23 hari penyebaran virus.
Distrik Pusat, jalan Chungmuro. Myung Hyun berdiri dengan tangan gemetar, ada darah ditangannya. Di dekat kakinya, ada pisau yang juga berlumuran darah. Tak jauh dari tempatnya berdiri, 2 orang tergeletak tak bernyawa. Myung Hyun bingung.
Sesaat kemudian, Myung Hyun tersadar, "Wartawan Jung", ucapnya lalu berlari menghampiri wartawan Jung yang terbaring ditanah. Meski ia berulang kali memanggil namanya, tetap tidak ada sahutan. Myung Hyun memeriksa urat nadi di leher wartawang Jung, tidak berdenyut lagi. Myung Hyun tampak putus asa, "Sial". Kemudian meraba-raba badan wartawan Jung, mencari hanphone atau sesuatu yang lain.
Terdengar suara sirine mobil polisi patroli mendekat, "Hei...apa yang kau lakukan disitu?", teriak mereka. Myung Hyun panik, tak ada pilihan lain selain melarikan diri. 2 polisi yang sempat melihat sosoknya, berlari mengejar, "Tersangka melarikan diri, tersangka melarikan diri".
Myung Hyun lari ke gang sempit, menuju jalan raya. Polisi kehilangan jejak, mereka memberitahukan kepada tim patroli yang lain untuk mengejar Myung Hyun.
Dr. Se Jin berada diruang interogasi, wajahnya muram. Tae Sik masuk, tersenyum sinis. "Baiklah, kita mulai".
Tae Sik menunjukkan bukti2 yang ia bawa, "Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya. Ini foto mobil dan wajahmu yang tertangkap kamera lalu lintas dekat lokasi kejadian. Dan ini juga menurut tim forensik, DNA rambut yang ditemukan di mobil Yoon Il Jung cocok dengan DNA rambutmu. Bagaimana itu bisa terjadi?. Kau tidak bisa mengatakan apapun?".
Dr. Se Jin masih diam. Tae Sik kembali bicara, "Orang itu, Yoon Il Jung, ku dengar dari gosip yang beredar, dia tidak bisa dipercaya. Sama halnya dengan paper penelitiannya. Dia menghilangkan nama-nama orang yang melakukan penelitian bersama dengannya. Dia sendiri yang menerima pujiannya".
Dr. Se Jin berkata sekalipun sesuatu seperti itu terjadi, aku tidak akan membunuhnya karena alasan tersebut. Tae Sik tidak percaya, ada banyak orang yang mungkin saja membunuh karena hal semacam itu.
Dr. Se Jin : Aku mengenal kepala bagian selama hampir 10 tahun sejak aku kuliah. Di rumah sakit, kami sering bersama. Bukan hal yang aneh jika rambutku di temukan di dalam mobilnya. Dan juga, kamera lalu lintas itu hanya menunjukkan kalau aku melewati tempat itu selama waktu itu. Itu tidak bisa membuktikan kalau aku ada di lokasi kejadian. Dengan kata lain, ini hanya bukti tak langsung.
Tae Sik : Okay, kita kesampingkan soal sehelai rambut. Jadi karena kau terburu-buru, kenapa kau justru mengambil rute jalan yang lebih panjang?
Dr. Se Jin tanya dimana letak kesalahannya. Tae Sik merasa itu terdengar tidak logis. Dr. Se Jin menjelaskan, saat itu rekan kerjanya meninggal. Untuk menenangkan perasaannya, ia mengambil rute yang panjang.
Tae Sik masih tidak percaya. Dokter Se Jin berkata itulah yang sebenarnya, "Aku melihat orang meninggal setiap hari. Kau bisa mengerti perasaanku?. Setiap kali aku masuk ke ruang isolasi, Aku harus menyiapkan mental kalau aku bisa mati kapan saja. Bisa kau bayangkan betapa mengerikannya hal itu?. Itu aku!".
Dr. Se Jin marah, "Kenapa aku harus membunuh kepala bagian yang memiliki vaksin?. Katakan padaku kenapa?. Kenapa?".
Tae Sik diam sejenak, kembali bertanya, "Katakan padaku alasannya. Kenapa kau membunuh Kepala Bagian Yoon Il Jung?".
Dr. Se Jin menghela napas kesal, kehilangan kata-kata. Ucapannya yang panjang lebar tadi, tidak berarti sama sekali.
Detektif Kim masuk, ada yang ingin ia sampaikan. Tae Sik berkata nanti saja, matanya tak lepas menatap Dr. Se Jin. Dr. Se Jin tidak takut di tatap seperti itu.
Detektif Kim mendesak, "Saya harus memberitahu anda sekarang". Tae Sik menoleh, "ada apa?".
"Kami sudah menemukan pembunuh Kim In Chul", ucap detektif Kim
"Dimana?", tanya Tae Sik terkejut.
Detektif Kim : Di dekat jalan Chungmuro. Dia sudah meninggal saat kami menemukannya".
Tae Sik : Apa?.
Tidak hanya Tae Sik yang terkejut, Dr. Se Jin juga terkejut. Mungkinkah ia mengetahui siapa yang membunuh Kim In Chul.
Mobil patroli masih berkeliling mencari Myung Hyun. Myung Hyun yang kini menjadi buronan bersembunyi di dalam toilet di sebuah gedung. Tangannya kembali bergetar, ia tidak bisa mengingat bagaimana bisa ada darah ditangannya, yang jelas darah itu bukanlah darahnya. Terdengar suara langkah kaki. Myung Hyun bersikap waspada, dan menutup pintu toilet.
Tae Sik bersama timnya tiba di lokasi TKP, jalan Chungmuro. Ia memberi perintah untuk memeriksa seluruh lokasi kejadian. Tae Sik jongkok di samping mayat wartawan Jung. Dengan menggunakan senter, ia bisa melihat dengan jelas bekas suntikan di leher korban. Detektif Kim berkata ini teknik yang sama yang digunakan untuk membunuh Yoon Il Jung dan Kim In Chul.
Tae Sik mengetahui korban adalah seorang wartawan, "Selain identitasnya, apa tidak ada barang lainnya?. Buku catatan atau ponselnya?". Polisi patroli tidak menemukan apapun. Detektif Kim menebak barang-barang tersebut pasti telah di bawa oleh pembunuh.
Myung Hyun keluar dari toilet setelah merasa kondisi aman. Ia kemudian mencuci darah yang sudah mengering di tangannya. Myung Hyun menatap cermin. Dalam benaknya masih terbayang lagi ketika ia melihat peter dan wartawan Jung yang terbaring di tanah.
Myung Hyun berusaha membersihkan noda darah yang tertinggal di jaketnya, karena sudah mengering maka sulit hilang. Myung Hyun melepas jaket dan meninggalkannya begitu saja di dalam toilet.
Beralih ke jalan Chungmuro. Tae Sik memeriksa keadaan mayat Peter. Luka tusuk di bagian perut. Polisi patroli menemukan senjata yang digunakan untuk membunuh di jatuhkan di dekat mayat. Tim forensik sedang memeriksa sidik jarinya. Butuh waktu yang lama untuk mengetahuinya.
Tae Sik bertanya bagaimana dengan kartu identitas korban. Polisi partoli tidak menemukan dokumen apapun yang terkait dengan identitasnya. Tae Sik heran, "tidak ada?".
Polisi patroli membenarkan, tapi ia menemukan bukti lain, sebuah ponsel (milik peter). Lalu menyerahkannya ke Tae Sik.
Tae Sik membuka daftar panggilan. Menelpon nomor terakhir yang ada dalam daftar panggilan tersebut. Tersambung nada tidak aktif.
Tae Sik kemudian memberikan ponsel itu pada detektif Kim, "Panggilan terakhirnya baru 2 jam yang lalu. Serahkan ini ke tim forensik agar dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh".
Anak buah Tae Sik yang lain menemukan kartu identitas di dalam mobil. Kartu identitas Lee Myung Hyun.
"Bukankah dia orang yang terobsesi pada Kim In Chul?", kata detektif Kim.
"Salah satu orang dari markas CDC", ucap yang lainya.
Tae Sik berteriak memanggil petugas TKP, "Bandingkan sidik jari yang ada di senjata dengan sidik jari Lee Myung Hyun dari markas CDC. Dan juga lacak posisi ponselnya".
Tae Sik bergerak menuju markas CDC.
Markas CDC.
Ji Won menelpon salah satu rekan kerjanya di WHO, orang itu berjanji akan menghubunginya setelah mendapatkan informasi. Ji Won menutup telepon. Sun Dong berharap infomasi yang nanti akan diberikan, bisa menjadi petunjuk.
Ketua tim Go bertanya pada Joo Young, bagaimana dengan tugas yang diberikan Myung Hyun untuk menyelidiki pengacara Hwang Seon Suk. Joo Young tidak menemukan banyak informasi, pengacara ini sungguh misterius. Selain menjadi penasihat perusahaan 10 tahun lalu, tidak ada lagi yang lain. Kita harus pergi ke pengadilan untuk mencari tahu yang lainnya.
Sial, guman ketua tim. Beritahu Koordinator Tim Lee saat dia kembali, tambahnya kemudian. Joo Young mengerti. Sun Dong mulai khawatir, "Pimpinan Lee belum juga kembali, bahkan tidak memberi kabar".
Ji Won membenarkan, seharusnya pimpinan sudah kembali. Ketua tim juga khawatir, "Apa dia masih bicara dengan wartawan Jung?".
Ponsel ketua tim Go menerima pesan dari Myung Hyun, "Jangan beritahu siapapun. Datanglah sendiri ke pintu masuk markas".
Sun Dong melihat gelagat ketua tim yang aneh, "ada apa?". Ketua tim berkata tidak ada apa-apa, "aku mau keluar sebentar", ucapnya lalu pergi.
Ji Won, Sun Dong dan Joo Young menatap ketua tim dengan pandangan penuh tanda tanya.
Tae Sik dalam perjalanan menuju markas CDC. Ia mendapat laporan dari detektif Kim. Orang yang melaporkan kejadian ini bilang pria yang melarikan diri dari TKP memakai jaket berwarna cerah. Tingginya sekitar 180. Badannya kurus. Postur tubuhnya mirip pimpinan Tim Lee Myung Hyun. Tae Sik mengerti.
Tak lama setelah itu, Tae Sik mendapat informasi dari tim yang lain. Ponsel Myung Hyun berhasil di lacak. Dekat markas CDC. Tae Sik minta pada anak buahnya yang duduk di belakang kemudi untuk mematikan sirine, dan mempercepat laju mobil.
Ketua tim Go berada diluar, mencari Myung Hyun. Myung Hyun yang bersembunyi di balik mobil, langsung keluar begitu melihat ketua tim Go.
Ketua tim heran, apa yang terjadi, kenapa anda tidak masuk?". Belum sempat Myung Hyun menjawab, mobil Tae Sik tiba sudah ada dihadapan mereka. Tae Sik turun dari mobil, teriak, "Lee Myung Hyun".
Myung Hyun yang sadar dirinya kini menjadi buronan langsung lari. Tae Sik mengejar, "Berhenti, Lee Myung Hyun". Myung Hyun terus lari hingga ke jalan raya. Kebetulan sekali saat itu ada bus yang berhenti di dekat halte, Myung Hyun naik ke bis.
Tae Sik kebingungan karena tidak mendapati Myung Hyun. Segera saja ia menghubungi petugas TKP, "Periksa posisi Lee Myeong Hyeon. Dimana dia?".
"Dia di dalam kendaraan yang mengarah ke timur", jawab petugas TKP dari seberang telepon.
"Sekitar 50-60 meter di depan anda. Mobilnya berhenti".
Mobil Tae Sik merapat, berhenti tepat di depan bis. Tae Sik keluar dari mobil, masuk ke dalam bis dengan menunjukkan kartu identitasnya, "Maafkan aku".
Tae Sik menelurusi setiap sudut bis, tapi ia tidak melihat Myung Hyun, "Apa yang terjadi? Tidak ada apa-apa disini. Dimana dia?".
"Itu memang posisi terakhir Lee Myung Hyun".
Tae Sik mencoba menelpon nomor ponsel Myung Hyun. Terdengar dering ponsel di dalam bis. Tae Sik berjalan mendekat, menajamkan pendengarannya.
Dering ponsel semakin terdengar jelas, suaranya berasal dari tas seorang penumpang wanita. Tae Sik minta ijin untuk memeriksa tas wanita itu. Dan benar saja, ponsel Myung Hyun berada di dalamnya. Pemilik tas kaget, "Oh...itu bukan milikku".
Tae Sik meringis kesal. (Myung Hyun memang cerdik, dia sengaja meninggalkan ponselnya, dengan begini polisi akan sulit untuk melacak keberadaannya).
Myung Hyun muncul di jalan lain. Melihat keadaan sekitar. Ia mengingat kembali perkataan terakhir wartawan Jung saat bicara dengannya melalui telepon. Saat itu wartawan Jung berkata telah menemukan kebenaran tentang Dae Young Industry. Wartawan Jung mintanya untuk segera datang, karena ia ingin sekali memberitahu Myung Hyun.
Ketua tim Go sangat cemas, ia tidak mengerti mengapa Myung Hyun melarikan diri seperti tadi. Ia hanya merasa telah terjadi sesuatu yang buruk.
Tae Sik masuk ke kantor CDC, "Apa kalian sedang membicarakan Lee Myung Hyun?". Ketua tim Go tidak ingin berbasa-basi, "Langsung saja, apa yang terjadi?".
Tae Sik : Kemana Lee Myung Hyun pergi? Dimana tempat yang sering dia kunjungi?
Ketua tim : Sebenarnya apa yang terjadi? Beritahu kami, baru kami bisa...
Tae Sik memotong, setengah membentak, "Dia telah membunuh seseorang. Puas?".
"APA?", ucap ketua tim terkejut. Sun Dong tidak percaya pasti ada kesalahan. Joo Young ikut membela, "Anda salah. Pimpinan kami bukan orang seperti itu".
"Entah dia orang seperti itu atau tidak, aku yang berhak menilainya", ucap Tae Sik.
Ketua tim bertanya siapa yang dibunuh. Tae Sik menjawab, wartawan Jung Woo Jin dan orang yang kau buru, keduanya tewas.
Ketua tim semakin terkejut. Begitu juga dengan yang lainya.
Wajah Tae Sik menegang, menatap tajam pada 4 staf CDC yang ada di hadapannya, "Itu benar-benar sidik jari Lee Myung Hyun?. Aku mengerti. Lee Myung Hyun adalah seorang buronan. Pastikan fotonya sudah disebar luaskan".
Myung Hyun pergi ke perusahan surat kabar World Media. Myung Hyun bertanya pada salah satu karyawan yang ia temui, "Maaf menganggu. Dimana meja kerja wartawan Jung?".
"Meja yang di depannya ada pot bunga".
Myung Hyun mengucapkan terima kasih, lalu pergi ke meja wartawan Jung.
Myung Hyun melihat artikel-artikel yang tertempel di sisi dinding pembatas meja. Dengan sikap waspada, ia mencabut semua artikel yang tertempel. Begitu pula artikel yang ada diatas meja, Myung Hyun mengambil semuanya. Lalu memasukkannya ke dalam amplop.
Myung Hyun berdiri.
"Ah. Bukankah anda Pimpinan Tim Lee Myung Hyun?", tanyanya lagi.
Myung Hyun membenarkan, saya ada janji bertemu dengan wartawan Jung. Myung Hyun beralasan tidak bertemu dengan wartawan Jung hari ini.
Mumpung ada disini, atasan wartawan Jung mengajak Myung Hyun untuk bicara sebentar. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan mengenai infeksi virus.
Myung Hyun meminta maaf, saya ada janji. Myung Hyun pamit pergi. Berjalan menjauh.
Atasan wartawan Jung menjawab panggilan masuk di ponselnya. "Wartawan Jung Woo Jin sedang ke luar. Apa!. Meninggal?".
Myung Hyun yang masih berada diruangan itu bisa mendengar dengan jelas. Berhenti sejenak. Atasan wartawan Jung menatap Myung Hyun yang berdiri tak jauh darinya, dengan pandangan terkejut, "Pimpinan Tim Lee Myung Hun. Dia ada di sini".
Myung Hyun juga menatap atasan wartawang Jung. Sebisa mungkin ia tetap tenang. Sebelum pergi, Myung Hyun mengambil jaket hitam dan topi yang ada diatas meja.
Tak lama Myung Hyun pergi, Tae Sik datang. Segera saja ia masuk ke dalam. Sesampainya di dalam, Tae Sik memeriksa meja kerja wartawan Jung. Banyak paku payung yang berserakan di atas meja.
Tae Sik mencocokannya dengan lubang yang tertinggal di dinding pembatas, "Sesuatu telah dicabut dari sini. Apa ada sesuatu yang di tempelkan disini sebelumnya?".
"Oh, mungkin itu liputan berita kebakaran. Dia sedang menyelidiki mengenai rantai insiden kebakaran. Dia menyelidiki insiden kebakaran yang terjadi tak lama ini di Hwa Seong".
Tae Sik : Lupakan tentang kebakaran. Kudengar Wartawan Jung ingin bertemu dengan Lee Myung Hyun. Kenapa dia ingin bertemu?.
Atasan wartawan Jung tidak tahu pastinya, "Tapi Wartawan Jung tanya padaku nomor telepon dan kuberikan padanya. Saat itu, dia menyebut tentang pertemuannya
dengan Lee Myung Hyun".
dengan Lee Myung Hyun".
Tae Sik : Nomor telepon. Nomor telepon siapa?
"Dia tanya nomor telepon perusahaan real estate Jecheon?. Saat dia bilang dia akan mentraktir kami semua jika mendapat berita baru, dia terdengar bahagia".
Tae Sik minta izin mengambil barang-barang wartawan Jung untuk di periksa. Atasan wartawan Jung mempersilahkan. Anak buah Tae Sik mengemasi semua yang ada diatas meja.
Myung Hyun ada di dalam warnet. Diantara artikel yang ia ambil, ada foto Seon Suk beserta alamatnya. Myung Hyun melihat artikel kebakaran di rumah sakit Jecheon. Myung Hyun mengingat perkataan wartawang Jung. Setidaknya ada 2 rumah sakit yang terbakar di Jecheon dan Gongju. Seorang satpam yang menjadi korban, dan ambulance tanpa logo yang membawanya.
Seok Suk bertemu rahasia dengan Mr. Johnson. Seon Suk yakin wartawan Jung tidak menemukan informasi secara detail, karena materi yang berkaitan dengan Dae Yeong Industry dan Global Life sudah dihancurkan. Mr. Johnson bertanya bagaimana dengan fotonya.
Seon Suk memberikan ponsel wartawan Jung ke Mr. Johnson, "Terserah, bagaimana kau mengurusnya".
"Aku tidak harus memeriksanya, kan?", tanya Mr. Johnson. Seon Suk mengangguk.
Mr. Johnson menaruh ponsel itu ke wine cooler, lalu menyiramnya dengan air hingga penuh.
Mr. Johnson menaruh ponsel itu ke wine cooler, lalu menyiramnya dengan air hingga penuh.
Mr. Johnson : Harapanku kalau kita tidak perlu mengurus Lee Myung Hyun adalah keputusan yang tepat. Kkarena aku jelas tidak mau diperiksa oleh siapapun, seperti yang dilakukan wartawan yang mati itu.
Seon Suk : Kita sudah mengambil tindakan. Kita akan bisa menyelesaikan semuanya secepatnya.
Mr. Johnson akan menekan WHO untuk merekomendasikan vaksin super. Seon Suk berkata tanpa sertifikat dari FDA itu tidak akan mudah. Bagi Mr. Johson itu bukanlah hal yang sulit. Kampanye Pemberantasan Penyakit Cabang Pediatric di Afrika yang telah dipublikasikan saat ini benar-benar bergantung pada modal kita. Mereka akan dalam masalah jika kita stop pendanaannya.
(Pediatric = Kesehatan anak dan remaja)
Seon Suk : Amal baik perusahaan internasional hanya dapat dilakukan dengan dukungan dari bisnisnya. Ini adalah dunia dimana uang bahkan bisa dihasilkan dari penyakit.
Mr. Johnson menyambung, "Di dalam bisnis kita, selalu ada potensi untuk memotong
di kedua ujungnya, memprakarsai dan mengobati. Jadi vaksin semacam ini bisa sangat menguntungkan".
di kedua ujungnya, memprakarsai dan mengobati. Jadi vaksin semacam ini bisa sangat menguntungkan".
Seon Suk berkata tanpa ada kepentingan pribadi ini tidak akan menguntungkan publik. Bukankah itu tujuan bisnis kita. Mr. Johnson membenarkan, "Tentu saja, ada kekuatannya juga". Seon Suk mengangguk setuju. Meminum whisky dengan santai.
Myung Hyun mencari informasi Hwang Seon Suk di internet. Mesin pencari menghasilkan 2 hasil pencarian berbentuk file. Myung Hyun mengunduhnya. File yang pertama yang dia buka berupa foto tim Global Life. Dimana Seok Sun duduk berdampingan dengan Mr. Johnson.
Dibelakang berdiri para ilmuwan dan dokter yang berkerja untuk Global Life, tapi anehnya, wajah mereka tidak nampak semua. Hanya setengah dari bagian wajah mereka yang terlihat. Bahkan ada yang terpotong hanya sebatas leher saja.
Foto ke-2 adalah foto sebuah bangunan yang dijadikan sebagai institut penelitian pertama Global Life. Myung Hyun merasa pernah melihat bentuk bangunan itu sebelumnya. Ia melihat kembali artikel kebakaran di rumah sakit Jecheon. Bentuk bangunannya sama. Myung Hyun tahu sekarang, "Gedung rumah sakit di Jecheon. Jadi itu Institut Penelitian milik Global Life".
Setelah mendapatkan sedikit petunjuk, Myung Hyun pergi ke kasir membayar bill internet. 2 polisi patroli masuk ke warnet memeriksa keadaan. Myung Hyun keluar. Berita Myung Hyun yang menjadi buronan telah tersebar.
Tae Sik kembali ke kantor polisi. Ia memberi perintah detektif Kim untuk mengirim beberapa anggota bersiaga di pintu masuk markas CDC. Lee Myung Hyun kemungkinan akan muncul kapan saja. Setiap kali ada anggota timnya keluar ikuti mereka.
Detektif Kim berkata jarum suntik yang ditemukan di TKP hanya ada bekas sidik jari dari wartawan Jung dan korban lain (Peter). Juga tidak ditemukan black box di mobil dokter Yoon, sehingga sulit mengindetifikasi pembunuhnya. Tae Sik pusing.
Tapi ada bukti penting lainya, yaitu ponsel yang ditemukan di TKP di jalan Chungmuro. Detektif Kim memberikan print out daftar panggilan, "Dia hampir tidak pernah menggunakannya. Anda periksa saja salah satunya. Untuk dimintai konfirmasi. Di bagian bawah, anda akan melihat nomor telepon Yoon Il Jung.
"Yoong Il Jung", tanya Tae Sik.
Detektif Kim mengangguk, "Benar. Nomor terakhir yang ada di daftar adalah milik Yoon Il Jung. Orang ini sepertinya pembunuh Yoon Il Jung.
Tae Sik bertanya pada petugas lainya, "Saksi mata sudah memastikan itu mobil Kim Se Jin?".
"Dia bilang tidak yakin", jawab petugas.
Tae Sik mendesah panjang. Kini tidak ada alasan baginya untuk lebih lama menahan dokter Se Jin.
Malam itu juga dokter Se Jin dibebaskan. Keluar dari kantor polisi dengan langkah lesu. Tae Sik mengikuti di belakang, lalu berhenti. Flashback ke waktu sebelum dokter Se Jin dibebaskan.
"Orang itu bilang, itu mobilku?", tanya dokter Se Jin tenang.
Tae Sik : Dalam situasi seperti ini, orang normal, entah dia melakukan kejahatan atau tidak, dia mungkin merasa sedikit ketakutan. Tuan Kim Se Jin. Anda benar sekali. Kami hanya memiliki bukti tak langsung. Dan juga, kau ternyata cukup pintar tidak mudah terjerumus pada trik seperti ini.
Flashback end. Tae Sik masih berdiri dengan mengunyah permen karet. Prioritasnya kini menangkap Lee Myung Hyun.
Lanjut ke Sinopsis The Virus Episode 7 Part 2
makin seru aja mbak.. ini sampe episode brp ya? gomawo sinopnya :)
ReplyDelete10 episode aja...drama di tv kabel macam OCN ini episodenya gak terlalu panjang....
DeleteFoto" nya kurang yaa... Pas di tengah gak ada foto" lagiii.... :D
ReplyDeleteDi tunggu buat bagian 2 nya... >.<
Iya maaf, semalam ngantuk banget jadi baru setengah aja pikunya yang diupload...
Deletemakasi mba nuri sinopsnya, mba di eps awal myung han kejangkit virus kan ya
ReplyDelete