Se Yoon menghubungi pihak rumah sakit Namhae Hospital. Ia memberitahukan keberadaan Chae Won dan meminta mereka untuk menjemputnya. Se Yoon memberitahukan dimana ia berada. Setelah itu ia pergi dan mendekati mobilnya. "ah, kenapa tak ada yang baik terjadi sepanjang hari ini".
Seseorang memegang lengan Se Yoon dan membuatnya terkejut. Ternyata itu adalah Chae Won.
Chae Won : kenapa kau pergi sendiri tanpa aku?
Se Yoon : kau membuatku takut. Sejak kapan kau mengikuti aku hingga kesini.
Chae Won : tolong bawa aku bersamamu, yobo.
Se Yoon kembali kesal : sudah aku jelaskan sebelumnya, aku bukan suami mu, kenapa kau terus memanggiku dengan sebutan yobo. Aku hanya seseorang yang pergi ke rumah sakit dan bertemu dengan mu. Kenapa kau terus mengikutiku dan menyusahkan aku. Kenapa?
Kali ini Chae Won benar-benar menangis. "kenapa kau menangis?"
Tangis Chae Won semakin nyaring, ia duduk di tanah "aku tak tahu apapun dan tak tahu apa yang harus kulakukan, aku merasa seperti orang bodoh.
Se Yoon merasa kasian, ia membantu Chae Won berdiri. "baiklah aku akan membawamu". Chae Won bertanya, "apa kau akan membawa ku pulang kerumah kita?"
Se Yoon menjawab sambil menahan kesal "rumah kita", ya aku akan membawa mu kerumah kita".
Se Yoon membantu Chae Won masuk ke dalam mobil. Seorang mata-mata Young Ja (pria ini yang menjadi penjaga 1 dirumah sakit Namhae hospital) melihat mobil Se Yoon yang meninggalkan rumah sakit. Ia melaporkan Chae Won yang pergi dengan seorang lelaki muda. Young Ja bertanya siapa pria itu. Penjaga 1 mengatakan ia akan segera mencari tahu siapa pria yang bersama Chae Won dan membawa Chae Won kembali ke rumah sakit jiwa. Young Ja melarangnya dan merasa hal ini lebih baik membiarkan Chae Won pergi. Young Ja menyuruh penjaga 1 untuk tetap mengawasi mereka.
Se Yoon melihat Chae Won yang duduk diam di mobil dan menatap keluar dengan pandangan kosong.
"kau benar-benar tidak bisa mengingat apapun?", "Tidak sama sekali, meski namamu sekalipun".
"aku tak ingat apapaun, namaku, keluargaku, dimana aku tinggal, aku tak tahu"
"aku merasa otak ku kosong seperti sebuah botol kosong"
Se Yoon berkata lirih "jadi kau tidak gila, atau mungkin hilang ingatan"
Se Yoon menyuruh Chae Won turun saat mereka tiba di depan rumah sakit Namhae. Wajah Chae Won langsung berubah pucat saat melihat papan nama rumah sakit Namhae. Kilasan kenangan buruk saat berada di rumah sakit itu terlintas dalam ingatan Chae Won.
Chae Won menyembunyikan wajahnya di bawah bahu Se Yoon
"ada apa?"
"kenapa kau membawa aku kesini, aku tak mau masuk kedalam". Wajah Chae Won tampak semakin ketakutan. Se Yoon ingat percakapan 2 perawat tadi siang.
Se Yoon merasa pusing "ah, aku bisa gila". Ia tak jadi membawa masuk Chae Won. Sebaliknya Mobil Se Yoon pergi menjauh meninggalkan Manhae Hospital.
Chul Goo pulang dalam keadaan mabuk. Young Ja dan Jo Ri memapah tubuh Chul Goo kedalam kamar. Young Ja tentu saja kesal melihat putra yang akhir-akhir ini sering mabuk-mabuk'an. "bagaimana bisa kau bertingkah bodoh dan gegabah seperti ini, kenapa putraku yang selalu bersikap baik tiba-tiba membuat susah ibunya.
Chul Goo marah dan memukul meja. Young Ja terlihat sangat mengkhawatirkan Chul Goo, "hati-hati, apa kau terluka" terlihat sekali Young Ja sangat menyayangi Chul Goo, tapi kenapa ia tak bisa sedikit saja bersikap baik pada Chae Won.
"sakit, rasanya sangat menyayakitkan dan membuatku gila, ibu. Satu hari terasa seperti 10 tahun...tidak 100 tahun, aku tidak bisa lagi menahannya".
Young Ja nampak putus asa menghadapi Chul Goo : berapa kali lagi aku harus mengatakannya agar kau mengerti. Wanita itu tinggal di tempat yang nyaman dengan air dan udara yang bersih. Kenapa kau bertingkah seperti ini.
Chul Goo berteriak : Sekarang, Chae Won ku. bawa ia kembali dari rumah sakit jiwa. Aku merasa ingin mati.
Jo Ri kaget saat mendengar Chae Won dikirim ke rumah sakit jiwa.
"oma....daebak... Jo Ri sungguh tak menyangka ibunya bisa melakukan hal semacam itu. Meskipun Young Ja sangat tidak menyukai Chae Won, mengirimnya ke rumah sakit jiwa adalah hal yang sungguh keterlaluan.
Young Ja menyuruh Jo Ri untuk diam, karena ocehannya hanya membuat kepalanya bertambah pusing. Ponsel Chul Goo berdering, Young Ja semakin kesal saat melihat nama Hyo Dong di layar ponsel.
Dengan suara yang terdengar ramah dan senyuman palsu, Young Ja berbasa-basi menanyakan kabar Hyo Dong. Di seberang sana Hyo Dong menjelaskan beberapa hari ini ia kesulitan menghubungi ponsel Chae Won, karena itu ia berinisiatif menghubungi ponsel Chul Goo dan tak menyangka Young Ja yang akan menjawabanya.
Young Ja berpikir mencari alasan, ia berkata Chul Goo sedang dalam perjalan bisnis penting di Canada, dan Chae Won ikut serta menemani suaminya. Jo Ri yang berdiri di samping Young Ja memuji atau setengah mengolok ibunya sungguh pintar berbohong. Young Ja mendelik ke arah Jo Ri dan menyuruhnya untuk diam.
Untuk lebih meyakinkan Hyo Dong, Young Ja mengatakan Chul Goo dan Chae Won pergi ke luar negeri dan meninggalkan ponselnya dirumah. Hyoo Dong lega setelah mendengar kabar Chae Won yang baik-baik saja. Hyo Dong merasa khawatir karena tak bisa berkomunikasi dengan Chae Won beberapa hari ini dan berpikir terjadi sesuatu.
Young Ja menyakinkan Hyo Dong tidak akan terjadi sesuatu. Hyo Dong mengucapkan selamat malam dan menutup pembicaraanya.
Anak dan menantu Kakek Uhm tengah berkumpul di ruang tengah. Do Hee mulai berkomentar tidak mengerti kenapa mereka harus berkumpul seperti ini. Semua mata memandang ke arahnya. Do Hee merasa apa yang dikatakannya benar. Ia menambahkan mengadakan perayaan 100 tahun parbrik mie hanya membuang uang dan membuat pabrik mie cepat bangkrut. Ia mengusulkan pada yang lain untuk membatalkan perayaan.
Ki Ok meminta Do Hee yang mewakili mereka dan berbicara dengan Kakek. Hyo Dong masuk dan menanyakan apa yang sedang mereka bicarakan. Ki Choon menjelaskan mereka berencana membatalkan perayaan pabrik mie. Ki Ok mengulangi perkataanya dan menyuruh Do Hee yang berbicara pada kakek. Do Hee tampak kebingungan, mengapa harus dirinya.
Kang Sook membenarkan perkataan Ki Ok. "kau yang mulai menghasut kami, jadi kau yang harus mengatakannya pada ayah". Do Hee tidak terima dengan perkataan Kang Sook, ia marah dan mengatai Kang Sook sungguh kasar dan tidak sopan. Kang Sook membenarkan perkataan Do Hee, karena ia belajar dari contoh terbaik (Do Hee maksudnya). Do Hee semakin kesal dan menganggap Kang Sook sengaja mempermalukannya didepan mereka. Kang Sook menjawab ia tak berniat mempermalukan atau membuat Kang Sook terlihat buruk di depan mereka, ia hanya mengutarakan pendapatnya saja. Ki Ok terseyum mendengar jawaban Kang Sook.
Do Hee masih kesal dan meninggikan suaranya. Ki Moon yang dari tadi diam menyuruh Do Hee untuk diam karena ayah akan mendengar suranya (mereka takut membuat kakek marah). Ki Choon ikut menyuruh Kang Sook diam, tapi ia langsung berhenti bicara saat Kang Sook melotot kearahnya.
Mereka langsung berdiri saat kakek dan nenek keluar dari kamar. Nenek menyuruh mereka untuk bersiap-siap. Semua mata memandang Do Hee dengan isyarat untuk berbicara pada kakek. Do Hee memanggil kakek "ayah". "ada apa" sahut kakek yang langsung membuat Do Hee takut. Do Hee berniat membalas Kang Sook dan mengatakan pada kakek ada yang ingin disampaikan Kang Sook.
Kang Sook yang diserang secara tiba-tiba seperti itu tentu saja merasa kaget. Pandangan kakek lalu beralih ke Kang Sook. Ia berbalik menyuruh Hyo Dong yang bicara. Hyo Dong menatap Ki Moon dan menyuruhnya bicara karena ia merupakan anak tertua keluarga Uhm. 'Wajah kakek kini menatap Ki Moon. Ki Moon kebingungan sementara Do Hee bersembunyi di balik tubuh suaminya. Kakek dan nenek menunggu Ki Moon bicara.
Ki Ok akhirnya yang membuka suara "ayah, bagaimana jika kita membatalkan perayaan 100 tahun. Maksudku, toh setelah ayah meninggal pabrik mie akan tutup..."
"STOP' kakek berteriak dan membuatnya semuanya terkejut dan takut. "bagaimana bisa kalian memperlakukan mie yang berharga seperti ini, kalian semua menjadi berhasil hari ini karena itu". "cepat berkumpul di pabrik".
Mereka terkejut dan menatap kesal pada Do Hee. Nenek hanya bisa menghela nafas.
Kakek berdiri di depan anak-anak dan menantunya, ia mulai berfilsafah
"tak ada pohon tanpa akar, daun tidak akan tumbuh di pohon tanpa akar. kalian mungkin merasa berhasil karena usaha kalian sendiri, tapi itu karena usaha keluarga yang bertahan hingga 3 generasi ini. Jika usaha 100 tahun ini rumah ini tidak ada, maka kalian tak akan pernah berada disini. Aku berharap anak-anakku tidak jatuh miskin, karena itu malam ini, kita semua akan memulai membuat mie".
Wajah mereka semua langsung terkejut dan ingin protes, hanya Hyo Dong yang tersenyum. (karena ia sering membantu kakek di pabrik).
Semuanya mulai bekerja dengan mengikuti intruksi kakek. Kakek memukul kepala Ki Choon karena tidak memperhatikan perbandingan air dan garam dengan benar. Hyo Dong bertugas menggiling adonan mie. Kakek memarahi Ki Ok yang tak bisa mengangkat mie nyang telah tergiling. Ki Choon mengangkat tepung dan tersandung, sehingga tepung jatuh berhamburan. Do Hee dan Kang Sook menjemur mie diluar, tapi mereka juga tidak dapat melakukan pekerjaan dengan benar dan membuat mie menjadi kotor. Kakek memperhatikan kerja mereka dan berdecak melihat kekacauan di pabrik.
Sol Joo menghubungi ponsel So Yeon yang dijawab oleh mesin telpon untuk meninggalkan pesan setelah bunyi beep. "apa yang dilakukannya saat ini, kenapa ia tak menjawab telponya"
Dong Kyo datang "mungkin saja ia sedang minum soju bersama Seok Joon"
Dong Kyo protes semenjak kepulangan Se Yoon, Sol Joo hanya sibuk memikirkan putranya saja hingga melupakan suaminya. Jika ibu Dong Kyo masih hidup, ia pasti akan memarahi menantunya yang mengabaikan suaminya.
Sol Joo tahu suaminya sedang bercanda, tapi setiap kali mendengar nama ibu Dong Hyo ia selalu merasa takut. Ibu Dong Kyuo tidak menganggap Sol Joo sebagai menantunya hingga ia melahirkan Se Yoon. Perlakuan buruk yang ia terima masih membekas hingga saat ini meski hal itu telah lama terjadi.
Kang Jin mengunjungi Choon Hee di Opera Cafe. Choon Hee tampak tidak senang bertemu dengan Kang Jin. Choon Hee menanyakan maksud kedatangan Kang Jin di cafenya. Kang Jin bilang ia sengaja mampir ke cafe Choon Hee setelah selesai bekerja. Kang Jin bertanya apa Choon Hee tak berniat untuk membuat acara Grand Opening cafenya,dan menawarkan diri menjadi penyanyi di cafe Choon Hee. Karena tempo hari ia bernyanyi di sebuah rumah makan daging panggang, dan sukses mendatangkan banyak pembeli. Kang Jin juga akan memberi potongan 50 % pada Choon Hee.
Choon Hee menjawab tidak perlu, ia tak akan membuang uangnya untuk hal yang tak berguna. Choon Hee bertanya kenapa ia tak pernah melihat istri Kang Jin. Kang Jin menegaskan ia seorang lelaki lajang. Lajang yang original dan luar biasa......hahahahaha....Ia mengatakannya dengan suara keras atau setengah membentak lebih tepatnya membuat Choon Hee terkejut.
Kang Jin membuka tutup panci mie ramen yang Choon Hee masak
Kang Ji : "ah, baunya enak sekali sepertinya sudah matang, apa kau akan makan mie ramen tanpa kimchi. Haruskah aku mengambil kimchi dari rumahku?
Choon Hee : tidak perlu, aku akan segera mengambilnya dari lemari pendingin.
Choon Hee pergi ke dapur mengambil kimchi. Saat ia kembali, Kang Jin telah memakan mie ramen miliknya habis tak tersisa hingga kuah nya sekalipun.
(omo...apa tidak terbakar lidah dan tenggorokan Kang Jin, mienya kan masih panas. Atau karena pengaruh cuaca di luar yang dingin sehingga Kang Jin tak merasakan panas sedikit pun. Bayangkan ia makan mie langsung dari pancinya dengan api kompor yang masih menyala....)
Choon Hee tentu saja kesal mie ramenya di sapu bersih Kang Jin. Kang Jin hanya tersenyum dan bilang mie ramen Choon Hee lezat. Choon Hee bertanya kenapa Kang Jin memakan mie ramen milik orang lain tanpa izin terlebih dahulu. Kang Jin menilai penampilan Choon Hee yang terlihat seperti istri dari pria kaya, tapi kenapa Choon Hee mempermasalahkan mie ramen yang harganya tidak seberapa, ia pun mengatai Choon Hee pelit.
Choon Hee semakin kesal "kau telah memakan mie ramen ku, dan kau mengatai aku pelit, sebenarnya siapa yang pelit. Kang Jin membela diri bukanlah orang pelit karena ia menawarkan kimchi pada Choon Hee. Meskipun begitu Choon Hee merasa mereka tidak memiliki hubungan yang dekat hingga harus memakan kimchi bersama Kang Jin.
Kang Jin memberikan uang pada Choon Hee sebagai pengganti mie ramen yang telah ia makan, ia sengaja memberikan uang lebih yang bisa digunakan untuk membeli ice cream atau dessert. Kang Jin bermain mata pada Choon Hee lalu pergi. Choon Hee tak percaya ada orang yang sungguh menyebalkan seperti Kang Jin. Choon Hee bertambah kesal melihat panci mie ramen yang kosong tanpa tersisa satu tetes pun.
Beralih ke kamar Kang Jin, sang perjaka yang luar biasa. Rumahnya bagaikan kapal pecah. Jemuran pakaian tergantung di sana sini. Jas keberuntungan yang tergantung rapi beserta sertifikat dan penghargaan yang ia dapatkan.
Kang Jin membuka lemari pendingin, mengambil telur mentah, dan memecahkannya denan giginya, yang langsung ia minum hingga habis. Cangkang telur ia lemparkan begitu saja bersama tumpukan piring-piring kotor yang dibiarkan selama berhari-hari. Kang Jin melangkah ke dalam kamar, sekilas melihat jas kebanggaannya. Duduk di depan piano dan tampak serius melihat not-not di kertas musik yang berada dihadapannya. (Apa mungkin Kang Jin mengarang sebuah lagu!)
Se Yoon membawa Chae Won ke rumah salah satu temannya.
"malam ini kita akan menginap disini dan pergi ke kantor polisi esok hari. Jika kita pergi kesana mungkin saja itu dapat membantu kau menemukan dimana keluargamu tinggal, mengerti?"
Chae Won mengangguk mendengar penjelasan Se Yoon.
Se Yoon berguman sendiri "aku tak yakin, dia mengangguk bertanda mengerti atau tidak, kaleng kosong ini "
Chae Won protes mendengar perkataan Se Yoon " apa maksudmu dengan kaleng kosong!, bagaimana bisa kau memanggil seseorang dengan sebutan itu saat ia ada di depanmu. aku tidak bodoh. Jangan memandang rendah aku.
Se Yoon tersenyum : Aigo, kau menakutkan. Baiklah aku minta maaf jika kau merasa tersinggung.
Seorang teman menghubungi ponsel Se Yoon,. Orang itu adalah pemilik rumah yang ia maksudkan tadi. Teman Se Yoon sedang tidak ada di rumah karena mendadak mendapat kabar kakeknya sakit, ia bersama istri dan anak-anaknya langsung pergi ke Seoul setelah mendengar berita itu. Se Yoon menatap Chae Won dan mendesah pelan (mungkin Se Yoon merasa tidak nyaman karena tinggal berdua saja dengan Chae Won, yang merupakan orang asing baginya).
Mereka masuk ke dalam rumah. Se Yoon menyuruh Chae Won untuk tidak memikirkan apa-apa dan tidur saja dengan nyenyak. Se Yoon melihat Chae Won dari atas hingga kebawah. Se Yoon menunjukkan ruangan dimana Chae Won bisa berganti pakaian yang lebih pantas. Se Yoon menjelaskan ini adalah rumah seorang teman yang sudah Se Yoon anggap sebagai saudara, jadi tidak apa-apa.
Chae Won mengangguk mengerti "terima kasih"
Se Yoon : "tentu saja kau harus berterima kasih padaku, aku bukan orang yang bisa berbuat baik seperti ini. kau tahu seberapa banyak kau menyusahkan aku sepanjang hari ini?
Chae Won : kau sungguh tak mengenalku?
Se Yoon : atas nama ibu dan ayahku, aku bersumpah, aku tidak mengenalmu. Kita pertama kali bertemu hari ini.
Chae Won : aku tahu. Chae Won memegang perutnya yang berbunyi karena lapar. Se Yoon tersenyum melihatnya.
Kang Sook dan Do Hee berpamitan pulang. Nenek memberikan bungkusan yang berisi pancake kacang hijau untuk mereka bawa pulang. Do Hee enggan menerimanya, berbeda dengan Kang Sook yang menerimanya dengan senang hati. Nenek menanyakan apa Ki Ok sudah pulang, ia pergi keluar mencari Ki Ok.
Setelah nenek pergi, Do Hee memberikan bungkusannya pada Kang Sook.
Do Hee : kami tidak memiliki hewan peliharaan dirumah, berikan ini pada Bo Reum dan juga Ki Choon
Kang Sook : apa kau sekarang menganggap anak dan suamiku seperti hewan peliharaan.
Do Hee : kenapa kau selalu menyalah artikan niat baik seseorang. aku memberikan ini padamu karena memikirkanmu. Tapi jika kau tak mau, tak apa -apa . Lupakan.
Do Hee menarik kembali bungkusannya dan pergi meninggalkan Kang Sook.
Kang Sook : setelah aku mengumumkan perceraian ku dengan Ki Choon, aku akan benar-benar bertarung dengannya.
Bo Reum datang : oma (ibu) ayah bilang kita akan pulang, ia meminta mu segera keluar.
Kang Sook : iya, anak ku.
Nenek keluar melihat anak-anak dan menantunya pulang. Kasian nenek, dia pasti sedih tinggal jauh dari anak-anaknya. Ditambah lagi putra dan putri keluarga Uhm jarang mengunjungi orang tuanya. Hanya Hyo Dong yang selalu setia menemani nenek dan kakek di usia senja mereka.
Didalam kamarnya, Hyo Dong memandang foto ibu Chae Won, sambil mengelus foto itu, Hyo Dong mulai berbicara.
"kami baru saja berkumpul dengan seluruh anggota keluarga, mereka kini telah pulang kerumah masing-masing. Chae Won tidak bisa datang karena dia pergi ke Canada bersama suaminya. Pada hari seperti ini, aku sungguh merindukanmu". Hyo Dong tersenyum dan mendesah pelan. Tak mudah bagi seorang ayah membesarkan anak tanpa kehadiran seorang ibu.
Chae Won duduk termenung memikirkan sesuatu, Se Yoon datang menghampiri Chae Won
Se Yoon : Disini dingin, kenapa kau keluar, kau akan kedinginan. kau tidak bisa tidur?
Chae Won : orang seperti apa aku ini. Aku memikirkan perkataan mu yang melihat ku pertama kali di toilet rumah sakit. Di rumah sakit mana kau melihatku?
Apa itu rumah sakit dimana kau membawa aku sebelumnya? Apa aku sakit atau terluka. tidak ada kah seorang pun yang aku kenal?
Se Yoon : jika kau sungguh ingin tahu, kau akan mengetahui segalanya di kantor polisi besok.
Chae Won merasa ia tak memiliki perasaan yang baik dan merasa tidak bahagia. Ia mencoba untuk mengingat, kepalanya mendadak sakit. Se Yoon membawa Chae Won masuk ke dalam.
Tanpa mereka sadari, seorang mata-mata Young Ja memotret mereka berdua dan mengirimkannya pada Young Ja. Young Ja memandang foto-foto itu dengan senyuman menyebalkan. Ia tampak puas karena menemukan solusi masalah ini.
Young Ja dan Chul Goo dalam perjalanan menuju kantor polisi. Young Ja menjelaskan Chae Won yang mengalami amnesia.
Chul Goo : apa? apa yang barusan ibu katakan?. apa yang baru ibu katakan Chae Won ku tak ingat padaku.
Young Ja : ia bahkan lupa namanya sendiri, bagaimana mungkin ia bisa mengingatmu.
Chul Goo setengah berteriak " ini semua salah ibu"
Young Ja : bagaimana bisa ini kesalahan ku lagi
Chul Goo : karena ibu mengirimnya kerumah sakit jiwa sehingga ia semakin merasa depresi.
Young Ja : aigo, Chae Wo ku,,,Chae Won ku,,,,bodoh...kau bodoh...
Chul Goo : aku tegaskan sekali lagi, aku tak akan pernah berpisah dengan Chae Won. Mulai sekarang aku akan melindungi Chae Won ku.
Young Ja : Aigo, aku tidak ingin mendengarnya lagi karena mungkin aku akan menangis.
Ck..ck...ck...Young Ja benar-benar cemburu melihat Chul Goo yang peduli pada Chae Won. Chul Goo menyuruh sopir untuk menginjak gas penuh agar mereka cepat sampai. Young Ja menginginkan sebaliknya, ia menyuruh sopir untuk mengemudi lambat. Tapi ia kalah karena Chul Goo meminta sopir untuk mengemudi cepat.
Se Yoon dan Chae Won duduk di kantor polisi dengan perasaan cemas. Seorang petugas polisi memberitahukan keluarga Chae Won telah sampai disini, jadi ia bisa segera bertemu dengan mereka. Se Yoon dan Chae Won mengucapkan terima kasih.
Se Yoon melihat wajah Chae Won yang tampak cemas dan gelisah. Saat ia ingin berdiri, tangan Chae Won menahannya "tolong temani aku, jangan pergi kemana-mana".
Se Yoon : aku tidak pergi kemana-mana. aku hanya akan mengambil air minum karena ku pikir kau pasti haus.
Chae Won : terima kasih.
Se Yoon berjalan mendekati dispenser. Ia berbalik dan melihat Chae Won yang benar-benat nampak gelisah. Hm...Se Yoon mulai merasa simpati pada Chae Won.
Young Ja dan Chul Goo masuk kedalam kantor polisi dengan tergesa-gesa. Mereka memanggil Chae Won. Young Ja berakting sebagai ibu mertua yang mengkhawatirkan menantu perempuannya. Mereka langsung memeluk Chae Won. Chae Won tentu saja terkejut dan binggung mendapat serangan mendadak seperti itu.
Di tempatnya Se Yoon memperhatikan Young Ja dan Chul Goo.
Young Ja : kenapa dia hanya mengedipkan matanya dan tidak mengatakan apa-apa. aku ibu mertua mu, kau tidak mengenaliku.
Chae Won menggeleng binggung.
Young Ja : Aigo, ini sungguh aneh, dia benar-benar tak mengingat apapun, kau sungguh tak mengenaliku?
Young Ja mendekatkan Chul Goo ke hadapan Chae Won "ini suami mu Kim Chul Goo, kau tidak mengingatnya?
Chul Goo menatap Chae Won, Chae Won sendiri mulai merasa ketakutan "Chae Won, apa kau sungguh tidak tahu siapa aku?
"Chae Won...jadi namaku Chae Won? Dia balik bertanya pada Chul Goo.
Chul Goo : kenapa kau menjadi seperti ini, apa sebenarnya yang telah terjadi. Chul Goo langsung memeluk Chae Won. "Maafkan aku Chae Won, maafkan aku"
Young Ja kembali berakting merasa sedih dan menangis "oh apa yang telah terjadi, oh tidak. aku mendengar dia jatuh tergelincir, dia pasti kehilangan ingatannya. Dia tak tahu apa-apa. Kita harus segera kembali ke Seoul dan membawa dia ke rumah sakit.
Se Yoon yang sedari tadi memperhatikan mereka merasa ada yang janggal. Ia teringat saat Chae Won meminta tolong padanya ketika mereka bertemu di toilet rumah sakit jiwa. Se Yoon mendekati mereka dan bertanya pada Young Ja apa benar mereka keluarga Chae Won.
Chul Goo berteriak "siapa kamu?"
Petugas polisi menjelaskan "dia adalah orang yang menemukan istri anda di lokasi kecelakkaan dan merawatnya"
Young Ja menoleh ke Se Yoon dan mengucapkan terima kasih.
Se Yoon : maafkan aku jika tidak sopan, tapi apakah anda memiliki bukti bahwa dia adalah keluarga anda.
Chul Goo menatap dengan tatapan menantang, ia berteriak " apa? siapa kamu hingga ikut campur masalah orang lain". Chae Won menutup mata mendengar teriakan Chul Goo.
Young Ja menahan Chul Goo, "kau tidak tahu sopan santun, kenapa kau berteriak". Young Ja tersenyum pada Se Yoon "sifat anak ini sedikit agresif, mohon dimaklumi". Young Ja menunjukkan foto pernikahan Chul Goo dan Chae Won. Se Yoon melihat foto itu, lalu menatap Chul Goo dan Chae Won. "apa itu cukup''tanya Young Ja pada Se Yoon.
Chul Goo membawa Chae Won pulang, Se Yoon juga ikut mengantar sampai di luar. Young Ja kembali mengucapkan terima kasih. Chul Goo membantu Chae Won masuk ke dalam mobil. Chae Won hanya diam berdiri dan menatap Se Yoon, begitu pun dengan Se Yoon ia hanya diam berdiri menatap Chae Won. Mereka seperti tidak mau berpisah.
Young Ja memperhatikan Se Yoon dan Chae Won yang saling menatap. Ia pamit pergi dan mengucapkan terima kasih sekali lagi. Dari dalam mobil, Chae Won menoleh menatap Se Yoon. Se Yoon berdiri melihat mobil yang menjauh perlahan.
Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 3 Part 2
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)