Pages - Menu

Friday, June 21, 2013

Sinopsis The Virus Episode 8 Part 1

6 bulan lalu. Tim Global Life berkumpul di depan rumah sakit Jecheon untuk berfoto bersama. Selain Mr. Johnson dan Hwang Seon Suk terlihat dokter Kim Se Jin juga hadir di antara mereka. Tidak bisa di bantah lagi, dokter Se Jin bagian dari Global Life.

Wajah dokter Se Jin terlihat muram ketika melihat foto yang ditinggalkan Myung Hyun. Ia teringat perkataan Myung Hyun, wartawan Jung berhasil menyalin foto ini, dan dia di bunuh karena foto ini. Dokter Se Jin lalu membakar foto itu. Seolah ingin membakar atau menghapus kesalahan yang pernah ia lakukan.

Ketua tim terkejut tak percaya mendengar kabar Myung Hyun terinfeksi virus.

Myung Hyun dibawa ke ruang isolasi. Dan langsung mendapatkan perawatan, dokter Se Jin yang merawatnya. Kondisi Myung Hyun terlihat sangat parah. Wajahnya menghitam dan darah terus mengalir dari ke dua matanya.

Dokter Se Jin keluar dari ruang isolasi dan langsung diberondong pertanyaan dari Ji Won dan Tae Sik. "Bagaimana kondisi koordinator tim?. Sejauh mana penyebaran virusnya?. Apa dia bisa bicara?".

Dokter Se Jin menjawab saat ini Myung Hyun tidak bisa bicara, dan kondisinya sudah sangat parah, tidak ada jaminan dia akan pulih. Tae Sik heran, tadi Myung Hyun baik-baik saja. Dr. Se Jin menjelaskan badai sitokin (virus) menyebabkan pendarahan di organ dalamnya. Saat ini kami masih berusaha mengeluarkan darah dari paru-parunya.

Tae Sik tidak mengerti apa itu badai sitokin. Dokter Se Jin menjelaskan, badai sitokin adalah reaksi berlebihan yang mematikan dari sistem immun yang menyebabkan kerusakan organ dalam. Hal ini diduga terjadi ketika infeksi virus baru menyebar dengan cepat. Seperti yang nona Jeon Ji Won tanyakan apa ada orang yang sengaja menyuntikkan virus ini.

Ji Won berkata bos lintah darat meninggal dengan cara yang sama. Tae Sik bertanya pada dokter Se Jin, "benar begitu?". Dokter Se Jin tidak tahu secara pasti, karena penyebaran virus ini tidak lazim.

Dokter Se Jin menyarankan Ji Won dan Tae Sik untuk pulang saja, keberadaan kalian disini tidak banyak membantu. Saat dia sudah memungkinkan untuk dijenguk, kami akan menghubungimu.

Tae Sik semula ingin tetap tinggal, tapi akhirnya ia bisa mengerti, "Tolong lakukan yang terbaik".
Dokter Se Jin pergi.

Tae Sik tanya pada Ji Won, "Mungkin kau tahu alasan Lee Myeong Hyeon datang kesini?". Ji Won bahkan tidak tahu jika Myung Hyun ada dirumah sakit ini.

Dokter Se Jin berhenti berjalan, dan mendengarkan percakapan mereka dari balik tembok.  Tae Sik tidak mengerti, kenapa Myung Hyun harus datang kerumah sakit ini disaat para polisi sedang memburunya.

Ji Won menerima panggilan telepon dari ketua tim, menanyakan keadaan Myung Hyun. Ji Won menjauh saat menjawab telepon. Tae Sik bicara pada salah satu anak buahnya. Pertama-tama selain petugas medis, tidak ada yang boleh masuk ke ruang isolasi tanpa seijinku. Segera hubungi aku setelah dia sadar.

Dokter Se Jin mengela napas lalu pergi. Tae Sik menoleh ketika mendengar suara langkah sepatu menjauh. 

Tae Sik keluar dari rumah sakit. Diluar sudah menunggu detektif Kim beserta anggota lainya. Tae Sik tanya pada detektif Kim, "Sudah kau periksa barang-barang milik Lee Myung Hyun?". Detektif Kim menjawab, selain dompet tidak ada barang-barang lainya. Ponsel wartawan Jung Woo Jin juga tidak bersama dia. Tae Sik yakin, pasti ada sesuatu di ponsel wartawan Jung, masalahnya sekarang di mana ponsel itu.

Detektif Kim merasa ngeri, kita nyaris kena masalah. Kita bahkan tidak tahu dia terinfeksi. Jika kita menangkapnya. Saya bahkan tak berani memikirkannya. Detektif Kim dan anggota lainya masuk ke dalam mobil.

Sebelum pergi, Tae Sik berbalik menatap rumah sakit Nasan. Firasatnya mengatakan ada hal yang tidak beres di rumah sakit ini.

Seon Suk menyaksikan laporan berita terkini yang mengabarkan Lee Myung Hyun, tersangka kasus pembunuhan di jalan Chingmuro baru saja di tangkap di atap gedung rumah sakit Nasan. Polisi menyatakan bahwa dia terinfeksi mutasi virus korea H5N1. Ini artinya, kasus pembunuhan di Chungmuro menemui hambatan.
Ponsel Seon Suk bunyi, ia mematikan televisi dan menjawab telepon, "Halo".

Terdengar suara Mr. Johnson dari seberang sana. Saat ini perhatian media tengah fokus pada Lee Myung Hyun. Mr. Johnson tahu jika ini adalah rencana yang disusun Seon Suk. Tapi ia minta Seon Suk untuk mengganti dengan rencana lainya.

Seperti yang sudah mereka ketahui bersama. Besok vaksin akan dibawakan ke penduduk. Mr. Johnson minta bantuan Seon Suk untuk menyingkirkan Myung Hyun. Lakukan saja, tidak akan mempengaruhi ikatan kepercayaan diantara kita. Seon Suk mengerti, dan menutup telepon.

Seon Suk terdiam sejenak. Kemudian menghubungi seseorang.

Malamnya, Seok Suk bertemu dengan seseorang yang ia telepon itu. Mereka janji bertemu ditempat yang sepi. Seon Suk turun dari mobilnya, dan masuk ke dalam mobil orang itu. Tidak mengejutkan jika saat ini, Seok Suk bertemu dengan dokter Se Jin, "Lama tak berjumpa, Dr. Kim Se Jin", sapa Seon Suk.

Dokter Se Jin terlihat tidak suka, "Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak bertemu lagi?". Seon Suk tanya bagaimana dengan kondisi Lee Myung Hyun. Dr. Se Jin berkata tidak terlalu baik.

Seon Suk : Lee Myung Hyun sedang menyusun potongan teka-teki. Dia sudah menemukan satu potongan teka-teki yaitu aku. Cepat atau lambat, dia akan tahu siapa kau sebenarnya. Atau mungkin... dia sudah tahu.

Dr. Se Jin : Kenapa kau mencariku?
Seon Suk : Kita tidak boleh membiarkan api menyebar dan merusak seluruh gunung.

Dr. Se Jin memalingkan wajah. Seon Suk merogoh kantong, mengeluarkan bungkusan berwarna silver yang berisi jarum suntik, dan meletakannya di atas dashboard mobil. Dokter Se Jin terkejut. Seon Suk tersenyum datar, "Akhiri semua ini sebelum fajar".

Rumah sakit Nasan. Dr. Se Jin memegang jarum suntik yang diberikan Seon Suk. Cairan di dalamnya adalah asam sianida. Ia ingat perkataan Seon Suk.

Semua ini berawal karenamu, Dr. Kim Se Jin. Tak peduli kau berubah pikiran di tengah perjalanan, kenyataan itu tidak akan berubah. Jadi yang harus menyelesaikan ini adalah kau.

Dokter Se Jin menunduk. Lalu kembali memandangi jarum suntik itu. Sorot matanya menandakan ia bertekad untuk melakukan sesuatu.

Petugas polisi yang berjaga di depan ruang isolasi tertidur. Dokter Se Jin berdiri lama di depan pintu, seperti memikirkan sesuatu. Kemudian ia masuk ke dalam dengan memakai baju pelindung dan masker.

Dokter Se Jin memegang jarum suntik, lalu menyuntikkan ke selang infus Myung Hyun. Bentuk jarum suntik itu tampak berbeda dengan jarum suntik yang di Seon Suk.

Myung Hyun setengah terjaga, tangannya menggapai-gapai berusaha menarik tangan dokter Se Jin. Myung Hyun susah payah berusaha untuk bicara, "Kau ini sebenarnya siapa?". 
Dokter Se Jin menekan penutup mulut Myung Hyun. 

Tak lama kemudian ia keluar dari ruang isolasi. Jalan pergi. Suara derik pintu membuat petugas polisi terbangun. Petugas lalu berdiri. "Dokter. Bagaimana kondisinya?".

Dokter Se Jin kaget, berhenti berjalan. Berbalik menjawab pertanyaan petugas, " Aku memberinya obat penahan rasa sakit. Dia baru saja tertidur. Saat ini, dia harusnya baik-baik saja".

Dokter Se Jin berbalik pergi. Petugas polisi lalu duduk, dan melanjutkan tidurnya. Dokter Se Jin jalan tergesa-gesa, jantungnya serasa mau copot. Setelah cukup jauh, ia berbalik menatap ruang isolasi.

Di dalam ruang isolasi, terlihat Myung Hyun yang diam tidak bergerak dengan mata terbuka.

Pagi hari. Direktur Shim mengumumkan di depan para pers, distribusi vaksin mutasi virus H5N1 akan dimulai hari ini. Pasokan awal sebanyak 5 juta dosis akan di distribusikan secara nasional. Untuk jangka panjangnya, kami akan memasok vaksin untuk 15 juta jiwa. Kelompok pertama yang akan di imunisasi adalah tenaga medis dan petugas CDC. Wanita hamil, orang tua dan orang yang memiliki resiko tinggi. Mereka yang terlebih dulu yang akan menerima vaksin.

Mobil-mobil CDC berkeliling kota membagikan vaksin ke setiap rumah sakit, salah satunya rumah sakit Nasan. Para petugas medis rumah sakit dan petugas CDC yang terlebih dahulu menerima suntikan vaksin. Setelahnya para pasein yang terinfeksi pun menerima vaksin tersebut. Dokter Se Jin memperhatikan kesibukan ini. Entah kenapa wajahnya terlihat sedih.

Tae Sik duduk bersama detektif Kim, ia merasa curiga dengan pengacara Hwang Seon Suk. Petugas lain datang melapor padanya. Mobil wartawan Jung yang sempat hilang dari lokasi kejadian telah berhasil di temukan. Mobil itu telah ditarik dari tempat parkir dekat TKP. Petugas itu memberikan catatan pengadilan yang ditemukan di dalam mobil.

Tae Sik membaca catatan itu, tapi tidak paham. Tapi jelas, catatan ini merupakan catatan pengadilan atas kasus-kasus yang dituntut oleh Hwang Seong Sook. Tae Sik memberikan catatan itu pada detektif Kim. "Tak peduli seperti apa aku memandangnya, semua ini tentang Hwang Seon Sook. Ini jelaskan padaku".

Detektif Kim : Bukankah semua ini akan berakhir dengan pengakuan dari Lee Myung Hyun?. Ada cukup bukti.
Tae Sik : Kenapa Lee Myeong Hyeon tetap di TKP sampai polisi datang?.
"Untuk merusak bukti", jawab detektif Kim.

Detektif Kim berpikir, bukti yang ada di lokasi. Ini benar-benar aneh. Tae Sik berkata pasti ada sesuatu yang tidak kita ketahui. Tae Sik juga minta detektif Kim mencari cara untuk menghubungi Hwang Seon Suk.

Tae Sik mengira Hwang Seon Suk adalah seorang wanita, ia merasa penasaran siapa wanita ini sebenarnya. Detektif Kim menduga pastinya dia seorang wanita yang cantik, ia menyarankan Tae Sik menggunakan kesempatan ini untuk mengakhiri hidup Tae Sik sebagai bujang. Tae Sik tertawa, "Jika dia benar-benar cantik, aku akan......"

Sayangnya, Tae Sik pasti kecewa, karena Hwang Seon Suk adalah seorang pria....haha

Ketua tim berdiri merenung di ruangan Myung Hyun. Wajahnya sangat sedih mengingat masa lalu saat bersama Myung Hyun. Dulu, Myung Hyun pernah menyelamatkan nyawa ketua tim. Setulus hati, ketua tim mengucapkan terima kasih. Kelak jika Myung Hyun butuh bantuannya, ia bersedia membantu. Meski mempertaruhkan nyawanya sekalipun.

Ketua tim minta Myung Hyun memanggilnya dengan sebutan Hyung (kakak). Myung Hyun tersenyum, lalu memanggil ketua tima dengan sebutan Su Gil Hyung. Ketua tim tersenyum senang, "Bagus". Mereka lalu minum bersama.

Ketua tim mendesah napas berat mengingat saat itu. Air matanya menetes. Sun Dong mendekati ketua tim dan memanggilnya pelan, "ketua tim".
"Ada apa?", tanya ketua tim tanpa berbalik.
Sun Dong : Vaksinansi. Sekarang giliran anda. 
Ketua tim terisak, "Baiklah. Kau boleh pergi".

Perawat Kim keluar dari ruang isolasi, jalan mendekati dokter Se Jin. Ia menyampaikan pesan baru saja polisi menanyakan kondisi Lee Myung Hyun. Dokter Se Jin mengerti dan akan bicara dengan polisi. Dr. Se Jin berpesan pada perawat Kim untuk memberikan obat penghilang rasa sakit pada pasien Yoo Ji Hyun. Perawat Kim mengangguk mengerti.

Dokter Se Jin melihat sejenak petugas polisi yang berjaga di depan ruang isolasi.

Perawat Kim masuk keruang perawatan pasien Yoo Ji Hyun, "Pasien, aku suntik obat penghilang rasa sakit ya", sapa perawat Kim. 

Ji Hyun menoleh, sorot matanya terkesan aneh. Ji Hyun memperhatikan perawat Kim mempersiapkan jarum suntik. Ji Hyuh bangun dan merampas jarum suntik yang dipegang perawat Kim. Lalu menusuk-nusuk kan jarum suntik itu ke lehernya beberapa kali dengan cepat. Darah muncat di wajah perawat Kim.

Perawat Kim teriak histeris. Ji Hyun terus-terusan menusuk lehernya sendiri. Darah segar membasahi bajunya. Perawat Kim menggedor kaca, memanggil dokter Se Jin. Dokter Se Jin mendekat "Ada apa?". Perawat Kim menunjuk Ji Hyun yang terbaring di ranjang.

Dokter Se Jin berlari masuk ke dalam untuk melihat kondisi Ji Hyun. Sayanganya, Ji Hyun sudah meninggal dengan masih menggengam jarum suntik yang ia gunakan untuk membunuh dirinya sendiri. Layar monitor menampilkan garis lurus.

Perawat Kim berdiri di luar. Badannya bergetar hebat. Shock dan tampak stress. Dokter Se Jin juga merasa shock. Seumur-umur baru kali ini dia melihat pasein bunuh diri menggunakan jarum suntik.

Tae Sik berada di kantor Hwang Seon Suk, sembari menunggu ia memperhatikan sekeliling ruangan. Tae Sik tersenyum menyadari kebodohannya, "Detektif Kim bilang dia wanita yang cantik...".

Seon Suk datang membawa secangkir teh untuk Tae Sik. Tae Sik membuka percakapan dengan bertanya, "Anda tahu tentang kasus penusukan itu, kan?".
Seon Suk membenarkan, Saya dengar dari berita kalau pelakunya telah tertangkap. Saya tidak tahu pasti detailnya.

Tae Sik : Anda tahu siapa yang dibunuh?. Wartawan World Media, Jung Woo Jin.
Seon Suk : Belum lama ini, dia datang ke kantorku.

Tae Sik bertanya urusan apa yang membawa wartawan Jung kemari. Soen Suk menolak memberitahu, karena ini menyangkut rahasia kliennya.
Tae Sik bisa mengerti, "Jadi saat hari wartawan Jung terbunuh, anda ada dimana?".

Seon Suk menjawab dengan santai, ia ada di kantor. Tapi sayangnya tidak punya saksi. Sebelum pergi, saya sempat melihatnya sekilas. Tae Sik tanya apa Seon Suk tidak mendengar sesuatu, tempat ini berada di gang kecil. Mungkin anda mendengar suara yang aneh.

(Kantor Seon Suk berada di jalan Chungmuro. Lokasi kejadian, berada tak jauh dari kantor firma hukum milik Seon Suk).

Seok Sun berkata tidak mendengar apa-apa. Tae Sik menyadarkan punggungnya ke bantalan sofa. Tersenyum sinis, dengan pandangan penuh curiga. 
Seon Suk : Apa ini? Saya memberi anda jawaban yang salah?
Tae Sik : Tidak, bukan begitu. Biasanya, jika seseorang ditanya tentang kejadian beberapa waktu lalu, dia akan berfikir dulu sebelum menjawab. Tapi anda langsung menjawabnya. Sepertinya anda sudah terbiasa.

Seon Suk berdalih memiliki ingatan yang baik. Ia minta Seon Suk pergi jika sudah selesai bertanya. Tae Sik masih enggan untuk pergi, "Wartawan Jung Woo Jin, kenapa dia menyelidiki Dae Yeong Industry?".
Seon Suk : Ya, dia memang melakukannya.cDan polisi bisa menyelidikinya juga.

Tae Sik tertawa, "Jika anda bisa membantu, mungkin penyelidikan ini bisa lebih cepat".
Seon Suk : Maaf, saya tidak bisa membantu
Tae Sik : Apa saya harus datang kesini dengan surat perintah penangkapan?
Seon Suk : Jika anda membawanya, saya akan mempertimbangkannya.

Seon Suk mempersilahkan Tae Sik pergi, dengan alasan ia memiliki janji dengan klien. Sebelum pergi Tae Sik mengajukan pertanyaan terakhir, "Anda tahu disana ada saksi mata?. Seseorang memberitahu polisi kalau tersangka memakai jaket berwarna terang, tinggi 180cm, badannya kurus. Anda tidak merasa ada yang aneh?".

Seon Suk belaga pilon dengan bertanya apanya yang aneh. Tae Sik menerangkan orang yang berdiri jauh dari lokasi kejadian tidak akan bisa melihat dengan jelas. Bagaimana saksi mata bisa menggambarkan dengan jelas tentang penampilan tersangka?.

"Ya. Memang aneh", kata Seon Suk kemudian.
Tae Sik tertawa, "Aneh, kan?. Baiklah. Terima kasih atas waktunya".
Tae Sik hendak berdiri. Seon Suk tanya, "Tersangka, apa dia sudah mengaku?. Menurut berita, kondisinya sedang kritis".

Tae Sik berkata sampai saat ini kondisnya masih baik-baik saja. Ini juga membuatku pusing. Apapun yang terjadi, saya harus bertanya padanya besok. Kalau begitu, saya pamit dulu.

Tae Sik berdiri, lalu memberikan kartu namanya pada Seon Suk. Jika anda kepikiran sesuatu, hubungi saya. Saya pergi dulu.
Seon Suk memandangi kepergian Tae Sik dengan pandangan meremehkan.

Tae Sik merasa tidak puas, ketika keluar dari kantor Seon Suk. Ia Lalu menelpon detektif Kim. "Halo. Detektif Kim, Adik ipar favoritmu, Hwang Seon Suk, periksa mobilnya. Jenis dan warna mobil, juga keluarga dan teman yang dia miliki. Siapa yang belum lama ini dia temui, hobinya, tabungannya, semua tentangnya".

Tae Sik mengucapkannya dengan nada penuh kekesalan. Detektif Kim bilang, baru saja ia ingin menghubungi Tae Sik. Sekarang kita tahu identitas dari mayat yang tak diketahui identitasnya.

Dokter Se Jin pergi keruangan mayat, membuka lemari mayat Yoo Ji Hyun. Dokter Se Jin mengeluarkan jarum suntik dari sakunya. Kemudian mengambil sampel sum-sum tulang belakang Ji Hyun.

Tanpa membuang waktu, dokter Se Jin pergi ke labotarium, memeriksa sampel sum-sum tulang belakang Ji Hyun. Kecemasan, tergambar jelas di wajahnya.

Tae Sik kembali ke kantor polisi. Detektif Kim menerangkan mayat tanpa identitas yang ditemukan di dekat mayat wartawant Jung itu bernama Peter. Dia orang Amerika Korea. 3 Tahun lalu, dia merupakan bagian dari komplotan penjahat internasional yang melakukan tindak kejahatan seperti yang dia inginkan.

Detektif Kim sudah memeriksa orang asing yang sering terlihat bersama Peter. Namanya Steve Norman. Mereka berdua dari komplotan yang sama. Dia juga diburu karena kasus pembunuhan. Korban yang pernah dibunuh Steve, meninggal akibat luka tusuk dihatinya. Senjatanya berupa pisau lipat. Tusukannya langsung mengenai hati. Luka tusukannya sama dengan Peter.

Seon Suk memegang kartu nama Kang Tae Sik. Seon Suk lalu mengambil ponselnya, menghubungi Steve. Ia memberi perintah Steve untuk mencari tau apa Myung Hyun masih hidup. Jika dia masih hidup, lakukan sesuatu untuk membuat pekerjaan mereka selesai.


Lanjut ke Sinopsis The Virus Episode 8 Part 2

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)