Ketua tim berserta yang lainya menyaksikan laporan berita terkini. Berita dari kasus kejahatan yang terjadi di jalan Chungmuro. Di laporkan wartawan dari harian World Media Jung Woo Jin ditemukan terbunuh bersama korban lain yang tidak di ketahui indentitasnya.
Di duga pria yang tewas yang tidak diketahui identitasnya tersebut adalah tersangka kasus pembunuhan di suatu gudang di Incheon. Saat ini polisi sedang memburu Pimpinan Tim Lee Myung Hyun.
Di duga pria yang tewas yang tidak diketahui identitasnya tersebut adalah tersangka kasus pembunuhan di suatu gudang di Incheon. Saat ini polisi sedang memburu Pimpinan Tim Lee Myung Hyun.
Dr. Se Jin dalam perjalanan menggunakan taksi. Ia juga mendengarkan berita itu dari radio taksi yang membawanya.
Myung Hyun menyewa kamar di sebuah penginapan. Semua artikel yang ia dapat, kemudian di tempel di dinding kamar. Myung Hyun menghubungkan semua peristiwa yang belakangan terjadi. Dimulai dari kemunculan sosok supir taksi (Peter). Dia muncul di dua insiden kebakaran di Hwa Seong dan Jecheon.
Rumah sakit di Gongju dan Jecheon yang sudah tidak di pakai lagi, keduanya milik Dae Young Industry. Dulunya Rumah sakit Jecheon merupakan Institut Penelitian Pertama Global Life. Hwang Seon Suk pengacara Dae Young Industry. Dan juga yang memenangkan kasus gugatan hak cipat obat-obat'an yang dilayangkan oleh perusahaan Gukil Bio pada Global Life. Myung Hyun menemukan kesimpulan bahwa Mr. Johnson dan Hwang Seon Suk adalah orang-orang Global Life.
Kantor polisi. Tae Sik membaca artikel insiden kebakaran yang terjadi di rumah sakit. Lee Myung Hyun, Yoon Il Jung dan Jung Woo Jin apa hubungan mereka?. Tae Sik menggaruk kepalanya, "ah, aku tidak tahu".
Detektif Kim mendapat informasi 2 minggu lalu sebelum wartawan Jung meninggal, dia mencari informasi siapa pemilik gedung yang terbakar itu. Dan pemiliknya adalah Dae Young Industry.
Tae Sik minta detektif Kim untuk memeriksa lebih lanjut, apapun yang terjadi kita harus menggali latar belakangnya.
Pagi hari. Myung Hyun keluar dari penginapan. Myung Hyun memakai topi, sehingga orang-orang yang berpapasan dengannya tidak mengenali wajahnya. Ia berdiri di depan zebra cross, menunggu lampu hijau.
Di belakang Myung Hyun ada pemuda memakai jaket jumper putih, namanya Kim Jeong Min, putra dari Kim Do Jin. Wajah Jeong Min terlihat pucat, kantung matanya hitam. Jeong Min lalu batuk, orang-orang yang ada disekitarnya bergerak menjauh.
Perilaku Joeng Min mulai aneh, ia memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Lalu menyebrang jalan, meski saat itu lampu masih merah bagi para pejalan kaki. Ada mobil hitam yang meluncur ke arahnya. Pengemudi memberi peringatan dengan membunyikan klakson berkali-kali.
Bukannya menghindar, Jeong Min justru berhenti dengan tersenyum. Seolah menunggu mobil itu untuk menabraknya. Kecelakaan tidak dapat dihindari. Jeong Min tertabrak moncong mobil dan terlempar jauh.
Tubuh Jeong Min jatuh ke aspal, tidak bergerak.
Tubuh Jeong Min jatuh ke aspal, tidak bergerak.
Orang-orang berteriak melihat kejadian yang terjadi dalam sekejap mata itu. Mereka bergerumbul mendekat untuk melihat kondisi Jeong Min. Diantara mereka ada yang memanggil polisi. Myun Hyun mendekat, lalu tersadar saat ini dia menjadi buronan. Myung Hyun mundur perlahan lalu pergi dari lokasi kejadian.
Blue House. Kim Do Jin meeting bersama para direktur Shim dan menteri kesehatan Jeong Tae. Pagi tadi WHO telah mengeluarkan laporan mengenai super vaksin Global Life. Mereka mendesak FDA untuk segera mengkonfirmasi kalau flu burung telah menyerang Korea Selatan. WHO juga menyarankan untuk menggunakan super vaksin yang diproduksi Global Life.
Kim Do Jin bertanya kapan kita bisa mulai memakai obat itu. Direktur Shim berkata saat ini kita hanya bisa memasok 500 ribu dosis untuk populasi 15 juta jiwa. Kim Do Jin mendesah panjang, "15 juta jiwa...15 juta....Bagaimana dengan anggaran biayanya?".
Menteri Jeong Tae mempekirakan anggarannya lebih dari 200 milyar Won. Ditambah dengan 50% biaya pengembangan, dan anggaran kesehatan kita akan mencapai puncaknya. Kim Do Jin kembali mendesak, tapi tidak ada pilihan lain, ini adalah penyakit nasional.
Kim Do Jin mengganti topik pembicaraan. Dia bertanya pada direktur Shim, tindakan apa yang akan di ambil untuk menangani kasus Lee Myung Hyun. Direktur Shim telah membekukan tim tanggap darurat untuk sementara.
Menteri Jeong Tae berkata kasus Lee Myung Hyun sedikit banyak membantu mereka. Sebelumnya, media hanya fokus pada kasus penyebaran virus, dan upaya pemerintah untuk menangani krisis ini. Tapi sejak semalam perhatian media beralih pada kasus Myung Hyun. Secara tidak langsung telah membantu memperlancar upaya kerja sama mereka.
Kim Do Jin mengangguk setuju, "Umumkan ke masyarakat kalau vaksin akan segera tersedia".
Sedetik kemudian ponsel Kim Do Jin berdering, di layar ponsel muncul wajah putranya, Jeong Min. Kim Do Jin menjawab, "Ayah sedang ada pertemuan sekarang. Bicaranya nanti saja...".
Tapi yang menelpon Kim Do Jin bukanlah anaknya, melainkan polisi yang mengabarkan kecelakaan yang menimpa Jeong Min. Kim Do Jin terkejut tidak percaya mendengar kabar putra kesayangannya mengalami kecelakaan lalu lintas.
Myung Hyun berada di jalan Chungmoro. Dari balik pohon ia melihat polisi yang masih berjaga di sekitar lokasi kejadian. Tae Sik dan detektif Kim juga ada disana. Mereka memeriksa ulang di sekitar lokasi, mungkin saja menemukan petunjuk lain.
Myung Hyun bergegas pergi dari sana. Di tengah jalan ia melihat box telepon umum. Myung Hyun masuk kedalam. Lalu membuka amplop dan mengambil selembar foto Seon Suk. Di foto tertempel kertas, tertulis alamat dan nomor kantor Seon Suk. Myung Hyun menghubungi nomor tersebut.
Dikantornya Seon Suk melihat selembar foto Mr. Johson yang sedang bersalaman dengan seseorang, Presiden Korea kah, orang itu?. Telepon kantor berdering, Seon Suk sengaja membiarkannya dulu. Setelah beberapa lama, Seon Suk mengangkatnya, "Halo, ini Hwang Seon Suk".
Lama tidak ada jawaban dari seberang telepon. "Tuan Lee Myung Hyun", panggil Seon Suk kemudian. Myung Hyun yang kaget langsung memutus sambungan telepon. Myung Hyun jelas bingung, bagaimana Seon Suk bisa tahu kalau ia yang menelpon.
Kembali ke lokasi TKP, Tae Sik bertanya-tanya bagaimana cara Myung Hyun membunuh supir taksi (Peter). Detektif Kim menjawab tentu saja dengan menggunakan pisau.
Tae Sik tidak sependapat, tidak mungkin Myung Hyun membawa pisau. Jika pisau itu milik supir taksi (Peter), tidak mungkin Myung Hyun bisa merebutnya karena sopir taksi itu adalah orang profesional, yang bisa merubuhkan bos rentenir dengan sekali pukulan.
Tae Sik tidak sependapat, tidak mungkin Myung Hyun membawa pisau. Jika pisau itu milik supir taksi (Peter), tidak mungkin Myung Hyun bisa merebutnya karena sopir taksi itu adalah orang profesional, yang bisa merubuhkan bos rentenir dengan sekali pukulan.
Detektif Kim menebak mungkin ada perkelahian diantara keduanya yang mengakibatkan salah satu dari mereka ditusuk.
"Kau pikir ini film", kata Tae Sik kemudian.
Ada satu hal lagi yang Tae Sik rasa mengganjal, bagaimana mungkin saksi mata bisa melihat warna jaket Myung Hyun yang berwarna cerah di gang yang gelap seperti ini. Detektif Kim membenarkan, polisi partoli yang sempat melihat pelaku tidak menyebutkan tentang warna pakaiannya.
Tae Sik melepas kacamata hitamnya, lalu berdiri melihat sekeliling, "Orang yang melaporkan kasus ini ke polisi menggunakan telepon umum yang ada di dekat lokasi kejadian, kan?".
Detektif Kim mengiyakan, ikut berdiri dan melihat sekeliling.
Myung Hyun kembali menghubungi Seon Suk, "Kenapa kau membunuh Wartawan Jung Woo Jin". Seon Suk tidak menyangkal, alasannya membunuh wartawan Jung karena dia sudah melampui batasnya. Toh tidak ada cara yang membuktikan bahwa ia telah membunuhnya.
Myung Hyun bertanya lagi, "Kenapa kau membunuh sopir taksi itu?. Apa untuk itu kau menempatkanku sebagai pembunuhnya?. Dan menghilangkan petunjuk yang dia temukan".
Seon Suk membenarkan.
Myung Hyun : Jika kau membunuhku, akan menjadi masalah besar. Karena polisi akan menyelidiki dan mengejar orang yang membunuhku. Tapi sopir taksi itu sudah masuk dalam daftar pencarian orang. Pada saat kritis seperti ini, jika polisi percaya aku yang membunuhnya, kaupikir mereka akan berhenti menyelidiki latar belakang sopir taksi itu?
Seon Suk memberitahu nama supir taksi itu adalah Peter. Dia pemuda yang menyedihkan yang ditelantarkan Korea Selatan dan diadopsi oleh seseorang di luar negeri. Hidupnya tetap tidak beruntung di rumah orang tua asuhnya. Akhirnya, dia kembali ke negara yang telah menelantarkannya. Hidupnya berakhir disini... menyedihkan sekali.
Seon Suk tertawa, "Setidaknya aku tidak menggunakan tanganku sendiri. Kau bisa mengetahuinya, kau sungguh luar biasa".
Myung Hyun : Kenapa kau melakukan ini?. Demi Uang?".
Seon Suk : Tentu saja demi uang?. Tapi sebenarnya ada alasan yang sangat pelik. Saat roda gigi yang besar berubah, roda gigi yang kecil juga ikut berubah. Itu tidak bisa dihentikan. Aku akan bilang gigi yang kecil itu tidak beruntung.
Myung Hyun : Gigi besar. Kau mengacu ke Global Life?
Seon Suk tak langsung menjawab, ponselnya menerima pesan baru. Isi pesan memberitahukan saat ini polisi berada tak jauh dari lokasi Myung Hyun. Pesan ini pastinya dikirim oleh mata-mata.
Seon Suk berkata "aku bisa terus memberimu jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu itu. Tapi sekarang, polisi sedang menuju ke tempatmu".
Myung Hyun melihat kesekeliling, masih aman. Myung Hyun bertanya apa yang Seon Suk rencanakan, kenapa kau memberitahuku semua ini.
Seon Suk tersenyum, ia berharap Myung Hyun bisa mati dengan tenang di tempat yang tidak seorang pun tahu.
(Kenapa Seon Suk bicara begitu, memangnya apa yang telah ia lakukan pada Myung Hyun?)
Myung Hyun tidak mengerti, "Apa?....Kau harusnya membunuhku kemarin. Kau pasti menyesal membiarkanku tetap hidup".
Seon Suk berkata ia tetap akan membiarkan Myung Hyun hidup, lalu tertawa dengan suara mengerikan. Sambungan telepon terputus.
Saat Tae Sik dan detektif Kim tiba di sekitar telepon umum, Myung Hyun sudah pergi menjauh. Meninggalkan gagang telepon menggantung di bawah.
Ji Won menerima email balasan dari rekan kerjanya di WHO. Berupa profile perusahaan dan penelitian yang dilakukan Global Life. Menurut balasan dari mereka, proses penelitian yang dilakukan oleh Global Life sangat mirip dengan penelitiannya Kepala Bagian Yoon Il Jung.
Ketua tim dan Sun Dong mendekat untuk melihat email tersebut. Sun Dong berkata mungkin karena mereka sama-sama menangani virus flu burung, jadi terlihat mirip. Ji Won menggeleng, "Tidak. Kepala Bagian Yoon Jung Il mengisolasi antibodi G07 yang bisa mencegah dan mengobati infeksi dari keluarga virus yang paling berbahaya".
Ketua tim tidak mengerti, ia minta Ji Won untuk menjelaskan lebih detail.
Ji Won : Beberapa tahun lalu, Kepala Bagian Yoon Il Jung mengekstrak sumsum tulang belakang pasien yang terinfeksi virus tertentu.
Sun Dong : Sebelumnya aku juga sudah membaca laporan mengenai pemisahan antibodi G07 dari sumsum tulang belakang.
Ji Won : Benar. Hasil pengujian menunjukkan kalau antibodi bisa mengenali dan melawan virus influenza dari perpaduannya dengan sel inang".
Joo Young menyahut, "Bukankah penelitiannya gagal?".
Ketua tim memberi kode pada Joo Young untuk diam, "Tapi... Perusahaan Global Life mengembangkan pengobatan ini kan?".
Ji Won membenarkan, "Mereka menggunakan antibodi yang sama".
Ketua tim menarik kesimpulan, dengan kata lain penelitian dokter Yoon dialihkan ke Global Life".
Ketua tim menarik kesimpulan, dengan kata lain penelitian dokter Yoon dialihkan ke Global Life".
Ji Won bangkit dari kursi, "Kita harus tanya lagi ke Dr. Kim Se Jin".
Ketua tim setuju tidak ada gunanya duduk diam di markas, "pergilah". Ji Won pergi.
Ketua tim setuju tidak ada gunanya duduk diam di markas, "pergilah". Ji Won pergi.
Ketua tim bertanya pada Joo Young, "Ada yang kau temukan tentang Hwang Seoun Suk?". Joo Young menemukan 3 kasus yang oleh Hwang Seon Suk berkaitan dengan Global Life. Pengacara Hwang Seon Suk memenangkan 2 kasus. Sisanya diselesaikan di luar pengadilan. Sebagian besar tuntutan hukumnya terkait dengan perusahaan itu. Salah satunya adalah gugatan malpraktek medis.
Ketua tim kesal, "Sial. Kenapa hal ini sangat dirahasiakan?. Sun Dong merasa tidak ada gunanya mereka mengetahui semua ini disaat Myung Hyun tidak ada bersama mereka. Situasi ini membuat ketua tim gila, ia bahkan tidak tahu Myung Hyun masih hidup atau tidak.
Ponsel Ketua tim berdering, dari nomor yang tidak dikenal. Ketua tim menjawabanya, dan terkejut begitu mendengar suara Myung Hyun.
Myung Hyun menelpon ketua tim dari telepon umum. Sekarang ia tahu apa yang telah wartawan Jung temukan. Sebelum Dae Yeong Industry membeli gedung yang terbakar di Jecheon, dulunya gedung itu merupakan institut penelitian milik Global Life.
"Apa anda yakin?", tanya ketua tim. Myung Hyun merasa sangat yakin, "Satu lagi, Hwang Seon Suk dan Mr. Johnson dari Global Life sudah saling mengenal sejak lama".
Ketua tim memberitahukan apa yang baru saja mereka temukan. Ji Won berhasil mendapat informasi tentang Global Life dari WHO. Proses penelian super vaksin menyerupai penelitian yang dilakukan oleh Yoon Il Jung. Mereka sama-sama memiliki antibodi GO7. Itu berasal dari penelitian yang sama. Tapi kami tidak tahu siapa.
Ketua tim memberitahukan apa yang baru saja mereka temukan. Ji Won berhasil mendapat informasi tentang Global Life dari WHO. Proses penelian super vaksin menyerupai penelitian yang dilakukan oleh Yoon Il Jung. Mereka sama-sama memiliki antibodi GO7. Itu berasal dari penelitian yang sama. Tapi kami tidak tahu siapa.
Myung Hyun memperhatikan foto tim Global Life yang saat ini ia pegang. Di belakang Mr. Johnson dan Seon Suk berdiri pada dokter dan ilmuwan yang berkerja pada Global Life. Wajah para dokter itu tidak terlihat, tapi mereka memakai name tag dan tulisan namanya bisa di baca dengan jelas. Myung Hyun melihat dengan seksama nama dokter yang berdiri di ujung sebelah kanan, "Kim Se Jin", ucap Myung Hyun dengan wajah terkejut.
Dr. Kim Se Jin saat ini menjalankan tugasnya sebagai dokter. Memeriksa semua pasien yang berada di ruang isolasi.
Myung Hyun pergi kerumah sakit Nasan. Saat jalan di koridor ia berpapasan dengan salah satu petugas CDC. Semula petugas tetap jalan
, tapi kemudian berhenti dan berbalik menatap punggung Myung Hyun. Ia sangat yakin. Pria yang berpapasan dengannya tadi tak lain adalah Pimpinan Tim Lee Myung Hyun. Petugas ini kemudian mengambil ponselnya, menghubungi polisi.
Myung Hyun menyelinap masuk ke ruangan dokter Se Jin dalam keadaan gelap. Lampu sengaja tidak ia nyalakan.
Sementara itu, Tae Sik bersama timnya keluar dari kantor polisi dengan terburu-buru. Tujuan mereka pergi ke rumah sakit Nasan.
Myung Hyun menghidupkan laptop milik dokter Se Jin, membuka file. File yang ingin ia buka di protect password. Myung Hyun sudah mencoba 2 kali memasukkan password kali, tapi gagal.
Tiba-tiba lampu menyala. Myung Hyun terkejut, mengangkat wajahnya. Dokter Se Jin sudah berdiri di depan pintu, menatap marah padanya.
Tae Sik dan timnya sudah berada di rumah sakit Nasan lantai 1. Ji Won melihat Tae Sik, "Apa yang terjadi", tanyanya. Tae Sik tidak terus jalan tanpa menjawab pertanyaan Ji Won.
"Tutup area ini", ucap Tae Sik pada anak buahnya.
"Ya", jawab anak buah Tae Sik secara bersamaan.
Ji Won berdiri dengan wajah bingung.
Dokter Se Jin bertanya apa yang dilakukan Myung Hyun di dalam ruangannya. Myung Hyun berdiri, menatap balik dokter Se Jin, "Apa hubunganmu dengan Global Life?. Mereka menyediakan dana penelitian?".
Dokter Se Jin bertanya apa yang dilakukan Myung Hyun di dalam ruangannya. Myung Hyun berdiri, menatap balik dokter Se Jin, "Apa hubunganmu dengan Global Life?. Mereka menyediakan dana penelitian?".
Dokter Se Jin bersikap seolah tak mengerti pertanyaan Myung Hyun.
"Kau tahu apa yang aku bicarakan dokter Kim Se Jin", ucap Myung Hyun lalu mengeluarkan foto tim Global Life, "Tolong jelaskan ini. Ini adalah foto yang ditinggalkan oleh wartawan Jung. Dia dibunuh karena foto ini".
Dokter Se Jin diam tidak berkutik. Ponsel Dr. Se Jin berdering, ia mengangkatnya. Telpon itu dari Kang Tae Sik yang menanyakan keberadaan Myung Hyun. Dr. Se Jin tidak mengatakan bahwa sekarang Myung Hyun berada di hadapannya. Setelah sambungan telepon terputus. Dokter Se Jin memberitahu Myung Hyun, Tae Sik ada dirumah sakit ini.
Myung Hyun dan dokter Se Jin sama-sama menunduk, "Kau tidak apa-apa?", tanya dokter Se Jin kemudian. Myung Hyun menatap tajam dokter Se Jin, lalu pergi.
Dokter Se Jin masih mematung, perlahan mengambil foto yang ditinggalkan Myung Hyun di atas meja. Ia melihat sebentar lalu meremasnya, wajah Dokter Se Jin menunjukkan rasa penyesalan dan tertekan saat melihat foto itu.
Myung Hyun turun melalui tangga darurat. Dari celah tangga, ia bisa melihat Tae Sik berada di bawahnya. Tae Sik berteriak marah, "Lee Myung Hyun!". Suara Tae Sik menggelegar keras. Myung Hyun kembali menaiki anak tangga, berlari dari kejaran polisi yang ingin mengangkapnya.
Adegan ini yang menjadi pembuka pada episode 1. Anggota polisi yang lain muncul dari pintu dan menyerang Myung Hyun. Myung Hyun melawan, dengan tendangan dan pukulan, ia berhasil mengalahkan para polisi itu.
Dokter Se Jin berada diruangannya, berjalan mondar-mandir dengan perasaan campur aduk.
Myung Hyun terus menaiki tangga yang menuju ke atap rumah sakit Nasan. Tae Sik dan anggotanya berlari mengejar. Myung Hyun terus berlari menyelamatkan diri hingga sampai di atap. Tae Sik terus berteriak memanggil namanya. Myung Hyun terdesak, tidak ada lagi jalan baginya untuk melarikan diri, tidak mungkin baginya loncat dari gedung yang sangat tinggi ini. Itu sama saja dengan bunuh diri.
Tae Sik kemudian menyusul dengan napas naik turun, "Kau tak punya jalan keluar". Tae Sik memberi peringatan pada Myung Hyun untuk menyerah. Para sniper berkumpul di depan, mengarahkan laser tembakan ke badan Myung Hyun.
Ji Won berlari memanggil Myung Hyun dengan panik, "Pimpinan...pimpinan". Polisi menahan Ji Won. Myung Hyun melarang Ji Won untuk mendekat. Ji Won minta Myung Hyun untuk tenang dan menyerahkan diri.
Myung Hyun : Ji Won, dengarkan aku baik-baik. Ada yang kita lewatkan. Kita harus meninjau lagi semua bukti yang ada.
Ditempat lain, Seon Suk duduk santai di ruangannya yang remang-remang. Ia tengah mendengarkan rekaman suara yang ada di ponsel milik wartawan Jung. Rupanya ponsel kemarin yang dia berikan pada Mr. Johnson bukan milik wartawan Jung. Entah ponsel siapa yang ia berikan waktu itu. Rekaman suara itu menggiring kita untuk melihat kejadian yang terjadi dimalam wartawan Jung terbunuh.
Saat itu wartawan Jung bicara melalui telepon dengan atasannya. Menjadi kebiasaannya selalu menghidupkan perekam di ponsel saat sedang bicara dengan seseorang. Wartawan Jung bertanya nomor telepon dari kartu nama perusahaan real estate yang ada di meja kerjanya. Wartawan Jung menyebutkan 4 nomor terakhir 6930. Ia berjanji akan mentraktir atasannya itu jika mendapat berita besar.
Myung Hyun datang, memanggil wartawan Jung. Wartawan Jung menoleh melihat Myung Hyun. Saat itu juga Peter muncul dari kegelapan dan menyerang wartawan Jung. Myung Hyun terkejut dan tidak menyadari ada Steve berdiri di belakang dan memukul kepalanya dengan keras. Myung Hyun pingsan.
Wartawan Jung jatuh ke tanah, Peter telah menyuntikkan cairan sianida ke lehernya. Wartawan Jung mengerang kesakitan, dan mencoba untuk bicara, "Pimpinan......Lee... Hati... hatilah". Setelah itu wartawan Jung menghembuskan napas terakhir.
Beralih ke scene lainya. Dokter Se Jin melihat amplop coklat yang ditinggalkan Myung Hyun. Amplop coklat itu berisi artikel-artikel yang berhubungan dengan Global Life dan Dae Young Industry. Dr. Se Jin kesal dan membanting amplop. Ia benar-benar bingung dan juga cemas. Tidak ingin masa lalunya terkuak.
Scene lalu beralih ke organ dalam Myung Hyun. Virus telah mencapai jantung lalu menyebar ke pembuluh darah. Dalam hitungan detik darah keluar dari kedua mata, mulut dan telinganya.
Ji Won shock, "Pimpinan".
Tae Sik memerintahkan pasukannya untuk mundur, "Tersangka telah terinfeksi...mundur...mundur....tersangka telah terinfeksi".
Tae Sik memerintahkan pasukannya untuk mundur, "Tersangka telah terinfeksi...mundur...mundur....tersangka telah terinfeksi".
Myung Hyun tak berdaya, badannya terasa lemas.
Kembali ke saat malam dimana wartawan Jung terbunuh. Disaat Myung Hyun pingsan, Steve menyuntikkan virus ke dalam tubuhnya. Setelah itu ia mengambil kartu identitas Myung Hyun. Peter mendekat, lalu bicara pada Steve, "Cepat pindahkan. Sebelum ada yang datang".
Peter memutar badanya membelakangi Steve. Steve menyentuh pundak Peter, "Hei", panggilnya. Peter berbalik menatap Steve.
Steve tersenyum, lalu menusuk daerah perut Peter. Tusukannya dalam dan tepat mengenai hatinya. Peter roboh di dekat Myung Hyun.
Steve tersenyum, lalu menusuk daerah perut Peter. Tusukannya dalam dan tepat mengenai hatinya. Peter roboh di dekat Myung Hyun.
Setelah itu Steve mengoleskan darah di jaket Myung Hyun, dan meninggalkan pisau dalam genggaman tangan Myung Hyun. Kemudidan Steve mengambil ponsel wartawan Jung. Lalu pergi.
Kembali ke atap gedung. Tubuh Myung Hyun limbung, terbaring tidak bergerak di atas lantai. Terdengar suara dari atas helikopter, "Tersangka telah terinfeksi. Meminta bantuan ke markas CDC. Ulangi. Lee Myung Hyun, Pimpinan tim dari pusat pencegahan dan pengendalian penyakit, telah terinfeksi. Meminta bantuan ke markas CDC".
END
Komentar :
Myung Hyun terinfeksi karena memang disuntik virus secara langsung oleh Steve, dan pastinya ini atas perintah Hwang Seon Suk. Pantas saja Seon Suk berharap Myung Hyun bisa mati dengan tenang di tempat yang tidak seorang pun tahu. Rupanya ia telah melakukan kejahatan yang tidak bisa dimaafkan....
Bulu kuduk kembali merinding ketika harus melihat darah keluar dari mata Myung Hyun, mengerikan...adegan yang mengerikan bagi saya. Sebelumnya muncul di episode 1, dan di ulang lagi pada episode ini. Lebih jelas, dan wajah Myung Hyun benar-benar dekat, seperti di depan mata saja.
Akankah Myung Hyun selamat?. Semoga saja. Semoga dokter Se Jin bisa menolong Myung Hyun. Jika memang dokter Se Jin dulu bekerja pada Global Life, besar kemungkinan dia lah yang membuat virus itu, lalu Global Life yang menggunakan kesempatan itu untuk mengambil keuntungan.
3 episode selanjutnya akan menjawab semua teka-teki ini. Let See...
semoga myung han selamat, 3 episode lagi hiksss gimana caranya tuh anak kim do jin kena virus, tambbh penasaran... mba nuri makasih sinopnya..
ReplyDeleteGak sabar... 3 episode lagi... >.<
ReplyDeletebgus bg mbk lanjut trus......sinopny incarnation of money kpn dilnjut mbk???
ReplyDeletebgus bg mbk lanjut trus......sinopny incarnation of money kpn dilnjut mbk???
ReplyDeleteayo mbak dilanjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuudddddddddd
ReplyDelete