Pages - Menu

Friday, June 07, 2013

Sinopsis The Virus Episode 6 Part 1

16 Hari penularan virus

Myung Hyun keluar dari ruangan dokter Yoon, menghubungi ketua tim Go. Ia mencurigai kemungkinan dokter Yoon dan dokter Se Jin saling berkonspirasi. Ia memberi perintah ketua tim untuk mengirimkan polisi kerumah dokter Se Jin. Ketua tim mengerti, dan akan menemui Myung Hyun dirumah sakit Nasan.

Myung Hyun pergi keruang keamanan, ia minta pada petugas untuk mengirimkan semua file rekaman CCTV rumah sakit ke alamat email markas CDC. Ia lalu menghubungi Joo Young. Setelah file rekaman CCTV di terima, segera periksa kapan dokter Yoon dan dokter Se Jin meninggalkan rumah sakit.

Setelah itu Myung Hyun masuk ke ruang dokter Se Jin. Memeriksa seluruh rak dan laci meja. Ketua tim Go datang, "Bagaimana?. Ada yang anda temukan?". 
Myung Hyun menggeleng, "Tidak ada. Kim Se Jin, Yoon Il Jung, kedua orang itu mematikan ponsel mereka".

Ketua tim Go telah menduga sebelumnya, jika benar dokter Yoon mencuri hasil penelitan dokter Se Jin, mungkinkah dia membantu penjahat-penjahat itu untuk memproduksi vaksin.

Ji Won menelpon Myung Hyun. "Saya dan Sun Dong akan kembali ke markas untuk memeriksa sampel darahnya. Sekaligus melihat data percobaan dokter Yoon yang masih tersisa. Sampai bertemu di markas".

Ji Won menutup telepon. Sun Dong dan Ji Won menunggu lift. Sun Dong bertanya, "dokter Kim Se Jin, apakah sudah bisa dihubungi?". 

Pintu lit terbuka, orang yang mereka cari kini ada di dalam lift, tampak lemas dan pucat.
"Dr. Kim Se Jin", panggil Ji Won. 
Dr. Se Jin mengangkat wajahnya, keluar dari lift. Baru jalan satu langkah ia sudah ambruk. tidak sadarkan diri. Pingsan. 
Ji Won dan Sun Dong kaget, "Dokter Se Jin". Mereka lalu membawanya keruang perawatan.

Selang beberapa waktu kemudian, perlahan-lahan dokter Se Jin mulai sadar. Matanya silau karena cahaya lampu. Myung Hyun berdiri didepannya. Dokter Se Jin berusaha untuk duduk, meski badanya masih lemas, "Apa yang terjadi?", tanyanya. 

Myung Hyun balik bertanya, seharusnya dirinya lah yang bertanya, "Dari mana saja kau seharian ini". Dokter Kim berkata ia menghadiri pemakaman perawat Lee. Setelah proses kremasi, ia pergi minum-minum dan kembali ke rumah sakit, "Apa sesuatu telah terjadi  pada Seo In?".

Myung Hyun menatap dokter Se Jin tajam, "Kau tahu Kepala Bagian Yoon Il Jung membuat vaksin?". 
Dokter Se Jin tak mengerti, "Apa maksudmu. Virus ini bahkan tidak dibiakkan?".
Myung Hyun mengatakan Kim In Chul memiliki antibodi, pasti dokter Yoon ingin memasarkannya, "Kau tahu dia pergi kemana?".

Dokter Se Jin tidak tahu, bahkan tak pernah memikirkannya, "Benarkah dia sebenarnya sudah membuat vaksin?".
Myung Hyun menggangguk, "Kau tahu kontak yang sering dia hubungi?". 
Dokter Se Jin juga tidak tahu. Myung Hyun yakin, pastinya dokter Yoon punya hubungan baik dengan satu atau dua perusahaan farmasi.

Dokter Se Jin marah dan merasa tertekan, "Aku tidak tahu apa-apa. Jika ada perusahaan seperti itu, aku juga ingin tahu. Kau pikir aku senang menyaksikan pasien mati setiap hari?. Hari ini, aku pergi ke pemakaman seorang rekan kerja. Kami sudah bekerja bersama selama lebih dari satu tahun. Kaukira aku menyukainya?".

Myung Hyun terdiam, tak ada lagi yang bisa ia tanyakan. 

Di tempat lain, Kim Do Jin bersama pengikutnya berkumpul dan minum bersama Mr. Johnson. Direktur Shim resah, ada laporan dari negara-negara di Asia Tenggara dan Eropa sehubungan dengan virus ini. Angka kematian di negara mereka lebih rendah dibandingkan dengan negara Korea.

Kim Do Jin heran, apa penyebab perbedannya. Direktur Shim berkata, karena tingkat kematianya tinggi jadi tingkat infeksinya rendah. Ditambah dengan penyebar virus tidak menyadari dia terinfeksi ataupun memiliki antibodi. Pihak CDC lah yang pertama kali mengetahuinya.
"Sampai saat ini berapa banyak yang telah terinfeksi", tanya menteri kesehatan.

Direktur Shim mendesah, "Sampai tadi pagi, sudah mencapai 1000 orang".
Kim Do Jin menggelengkan kepala, "Sampai tadi pagi, sudah mencapai 1000 orang".
Dengan santainya Mr. Johnson berkata vaksin akan disediakan dalam waktu 2 minggu, dan penularan akan menurun secara bertahap, jadi tidak perlu khawatir. 

Kim Do Jin mengangguk mengerti, "Kuharap begitu". 
Menteri kesehatan bertanya pada Mr. Johnson : Apakah di negara lain juga menandatangani kontrak penyediaan vaksin?
"Sayangnya, virus ini belum cukup menyebar", ucap Mr. Johnson tanpa sadar.

Ke-3 pejabat pemerintah ini mengernyitkan kening, terkejut mendengar jawaban Mr. Johnson. Mr. Johnson melihat wajah terkejut para petinggi ini lalu tertawa, "hanya bercanda", ucapnya.
(tapi tatapan mata, dan mimik wajahnya sama sekali tidak menandakan kalau dia sedang bercanda). 

Ponsel direktur Shim menerima panggilan, ia pamit keluar untuk menjawab telepon. Myung Hyun meminta direktur Shim untuk mengeluarkan surat penangkapan dokter Yoon. Lebih baik di lakukan segera, sebelum vaksinya pindah tangan.

Direktur Shim tidak setuju. Ia takut masyarakat akan mengencam jika mengetahui kenyataan bahwa pemerintah menyembunyikan penemuan antibodi dan tidak mengembangkan vaksin itu. Dalam waktu 2 minggau Global Life akan memproduksi vaksin. Global Life juga mempunyai hak istimewa untuk menyediakan vaksinnya. Entah dokter Yoon memeliki vaksin itu atau tidak, itu tidak penting. Abaikan saja.

Myung Hyun marah, bicara tanpa titik koma, "Tidak penting?. Anda tahu orang yang tidak memiliki vaksin sekarang sedang sekarat?. Entah itu Global Life atau yang lain yang memiliki hak istimewa, itu bukan urusanku. Sekarang, sebarkan wajah Kepala Bagian Yoon ke seluruh negeri".

Sambungan telepon diputus direktur Shim. Myung Hyun berteriak marah, "Halo..halo. Sial". Ji Won, Joo Young dan ketua tim Go diam tak berkomentar, melihat kemarahan pimpinan mereka. Myung Hyun berpesan pada Joo Young untuk memeriksa semua lembaga penelitian dan perusahaan farmasi yang pernah berhubungan dengan Yoon.

Sedetik kemudian Myung Hyun menerima kabar, kondisi Seo In sedang kritis. Myung Hyun memacu mobilnya untuk segera sampai di rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, ia berlari ke ruang perawatan. Myung Hyun bingung karena Seo In tidak ada disana.

Dokter Se Jin datang, "Pimpinan Lee". Myung Hyun menunjuk tempat tidur Seo In yang kosong. Dokter Se Jin berkata Seo In sudah di pindahkan ke ruang ICU, pengunjung dilarang masuk. Myung Hyun ingin melihatnya. Dokter Se Jin menahan.

Dokter Se Jin : Perdarahan yang terjadi di paru-paru membuat dia sulit bernafas. Jadi kami mengeluarkan darahnya. Tapi anda harus menyiapkan mental anda".
Myung Hyun shock, "Apa tidak ada... cara lain?. Apa tidak ada cara lain untuk memperpanjang hidupnya beberapa hari saja?".
Dokter Se Jin meminta maaf. Pertanda tak ada lagi yang bisa ia lakukan. 

Seorang security menemukan mayat dokter Yoon, semula ia berpikir pengendara sedang tidur. Tapi begitu ia mendekat, security itu langsung lari ketakutan begitu melihat kondisi mayat, menakutkan memang. Tak lama kemudian, polisi datang dan memberi garis polisi di sekitar lokasi kejadian. 

Kasus kematian dokter Yoon ditangani detekfit Kang Tae Sik. Detektif Kim menerangkan korban pembunuhan kali ini adalah Yoon Il Jung, usia 58 tahun. Dokter kepala bagian penyakit menular dari rumah sakit Nasan. Kemarin, kantor pusat CDC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk dia. Karena dia dicurigai membawa kabur vaksin. Polisi mengira dokter Yoon meninggal karena penyakit menular, mereka tidak berani memindahkan dan membiarkannya saja. 

Tae Sik mencari petunjuk yang tertinggal di sekitar tempat perkara. Tidak ada apa-apa. Ia tidak tahu siapa pembunuhnya, tapi mereka benar-benar rapi. Tae Sik lalu melihat bekas suntikan jarum di leher dokter Yoon. Ada sehelai rambut yang tertinggal di kerah baju. Tae Sik memanggil petugas TKP untuk mengambil rambut itu, tapi petugas TKP maju dengan ragu-ragu, karena takut tertular penyakit. 

Tae Sik memarahinya, "Kenapa kau tidak datang?. Kau takut mati?.  Jika tidak, kemarilah sekarang". Petugas TKP maju dan mengambil rambut yang ditunjuk Tae Sik. Tae Sik minta petugas untuk memeriksa apa rambut ini milik korban. 

Tae Sik ingin mencari petunjuk lainya, dengan memasukkan setengah badannya ke dalam mobil.
Terdengar suara Ji Won, "Kau harusnya diingatkan kalau dia mungkin mati karena penyakit menular".
Tae Sik tampak kesal melihat kehadiran Ji Won dan ketua tim.

Ji Won minta Tae Sik untuk minggir, karena ini tugas bagian penyakit menular.
Tae Sik tertawa, "Sekalipun aku tidak ahli, dari sekilas saja, aku sudah tahu penyebab kematiannya bukan karena penyakit menular.
Ji Won : Begitu ya?. Kita lihat saja. Sebagai virus yang berproliferasi di dalam tubuh, darah tidak akan berhenti keluar. Proses kematiannya hanya membutuhkan waktu 3 hari. Bagaimana menurutmu?

Tae Sik mulai takut, mundur teratur. Memberi jalan pada Ji Won. Ia lalu memanggil detektif Kim untuk membuang malu...hehehe. Ji Won dan ketua tim Go maju memeriksa keadaan mayat dokter Yoon. Memeriksa sekeliling mobil, mungkin saja ada vaksin yang tertinggal di dalam mobil. 

Tae Sik berkomentar, "Apa yang kalian cari?. Tidak ada ponsel maupun black box. Lebih bersih dari kamar tidur di rumahku".

Ji Won melihat bekas suntikan di leher dokter Yoon, teknik yang sama yang digunakan pada Kim In Chul. Ketua tim melihat untuk memastikan, "Jadi, ini kerjaan mereka juga".
"Mungkin saja", jawab Ji Won. 
"Kapan kalian akan pergi?. Aku mau makan", kata Tae Sik. 

Ji Won berkata kematian dokter Yoon tidak tampak seperti penyakit menular. Tae Sik bertepuk tangan, mengolok. "Bingo". Ji Won berkata penyebab kematiannya sama dengan In Chul.

Tae Sik tidak mau kalah, sejak awal ia ingin mengatakannya. Ia minta mulai sekarang pada tim CDC untuk tidak lagi ikut campur dalam penyelidaknnya, "Penyebab kematian, tim investigasi dari kepolisian yang akan menentukannya. Untuk pembunuhnya kami akan memprosesnya sesuai dengan prosedur. Jika aku butuh bantuan, aku akan meneleponmu. Aku tahu nomor ponselmu. Kalian berdua boleh pergi". 

Ji Won tak beranjak dari tempatnya, tersinggung dengan sikap Tae Sik yang rada menyebalkan. Tae Sik kembali berlagak, "Kenapa kau tidak pergi?. Kau masih ingin berlagak seperti aparat kepolisian?. Haruskah aku meminjamkan borgolku?". Tae Sik berteriak memanggil detektif Kim untuk mengambilkan borgolnya. 

Ji Won mengajak ketua tim Go pergi. Ketua tim juga kesel dengan tingkah Tae Sik. Ia jalan pergi sambil menutup bagasi mobil dengan keras.

Setelah tim CDC pergi, Tae Sik berteriak memanggil detektif Kim, "Pembunuh Kim In Chul dan lintah darat belum di temukan kan?".
Detektif Kim mengiyakan, untuk melakukan hal ini, orang itu sepertinya memiliki semacam sejarah kriminal. Tapi kami masih tidak bisa mengidentifikasinya.

Tae Sik : Ada sidik jari di semua tempat, tapi identitasnya tidak bisa ditemukan. Orang yang tertangkap CCTV itu orang asing, kan?. 
Detektif Kim : Ya. 
Tae Sik : Lakukan pemeriksaan di kantor imigrasi. Itu mungkin turis asing.
Detektif Kim mengangguk mengerti.

Myung Hyun duduk menunggu di depan ruang ICU. Duduk menunggu seperti ini, semakin membuatnya gelisah. Ketua tim Go menghubungi ponselnya, menanyakan keadaan Seo In. Myung Hyun berkata Seo In mengalami pendarahan serius di paru-paru, darahnya sudah dikeluarkan. Pengunjung masih tidak boleh masuk ke ruang isolasi.

Ketua tim ikut sedih, Myung Hyun lalu bertanya keberadaan dokter Yoon, apa sudah ditemukan. Ketua tim membenarkan tapi saat kami menemukannya, dia sudah meninggal. Dokter Se Jin keluar, memanggil Myung Hyun untuk masuk kedalam. Kondisi Seo In kritis. Myung Hyun segera masuk ke dalam. Sambungan telepon dengan ketua tim Go belum terputus.

Myung Hyun duduk di samping ranjang, "Seo In-ah. Kau akan baik-baik saja. Kau akan baik-baik saja".
Seo In tak mampu bicara, muntah darah dan menghembuskan napasnya yang terakhir. Layar monitor jantung menunjukkan garis lurus. Seo In meninggal.

Myung Hyun menangis, memanggil-manggil nama istrinya, "Seo In..Seo In...sayang.... Tidak...tidak...Seo In....Seo In...".
Myung Hyun mengguncang badan Seo In, dokter Se Jin menariknya, "tolong tenanglah".

Ketua tim bisa mendengar dengan jelas tangisan putus asa Myung Hyun. Ji Won yang duduk disebelahnya pun bisa mendengar dengan jelas. Wajah keduanya tegang, tanpa bertanya lagi mereka sudah tahu apa yang terjadi.

Tangis Myung Hyun semakin nyaring, dan terus memanggil nama istrinya. Dokter Se Jin berusaha untuk menenangkan.

Berita duka cepat menyebar di markas CDC. Sun Don tak kalah shock. Joo Young bahkan menangis ketika mendengar berita ini.

Di rumah duka, Myung Hyun tidak bicara. Diam mematung menatap foto Seo In dengan pandangan kosong.

Myung Hyun lalu pergi keruang sebelah, ruang abu. Berdiri menatap tempat abu Jeon Hui berada. Ketua tim menyusul, "Kenapa anda bersikap seperti ini?. Anda harus menerima tamu. Tolong masuklah".

Myung Hyun sedang memikirkan masa lalu, "Aku tidak pernah tepat waktu. Saat Jeon Hui lahir. Saat dia meninggal...Sekalipun aku berusaha melakukan yang terbaik, aku selalu terlambat. Setidaknya dia tidak sendirian sekarang".
Ketua tim : Tentu saja...tentu saja.
Myung Hyun terisak, "Aku akan mengunjunginya dan membawakannya bunga".

Di jalanan kota Seoul yang sepi, tidak ada aktifitas ataupun lalu lalang kendaraan. Terdengar berita di TV besar. Dalam beberapa hari terkahir saja, sudah ada peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi. Menurut CDC, lebih dari 2000 orang telah terinfeksi.

(Si pembawa virus In Chul sudah meninggal, tapi kenapa virus masih terus menyebar?).

Kantor kepolisian. Tim Tae Sik membahas kematian dokter Yoon. Detektif Kim bicara, penyebab kematian dokter Yoon sama dengan In Chul, akibat keracunan asam sianida. DNA rambut yang ditemukan dalam mobil, berbeda dengan DNA jejak kaki bos rentenir yang mati itu. Tae Sik menduga pelakunya orang yang berbeda.

Detektif Kim berkata, seorang wanita tua yang menjadi saksi mata melihat ada mobil berwarna hitam terparkir di dekat lokasi kejadian. Dia melihatnya saat berjalan-jalan di sekitar lokasi. Tapi dia tidak tahu jenis mobilnya. Tempat itu sangat sepi, jadi kalau ada mobil yang parkir akan sangat mencolok.

Tae Sik memberi tugas detektif Kim untuk memeriksa kamera CCTV di sekitar lokasi, mungkin ada sesuatu yang tertangkap. Ia lalu bertanya, bagaimana dengan hasil pencarian dari kantor imigrasi. Detektif Kim menjawab proses pencarian akan memakan waktu lama, karena petugas imigrasi harus memeriksa gambarnya satu per satu untuk dibandingkan dengan yang lain.

Tae Sik berdiri, memperhatikan foto-foto TKP. Pembunuhan In Chul dan dokter Yoon menggunakan metode yang sama, tapi lokasi kejadiannya sangat berbeda. Mereka sangat berhati-hati dalam memperlakukan mayat, agar tidak meninggalkan sidik jari. Sama halnya dengan kecelakaan lalu lintas. Mereka sangat berani. Namun, saat mendatangi Yoon Il Jung, pembunuh sangat berhati-hati agar tidak meninggalkan apapun di lokasi kejadian.

Di lokasi kejadian, Tae Sik ingat ditemukan 2 jejak sepatu berukuran 275 dan 260. Dan jejak ban mobil lainnya. Tae Sik menganalisa kejadian, dokter Yoon pergi ketempat perkara untuk bertemu dengan seseorang. Tapi ada orang lain yang menghampiri dokter Yoon sebelum mobil lain datang. Karena jejak yang ditinggalkan roda mobil lain ada diatas jejak kaki tersebut.

Orang yang pertama kali datang pastilah si pembunuh. Dia adalah seseorang yang tidak diharapkan kedatangannya oleh korban. Dan tanpa korban sadari, pelaku diam-diam menghampirinya. Korban tewas ketika orang yang berjanji akan bertemu dengannya datang.

Detektif Kim : Menurut analisa anda, bagaimana pembunuh bisa tahu tempat kejadiannya?. Jika dia datang dengan berjalan kaki, akan sangat sulit baginya untuk mengikuti mobil.
Tae Sik : Dia sudah tahu tempat pertemuannya dan dia datang lebih awal. Oh, iya. Kau sudah memeriksa orang-orang yang ada disekitar Yoon Il Jung?.


Detektif Kim berkata tidak ada yang mencurigakan, ia lalu menyerahkan daftar orang-orang yang sering berhubungan dengan dokter Yoon, beserta alibi mereka pada hari dokter Yoon terbunuh.

Nama dokter Se Jin juga ada dalam daftar itu. Detektif Kim menerangkan, dokter Se Jin pergi ke upacara kremasi seorang perawat yang merupakan teman kerja, dia ada disana saat prosesi berlangsung. Dia punya saksi. Semasa hidup, dokter Yoon pernah berselisih paham dengan dokter Se Jin karena masalah pribadi.

Dokter Se Jin berdiri di depan resepsionis, mengisi catatan pasien. Tae Sik datang kerumah sakit Nasan, bertanya pada resepsionis, "Kami mencari Dr. Kim Se Jin. Dimana kami bisa menemuinya?".
Dokter Se Jin menoleh, "Saya Kim Se Jin".

Tae Sik : Wah, ternyata anda cukup tinggi.  Saya Koordiantor Tim Kang Tae Sik Aku yang bertanggung jawab menangani kasus pembunuhan dokter Yoon Il Jung.
Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan padamu. Kudengar anda dan Kepala Bagian Yoon Il Jung berbagi ruang penelitian yang sama. Anda benar-benar tidak mengetahui dia memproduksi vaksin itu?

Dr. Se Jin : Saya tidak tahu
Tae Sik : Apa anda bisa menebak, kepada siapa dia ingin menjualnya?
Dr. Se Jin : Anda sedang menginterogasiku? 

Tae Sik tertawa, "Tidak..tidak. Ini bagian dari prosedur standar penyelidikan. Ini sangat sederhana. Upacara kremasi seorang perawat, kudengar anda satu-satunya staf rumah sakit yang pergi ke sana.
Dr. Se Jin berkata sebagai rekan kerjanya, saya ingin melakukan sesuatu untuknya. Tae Sik bertanya berapa lama Dr. Se Jin berada disana. Dr. Se Jin menerangkan upacara dimulai jam 5 sore, ia berada disana sekitar waktu itu. Dan pergi setelah jam 6.

Tae Sik mencatat pernyataan Dr. Se Jin, lalu bertanya "apa kau punya saksi". Dr. Se Jin mengiyakan, silahkan cari sendiri. Tae Sik yang semula menunduk mencatat, mengangkat wajahnya. Jawaban itu membuatnya sedikit terkejut, "Oh..baiklah".

Wajah Dr. Se Jin tampak serius. Tae Sik bertanya lagi, saat pergi kesana apa kau mengemudi sendiri. Dr. Se Jin membenarkan.
"Tipe dan warna mobilnya?", tanya Tae Sik.
Dr. Se Jin : Grandeur hitam.

Mata Tae Sik bersinar seperti menemukan sebuah petunjuk. Alarm timer Dr. Se In berbunyi, "Ada lagi yang ingin anda ketahui?", ucapnya pada Tae Sik.
Tae Sik : Oh ya. Berapa ukuran sepatumu?. Jangan bilang anda merahasiakan ukuran sepatumu.
Raut wajah Dr. Se Jin tampak kesal, "275", jawabnya.

Tae Sik tertawa, "275. Terima kasih atas jawaban anda. Jika ada pertanyaan lain, saya akan datang lagi".
Dr. Se Jin : Jujur saja, saya tidak peduli siapa yang membunuh dokter Yoon. Selama kami bisa mendapatkan vaksinya.

Ucapan dokter Se Jin itu semakin membuat Tae Sik curiga. Dokter Se Jin jalan pergi. Tae Sik menyentuh pundak dokter Se Jin, "Aigo, ada debunya". Lalu tertawa mengejek.
Dokter Se Jin berbalik menatap Tae Sik marah, "Anda percaya orang itu saya?. Jika anda menginginkan DNA-ku, minta saja langsung padaku. Saya bersedia memberikannya untukmu".

Dokter Se Jin mencabut sehelai rambutnya dan memberikannya pada Tae Sik.
Tae Sik menerimanya, "Lalu, dalam hal ini, saya tidak akan bersikap resmi".
"Sudah selesai?", tanya dokter Se Jin kemudian.
Tae Sik : Karena anda sudah melakukannya sejauh ini, Aku akan tanyakan pertanyaan yang lain. Anda membunuh Kepala Bagian Yoon Il Jung?.

Dokter Se Jin terkejut, "Anda bilang apa?".
Tae Sik berkata ini bukan pertanyaan yang sulit, "anda membunuhnya?".
"Hei,....", ucap dokter Se Jin.
Tae Sik memotong, "Anda tidak menjawabku. Anda membunuhnya?".
Doter Se Jin terdiam sesaat, lalu menjawab dengan pasti, "Tidak".

Tae Sik kembali tertawa, seolah tidak percaya, "Oh, benarkah. Kau pasti sangat sibuk. Kau boleh pergi sekarang. Terima kasih".
Dokter Se Jin mengembuskan napas kesal, lalu pergi. Tae Sik memandang tajam punggung lawan bicarnya itu. Pernyataan dokter Se Jin barusan sesuai dengan bukti yang ada. Besar kemungkinan, ia akan menetapkan dokter Se Jin sebagai tersangka.


Lanjut ke Sinopsis The Virus Episode 6 Part 2


1 comment:

  1. yeyyyyyeyee tq mba sinopsnya... ditunggu part 2 dan eps 7-10 hehehehe

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)