapus. Terlalu banyak hal mencurigakan jika masalah ini dianggap hanya kebetulan. Flashback end.
Se Kwang memicingkan mata berpikir keras. Dalam hatinya bertanya-tanya apa mungkin kalau jaksa Kwon benar-benar membunuh Hwang Jung Shik?. Se Kwang menggeleng. "Tidak, tidak mungkin. Lee Kang Seok sedang mempermainkan kami".
Jaksa Kwon jalan bersama sekertaris Seo. "IP Lee Kang Seok berasal dari Hong Kong?", tanya jaksa Kwon. Seo membenarkan. Se Kwang yang saat itu juga jalan keluar, memilih bersembunyi begitu mendengar suara jaksa Kwon. Sek. . Jaksa Kwaon menyuruh Sek. Seo melacak IP dari server pusat di Hong Kong. "Bajin*** itu, Lee Kang Seok, bersembunyi dengan sangat baik".
Ponsel jaksa Kwon berdering, dari Ny. Bok. Ny. Bok mengundang jaksa Kwon makan malam. Jaksa Kwon menyarankan karena ini sudah terlalu malam bagaimana jika makan malamnya besok saja. Ny. Bok setuju. Jaksa Kwon menutup telepon.
Sek. Seo tanya apa mungkin jaksa Kwon benar-benar akan berbesanan dengan mereka (Ny.Bok). Jaksa Kwon hanya menjawab hal itu bisa terjadi jika Ji Se Gwang memutuskan untuk menjebaknya seperti kata Lee Kang Seok. Jaksa Kwon dan Sek. Seo pergi jalan pergi. Se Kwang keluar dari persembunyianya.
Se Kwang kembali masuk ke ruangannya. Ia menyadari sekarang Lee Kang Seok berusaha membuat dirinya dan jaksa Kwon saling membenci satu sama lain. "Semuanya tidak akan berjalan sesuai rencanamu".
Se Kwang membuka laci. Mengambil kacang kenari yang telah kering lalu memutar-mutar kacang itu secara bergantian di tangannya. Kacang kenari itu mengingatkannya pada sosok ayahnya.
Flashback again....kebeberapa tahun sebelumnya. Se Kwang mengunjungi pria tua yang sakit-sakit'an di dalam penjara. Pria tua itu adalah Ji Man Won, ayah Se Kwang. Ayah Ji berpesan pada Se Kwang harus melayani presdir Lee Joong Man dengan baik. Se Kwang tak mengerti kenapa ayahnya lebih mengkhawatirkan Lee Joong Man, "Siapa yang membuat ayah begini?".
(Wajah Se Kwang ini terlihat lebih lembut, culun. Tidak bengis seperti sekarang).
Ayah Ji minta Se Kwang jangan bicara seperti itu. "Dokter bilang hidupku tidak akan lama lagi. Aku menawarkan diriku untuk melakukannya demi Ketua. Orang yang seharusnya kau salahkan seharusnya ayahmu ini. Kau bisa sekolah berkat dia. Semuanya salahku karena aku tidak cakap.
Se Kwang sedih, "Ayah. Hentikan omong kosong ini, Ayah".
Ayah Ji batuk-batuk. Se Kwang khawatir, "Ayah tidak apa-apa?". Ayah Ji berkata ia baik-baik saja. "Ayah baik-baik Se Gwang". Ayah Ji batuk lagi. Se Kwang dengar kalau ayahnya tidak makan dengan baik. Apa ada yang ingin ayah makan?.
Ayah Ji tersenyum, "Sebenarnya, ayah teringat kacang kenari yang dulu sering kumakan saat masik anak-anak".
Beberapa hari kemudian, Se Kwang kembali mengunjungi ayahnya dengan membawa sekantong penuh kacang kenari. Sambil menunggu ayahnya datang, Se Kwang memilih beberapa buah kenari yang terbaik untuk dimakan ayahnya. Wajah Se Kwang terlihat bahagia.
Sipir penjara datang dan memberitahukan tahanan Ji Man Won baru saja meninggal. Se Kwang terkejut dan tampak terpukul. Menjatuhkan kantong yang ia pegang. Berpegang pada meja untuk menahan badannya. Kacang kenari yang seharusnya di makan ayahnya, berhamburan di atas meja.
Se Kwang menyirami makan ayah Ji dan membawakan buah kenari kesukaan ayahnya. Saat ini Se Kwang sudah lulus ujian. Di depan makan ayahnya, Se Kwang bersumpah akan mengubah semua ketidakadilan di dunia, "Kenyataan bahwa dunia ini tak adil, aku mempelajarinya dari melihat kehidupanmu. Meskipun aku harus menghancurkan mereka. Aku akan mengubah semuanya, Ayah". Flashback end.
Kembali ke masa kini. Se Kwang masih memutar-mutar kenari di dalam genggamannya. Se Kwang menemukan cara untuk berbalik melawan Kang Seok, yakni seledang merah yang ditemukan di dalam mobil jaksa Kwon.
Se Kwang mengambil ponselnya, menelpon sekertaris Seo. "Sampel darah Lee Kang Seok untuk tes DNA, apa kau bisa melihat apa masih ada sisanya?".
"Karena ada jangka waktu yang diatur secara hukum, seharusnya masih ada. Kenapa?", tanya Sek. Seo.
Se Kwang tidak menjawab, memutus sambungan telepon begitu saja. Menyeringai sinis, "Selendang itu akan mencekik lehermu sendiri. Lee Kang Seok".
Pagi hari. Kediaman Ny. Bok.
Ny. Bok masuk kamar Jae In bermaksud membangunkan putrinya itu. Ny. Bok kaget melihat Jae In tidur dengan dikelilingi banyak buku di sekitaranya. Bermacam-macam buku akuntansi dan management keuangan berserak di atas tempat tidur. Ny. Bok bingung Jae In tidak pernah melalukan hal ini sebelumnya.
Ny. Bok menggoyang badan Jae In untuk membangunkannya. Jae In menggeliat malas, membuka mata dan melonjak kaget, jam berapa sekarang. Jae In kembali tidur mengetahui jam alarm-nya belum berbunyi. Ny. Bok tanya apa Jae In semalam bergadang karena membaca semua buku-buku ini. Jae In berpikir bisa membaca semua buku-buku itu. Sekarang kepalanya serasa mau pecah melihat semua buku akutansi ini.
Ny. Bok senang, "Itu lebih baik daripada perutmu yang meledak karena makan berlebihan. Aigoo, putriku akhirnya dewasa. Dia bahkan membaca buku".
Jae In berkata karena sekarang ia sudah bekerja, aku ingin di puji karena keahlian akuntansiku. Ny. Bok menyahut tentu saja itu harus. Sekarang bangun dan sarapan. Ny. Bok menarik badan Jae In. Jae In bangun, keluar kamar untuk sarapan.
Ny. Bok masih berada di kamar Jae In. Sedikit merapihkan tempat tidur. Ny. Bok tersenyum, "Memang, kekuatan cinta itu besar. Sebelum dia bertemu Cha Don, kamar ini selalu penuh makanan. Gadis bodoh".
Jae In, Pal Do dan Ny. Bok sarapan bersama. Jae In tengah bicara dengan Jeong di telepon. Ia berencana memulai audit internal untuk pertengahan tahun ini. Jeong merasa keberatan. Jae In tetap bersikukuh akan melakukannya. Ini kesalahan eksekutif karena investasi ilegal, menggelapkan dana. Bagaimanapun juga, panggil saja semua komisi audit.
Jae In menutup telepon, "Astaga, bukankah hal yang biasa kalau ketua komisi audit memulai audit?". Paman, ikut denganku.".
"Aku?", tanya Pal Do
Jae In mengiyakan, " Aku akan mengubah perusahaan ini mulai hari ini. Menurut pendapatku, Angelina itu berbahaya. Aku yakin ada sesuatu yang busuk di sana".
Pagi hari. Kediaman Ny. Bok.
Ny. Bok masuk kamar Jae In bermaksud membangunkan putrinya itu. Ny. Bok kaget melihat Jae In tidur dengan dikelilingi banyak buku di sekitaranya. Bermacam-macam buku akuntansi dan management keuangan berserak di atas tempat tidur. Ny. Bok bingung Jae In tidak pernah melalukan hal ini sebelumnya.
Ny. Bok menggoyang badan Jae In untuk membangunkannya. Jae In menggeliat malas, membuka mata dan melonjak kaget, jam berapa sekarang. Jae In kembali tidur mengetahui jam alarm-nya belum berbunyi. Ny. Bok tanya apa Jae In semalam bergadang karena membaca semua buku-buku ini. Jae In berpikir bisa membaca semua buku-buku itu. Sekarang kepalanya serasa mau pecah melihat semua buku akutansi ini.
Ny. Bok senang, "Itu lebih baik daripada perutmu yang meledak karena makan berlebihan. Aigoo, putriku akhirnya dewasa. Dia bahkan membaca buku".
Jae In berkata karena sekarang ia sudah bekerja, aku ingin di puji karena keahlian akuntansiku. Ny. Bok menyahut tentu saja itu harus. Sekarang bangun dan sarapan. Ny. Bok menarik badan Jae In. Jae In bangun, keluar kamar untuk sarapan.
Ny. Bok masih berada di kamar Jae In. Sedikit merapihkan tempat tidur. Ny. Bok tersenyum, "Memang, kekuatan cinta itu besar. Sebelum dia bertemu Cha Don, kamar ini selalu penuh makanan. Gadis bodoh".
Jae In, Pal Do dan Ny. Bok sarapan bersama. Jae In tengah bicara dengan Jeong di telepon. Ia berencana memulai audit internal untuk pertengahan tahun ini. Jeong merasa keberatan. Jae In tetap bersikukuh akan melakukannya. Ini kesalahan eksekutif karena investasi ilegal, menggelapkan dana. Bagaimanapun juga, panggil saja semua komisi audit.
Jae In menutup telepon, "Astaga, bukankah hal yang biasa kalau ketua komisi audit memulai audit?". Paman, ikut denganku.".
"Aku?", tanya Pal Do
Jae In mengiyakan, " Aku akan mengubah perusahaan ini mulai hari ini. Menurut pendapatku, Angelina itu berbahaya. Aku yakin ada sesuatu yang busuk di sana".
Bi Ryung berada di spa. Ia kaget menerima telepon dari Jeong kalau Bok Jae In akan memulai audit internal dan memanggil semua anggota komisi audit.
"Kau punya nomor telepon mereka, kan?. Cepat hubungi mereka semua", ucap Bi Ryung lalu menuntup telepon.
Bi Ryung kesal, "Gadis brengsek itu mulai bertindak macam-macam dan sembrono".
Jae In dan Pal Do datang ke Hwanghae Bank, menuju ruang meeting. Tapi ruangannya kosong, tidak ada satupun anggota komisi audit yang datang. Jae In tidak peduli mereka akan datang nanti. Jae In tanya mana riwayat pribadi mereka. Pal Do membuka tas dan memberikan yang Jae In minta.
Beberapa jam berlalu. Jae In dan Pal Do tetap menunggu, tidak ada satupun dari mereka yang muncul. Pal Do berusaha menghubungi mereka satu persatu, tidak ada yang menjawab. Jae In kesal, "Mereka benar-benar membuat urat sarafku pecah dari hari pertama. Paman ikut aku untuk mengumpulkan semua buku keuangan dari semua bagian".
Di tempat lain, Bi Ryung sengaja mengundang anggota komisi audit makan siang dan minum-minum disebuah restoran khas korea. Tak hanya itu, Bi Ryung juga memberi mereka hadah pakaian dari salah satu koleksi buktinya. Salah satu dari anggota tidak yakin apa boleh minum di jam segini. Bi Ryung tanya apa masalahnya, ketua audit (Jae In) memperlakukan komisi audit layaknya makanan.
Anggota komisi yang lain tanya pasti Bi Ryung merasa kesulitan dengan ketua audit yang sangat sulit diatur.
"Kesulitan?. Aku bisa memecatnya saat waktunya tiba. Bukankah kau setuju, Pengacara Lee?", tanya Bi Ryung pada Cha Don yang duduk disebelahnya.
Cha Don : Bukankah akan lebih mudah bagimu jika ada seseorang sangat tidak mengerti seperti dia?".
Bi Ryung : Dari yang kulihat, Bok Jae In tidak bodoh. Ibunya Hwa Sool. Apel tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
Bi Ryung tersenyum melihat ke-4 anggota komisi audit, "Bagaimanapun juga, selama kau membantuku, akan mudah untuk menjatuhkannya. Mari minum".
Mereka tos bersama, dan meminum minumannya masing-masing. Sambil minum, Cha Don melirik Bi Ryung dengan tatapan tajam.
Flashback. Apartemen Cha Don. Cha Don berdiri di papan kaca, melingkari foto Bi Ryung. Gu Shik yang berdiri disampingnya tanya, "Eun Bi Ryung target pertamamu?". Cha Don menjawab karena dia yang membunuh pengacara Hwang.
Sekertaris Hong datang, ia menemukan cara untuk menguping pembicaraan musuh-musuh Cha Don. Gu Shik tanya bagaimana. Sekertaris Hong menunjukkan kotak yang ia pegang pada Cha Don, "Ini perekam suara paling kecil. Kau bisa menyembunyikannya dengan mudah dalam sepatu hak tinggi wanita pembunuh itu".
Gu Shik : Wow. kau sangat cerdas, Hong Ja Mong. Kupikir otakmu itu otak burung, tapi ternyata otakmu sudah berubah menjadi otak manusia.
Cha Don tersenyum dengan ide cemerlang sekertaris Hong. Flashback end.
Di saat Bi Ryung tengah bercengkrama dengan para anggota audit, Gu Shik melancarkan aksinya. Dari Cha Don ia mengetahui keberadaan Bi Ryung saat ini. Gu Shik mengambil Bi Ryung yang berada di luar. Pergi sebentar untuk memasang penyadap lalu mengembalikan sepatu ke tempat semula.
"Jae In apa kau akan memeriksanya sendirian?", tanya Pal Do.
"Tidak. Kau juga berpengalaman di bidang ini, Paman", jawab Jae In.
Pal Do bingung, memang ia berpengalaman di bidang ini, tapi kenapa aku harus melakukannya. Jae In diam saja memulai memeriksa buku keuangan. Pal Do mengerti, "Baiklah, kalau begitu ayo mulai".
Usai makan siang, 4 anggota komisi audit memasuki ruang meeting, mereka kaget melihat Pal Do dan Jae In sudah ada di dalam dan sibuk memeriksa tumpukan buku-buku keuangan. Mereka tanya apa yang Jae In lakukan disini. Jae In balik bertanya, "Dari mana saja kalian".
"Kami semua ada urusan yang penting", jawab pria berkacamata.
Jae In bisa mencium bau alkohol dari napas mereka, "Kalian minum di jam segini?". Jae In lalu bicara pada Pal Do, "Manajer, pastikan untuk mencatat semuanya. Pada rapat pemegang saham berikutnya, aku akan menceritakannya (komisi audit yang minum alkohol saat jam kerja).
Gertakan Jae In membuat mereka takut. Pria berkacamata minta Jae In jangan melakukannya. "Kurasa anda masih belum yakin dengan pekerjaan anda tapi kami akan melakukan semuanya dan menyesuaikan bukunya, anda tinggal menyetempelnya saja".
"Atau jika itu merepotkan, kami juga bisa menyetempelkan untuk anda", sahut yang lain.
(Dengan kata lain, ke-4 anggota komisi audit ini meremehkan kemampuan Jae In).
Anggota komisi ingin protes. Jae In berkata dengan tegas mulai sekarang periksa semua buku keuangan tanpa melewatkannya sedikitpun. Maka aku akan melupakan semua kejadian hari ini.
Ke-4 anggota komisi audit ini buru-buru menyimpan tas hadiah mereka. Duduk dengan rapih, mengambil buku dan mulai serius memeriksa. Pal Do tersenyum, tak mengira Jae In bisa bersikap serius dan tegas seperti ini.
Se Kwang pergi kerestoran tempat jaksa Kwon dan lainya berkumpul. Sek. Seo berjaga di depan pintu, "Semuanya sudah hadir?", tanya Se Kwang. Sek. Seo membenarkan, "Anda orang terakhir yang datang, Kepala Ji".
Se Kwang masuk ke dalam, terkejut melihat Cha Don juga ada di dalam duduk bersama Bi Ryung dan yang lainya. Bi Ryung tanya kenapa Se Kwang terlambat?. Kami semua sudah menunggu.
Se Kwang tidak senang melihat Cha Don, ia tanya kenapa Cha Don ikut lagi. Bi Ryung menjawab aku yang memintanya ikut. Ada bisnis yang harus kami urus malam ini.
Cha Don : Jika ini perbincangan yang penting, aku akan keluar.
Cha Don jalan keluar tanpa membawa tasnya. Se Kwang menunjuk tas Cha Don di kursi, "Apa kau tidak membawa tasmu?".
"Oh. Aku lupa", sahut Cha Don lalu mengambil tasnya.
Se Kwang menahan tas Cha Don, "Buka tasmu", ucapnya sok berkuasa.
Bi Ryung kaget, "Se Kwang shi! Apa yang kau lakukan".
"Apa isinya?", tanya Se Kwang.
"Apa kau ingin melihat isinya?", tanya Cha Don menantang.
"Buka tasmu", perintah Se Kwang dengan wajah bengisnya.
Cha Don menatap Se Kwang tajam, "Aku juga pengacara. Meskipun kau jaksa, kau tidak boleh memaksakan...
Se Kwang merampas tas Cha Don, membuka dan menghambur isinya ke atas meja. Mencari benda ataupun hal lain yang ia curigai. Bi Ryung syok dengan kelakuan Se Kwang yang sangat kelewatan. Cha Don diam memperhatikan begitu pula dengan yang lainya. Se Kwang diam karena tidak menemukan hal yang mencurigakan seperti yang ia pikirkan.
Cha Don : Apa yang kau cari?. Kau pikir ada penyadap dalam tasku?
Bi Ryung : Apa kau gila, Se Gwang?. Kenapa Pengacara Lee...
"Bawa tasmu", ucap Se Kwang seenaknya.
"Apa?", tanya Se Kwang angkuh berbalik menatap Cha Don.
Se Kwang yang sombong ini mana mungkin mau melakukan permintaan Cha Don. Se Kwang mungkin juga kaget karena Cha Don berani melawannya.
"Karena kau yang mengeluarkannya, maka kau juga yang harus mengembalikan", ucap Cha Don penuh benci.
Cha Don dan Se Kwang menatap tajam satu sama lainya beberapa detik. Terpecik api permusuhan dari mata keduanya.
Bi Ryung mewakili Se Kwang meminta maaf. Bi Ryung mendelik kesal ke Se Kwang, ia memasukkan kembali barang-barang Cha Don ke dalam tas. Cha Don dan Se Kwang masih bertatapan.
Cha Don keluar dari ruangan. Berbalik sebentar tersenyum sinis. Lalu melangkah pasti, meninggalkan tempat itu.
Bi Ryung benar-benar marah dengan tingkah Se Kwang. Ia hanya diam saja sambil terus minum. Wartawan Go tanya kenapa Se Kwang mengumpulkan mereka disini. Se Kwang memberitahu Lee Kang Seok menghubunginya kemarin. Ia yakin Kang Seok juga menghubungi jaksa Kwon.
(Ya iyalah yakin, secara kan kemarin nguping...)
Jaksa Kwon membenarkan. Se Kwang tanya lagi pasti jaksa Kwon juga tahu kalau selendang pengacara Hwang di temukan di dalam mobilnya.
Bi Ryung terkejut hingga menjatuhkan gelas yang ia pegang, "Seledang?".
Se Kwang marah kenapa jaksa Kwon tidak memberitahukan penemuan selendang pengacara Hwang pada yang lainya.
Jaksa Kwon : Jujur, kurasa salah satu dari kita membunuh Hwang Jung Shik dan menjebakku.
Se Kwang : Jadi, maksudmu kau tidak mempercayaiku?
Jaksa Kwon : Sepertinya kau juga tidak mempercayaiku.
Wartawan Go heran apa ada masalah diantara kalian berdua. Kalian tidak pernah bertengkar sebelumnya.
Se Kwang : Siapapun yang membunuh Hwang Jung Shik. Lebih penting bagi kita untuk saling percaya.
Jaksa Kwon : Yah, kau tidak bisa memakai kendi yang pecah untuk menampung air.
Se Kwang : Jika pembunuh Hwang Jung Shik ternyata adalah Lee Kang Seok, semua masalah ini akan berakhir.
Se Kwang : Kita bisa memanfaatkan syal milik Hwang Jang Shik.
Jaksa Kwon : Caranya?. Jelaskan. Apa gunanya syal itu?.
Se Kwang melihat Bi Ryung yang gugup, dan terus menerus menuang minuman ke gelas. Ia menyuruh Bi Ryung untuk keluar saja. (Se Kwang memanggil Bi Ryung dengan panggilan Angelina).
Bi Ryung bingung, "Kenapa?". Se Kwang berkata kami yang akan mengurusnya, lebih baik kau tidak mendengarkannya.
Jaksa Kwon : Lakukan saja perintah Kepala Ji. Lebih baik bagimu jika kau tahu setelah semuanya...
Bi Ryung memotong, "Kenapa kalian semua seperti ini?. Kalian pikir aku bisa membahayakan kita semua?".
Se Kwang menekankan sekali lagi, "Aku bilang, kami akan mengurusnya".
Bi Ryung pergi dengan marah, "Tentu, lakukan saja sesuka kalian".
Wartawan Go tahu Se Kwang mengusir Bi Ryung keluar pasti karena Lee Cha Don. Se Kwang khawatir Bi Ryung mungkin banyak bicara saat dia mabuk. Jaksa Kwon setuju, ia juga sedikit khawatir dengan Lee Cha Don.
(Se Kwang takut jika Bi Ryung terlalu percaya pada Cha Don dan menceritakan rencana mereka untuk menjebak Kang Seok. Mungkin Se Kwang masih curiga kalau Cha Don adalah Kang Seok atau mungkin juga itu hanya karena rasa tidak sukanya pada Cha Don yang masih terus mengakar di dalam hatinya).
Bi Ryung menelpon Cha Don. Ia jalan dengan menghentakkan-hentakkan langkahya ketika naik tangga, membuat salah satu hak sepatunya patah. Cha Don datang menolong, "Kau tidak apa-apa". Bi Ryung teriak marah, "Oh...Brengsek. Keterlaluan. Bahkan sepatuku juga brengsek!".
"Biar kulihat", ucap Cha Don, lalu memeriksa sepatu Bi Ryung.
Cha Don membelakangi Bi Ryung, mengambil penyadap yang tersimpan di belahan hak sepatu sebelum menunjukkannya ke Bi Ryung kalau sepatunya patah. Bi Ryung bingung, bagaimana ini aku tidak mau jalan tanpa sepatu. Kira-kira dimana aku bisa membeli sandal.
"Biar ku gendong", ucap Cha Don menawarkan punggungnya. Mobilmu sudah menyala diluar. Cepat naik. Bi Ryung terkejut, " Apa?. Tapi banyak sekali orang yang akan melihat kita.
Cha Don menarik tangan Bi Ryung dan langsung menggendongnya. Bi Ryung malu, "Aku pasti berat". Benar saja banyak orang yang melihat. Tapi gak masalah kan, digendong pria setampan Lee Cha Don...hehehehe.
Sampai di apartemen Cha Don mendengarkan rekaman penyadap yang terpasang di sepatu Bi Ryung. Dari rekaman itu, Cha Don mengetahui rencana Se Kwang yang akan memamfaatkan selendang merah untuk menjebak Kang Seok sebagai pembunuh. Rekaman terputus hingga suara Se Kwang yang menyuruh Bi Ryung keluar.
Gu Shik mematikan rekaman, beberapa kali pun kita mendengarnya, itulah batas petunjuknya. Kita tidak bisa menemukan rencana mereka. Apa yang akan kita lakukan?. Mereka akan menjebakmu sebagai pembunuh.
Cha Don berpikir keras, rencana apa yang akan Se Kwang gunakan untuk menjebak dirinya.
Beralih ke Se Kwang dan yang lainya. Wartawan Go kembali keruangan setelah menghubungi salah satu kenalan. Ia sudah memastikan kalau lembaga yang melakukan tes DNA Kang Seok masih memiliki sampel darahnya. Jaksa Kwon tertawa, "Menaruh darah Lee Kang Seok pada syal milik Hwang Jung Shik. Semakin aku memikirkannya, ini semakin membuatku sangat tertarik".
Wartawan Go : Bukankah mereka belum melakukan tes DNA pada syalnya?
Jaksa Kwon minta wartawan Go jangan khawatir. Manager yang bertanggung jawab untuk kasus ini adalah orang suruhannya. Wartawan Go memuji Se Kwang sangat mengagumkan. Jaksa Kwon setuju, pekerjaan yang bagus muncul dari ide yang bagus.
Tengah malam Cha Don menyusup masuk ke kantor Se Kwang. Cha Don berharap bisa menemukan petunjuk. Cha Don memeriksa meja dan setiap laci, tidak ada petunjuk satu pun. Cha Don menemukan kacang kenari di laci paling atas, mengambil lalu memainkan kenari sama seperti Se Kwang.
"Bagaimana cara Ji Se Gwang. memakai syal Hwang Jung Shik untuk menjebakku sebagai pembunuhnya?. Seberapa kenalnya dia?".
Cha Don berpikir keras, tangannya terus memutar kacang kenari. Pikiran Cha Don menuntunnya kembali ke kantor polisi, saat dilkukan tes DNA sampel darah untuk membuktikan kalau ia adalah Lee Kang Seok yang asli.
Cha Don tersenyum lebar mengetahui jalan pikiran musuhnya, "Ji Se Gwang. Apa itu rencanamu untuk menjebakku?".
Cha Don kembali ke mobil. Ponselnya banyak menerima panggilan tak terjawab dari Bi Ryung. Cha Don menelpon balik dan mengantar Bi Ryung yang sedang mabuk. Bi Ryung tidur sepanjang perjalanan. Di dalam perjalanan Gu Shik menelpon Cha Don, memberitahu semuanya siap sesuai perintahnya.
Cha Don membangunkan Bi Ryung ketika sampai di tempat parkir. Bi Ryung meminta maaf menyuruh Cha Don mengantarnya pulang. Cha Don tidak masalah, lagipula rumah kita searah. Masuklah dan istirahat.
"Terima kasih", ucap Bi Ryung keluar dari mobil.
Bi Ryung jalan menuju lift. Ia bisa merasakan langkah seseorang mengikutinya dari belakang. Jika Bi Ryung berhenti, langkah kaki penguntit juga berhenti. Bi Ryung jalan lagi, langkah kaki penguntit terdengar semakin jelas.
Bi Ryung menoleh ke belakang, tidak ada orang lain selain dirinya. Basement parkir tampak lenggang dan sepi. Bi Ryung mulai ketakutan, bergegas menuju lift dengan berlari. Menekan tombol lift berulang-ulang, lalu masuk ke dalam.
Penguntit membuka topeng, siapa dia. Tak lain adalah Gu Shik yang menyamar menjadi penguntit dengan memakai baju serba hitam. Gu Shik menghela napas, "Fuih..."
Bi Ryung masuk lift dan semakin ketakutan melihat tulisan di dinding lift. "Eun Bi Ryung, kau membunuh Hwang Jung Shik. Eun Bi Ryung, kau pembunuh Hwang Jung Shik". Kata-kata itu ditulis dengan menggunakan lipstik. Yang bisa Bi Ryung lakukan hanyalah buru-buru menghapus tulisan itu.
Bi Ryung semakin ketakutan setengah mati. Mendapati apartemennya menjadi berantakan. Barang-barang berserakan tak beraturan. Di tengah ketakutan itu, Bi Ryung mencoba menelpon Se Kwang. Ia minta Se Kwang datang kerumahnya sekarang juga, ada penyusup masuk membuat rumahnya berantakan. Bi Ryung meralat ucapannya, bukan...bukan penyusup mungkin Lee Kang Seok.
Tepat saat itu, laptop Se Kwang menerima pesan chatting dari Kang Seok, "Apa kau menunggu kabar dariku?".
Bi Ryung yang ketakutan memohon Se Kwang datang ketempatnya sekarang juga. Dibandingkan datang kerumah Bi Ryung, Se Kwang lebih tertarik membalas pesan Kang Seok. Ia menyuruh Bi Ryung menelpon polisi saja. Atau jika mungkin polisi merepotkan hubungi saja teknisi
Bi Ryung tak percaya, "Aku sangat takut sekarang sampai jantungku berhenti berdetak". Se Kwang memutus telepon. Bi Ryung teriak putus asa, "Hei....Ji Se Kwang!. Brengsek!".
Saat ini, tidak ada orang lain lagi yang bisa Bi Ryung mintai pertolongan selain Cha Don. Bi Ryung menelpon Cha Don, tanya apa Cha Don sudah jauh...
Kang Seok : Kalau begitu, kenapa kau tidak bisa menemukanku selama 15 tahun?.
Jika Gu Shik bertugas menakut-nakuti Bi Ryung. Tugas sekertaris Hong adalah membalas pesan Se Kwang sebagai pengganti Cha Don. Se Kwang tidak menyadari, orang yang sedang membalas pesan saat ini bukanlah Kang Seok.
Lalu kemana Cha Don. Cha Don datang kerumah Bi Ryung. Bi Ryung yang sejak tadi ketakutan langsung memeluk Cha Don, "Terima kasih, Pengacara Lee. Terima kasih banyak karena kau mau datang".
"Apa kau terluka?", tanya Cha Don khawatir.
"Tidak, saat aku masuk, aku lihat semuanya sudah berantakan", jawab Bi Ryung masih ketakutan.
Cha Don memeriksa sekeliling, "Apa ada yang hilang?". Bi Ryung mengaku terlalu takut untuk melakukan apapun, yang bisa ia lakukan hanyalah bisa menunggu.
"Periksa dan lihat apa ada barang yang hilang", kata Cha Don lagi.
"Ya", jawab Bi Ryung lemah.
Bi Ryung masuk ke kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka. Cha Don berdiri diam memperhatikan ekspresi Bi Ryung. Tampak menikmati melihat wajah ketakutan Bi Ryung.
Lampu kamar mandi padam, Bi Ryung menyalakannya dan langsung terkejut melihat cermin tepat di hadapannya. Di depan cermin tergantung kalung mutiara dilengkapi tulisan, "Bukankah kau ingat dengan kalung ini?".
Kalung mutiara itu mengingatkan Bi Ryung pada ancaman Kang Seok muda lima belas tahun yang lalu. Kang Seok mengancam akan membalas 1000 kali lipat lebih kejam atas apa yang Bi Ryung lakukan pada ibunya, Gi Soon.
"Lee..Kang Seok..", ucap Bi Ryung terbata...kemudian teriak histeris dan jatuh pingsan saking syok dan takutnya. Cha Don masuk ke kamar mandi. Ia hanya menatap dingin Bi Ryung tergeletak tak sadarkan diri diatas lantai.
Bi Ryung membuka mata. Orang yang pertama kali ia lihat adalah Cha Don. Setelah Bi Ryung pingsan, Cha Don membawanya kerumah sakit dan menungguinya hingga sadar. Cha Don berkata perawat memberikan suntikan obat tidur, setelah istirahat semalam Bi Ryung akan kembali sehat. Cha Don membetulkan letak selimut Bi Ryung.
Tak ada yang bisa Bi Ryung katakan selain ucapan terima kasih. Cha Don tersenyum lembut. Pengaruh obat yang tersisa membuat Bi Ryung tertidur pulas lebih cepat. Senyum lembut Cha Don berubah menjadi wajah penuh dendam.
Cha Don mengeluarkan jarum suntik dan mengambil darah Bi Ryung. Darah Bi Ryung itu berguna untuk menyerang balik Se Kwang nantinya. Setelah selesai, Cha Don mengangkat jarum suntik lalu berkata :
"Ji Se Kwang, pembunuh Hwang Jang Shik akan kau tangkap dengan tanganmu sendiri".
END
thanks mbk mumu lnjut trus sinopnya....
ReplyDeleteYah, dia salah sebut nama.... Rumah mbak mumu ada di sebelah :D
Deletewow great Cha Don, paling suka kalau dia lagi adu strategi lawan Se Kwang. Keren. :D
asyiik...semakin seru niih...
ReplyDeleteLanjut terus mba Nuri ... Semangat ...
Semakin mnegangkan saja.. mkash mbak nuri ats sinopsisnya
ReplyDelete