Pages - Menu

Saturday, June 29, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 11 Part 2

Jaksa Jo mengunjungi Cha Don di kantornya. Cha Don asyik makan jajangmyun dengan lahap. Jaksa Jo mendengar gosip Cha Don membakar uang dalam jumlah besar. Kurasa itu yang sebenarnya, lihat kantor jorok ini.
"Kuharap kau tidak datang untuk menggodaku", kata Cha Don kesal.

Jaksa Jo : Jangan anggap dirimu itu diusir, tapi pindah sementara waktu. Setelah keadaanku lebih baik, aku akan membawamu kembali.

Cha Don : Jangan menemuiku nanti dan meminta memakai kantor ini bersama-sama.
Jaksa Jo : Apa? Brengsek, kau pikir siapa aku? Aku juga punya strategiku sendiri. Tunggu dan lihat saja.

Jaksa Jo berdiri. "Kau mau pergi?", tanya Cha Don sambil mengunyah. Jaksa Jo mengangguk, "Tidak usah mengirim pesan padaku. Aku akan menghubungimu nanti".

Gu Shik masuk terburu-buru dan memanggil Cha Don dengan sebutan pengacara Lee. Gu Shik memberi hormat begitu melihat Jaksa Jo, "Oh, anda di sini, Wakil Kepala".
Jaksa Jo menepuk pipi Gu Shik dan pamit pergi. 

Gu Shik menutup pintu rapat-rapat, menyampaikan kabar baik, "Pengacara Lee. Aku menemukan Park Gi Soon".
"Dimana dia sekarang?", tanya Cha Don.
Gu Shik bertemu dengan sopir yang mengendarai ambulans yang membawa Park Gi Soon. Sopir bilang dia mengantarnya ke sanatorium di Provinsi Choongcheong.

Sekertaris Hong tanya siapa yang membawanya. Sopir tidak terlalu tahu, karena dia hanya menyetir. Cha Don bersemangat dan mengajak Gu Shik untuk segera pergi ke sanotarium itu. Gu Shik menahan, "Tunggu. Tidak ada asien yang bernama Park Gi Soon di sana, ataupun catatan rawat inap di rumah sakit itu".

Sekertaris Hong bingung "Apa maksudmu?. Sopirnya mengantarkan dia kesana, tapi kenapa dia tidak ada di sana?".
Gu Shik berkata itulah sebabnya ia menyelidiknya lebih dalam.

Direktur Go Myung Han menunjungi pasein di gedung utama. Pasein yang ada di gedung utama ini rata-rata mengalami keterbelakangan mental. Jika dilihat dari luar Myung Han terlihat dekat dengan paseinnya.

Salah satu pasein memberikan bunga pada Myung Han. Myung Han menerima dan menciumnya. Para pasien bersorak kegirangan. Myung Han bisa berbaur baik dengan para pasein dan tingkahnya tak ubahnya seperti pasein lainnya.

Terdengar suara Gu Shik : Sanatorium itu punya reputasi yang sangat baik di daerah itu. Direktur dari tempat itu juga cukup terkenal diantara para pasien. Dia juga menerima banyak penghargaan dari kepolisian dan kelompok masyrakat.

Cha Don penasaran dan tanya apa perkerjaan direktur Go Myung Han sebelumnya. Gu Shik menjawab sebelumnya dia bekerja sebagai dokter di pusat tahanan, tapi saat dia masih muda, dia juga bekerja di Kantor Anti Komunisme di Namyoung-dong.

"Kantor Anti Komunisme di Namyoung-dong?", tanya Cha Don sambil berpikir. Bukankah tempat itu terkenal karena penyiksaannya?.
Gu Shik : Satu hal yang aneh bahwa diantara pasien yang dirawat di sanatorium itu, cukup banyak dari mereka yang keseluruhan haknya dialihkan ke anggota keluarga mereka yang lain.

Cha Don : Benarkah?
Gu Shik : Dan mereka hanya mempekerjakan orang-orang yang punya mental kuat sebagai pegawai yang sederhana.
Sekertaris Hong : Bukankah itu hal yang baik?
Cha Don : Tapi mungkin itu juga untuk menjaga keamanan. Wow... sesuatu yang aneh di sini...

Sekertaris Hong memberi usul, "Kenapa kita tidak menelepon polisi saja dan menemukan Park Gi Soon di sana?".
Cha Don tidak setuju, Jika kita nekat tanpa bukti jelas, itu mungkin menjadi bumerang pada kita karena mencemarkan nama baik. Sekertaris Hong, kau bilang kau punya kakak, kan?. Siapa namanya?

"Hong Ja Seok", jawab sekertaris Hong.

Cha Don mengulang nama Hang Ja Seok berkali-kali, entah kenapa nama itu melekat dengan baik di mulutnya. Cha Don membulatkan tekad mulai sekarang ia akan menjadi Hong Ja Seok, kakak Hong Ja Mong. Jadi buat dokumen yang dibutuhkan.

Sekertaris Hong terkejut, "Apa? Kau akan menjadi kakak kandungku?".
Gu Shik : Maksudmu kau benar-benar tidak akan masuk ke tempat itu, kan?
Api semangat Cha Don telah membara, "Ini klien yang bernilai 10 milyar won. Selama aku bisa bertemu Park Gi Soon, aku akan melompat ke dalam api neraka sekalipun. Kau juga akan masuk denganku, Manajer".

Gu Shik meloncak kaget, "Apa? Aku juga?".
Cha Don minta Gu Shik untuk berkerja sebagai pegawai disana. Pasti ada caranya untuk mendapat pekerjaan di sana jika memanfaatkan agen tenaga kerja untuk penyandang cacat.
Gu Shik protes, "Astaga... aku benar-benar tidak mau pekerjaan semacam ini".
Cha Don tidak mengubris protes Gu Shik, pikirannya penuh dengan rencana yang harus segera ia jalankan.

 Jae In datang ke restoran dan kaget melihat meja restorannya di penuhi para pelanggan. Kepala koki menyapa Jae In, "Anda sudah datang, Presdir". Jae In tanya apa yang terjadi, ini bukan jam makan siang tapi semua semua meja terisi penuh. Manager restoran bilang para pelanggan merupakan orang-orang dari perusahaan Silver Rain. Presdir Silver Rain menyuruh pegawainya makan disini.

Kepala koki memberikan kartu nama ke Jae In, "Presiden perusahaan itu meminta
agar anda meneleponnya saat anda tiba".
Jae In nama yang tertera di kartu, "Angelina".

Nama orang yang disebut Jae In, kini tengah menerima wawancara wartawan Go. Angelina atau Bi Ryung saat ini dikenal di dunia industri fashion sebagai kuda hitam. "Apa rahasianya kau mendapatkan jakpot ini?".

Bi Ryung tersenyum dengan gaya genitnya, "Yah. mungkin karena keunikan dan perbedaan dalam desain.
Wartawan Go : Anda juga perancangnya, bukan?. Lalu pakaian yang sedang anda pakai ini.
Bi Ryung membenarkan, Sebagai refenrensi untuk anda, ini adalah pakaian terlaris dari perusahaan kami.

Wartawan Go memuji Bi Ryung sangat berbakat dan juga sanagat cantik. Bi Ryung tersenyum malu-malu dan mengucapkan terima kasih. Wartawan Go tanya kenapa sampai sekarang Bi Ryung belum juga menikah. "Aku yakin anda banyak dikelilingi pria yang mengajak anda berkencan".
"Yah, karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku", jawab Bi Ryung.
"Anda punya pacar, kan?", tanya wartawan Go kemudian.

Wajah Bi Ryung berubah seketika, ia menyangkal, "Tidak. Aku tidak punya pacar". Wartawan Go terus mendesak, "Semua orang yang menonton acara ini pasti penasaran, jadi tolong katakan saja".
Bi Ryung serba salah, ia minta kameramen untuk mematikan kamernya sebentar. Setelah lampu kamera di matikan Bi Ryung berbisik ke wartawan Go, " Kenapa kau masih bertanya, saat kau sudah tahu jawabannya?". 

Wartawan Go membela diri, ia hanya mengikuti yang tertulis di naskah. Bi Ryung memutuskan untuk mengkahiri wawancara dan pergi begitu saja membuat wartawan Go yang kebingungan. 

Ponsel Bi Ryung berdering, ia begitu senang ketika mengetahui yang menelponya adalah Jae In. Jae In mengucapkan terima kasih karena Bi Ryung mengirimkan pegawainya untuk makan di restoran miliknya. Bi Ryung berkata baru saja memesan tempat minggu depan. Jae In terkejut senang, berjanji akan menyiapkan dengan baik. Jae In mengakhiri pembicaraan membungkuk sambil mengucapkan terima kasih.

Jae In sangat senang, ia tak mengira malaikat seperti Bi Ryung masih ada di dunia ini. Ia memandangi kartu nama Bi Ryung, "Bahkan namanya pun terdengar menakjubkan".

Bi Ryung menelpon seseorang untuk mencari tahu apapun soal Bok Jae In. Makanan kesukaannya, hobinya, seleranya dengan pria, gaya pakaiannya, semuanya. Bi Ryung menutup telepon. Wartawan Go yang berdiri di belakang Bi Ryung merasa penasaran, "siapa sebenarnya Bok Jae In itu sampai kau menyelidikinya?".

Bi Ryung melihat sekeliling sebelum menjawab, "25% pemilik saham dari Hwanghae Bank". Yang dilakukan Bi Ryung saat ini adalah mendekati Jae In dan membuatnya terkesan. Wartawan Go takjub, "Oh, Angelina. Keahlian bisnismu berkembang setiap hari".

Bi Ryung mencibir, "Kau juga harus membuat peningkatan. Sehingga kau bisa berhenti melakukan wawancara buruk ini. Bukan hanya itu saja.....". Bi Ryung menggantung ucapannya dan pergi. Wartawan Go kesal, "Aish...wanita itu".

Ny. Bok memeriksa beberapa dokumen. Seperti biasa ada Pal Do di sampingnya. Pal Do sudah membeli 29% saham Hwanghae Bank. Sementara Bi Ryung memiliki 35% saham. Ny. Bok memerintahkan Pal Do untuk segera mempersiapkan sertifikat pemegang saham dan dapatkan kekuasaannya. Pal Do tanya, kali ini apakah Jae In harus dilibatkan.Dia menunjukkan potensi dalam menanganinya.

Ny. Bok berfilosofi : Jika kau ingin membesarkan ikan dengan baik, kau harus memilih akuarium yang benar dulu. Jika kau membuang ikannya di lautan, menurutmu ikannya bisa bertahan?. Ikannya akan di makan.

Pal Do diam. Ny. Bok menerima telepon dari penjual daging di pasar. Ny. Bok tanya apa keperluan penjual itu menghubunginya. Pedagang daging mengucapkan terima kasih. Ny. Bok tidak mengerti, apa aku sudah melakukan sesuatu sampai kau berterima kasih padaku?.

Ny. Bok kaget mendengar hutang pedagang itu telah di hapus, "Gila...ini gila..Apa-apaan semua ini". Ny. Bok menutup telepon dengan marah. 
Pal Do : Jae In menghapus hutangnya dan menerima bunganya?
Ny. Bok : Woah... Gadis itu...Apa sebenarnya yang dia lakukan?.

Pal Do jadi panik dan ingin menelpon Jae In, tapi dia sendiri lupa dimana menaruh handphone. Pal Do akan pergi ke restoran dan membawa Jae In pulang. Pal Do jalan pergi, baru selangkah tiba-tiba Ny. Bok tertawa terbahak-bahak. Pal Do heran sekaligus takut, "Kenapa anda tiba-tiba begini?. Apa anda sakit?".

Ny. Bok bilang tidak perlu membawa Jae In pulang. Pal Do semakin heran, "APA?".
Ny. Bok : Aku bilang dengan mulutku sendiri. Menggunakan setiap cara yang mungkin tanpa membuatnya berbeda, dan membawa uangnya. Aku meremehkannya, Pal Do. Wow. Dia punya keberanian untuk melawan musuh seperti kita. Kurasa kita bisa mengikutsertakan dia di Hwanghae Bank.

Pal Do paham dan mengangguk setuju, "Kurasa begitu". Ny. Bok menjentikkan jarinya dan tersenyum lebar, "Woah! Gadis ini produk yang bagus. Dia sudah siap. Dia sudah siap".

Cha Don memulai rencana gilanya. Memakai hanbok dan berdandan ala Ratu Joseon lalu berkeliaran di jalan. Cha Don jalan dengan anggun seperti wanita bangsawan. Sinar matahari menyinari badannya. Orang-orang yang berpapasan dengannya melihat dan mendekatinya dengan pandangan heran. 

Disaat Cha Don berkeliaran itulah, ambulance dari rumah sakti jiwa berhenti di belakangnya. Perawat pria keluar dan menyentuh lengan Cha Don, "Maaf. Hong Ja Seok-sshi?". Cha Don memutar tubuhnya dengan perlahan, "Siapa kau". 

Perawat itu memberi kode pada temannya untuk segera membawa Cha Don. Cha Don menampar wajah perawat, "Beraninya kau?".
2 perawat itu menarik paksa Cha Don untuk naik ke mobil. Cha Don teriak dan berontak, "Rakyat jelata! Beraninya kau?. Apa kau tahu siapa aku?".

Cha Don keluar dan lari, perawat mengejar, "Aku ini Ratu Joseon. Lepaskan aku. Apa kau tidak takut dengan kekuatan langit?. Yang Mulia. Apa kau meninggalkanku?. Yang Mulia!".
Perawat kembali memasukkan Cha Don dalam ambulance. Mobil bergerak menjauh.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Gu Shik dan sekertaris Hong melihat semua adegan barusan. Gu Shik memberikan kode pada sekertaris Hong untuk segera mengikuti kemana mobil ambulance pergi.

Di dalam ambulance mata Cha Don tertutup. Ia terus berontak dan teriak, "Kalian akan membawaku kemana?. Apa apa orang diluar?. Aku Ratu Joseon. Lepaskan aku!".

Go Myung Han duduk santai di ruangannya. Mendengarkan musik sambil menikmati cemilan siangnya yang berupa serangga, bentuknya mirip dengan kecoa hanya ukurannya lebih kecil...(Howek...jijik liatnya).

Rupanya di ruangan itu ada Se Kwang. Se Kwang melihat seluruh piagam yang terpajang di sisi meja sebelah kanan, "Park Gi Soon tidak terlalu sehat?".
Myung Han menjawab menurut kepala perawat kita harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Se Kwang bilang tidak apa-apa, tidak perlu melakukannya.

Myung Han : Tidak perlu melakukannya?. Itu akan sulit untukku. Jika ada gosip kalau di rumah sakit ini ada pasien yang meninggal...

Se Kwang memotong perkataan Myung Han, "Aku sudah menyiapkan biaya tambahan perawatan".
Myung Han tertawa, "Dia pasien yang sangat spesial. Minimal, setidaknya biaya 1 tahun harus disetorkan".
Se Kwang menghela napas kesal, "Baiklah".

Myung Han mengangguk senang, "Aku akan melakukan lagi yang terbaik". Myung Han menawari Se Kwang cemilan siangnya, "Apa kau mencobanya sedikit?. Ini sangat bergizi dan rasanya juga enak".
Se Kwang menjawab dengan dingin, "Aku akan menemuimu lain kali". Jalan pergi.

Myung Han merasa penasaran apa hubungan Se Kwang dengan Park Gi Soon. Se Kwang menghentikan langkahnya. Myung Han melanjutkan pertanyaanya, "Untuk alasan apa Jaksa Kepala terlibat dalam kebusukan ini".
Se Kwang berbalik, dengan tatapan buas, "Tutup mulutmu. Karena aku sudah mentolerir parasit sepertimu, apa aku seperti seorang yang penurut?".

Myung Han tercengang dengan mulut terbuka. Se Kwang berdiri di depan Myung Han, "Jangan coba mencari tahu soal apapun. Meskipun kau sudah bertingkah seperti serangga, kaulah yang sudah mengumpulkan omong kosong ini".

Se Kwang murka, menggambur semua piagam dan penghargaan Myung Han di atas meja, membuatnya pecah berantakan.
"Dalam satu kali tembakan, aku bisa menghancurkan semuanya".
Myung Han tampak ketakutan, dan segera meminta maaf.
Se Kwang sangat marah, jalan keluar dan menggulingkan kursi. Bahkan tidak menutup pintu.

Myung Han masih tercengang, tak meyangka Se Kwang akan bereaksi seperti itu. Meski meminta maaf, tapi ia juga sangat marah melihat piagam penghargaannya yang berharga menjadi hancur berantakan. "Seperti baji**** kotor!", umpatnya kesal.

Perawat pria membawa Cha Don masuk kerumah sakit. Cha Don masih teriak ndak karuan, memegang tusuk konde dan mengancam akan bunuh diri karena penghinaan ini. Cha Don melihat Se Kwan jalan keluar. Ia langsung pura-pura sakit perut, duduk untuk menyembunyikan wajahnya. Untungnya saja, Se Kwang melalui jalan yang berbeda. Se Kwang menoleh, tapi hanya melihat punggung Cha Don.

Cha Don menoleh ketika Se Kwang sudah jauh. Pria yang barusa ia lihat itu memang Se Kwang. Rasa curiganya semakin besar, Se Kwang satu-satunya orang yang mengenal baik Gi Soon. Cha Don semakin yakin Gi Soon memang berada di rumah sakit ini. 

Sekertaris Hong berada di diruangan Myung Han dengan membawa dokumen. Wajahnya cemas saat Myung Hyun memeriksa dokumen yang ia berikan. Sementara Cha Don duduk manis sebagai ratu joseon. Selesai memeriksa dokumen Myung Han tanya, "Bagaimana kondisi pasien".

Sekertaris Hong : Dia biasa takut-takut seperti itu, tapi dia pikir dia itu Ratu Joseon saat penyakitnya kumat.

Myung Han mendekati Cha Don untuk memeriksa kejiwaannya. Menatap matanya. Cha Don balik menatap mata Myung Han.
Myung Han : Ja Seok ssi,...kau dimana?
"Tidak tahu", jawab Cha Don pelan memalingkan wajahnya.
Myung Han menarik wajah Cha Don, "Tatap mataku, lalu jawab. Apa kau...gila?".

Cha Don menatap lekat mata Myung Han, "Aku tidak gila".
Myung Han merasa aneh. "Apa kau yakin dia gila", tanyanya pada sekertaris Hong. Sekertaris Hong balik bertanya. Myung Han berkata kebanyakan pasein gila tidak mau melihat mata. "Hong Ja Seok ssi, jika kau berusaha menipuku.....".

Cha Don yang pintar langsung berakting seperti orang gila, ngamuk dan teriak, sambil mengguncangkan badan Myung Han, "Mati kau. Kau tidak tahu siapa aku?. Aku ini Ratu Joseon!. Langit mungkin menyerangmu karena sudah mengkhianati tanah airmu!".

Myung Han terkejut mendapat serangan mendadak dari Cha Don, 2 perawat pria yang berjaga segera mengamankan Cha Don dan membawanya keluar. Sekertaris Hong meminta maaf. Myung Han menghela napas, belum bisa menghilangkan rasa terkejutnya. Ia mempersilahkan sekertaris Hong pulang dan berjanji akan. menangani Cha Don dengan baik.

Myung Han menekan tombol telepon, menyuruh perawat untuk membawa pasein Hong Ja Seok yang tak lain Cha Don ke ruang konsultasi.

Cha Don dibawa ke ruang konsultasi, ia terus berontak, "Beraninya kalian memperlakukanku seperti ini?!". 2 perawat pria membaringkan Cha Don ke atas ranjang dan mengikat kaki dan tangannya. Cha Don panik, "Tunggu sebentar, kurasa ada kesalahpahaman. Aku tidak gila. Aku ingin menemukan seseorang".

Cha Don menjadi takut ketika melihat kepala perawat memegang suntikan yang super besar. Biasanya suntikan sebesar itu buat hewan ternak seperti sapi.
"Suntikan besar macam apa ini?. Kau tidak akan menyuntikku dengan suntikan itu, bukan?", kata Cha Don dengan wajah terkejut.

Kepala perawat minta Cha Don untuk tidak khawatir, ia hanya akan membuat Cha Don tidur nyenyak. (wkwkwk...siapa yang ndak takut liat suntikan sebesar itu). Cha Don mencoba berontak tapi jarum suntik sudah menembus kulitnya. Dalam hitungan detik, pandangannya kabur, kemudian terlelap.

Kantor kejaksaan. Ji Hoo meminta maaf pada Se Kwang, entah mengapa ia merasa kasus korupsi Cha Don merupakan kesalahannya. Kalau saja aku lebih perhatian...
Se Kwang menerjang ucapan Ji Hoo. Sekarang dia seorang pengacara, Fokus saja pada masa depan untuk menghancurkan dia tanpa ampun di pengadilan".

(Beh...sentimen banget nich Se Kwang sama Cha Don).

Manager Oh bergabung dan bicara pada Ji Hoo, "Jaksa. Riwayat panggilan dari ponsel Hwang Jang Shik sudah diperbaiki. Orang terakhir yang dia telepon memakai saluran telepon burner (telepon sekali pakai).

Ji Hoo : Telepon burner?. Apa kau sudah mencoba mendapatkan riwayat panggilannya dari operator?

Manager Oh sudah menghubungi operator, tapi riwayat panggilan lainya sudah benar-benar dihapus. Yang ada hanya panggilan keluar. Ji Hoo kaget ketika melihat ada nama Cha Don dalam daftar itu. Manager Oh ingin menyebutkan nama Cha Don, tapi Ji Hoo langsung memotong dan mempersilahkan manager Oh pergi. Ji Hoo beralasan ada rapat dan akan membicarakannya lagi nanti.

Manager Oh semula tak paham, tapi ia akhirnya mengerti dan melirik ke Se Kwang. Dengan kata lain, Ji Hoo tak ingin Se Kwang mengetahui ada nama Cha Don dalam daftar itu. Manager Oh pergi. Se Kwang membuka suara, "Orang dibalik telepon burner yang terakhir kali bicara dengan Hwang Jang Shik, dia pasti pembunuhnya".

Ji Hoo melihat Se Kwang sekilas menurutnya peluangnya berksiar 80-90%. Wajah Se Kwang benar-benar dingin. Sementara Ji Hoo cemas dan khawatir.

4 penjahat berkumpul di restoran. Jaksa Kwon merasa pendapat Ji Hoo itu ada benarnya. Belum tentu orang yang terakhir bicara dengan pengacara Hwang adalah pembunuhnya. Karena semua panggilannya dihapus, semakin mencurigakan.

Seperti biasa Bi Ryung selalu mencibir dan bersikap sok anggun, "Itulah sebabnya dia tidak seharusnya menggunakan pinjaman pribadi ilegal. Ah, menakutkan sekali".
Jaksa Kwon ke Bi Ryung : Kenapa kau yakin sekali kalau dia mati karena hutangnya?
Bi Ryung : Apa kau tahu perbedaan rasa dari kotoran dan kedelai? Itu sangat jelas.

Wartawan Go : Tidak mungkin salah satu dari kita yang memakai telepon burnernya, kan?
Semua mata melihat ke wartawan Go. Wartawan Go heran di pandangi seperti itu.
"Apa maksudmu ada pembunuh diantara kita?", tanya jaksa Kwon.
Wartawan Go berpikir itu sangat mustahil. Setelah pembagian uang itu, hanya Hwang Jang Shik yang bangkrut. Bagaimana kau bisa tahu jika mungkin terjadi sesuatu diantara kita dan...

Bi Ryung membentak, "Hei...Hentikan omong kosong. Sebagai penyiar berita, kenapa semua komentarmu sangat jelek!".
Wartawan Go : Apa katamu. Dengar, Eun Bi Ryung.
"Angelina", terjang Bi Ryung. Jangan memanggil nama asliku dengan mulut itu. Aku akan mengalami kesialan".

Wartawan Go ingin membalas perkataan Bi Ryung, tapi Se Kwang lebih dulu membuka suara, ia minta wartawan Go untuk tidak mengatakan hal seperti itu lagi walaupun itu hanyalah lelucon.
"Sejak kapan kita tidak boleh bercanda?", kata wartawan Go serba salah.
Wartawan Go mencoba mencairkan suasana, mengajak mereka untuk bersulam. Bi Ryung menyahut dengan ketus, "Lakukan saja sendiri".

Ke empat penjahat ini menampakkan wajah serius, mereka saling mencuri pandang penuh curiga. Wartawan Go melirik Se Kwang. Se Kwang melihat jaksa Kwon, dan jaksa Kwon sendiri menatap Bi Ryung.

Diantara ke empat penjahat ini, siapakah pembunuhnya?.

Ji Hoo melihat kembali daftar panggilan keluar dari ponsel Hwang Jung Shik. Ia memberi garis merah pada nama Cha Don, "Tidak mungkin Lee Cha Don. Dia bukan tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu. Tapi kenyataannya dia bicara dengan Hwang Jung Shik kenapa dia menyembunyikannya dariku?".

Ji Hoo ingat saat ia bicara pada Cha Don. Ketika itu Cha Don masih menjabat sebagai jaksa. Cha Don bersikap tidak mengetahui kasus kematian pengacara Hwang, bahkan menawarkan bantuan untuk memecahkan kasus ini. Ji Hoo mencoba menghubungi ponsel Cha Don, tidak aktif. Ji Hoo kesal, "Kenapa handphonenya mati".

Cha Don sudah sadar, dan ingin keluar. Tapi perawat berjaga di depan pintu. Cha Don nyengir kembali menutup pintu, "Ah. Ini membuatku gila. Dimana aku bisa menemukan Park Gi Soon?".

Terdengar suara dari luar, "Ini saatnya Direktur memeriksa". Cha Don cepat-cepat berbaring di ranjang dan menyelimuti badannya.
Myung Han masuk, di ikuti 3 perawat. Myung Han tanya bagaimana perasaan Cha Don saat ini.

Cha Don duduk, "Aku sangat tidak nyaman".

Myun Han : Apa yang membuat Ratu kami tidak nyaman?
Cha Don : Tempat ini terlalu menyesakkan. Mereka, para kasim yang menahanku.
Myung Han bicara pada perawat, ia memperbolehkan Cha Don untuk jalan-jalan sebentar.

Cha Don diberi kesempatan untuk jalan-jalan keluar. Tentu saja ia menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin berkeliling di sekitar rumah sakit mencari keberadaan Gi Soon. Cha Don lalu melihat kepala perawat dan 2 asistennya turun tangga dengan terburu-buru. Cha Don memalingkan wajahnya pura-pura tidak melihat.

Saat mereka mulai menjauh, Cha Don buru-buru mengejar. Tapi 3 perawat itu menghilang begitu cepat. Cha Don melengok kesana-kemari dengan wajah bingung, kemana mereka menghilang.

3 perawat ini menuju ruang rahasia bawah tanah. Mereka turun dengan menggunakan lift. Semua pasein berdiri di depan pintu sel, perawat pria memberi obat pada mereka. Sementara kepala perawat mencatatanya. Jadi penasaran, kira-kira obat apa yang mereka berikan.

Kepala perawat masuk ke sel nomor 7, tempat Gi Soon. Gi Soon tidak keluar karena badanya kurang sehat, yang ia lakukan hanya memandangi foto kenangannya bersama Kang Soek dan Lee Joong Man. Kepala perawat berkata saatnya Gi Soon minum obat. Gi Soon menurut dan meminum obat tanpa protes. Setelah minum obat, ia kembali memandangi wajah Kang Soek di foto. Betapa sangat ia merindukan Kang Seok.

Myung Han bermain golf di ruangannya, dan tiba-tiba Gu Shik yang menyamar sebagai petugas pembersih idiot masuk dan mengambil bola golf. Lalu memasukkan ke dalam bak sampah.

Buahahahaha...ngakak liat Gu Shik.

Myung Han kaget karena tak merasa mengenal Gu Shik. Gu Shik ketawa nyengir dengan wajah idiot. Kepala perawat kebetulan lewat dan kaget melihat Gu Shik berada diruangan direktur, "Oh ya ampun, bocah ini".
"Dia baru?", tanya Myung Han.
Kepala perawat bilang secara mental dia masih sekitar umur 6 tahun, jadi sangat menjengkelkan. Apa aku harus memecatnya?.

Myung Han memperhatikan Gu Shik. Gu Shik semakin memperlihatkan wajah idiotnya. Pada akhirnya, Myung Han tidak mempermasalahkan kehadiaran Gu Shik, selama dia bisa mengerti apa yang kita bilang, tidak apa-apa. Ajari saja dia dengan baik.

Kepala perawat mengangguk dan membawa Gu Shik keluar. Bukan hanya wajahnya yang dibuat idiot, cara jalan Gu Shik juga aneh. Seperti anak yang tidak diberi vaksin polio. Kepala perawat memberi tugas pada Gu Shik, mulai sekarang kau yang bertanggung jawab atas semua sampah di rumah sakit. Kepala perawat mengulangi perkataannya, "Tanggung jawab apa?",

"Sampah", jawab Gu Shik dengan wajah idiotnya...wkwkwk.

Mereka lalu berpapasan dengan Cha Don. Kepala perawat marah pada asistennya, karena Cha Don masih berkeliaran di sekitar rumah sakit, bukannya masuk ke kamar. Perawat pria menarik tangan Cha Don. Cha Don menampar wajah perawat itu, "Beraninya kau. Aku ini Ratu Joseon. Kau tidak takut dengan kekuatan langit?".

Perawat menarik Cha Don paksa. Yang ditarik teriak-teriak gak karuan. Gu Shik dan Cha Don saling menatap dan memberikan kode.

Jam makan siang. Para pasein keterbelakangan mental ini berkumpul menikmati makan siangnya. Ada pasein pria yang benar-benar menganggap Cha Don sebagai ratu joseon. Ia bahkan menyuapi Cha Don. Mata Cha Don berkeliling mencari sosok Gi Soon. Sejauh matanya memandang, tidak ada Gi Soon disana.

Gu Shik menyelinap masuk keruang penyimpanan dokumen. Mencari dokumen yang berhubungan dengan Park Gi Soon. Kepala perawat melihat trolley sampah yang ditinggalkan Gu Shik di luar. Ia heran kemana lagi bocah itu pergi, dan meninggalkan keretanya di luar. Kepala perawat melihat merasa curiga, mendekatkan telinganya ke daun pintu berusaha mendengarkan suara dari dalam ruangan.

Gu Shik menemukan denah rumah sakit, gedung ini memiliki 3 lantai dan ada ruang bawah tanahnya. Pada saat kepala perawat memegang handle pintu pada saat itulah Gu Shik keluar. Kepala perawat kaget, "Apa yang kau lakukan dalam ruangan ini?" Gu Shik kembali berakting, menampakkan wajah idiotnya dan membawa semua dokumen yang ia temukan. Perawat pria mengambil kembali dokumen-dokumen  itu.

Kepala perawat memberi perintah mulai sekarang untuk mengunci pintu ruang penyimpanan. 

Pasein berkumpul di ruang santai, Cha Don ada disana sedang asyik menyulam. Dibelakangnya ada dayang pria yang setia menemaminya...hehe...Gu Shik mendekati Cha Don. Dayang pria menghalangi langkah Gu Shik. Cha Don melambaikan tangan, menyuruh dayang pria untuk pergi.

Sambil pura-pura menyapu, Gu Shik bicara pada Cha Don. Cha Don bilang ia tidak melihat Park Gi Soon di manapun, tidak ada yang special. Gu Shik melaporkan penemuannya ada ruang bawah tanah di kertas denah yang ia lihat. Cha Don mengerti sekarang, kemana menghilangkannya 3 perawat yang ia lihat sebelumnya.

Gu Shik berkata itu artinya ada bangsal rahasia di rumah sakti ini. Cha Don ingat perkataan Gu Shik, kalau banyak orang yang dirawat disini menyerahkan haknya. Bagaimanapun caranya, ia harus masuk ke bangsal rahasia itu.

Gu Shik kaget, "Apa kau benar-benar gila?". Cha Don minta Gu Shik untuk menghubungi sekertaris Hong, atur cara bagaimana ia bisa masuk kebangsal itu. Cha Don tanya kamera yang terpasang di trolley sampah Gu Shik, bisa bekerja dengan baik kan?.
"Tidak ada yang bisa difoto di sini", jawab Gu Shik.
Cha Don : Aku akan masuk ke bangsal rahasia dulu, lalu kau ikuti aku dengan kamera itu.
Gu Shik : Kau pasti benar-benar gila.

Kepala perawat datang melihat kegiatan pasein. Gu Shik menyingkir. Cha Don memanggil dayang pria nya...Dayang pria datang dan memanggil Cha Don dengan sebutan, "Yang Mulai".

 Sekertaris Hong menemui Myung Han, ia minta bantuan Myung Han untuk membantunya mengalihkan hak waris kakaknya. Sekertaris Hong berkata kakaknya hanya pura-pura gila. Myung Han asyik menikmati cemilan serangganya, ia menolak dan berkata tidak melakukan hal ilegal macam itu. Kau bisa membawa pulang kakakmu.

Sekertaris Hong berjanji akan memberikan kompensasi sebanyak yang Myung Han inginkan, 10% dari warisan. Apa tidak cukup?. Myung Han langsung tertarik, menarik napas panjang seolah mencium aroma harum uang. Myung Han bersedia membantu dengan syarat, "Pertama, kau harus membayar dimuka lebih dulu. Sisanya dibayar setelah kau mendapatkan haknya".

Sekertaris Hong berpura-pura senang dan mengucapkan terima kasih. Saat Myung Han tak melihatnya, ia menghembuskan napas lega karena rencananya tidak mendapati hambatan.

Malam hari. Sekarang giliran Jae In yang merasa frustasi karena perjodohannya putus dengan Cha Don. Ia minum soju sendirian seperti yang dilakukan Cha Don. Jae In marah-marah sendiri, "Bertemu Lee Cha Don, adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Aku akan putus hubungan dengannya selamanya".

Jae In mengambil handphone, dan ingin menghapus nomor Cha Don. Tapi ia tak mampu melakukannya. "Ah, sial! Ini membuatku gila".
Suatu kebetulan yang tidak disangka-sangka. Se Kwang juga masuk ke kedai makanan yang sama dengan Jae In, ia sudah janji dengan seseorang. Tapi teman yang akan minum bersamannya belum datang. Jae In menunduk sehingga tidak melihat ketika Se Kwang masuk.

Jae In memutuskan akan menelpon Cha Don sekali ini saja, dan tidak akan pernah menelponya lagi setelah itu. Hanya sekali. Sekali. Tapi ia harus kecewa berat karena telpon Cha Don tidak aktif malah tersambung ke voice mail. Jae In marah dan teriak kencang, "Bajin***!!!. Apa kau akan seperti ini sampai akhir?. Apa hebatnya dirimu, sampai kau menolakku?. Kau juga tidak terlalu istimewa!!!!".

"Seharusnya aku tidak meneleponnya. Tidak! Tidak".

Semua pengunjung melihat Jae In dengan tatapan aneh, termaksud Se Kwang. Jae In meneriaki mereka, "APA...APA...APA". Se Kwang memalingkan wajahnya. Tapi terlambat karena Jae In sudah melihatnya.

Jae In yang mulai mabok memanggil Se Kwang dengan sebutan ahjussi. Jae In tidak percaya jika kali ini mereka bertemu secara kebetulan. Ia menuduh Se Kwang sebagai penguntit hingga membuat Se Kwang tersedak mendengarnya.

"A..apa...?", tanya Se Kwang tak percaya.

Jae In : Sekarang, pikirkan semuanya, kejadian di cafe pizza itu juga sangat aneh.
Se Kwang : Hei, dengar, kau pikir aku kurang kerjaan?
"Ya, memang seperti itu", sahut Jae In nyaring.

Jae In berdiri di depan mata Se Kwang, "Jangan membuntutiku. Dengarkan aku saat aku masih bersikap baik". Jae In pergi. Se Kwang berkata Jae In hanya menghayal. Sekali lagi, wibawa Se Kwang rontok di depan Jae In....

Cha Don dipindahkan keruang bawah tanah dengan kondisi mata tertutup. Ia berontak dan bertanya kemana perawat akan membawanya. Perawat membuka penutup mata ketika Cha Don sudah berada di dalam sel barunya.

Tak pernah terlintas dalam benak Cha Don ia akan dimasukkan dalam sel mengerikan ini, lebih parah di bandingkan penjara. Cha Don mendadak panik, bertanya pada kepala perawat. "Dimana aku??. Tolong, beritahu sedikit saja".

Terdengar teriakan dari speaker yang terpasang didalam sel, "Tolong selamatkan aku. Maaf, ini kesalahanku, aku bersalah". Suara teriakan yang menyayat hati dari seorang pasien pria. Cha Don tanya suara apa itu.
"Dia sedang mendapat perawatan sekarang. Tunggu saja. Berikutnya giliranmu.", kata kepala perawat dingin. 

Kepala perawat beserta asistennya pergi. Pasien pria yang sedang mendapatkan perawatan itu tak henti-hentinya berteriak meminta tolong, dan mohon ampun.  Cha Don jadi takut, duduk meringkuk diatas ranjang. 

Di setiap sel di pasang speaker, sehingga semua pasein bisa mendengar jelas teriakan kesakitan dari pasein yang sedang mendapatkan perawatan. Park Gi Soon menutup telinganya kuat-kuat, mengeleng-gelengkan kepala, tampak sekali wajah traumanya.

Disaat pasein berteriak kesakitan, direktur yang sedeng ini justru menikmati daging steak yang lezat, ditemani segelas red wine. Uang yang ia terima merupakan uang yang dihiasi penderitaan dan kesakitan dari pasein-pasiennya. Myung Han hidup nyaman diatas tangisan orang lain. 

Telepon kantornya berdering. Myung Han mengangkatnya, terdengar suara kepala perawat. Kepala perawat memberitahukan Ny. Lee Ok Boon dari sel nomor 4 bersedia untuk menandatangi surat pelimpahan hak waris. Myung Han tanya bagaimana dengan Choi Seok Goo, pasien sel nomor 2. Kepala perawat berkata dia masih keras kepala seperti batu. Myung Han minta kepala perawat untuk menaikan suara speakernya, agar teriakan pasein yang kesakitan bisa di dengar lebih jelas....

Pagi hari. Bangsal bawah tanah. Para perawat membuka semua pintu sel, saatnya direktur memeriksa. Semua pasien wajib berdiri di dapan sel mereka. Cha Don keluar, baru semalam saja wajahnya sudah terlihat lebih pucat. Gi Soon masih tidur diatas tempat tidur. Ia tidak keluar karena kondisinya semakin parah. 

Seorang perawat berdiri di depan selnya, "Bukankah kau dengar ini saatnya Direktur memeriksa?. Cepat keluar". Gi Soon mencoba untuk bangun, dengan susah payah.

Cha Don menatap salah satu sel yang tampaknya kosong, tidak ada pasein yang berdiri di depan sel itu. Ia semakin penasaran ingin mengetahui siapa penghuninya. Didalam sel, Gi Soon jalan perlahan keluar. Cha Don menunggu dengan gugup, pandangan matanya terpaku menatap sel nomor 7.



END


Kometar : 
Setelah lama stop, akhirnya saya sambung lagi sinopsisnya.....tiba-tiba kangen sama Cha Don,... :). Tidak habis pikir apa ada ya rumah sakit jiwa seperti ini. Tidak manusiawi dan berprikemanusiaan. Kok ada ya, orang yang tega menyiksa anggota keluarga mereka sendiri untuk mendapatkan hak alih waris, terlebih lagi jika itu orang tua atau saudara kandung sendiri. Tidak habis pikir saya....

Sebenarnya yang gila itu bukan paseinnya, melainkan direktur Myung Han sendiri beserta perawat-perawat yang kerja bersama dia......Tingkah lakunya saja aneh, makanan cemilannya kok serangga...liat aja sudah jijik...hiiiii.......!!!

Semoga Cha Don bisa segera mengeluarkan Gi Soon dari rumah sakit jiwa. Dan semoga mereka bisa segera mengenali sebagai ibu dan anak....gak tega liat Gi Soon yang terus hidup menderita....kesalahannya hanya satu...yaitu menikah dengan Lee Joong Man...

4 comments:

  1. ({})♏ªKª§Ǐ♓({}) udah lanjut sinop incarnation of money,dvd q episode 12 ng lag so ƍåк̲̮̲̅͡ nonton deh g mana cha don nyelametin mamanya. Top buat akting kang ji hwan

    ReplyDelete
  2. akhirnya muncul jg ep 11nya lnjut trus mbk fighting!!!!!

    ReplyDelete
  3. Empress of Joseon muncul hahahahhaha.

    Ga kuku nahan tawa kalau liat scene ini, apalagi gerakan tangan Kang Ji Hwan bener2 gemulai... Hahaha....

    ReplyDelete
  4. mbak mau nanya,,, back sound music pas cha dong pake baju permaisuri joseon itu apa yaa... aku udah nyari2 nggak adaa.. :( Pliss infonyaaa

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)