Pages - Menu

Friday, January 25, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 4 Part 1



Chae Won merasa sesak napas setelah meminum jus kiwi. Se Yoon memapah tubuh Chae Won dan bergegas membawa Se Yoon kerumah sakit. Seseorang mata-mata bayaran Young Ja mengambil gambar Chae Won dan Se Yoon secara diam-diam.



Young Ja kembali ke perusahaan dan duduk di dalam ruangannya. Ia tampak puas melihat hasil foto yang dikirim orang suruhannya.


Chul Goo masuk keruangan Young Ja dan menanyakan keberadaan Chae Won karena saat ia menelpon kerumah bibi pelayan berkata Chae Won pergi makan siang dengan ibu mertuanya.

Young Ja membenarkan dan beralasan ia langsung kembali ke kantor setelah makan siang karena ada pertemuan penting. Chul Goo bertanya lalu dimana Chae Won ku?.

Young Ja kesal mendengar dan mengulang perkataan Chul Goo "Chae Won ku..Chae Won ku...Chae Won ku... Chae Won makan dengan baik dan telah pulang kerumah, jangan khawatir.

Chul Goo berkata ia baru saja menelpon kerumah tapi pelayan bilang Chae Won belum pulang. Young Ja kesal ia bilang mungkin saja Chae Won pergi berbelanja. Chul Goo tersenyum dan bertanya apa ibu memberinya uang. Young Ja bertanya "apa?"


Chae Won dibawa keruangan UGD. Ia terbaring dengan selang infus disampingnya.
Dokter yang memeriksa keadaan Chae Won berbicara pada Se Yoon "ini karena alergi kiwi"
Se Yoon : alergi kiwi?
Dokter : ya, kasus terburuk akan mengalami kesusahan bernapas dan mengakibatkan kematian. berhati-hatilah. Istrimu pernah mengalami hal serupa, benar?
Se Yoon : istri?
Dokter : selain menghindarinya tak ada cara pengobatan yang lain. Dokter lalu pergi setelah memberi penjelasan.


Se Yoon duduk di samping Chae Won seraya berguman " aku seorang pria lajang, bujang. mengapa orang sering berpikir kalau aku adalah suamimu, huh".
Chae Won tersenyum dan meminta maaf.
Se Yoon : sudah pasti kau merasa bersalah. tapi, bagaimana keadaanmu sekarang? kulihat keadaanmu terlihat lebih baik dari sebelumnya.
Chae Won : ya, aku lebih mudah bernapas dan merasa lebih tenang
Se Yoon : tapi, apa kau tidak tahu kau memiliki alergi pada kiwi?. Ah, tentu saja kau tidak tahu karena kau kehilangan ingatan. apa kau sendiri yang memesan jus kiwi?
Chae Won : tidak, ibu mertuaku yang memesannya.
Se Yoon tampak ragu "apa mungkin ibu mertua mu tak mengetahui kalau menantunya alergi pada kiwi?

Chae Won kembali mengucapkan terima kasih dan merasa bersalah pada Se Yoon. Se Yoon mengerti karena ia telah menjadi penyelamat hidup Chae Won. Chae Won tersenyum mendengar perkataan Se Yoon.


Hyo Dong membantu nenek membungkus dan menimbang berat mie. Nenek bertanya apa Chae Won belum kembali dari perjalannya. Hyo Dong menjawab "ya, jika dia tidak menghubungi kemungkinan dia belum kembali".

Nenek nampaknya merasa rindu pada Chae Won, ia berkata meskipun Chae Won anggota keluarga mereka, tapi setelah menikah mereka tak bisa bertemu dengan Chae Won sesering yang mereka inginkan, rasanya seperti tercekik.

Hyo Dong menenangkan nenek dan mengatakan akan meminta Chae Won dan suaminya untuk datang mengunjungi nenek setelah mereka kembali dari perjalanan. 


Kakek datang sambil mengumpat anak-anaknya. Nenek bertanya "apa lagi sekarang?".
Kakek berkata "tidak ada satu pun dari mereka yang menanyakan kabar atau melihat bagaimana bisnis mie berjalan".
Nenek : mereka tak tertarik pada pabrik mie. aku telah memberitahukan mu sebelumnya, pabrik mie ini akan tutup.
Kakek mulai kesal " apa kau bilang kita harus menutup usaha ini setelah 100 tahun beroperasi".
Nenek : tak peduli 100 tahun atau 1000 tahun. Jika tak ada satu pun dari anak kita yang akan mengambil alih usaha ini maka, tentu saja kita harus menutupnya.
Kakek : jika bisnis ini tutup dimasa generasiku, bahkan saat aku telah wafat pun, aku tak akan sanggup bertemu dengan pendahulu (ayah kakek).
Kakek pergi setelah mengucapkan hal itu, nenek menghela nafas seraya berkata "aigo".


Choon Hee membungkus roti beras yang nantinya akan ia bagikan kepada para tetangga. Kang Jin datang dan mengucapkan selamat atas usaha baru Choon Hee. Seperti biasa Choon Hee tidak terlalu senang dengan kehadiran Kang Jin.

Kang Jin melihat ke sekeliling, ia berkomentar ruangan ini sangat kosong, seharusnya ada seperangkat alat musik untuk menarik orang datang, dengan begitu tempat ini pasti akan ramai. Kang Jin menyinggung kembali soal pesta pembukaan cafe Choon Hee.
Choon Hee tak memperdulikan ucapan Kang Jin dan terus sibuk membungkus roti beras dihadapannya.


Kang Jin berinisiatif menyayikan sebuah lagu sebagai ucapan selamat. Saat Kang Jin mulai bernyanyi. Choon Hee langsung menghentikannya "berhenti, Rooftop Oppa"
{Choon Hee memanggil atau lebih tepatnya menjuluki Kang Jin sebagai "Rooftop Oppa". Mereka tinggal di dalam satu gedung, Choo Hee tinggal di lantai dasar, Kang Jin di lantai 2}.

Kang Jin : kenapa?
Choon Hee : kau akan meludahi makanan.
Choon Hee berdiri dan pergi ke dapur. Kang Jin duduk dan mencicipi kue beras yang ada di hadapannya. Kang Jin memuji kue beras buatan Choon Hee. Ia kembali mempromosikan dirinya untuk menjadi pembuka acara grand opening cafe Choon Hee.

Choon Hee menolak karena tak ingin membuang uang sia-sia. Kang Jin terus saja bercerita sambil makan kue beras yang ada di hadapannya. Choon Hee memukul tangan Kang Jin dan menyuruhnya untuk berhenti makan. 


Choon Hee berkeliling desa dan memberi kue beras pada semua orang yang dijumpainya, sembari mempromosikan Cafe miliknya. Wajah cantik, senyum manis dan sikap yang ramah menjadi keuntungan bagi Choon Hee. Tua maupun muda menerima kue beras buatan Choon Hee dengan senang hati.



Choon Hee terus berjalan hingga sampai di depan Rumah mie Kakek, ia merasakan lelah pada kakinya, dan sedikit menyesal tidak menerima saran Kang Jin. Choon Hee melihat mie yang berkilauan dibawah cahaya matahari, ia takjub dan seakan tak percaya masih ada yang membuat mie dengan cara tradisonal. Dihalaman rumah mie, ada nenek dan Hyo Dong yang sedang bekerja.

Choon Hee masuk ke halaman dan menyapa nenek. Nenek mengira Choon Hee datang untuk membeli mie. Choon Hee berkata ia hanya kebetulan lewat dan ingin mampir sebentar untuk melihat mie-mie yang terlihat cantik dibawah sinar matahari.


Hyo Dong merasa pernah mengenal suara itu, ia mengintip sebentar lalu bersembunyi lagi setelah melihat Choon Hee. Choon Hee tak melihat kehadiran Hyo Dong karena terhalang mie-mie yang ada dihadapannya.  Hyo Dong sedikit merapihkan pakaiannya lalu keluar dengan tenang.

Choon Hee mengenali Hyo Dong, 'ah,, ini oppa yang pernah aku lihat sebelumnya?". Hyo Dong mengangguk. Nenek bertanya apa maksud Choon Hee. Choon Hee menjelaskan ia pernah bertemu dengan anak nenek saat bekerja sebelumnya. Nenek menyangkal dan menjelaskan kalau Hyo Dong bukan anak kandung tapi anak menantu.


Choon Hee mengulang perkataan nenek "menantu?" sambil melihat ke arah Hyo Dong. Hyo Dong mengalihkan pandangannya dan berpura-pura bekerja. Nenek berkata Hyo Dong telah tinggal bersama mereka selama 30 tahun, seorang menantu terbaik di dunia.

"Ah" Choon Hee mengangguk mengerti, Choon Hee lalu memberi nenek sebungkus kue beras yang ia bawa sambil mempromosikan Opera Cafe miliknya yang terletak di depan jalan raya. Nenek menolak pemberian Choon Hee. Nenek beralasan tak ada satupun orang dirumah mie akan pergi minum di cafe Choone Hee. Nenek merasa terbebani jika menerima kue beras Choon Hee.


Choon Hee tersenyum : anda tak peru pergi kesana dan merasa terbebani. Choon Hee memegang tangan nenek dan meletakkan kue beras di telapak tangan nenek.
Kali ini Nenek menerimanya dan berkat akan memakannya nanti.
Kakek keluar sembari bertanya pada nenek "apa yang kau lakukan?".
Choon Hee tersenyum melihat kakek. Kakek bertanya siapa ini. Nenek memperkenalkanya sebagai Nyonya pemilik bar di dekat jalan raya. Wajah Choon Hee langsung berubah mendengar kata "bar" yang barusan di ucapkan nenek.

Hyo Dong meralat ucapan nenek 'Ibu itu bukan bar tapi cafe. 
Nenek bilang itu sama saja, cafe atau bar keduanya sama saja.
Kakek melihat penampilan Choon Hee dari atas hingga ke bawah dengan pandangan tak suka.


Choon Hee merasa tak enak dan pamit pada nenek.
Setelah Choon Hee pergi nenek berkomentar "dia tipe wanita yang memiliki banyak pengagum pria di belakangnya, seperti seekor rubah.
{orang korea menyebut wanita perayu, wanita jahat atau wanita yang mengandalkan kecantikan wajahnya untuk menarik perhatian laki-laki dengan sebutan wanita rubah}


Kakek menyuruh nenek berhenti bicara dan melanjutkan pekerjaannya. Nenek mengerti dan masuk kedalam rumah mengikuti kakek. Hyo Dong tetap berdiri di luar menatap kepergian Choon Hee. Nenek memanggil Hyo Dong "apa kau tak masuk ke dalam". Hyo Dong menjawab "ya" lalu masuk mengikuti nenek.


Choon Hee berjalan dengan kesal sembari berguman "Dia (Hyo Dong) pasti sangat mencintai istrinya, 30 tahun hidup bersama dengan keluarga dari pihak istri". "Dia pasti memiliki hubungan yang sangat baik pada istrinya". Choon Hee menoleh ke belakang sambil menghembuskan nafas keras "dia wanita yang beruntung, aku harus melihat bagaimana wajahnya".


Sol Joo duduk didepan meja rias, membuka laci dan mengeluarkan kotak music. Sol Joo tersenyum melihat boneka yang bergerak menari. Disana terpajang foto yang sama dengan milik Choon Hee. Sol Joo berbicara dalam hati, "Di Amerika, dia (Choon Hee) mungkin telah menikah, memilki anak dan hidup dengan baik. Mungkin saja dia datang ke Seoul hanya sekedar singgah dan tak ada masalah serius". 
(Kenapa Sol Joo begitu khawatir dengan kemunculan Choon Hee?)


Se Yoon mengantar Chae Won pulang. Ditengah perjalanan Chae Won meminta Se Yoon menurunkannya di tengah jalan. Se Yoon bilang akan mengantar Chae Won hingga didepan rumah. Chae Won bilang ingin jalan kaki. Se Yoon bertanya "kau baik-baik saja?". Chae Won menjawab "ya, aku baik-baik saja".


Se Yoon menepikan mobilnya, Chae Won melepas safety belt. Se Yoon bertanya "apa aku melakukan kesalahan". Chae Won menoleh ke Se Yoon, Se Yoon berkata Chae Won terlihat seperti seseorang yang sedang marah.
Chae Won : aku hanya merasa seperti orang bodoh. aku merasa sebagai manusia yang tidak berguna. apa yang aku suka, apa yang tidak aku sukai, alergi apa yang aku miliki...aku tak tahu sama sekali tentang diriku, seperti kaleng kosong.
Se Yoon : aku yang menjulukimu seperti kaleng kosong, aku...
Chae Won tersenyum : aku tahu, kau sama sekali tak mempunyai maksud buruk saat kau mengatakannya. Tapi, memang benar aku tampak seperti sebuah kaleng kosong. Dari kepala hingga kaki, aku merasa benar-benar kosong. Chae Won menunduk sedih.

Se Yoon mencoba menghibur Chae Won "tapi itu bukan alasan kau untuk terus bersedih, meski kau merasa kosong dan tak ingat apapun, seseorang yang hidup dengan kenangan buruknya akan berusaha lebih keras dibandingkan dirimu"

Perkataan Se Yoon membuat Chae Won merasa lebih baik, ia bersedia diantar hingga depan rumah. Setelah Chae Won masuk kedalam, Se Yoon menghubungi Sook Joon dan meminta informasi mengenai Chae Won yang sempat menjadi pasein di Namhae Hospital.


Chae Won masuk kedalam rumah dan melihat bibi pelayan yang sedang berbicara di telepon, ia memberikan telepon itu pada Chae Won. Dari seberang sana, Young Ja berpura-pura merasa menyesal karena pergi terlebih dahulu disebabkan urusan mendadak. Young Ja berpura-pura terkejut saat Chae Won mengatakan ia baru pulang dari rumah sakit.

Cafe Opera



Hyo Dong datang dengan membawa satu pot tanaman. Ia berdiri diluar dan merasa agak gugup, sebelum masuk Hyo Dong terlebih dahulu menyusun kata-kata yang akan ia ucapkan saat bertemu dengan Choon Hee nanti.


Hyo Dong mengintip Choon Hee yang sedang tertawa dan menemani tamunya minum. Semuanya lelaki, Hyo Dong mengenali mereka satu persatu sebagai playboy dari kota Paju. Hyo Dong melihat Choon Hee yang tertawa lebar dengan mereka "kenapa ia tertawa lebar seperti itu, seharusnya ia hanya menjual minumannya dan pergi meninggalkan mereka. 


Hyo Dong semakin kesal saat mendengar Choon Hee memanggil pria-pria itu dengan sebutan "oppa". "dia selalu memanggil semua pria dengan sebutan "oppa", apa mereka itu masih muda, mereka bahkan sudah kakek-kakek".  Hyo Dong pergi dengan kesal dan meninggalkan tanaman yang ia bawa di tangga depan cafe Choon Hee.
(wkwkwk..Hyo Dong cemburu nich ye!)


Kang Jin berdiri ditengah jalan seperti menanti seseorang. Ki Ok datang dengan berlari, sambi mengatur napas ia bertanya kenapa Kang Jin menyuruhnya datang ke mari. Kang Jin menjawab "apa kau berpikir aku memanggilmu karena ingin melihat wajahmu". Kang Jin memberikan buku music yang akan ia jadikan bahan pelajaran besok, ia menyuruh Ki Ok untuk memperlajarinya dengan baik, jangan sampai ada kesalahan. Mereka sekarang adalah partner kerja, ia meminta Ki Ok untuk bekerja sama dengan baik.


Kang Jin mengingatkan lagi bahwa ia selalu meminum telur mentah sebelum bernyanyi. 
Ki Ok mejawab : kenapa aku harus menyusahkan diriku untuk mengingat kau minum telur mentah atau telur matang?
Kang Jin mendecak : ck...ck...ck,,,,
Ki Ok : apa maksudmu dengan ck...ck...ck...
Kang Jin : kau terlihat tak menarik seperti bubur gandum, karena itulah kau belum menikah hingga saat ini. Kau tahu seperti apa dirimu sekarang. 
Ki Ok : seperti apa?
Kang Jin : kau harus perhatian terhadap orang disekitarmu. Seorang wanita pasti seperti itu, bagaimana bisa seorang perempuan seperti mu menjadi sangat egois?
Ki Ok : ahjushi, kenapa kau harus memperdulikan aku
Kang Jin : jika kau bisa bekerja sama dengan baik, maka aku akan memperkenalkan kau dengan seorang pria. aku ahli dalam hal ini.
 
Ki Ok : sebelum kau mengkhawatirkan diriku, lebih baik kau urus dirimu sendiri. Aku dengar dari Manager Lee bahwa kau seorang duda, apa benar?
Kang Jin : duda, itu hanya gosip murahan, wanita ini. Kenapa aku seorang duda. 
Ki Ok : manager Lee bilang kau tinggal seorang diri
Kang Jin : memang benar aku tinggal seorang diri, tapi aku bukan duda atau orang tua tunggal, tapi aku seorang perjaka ting-ting (tulen).


Ki Ok terkejut dan tersenyum mengejek : per...perjaka?
Kang Jin : kau tidak pecaya, kau ingin bilang kalau kau tak percaya. Besok aku akan perlihatkan kartu keluarga ku padamu. Lihat sendiri, lihat sendiri dan kau akan percaya padaku.
Ki Ok : tidak usah, terserah kau seorang bujang tulen, duda atau apapun, aku tak peduli. Ki Ok tersenyum mengejek lalu pergi meninggalkan Kang Jin yang bengong sendirian.


Chae Won pergi kedapur dan bertemu dengan bibi pelayan. Chae Won bertanya apa sebelumnya dia memiliki alergi pada kiwi. Bibi menjawab saat Chae Won memakan kiwi maka ia langsung memuntahkannya dan sesak napas, tak ada seorang pun di rumah ini yang tak mengetahui Chae Won alergi pada kiwi. Bibi bercerita hal itu pernah terjadi saat musim panas, saat bibi sedang memasak tanpa sengaja Chae Won memakan kiwi yang bibi blender. Chae Won bertanya "apa ibu mengetahuinya?". Bibi menjawab "tentu saja dia tahu".

Chae Won bertanya lagi tentang pakaian dan barang-barangnya yang hanya ada sedikit dirumah ini, ia tak menemukan sisinya meski berulang kali mencarinya. Bibi bertanya apa Chae Won benar-benar tak ingat apapun. Chae Won mengangguk, bibi berkata dimalam kau pergi ke Namhae hospital, nyonya Young Ja mengemasi semuanya dan......


Ucapan bibi terpotong karena Young Ja masuk dan berteriak pada bibi "kau tidak menyiapkan makanan, aku menyuruhmu menyiapakan makanan dan kau terus saja bicara, hah!... Bibi langsung takut dan kembali bekerja.

Young Ja bersikap manis dan menanyakan apa Chae Won merasa lebih baik. Chae Won tersenyum dan menjawab "ya". Young Ja menyalahkan karyawan restoran yang memberikan Chae Won juice kiwi sehingga membuat ia sesak napas. Young Ja menyinggung soal Se Yoon dan menebak Chae Won pasti menyukai pria itu, Chae Won terkejut "apa?". Young Ja melanjutkan tak hanya sekali tapi dia telah menyelamatkan hidupmu sebanyak dua kali, bukankah itu takdir yang telah diatur oleh tuhan dari surga.

Chul Goo pulang dan langsung memanggil Chae Won "yobo, aku pulang". Young Ja berpura-pura senang dan menyuruh Chae Won untuk menyambut kedatangan suami nya dengan senyum lebar. Ia juga meminta Chae Won untuk merahasiakan kejadian siang ini (kejadian Chae Won yang sesak napas karena minum jus kiwi) dari Chul Goo. Young Ja beralasan Chul Goo pasti akan khawatir. Chae Won menganggu, dia lalu pergi menemui Chul Goo.


Setelah Chae Won pergi, Young Ja menatap bibi pelayan dengan tatapan jahatnya, ia mengancam akan memecat bibi pelayan jika mengatakan kejadian yang sebenarnya, apa kau mengerti?. Bibi mengangguk dengan wajah takut.


Chul Goo bertanya pada Chae Won apa dia pergi makan siang dengan ibunya. Chae Won mengangguk membenarkan. Chul Goo merasa Young Ja telah berubah menjadi sosok orang yang berbeda dan memperlakukan Chae Won seperti putri kandungnya sendiri. Chul Goo mengatakan ia akan segera membelikan Chae Won ponsel baru, karena ia lupa Chae Won kehilangan ponselnya. Chul Goo merasa resah karena tak bisa menghubungi Chae Won. Chae Won bertanya kemana ponsel yang pernah ia gunakan, Chul Goo berkata mungkin saja ponsel itu hilang saat Chae Won mengalami kecelakaan. 



Chul Goo tersenyum, menatap Chae Won dan memegang kedua pundaknya. Ia merasa sangat bahagia sekarang, rasa bahagia yang ia rasakan saat ini sama seperti saat ia pertama kali kencan dengan Chae Won. Ia juga berharap agar ingatan Chae Won tak kembali selamanya, karena ia menyukai Chae Won yang sekarang. Chul Goo tersenyum dan memeluk Chae Won. Chae Won diam saja, dan memikirkan sesuatu.
{Chul Goo bahagia, tapi Chae Won menderita}


Se Yoon baru saja keluar dari kamar mandi saat mendengar ponselnya berdering "hello"
"ini ibu mertua Chae Won". 
Se Yoon : oh ya,
Young Ja duduk diatas ranjang sembari melihat foto-foto Chae Won dan Se Yoon yang telah ia cetak "aku dengar dari menantu ku kau membantu nya lagi hari ini, aku tak tahu bagaimana cara membalasnya.
Se Yoon : tidak apa-apa, apa dia baik-baik saja?
Chae Won : ya, dia baik-baik saja sekarang, kau jangan khawatir. tidak hanya sekali tapi dua kali, untuk semuanya aku ucapkan terima kasih.
Se Yoon : tak masalah, lega rasanya mendengar dia baik-baik saja. 
Young Ja : bagaimana jika kau bertemu lagi dengan menantuku untuk memastikan keadaannya baik-baik saja. 
Se Yoon : apa?
Young Ja :  ah, aku membuat orang sibuk dengan ocehanku, pepatah bilang saat kau tua maka kau akan mengatakan banyak hal. bagaimanapun kita akan segera bertemu lagi nanti. oke. Young Ja menutup pembicaraan. Wajahnya sinis dengan rencana-rencana jahatnya.


Se Yoon tak mengerti dengan perkataan Young Ja, mengapa aku harus bertemu dengannya lagi?. Sol Joo mengetuk pintu dan masuk membawa satu set jas lengkap. Sol Joo meminta Se Yoon memakainya di hari pertama ia bekerja besok. Se Yoon menjawab ia mempunyai banyak pakaian, meski begitu ia berjanji akan memakainya besok.


Hari semakin malam, dan Choon Hee menutup cafenya. Ia melihat tanaman yang diletakkan Hyo Dong ditangga. Choon Hee membaca tulisan yang ada di pita "selamat atas pembukaan cafe, semoga sukses". Choon Hee penasaran siapa yang meletakkan tanaman ini disini, ia melihat kelantai atas dan ia tersenyum dan menebak orang itu adalah Rooftop oppa (Kang Jin).

 

Nenek, Kakek dan Hyo Dong duduk di ruang tengah. Nenek terkejut saat kakek menyampaikan maksudnya untuk meminta uang pada setiap anaknya sebesar 5 juta won. uang itu akan digunakan untuk pesta perayaan pabrik mie dan pembukaan toko mie yang baru. Nenek merasa permintaan kakek ini tak masuk akal, "apa kau sudah pikun?".  Kakek marah. Nenek tetap saja merasa tak setuju dengan ide kakek.

Hyo Dong menenangkan kedua mertuanya. Kakek menyuruh Hyo Dong untuk menghubungi anak-anak kakek yang lain dan suruh mereka untuk mengumpulkan uang sebesar 5 juta won paling lambat akhir bulan ini. Hyo Dong terkejut dan menatap nenek, kakek berteriak "kenapa kau tak menjawab". 

Hyo Dong menjawab terbata-bata "ya, ayah". Nenek tak bisa bicara apa-apa, ia hanya menghela napas keras dan menatap pasrah suaminya.

Kang Sook bekerja di warung makan miliknya, Ki Choon datang setelah mengantarkan pesanan delivery. Kang Sook mengulurkan tangan dan meminta uang penjualan. Ki Choon mengomel "kenapa kau selalu meminta uang". Ki Choon meraba sakunya dan memberikan pada Kang Sook. 

Kang Sook menghitungnya dan mengatakan kurang 3.000 won. Ki Choon bilang itu upah untuknya. Kang Sook mengatai Ki Choon seorang pencuri, ia mengambil uang 3.000 won untuk upah delivery yang jaraknya sangat dekat. Ki Choon menantang dan menyuruh Kang Sook melakukannya sendiri. Kang Sook diam dan tak menjawab apa-apa, ia hanya menatap kesal pada Ki Choon. 


Ponsel Ki Choon berdering, ia melihat nama Hyo Dong dilayar ponsel " ya, kakak ipar, ada apa?". Mata Ki Choon langsung terbelalak lebar saat mendengar uang 5 juta won.
{lucu banget liat wajahnya Ki Choon :) }


Begitu pula dengan Ki Ok, ia tak kalah terkejutnya dengan Ki Choon. " uang lima juta won itu bukan nama seekor anjing, apa ayah menderita demensia?".


Ki Moon lebih tenang, ia hanya mengucapkan, "ye, saya mengerti adik ipar". Do Hee yang berada disamping Ki Moon langsung protes, "bagaimana bisa kau menyetujuinya?". Ki Moon menjawab "apa aku harus menolaknya?".  
Do Hee : apa ayah tidak terlalu berlebihan, saat anak-anaknya pergi mengunjunginya ia memperkerjakan kita sepanjang malan di pabrik mie, dan saat ini ia meminta uang 5 juta won. Diktraktor.
Ki Moon berkata ayah semakin tua menjadi semakin keras kepala, Ki Moon memegang kepalanya (pusing......)
Do Hee membenarkan "seperti yang aku katakan, ayah telah banyak berubah, aku bahkan tak punya uang untuk berkumpul dengan para anggota reksa (mungkin semacam arisan atau acara kumpul-kumpul ibu-ibu kaya, gitu kali ya)


Ki Moon langsung terkejut "apa kau masih mengikuti acara semacam itu, cepat keluar". Do Hee menyolot "bagaimana aku bisa keluar jika aku adalah pemimpinnya, hah...".


Choon Hee tidak bisa tidur, ia ingat kejadian tadi siang. Dengan jelas ia mendengar Young Ja yang memesan juice kiwi. Ia ingat perkataan Se Yoon yang tampak ragu kalau Young Ja tak tahu Chae Won alergi pada kiwi, dan juga perkataan bibi pelayan yang menyatakan tak ada seorang pun yang dirumah ini yang tak mengetahuinya.


Chae Won duduk dan melihat Chul Goo yang tertidur pulas disampingnya. {bisa dibayangkan, Chae Won pasti penasaran, dan merasa binggung dengan dirinya sendiri}.





Se Yoon memulai hari pertamanya bekerja. Kedatangannya disambut para karyawan. Jo Ri melihat kedatangan Se Yoon dari balik tembok.



Lee Dong Kyo memperkenalkan Se Yoon pada para manager, Ki Moon salah satu manager yang berjabat tangan dengan Se Yoon.



Se Yoon dibawa berkeliling melihat-lihat pabrik. (apa ini perusahaan farmasi ya, karena banyak tabung oksigen dan para karyawan memakai jas putih seperti dokter).


"Director Lee Se Yoon". 
Jo Ri melambaikan tangan pada Se Yoon. "oh Jo Ri, apa yang kau lakukan disini?".  Jo Ri mengeluarkan ID Karyawan yang tersembunyi di balik blazernya. "Kim Jo Ri, Marketing Deparment". Se Yoon tersenyum ramah pada Jo Ri. 


Sol Joo datang keperusahaan dan menanyakan suaminya. Resepsionis mengatakan "presdir sedang ada pertemuan dan tak dapat dihubungi'. Sol Joo lalu bertanya tentang wanita yang mencarinya tempo hari. Sol Joo bertanya apa dia meninggalkan nomor yang dapat dihubungi. Resepsionis menjawab "ya".





{Kenapa setiap kali menyebut nama Choon Hee, Sol Joo selalu terlihat cemas seperti mengkhawatirkan sesuatu, apa dia punya rahasia yang disembunyikan dari Choon Hee.}



Jo Ri masuk keruangan Se Yoon, ia sedikit terkejut mengetahui Se Yoon ternyata anak dari Presdir. (pasti Jo Ri bohong, mana mungkin dia tidak tahu latar belakang keluarga Se Yoon). Se Yoon berkata dunia ini kecil, dan tak menyangka bertemu dengan Jo Ri disini. Jo Ri memberikan bekal makan siang pada Se Yoon. Ia khawatir Se Yoon terlalu sibuk sehingga tidak sempat makan. Se Yoon mengucapkan terima kasih dan akan memakannya nanti.

Sekretaris Se Yoon mengetuk pintu, lalu masuk dan memberi tahu Se Yoon "director, ibu anda datang". Sol Joo tersenyum " anakku ibu datang". Mendengar itu Jo Ri sedikit merapihkan jas yang ia kenakan agar terlihat baik di mata ibu Se Yoon. 


"ibu sedang apa disini, tanpa menelpon terlebih dahulu"
Sol Joo tersenyum dan bilang ia hanya ingin tahu bagaimana hari pertama Se Yoon kembali bekerja. Sol Joo melihat kehadiran Jo Ri, ia lalu bertanya "apa ibu menggangu?" Se Yoon menjawab tidak. 

Sol Joo menoleh ke Jo Ri. Jo Ri tersenyum dan mengucapkan salam "anyoeng haseyo". Sol Joo tersenyum dan berbalik melihat Se Yoon seolah bertanya siapa dia. Se Yoon menjelaskan Jo Ri adalah adik kelas yang ia kenal sewaktu menempuh pendidikan di Amerika, sekarang ia bekerja di bagian marketing.


Sol Joo : Ah, senang bertemu denganmu. Sol Joo memperhatikan penampilan Jo Ri dari ujung kaki hingga ujung kepala. Jo Ri pamit meninggalkan mereka berdua. " sampai bertemu sunbae, ah maksudku Executive". Se Yoon tersenyum mengangguk.


Setelah Jo Ri pergi, Sol Joo mendekati Se Yoon dan berkomentar " Dia terlihat baik dan wajahnya juga manis, apa kalian dekat?". Se Yoon membenarkan "ya, kami sering bertemu'. Sol Joo bertanya "apa tak masalah jika suatu saat ibu ingin bertemu dengannya lagi?". 

Se Yoon mulai mengerti maksud ibunya "kami tidak memiliki hubungan yang dekat seperti yang ibu bayangkan, jadi jangan terlalu berharap".
Sol Joo : Se Yoon.
Se Yoon : ibu sudah berjanji, jika aku kembali ke Korea ibu tidak akan membicarakan tentang pernikahan. 


Se Yoon mendapat telepon dari Choon Hee. Choon Hee menjelaskan bahwa tas mereka tertukar, ia mengetahui nomor ponsel Se Yoon dari buku catatan yang ada di tas Se Yoon. Choon Hee memastikan ia menyimpan tas Se Yoon dengan baik. Choon Hee meminta Se Yoon untuk datang sendiri mengambil tas miliknya, karena ia sibuk dan tak bisa meninggalkan pekerjaannya. Choon Hee bertanya apa Se Yoon punya waktu.

Se Yoon ; saya tak punya waktu hari ini karena ada meeting, mungkin saya akan datang besok.
Choon Hee : ok, araso. saya akan mengirimkan alamat lewat sms. Pembicaraan berakhir. 

Choon Hee membuka buku catatan dan menemukan foto Se Yoon dan Eun Seol yang terselip disana. Ia memandang foto itu dan berkata jika mereka memiliki anak pasti anak mereka akan sangat tampan.


Sol Joo bertanya siapa yang menelpon tadi. Se Yoon menjelaskan tasnya tertukar dengan seseorang dan orang itu adalah pemilik tas yang sebenarnya. Sol Joo mengerti "ah". Se Yoon mendekati ibunya dan meminta maaf atas ucapannya tadi. Sol Joo menjawab "kau tidak salah, ibu yang berpikiran pendek". Sol Joo meraih tangan Se Yoon dan menggengamnya "kita harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama". Se Yoon tersenyum memandang ibunya.


{hm...kenapa ya, setiap kali saya melihat senyum Se Yoon seperti tidak berasal dari hati, apa mungkin hubungan ibu dan anak ini sempat renggang karena Sol Joo menentang keras rencana pernikahan Se Yoon dan Eun Seol. Kecelakaan yang menyebabkan Eun Seol meninggal membuat Se Yoon merasa sangat kehilangan dan memutuskan untuk pergi keluar negeri selama 3 tahun}.


Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 4 Part 2

 

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)